Menafsir Band L'Arc-En-Ciel Sebagai Teks Sosial Budaya Musik Populer Jepang.

(1)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Metodologi 5

1.5 Organisasi Penulisan 9

BAB II PERJALANAN MUSIK POP JEPANG & MUSIK POP DUNIA 10

2.1 Fenomena Musik Rock di Jepang 10

2.2 Fenomena Japanese Idol 12

2.3 Musik dan Perkembangan Teknologi 13

2.3.1 Gelombang Baru dalam Musik (New Wave) 13

2.3.2 Kelahiran MTV 14

2.3.3 Musik Rock Dengan ‘Wajah’ Baru 15

2.3.4 Musik Rock Menuju Populer 16

2.4 Kelahiran Visual Rock & Genre Musik Lain 17 2.4.1 Musik Pop Dance dan R&B di Jepang 19

2.4.2 Cikal Bakal Musik Alternatif 21

2.4.3 Kemunduran Glam Metal dan Pop Dance di Amerika 22

2.4.4 Musik yang “Fresh” 23

2.5 J-rock Menuju Komersil 24

2.5.1 Bubarnya X Japan 26

2.5.2 Musik Jepang Merambah Asia 26

2.6 Modern Rock dan Modern Hip Hop & R&B 27

BAB III IKON MUSIK POPULER JEPANG “L’ARC~EN~CIEL” 30

3.1 Terbentuknya L’Arc~en~Ciel 30

3.1.1 Debut Pertama 31


(2)

3.2 Debut di Major Label 33

3.2.1 Hitam Menuju Putih 35

3.2.2 Tour Nasional 36

3.3 Laruku Menuju Musik Alternatif 38

3.3.1 Kreatifitas L’Arc~en~Ciel 39

3.3.2 Album Pendobrak 41

3.3.3 Insiden Obat Terlarang 41

3.4 Reinkarnasi 42

3.4.1 Puncak Karir L’Arc~en~Ciel 44

3.5 L’Arc~en~Ciel Kontemporer 47

BAB IV L’ARC~EN~CIEL SEBAGAI TEKS SOSIAL BUDAYA 50

4.1 Musik Bergenre Luas dan Mudah Dicerna 51

4.1.1 Penempatan Track Lagu dan Aransemen 53

4.2 Lirik 56

4.3 Vokalis 65

4.4 Visualisasi Seni dan Peranan Media Massa 67

4.4.1 Video Klip 67

4.4.2 Fesyen 69

4.4.3 Cover Album 70

4.5 Fans 72

4.6 Penutup 73

BAB V KESIMPULAN 75

SINOPSIS

DAFTAR PUSTAKA


(3)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Hizkia

Tempat, Tgl Lahir : Bandung, 28 Juni 1983 Alamat : Jl. Murni II no. 6-A

Bandung 40252

Alamat e-mail : kawamura_ryu_chan@hotmail.com Nama Ayah : Julius Marginu

Nama Ibu : Gouw Henny Natalia Pendidikan

1990-1996 SD. Santo Yusuf I Bandung

1996-1999 SMP. Santo Aloysius I Bandung 1999-2002 SMA. Santo Aloysius I Bandung


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diawali dengan berakhirnya Restorasi Meiji (1868), Jepang mulai mengenal musik – musik dari baratᇷ

う く

洋楽ᇸdengan 7 not scale (berbeda dengan

musik tradisional Jepangᇷ

ほ う く く の う く

邦楽 、 雅楽 、 能楽ᇸ yang 5 not scale/pentatonic)

dimana musik dengan sentuhan modern mulai diawali di Jepang. Antara tahun 1868–1945 musik pop Jepang seperti brass band music, jazz, tango, musik Hawaiian mulai diadaptasi. Tahun 1945–1952 setelah kemenangan sekutu Amerika, Jepang mulai menerima pengaruh budaya populer Amerika termasuk musik seperti musik country, musik dengan sentuhan rock, dan modern jazz. Di pertengahan tahun 50-an, banyak musisi Jepang yang menampilkan musik country, western atau rockabilly bands. Di era ini pula musik dengan style pop/kayoukyoku

ᇷ う く

歌謡曲ᇸberkembang pesat dan menjadi “penunjuk arah” musik pop Jepang

saat ini. (Steve McClure, Nippon Pop, 1998, p. 9)

Musik Jepang mulai dikenal di Amerika tahun 1963 dengan keluarnya single Sukiyaki yang diubah judul dan aransemen musiknya oleh Kyu Sakamoto dari lagu ᇷ上 向 い て 歩 こ うᇸ”Ue wo Muite Arukou” karangan Hachidai


(5)

menduduki puncak tangga lagu Bilboard Amerika pada tahun tersebut dimana belum ada artis Jepang yang dapat mencapai tangga lagu tersebut. Tahun 70-an adalah tahun dimana musik pop Jepang berkembang, yaitu musik yang berasal dari major label atau industri musik besar yang memiliki standardisasi produksi dan management pemasaran lewat media massa yang mendukung komersialisasi yang tidak terlepas dari konsep budaya massa, sehingga melahirkan istilah “idol boom” pada musik pop di Jepang yaitu banyak lahirnya idola remaja seperti Seiko Matsuda, Hiromi Go, Ryuichi Sakamoto, dll yang memiliki fans / penggemar hingga jutaan orang. (Ibid, p. 12)

Tahun 80-an adalah awal booming-nya band–band di Jepang bersamaan dengan trend zaman musik new wave, visual rock,dan hard rock.. Dengan munculnya band–band terkenal seperti X Japan, Loudness, Blue Hearts dsb, menjadi pemicu fenomena musik Jepang ke taraf penjualan lagu hits hingga jutaan copy, dan industri musik mulai bersaing lewat media massa dan toko–toko musik di pusat kota. Musik pun sudah menjadi budaya yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Jepang. (Ibid, p. 14)

Tahun 90-an band-band pendatang baru japanese rock semakin merambah. Pada tahun 1991 grup L’Arc~en~Ciel adalah salah satu dari sekian banyak band yang bermunculan di zaman Band Boom. Tetsu (bassist) sang leader band dengan Hyde (baca:haido) pada vokalis, Pero pada drums, Hiro sebagai gitaris memulai debutnya di livehouse lokal Yanta Rakumeikan pada April tahun itu dengan single pertama mereka Flood of Tears. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi pergantian beberapa personil yang kini beranggotakan Tetsu, Hyde, Ken (gitarist)


(6)

dan Yukihiro pada drums yang menggantikan Sakura.

Setelah bubarnya band legendaris X Japan di penghujung tahun 1997, maka tahun 1998 dunia band rock di Jepang didominasi oleh tiga grup band ternama yang pada tahun yang sama mengeluarkan album yang saling bersaing, yaitu GLAY dengan albumnya Pure Soul, LUNA SEA dengan albumnya SHINE, dan L’Arc~en~Ciel sendiri dengan album berjudul ‘Heart’. Ketiga album tersebut masing–masingnya mencapai angka penjualan di atas satu juta copy dan pernah menduduki puncak tangga lagu bergengsi di Jepang seperti Oricon Chart, Coundown Hits, dll. (http://www.w3c.org/TR/1999/REC-html401-19991224 /frameset. dtd)

Di tengah berkembangnya musik pop boys-band seperti SMAP, V6 dari Johnny Jimusho dan girls-band seperti SPEED, MAX, dll pada tahun–tahun tersebut, musik rock mampu bersaing bahkan kepopuleran L’Arc~en~Ciel, GLAY, dan LUNA SEA dapat dibuktikan di tahun 1999 mereka bertiga membuat konser outdoor masing–masing dengan kapasitas penonton mencapai seratus ribu orang.

Diantara banyaknya band–band di Jepang, penulis memilih L’Arc~en~Ciel karena mereka masih eksis hingga saat ini di tengah iklim permusikan dunia yang sangat dipengaruhi oleh trend musik negara barat, L’Arc~en~Ciel selalu dapat mencetak hits hingga saat ini dengan bereksplorasi pada musiknya yang khas. Kepopuleran L’Arc~en~Ciel bahkan diakui hingga ke Indonesia ditandai dengan beberapa lagu mereka pernah menduduki tangga lagu di radio–radio Indonesia. (Ryo, “L’Arc~en~Ciel Confidential”, Sisipan Hai Magazine no. 36, 2005, hlm.5)


(7)

L’Arc~en~Ciel dan menganalisis apa yang menyebabkan L’Arc~en ~Ciel begitu populer di Jepang dan Asia dari segi musik, lirik, style, cover album, video clip, dll yang semua unsur tersebut saling mempengaruhi kesuksesan L’Arc~en~Ciel.

1.2 Pembatasan Masalah

Penulis memilih band L’Arc~en~Ciel untuk dianalisis karena lagu–lagu yang mereka ciptakan adalah karya mereka sendiri sehingga biografi personil akan membantu penulis dalam menginterpretasikan hal–hal yang membuat L’Arc~en~Ciel sangat populer terutama di kalangan remaja. Namun karena lagu– lagu dari L’Arc~en~Ciel begitu banyak, maka penulis memilih beberapa judul lagu yang pernah populer dan masuk chart–chart musik di Jepang, yaitu:

READY STEADY GO yang merupakan single yang di-realease tanggal 3 Februari 2004, pernah menduduki posisi puncak Oricon Chart single di minggu ke-3 Februari 2004, terjual 365.500 copy dan merupakan lagu track ke-2 dalam Album SMILE.

HONEY, yang merupakan single yang di-realease tanggal 8 Juli 1998, pernah menduduki puncak Oricon Chart single minggu ke-3 Juli 1998, terjual 1.224.000 copy dan merupakan lagu track ke-3 dalam Album ray.

winter fall, yang merupakan single yang di-realease tanggal 25 Januari 1998, pernah menduduki puncak Oricon Chart single dan bertahan di Oricon Chart selama 20 minggu, terjual 835.000 copy dan merupakan lagu track ke-2 dalam Album Heart.

• 叙情詩


(8)

Mei 2005, pernah menduduki puncak Oricon Chart single dan merupakan Ending Theme dari acara日本

にほん

テレビ

て れ び

けい

“Nihon Terebi Kei” berjudul

ー パ ぱ

ー テレビ て れ び

情報最前線 う ほ う さ い

“Super Terebi Jouhousaizensen”, terjual

145.718 copy yang merupakan lagu track ke-3 dalam Album Awake beserta video klip. (http://www.w3c.org/TR/1999/REC- html401-1999 1224/frameset.dtd)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah ingin menganalisis band L’Arc~en~Ciel untuk mengetahui mengapa mereka bisa populer hingga saat ini dan memberi pengaruh kepada pendengarnya, dengan tidak dapat terlepas dari ciri khas mereka dari segi musik, lirik lagu, fesyen, dll yang merupakan ciri khas mereka yang menimbulkan teks-sosial dan membedakannya dengan artis-artis lain di Jepang.

1.4 Metodologi

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode hermeneutik budaya sebagai alat untuk mengkaji budaya yang terdapat dalam musik dan grup L’Arc~en~Ciel.

Hermeneutik berasal dari bahasa Yunani hermeneuin yang berarti menafsirkan atau interpretasi dan pada akhirnya diartikan sebagai proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti. Hermeneutik banyak digunakan untuk menginterpretasikan teks–teks kitab suci, yang tujuan


(9)

akhirnya adalah mampu memahami pengarang melebihi pemahaman terhadap diri kita sendiri. Teks itu dihasilkan oleh “pengarang” atau tepatnya “para pengarang” yaitu para pelaku sosial (analogi–analogi teks dan dunia sosial perlu diikuti). Tujuannya adalah memahami maknanya (Sinnverstehen), maka peneliti harus melibatinya ”dari dalam”. Makna disini adalah menyampaikan arti atau pengertian sebuah teks yang berasal dari sang pembuat teks dengan bentuk suatu kebahasaan (tulisan). Gadamer berpendapat bahwa teks-sosial harus ditafsirkan secara kreatif-produktif dengan keterbukaan terhadap masa kini dan masa depan. Disini peneliti bukan sekedar mereproduksi teks-sosial, melainkan menafsirkannya secara kreatif. Peneliti harus menangkap tiga unsur hakiki yang terkandung dalam teks-sosial, dari pengarang teks-sosial atau pelaku sosial, yaitu :

1. Pengalaman

Adalah unsur-unsur subjektif yang dalam penghayatan internal pelaku sosial, misalnya hasrat, cita-cita, harapan, pandangan, gerak-gerik, dll, yang akan membentuk jalan pikiran. Ini menggambarkan cara utama manusia dalam memperkembangkan bakat-bakatnya.

2. Ungkapan

Ungkapan merupakan hal-hal pada pengalaman yang mendapat bentuk lahiriahnya dalam wujud tingkah laku, karya seni, tulisan, organisasi, dll. Ungkapan dapat disebut juga sebagai ekspresi sosial.

3. Pemahaman

Menurut Gadamer, pemahaman bukanlah “mengetahui’ secara statis dan di luar kerangka waktu, tetapi selalu berada dalam keadaan tertentu. Untuk dapat


(10)

memahami sebuah teks, kita harus membuang jauh-jauh segala bentuk prakonsepsi dengan maksud supaya kita menjadi terbuka terhadap apa yang dikatakan oleh sebuah teks. Jika cakrawala sejarah berubah , pemahaman akan mengikuti konturnya (garis bentuk) dan juga bentuknya.

Bagi Gadamer kesenjangan waktu antara kita dan pengarang tidak harus diatasi seolah–olah sebagai suatu yang negatif, tapi justru harus dipikirkan sebagai perjumpaan cakrawala–cakrawala pemahaman kita dengan memperbandingkannya dengan cakrawala–cakrawala pengarang. Oleh karena itu suatu penafsiran tidak bersifat reproduktif melainkan juga produktif. Maksudnya makna teks bukanlah makna bagi pengarangnya, melainkan makna bagi kita yang hidup di zaman ini. Maka menafsirkan adalah proses kreatif.

Penulis memilih hermeneutik budaya aliran Georg Gadamer yang mengatakan bahwa ‘bildung’ atau kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu ‘gambaran’ atau ‘model’. Misalnya jika seorang membaca sesuatu teks keseluruhan latar belakang pengalamannya ikut berperanan. Jika dua orang yang latar belakang kebudayaan, usia, tingkat pendidikannya berbeda tidak akan melakukan interpretasi dengan cara yang sama. Bildung adalah konsep–konsep yang meliputi seni, sejarah, pandangan dunia, pengalaman, ketajaman pikiran, dunia eksternal, kebatinan, ekspresi dan ungkapan, style atau gaya dan simbol.

Gadamer menaruh perhatian pada bidang seni dengan alasan dalam seni kita mengalami suatu kebenaran, tapi bukan kebenaran yang kita peroleh melalui penalaran melainkan kebenaran yang menurut faktanya. Sebagai contoh misalnya dalam melukis, garis – garis ditarik miring pada saat seharusnya ditarik lurus, atau


(11)

campuran warna yang tidak menurut kombinasi lazim, seringkali dapat menghasilkan efek kenikmatan estetis (penilaian terhadap keindahan). Juga dalam musik, satu bait melodi dapat mengumandangkan perasaan estetis.

Tidak ada aturan seni yang bersifat universal. Aturan–aturan itu diberikan oleh alam melalui para genius. Maka dari itu penulis memilih metode hermeneutika dari Hans-George Gadamer, dikarenakan metodenya yang dapat menampung berbagai macam data yang mendukung untuk mengembangkan analisis dikarenakan sifatnya yang kreatif-produktif dan mengandung konsep seni yang sangat membantu di bidang musik yang merupakan salah satu unsur budaya. (E. Sumaryono, Hermeneutik-Sebuah Metode Filsafat, 1999, hlm 63-78)


(12)

1.5 Organisasi Penulisan

Penulisan Skripsi dengan Judul “ Menafsir Band L’Arc~en~Ciel Sebagai Teks-Sosial Budaya Musik Populer Jepang” terdiri dari empat bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah mengenai sejarah musik pop Jepang dan biografi band L’Arc~en~Ciel secara singkat, pembatasan masalah, tujuan penelitian dan pendekatan yang berisi metode untuk menganalisis penelitian, dan organisasi penulisan konstruksi bab I hingga bab V.

Bab II Perjalanan Musik Pop Jepang & Musik Dunia

Pada bab ini akan dibahas mengenai perjalanan musik populer Jepang secara umum yang berkembang bersamaan dengan musik populer di barat khususnya pada musik rock dan pop, yang akan mempengaruhi perkembangan grup L’Arc~en~Ciel.

Bab III Ikon Music Populer Jepang “L’Arc~en~Ciel”

Bab III berisikan tentang terbentuknya L’Arc~en~Ciel, karya-karya dan eksistensi mereka hingga saat ini.

Bab IV L’Arc~en~Ciel Sebagai Teks Sosial

Pada bab ini akan dianalisis, musik, lirik, fesyen, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi L’Arc~en~Ciel, sehingga menyebabkan mereka populer hingga saat ini dan menimbulkan teks-teks sosial bagi pendengarnya.

Bab V Kesimpulan

berisi rangkuman singkat dan kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan penulis.


(13)

BAB V KESIMPULAN

Negara Jepang yang telah mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, merupakan salah satu negara di dunia yang akhirnya mengakui kekuatan negara-negara Barat dalam berbagai hal, baik dalam militer, politik, ilmu pengetahuan, dll. Dengan hal-hal tersebut, pemerintah Jepang akhirnya menghilangkan politik “isolasi” di negara mereka dan memperbaharui negaranya menuju Jepang yang modern, baik teknologi maupun masyarakatnya.

Dalam waktu yang relatif singkat, masyarakat Jepang telah menerima dan menggemari budaya-budaya Barat dalam porsi yang besar. Hal tersebut tak terlepas dari kekuatan industri budaya negara-negara Barat yang berhasil mengambil hati berbagai kalangan masyarakat Jepang lewat media-media massa modern seperti radio, piringan hitam, televisi, dll. Budaya yang ditujukan untuk khalayak massa dengan dukungan kekuatan industri budaya tersebut, dikenal dengan nama “budaya populer”.

Pengaruh-pengaruh tersebut segera diadaptasi oleh pengusaha-pengusaha Jepang, hingga pada akhirnya mereka memproduksi sendiri beragam budaya populer tersebut dengan sumber daya manusia yang tersedia di Jepang, sebagai industri “baru” yang ditujukan kepada masyarakat Jepang secara luas. Musik populer merupakan salah satu contoh budaya populer yang berkembang pesat di Jepang. Sehingga lahirnya idola-idola dalam musik populer tidak dapat terhenti


(14)

demi memenuhi kebutuhan konsumen zaman modern yang memiliki kreatifitas konsumsi tinggi.

Setelah kedatangan The Beatles dan KISS pada dua dekade yang berbeda, penampilan mereka telah mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Jepang. Artis dengan konsep band berjumlah empat sampai lima personil, berwajah tampan, penampilan berbeda dari artis-artis yang lainnya, aksi panggung yang enerjik, dll tersebut mulai banyak diadopsi oleh industri musik di Jepang untuk mencetak artis dengan konsep band serupa. Dengan jumlah personil yang tidak terlalu banyak, maka teks-sosial yang terjadi adalah penggemar dapat mengenal sebuah band lebih mudah, baik dalam penampilan dan karakter masing-masing personil. Sehingga proses imitasi (proses meniru orang lain) akan cepat terjadi.

Musik populer yang semakin banyak melahirkan genre-genre baru seperti rock n’ roll, soul, new wave, heavy metal, dll merupakan bentuk kreatifitas yang dibuat berbeda-beda agar pendengar dapat memilih jenis musik yang cocok dengan selera pendengar. Di Jepang lahirlah nama japanese pop, japanese rock, dll sebagai nama yang digunakan untuk mengidentitaskan musik Jepang sendiri, walau perkembangannya tak terlepas dari iklim musik dunia yang mengacu pada negara-negara Barat yang telah melahirkan genre-genre yang sedemikian banyak tersebut.

Diantara munculnya banyak genre-genre tersebut, beberapa musisi di Jepang telah berhasil memadukan musik rock dengan penampilan visual yang menarik seperti tokoh anime. Dengan menonjolkan pada penampilan mereka baik pada rambut panjang, make-up, fesyen, dan gerak-gerik mereka dengan banyak


(15)

sentuhan feminin, musik rock seperti ini dikenal dengan nama visual kei / visual rock. Band dengan konsep seperti ini menjadi sangat populer di Jepang pada pertengahan 80-an bersamaan dengan berkembangnya glam metal yang memiliki ciri khas hampir serupa.

L’Arc~en~Ciel yang terdiri dari empat personil merupakan salah satu dari sekian banyaknya band visual rock yang bermunculan. L’Arc~en~Ciel dengan gaya mediteran dan feminin berhasil menjadi sesuatu yang beda dengan band j-rock lainnya di awal kemunculannya. Tak lama kemudian sebuah interaksi teks-sosial tercipta dengan adanya penggemar yang mulai mengikuti gaya mereka. Hanya dengan penampilan yang menarik tidak menjanjikan eksistensi seorang musisi akan bertahan lama. Namun L’Arc~en~Ciel berhasil bertahan hingga saat ini, dan menarik simpati masyarakat Jepang bahkan mancanegara dengan berbagai kreatifitas-kreatifitas baru yang dilakukan mereka baik dalam musik, penampilan, lirik, dll sehingga mereka menjadi populer.

Banyak orang yang menganggap bahwa japanese rock selalu identik dengan visual rock. Dengan adanya teks-sosial budaya L’Arc~en~Ciel, maka penulis tertarik untuk menegaskan bahwa japanese rock tidak hanya identik dengan visual rock. Dengan adanya kreatifitas L’Arc~en~Ciel yang mengadaptasi musik alternatif di pertengahan karirnya sehingga genre musik mereka lebih luas dan dapat menjangkau banyak kalangan, maka L’Arc~en~Ciel berhasil membuktikan bahwa mereka adalah salah satu band japanese rock terbaik yang berhasil eksis walau tanpa atribut feminin atau penampilan yang ‘mencolok’ lagi.


(16)

Kreatifitas bermusik, lirik, dll telah menjadi keunggulan L’Arc~en~Ciel untuk mendobrak idealis musik rock Jepang yang harus nampak feminin dalam penampilan mereka dan menyuguhkan musik yang keras. Laruku mampu bertahan dengan genre alternatif rock disaat genre glam metal mengalami penurunan popularitas terbesar, yang diakibatkan oleh berkembangnya genre musik alternatif di pertengahan tahun 90-an. Selain itu bubarnya X Japan menjadi pemicu menurunnya popularitas genre visual rock yang identik dengan penggunaan make-up. Warna musik alternatif rock dari Laruku berhasil bertahan hingga saat ini walaupun gempuran dari genre musik R&B mendominasi musik dunia.

Hal penting pertama dalam grup Laruku adalah teks-sosial dalam lirik-lirik lagu mereka telah menjadi salah satu nilai lebih dalam karir mereka. Kreatifitas Laruku dalam menggarap lirik tidak hanya tema-tema tentang cinta saja. Dengan tema-tema sosial yang dibuat saat fenomena remaja NEET Generation yang semakin bertambah di Jepang, membuat Laruku seringkali menuliskan tema-tema yang berisikan tentang harapan, mimpi, semangat, dll. Setiap makna yang disampaikan dalam lagu-lagu Laruku dikemas sedemikian rupa dengan musik yang mendukung, sehingga karya-karya mereka kaya akan nuansa yang beranekaragam.

Hal kedua adalah kecerdikan dari pihak major label sebagai pihak industri yang memegang modal, dalam membaca situasi iklim musik dunia pun patut menjadi salah satu alasan mengapa L’Arc~en~Ciel berani mengambil resiko untuk melakukan banyak perubahan dalam karir mereka. Pihak major label dengan kekuatan modal dan manajemen sangat berperan dalam promosi lewat


(17)

iklan, tour-tour, strategi menentukan waktu perilisan lagu-lagu Laruku, sehingga masyarakat mulai terpengaruh oleh segala hal yang berhubungan dengan Laruku. Biaya yang dikeluarkan oleh major label ternyata setimpal dengan prestasi Laruku, terutama dalam hasil penjualan karya-karya Laruku. Dapat disimpulkan dari teks-sosial diatas adalah bahwa bertahannya seorang musisi musik populer adalah campur tangan pihak industri sebagai pencetak musisi tersebut walaupun pengaruhnya tidak mencapai 100%. Namun orisinalitas bakat dan kreatifitas L’Arc~en~Ciel pun menentukan eksistensi mereka hingga saat ini.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Barker, Chris, 2005, Cultural Studies, Yogyakarta, PT. Bentang Pustaka McClure, Steve, 1998, Nippon Pop, Tokyo, Tuttle Shokai Inc

Strinati, Dominic, 2004, Popular Culture, Yogyakarta, PT. Bentang Pustaka Sumaryono, E, 1999, Hermeneutik-Sebuah Metode Filsafat, Yogyakarta, Penerbit

Kanisius

Group, Gojira, 1998, L’Arc~en~Ciel no Shinsei, Tokyo, Koala Books Sastrapratedja, M, 1982, Manusia Multi Dimensional, Jakarta, PT Gramedia Gooch, Curt and Jeff Suhs, 2002. KISS Alive Forever: The Complete Touring

History, Los Angeles, Billboard Books

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Balai Pustaka

Apter, Jeff, 2006, “The Story of the Cure: Never Enough”, Omnibus Press, London, Helter Skelter Publishing

Erlewine, Stephen Thomas, 2006, "American Alternative Rock/Post-Punk", All Music Guide, Cambridge, Da Capo

Jonathan, 2000, “Rainbow in Your Heart”, Animonster Magazine Vol. 01, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Bird, Slasher, 2003, “HYDE”, Animonster Magazine Vol. 52, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Suppichan, 2004, “L’Arc~en~Ciel”, Animonster Magazine Vol. 66, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Suppichan, 2005, “Awake L’Arc~en~Ciel”, Animonster Magazine Vol. 76, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Permana, Hadi, 2005, “NEET Generation”, Animonster Magazine Vol. 76, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Suppichan, 2005, “Behind the Scene: Awake”, Animonster Magazine Vol. 77, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera


(19)

Suppichan, 2005, “Awake Tour 2005”, Animonster Magazine Vol. 81, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Ryo, 2005, “L’Arc~en~Ciel Confidential”, Sisipan Majalah Hai no. 36, Jakarta, PT Penerbitan Remaja Hai

Simmons, Gene, 2001, KISS and Make-up, Detroit, Crown

Chatterton, Mark, 2001, U2: The Complete Encyclopedia, London, Firefly Publishing

http://www.w3c.org/TR/1999/REC-html401-19991224 /frameset. dtd http://en.wikipedia.org /wiki/ New_Romantic

http://www. japaneselifestyle.com.au/culture/j_rock.html

David, Maria, 1984, Duran Duran, Birmingham, Colour Library Books Ltd Azerrad, Michael, 1993, Come As You Are: The Story of Nirvana. Detroit,

Doubleday

Osbourne, Joan, 2006, “MTV Top 20 Moments Breaking The Rules,” 23 Oktober 2006, Global TV Indonesia, Jakarta, MTV

Christe, Ian, 2003, Sound of The Beast: The Complete Headbanging History of Heavy Metal, Boston, Harper Collins

Wall, Mick, 1992, Guns N' Roses: The Most Dangerous Band in The World, New York, Hyperion

Weinstein, Deena, 1991, Heavy Metal: A Cultural Sociology, Detroit, Lexington Hardy, Phil, 2001, The Faber Companion to 20th Century Popular Music: Fully

Revised Third Edition, London, Faber and Faber Limited http://www.golddisc.jp /award/013/index.html


(20)

日本の

ップ

チャ

を象徴するバン

アン

シエ

社会的テク

による解釈

ヒ キア

0242011

ラ タキ 教大学

文学部

日本文学科


(21)

序論

世界大戦に負 後 日本 ップ カ チャ いう西洋の

現代文化を 入 始 る 例え ップ ュ ック 大衆音楽

ある 現代の日本人に い い ャン の ップ ュ ック 広

そのほ 西洋国の ップ ュ ックに影響 いる

一 の 例 9 0 年 代 に 生 ラ ク ア ン シ エ い う ビ ュ ア

ックのバン ある 90年代の中間にラ ク アン シエ

の ャン タネテ ック に変わ る

ラ クアンシエ の作品 数百本売 ラ クアンシエ 若者

の人気ア に る 多くのア テ の中のラ ク アン シエ

の流行 ップ カ チャ の社会的テク 解釈する る

本論 の社会的テク を解釈する ン ョ

の解釈学を使う 社会的テキ に 美術品 人の望 人の表現

ある

本論

ラ ク アン シエ カ y タ k ベ

ラ ak aの四人の ンバ いる 最初の ビ

ュ 彼 女 い タ ビ ュア ックを演奏 い


(22)

外の ック バン に比べ 聴音の注意を引 人気のあるバン い

タネテ ラン いう ュ ック

広 西洋の ック ュ ックの流行 弱

その ラ ク アン シエ 化粧 ビ ュア ックを維持 人

気の タネテ を 入 の ある その結果 彼 の作品 数

百万本売 の ある ラ y k ak aに代わ

後 ラ ク アン シエ の音楽に る創造力 す す咲い 有名

流行歌を作 現代の日本人 ア アの人々に聞 いる

ラ ク アン シエ の人気 資本家 の ャ ベ

切 離す い ャ ベ 大々的に彼 のビ

広告をするの ある ク 主義理論によ ップ カ チ

ャ 産業 高潔 文化を知 い大衆を引 抱える に作 出 いる

の ある いう

ラ ク アン シエ 商品 の音楽 美的 価値のある音楽

を混合する に成功 の ある 作品を作る際 ラ ク アン シエ

美的感覚 音楽性 の ッショ 要素を 入 る

視聴者に 社会テク を引 起 すほ 彼 の存在を確固 る

のに の ある 例を挙 る ウ ンタ いう曲 あ


(23)

意味深い詩的 要素 含 その 視聴者

解釈を為す るの ある

結論

ラ ク アン シエ ップ ュ ック界に い 作曲に

す い創造性を 入 る その存在を維持する る

作詩 ア ン ッション性を 入 る によ その優秀性

見 るの ある 彼 の成功 単に彼 の努力に 為

の い ャ ベ その成功に一役買 いるの


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Barker, Chris, 2005, Cultural Studies, Yogyakarta, PT. Bentang Pustaka McClure, Steve, 1998, Nippon Pop, Tokyo, Tuttle Shokai Inc

Strinati, Dominic, 2004, Popular Culture, Yogyakarta, PT. Bentang Pustaka Sumaryono, E, 1999, Hermeneutik-Sebuah Metode Filsafat, Yogyakarta, Penerbit

Kanisius

Group, Gojira, 1998, L’Arc~en~Ciel no Shinsei, Tokyo, Koala Books Sastrapratedja, M, 1982, Manusia Multi Dimensional, Jakarta, PT Gramedia Gooch, Curt and Jeff Suhs, 2002. KISS Alive Forever: The Complete Touring

History, Los Angeles, Billboard Books

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Balai Pustaka

Apter, Jeff, 2006, “The Story of the Cure: Never Enough”, Omnibus Press, London, Helter Skelter Publishing

Erlewine, Stephen Thomas, 2006, "American Alternative Rock/Post-Punk", All Music Guide, Cambridge, Da Capo

Jonathan, 2000, “Rainbow in Your Heart”, Animonster Magazine Vol. 01, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Bird, Slasher, 2003, “HYDE”, Animonster Magazine Vol. 52, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Suppichan, 2004, “L’Arc~en~Ciel”, Animonster Magazine Vol. 66, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Suppichan, 2005, “Awake L’Arc~en~Ciel”, Animonster Magazine Vol. 76, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Permana, Hadi, 2005, “NEET Generation”, Animonster Magazine Vol. 76, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera


(2)

Suppichan, 2005, “Awake Tour 2005”, Animonster Magazine Vol. 81, Bandung, PT Megindo Tunggal Sejahtera

Ryo, 2005, “L’Arc~en~Ciel Confidential”, Sisipan Majalah Hai no. 36, Jakarta, PT Penerbitan Remaja Hai

Simmons, Gene, 2001, KISS and Make-up, Detroit, Crown

Chatterton, Mark, 2001, U2: The Complete Encyclopedia, London, Firefly Publishing

http://www.w3c.org/TR/1999/REC-html401-19991224 /frameset. dtd http://en.wikipedia.org /wiki/ New_Romantic

http://www. japaneselifestyle.com.au/culture/j_rock.html

David, Maria, 1984, Duran Duran, Birmingham, Colour Library Books Ltd Azerrad, Michael, 1993, Come As You Are: The Story of Nirvana. Detroit,

Doubleday

Osbourne, Joan, 2006, “MTV Top 20 Moments Breaking The Rules,” 23 Oktober 2006, Global TV Indonesia, Jakarta, MTV

Christe, Ian, 2003, Sound of The Beast: The Complete Headbanging History of Heavy Metal, Boston, Harper Collins

Wall, Mick, 1992, Guns N' Roses: The Most Dangerous Band in The World, New York, Hyperion

Weinstein, Deena, 1991, Heavy Metal: A Cultural Sociology, Detroit, Lexington Hardy, Phil, 2001, The Faber Companion to 20th Century Popular Music: Fully

Revised Third Edition, London, Faber and Faber Limited http://www.golddisc.jp /award/013/index.html


(3)

日本の

ップ

チャ

を象徴するバン

アン

シエ

社会的テク

による解釈

ヒ キア

0242011


(4)

序論

世界大戦に負 後 日本 ップ カ チャ いう西洋の

現代文化を 入 始 る 例え ップ ュ ック 大衆音楽

ある 現代の日本人に い い ャン の ップ ュ ック 広

そのほ 西洋国の ップ ュ ックに影響 いる

一 の 例 9 0 年 代 に 生 ラ ク ア ン シ エ い う ビ ュ ア

ックのバン ある 90年代の中間にラ ク アン シエ

の ャン タネテ ック に変わ る

ラ クアンシエ の作品 数百本売 ラ クアンシエ 若者

の人気ア に る 多くのア テ の中のラ ク アン シエ

の流行 ップ カ チャ の社会的テク 解釈する る

本論 の社会的テク を解釈する ン ョ

の解釈学を使う 社会的テキ に 美術品 人の望 人の表現

ある

本論

ラ ク アン シエ カ y タ k ベ

ラ ak aの四人の ンバ いる 最初の ビ

ュ 彼 女 い タ ビ ュア ックを演奏 い

ャ ベ に入 ラ ク アン シエ の聞 安いの音楽


(5)

外の ック バン に比べ 聴音の注意を引 人気のあるバン い

タネテ ラン いう ュ ック

広 西洋の ック ュ ックの流行 弱

その ラ ク アン シエ 化粧 ビ ュア ックを維持 人

気の タネテ を 入 の ある その結果 彼 の作品 数

百万本売 の ある ラ y k ak aに代わ

後 ラ ク アン シエ の音楽に る創造力 す す咲い 有名

流行歌を作 現代の日本人 ア アの人々に聞 いる

ラ ク アン シエ の人気 資本家 の ャ ベ

切 離す い ャ ベ 大々的に彼 のビ

広告をするの ある ク 主義理論によ ップ カ チ

ャ 産業 高潔 文化を知 い大衆を引 抱える に作 出 いる

の ある いう

ラ ク アン シエ 商品 の音楽 美的 価値のある音楽

を混合する に成功 の ある 作品を作る際 ラ ク アン シエ

美的感覚 音楽性 の ッショ 要素を 入 る

視聴者に 社会テク を引 起 すほ 彼 の存在を確固 る

のに の ある 例を挙 る ウ ンタ いう曲 あ


(6)

意味深い詩的 要素 含 その 視聴者

解釈を為す るの ある

結論

ラ ク アン シエ ップ ュ ック界に い 作曲に

す い創造性を 入 る その存在を維持する る

作詩 ア ン ッション性を 入 る によ その優秀性

見 るの ある 彼 の成功 単に彼 の努力に 為

の い ャ ベ その成功に一役買 いるの

ある