STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NO. 899 K/Pid.Sus/2012 YANG TIDAK MEMUAT PERINTAH PENAHANAN DIKAITKAN DENGAN PASAL 197 AYAT (1) HURUF (K) KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA.
STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NO. 899
K/Pid.Sus/2012 YANG TIDAK MEMUAT PERINTAH PENAHANAN
DIKAITKAN DENGAN PASAL 197 AYAT (1) HURUF (K) KITAB
UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA
Oleh :
Kemal Darwansah Maruszama
1101 1009 0365
ABSTRAK
Putusan Mahkamah Agung RI No. 899 K/Pid.Sus/2012 yang
dikeluarkan pada tanggal 22 November 2012 tidak memuat perintah
penahanan terhadap Terdakwa Drs. Susno Duadji, S.H., M.H., MSc.,
sebagaimana yang tertera pada Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP dan
pada perkembangannya keluar putusan Judicial Review MK No.
69/PUU/2012 tanggal 22 November 2012 atas nama pemohon H. Parlin
Riduansyah yang menguji ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP.
Putusan Mahkamah Agung RI No. 899 K/Pid.Sus/2012 tetap dieksekusi
seiringan dengan dikeluarkannya Judicial Review MK dimaksud.
Kemudian hal ini menjadi suatu polemik karena Judicial Review MK No.
69/PUU/2012 tanggal 22 November 2012 menegaskan pandangan
mengenai Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif. Data-data yang
relevan dengan penelitian ini lebih difokuskan pada data sekunder yang
diperoleh melalui studi literatur (literate studi), yang selanjutnya dianalisis
secara deskriptif–analitis.
Hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa sebelum keluarnya
putusan Judicial Review MK Nomor : 69/PUU-X/2012 tanggal 22
November 2012 putusan MA (Judex Juris) ketentuan pasal 197 ayat (1)
huruf k KUHAP, tidak perlu dicantumkan karena putusan MA (Judex
Juris) tersebut telah berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde)
dan bersifat serta merta sehingga pelaksanaan putusan (eksekusi) pasal
270 KUHAP dapat dilakukan oleh jaksa. Putusan Mahkamah Agung
(Judex Juris) No. 899 K/Pid.Sus/2012 tanggal 22 November 2012 yang
menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Drs. Susno Duadji, S.H., M.H.,
MSc tidak mencantumkan ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf (k) Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana, maka dengan keluarnya putusan
Judicial Review MK Nomor : 69/PUU-X/2012 tanggal 22 November 2012
yang bersifat final dan mengikat, tidak lagi bersifat serta merta dan
dengan sendirinya batal demi hukum karena putusan itu dianggap tidak
pernah ada (never existed), sehingga putusan itu tidak mempunyai
kekuatan mengikat (legally null and void). Apabila putusan MA tersebut
tetap dipaksakan dilaksanakan (eksekusi) maka tindakan jaksa tersebut
dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan melanggar pasal 23 Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 421 KUHP.
iv
K/Pid.Sus/2012 YANG TIDAK MEMUAT PERINTAH PENAHANAN
DIKAITKAN DENGAN PASAL 197 AYAT (1) HURUF (K) KITAB
UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA
Oleh :
Kemal Darwansah Maruszama
1101 1009 0365
ABSTRAK
Putusan Mahkamah Agung RI No. 899 K/Pid.Sus/2012 yang
dikeluarkan pada tanggal 22 November 2012 tidak memuat perintah
penahanan terhadap Terdakwa Drs. Susno Duadji, S.H., M.H., MSc.,
sebagaimana yang tertera pada Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP dan
pada perkembangannya keluar putusan Judicial Review MK No.
69/PUU/2012 tanggal 22 November 2012 atas nama pemohon H. Parlin
Riduansyah yang menguji ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP.
Putusan Mahkamah Agung RI No. 899 K/Pid.Sus/2012 tetap dieksekusi
seiringan dengan dikeluarkannya Judicial Review MK dimaksud.
Kemudian hal ini menjadi suatu polemik karena Judicial Review MK No.
69/PUU/2012 tanggal 22 November 2012 menegaskan pandangan
mengenai Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif. Data-data yang
relevan dengan penelitian ini lebih difokuskan pada data sekunder yang
diperoleh melalui studi literatur (literate studi), yang selanjutnya dianalisis
secara deskriptif–analitis.
Hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa sebelum keluarnya
putusan Judicial Review MK Nomor : 69/PUU-X/2012 tanggal 22
November 2012 putusan MA (Judex Juris) ketentuan pasal 197 ayat (1)
huruf k KUHAP, tidak perlu dicantumkan karena putusan MA (Judex
Juris) tersebut telah berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde)
dan bersifat serta merta sehingga pelaksanaan putusan (eksekusi) pasal
270 KUHAP dapat dilakukan oleh jaksa. Putusan Mahkamah Agung
(Judex Juris) No. 899 K/Pid.Sus/2012 tanggal 22 November 2012 yang
menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Drs. Susno Duadji, S.H., M.H.,
MSc tidak mencantumkan ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf (k) Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana, maka dengan keluarnya putusan
Judicial Review MK Nomor : 69/PUU-X/2012 tanggal 22 November 2012
yang bersifat final dan mengikat, tidak lagi bersifat serta merta dan
dengan sendirinya batal demi hukum karena putusan itu dianggap tidak
pernah ada (never existed), sehingga putusan itu tidak mempunyai
kekuatan mengikat (legally null and void). Apabila putusan MA tersebut
tetap dipaksakan dilaksanakan (eksekusi) maka tindakan jaksa tersebut
dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan melanggar pasal 23 Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 421 KUHP.
iv