Pemberdayaan Ekonomi Sektor Riil.

-----

------

- --_.

Pikiran Rakyat

o Senin o Selasa
2
18
OJan

3
19
0 Peb

4

5


6

20

o Mar

21
OApr

.

Fabu

7
22

OMei

--o Kamis 0
8

23

9

--

10
24

o Jun

11

25

0

Jumat

Jul


.

26
Ar.s

o Sabtu

a

-

27

OSep

0

13


Minggu
14

28
OOkt

15
29

16
30

--.--

ONov

31

ODes


-

Pemberdayaan Ekonomi Sektor Riil
-.:

~

.-.

-....

Oleh WINWIN YADIATI

N

OTA
Keuangan
RAPBN 2010 telah disampaikan
Presiden
SBY dalam sidang Paripurna

DPR-RI, Senin (3/8). Secara
implisit, perhatian pemerintah
tertuju pada masalah penurunan angka kemiskinan dan
pengangguran yang cukup tinggi, demikian pula untuk bidang
pendidikan, kesehatan, dan
pertahanan. Oleh karena itu,
RAPBN diharapkan bisa (dikatakan) prorakyat. Lebih daripada itu, rakyat memang layak
banyak berharap setelah mendengar hiruk pikukjanji kampanye pilpres yang barn saja dilalui. Di sisi lain, berdasarkan
perkiraan banyak kalangan,
tingkat pengangguran dan kemiskinan masih tinggi di tahun
depan, sedangkan pertumbuhan penduduk Indonesia juga
akan terus meningkat. Untuk
itu, pertumbuhan penduduk
tersebut tentunya harus diikuti
pula dengan penyediaan lapangan kerja yang cukup memadai. Salah satu alternatif solusi untuk penurunan tingkat
pengangguran
adalah tidak
henti-hentinya
melakukan
pemberdayaan aktivitas produksi di sektor riil. Membangun sistem perekonomian

prorakyaUidak bisa tidak, me-

-.------------

mang harns distimulasi dengan
~nerja sektor rill yang juga maJU.
Sektor riil adalah sektor ekonomi yang melakukan kegiatan
ekonomi yang nyata. Di sana,
terjadi produksi barang danjasa, pasarnya jelas, ada pembeli
dan penjual yang berakad, serta
melibatkan banyak tenaga kerja. Sebaliknya, pasar saham, pasar modal, barang yang dijualnya tidak nyata dan tidak jelas.
Atas dasar itu, penulis setuju
dengan pendapat Sri Edi Swasono yang menyebutnya dengan istilah creating wealth out
of nothing untuk praktik-prak-

tik bisnis di pasar modal.
Beberapa waktu lalu, Dorojatun Kuncorojakti menyampaikan dalam Kongres ISEI
XVII di Bukittinggi ten tang
permasalahan strategis yang
patut diantisipasi yang akan

membayangi Indonesia hingga
masa yangjauh ke depan. Menurut dia, ketika sumber energi yang tidak terbarukan (nonrenewable ene1°gy) Indonesia,
yaitu minyak bumi, semakin
surut sekitar 15-20 tahun ke
depan, tentu perlu adanya natural energy security policy
yang bersifat jangka panjang
dan komprehensif, serta peng- .
aturan pola alokasi jangka pendek, jangka menengah, jangka
panjang dari sumber~sumber
energi tak terbarukan. Hal ini
demi keberlanjutan kehidupan
dan pembangunan NKRI.
Masalah lain yang akan
muncul adalah di kelompok
sektor rill, khususnya di sektor
pertanian (pangan/perkebunan/kehutanan)
dan industri
manufaktur. Di sektor pangan,
seperti menyusutnya lahan-lahan pert ani an dan kerusakan
pada hutan-hutan tropis, pada

akhirnya akan menjadikan Indonesia sebagai importir pangan. Demikian pula di sektor
industri manufaktur, Indonesia
tampak mengalami persaingan
yang sangat kuat di pasar global, akibat munculnya p'roses

~..

----Kliping

Hum as

Unpad

2009

industrialisasi di Cina, India,
Malaysia, dan Thailand. Hal itu
membuat produk-produk manufaktur Indonesia sulit bersaing di tingkat global, bahkan regional sekalipun. Kita lihat setiap hari membanjirnya produk-produk luar ke Indonesia.
Keadaan itu tentunya akan
menghambat

pemberdayaan
sektor riil dalam negeri, sehingga pada akhirnya menjadi faktor penghambat pad a penurunan tingkat pengangguran dan
tingkat kemiskinan rakyat Indonesia. Pasa133 UUD 45 menegaskan bahwa "Perekonomian disusun sebagai usaha bersamaatas azas kekeluargaan,
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai negara. Demikian pula bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat." Sudah saatnya bagi Indonesia untuk mengelola kekayaan alamnya dan segala sumber
daya yang dimilikinya untuk dikelola secara mandiri oleh negara dengan daulat rakyat, untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Tugas berat pemerintah saat
ini dan ke depan adalah bagaimana menjadikan Indonesia
sebagai negeri yang mandiri,
menjadi negara produsen
- -- -- bu-:-

kan importir dan konsumen,
karena kita sebenarnya memiliki modal dasar yang memadai. Pertama, tenaga kerja yang
cukup tersedia karena penduduk Indonesia yang banyak.
Kedua, bahan baku dan kekayaan alam yang potensial, seperti hasil laut, perkebunan
teh, kopi, kelapa sawit, yang
merupakan sumber bahan ba.ku untuk diolah menjadi produk yang potensial. Ketiga, pasar domestik yang luas, karena

wilayah Indonesia cukup luas.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah memelihara dan
meningkatkan daya beli rakyat
di kota dan perdesaan, selta merevitalisasi BUMN dengan tidak
terburu-buru melakukan privatisasi -- kita tidak ingin kasuskasus penjualan perusahaan milik negara, yang merupakan usaha-usahastrategis Indonesia, ke
pihak asing terulang kembali.
Kita optimistis, pemerintahan saat ini dan ke depan, dengan bekeIja keras, beIjuang,
dan pengabdian yang tuhlS demi rakyat, akan menjadikan negeri kita negeri yang makmur,
sejahtera,dan mandiri sesu.ai
dengan amanat pasal 33 UUD
45, serta negeri yang diberkahi
Allah Swt. Amin. ***
Penulis, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.