Studi Alternatif Penambahan Biaya Karena Keterlambatan Suatu Bagian Pekerjaan Dalam Proyek Konstruksi.

(1)

STUDI ALTERNATIF PENAMBAHAN BIAYA KARENA

KETERLAMBATAN SUATU BAGIAN PEKERJAAN DALAM

PROYEK KONSTRUKSI

Timbul Halomoan Sijabat NRP : 0421071

Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

ABSTRAK

Keterlambatan dalam proyek konstruksi adalah suatu masalah yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek. Kegagalan pencapaian waktu yang telah direncanakan tentu saja mengakibatkan penambahan biaya yang dapat merugikan proyek itu sendiri.

Untuk mengejar keterlambatan tersebut, pihak kontraktor harus dapat mengambil keputusan. Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengejar keterlambatan suatu proyek konstruksi, yaitu dengan menambah jumlah tenaga kerja, menambah jumlah jam kerja (kerja lembur) serta kombinasi kedua metode tersebut..

Pada studi kasus dibahas Proyek Rumah Tinggal Tipe 159 Cluster R-2 Kota Baru Parahyangan dilaksanakan oleh PT Pulau Intan BPK dengan masa pelaksanaan proyek 10 bulan.

Pada pelaksanaan proyek tersebut mengalami keterlambatan. Perbandingan kurva “s” rencana proyek dan kurva “s” realisasi dapat menunjukkan terjadi suatu kegagalan pencapaian prestasi kerja dari yang direncanakan khususnya pada pekerjaan dinding dan pekerjaan plafond.

Dari hasil analisis diperoleh biaya tambahan yang dibutuhkan untuk masing-masing bagian pekerjaan yang terlambat. Pada pekerjaan dinding membutuhkan biaya tambahan Rp 18.771.612,5 dengan menambah jumlah tenaga kerja yang terdiri dari 5 orang pekerja setengah terampil, 4 orang tukang batu setengah terampil, 1 orang kepala tukang batu dan 1 orang mandor, tambahan biaya Rp11.262.967,38 dengan mengadakan kerja lembur selama 2 jam / hari selama 60 hari dan tambahan biaya Rp 15.017.289,94 degan kombinasi kedua metode. Sedangkan pada pekerjaan plafond membutuhkan biaya tambahan sebesar Rp 1.001.025,86 dengan menambah 1 kelompok kerja, tambahan biaya sebesar Rp 1.430.035,2 dengan mengadakan kerja lembur selama 1,5 jam / hari selama 72 hari dan tambahan Rp 1.215.530,52 dengan kombinasi kedua metode tesebut.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR………...ii

ABSTRAK………..…..iii

PRAKATA………... iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR………ix

DAFTAR TABEL………..x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Tujuan Penelitian... 2

1.3 Pembatasan Masalah...3

1.4 Sistematika Penulisan...4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Kontruksi...5

2.2 Hubungan Pihak-pihak yang Terkait dalam Proyek ...9

2.2.1 Pemilik Proyek/ Pemberi Tugas...11

2.2.2 Pelaksana/ Kontraktor...12

2.2.3 Pengawas/ Konsultan...12

2.3 Struktur Organisasi Lapangan ...13

2.3.1 Pelaksana...14

2.3.2 Mandor ...14

2.3.3 Pekerja...15


(3)

2.4 Keterlambatan Proyek...15

2.5 Estimasi Penambahan Biaya ... 16

2.5.1 Estimasi Harga Satuan...17

2.5.2 Analisis Penambahan Biaya dengan Penambahan Jumlah Tenaga Kerja...21

2.5.3 Analisis Penambahan Biaya dengan Penambahan Jumlah Jam Kerja ( Kerja Lembur)...22

2.6 Kombinasi Penambahan Biaya dengan Penambahan Tenaga Kerja dan Penambahan Jumlah Jam Kerja...24

2.7 Jadwal Waktu Pelaksanaan ...25

2.7.1 Diagram Balok (Bar Chart) dan Kurva “S” Rencana...25

2.7.2 Diagram Balok (Bar Chart) dan Kurva “S” Realisasi ... 29

2.7.3 Penjadwalan Ulang ( Rescheduling)... 29

BAB 3. STUDI KASUS 3.1 Data Proyek... 30

3.2 Rencana Anggaran Biaya ...37

3.3 Jadwal Rencana Proyek...38

3.4 Jadwal Realisasi... ...38

3.5 Data Keterlambatan Proyek...39

BAB 4. ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis Keterlambatan...40

4.1.1 Pekerjaan Dinding...41

4.1.2 Pekerjaan Plafond...41

4.2 Analisis Harga Satuan...42

4.2.1 Pekerjaan Dinding...42


(4)

4.2.2 Pekerjaan Plafond...45

4.3 Analisis Tambahan Biaya... 46

4.3.1 Analisis Biaya Penambahan Jumlah Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Dinding...46

4.3.2 Analisis Biaya Penambahan Jumlah Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Plafond...48

4.3.3 Analisis Biaya Penambahan Jumlah Jam Kerja ( Kerja Lembur ) Pada Pekerjaan Dinding...49

4.3.4 Analisis Biaya Penambahan Jumlah Jam Kerja ( Kerja Lembur ) Pada Pekerjaan Plafond...51

4.3.5 Kombinasi Penambahan Biaya Dengan Metode Penambahan Jumlah Tenaga Kerja dan Metode Penambahan Jumlah Jam Kerja……….52

4.4 Pembahasan Hasil Analisis...54

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...58

5.2 Saran...60

DAFTAR PUSTAKA... 62

LAMPIRAN... .63


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Hubungan Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Proyek... 10

Gambar 2.2 Skema Hubungan Organisasi Lapangan...13

Gambar 2.3 Diagram Balok/ Bar chart Suatu Proyek... 26

Gambar 2.4 Kurva “S” Rencana Suatu Proyek………... 28

Gambar 4.1 Perbandingan Biaya per Minggu pada Pekerjaan Dinding………… 53

Gambar 4.2 Perbandingan Biaya per Minggu pada Pekerjaan Plafond………… 54


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perhitungan Bobot Pekerjaan (%)...27

Tabel 3.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya……….37

Tabel 4.1 Analisis Harga Satuan Pasangan Batu Bata Merah 1: 4 / m2...42

Tabel 4.2 Analisis Harga Plesteran Dinding 1 : 3 + acian / m2...43

Tabel 4.3 Analisis Harga Satuan Pasangan Plafond Gypsum Rangka Meranti / m2...45

Tabel 4.4 Analisis Harga Satuan Pasangan List Gypsum / m2...45

Tabel 4.5 Perbandingan Biaya per Minggu pada Pekerjaan Dinding…………53

Tabel 4.6 Perbandingan Biaya per Minggu pada Pekerjaan Plafond…………54


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Harga Satuan Upah ... ...64

Lampiran 2 Daftar Harga Satuan Bahan... 65

Lampiran 3 Rencana Anggaran Biaya Proyek... 67

Lampiran 4 Jadwal Rencana Proyek... 73

Lampiran 5 Jadwal Realisasi Proyek... 74

Lampiran 6 Perbandingan antara Kurva “S” Rencana Proyek dan Kurva “S” Realisasi Proyek ... 75


(8)

DAFTAR HARGA SATUAN UPAH

No Jenis Upah Satuan Harga Upah / hari

( Rp )

Mandor org 55.000,00

Tukang Batu Terampil org 45.000,00

Tukang Batu ½ Terampil org 40.000,00

Kepala Tukang Batu org 48.000,00

Tukang Besi Beton Terampil org 50.000,00

Tukang Besi Beton ½ Terampil org 35.000,00

Kepala Tukang Besi Beton org 50.000,00

Tukang Kayu Terampil org 40.000,00

Tukang Kayu ½ Terampil (bongkar cetakan) org 35.000,00

Kepala Tukang Kayu org 50.000,00

Tukang Gali org 30.000,00

Pekerja Terampil org 35.000,00

Pekerja ½ Terampil org 33.000,00

Pekerja org 30.000,00

Tukang Besi Profil Terampil org 45.000,00

Kapala Tukang Besi Profil org 50.000,00


(9)

DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN

No Jenis Bahan Satuan Harga Bahan (Rp)

1 Acian sistem mortar (t=2mm, Mu200) kg 50.000,00

2 Sealer lt 15.000,00

3 Paku 5-7 kg 6.985,00

4 Batu Kousin bh 450,00

5 Batu Kali m3 50.000,00

6 PC (50 kg) zak 38.000,00

7 Bata Merah bh 250,00

8 Pasir Pasang m3 48.000,00

9 Pelampung unit 60.000,00

10 Pasir Urug m3 35.000,00

11 Besi Beton dia.6 mm btg 19.000,00

12 Besi Beton dia.8 mm btg 25.500,00

13 Besi Beton dia.10 mm btg 40.000,00

14 Besi Beton dia.12 mm btg 58.000,00

15 Besi Beton dia.16 mm btg 102.000,00

16 Besi beton dia.16 mm kg 5.900,00

17 Kawat Beton kg 9.200,00

18 Baja IWF kg 6.700,00

19 Baja H kg 7.000,00

20 Baja Canal kg 6.700,00

21 Besi Siku 70 kg 5.900,00

22 Angker dia.22 mm kg 22.000,00

23 Kaso 5/7 Kamper Banjar m3 2.250.000,0

24 Kaso 5/7 borneo sp (2 x pakai) 50 % m3 1.350.000,00

25 Papan Terentang (2 x pakai) 75 % m3 847.000,00

26 Semen Warna kg 4.125,00

27 Keramik lantai 40/40 Kw 1 berwarna m2 44.000,00

28 Keramik 20/20 Kw 1 Anti Slip Bercorak m2 36.850,00

29 Keramik Dinding Kw 1, Bercorak Berwarna m2 45.100,00

30 Batu Belah m3 70.000,00

31 Beton Lantai Hollow 150mm m2 169.500,00

32 Kabel Telepon M1 950,00

33 Kabel Nym 2x 1,5mm2 M1 3.000,00

34 Kaca Es 3mm M2 50.000,00

35 Kaca Es 5mm M2 50.000,00

36 Kaso 5/7 meranti M3 990.000,00

37 Kaso 4/6 M3 990.000,00

38 Kerikil M3 50.000,00

39 Kusen Lengkung Kayu Kempas bh 890.000,00

40 Kusen Kayu meranti oven 6/15 M3 2.527.200,00


(10)

No Jenis Bahan Satuan Harga Bahan (Rp)

41 Daun Pintu panel meranti oven uk.92x211x3,6 cm bh 450.000,00

42 Daun Pintu panel multiplek uk62x211x3.6 cm bh 250.000,00

43 Dinding GRC bawah jendela bh 725.000,00

44 Dinding GRC teras bh .2.350.000,00

45 Cat semiduco daun jendela M1 35.000,00

46 Cat semiduco list architrave M1 11..475,00

47 Cat Cendana Interior Cendana lt 22.500,00

48 Gypsum 9 mm lbr 41.250,00

49 Lis Profil Plafond Gypsum m1 3850,00

50 Plat Baja kg 6.900,00

51 Paku kg 4.900,00

52 Rangka atap Pryda 159 unit 13.700,00

53 Penutup Atap Metal Galvanum Berwarna m2 65.000,00

54 Bubungan Atap Galvanum Berwarna m1 36.500,00

55 Glasswool + Roofmesh m2 20.000,00

56 Bout-bout ls 7.000.000,00

57 Bahan Menie + Cat Baja / Kg Pasangan kg 3.850,00


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi dikenal ada tiga faktor pokok yang sangat berhubungan yaitu waktu, biaya, dan mutu. Untuk mencapai tujuan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu maka perlu dilaksanakan perancangan, pengawasan, dan pengendalian yang benar.


(12)

Penyelesaian suatu proyek konstruksi seringkali mengalami keterlambatan dari waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja ataupun hasil kerja yang ditargetkan tidak sesuai dengan jadwal rencana. Keterlambatan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti :

- Koordinasi proyek yang kurang baik

- Keterlambatan penyediaan bahan dan peralatan - Faktor cuaca yang tidak mendukung

- Sumber Daya Manusia yang kurang disiplin - Dan lain-lain

Keterlambatan ini tentu saja mengakibatkan penambahan biaya dan dapat merugikan pelaksana proyek, sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan solusi dalam penyelesaian mengejar waktu keterlambatan tersebut. Langkah yang dapat ditempuh adalah seperti menambah jumlah tenaga kerja, menambah jumlah jam kerja (kerja lembur) ataupun gabungan kedua metode tersebut. Dengan latar belakang tersebut dalam Tugas Akhir ini maka diambil judul “Studi Alternatif Penambahan Biaya Karena Keterlambatan Suatu Proyek Konstruksi”.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa penambahan biaya yang terjadi yang diakibatkan oleh keterlambatan waktu penyelesaian proyek dengan cara menambah jumlah tenaga kerja, menambah jumlah jam kerja (kerja lembur) serta menggabungkan kedua metode tersebut. Setelah hal tersebut dicapai kemudian dibandingkan penambahan biaya dengan kedua metode tesebut.


(13)

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penulisan Tugas Akhir ini pembatasan masalah dilakukan dengan menganalisa penambahan biaya proyek akibat keterlambatan waktu penyelesaian pembangunan proyek Rumah Tinggal Tipe 159 Tahap IV Perumahan Tatar Pitaloka Cluster R2 Kota Baru Parahyangan oleh PT. Pulau Intan BPK dengan cara

:

- Menambah jumlah tenaga kerja

- Menambah jumlah jam kerja (kerja lembur)

- Menambah jumlah tenaga kerja dan Menambah jumlah jam kerja (kerja lembur)

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB 2 Tinjauan Pustaka

Berisi tentang dasar teori dari berbagai macam sumber yang akan dipakai dalam penulisan ini.

BAB 3 Studi Kasus

Berisi mengenai data dari proyek yang ditinjau, jadwal rencana proyek, jadwal realisasi dan data keterlambatan proyek.


(14)

BAB 4 Analisis Masalah

Berisi tentang analisis masalah keterlambatan waktu proyek, analisis harga satuan, analisis biaya dengan penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur) dan analisis biaya dengan penambahan jumlah tenaga kerja serta kombinasi kedua metode tersebut.

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.


(15)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil analisis keterlambatan dengan membandingkan kurva “S“ rencana dan kurva “S“ realisasi, dapat disimpulkan terjadi keterlambatan pada pelaksanaan proyek tersebut, yaitu pekerjaan dinding dan pekerjaan plafond.


(16)

2. Pekerjaan dinding mengalami keterlambatan prestasi kerja dengan rincian sebagai berikut :

Durasi pekerjaan dinding = 20 minggu Prestasi rencana = 1,2 % / minggu Prestasi minggu ke 1 s/d 10 = 0,2 % / minggu Prestasi minggu ke 11 s/d 20 = 2,5 % / minggu

3. Pekerjaan plafond mengalami keterlambatan prestasi kerja dengan rincian sebagai berikut :

Durasi pekerjaan plafond = 17 minggu

Prestasi rencana = 0,2 % / minggu

Prestasi minggu ke 1 s/d 5 = 0,1 % / minggu Prestasi minggu ke 6 s/d 17 = 0,25 % / minggu

4. Biaya tambahan yang dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut, khususnya pada pekerjaan dinding adalah : a. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah tenaga

kerja antara lain 5 orang pekerja setengah terampil, 4 orang tukang batu setengah terampil, 1 orang kepala tukang batu dan 1 orang mandor adalah sebesar Rp 18.771.612,5.

b. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah jam

kerja ( kerja lembur ) selama 2 jam/ hari adalah sebesar Rp 11.262.967,38.

5. Biaya tambahan yang dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut, khususnya pada pekerjaan plafond adalah :


(17)

a. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah tenaga kerja sebanyak 1 kelompok pekerja adalah sebesar Rp 1.001.025,86. b. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah jam

kerja ( kerja lembur ) selama 1,5 jam / hari adalah sebesar Rp 1.430.035,2

6. Biaya tambahan yang dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan dengan metode gabungan penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja adalah :

a. Biaya tambahan yang dibutuhkan pada pekerjaan dinding adalah Rp 15.017.289,94

b. Biaya tambahan yang dibutuhkan pada pekerjaan plafond adalah Rp 1.215.530,52

5.2 Saran

1. Setelah membandingkan penambahan biaya dengan menambah jumlah tenaga kerja dan menambah jumlah jam kerja ( kerja lembur ) yang bertujuan untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut, maka pihak kontraktor sebaiknya memilih metode :

a. Menambah jumlah jam kerja ( kerja lembur ) pada pekerjaan dinding. b. Menambah jumlah tenaga kerja pada pekerjaan plafond.

Pihak kontraktor memilih metode tersebut di atas karena metode tersebut mengeluarkan biaya penambahan lebih kecil.

2. Untuk memperbaiki kinerja kontraktor sehingga mampu menyelesaikan proyek secara tepat waktu adalah :

a. Pembinaan sumber daya manusia, alat, dan material dengan meningkatkan kualitas kemampuan (skill) manusia, pembinaan


(18)

hubungan antar personel, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan alat kerja, seerta pembinaan fungsi manajerial perencanaan persiapan pelaksanaan konstruksi.

b. Efektifkan fungsi manajerial controlling / pengendalian dan monitoring, sehingga dapat dihasilkan pekerjaan dengan kualitas baik, tanpa cacat, sehingga tidak perlu terjadi pekerjaan berulang /

double handling maupun yang berstatus rejected.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dipohusodo, Istimawan.(1996), Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 1 dan 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

2. Dosen Perguruan Tinggi Swasta se Indonesia Jurusan Teknik Sipil Bidang Kajian Ilmu Manajemen Konstruksi.(1997), Manajemen Konstruksi, Cisarua.

3. Soeharto, Imam.(1995), Manajemen Proyek Konseptual Sampai

Operasional, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Sugiyono, Prof, DR.(2003), Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung.

5. Tanubrata, Maksum (2000), Diktat Kuliah : Dasar – dasar Manajemen

Konstruksi, UKM, Bandung.


(1)

BAB 4 Analisis Masalah

Berisi tentang analisis masalah keterlambatan waktu proyek, analisis harga satuan, analisis biaya dengan penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur) dan analisis biaya dengan penambahan jumlah tenaga kerja serta kombinasi kedua metode tersebut.

BAB 5 Kesimpulan dan Saran


(2)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil analisis keterlambatan dengan membandingkan kurva “S“ rencana dan kurva “S“ realisasi, dapat disimpulkan terjadi keterlambatan


(3)

2. Pekerjaan dinding mengalami keterlambatan prestasi kerja dengan rincian sebagai berikut :

Durasi pekerjaan dinding = 20 minggu Prestasi rencana = 1,2 % / minggu Prestasi minggu ke 1 s/d 10 = 0,2 % / minggu Prestasi minggu ke 11 s/d 20 = 2,5 % / minggu

3. Pekerjaan plafond mengalami keterlambatan prestasi kerja dengan rincian sebagai berikut :

Durasi pekerjaan plafond = 17 minggu Prestasi rencana = 0,2 % / minggu Prestasi minggu ke 1 s/d 5 = 0,1 % / minggu Prestasi minggu ke 6 s/d 17 = 0,25 % / minggu

4. Biaya tambahan yang dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut, khususnya pada pekerjaan dinding adalah : a. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah tenaga

kerja antara lain 5 orang pekerja setengah terampil, 4 orang tukang batu setengah terampil, 1 orang kepala tukang batu dan 1 orang mandor adalah sebesar Rp 18.771.612,5.

b. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah jam

kerja ( kerja lembur ) selama 2 jam/ hari adalah sebesar Rp 11.262.967,38.

5. Biaya tambahan yang dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut, khususnya pada pekerjaan plafond adalah :


(4)

a. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah tenaga kerja sebanyak 1 kelompok pekerja adalah sebesar Rp 1.001.025,86. b. Biaya tambahan yang dibutuhkan dengan menambah jumlah jam

kerja ( kerja lembur ) selama 1,5 jam / hari adalah sebesar Rp 1.430.035,2

6. Biaya tambahan yang dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan dengan metode gabungan penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja adalah :

a. Biaya tambahan yang dibutuhkan pada pekerjaan dinding adalah Rp 15.017.289,94

b. Biaya tambahan yang dibutuhkan pada pekerjaan plafond adalah Rp 1.215.530,52

5.2 Saran

1. Setelah membandingkan penambahan biaya dengan menambah jumlah tenaga kerja dan menambah jumlah jam kerja ( kerja lembur ) yang bertujuan untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut, maka pihak kontraktor sebaiknya memilih metode :

a. Menambah jumlah jam kerja ( kerja lembur ) pada pekerjaan dinding. b. Menambah jumlah tenaga kerja pada pekerjaan plafond.

Pihak kontraktor memilih metode tersebut di atas karena metode tersebut mengeluarkan biaya penambahan lebih kecil.

2. Untuk memperbaiki kinerja kontraktor sehingga mampu menyelesaikan proyek secara tepat waktu adalah :


(5)

hubungan antar personel, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan alat kerja, seerta pembinaan fungsi manajerial perencanaan persiapan pelaksanaan konstruksi.

b. Efektifkan fungsi manajerial controlling / pengendalian dan monitoring, sehingga dapat dihasilkan pekerjaan dengan kualitas baik, tanpa cacat, sehingga tidak perlu terjadi pekerjaan berulang / double handling maupun yang berstatus rejected.


(6)

1. Dipohusodo, Istimawan.(1996), Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 1 dan 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

2. Dosen Perguruan Tinggi Swasta se Indonesia Jurusan Teknik Sipil Bidang Kajian Ilmu Manajemen Konstruksi.(1997), Manajemen Konstruksi, Cisarua.

3. Soeharto, Imam.(1995), Manajemen Proyek Konseptual Sampai

Operasional, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Sugiyono, Prof, DR.(2003), Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung.

5. Tanubrata, Maksum (2000), Diktat Kuliah : Dasar – dasar Manajemen