Bank Syariah Mandiri dalam pemberdayaan masyarakat kota Cilegon

(1)

MASYARAKAT KOTA CILEGON

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah(SE,Sy)

Oleh:

TSARWATUL JANNAH

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KOTA CILEGON

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh:

TSARWATUL JANNAH

NIM. 107046102291

Di Bawah Bimbingan Pembimbing

DR. DJAWAHIR HEJAZZIEY, SH., MA.

NIP. 195510151979031002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Skripsi yang berjudul Bank Syariah Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota Cilegon, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 19 September 2011 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,

NIP. 195505051982031012 Sekretaris : Mu’min Rauf, MA

NIP. 197004161997031004

Pembimbing I : Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA NIP. 195510151979031002

Penguji I : Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., MA NIP. 150326896

Penguji II : Bukhori Muslim, MA


(4)

i Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 September 2011


(5)

ii

penting untuk dilakukan di setiap daerahnya di Indonesia. Kota Cilegon yang memiliki misi pembangunan menjadi Kota Industri, perdagangan dan Jasa, menunjukkan bahwa memang sektor perdagangan dan industri merupakan sektor yang menjadi bidang pekerjaan yang terbanyak menyerap tenaga kerja.

Penyerapan tenaga kerja yang besar membuat masyarakat Kota Cilegon dapat berkontribusi besar dalam pengembangan perekonomian daerahnya, serta mengubah keadaan mereka. Dari yang tidak berdaya menjadi berdaya, juga yang tadinya sudah berdaya menjadi berkembang. Inilah dengan sendirinya merupakan proses pemberdayaan yang masyarakat Cilegon lakukan.

Untuk pengembangan dan penambahan sektor perdagangan dan industri , perlulah tambahan modal dari lembaga keuangan seperti bank. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri sudah berusaha memberikan kontribusi langsungnya dalam pengembangan sektor ini dengan penyaluran dana pembiayaan Mudharabah dan Musyarakahyang sudah terbilang banyak. Sedangkan secara tidak langsungnya ialah melalui pembiayaan konsumtif berupa produk BSM Implan dan Pembiayaan Koperasi Pada Anggota (PKPA) dengan bekerjasama dengan 34 Koperasi Karyawan (Kopkar) yang tersebar di Kota Cilegon. Dengan harapan, masyarakat kalangan bawah yang belum dapat mengajukan pembiayaan mikro pada BSM Cilegon ini dapat mengajukan pembiayaan pada kopkar-kopkar tersebut.

Kata Kunci: Bank Syariah Mandiri, Pemberdayaan Masyarakat, Sektor Perdagangan, Sektor Industri, Masyarakat Kalangan Ekonomi Lemah.


(6)

iii

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufiq, serta nikmat-Nya, sehingga Alhmudulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota Cilegon”. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat serta umatnya hingga akhir zaman.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung, membuat penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis berterima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag., M.A. sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, serta dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir. 3. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey. SH, MA. selaku dosen pembimbing skripsi

penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Bapak dan Ibu ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.


(7)

iv

telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.

5. Kepada Ayahanda dan Ibundaku tercinta, Sutaryo dan Elah Fadilah yang tidak pernah mengenal kata lelah mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya berupa bimbingan dalam menuntunku menjadi pribadi yang lebih baik. Terima kasih untuk semua waktu dan tiap doa yang selalu kau panjatkan untuk anakmu ini. Terima kasih untuk selalu menjadi yang pertama membangkitkanku, menyemangatiku, serta membuatku tetap melapangkan hatiku saat aku mulai lelah dan kehabisan semangat. Bagi Tsarwah, tiada perhargaan paling terindah di dunia ini selain melihat Umi dan Abi selalu tersenyum untuk Tsarwah. Doakan selalu semoga anak pertamamu ini selalu menjadi pribadi yang baik, hamba Allah yang baik, dan menjadi anak yang membanggakan kalian. Amiin. Ana uhibbukuma fillah.

6. Kepada adik-adikku yang senantiasa ada dan selalu berupaya membantu kakakmu dalam menempuh kuliah baik berupa semangat, canda tawa, serta waktu. Terima kasih buat Hamzah, yang selalu boncengin teteh ke Kota Serang ya Bang, jadi teteh ga perlu terlalu lama nyampe Serang karena mobil angkot padarincang yang sangat lelet itu. Terima kasih buat Aisyah, yang telah banyak menyadarkan teteh untuk selalu berani, berani berbicara, berani bertindak dan tidak takut menghadapi sesuatu sebelum bertindak. Terimakasih buat Salsabila adikku yang paling apik dan rajin ini, yang telah memberikan waktunya untuk mengambil bagian teteh dalam membereskan pekerjaan rumah, teteh tahu bilah


(8)

v

kalian bermain dan berantem, menjadi hiburan tersendiri buat teteh, tapi jangan kebanyakan berantemnya ya sup..ya deng.. Teteh tuh sayaaaang tau sama kalian. 7. Ya Allah Ya Rabb, sampaikan ucapan terima kasih ku kepada orang-orang terkasih yang saat ini lebih dekat dengan-Mu dan semoga berada dalam perlindungan-Mu…Serta sampaikan ucapan terima kasihku kepada guru-guruku yang berjasa mencurahkan ilmunya kepadaku. Semoga amal ibadah kalian diterima di sisi Allah SWT.

8. Terima kasih kepada teman-teman PS A 07, The Imah, Sisil, Disfa, Na Chan, Tika, Nety, Fika, Tia, Desi, Mariam, Uus, Nur, Mpo Mia, Nindya, Ihsan, Aziz, Budi, Badrun, Ali, Huda, Redy, Bukhoy, Taufik, Esa, Rizal, Teza dan semua yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga kebaikan dan kesuksesan selalu ada dalam langkah kita bersama. Semoga selalu berada dalam Ridha-Nya. Amiiiin… dan semoga persahabatan kita tidak mengenal waktu & usia.

Akhir kata, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir penulis. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.

Jakarta, 19 September 2011


(9)

vi

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D.Penelitian Terdahulu ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

F. Pedoman Penulisan ... 11

G.Sistematika Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN TEORETIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT A.Permberdayaan Masyarakat ... 13

B. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 23

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG CILEGON DAN PROFIL KOTA CILEGON A.Sejarah Berdiri dan Perkembangan BSM ... 34

B.Visi dan Misi BSM ... 36

C.Profil Kota Cilegon... 37

D.Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri dan Perkembangannya Kota Cilegon ... 48


(10)

vii

MASYARAKAT KOTA CILEGON

A.Analisis terhadap Peran Bank Syariah Mandiri dalam Memberdayakan Kota Cilegon ... 53 B.Sektor-sektor Ekonomi yang Berperan dalam Memberdayakan

Kota Cilegon ... 59 C.Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberdayaan Masyarakat ... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 80 B. Saran-saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

viii

Cilegon….…………... 40 Tabel 3.2 Alokasi Dana Pembiayaan Murabahah BSM Cilegon (dalam

Jutaan Rupiah)…...……... 48 Tabel 3.3 Alokasi Dana Pembiayaan Mudharabah BSM Cilegon

(dalam Jutaan Rupiah)…………... 49 Tabel 3.4 Alokasi Dana Pembiayaan Musyarakah BSM Cilegon

(dalam Jutaan Rupiah)... 50 Tabel 3.5 Alokasi Dana Pembiayaan BSM Impaln BSM Cilebon

(dalam Jutaan Rupiah)... 50 Tabel 3.6 Alokasi Dana Pembiayaan Qardh BSM Cilebon (dalam

Jutaan Rupiah)... 51 Tabel 4.1 Total Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah Kota Cilegon Tahun 2011... 54 Tabel 4.2 Total Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode 2005-2010

(dalam Miliyar Rupiah)…... 55 Tabel 4.3 Perbandingan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Per

Segmen Usaha (dalam Miliyar Rupiah)…... 56 Tabel 4.4 Perbandingan Pembiayaan Per Akad Bank Syariah Mandiri


(12)

ix

2011………...…... 58 Tabel 4.6 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Kota Cilegon yang

Bekerja menurut Lapangan Usaha, 2009 dan

2010………...…... 60 Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Cibeber

Tahun 2009………... 61 Tabel 4.8 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Cibeber Tahun 2009... 61 Tabel 4.9 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Jombang Tahun 2009……... 62 Tabel 4.10 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Jombang Tahun 2009………... 63 Tabel 4.11 Jumlah Industri di Kecamatan Jombang Tahun 2009... 63 Tabel 4. 12 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Cilegon

Tahun 2009... 64 Tabel 4.13 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Cilegon Tahun 2009... 65 Tabel 4.14 Jumlah Industri di Kecamatan Cilegon Tahun 2009... 65 Tabel 4.15 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Gerogol

Tahun 2009………... 66 Tabel 4.16 Jumlah Industri di Usaha Kerajinan di Kecamatan Gorogol


(13)

x

Kecamatan Gerogol Tahun 2009... 69 Tabel 4.19 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Purwakarta Tahun 2009…………... 69 Tabel 4.20 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Purwakarta Tahun 2009... 70 Tabel 4.21 Jumlah Industri di Kecamatan Purwakarta Tahun 2009... 71 Tabel 4.22 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Pulomerak Tahun 2009………... 72 Tabel 4.23 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Pulomerak Tahun 2009... 72 Tabel 4.24 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Citangkil Tahun 2009………... 73 Tabel 4.25 Jumlah Industri di Kecamatan Citangkil Tahun 2009... 74 Tabel 4.26 Jumlah Toko/ Warung dan Pedagang Kaki Lima di

Kecamatan Citangkil Tahun 2009... 74 Tabel 4.27 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan

Ciwandan Tahun 2009………... 75 Tabel 4.28 Jumlah Industri di Kecamatan Ciwandan Tahun 2009... 76


(14)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi lembaga keuangan, khususnya sektor perbankan, menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dengan pemilik dana. Dengan demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan dalam konteks how to make money effective and efficient to increase economic value.1 Yakni bagaimana menggunakan uang dengan benar (seefisien mungkin) dengan cara yang benar (efektif) untuk meningkatkan nilai ekonomis.

Bank syariah yang menempati posisi ini pula mengalami pertumbuhan yang pesat khususnya sepanjang tiga dekade terakhir ini, baik di dunia internasional maupun di Indonesia. Pada era modern ini, perbankan syariah telah menjadi fenomena global, termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim.2

Dalam kegiatan bank syariah dikenal nama pembiayaan atau yang biasa kita sebut dengan nama kredit. Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu

1 M. Syafi’i Antonio,dkk,

Bank Syariah –Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan ancaman, (Yogyakarta : Ekonisia 2006) h. 65

2Permata Wulandari, “Komparasi Risiko Bank Syariah Versus Bank Konvensional” Artikel

diakses pada 13 Maret 2011 dari


(15)

tugas pokok bank. Kegiatan pembiayaan secara umum pada bank syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), penyertaan modal(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)3

Pembiayaan bank syariah yang merupakan salah satu tugas pokok bank syariah penerapannya, ialah bank syariah memberikan pembiayaan produktif kepada nasabah yang membutuhkan modal usaha pada sektor tertentu. Sektor-sektor itu bisa, Sektor-sektor pertanian, perdagangan, industri pengolah dan lainnya yang merupakan 9 sektor PDB/PDRB.

Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.4

Pembiayaan produktif ini idealnya memenuhi kebutuhan produksi setiap nasabah. Nasabah dari bank syariah ini bukan hanya nasabah yang berkelas ekonomi tinggi saja, tetapi juga nasabah yang berkelas menengah dan kecil.

3

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18478/5/Chapter%20I.pdf akses tanggal 13 Maret 2011

4 Muhammad syafi’i Antonio,

Bank Syariah-dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani, Press 2007) h. 160.


(16)

Karena, bank syariah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai syariah Islam mengedepankan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Desi Nasrida, tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri, kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Pemberdayaan masyarakat hendaknya mengarah pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik, untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses.5

Edi Suharto menambahkah Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan utama yaitu memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang tidak memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (mislanya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang adil).6 Jadi pemberdayaan ini bertujuan membentuk pribadi masyarakat, dengan kesadaran bahwa mereka memiliki kekuasaan atas diri mereka sendiri untuk berkembang.

Sebaran dari masyarakat miskin yang merupakan kelompok lemah sebagian tersebar adalah kelompok masyarakat pedesaan yaitu petani, nelayan, peternak, sementara di perkotaan adalah para buruh, masyarakat di sektor

5

Desi nasrida, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat (studi kasus masyarakat pasai minang kabau perantauan), Skripsi FSH uin Jkt 2007 h.26-27

6

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2005)h. 60


(17)

informal (pedagang kaki lima, buruh, PRT, korban bencana alam, kerusuhan, pengangguran, korban PHK, dll). Jumlah mereka akan bertambah ketika terjadi resesi ekonomi, yang secara periodik melanda dunia termasuk Indonesia.7

Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, bentuk pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan, Perlu difikirkan siapa yang sesungguhnya menjadi sasaran pemberdayaan masyarakat, sesungguhnya juga memiliki daya untuk membangun, dengan demikian memberikan “kail jauh lebih tepat daripada

memberikan ikan”. Dewasa ini good govermance yang telah dielu-elukan

sebagai suatu pendekatan yang dipandang paling relevan, baik dalam tataran kepemerintahan secara luas maupun dalam menjalankan fungsi pembangunan.8

Good Govermance adalah pemerintahan yang baik merupakan suatu kondisi yang menjalin adanya proses kesejahteraan, kesamaan, kohesi, dan keseimbangan peran, serta adanya saling mengontrol yang dilakukan komponen pemerintah, rakyat dan usahawan swasta.9

Bank Syariah yang merupakan lembaga keuangan swasta, tempat bertemunya masyarakat (rakyat) dengan usahawanpun merupakan komponen

7

Iskandar Adi Nuhung, Segitiga Emas : Pertanian, Kemiskinan, dan Kawasan Timur Indonesia, (Jakarta: PT. Wahyu Promo Citra, 2010)h. 36

8

Desi nasrida, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat (studi kasus masyarakat pasia minang kabau perantauan),Skripsi FSH uin Jkt 2007 h. 26

9

Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-mdel Pemberdayaan, Yogyakarta, Gava Media, 2004, h. 76


(18)

yang dikontrol pemerintahan tersebut. Bank Syariah Mandiri yang merupakan Bank besar pelopor Bank Syariah sudah tentu termasuk.

Bank syariah Mandiri yang merupakan Bank Besar pelopor Bank Syariah, juga merupakan Bank Syariah Besar di Kota Cilegon. Cilegon merupakan kota yang memiliki potensi yang besar, akan tetapi tidak menutup kemungkinan, kota ini tidak terlepas dari masalah kemiskinan dan pengangguran. Warga Kota Cilegon yang berusia di atas 15 tahun, bekerja di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan, rumah makan, hotel, dan jasa kemasyarakatan.

Jika dilihat dari potensi dan peluang kerja, di Kota Cilegon banyak industri besar dan kecil yang dibangun. Dari data yang di peroleh di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon, untuk jumlah perusahaan berbadan hukum PT sebanyak 172, koperasi 24, perorangan 76, dan 3 perusahaan lainnya. Adapun dilihat dari SIUP yang diterbitkan Pemkot Cilegon, untuk perusahaan kecil 454, perusahaan menengah 90, perusahaan besar 54.

Pemkot Cilegon telah melebur dan memperbarui program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sudah berjalan sejak tahun 2002, menjadi unit pelaksana teknis (UPT) pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berada di bawah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Cilegon.


(19)

UPT pemberdayaan ekonomi masyarakat ini dikelola secara mandiri untuk memberikan pelayanan terpadu dan profesional pada usaha mikro kecil (UKM), yang meliputi pelatihan, pemagangan, pembiayaan, informasi bisnis, pemasaran, konsultasi manajemen, dan pendampingan.10

Pemerintah daerah Kota Cilegon sudah berupaya melakukan penanggulangan masyarakat miskin yang merupakan masyarakat yang tidak berdaya dengan melakukan program Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Bank Syariah yang memiliki tugas pokok berupa pembiayaan, idealnya juga membantu berjalannya program pemberdayaan masyarakat dengan cara mengalokasikan dana pembiayaan pada program tersebut.

Seperti yang diungkapkan Iskandar adi Nuhung, bahwa masyarakat tak berdaya yang produktif biasanya berprofesi sebagai petani (kelompok pedesaan), dan pedagang (kelompok perkotaan). Apakah Bank Syariah Mandiri cabang Cilegon ikut serta membantu atau bekerjasama menjalankan program yang dikeluarkan pemerintah daerah tersebut dengan memberikan dana pembiayaan kepada masyarakat yang tidak berdaya. Ataupun Bank Syariah Mandiri memiliki program sendiri untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan pembiayaan langsung ke sektor-sektor yang digeluti masyarakat-masyarakat

10 Journalism, “sistem pereknomian dan pendidikan kota cilegon”

Artikel diakses pada 16 April 2011 dari http://fivejournalism.wordpress.com/2010/12/06/sistem-perekonomian-dan-pendidikan-kota-cilegon/


(20)

yang tidak berdaya tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut melalui skripsi berjudul “ Bank Syariah Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota Cilegon ”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis hanya membatasi masalah pada analisis peran Bank Syariah Mandiri dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan sektor-sektor pengalokasian dana Pembiayaan Bank Syariah pada Tahun 2009-2010.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti oleh penulis dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana Peran Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota Cilegon?

b. Sektor-sektor apa saja yang berperan dalam memberdayakan Masyarakat di Kota Cilegon?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan merujuk judul dari pembahasan ini serta latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Bank Syariah Mandiri dalam memberdayaan masyarakat Kota Cilegon.


(21)

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah Derah

Memberikan informasi dan bahan masukan tentang seberapa besar peran Bank Syariah, khususnya Bank Syariah Mandiri dalam memberdayakan masyarakat , serta membantu pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menginvestasikan dana di Bank Syariah.

D. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Bank Syariah, pembiayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat diantaranya:

1. Alvi Shidqi, Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Bukittinggi. Skripsi. Konsentrasi Perbankan Syariah. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Kajian Skripsi


(22)

membahas tentang dalam bentuk apa Bank Syariah Mandiri berperan dalam pengembangan ekonomi masyarakat Bukittinggi.

2. Desi Nasrida. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat (studi kasus Masyarakat Pasia Minang Kabau Peratauan). Skripsi. Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007. Kajian Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengelolaan dan penyaluran dana zakat yang dilakukan BAZ Nagari Pasia kepada para mustahik.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, karena sifat penelitiannya adalah deskriptif yang menjelaskan data-data yang diperoleh apa adanya secara sistematis.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Bank Syariah Mandiri cabang di Kota Cilegon, yang didukung oleh data dari statistik produk pembiayaan Bank Syariah.

3. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data a. Sumber Data


(23)

1) Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil pertanyaan yang berkaitan dengan sektor alokasi pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon.

2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dengan cara mengumpulkan informasi melalui buku-buku, literatur-literatur serta yang lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan maksud untuk mendapatkan data yang bersifat ilmiah dan teoritis. Data yang diperoleh tersebut dijadikan landasan teori yang akan digunakan penulis.

b. Metode Pengumpulan Data

1) Interview yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada direktur, manajer, pegawai, dan staf bagian pembiayaan.

2) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang diterima dari perusahaan yang diteliti dan laporan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.

4. Metode Analisa Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara terhadap pegawai bank (Direktur, Manajer, staf bagian pembiayaan) dan dokumentasi data-data yang


(24)

telah didapatkan dari Bank Syariah Mandiri. Data yang diperoleh diolah dengan pendekatan deskriptif analitis.

Pendekatan deskriptif yaitu data penelitian yang berupa kata-kata, berupa wawancara, catatan-lapangan, dokumen resmi. Setelah itu data dikumpulkan, diolah, dan dijelaskan sesuai apa adanya.

Data-data yang telah terkumpul diperiksa kembali mengenai kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi yang biasa disebut editing.

F. Pedoman Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing berisi:

BAB I berisi pendahuluan yang di dalamnya membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian, pedoman penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II berisi tinjauan teoretis pemberdayaan masyarakat, di dalamnya diuraikan tentang Pengertian Pemberdayaan Masyarakat, Sumber Daya Manusia (SDM).


(25)

BAB III berisi gambaran umum Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon dan profil Kota Cilegon. Dalam bab ini, diuraikan tentang gambaran umum (sejarah berdiri, perkembangan, Visi dan Misi,) dari Bank Syariah Mandiri, Profil Kota Cilegon, Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri dan Perkembangannya di Cilegon.

BAB IV berisi analisis Bank Syariah Mandiri dalam pemberdayaan masyarakat Kota Cilegon, Sektor- sektor Ekonomi yang Berperan dalam Memberdayakan Masyarakat Kota Cilegon, Faktor yang Memengaruhi Pemberdayaan Masyarakat.

BAB V berupa Penutup yang di dalamnya berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.


(26)

13

TINJAUAN TEORETIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Pemberdayaan Masyarakat

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pembedayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga atau kekuatan, pemberdayaan adalah upaya yang membangun daya masyarakat dengan mendrong, memtivasi dan membangkitkan keasadaran akan potensi yang dimiliki serta berupa untuk mengembangknannya.1

Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan. Keduanya merupakan satu-kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola bersama oleh semua pihak yang terdiri dari: pihak pemerintah, swasta, dan Masyarakat.2

Menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

1

Mubyarto, Membangun Sistim Ekonomi, Cet.I, Ygyakarta, BPFE, 2000, H. 263 2

Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,


(27)

dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial, mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.3

Sedangkan menurut sutrisno istilah pemberdayaan lahir sebagai sebuah konsep dari perkembangan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat. Berdasarkan penelitian kepustakaan pranarka, proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan di antaranya:

a. Kecenderungan primer, yaitu pemberdayaan yang menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. b. Kecenderungan sekunder, yaitu pemberdayaan yang menekankan pada

proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya.4

3

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung : Refika Aditama 2005) h. 59-60

4

Bambang Sutrisno, dkk, (ed). Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan ekonomi kerakyatan dalam akses peran serta masyarakat, lebih jauh memahami community Development,


(28)

Masyarakat menurut Bahasa ialah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.5

Sedangkan istilah masyarakat menurut Edi Suharto dapat dibedakan menjadi dua konsep. Konsep pertama masyarakat didefinisikan sebagai sebuah tempat bersama yang bentuknya bisa berupa wilayah geografi seperti sebuah Rukun Tetangga (RT), perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampong di wilayah pedesaan. Konsep kedua masyarakat diartikan sebagai sebuah kepentingan bersama, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas, atau kepentingan bersama berdasaarkan kebutuhan tertentu seperti pada kasus rang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental.6

Pemetaan sosial (social mapping) adalah proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat terdekat.7 Jadi, pemetaan sosial ini membantu kita

5

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2007), h. 721

6

Edi Suharto, Metodologi Pengembangan masyarakat-Jurnal Comdev, (Jakarta: BEMJ-PMI, 2004), vol 1, h. 3

7

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h.81


(29)

mengetahui sasaran tepat yakni masyarakat mana yang menjadi target pemberdayaan, mana yang bukan.

Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan diarah guna meningkatkan eknonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar. Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah paling tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal. Yaitu akses terhadap sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar dan akses terhadap permintaan.8 Ekonomi masyarakat adalah segala kegiatan ekonomi dan upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic need) yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.9

Kusnadi mengungkapkan hal sama, yaitu menurutnya memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskann diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah memapukan dan memandirikan masyarakat.10

8

Erna erawati cholitim dan Juni Tamrin (ed), Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha Kecil di Indonesia, Bandung, Yayasan Akita, 1997, h. 238

9

Gunawan Sumadiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial,

Jakarta,Gramedia Pustaka Utama, 1999, Cet.1, h. 66 10

Kusnadi, Pendidikan Keaksaraan; Filosofi. Strategi, Implementasi, (Jakarta: DEPDIKNAS, 2005)h. 220


(30)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi masyarakat dalam kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat berpotensi dalam proses pembangunan nasional.

b. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan ekonomi Masyarakat

Menurut Nanih Mahendrawaty dan Agus A Sapei, perlu diingat bahwa konsep pemberdayaan masyarakat (empowerment) tidak dilupakan dalam praktek pengembangan ekonomi masyarakat. Walaupun secara kebahasaan dua kata tersebut memiliki arti yang berbeda, namun dalam prakteknya antar pengembangan dan pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya dapat dipertukarkan (interchangeable). Dengan demikian, dua istilah ini mempunyai pengertian sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan demiikian dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang dapat memilih dan memiliki kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan.11

Pengembangan Ekonomi Masyarakat memiliki bentuk-bentuk. Bentuk-bentuk pengembangan ekonomi masyarakat mencakup tiga bidang pengembangan. Yakni: Pengembangan Aset Manusia, Pengembangan Aset Modal, dan Pengembangan Aset sosial. Pengembangan aset manusia berarti

11

Nanih Mahendrawaty dan Agus A Sapei, Pengembangan Masyarakat Islam : Dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, (Bandung: Rsda, 2001), h. 42


(31)

pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pengembangan aset sosial berarti pengembangan pendukung dari sekitar manusia tersebut.12

Bentuk pengembangan aset modal meliputi modal produksi yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin produksi dan alat-alat/ komponen produksi nyata lainnya.13 Bank syariah yang menyediakan produk pembiayaan idealnya akan sangat membantu pengembangan ini. Pengembangan ekonomi ini merupakan masalah yang paling banyak dihadapi oleh para pelaku perekonomian kecil selaku masyarakat lemah baik yang bergerak dalam bidang produksi, distribusi, perdagangan, maupun jasa. Karena ketidakmampuan dan ketidaksiapan mereka dalam memenuhi syarat perbankan, menyulitkan mereka merealisasikan atau bahkan mengembangakan usaha mereka.

c. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat makin menyadari bahwa perrtumbuhan ekonomi diupayakan melalui berbagai program tidak dengan sendirinya dapat menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi. Kita memerlukan suatu strategi atau arah baru kebijaksanaan pembangunan yang memamdukan pertumbuhan dan pemerataan.

Strategi pada dasarnya mempunyai tiga arah. Pertama, pemihakan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua, pemantapan otonomi dan pendelegasian

12

Michael Sheraden, Aset untuk Orang miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h. 127 dan h. 134

13

Michael Sheraden, Aset untuk Orang miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan, h. 135


(32)

wewenang dalam pengelolaan pembangunan di daerah yang mengembangkan peran serta masyarakat. Ketiga, modernisasi melalui penajaman dan pemantapan arah perubahan struktur sosial ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran masyarakat lokal.14

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, makro

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai Pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

14


(33)

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.15

Definisi pemberdayaan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia,, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan megurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Selain itu, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan suatu pekerjaan sosial.

Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UMKM yang sebagian besar dari mereka adalah masyarakat yang tidak berdaya, harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, mezzo, dan mikro yang meliputi: (1) penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi. (2) pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM untuk mengingkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia. (3) pengembangan kewirauasaan dan

15

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h. 66-67


(34)

keungggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UKM); dan (4) pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskin. Selain itu, peningkatan kualitas koperasi untuk berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha mikro dan kecil.16

d. Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat

Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu:

„kekuasaan di dalam’ (power within), „kekuasaan untuk’ (power to),

„kekuasaan atas’ (power over), dan „kekuasaan dengan’ (power with).17

Keberhasilan pemberdayaan masyarkat ini juga dapat dilihat dari indikator sosial monitoring dan evaluasi (Monev). Indikator tersebut dapat digunakan menurut fungsinya, yaitu:

1. Indikator informatif. Indikator yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang kondisi kesejahteraan masyarakat, sejauh mana

16

New Life Options: Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Miikro, Kecil, dan Menengah. 17

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h. 63-64


(35)

kesejahteraan masyarakat telah tercapai, dan kebutuhan apalagi yang masih belum terpenuhi yang mungkin dapat dikembangkan melalui program sosial yang diperlukan.

2. Indikator prediktif. Indikator yang digunakan untuk merancang program apa saja yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Indikator yang berorientasi masalah. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan seberapa besar masalah yang masih dihadapi dalam suatu masyarakat.

4. Indikator evaluasi kebijakan. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi suatu kebijakan tertentu, sejauh mana tujuan tercapai, sejauh mana suatu kebijakan itu efektif, dan sejauh mana kebijakan dilaksanakan secara efisien.18

Selain itu, indikator juga bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu indikator kinerja dan indikator hasil atau keluaran.

1. Indikator Kinerja: mengidentifkasikan keadaan masukan dan proses pelayanan sosial yang dilakukan oleh lembaga dan aktor-aktor yang terkait.

18

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h.127


(36)

2. Indikator Keluaran: menunjukkan hasil langsung (ouput) maupun tidak langsung atau dampak (outcome) dari suatu kegiatan pelayanan.19 Pengembangan ekonomi yang dimaksud Nanih dan agus di sini berarti mengajak masyarakat (manusia) untuk mengembangkan potensi mereka dengan semangat agar dapat keluar dari ketidakberdayaan mereka saat ini. Dengan semangat ini, diharapkan menciptakan Sumber Daya Manusia yang tidak hanya mampu mengembangkan perekonomian mereka, tetapi juga dapat mengembangkan perekonomian nasional.

B. Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Sumber Daya Manusia

Dalam analisis mengenai sumber daya, dibedakan antara sumber daya fisik atau sumber daya alam di satu pihak dan sumber daya manusia di pihak lain. Yang pertama sedikit disebut sebagai faktor produksi yang pasif, sedangkan yang kedua adalah sumber aktif.20

Sumber daya manusia menurut bahasa ialah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi.21 Sebenarnya suku kata yang terdapat pada sumber daya manusia, yaitu sumber, daya, dan manusia. Tidak ada satu katapun yang sulit untuk dipahami, ketiga suku kata tentu mempunyai arti, dan semua

19

Edi Suharto, Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dalam Perspektif Pekerjaan sosial,

dalam Buku Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat- Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung : Refika Aditama 2005), h.128

20

M. Dawam Rahardjo, Intelektual Intelegensia dan perilaku Politik Bangsa, (Bandung, Mizan, 1993) Cet ke-1, h. 356

21


(37)

yang mudah dipahami apa artinya. Secara sederhana dapat dideffinisikan sebagai daya yang bersumber dari manusia. Daya yang bersumber dari manusia ini dapat pula disebut tenaga atau kekuatan (energy/power). Tenaga, daya, kemempuan, atau kekuatan.22

Menurut Quraish Shihab manusia sebagai makhluk, memiliki beberapa potensi yang dianugerahkan Allah dengan beberapa daya atau kemampuan:

1. Daya tubuh, yang mengantarkan manusia bekekuatan fisik. Berfungsinya organ tubuh dan panca indera berasal dari daya ini.

2. Daya hidup, yang menjadikannya memilih kemampuan dalam meningkatkan serta menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mempertahankan hidupnya dalam menghadapi tantangan.

3. Daya akal, yang memungkinkannya memiliki ilmu pengetahuan

4. Daya kalbu, yang memungkinkannya berakhlak, merasakan keindahan, kelezatan iman dan kehadiran Allah. Dari daya inilah lahir intuisi dan indera keenam.

Apabila keempat daya itu digunakan dan ditingkatkan secara baik dan maksimal, maka kualitas pribadi akan dapat mencapai puncaknya. Quraish Shihab menyebutnya “Suatu pribadi yang beriman, berbudi pekerti luhur, memiliki

22

Buchori Zainun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Gunung Agung, 1993), Cet ke-2 h. 57


(38)

kecerdasan, ilmu pengetahuan, keterampilan, keuletan dan wawasan masa depan

serta dibarengi fisik yang sehat”.23

Menurut Anggan Suhandana, sumber daya manusia secara konseptual memandang manusia sebagai suatu kesatuan jasmani dan rohani. Oleh sebab itu, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu bangsa, dapat dilihat sebagai sinergistik antara kualitas rohani dan jasmani, yang dimiliki oleh setiap individu dari warga bangsa yang bersangkutan.24

Sedangkan menurut Soedarsono dkk, mempersoalkan sumber daya manusia, pada dasarnya adalah mempersoalkan upaya optimalisasi potensi manusia, bagi kehidupan dirinya dan kehidupan masyarakat luas. Kualifikasi sumber daya manusia yang unggul, bukan merupakan satu-satunya ukuran kualitas SDM. Banyak fungsi yang terkait, dalam membuat manfaat manusia itu menjadi optimal dalam kehidupan bersama. Oleh karena itu, kualifikasi SDM unggul terkait banyak fungsi, di antaranya adalah:

1. Bebas dari kebodohan dan kemiskinan

2. Mencerminkan manusia modern yang berbudaya 3. Memiliki motivasi untuk maju

4. Memiliki potensi sebagai subjek pembangunan

23

Quraish Shihab,Membumikan Al-quran, (Bandung: Mizan, 1994) Cet ke-66, h. 281 24

Anggan Suhandana, Pendidikan Nasional Sebagai Instrumen Pengembangan Sumber Daya Manusiadikutip dari Himpunan Makalah seminar Nasioonal SDM yang diselenggarakan oleh ICMI, (Bandung: Mizan,1997 ), cet ke-3 h. 151


(39)

5. Menciptakan paradigma hidup perspektif 6. Memiliki individu belajar

7. Memiliki keahlian jelas serta memiliki etos kerja dan disiplin tinggi 8. Memiliki komitmen kebersamaan tinggi.25

Konsep sumber daya manusia (human resource) berkembang, ketika diketahui dan disadari bahwa manusia itu mengandung berbagai aspek sumber daya bahkan sebagai sumber energi. Manusia tidak hanya berunsur jumlah, seperti terkesan dari pengertian penduduk, tetapi juga mutu. Mutu ini tidak hanya ditentukan oleh aspek keterampilan atau kekuatan tenaga fisiknya, tetapi juga pendidikannya atau kadar pengetahuannya, pengalaman dan kematangannya, dan sikapnya atau nilai-nilai yang dimilikinya. Dari hasil penelitian lebih lanjut mengenai aspek biologi, arti penting unsur fisik menonjol. Dikemukakan antara lain, bahwa pemasukan gizi atau nutrisi yang berasal dari makanan, ikut menentukan mutu SDM, misalnya mempengaruhi kecerdasan di samping keterampilan fisiknya.26

Jadi dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah satu kesatuan jasmani dan rohani yang pada dirinya terdapat daya untuk mengoptimalkan potensi dalam dirinya.

25

Soedarsono dkk,Pendidikan akhlak dan ilmu jiwa jawa, (Jakarta, Proyek penelitian dan pengkajian kebudayaan nnusantara (Javanologi) Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen pendidikan dan Kebudayaan, 1985), h. 23

26


(40)

b. Aspek-aspek pengembangan Sumber Daya Manusia

Manusia ini dibekali oleh Tuhan dengan bebrapa potensi dasar, yang sangat membantu manusia dalam melakukan kegiatan-kegiatan hidupnya. Potensi-potensi dasar itu berupa : Potensi ragawi (akal/ratio) dan potensi hati-nurani (qalbu)

Pengembangan dan aktualisasi fungsi ketiga potensi tersebut kerap kali tidak berjalan dengan baik dan berkembang, sehingga mengurangi kemampuan manusia dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupannya.

Fisik yang lemah karena penyakit, atau kurangnnya gizi akan mengurangi kemampuan seseorang, meskipun nalar dan rohaninya baik. Demikian halnya jika nalarnya lemah, disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan atau pengalaman akan mengurangi kemampuannya meskipun fisiknya kuat. Juga akan menjadi lemah karena potensi qalbunya rendah, seperti rendahnya semangat kerja, ketudakjujuran, ketidak-sopanan dan lainsebagainya, akan memberikan citra kepribadiannya yang rendah, meskipun mungkin nalar dan fisiknya cukup baik.

Keutuhan pengembangan ketiga potensi dasar manusia tersebut akan menjadikan kualitas manusia utuh. Di situlah pentingnya peranan agama, moral, kesehatan dan lingkungan hidup, di samping ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi sebaliknya, apabila pengembangan potensi dasar tersebut tidak dilakukan secara seimbang dan harmonis, dampaknya mewujudkan hadirnya manusia-manusia pecah kepribadiannya dan krisis dimensi, kuat


(41)

tapi bodoh atau cerdas tapi jahat, bahkan mungkin menjadikan manusia yang etis tapi lemah. Masyarakat industri yang muncul sekarang, umumnya merupakan kumpulan manusia-manusia privat yang berhubungann satu sama lain sangat lepas, yang memberikan prioritas-prioritas kepada kepuasan-kepuasan pribadi, egosentris, tidak peka terhadap usaha-usaha bersifat ekonomis, menimbulkan gejala-gejala sekunder dalam aspek kejiwaan dan kerohanian.27

c. Dimensi dan hambatan pengembangan SDM

Ada 4 (empat) dimensi pengembangan kualitas suber daya manusia yang perlu diperhatikan, dalam menghadapi era industrialisasi ini, yaitu :

1. Dimensi Kepribadian

Yang menyangkut pandangan hidup dan sikap-laku, watak dan karakternya; seperti semangat yang tinggi, terbuka, jujur, disiplin, berwawasan ke depan, sopan dan teguh dalam agama.

2. Dimensi kreativitas

Mempunyai banyak gagasan, terampil, pandai memanfaatkan kesempatan, inovatif dan banyak mempunyai alternative-alternatif.

27

Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Lantarabora Press 2005) h. 106-107


(42)

3. Dimensi Produktivitas

Cukup pengetahuan, menguasai system dan peralatan, mempunyai gairah untuk berpretasi, professional, disiplin dan menghargai waktu.

4. Dimensi Religius / Sprirtualitas

Ketaqwaan sebagai prestasi rohani, yang bersumber pada keimanan sebagai potensi rohani yang teraktualisasi dalam amal-amal saleh; baik dala ibadah, moral, kepedulian sosial, sehingga terwujud sebagai kesalehan hidup (individu maupun sosial).28

Keharusan untuk meningkatakan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi industrialisasi ini kerap kali menemui hambatan-hambatan, yang dapat digolongkan dalam dua macam hambatan atau kendala.

1. Kendala Struktural

Kendala yang menyangkut tatanan atau kelembagaan seperti kesenjangan kepentingan antara investor dengan masyarakat setempat, antara kepentingan oknum dengan kepentingan umum, antara kebijaksanaan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, antara sistem pendidikan yang berlaku dengan kebutuhan yang ada, antara peraturan yang formal dengan kenyataan faktual.

28


(43)

2. Kendala Kultural

Yang menyangkut pandangan hidup dan kebiasaan masyarakat dalam sikap santai, feodalisme, kepura-puraan, tertutup, eksklusif, merasa benar sendiri, tidak memiliki atensi kepada perkembangan keilmuan, pendidikan yang lebih berat berorientasi pewarisan dari pada perubahan, dan berkembangannya budaya titipan.

d. Peningkatan Kemampuan SDM

Bagi Indonesia, pembangunan sumber daya manusia merupakan suatu condition sine quanon. Ada beberapa alasan mengapa pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi suatu keniscayaan yaitu :

Pertama : Alasan normatif

Bahwa tujuan pembangunan nasional itu sendiri memang mengamanatkan agar manusia sebagai sentral dalam pembangunan. Kedua : Alasan obyektif-ekonomis

Bahwa kesinambungan pembangunan hanya akan dapat diperoleh apabila pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan. Sementara pertumbuhan ekonomi menghajatkan peningkatan produktivitas yang untuk itu perlu penerapan penerapan teknologi. Dan teknologi hanya dapat dikuasai dan diterapkan oleh sumber daya manusia yang berkualitas.


(44)

Dengan semakin terbukanya Indonesia dalam proses globalisasi, maka tidak terhindarkan adanya persaingan yang terbuka. Untuk memasuki persaingan global ini dituntut kemampuan teknologi (dalam rangka kualitas produk), kemampuan manajemen (dalam rangka ketetapan delivery), dan efisiensi yang tinggi (dalam persaingan harga).

Ketiga hal tersebut hanya dapat dicapai di Indonesia dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas.29

Pada dasarnya dalam menangani pengembangan kualitas sumber daya manusia ini membutuhkan strategi yang tepat, dan memerlukan jaringan yang luas, melibatkan banyak pihak, baik kalangan birokrat, kalangan pemuka agama, kalangan pendidikan, kalangan usahawan dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. Dan bagaimanapun peranan pendidikan; baik formal, informal, maupun non-formal sangat berpengaruh terhadap pencepatan upaya pengembangan kualitas sumber daya tersebut, apalagi jika pendidikan tersebut digarap dengan tepat, dari masalah-masalah kuantitasnya, kualitasnya maupun relevansinya dengan kebutuhan yang kita hadapi.30

Seperti yang diungkapkan Muhammad Tholhah Hasan, bahwa pengembangan sumber daya manusia yang baik memerlukan jaringan yang luas, baik dari kalangan pendidikan, maupun seorang usahawan. Pikiran ini sejalan

29

Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,h. 225-226 30


(45)

dengan yang pemikiran Ambar Teguh Sulitiyani mengenai upaya pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, ada dua upaya supaya pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa dijalankan, diantaranya pertama mempersiapkan pribadi masyarakat menjadi wirausaha. Karena kiat islam yang pertama dalam mengatasi masalah kemiskinan adalah dengan bekerja. Dengan memberikan bekal pelatihan, karena dengan pelatihan merupakan bekal yang amat penting ketika akan memasuki dunia kerja. Upaya yang pertama membutuhkan bantuan seorang usahawan.

Sedangkan bentuk atau upaya yang kedua, membutuhkan bantuan kalangan pendidikan, kebodohan adalah pangkal dari kemiskinan oleh karenanya untuk megentaskan kemiskinan dalam jangka panjang adalah dari sektor pendidikan, karena kemiskinan ini kebanyakan sifatnya turun-temurun, di mana orang tuanya miskin maka tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya, dan anak yang bodoh akan menambah daftar angka kemiskinan kelak di kemudian hari.31

Muhammad Tholhah Hasan menambahkan, bahwa Pendidikan (terutama pendidikan tinggi) pada dasarnya merupakan usaha pengembangan kualitas sumber daya manusia, meskipun pengembangan kualitas sumber daya manusia bukan hanya dilakukan melalui pendidikan formal, namun sampai saat ini dipercayakan bahwa pendidikan formal merupakan wahana utama untuk

31


(46)

pengembangan sumber daya manusia, yang dilakukan secara sistematis, programik dan berjenjang.

Dalam konteks inilah, pendidikan tinggi akan semakin dituntut peranannya dalam era globalisasi untuk dapat menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas yaitu rasional, dinamik, kreatif, produktif, efisien dan berkepribadian.32

32


(47)

34

PROFIL KOTA CILEGON

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri

a. Sejarah Berdiri Bank Syariah Mandiri

Pasca krisis Ekonomi Tahun 1997-1998 industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Pada tanggal 31 juli 1999 PT. Bank Susila Bakti pun dimiliki PT. Mandiri (Persero) Tbk.. Para perintis bank syariah pada bank tersebut


(48)

memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero).

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.1

b. Perkembangan Bank Syariah Mandiri

1 Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-perusahaan/sejarah


(49)

Dalam rangka perluasan jaringan layanannya, maka Bank Syariah Mandiri membuka Cabang di Kota Cilegon pada Tahun 2001. Kantornya bertempat di Jl. SA. Tirtayasa No. 115 A Cilegon Banten. Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon merupakan Bank Syariah Mandiri pertama di sekitar Kota Cilegon dan Serang.2

B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

a. Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. b. Misi

 Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

 Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM

 Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat

 Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

 Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.3

2

Wawancara Pribadi dengan Selani Syarif, 20 Juli 2011; Priatna Yusuf, 12 September 2011 3

Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Visi & Misi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visi-dan-misi/


(50)

C. Profil Kota Cilegon

a. Sejarah Kota Cilegon

Cilegon merupakan wilayah bekas Kewadenaan (Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak.

Berdasarkan Pasal 27 Ayat (4) UU No 5 tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah, Cilegon kiranya sudah memenuhi persyaratan untuk dibentuk menjadi Kota Administratif. Melalui surat Bupati KDH Serang No. 86/Sek/Bapp/VII/84 tentang usulan pembentukan administratif Cilegon dan atas pertimbangan yang obyektif maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1986, tentang pembentukan Kota Administratif Cilegon dengan luas wilayah 17.550 Ha yang meliputi 3 (tiga) wilayah Kecamatan meliputi Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan 1 Perwakilan kecamatan Cilegon di Cibeber ,sedangkan kecamatan Bojonegara masuk Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Kramatwatu.

Berdasarkan PP No. 3 Tahun 1992 tertanggal 7 Februari 1992 tentang Penetapan Perwakilan Kecamatan Cibeber, Kota Administratif Cilegon bertambah menjadi 4 (empat) Kecamatan yaitu Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan Cibeber.


(51)

Dalam perkembangannya Kota Administratif Cilegon telah memperlihatkan kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang Fisik, Sosial maupun Ekonomi.

Hal ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai perlunya dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan duet kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai sebagai Ketua DPRD Cilegon.4

b. Keadaan Geografis Kota Cilegon

Sebagai kota yang berada di ujung barat Pulau Jawa, Kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Secara geografis, Kota Cilegon terletak pada koordinat

5°52’24” - 6°04’07” Lintang Selatan dan 105°54’05” - 106°05’11” Bujur

Timur yang dibatasi Oleh :

4 Situs Resmi Kota Cilegon, “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=41&Itemid=34


(52)

Sebelah Barat : Selat Sunda

Sebelah Utara : Kecamatan Pulo Ampel dan Bojonegara (Kabupaten Serang)

Sebelah Timur : Kecamatan Kramat Watu dan Waringin (Kabupaten Serang)

Sebelah Selatan : Kecamatan Anyer dan Mancak (Kabupaten Serang)

Dengan Luas Wilayah 175,50 Km², Kota Cilegon terbagi ke dalam 8 (delapan) Kecamatan dan sebanyak 43 Kelurahan.5

5 Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Geografis” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=45&Itemid=2


(53)

Tabel 3.1

Luas Lahan Menurut Penggunaan per Kecamatan di Kota Cilegon (Ha)6

No Jenis Penggunaan Lahan

C iwan d an C itan g k il Pu lo m er ak Pu rwak ar ta Gr o g o l C ileg o n Jo m b an g C ib eb er Ju m lah

1 Lahan Sawah 290 239 69 364 343 55 388 385 2133 2

Pekarangan/ lahan untuk bangunan, halaman sekitar dan lainnya

805 536 760 514 818 389 397 575 4794 3 Tegal/ Kebun 802 1081 448 402 504 388 138 1145 4908 4 Ladang/ huma 1512 - 250 - 179 5 - - 1946 5 Penggembalaan padang

rumput - - - - - 5 - - 5

6 Rawa-rawa yang tidak

ditanami - - - - 5 1 - - 6

7 Tambak 2 11 - - - 13

8 Kolam empang 2 5 5 1 - 2 1 1 17

9 Lahan kering yang

sementara tidak ditanami 665 371 17 198 74 3 - - 1328 10 Lahan yang ditanami

kayu-kayuan - - - - - - -

11 Hutan negara - - 394 - 357 - - - 751

12 Perkebunan - - - - - - - - -

13 Lainnya (Jalan, Sungai,

Tandus) 1107 55 43 45 58 67 231 43 1649 Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cilegon

Kecamatan Jombang merupakan Kecamatan yang memiliki Lahan terluas lahan persawahan. Kecamatan Jombang 18,19% dari seluruh luas lahan persawahan pada Kota Cilegon yang hanya 12,15%7. Disusul kemudian Kecamatan Cibeber sebesar 18,04%. Kecamatan yang paling sedikit memiliki lahan persawahan ialah Kecamatan Cilegon 2,58%.

6

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Cilegon Dalam Angka, h. 8 7


(54)

Pekarangan/ lahan untuk bangunan, halaman sekitar dan lainnya terluas dimiliki Kecamatan Grogol, yaitu sebesar 17,06%, diikuti Kecamatan Ciwandan sebesar 16,80%. Sedangkan lahan tersempit dimiliki Kecamatan Cilegon yang hanya 8,11%.

Kecamatan yang memiliki lahan kebun terluas adalah Kecamatan Ciebeber, dan tersempit Kecamatan Jombang. Lahan ladang terluas dimiliki Kecamatan Ciwandan. Kemudian, lahan penggembalaan rumput hanya ada di Kecamatan Cilegon. lahan rawa-rawa yang ditanami hanya dimiliki Kecamatan Cilegon dan Grogol. Lahan tambakpun hanya dimiliki dua Kecamatan, yakni Kecamatan Ciwandan dan Citangkil.

Hanya Kecamatan Gerogol yang tidak memiliki lahan Empang. Lahan kering yang sementara tidak ditanami banyak dijumpai di Kecamatan Ciwandan dan tidak akan ditemui di Kecamatan Jombang dan Cibeber. Lahan yang ditanami kayu-kayuan tidak akan dijumpai di Kota ini. Sedangkan Hutan Negara akan banyak dijumpai di Dua Kecamatan di Kota Cilegon, yakni Kecamatan Pulomerak dan Grogol. Akan tetapi Kota cilegon tidak memiliki lahan perkebunan. Sedangkan lahan lainnya dimiliki semua kecamatan.


(55)

c. Penduduk Kota Cilegon

Karakteristik sosial budaya masyarakat Cilegon, tidak terlepas dari sejarah Kesultanan Banten sebagai pusat penyebaran Agama Islam dan identik dengan budaya ke-Islam-annya. Budaya yang bernafaskan Islam ini sangat mewarnai kehidupan keseharian masyarakat Cilegon, serta perannya sebagai pusat syiar Islam masih bertahan hingga saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya fasilitas peribadatan maupun pendidikan berupa pondok pesantren dan madrasah, baik di lingkungan wilayah Kota Cilegon maupun wilayah sekitarnya. Selain itu, penghargaan masyarakat Cilegon terhadap tokoh-tokoh agamanya (Ulama) sangat tinggi sehingga banyak dijumpai tokoh-tokoh yang berperan sebagai pemimpin informal dalam lingkungan tertentu.

Sekalipun demikian, dalam perkembangannya masyarakat Cilegon sangat terbuka dalam menerima perubahan yang terjadi serta datangnya pengaruh budaya lain akibat adanya industrialisasi di wilayah ini, sejauh perubahan dan budaya tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma budaya dan agama masyarakat Cilegon. Secara sederhana hal ini terlihat dari dapat berbaurnya kehidupan antara masyarakat asli Cilegon dengan pendatang dalam satu lingkungan permukiman. Dengan demikian dalam melakukan kegiatan pembangunan dan pengembangan di Kota Cilegon tidak


(56)

dijumpai adanya hambatan sosial budaya, sepanjang kegiatan yang dilakukan tersebut masih dalam batas rambu-rambu serta norma-norma budaya dan agama masyarakat Cilegon.

RTRW Kota Cilegon 2000-2010 telah melakukan proyeksi terhadap pertumbuhan jumlah penduduk Kota Cilegon dari tahun 2000-2010. Selanjutnya proyeksi tersebut dijadikan acuan dasar dalam menetapkan rencana-rencana yang sangat dipengaruhi oleh perkiraan jumlah dan persebaran penduduk di masa yang akan datang, seperti rencana penyediaan sarana perkotaan.

Data penduduk hasil sensus penduduk di Kota Cilegon, menunjukan penambahan yang cukup signifikan. Jumlah penduduk Kota Cilegon pada tahun 2010 sebesar 374,5 jiwa dengan komposisi 191,7 laki-laki dan 182,7 perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.134 jiwa/km²,

Dengan luas wilayah175,5 km².8

Kota Cilegon secara umum bercirikan kota industri, perdagangan dan jasa. hal ini didukung dengan Perkembangan struktur ketenagakerjaan lebih pada sektor perdagangan, industri dan jasa mengingat misi pembangunan daerah ini adalah menjadi kota industri, perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pendataan yang dilakukan, yang menunjukkan bahwa ketiga

8

Situs Resmi Kota Cilegon, “Selayang Pandang” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=10&Itemid=41


(57)

sektor ini mampu menyerap tenaga kerja paling dominan di daerah ini. Banyaknya penduduk usia 15 tahun ke atas yang terserap ke dalam dunia industri ada sebanyak 23,01 persen, perdagangan 29,14 persen dan Jasa 16,71 persen.

Kondisi geografis Kota Cilegon yang bukan merupakan daerah potensi pertanian, membuat Sektor pertanian hanya mampu menyerap sekitar 4,53 persen tenaga sedangkan Sektor Industri dapat menyerap tenaga kerja sampai di atas 23 persen.9

Penurunan kontribusi Sektor pertanian setiap tahunnya disebabkan banyak faktor. Yang paling berperan adalah alih guna fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri dan perumahan. Alih fungsi lahan tersebut merupakan hal yang lumrah mengingat perekonomian Kota Cilegon yang didominasi oleh sektor industri pengolahan yang membutuhkan sarana dan prasarana pendukung untuk berproduksi. Selain hal tersebut di atas masih rendahnya pengetahuan tentang budi daya pertanian dan teknologi yang dikuasai petani sehingga nilai tambah sektor ini masih sangat rendah. Hal tersebut juga menyebabkan investasi di sektor ini masih sangat kurang peminat untuk dikembangkan. Selain hal teknis di atas sektor pertanian masih sangat

9


(58)

tergantung dengan fenomena alam, sehingga sektor ini agak sedikit terhambat perkembangannya. .10

d. Potensi Daerah Kota Cilegon

Komoditas unggulan daerah yang mendukung keberhasilan pembangunan di Kota Cilegon meliputi tiga sektor penting yaitu sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Dari ketiga sektor tersebut meliputi komoditas industri meliputi perdagangan dan jasa. Komoditas pertanian dalam arti luas serta komoditas budaya dan sejarah.

1. Potensi Industri

Sebagai kota yang bercirikan kota industri, perdagangan dan jasa, Kota Cilegon ditunjang oleh keberadaan industri berskala besar hingga industri kecil/menengah, baik yang bergerak di bidang industri logam, kimia, agro kimia dan industri aneka.

Kelompok industri baja umumnya merupakan industri-industri yang memanfaatkan material baja kasar (crude steel) untuk diolah menjadi produk atau barang jadi. Beberapa produk dari industri-industri ini diantaranya adalah baja konstruksi, pipa baja, plat baja, perkakas rumah

10


(59)

tanga, dan lain-lain. Kelompok industri ini sebagian besar berlokasi terpusat di sekitar kawasan industri terpadu PT. Krakatau Steel (KIEC).

Kelompok industri non baja yang terdapat di Kota Cilegon diantaranya adalah jenis industri kimia dan pengolahan bahan tambang. Industri ini sebagian besar berkembang di sepanjang pantai Selat Sunda dengan memanfaatkan jasa angkutan laut untuk mendistribusikan dan memasarkan produknya.

Kelompok industri kecil merupakan jenis industri yang banyak digeluti oleh masyarakat, yakni kelompok industri skala kecil yang masih menggunakan teknologi sederhana. Pada umumnya kegiatan industri ini lokasinya berbaur dengan permukiman masyarakat (home industry). Beberapa jenis industri ini diantaranya adalah industri genteng/batu bata, industri makanan/minuman, industri kapur, dan lain-lain.

2. Potensi Kepelabuhanan

Konsentrasi industri tersebut didukung oleh pelabuhan-pelabuhan khusus yang mendukung atau terkait dengan kegiatan industri tersebut, serta pelabuhan-pelabuhan lainnya yaitu :


(60)

 Pelabuhan Penyeberangan Merak, yang merupakan bagian utama dari sistem perhubungan/angkutan darat antara Pulau Jawa – Sumatera.

 Pelabuhan Laut di Cigading/Ciwandan, dibawah pengelolaan PT. Pelindo II untuk angkutan general cargo/umum.

3. Potensi Pariwisata

Selain sebagai Kota Industri, jasa, perdagangan dan kepelabuhan, Kota Cilegon juga memiliki kawasan pantai dengan pemandangan indah. Kegiatan pariwisata di Kota Cilegon umumnya didominasi oleh kegiatan wisata bahari yang banyak tersebar di sepanjang pesisir pantai. Salah satu objek wisata yang telah dikelola secara baik dan didukung oleh fasilitas yang memadai berupa hotel berbintang yakni pantai Pulorida. Kawasan wisata ini cukup terkenal bahkan hingga ke mancanegara, karenanya kunjungan wisatawan ke kawasan ini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara, cukup tinggi.11

11

Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Ekonomi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=36&Itemid=50


(61)

D. Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri dan Perkembangannya di Kota Cilegon

a. Pembiayaan Murabahah BSM

Pembiayaan Murabahah ialah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.

Tabel 3.2

Alokasi dana Pembiayaan Murabahah BSM Cilegon (dalam Jutaan Rupiah)12

2009 2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

19.039 17.781 16.971 34.861 36552 45044 45140 58014 56479 84044

Sumber : Laporan Tahunan 2010 PT. Bank Syariah Mandiri

Pengalokasian dana pada pembiayaan ini meningkat dari Rp. 88.562 Juta di Tahun 2009 menjadi Rp. 184.750 juta pada tahun 2010. Perkembangan pertriwulan pada tiap tahunnyapun berfluktuatif yang tidak mencolok. Dan dilihat dari pengalokasian dana 2 triwulan di Tahun 2011 menunjukkan angka bahwa pembiayaan ini akan meningkat lagi.

12


(62)

b. Pembiayaan Mudharabah BSM

Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan di mana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh Bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Tabel 3.3

Alokasi dana Pembiayaan Mudharabah BSM Cilegon (dalam Jutaan Rupiah)13

2009 2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

48.269 51.790 52.760 53.511 55.798 61.839 63.113 58.161 52.969 47.431

Sumber : Laporan Tahunan 2010 PT. Bank Syariah Mandiri

Pengalokasian dana pada pembiayaan ini meningkat dari Rp. 206.330 Juta di Tahun 2009 menjadi Rp. 238.911 Juta pada tahun 2010. Perkembangan pengalokasian tiap triwulannya terus meningkat. Dan dilihat dari pengalokasian dana 2 triwulan di Tahun 2011 menunjukkan angka bahwa pembiayaan ini juga akan meningkat lagi.

c. Pembiayaan Musyarakah BSM

Pembiayaan Musyarakah ialah pembiayaan khusus untuk modal kerja, di mana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

13


(1)

91

Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2010

Wulandari, Permata, “Komparasi Risiko Bank Syariah Versus Bank Konvensional”

Artikel diakses pada 13 Maret 2011 dari

http://vibizmanagement.com/journal/index/category/risk_management/14/ Journalism, “sistem perekonomian dan pendidikan kota cilegon” Artikel diakses pada

16 April 2011 dari http://fivejournalism.wordpress.com/2010/12/06/sistem-perekonomian-dan-pendidikan-kota-cilegon/

Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011 dari

http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-perusahaan/sejarah

Situs Resmi Bank Syariah Mandiri “Visi & Misi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visi-dan-misi/ Situs Resmi Kota Cilegon, “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari

http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4 1&Itemid=34

Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Geografis” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari

http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4 5&Itemid=2

Situs Resmi Kota Cilegon, “Selayang Pandang” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari

http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1 0&Itemid=41

Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Ekonomi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari

http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3 6&Itemid=50

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18478/5/Chapter%20I.pdf akses tanggal 13 Maret 2011


(2)

Lampiran I

Wawancara yang telah saya lakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon, ialah dengan: 1. Muhammad Sulhan Fauzi, selaku Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon,

pada tanggal 18 Agustus 2011

2. Selani Syarif, selaku Pelaksana Marketing Support Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon, pada tanggal 20 Juli 2011

3. Priatna Yusuf, selaku pelaksana SDI Bank Syariah Manidir Cabang Cilegon, pada tanggal 12 September 2011

4. Jati Kurniawan, selaku Pelaksana bagian Administrasi Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon, pada tanggal 14 September 2011

5. Widda Ulinuha, selaku Costumer Service Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon, pada tanggal 22 Juli 2011.

Hasil wawancara

1. Sektor-sektor apa saja yang menjadi Alokasi Penyaluran dana Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri. Bagaimana perkembangannya?

a. Bu Selani Syarif

Bank Syariah Mandiri mengalokasikan dana pembiayaan pada pembiayaan Produktif, Konsumtif, dan Mikro. Yang termasuk pembiayaan produktif ialah Modal kerja dan Investasi. Modal kerja disalurkan BSM Cilegon hanya pada pembiayaan di atas Rp. 50 Juta.

Pembiayaan Konsumtif BSM berupa Pembiayaan kepemilikan Rumah dan kendaraan, Pendidikan, BSM Implan, Pembiayaan Koperasi Pada Anggota (PKPA), Linkage. Pada Tahun 2011 pembiayaan lebih banyak disalurkan pada pembiayaan komersil, yakni bekerjasama dengan Multifinance yang ada di Sekitar Cilegon. Pembiayaan Mikro di Cilegon masih belum ada aplikasinya. Adapun ada bentuk kerjasama dengan pemerintah dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak terlalu dipentingkan, pembiayaan ini hanya diproses apabila ada yang mengajukan. Atau, kalaupun tetap ada nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan ini, maka akan kami sarankan ke Kantor Cabang Pembantu (KCP) Cikande yang ada di Kabupaten Serang, dan juga bisa kami sarankan mengajukan pembiayaan tersebut ke Koperasi-koperasi yang bekerjasama dengan kami.

b. Bu Widda Ulinuha

Nasabah pembiayaan produktif modal kerja dapat berupa perorangan, maupun perusahaan, yang pengajuan pembiayaannya di atas Rp. 50 Juta. Sedangkan pembiayaan produktif investasi kebanyakan yang berbentuk deposito.


(3)

Pembiayaan konsumtif hanya akan diberikan kepada seorang pegawai yang sedang bekerja di suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Dengan begitu, para nasabah ini akan dipindahgajikan, dan pembayaran akan diambil tiap bulannya dari gajinya secara otomatis. Kalau nasabah yang berwiraswasta akan lebih suasah mendapatkan pembiayaan, karena nasabah wiraswasta ini lebih susah diamati keuangannya

Untuk kepemilikan rumah atau kendaraan biasanya nasabah yang merupakan pegawai dari perusahaan swasta, karena untuk pembayarannya harus pindah gaji. Sedangkan pegawai negeri yang biasanya dapat gaji akan ditransfer ke rekening Bank Jabar, atau gaji fisik. Untuk pindah gaji dari Bank Jabar lebih sulit, oleh Karena itu pegawai negeri yang ingin mengajukan pembiayaan biasanya dengan produk BSM Implan. BSM baru mengadakan Linkage dengan Baitul Muawwanah

Pembiayaan Mikro, belum ada di BSM Cilegon. pembiayaan mikro merupakan pembiayaan dibawah Rp. 50 Juta. Pembiayaan dibawah Rp. 50 Juta ini biasanya tidak akan ditanyakan tujuan dari pengajuan pembiayaan ini. Sedangkan BSM Cilegon hanya melayani dan memberikan pembiayaan yang dijelaskan di awal pada Bank apa tujuan dari pengajuan pembiayaan tersebut.

c. Pak Jati Kurniawan

Jenis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah merupakan Pembiayaan modal kerja. Perkembangan dari pembiayaan ini dapat dilihat di sini (Lampiran II) bahwa pembiayaan ini sudah banyak, dan setiap tahunnya meningkat.

Jenis pembiayaan Murabahah merupakan pembiayaan konsumtif. Pembiayaan ini juga dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.

Pembiayaan dengan akad Iajarah biasanya aplikasinya berupa BSM Implan. BSM Implan ini juga meningkat tiap tahunnya.

Sedangkan pembiayaan dengan akad Qardh aplikasinya berupa pembiayaan Talangan Haji.

BSM Cilegon kini bekerjasama dengan 34 Koperasi Karyawan (Kopkar)

2. Kenapa Pembiayaan Mikro masih belum tersedia di Bank Syariah Mandiri Cilegon? a. Pak Muhammad Sulhan Fauzi

Karena memang kami belum membuka pembiayaan mikro pada cabang cilegon ini. Kami baru membuka pembiayaan mikro pada KCP Cikande

b. Bu Selani Syarif

Alasan kami belum membuka pembiayaan mikro, adalah memang fokus pengembangan pembiayaan BSM Cilegon masih pada pembiayaan komersil, dan konsumtif.

3. Bagaimana kalau ada nasabah yang ingin mengajukan Pembiayaan Mikro di BSM Cilegon ini?


(4)

Kami akan menyarankan kepada nasabah tersebut mengajukan pembiayaan mikro ke KCP Cikande yang berada di Cikande Kabupaten Serang.

b. Bu Widda Ulinuha dan Pak Jati Kurniawan

Kami akan menyarankan nasabah tersebut mengajukan pembiayaan ke koperasi-koperasi yang menjadi relasi kerjasama kami. Atau kalau memang nasabah tersebut tetap ingin mendapatkan pembiayaan langsung dari BSM, maka kami akan menyarankan mereka ke KCP Cikande.

4. Bagaimana dengan pengalokasiaan dana Pembiayaan pada sektor pertanian? a. Bu Selani Syarif dan Pak Sulhan Fauzi

BSM Cilegon belum memberikan pembiayaan pada sektor pertanian, karena sektor tersebut beresiko tinggi. Sehingga, BSM Cilegon masih belum mau mengambil risiko tersebut

5. Bagaimana dengan Target-target Pembiayaan yang telah tercapai Tahun 2010? a. Bu Selani syarif

Pada tahun 2010 kemarin, target pembiayaan yang diberikan kantor pusat sudah tercapai 100%. Sedangkan target 2011, sampai bulan Juni, sudah tercapai 100%, akan tetapi target hingga desember, masih kurang 50% lagi.

6. Target-target apa saja yang diharapkan akan dicapai di Tahun depan? a. Pak Muhammad Sulhan Fauzi

Target kedepan ialah, mengimbangkan penyaluran pembiayaan terbanyak. Yang hingga saat ini, pembiayaan komersil dan konsumtif masih paling banyak menjadi imbang dengan pembiayaan lainnya.

b. Pak Jati Kurniawan?

Pembiayaan Mikro akan diadakan atau dibuka di Cabang Cilegon. Dengan harapan Masyarakat mikro Cilegon lebih mudah mendapatkan pembiayaan ini langsung dari BSM Cabang Cilegon, tanpa harus jauh-jauh ke KCP Cikande atau koperasi-koperasi. 7. Peran Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat?

a. Pak Muhammad Sulhan Fauzi

Pemberdayaan yang sudah diberikan BSM Cilegon ialah sudah banyaknya kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) dari BSM Cilegon, yaitu berupa Zakat Infaq Shodaqoh, Sunnatan Massal, santunan Panti Asuhan, dll.

Sedangkan dari sisi pembiayaan, BSM melakukan melalui Pembiayaan Produktif. b. Pak Priatna Yusuf

Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Syariah Mandiri ialah: 1. Bekerjasama dengan Serikat Karyawan Krakatau Steel mengadakan Sunatan


(5)

2. Tebar Zakat bersama Yayasan Kami Peduli Cilegon

3. Mengadakan Pesantren Kilat di SMP Al- Hadid Kota Cilegon pada Bulan Ramadhan 1432 H

4. Mengadakan Buka Puasa bersama di SMA 2 KS pada Bulan Ramadhan 1432 H 5. Pemberiaan Bingkisan kepada siswa tak mampu SMA Nurul Ibad dan SMA Al-

Irsyad 6. dll


(6)

Lampiran II

Jumlah Dana Alokasi Pembiayaan per Akad Bank Syariah Mandiri Cabang Cilegon (dalam Jutaan Rupiah)

No Jenis

Pembiayaan

2008 2008 2009 2010 2011

Awal 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Murabahah 6.151 5.052 22.795 19.745 18.374 19.039 17.781 16.971 34.861 36.552 45.044 45.140 58.014 56.479 84.044 2 Mudharabah 30.606 40.338 53.070 52.777 48.581 48.269 51.790 52.760 53.511 55.798 61.839 63.113 58.161 52.969 47.431 3 Musyarakah 7.218 7.674 11.347 18.029 17.648 18.024 20.598 22.049 24.838 24.932 39.575 38.938 56.688 74.058 79.801

4 Ijarah - - 38 25 17 7 91 1.030 3.539 3.485 4.868 4.983 4.784 4.443 4.309

5 Qardh 3.681 3.971 2.085 2.675 2.935 4.050 2.480 2.734 4.481 4.896 5.593 6.211 8.024 11.436 14.846


Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Respon Nasabah PD.BPR. Syariah cilegon Mandiri terhadap pelayanan dan kredibilitas PD.BPR. Syariah Cilegon Mandiri

0 9 97