Efek Ekstrak Daun Pacar Cina(Aglaia odorata Lour) Sebagai Anti Mikroba Terhadap Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Candida albicans In Vitro.
iv
ABSTRAK
EFEK EKSTRAK DAUN PACAR CINA (
Aglaia odorata Lour) SEBAGAI
ANTI MIKROBA TERHADAP
Staphyloccus aureus, Streptococcus pyogenes,
Candida albicans IN VITRO
Arief firmansyah, 2007 Pembimbing I : Kartika Dewi, dr., M. kes
Pembimbing II : Fanny Rahardja. dr., MSi
Pengobatan dengan tumbuhan obat merupakan salah satu alternatif yang
sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Tanaman obat yang sering
digunakan adalah pacar cina
(Aglaia odorata Lour) yang diduga dapat berfungsi
sebagai antimikroba. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui efek ekstrak daun
pacar cina sebagai antimikroba terhadap
Staphylococcus aureus, Streptococcus
pyogenes dan Candida albicans Penelitian dilakukan selama lima hari mulai dari
sterilisasi alat yang digunakan hingga mengukur zona inhibisi yang terbentuk.
Setiap kuman di tanam pada mediumnya masing-masing dan diletakkan cakram
yang telah ditetesi oleh ekstrak daun pacar cina sebanyak 15 mikroliter dengan
kadar 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% kemudian di inkubasi pada suhu 37ºC
selama 24 jam. Hasil penelitian yang didapat adalah terbentuknya zona inhibisi di
sekitar cakram. Zona inhibisi terbesar dibentuk oleh S.pyogenes, yaitu pada
konsentrasi 100% adalah 31,3 mm ( = 18 mm adalah sensitif) sedangkan pada
C.albicans dan S.aureus bersifat resisten karena pada kadar 100% zona inhibisi
yang terbentuk hanya 16,65 mm dan 10 mm ( =18 mm dan =13 mm adalah
resisten). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun pacar cina mempunyai
aktifitas antimikroba terhadap
S.pyogenes tetapi tidak terhadap S.aureus dan
C.albicans.
(2)
v
ABSTRACTPACAR CINA LEAF EXTRACT EFFECT ( Aglaia odorata Lour) AS ANTIMICROBIAL TO Staphyloccus aureus, Streptococcus pyogenes,
Candida albicans IN VITRO
Arief firmansyah, 2007 1st tutor: Kartika Dewi, dr. M. kes. 2nd tutor: Fanny. Rahardja, dr. MSi. One of the Herbal medication frequently used by Indonesian people as alternative treatment is pacar cina (Aglaia odorata Lour) which has antimicrobial role. The purpose of this research is to know whether pacar cina leaf extract has antimicrobial role agains
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes and Candida
albicans
. This research was done for five days, beginning with equipment sterilization ended with measuring the inhibition zone formed. The microbes were inoculated in the media which have been dropped with 15 mikroliter pacar cina leaf extract 20%, 40%, 60%, 80%, and 100% were put all sample were incubated at 37ºC for 24 hours. The results were the formation of inhibition zone surrounding the discs. The biggest inhibition zone formed on S.pyogenes at 100 % was 31,3 mm ( sensitive at = 18 mm) while S.aureus and C.albicans were resistent at 100% with 16,65 mm and 10 mm inhibition zones ( resistant at = 18 mm and = 13 mm respectively). It could be concluted that leaf extract of pacar cina had antimicrobial activity agains S.pyogenes but not agains S.aureus and C.albicans.(3)
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadiran Allah AWT atas rahmat, berkah dan anugrah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmia ini guna memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat, penulis hendak
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya pada:
1.
Dosen Pembimbing, Kartika Dewi, dr. M.kes atas kesediaan dan
bimbingannya yang selama ini telah meluangkan waktu, pikiran, kritikan
serta saran selama menyusun KTI ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2.
Fanny Rahardja, dr. MSi atas kesediaan dan bimbingannya yang selama
ini telah meluangkan waktu, pikiran, kritikan serta saran selama menyusun
KTI ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
3.
Dosen Penguji, Winsa Husin, dr.MSc. M.kes dan Philips Onggowidjaja,
Ssi., M.Si atas kesedian menguji keilmiahan dan presentasi KTI ini.
4.
Pak Riska dan Ibu Yuli sebagai petuga laboratorium mikrobiologi,
terimakasih telah membantu arief setiap kali mengerjakan percobaan di
Laboratorium.
5.
Adik-adik ku tercinta, Briyan Arya Putra, Ikhsan Fagih, Dika, Anggi, dan
Eko yang setiap saat dapat memberikan hiburan di rumah kita.
6.
Sahabat-sahabat ku di Dipati Ukur, M. Rafli (slash), Eka Yulizar (Oger),
Yuk Ida dan Aak, Jody, Zoni Firman (A 83 NK), Enyeng, Ucok, Eseng,
Abok dan para kekasih kalian, terimakasih atas perhatian kalian semua.
(4)
vii
7.
Lulu, Jovy, Fania, Vita, Oscar, adek Dian dan sepupu Kiki terimakasih
untuk kalian semua yang telah membantu dalam penyelesaian KTI ini.
8.
Yuk yella dan mas Agus, serta semua sahabat di Mampang. Terimakasih
telah membantu mencarikan bahan di internet.
9.
Yeni Mayasari, yang telah memberikan dukungan doa, moril, materil,
perhatian dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10.
Om Samsu dan tante Samsu, serta tante Zamna terimakasih atas bantuan
kalian yang telah mencarikan daun pacar cina hingga harus dikirimkan
langsung dari Bangka.
11.
Tante Sumi, Bulek Nik, Embah dan semua keluarga di Sungailiat tercinta,
yang setiap saat tiada hentinya berdoa untuk kesuksesan keponakan mu
ini. Arief sayang kalian semua
12.
Ir. H. Chairuddin Guffron Bain dan Hj. Riyatna selaku orang tua yang
selalu memberikan dukungan moril, materil, doa, perhatian dan kasih
sayang.
Harap dimaafkan bila dalam penulisan ucapan terimakasih di atas, terdapat
kesalahan dalam penulisan nama dan gelar, sungguh hal tersebut tidak
disengajakan.
Penulis menyadari kelemahan dan kekurangan adalah milik manusia,
sementara kesempurnaan hanyalah milik-Nya, oleh karena itu kritikan, saran, dan
nasihat yang membangun sangat diharapkan. Penulis mengharapkan KTI ini
berdampak bagi penambahan wawasan penelitian mahasiswa dan mendorong
lebih banyak lagi penelitian lanjutan khususnya di bidang tanaman obat
tradisional.
Bandung, 2 Februari 2007
(5)
viii
DAFTAR ISI
Judul Dalam... i
Lembar Persetujuan ... ii
Surat Pernyataan ... iii
Abstrak... iv
Abstract ... v
Prakata... vi
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel... x
Daftar Gambar ... xi
Daftar Lampiran ... xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 3
1.6 Metodologi... 4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Pacar Cina... 5
2.1.1 Ciri-Ciri Pacar Cina ... 5
2.1.2 Taksonomi Pacar Cina ... 5
2.1.3 Sinonim Pacar Cina... 6
2.1.4 Kandungan Kimia dan Efek Farmakologi... 6
2.1.5 Penggunaan Pacar Cina ... 10
2.2 Antimikroba ... 10
2.2.1 Definisi Antimikroba ... 10
2.2.2 Pembagian Antimikroba Berdasarkan Mekanisme Kerja . 11
2.3 Infeksi Kuku Paronikia ... 13
(6)
ix
2.4 Mikroba-Mikroba yang Terdapat Pada Infeksi Kuku Paronikia... 15
2.4.1 Staphylococcus aureus ... 15
2.4.1.1 Morfologi dan Identifikasi ... 16
2.4.1.2 Toksin dan Enzim... 16
2.4.1.3 Gambaran Klinik ... 18
2.4.2 Streptococcus pyogenes... 19
2.4.3 Candida albicans ... 22
2.4.3.1 Mofologi dan Identifikasi ... 23
2.4.3.2 Gambaran Klinik ... 24
BAB III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN.
3.1 Bahan dan Alat-Alat Penelitian... 26
3.2 Metode Penelitian... 27
3.2.1 Desain Penelitian ... 27
3.2.2 Prosedur Penelitian ... 27
3.2.3 Prosedur Pembuatan Ekstraksi Daun Pacar Cina Pelarut
Etanol ... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan... 32
4.1.1 Pengaruh Ekstrak Daun Pacar Cina Terhadap
Mikroba Uji ... 32
4.1.2 Test Sensitifitas Etanol Terhadap
Mikroba Yang di Uji ... 33
4.1.3 Test Sensitifitas Antimikroba ... 33
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 34
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 37
5.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
(7)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Zona Inhibisi yang di Bentuk Oleh Ekstrak Daun Pacar Cina
Terhadap Staphylococcus aureus………...32
Tabel 4.2. Zona Inhibisi yang di Bentuk Oleh Ekstrak Daun Pacar Cina
Terhadap Streptococcus pyogenes………...32
Tabel 4.3. Zona Inhibisi yang di Bentuk Oleh Ekstrak Daun Pacar Cina
Terhadap Candida albicans...33
Tabel 4.4. Pengaruh Etanol Terhadap Mikroba Uji………...33
Tabel 4.4. Zona Inhibisi yang Terbentuk Pada Tes Sensitivitas
Antibiotik………...33
Tabel 4.5. Kriteria Pembacaan Hasil Tes Sensitivitas Antibiotik...34
(8)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pohon dan Daun Pacar Cina... 6
Gambar 2.2. Rumus Kimia Flavonol... 8
Gambar 2.3. Rumus Kimia Galotanin dan Elagitanin Turunan dari Tannin.. 9
Gambar 2.4. Rumus Kimia Alkaloid... 9
Gambar 2.5.
Pengamatan Staphylococcus aureus Secara Mikroskopik ... 16
Gambar 2.6. Faktor virulensi Bakteri Staphylococcus aureus ... 17
Gambar 2.7. Patogenesis Infeksi Streptococcus pyogenes... 19
Gambar 2.8. Pengamatan Streptococcus pyogenes Secara Mikroskopik ... 20
Gambar 2.9. Streptococcus pyogenes Pada Pengamatan Makroskopik dan
Mikroskopik ... 20
Gambar 2.10. Struktur Bakteri dan Faktor Virulensi S.pyogenes ... 21
Gambar 2.11. Patogenesis Infeksi S.pyogenes ... 22
Gambar 2.12. Candida albicans Pada Pengamatan Mikroskopik ... 23
Gambar 2.13. Candida albicans Pada Pengamatan Makroskopik ... 24
Gambar 2.14. Infeksi Pada Kulit dan Kuku Karena Candida albicans... 25
(9)
xii
LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang
Mengandung Ekstrak Daun Pacar Cina Terhadap Bakteri
S.aureus... 41
Lampiran 2 Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang
Mengandung Ekstrak Daun Pacar Cina Terhadap Bakteri
S.pyogenes... 43
Lampiran 3 Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang
Mengandung Ekstrak Daun Pacar Cina Terhadap Jamur
C.albicans ... 45
Lampiran 4 Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang
Mengandung Antibiotik Terhadap Bakteri Dan Jamur Yang
Ditanam Pada Medium ... 47
Lampiran 5 Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang
Mengandung Etanol Terhadap Bakteri Dan Jamur Yang Ditanam
Pada Medium ... 49
(10)
Universitas Kristen Maranatha
41
LAMPIRAN 1
Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang Mengandung
Ekstrak Daun Pacar Cina Terhadap
Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus
Gambar 4.1. Zona inhibisi yang dibentuk oleh cakram yang mengandung ekstrak daun pacar cina terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang ditanam dalam medium MH
(11)
Universitas Kristen Maranatha
42
Gambar 4.4. Zona inhibisi pada Kadar 60% Gambar 4.5. Zona inhibisi pada kadar 40%
(12)
Universitas Kristen Maranatha
43
LAMPIRAN 2
Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang Mengandung
Ekstrak Daun Pacar Cina Terhadap
Streptococcus pyogenes
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 4.7. Zona inhibisi yang dibentuk oleh cakram yang mengandung ekstrak daun pacar cina terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditanam dalam medium MHG 2%
(13)
Universitas Kristen Maranatha
44
Gambar 4.10. Zona inhibisi pada Kadar 60% Gambar 4.11. Zona inhibisi pada Kadar 40%
Gambar 4.12. Zona inhibisi pada Kadar 20%
(14)
Universitas Kristen Maranatha
45
LAMPIRAN 3
Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang Mengandung
Ekstrak Daun Pacar Cina Terhadap
Candida albicans
Jamur Candida albicans
Gambar 4.13. Zona inhibisi yang dibentuk oleh cakram yang mengandung ekstrak daun pacar cina terhadap jamur Candida albicans yang ditanam dalam medium MHG 4%
(15)
Universitas Kristen Maranatha
46
Gambar 4.16. Zona inhibisi pada Kadar 60% Gambar 4.17. Zona inhibisi padaKadar 40%
(16)
Universitas Kristen Maranatha
47
LAMPIRAN 4
Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang Mengandung
Antibiotik Terhadap Bakteri Dan Jamur Yang Ditanam Pada Medium
Bakteri Staphylococcus aureus
Gambar 4.19. Zona inhibisi pada Kloramfenikol
Bakteri Streptococcus pyogenes
(17)
Universitas Kristen Maranatha
48
Jamur Candida albicans
(18)
Universitas Kristen Maranatha
49
LAMPIRAN 5
Gambar Zona Inhibisi Yang Dibentuk Oleh Cakram Yang Mengandung
Etanol 70% Terhadap Bakteri Dan Jamur Yang Ditanam Pada Medium
Bakteri Staphylococcus aureus
Gambar 4.23. Etanol tidak membentuk zona inhibisi pada medium MH yang ditanam bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 4.24.Etanol tidak membentuk zona inhibisi pada medium MH yang ditanam bakteri Streptococcus pyogenes
(19)
Universitas Kristen Maranatha
50
Jamur Candida albicans
Gambar 4.25. Etanol tidak membentuk zona inhibisi pada medium MH yang ditanam jamur Candida albicans
(20)
UNVERSITAS KRISTEN MARANATHA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pengobatan dengan obat tradisional semakin disukai oleh
masyarakat Indonesia, baik yang tinggal dipedesaan maupun di kota. Penggunaan
tumbuhan obat di Indonesia sendiri sebenarnya sudah dimulai dari zaman nenek
moyang. Ny. J. Kloppenburg-Versteegh adalah seorang wanita keturunan Belanda
yang memiliki peranan penting dalam sejarah penyusunan dan menginventarisasi
cara-cara pengobatan tradisional Indonesia dari warisan nenek moyang (Arief
Hariana, 2005).
Di Indonesia, dikenal lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat. Namun, baru
1.000 jenis tanaman telah terdata dan baru sekitar 300 jenis yang sudah
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Dengan keanekaragaman tumbuhan
berkhasiat obat yang ada, terdapat beberapa tumbuhan yang mempunyai nama sama
walaupun jenisnya berbeda. Hal tersebut disebabkan beberapa tumbuhan belum
teridentifikasi secara lengkap dan belum banyak ragam yang diketahui masyarakat.
Seiring dengan perkembangan pengobatan secara tradisional dan adanya usaha dari
pakar-pakar Departemen Kesehatan Republik Indonesia untuk meneliti berbagai
khasiat dan keamanan dari tanaman obat, dewasa ini pengobatan dengan tumbuhan
obat semakin sering digunakan oleh masyarakat, karena selain murah dan
mempunyai efek samping yang kecil tumbuhan obat juga dapat dimanfaatkan
sebagai tumbuhan hias di halaman rumah sehingga selain mempunyai manfaat
untuk pengobatan dapat juga memberi manfaat keindahan (Setiawan Dalimartha,
2005).
Di Indonesia salah satu tumbuhan obat yang sering digunakan oleh
masyarakat umum adalah pacar cina yang memiliki nama ilmiah
Aglaia odorata
Lour
. Adapun bagian dari tumbuhan pacar cina yang sering digunakan untuk
pengobatan secara tradisional adalah bagian bunga, batang, daun, dan tangkainya.
Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan rumah sebagai tanaman
hias, atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari.
(21)
UNVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2
Tumbuhan ini berasal dari Cina. Bunganya sering digunakan untuk mengharumkan
teh dan pakaian (Arief Hariana, 2005). Bila kita dapat lebih peka dalam hal
kesehatan, maka alangkah baiknya jika kita memiliki tumbuhan hias yang sekaligus
bermanfaat sebagai tumbuhan obat-obatan disekitar perkarangan rumah, salah satu
contohnya tumbuhan pacar cina ini
.
Daun pacar cina ini dapat digunakan untuk mengobati
penyakit seperti perut
kembung, batuk, pusing, mempercepat persalinan, memar, bisul, darah haid banyak,
bau badan, diare, serta beberapa penyakit infeksi pada kuku, yang harus diolah
sesuai dengan kebutuhan dari penderita seperti direbus atau ditumbuk bagian yang
dibutuhkan dari tumbuhan pacar cina tersebut ( Arief Hariana, 2005). Pada infeksi
kuku seperti paronikia yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus,
Streptococcus pyogenes dan jamur Candida albicans dapat menggunakan daun
pacar cina sebagai pengobatan tradisional dengan cara, daun pacar cina tersebut
ditumbuk
menjadi
halus
dan
dikompres
pada
daerah
luka,
ternyata
penyembuhannya lebih cepat dibandingkan dengan pengobatan yang menggunakan
antibiotik. Hal ini sangat menarik perhatian peneliti untuk meneliti dan
membuktikan apakah ada aktifitas antimikroba dari daun pacar cina tersebut
terhadap mikroba diatas. (Arief Hariana, 2005).
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak daun pacar cina mempunyai aktifitas antimikroba terhadap
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan Candida albicans secara
in vitro ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk menguji aktivitas antimikroba ekstrak daun pacar cina terhadap
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan Candida albicans
secara in vitro
(22)
UNVERSITAS KRISTEN MARANATHA
3
Mencari obat alternatif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri dan jamur
1.3.2 Tujuan Penelitian
Mengetahui efek antimikroba ekstrak daun pacar cina terhadap
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan Candida albicans
yang merupakan penyebab tersering pada infeksi kuku
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Praktis
Ekstrak daun pacar cina ini diharapkan dapat digunakan untuk obat
alternatif dalam mengatasi infeksi pada daerah kuku.
Lebih memanfaatkan tumbuhan obat yang sering berada di sekitar kita
sebagai pengobatan alternatif.
1.4.2 Manfaat Akademik
Karya Tulis Ilmiah ini dapat membantu dalam memperluas pengetahuan
farmakologi tumbuhan obat khususnya mengenai ekstrak tumbuhan pacar
cina.
1.5 Kerangka Kemikiran
Daun pacar cina memiliki efek kimia dan farmakologi yang mengandung
beberapa zat
seperti: tannin, savonin, flavonol, dan alkaloid ( Arief Hariana, 2005).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Analisa Kimia Bahan Alam
zat-zat kimia tersebut mempunyai efek antimikroba.
Savonin merupakan glikosida yang bersifat hidrofilik yang bekerja
menurunkan tegangan permukaan bakteri. Sedangkan
flavonol merupakan salah
satu jenis flavonoida yang merupakan senyawa kimia aktif yang dapat menghambat
kerja enzim pada bakteri dan jamur. Tannin sama halnya dengan flavonol berfungsi
menghambat kerja dari enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
(23)
UNVERSITAS KRISTEN MARANATHA
4
Sedangkan
alkaloid bekerja sebagai antimikroba dengan cara merusak dinding
bakteri dan jamur (Paolo Manitto 1992). Berdasarkan data-data di atas peneliti
tertarik untuk meneliti aktifitas antimikroba dari daun pacar cina terhadap bakteri
dan jamur seperti
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan Candida
albicans, yang sering mengakibatkan infeksi pada kuku jari tangan dan kaki yang
sering disebut infeksi kuku paronikia.
1.6 Metodologi .
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian prospektif eksperimental
sungguhan dengan cara meletakkan cakram yang mengandung ekstrak daun pacar
cina ke dalam masing-masing medium yang telah di inokulasi oleh bakteri
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan jamur Candida albicans
.kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C.
Data yang diukur dari percobaan ini adalah zona inhibisi yang terbentuk di
sekitar cakram yang ditanam pada medium yang telah ditanami oleh bakteri
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan jamur Candida albicans.
Pada saat yang sama kita lakukan juga tes sensitifitas terhadap antibiotika
dengan cara meletakkan cakram yang mengandung antibiotika kloramfenikol,
basitrasin, dan nistatin pada masing-masing medium yang telah di inokulasi
kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37
0C.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha. Dikerjakan pada bulan Mei hingga Oktober 2006
(24)
U N V ERSI T AS KRI ST EN M ARAN AT HA
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa ekstrak daun pacar cina memiliki aktifitas antimikroba terhadap
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Candida albicans, namun
zona inhibisi yang terbentuk dari ekstrak daun pacar cina lebih kecil dibandingkan
dengan zona inhibisi yang terbentuk dengan menggunakan antimikroba seperti
kloramfenikol, basitrasin, dan nistatin.
5.2 Saran
Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini maka,
Penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut ini:
A.
Perlu diteliti lebih lanjut dengan metode lain yang lebih akurat mengenai
sifat antimikroba dari daun pacar cina
B.
Perlu diteliti lebih lanjut dengan kadar yang lebih bervariasi dan dilanjutkan
dengan uji toksisitas dan uji klinik baik terhadap hewan percobaan maupun
manusia.
C.
Perlu diteliti lebih lanjut, jika zat yang digunakan sebagai pelarut pada
pembuatan ekstak daun pacar cina menggunakan air, petrol eter, eter, dan
etil asetat.
(25)
Universitas Kristen Maranatha
38
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2007,
Staphylococcus aureus_wikipedia the free ancyclopedia.
http://www.wikipedia.org/wiki/ Staphylococcus aureus_47k. January 1, 2006.
Anonim. 2006,
Candida albicans_wikipedia the free ancyclopedia.
http://www.wikipedia.org/wiki/Candida albicans. Desember 26, 2006.
Anonim. 2007, Streptococcus Pyogenes_ wikipedia the free ancyclopedia.
http://www.wikipedia.org/wiki/Streptococcus pyogenes_27k. January 1, 2006.
Anonim. 2002,
Tanaman Obat. http://iptek.apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman
obat/depkes/buku1/1-011.pdf. 13 oktober, 2006.
Anonim.
2002,
Khasiat
Tanaman
Pacar
Cina.
http://www.
iloveblue.com/bali_gaul_funky/detail/1109.htm. 11 september, 2006.
Arief Hariana. 2005, Tumbuhan obat dan khasiatnya. Edisi 2. Jakarta.
Penebar Swadaya. h.154_156
Brooks.G.F., Butel, J.S., Ornton, L.N. 2001,
Staphylococcus aureus
dalam: Mikrobiologi Kedokteran Jawet, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. Editor:
E. Nugroho., Rf. Maulani. Edisi 20. Jakarta. EGC. h.211_216
Brooks.G.F., Butel, J.S., Ornton, L.N.2001, Streptococcus dalam:
Mikrobiologi Kedokteran. Editor: E. Nugroho., Rf. Maulani. Edisi 20. Jakarta.
EGC. h.218_231
Brooks.G.F., Butel, J.S., Ornton, L.N.. 2001, Mikologi dalam:
Mikrobiologi Kedokteran Jawet, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. Editor: E.
Nugroho., Rf. Maulani. Edisi 20. Jakarta. EGC. h.627_629
Forbes B.A., Sahm D.F., Weissfeld A.S. 2002, Methods that directly
measure antimicrobial activity in: Diagnostic Microbiology. Edision 8. new york.
Mosby. P 231
Paolo, M. 1992, Biosintesis produk alami. Editor: P.G. Sammes. Edisi: 1.
Semarang. IKIP Semarang Press.381_382, 352_356, 448_449.
Raflizar.
2002,
Cermin
Dunia
Kedokteran.
http://www.kalbefarma.com/files/cdk/ files/paronikia/ gambaran klinik dan
penatalaksanaannya.html. 13 oktober, 2006.
Setiawan Dalimartha. 2005,
Atlas tumbuhan obat Indonesia. Edisi 3.
Jakarta. Puspa Swara. h.84_89
(26)
Universitas Kristen Maranatha
39
Todar, K. 2002,
Streptococcus Pyogenes. http://www.text book of
bacteriology.net/Strep.html. kenneth Todar, Univercity of wisconsin_medison
department of bacteriology. 20 agustus 2006.
Todar, K. 2005,
Staphylococcus aureus.http://www.text book of
bacteriology.net/ Staphylococcus aureus.html.kenneth Todar, University of
wisconsin_medison department of bacteriology. 20 agustus 2006.
(27)
Universitas Kristen Maranatha
40
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Arief Firmansyah
NRP
: 0110135
Tempat/Tanggal lahir : Bangka, Sungailiat/ 01 Februari 1983
Alamat
: Jl. Profesor. Eyckman No 20. G
Riwayat Pendidikan :
SDN 448, Mentok, Kepulauan Bangka Belitung, lulus tahun 1995
SLTPN 3, Mentok, Kepulauan Bangka Belitung, lulus tahun 1998
SMU PGII I, Bandung, Jawa Barat, lulus tahun 2001
(28)
Universitas Kristen Maranatha
41
(1)
UNVERSITAS KRISTEN MARANATHA Sedangkan alkaloid bekerja sebagai antimikroba dengan cara merusak dinding bakteri dan jamur (Paolo Manitto 1992). Berdasarkan data-data di atas peneliti tertarik untuk meneliti aktifitas antimikroba dari daun pacar cina terhadap bakteri dan jamur seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan Candida albicans, yang sering mengakibatkan infeksi pada kuku jari tangan dan kaki yang sering disebut infeksi kuku paronikia.
1.6 Metodologi .
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan cara meletakkan cakram yang mengandung ekstrak daun pacar cina ke dalam masing-masing medium yang telah di inokulasi oleh bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan jamur Candida albicans .kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C.
Data yang diukur dari percobaan ini adalah zona inhibisi yang terbentuk di sekitar cakram yang ditanam pada medium yang telah ditanami oleh bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes dan jamur Candida albicans.
Pada saat yang sama kita lakukan juga tes sensitifitas terhadap antibiotika dengan cara meletakkan cakram yang mengandung antibiotika kloramfenikol, basitrasin, dan nistatin pada masing-masing medium yang telah di inokulasi kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Dikerjakan pada bulan Mei hingga Oktober 2006
(2)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun pacar cina memiliki aktifitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Candida albicans, namun zona inhibisi yang terbentuk dari ekstrak daun pacar cina lebih kecil dibandingkan dengan zona inhibisi yang terbentuk dengan menggunakan antimikroba seperti kloramfenikol, basitrasin, dan nistatin.
5.2 Saran
Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini maka, Penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut ini:
A. Perlu diteliti lebih lanjut dengan metode lain yang lebih akurat mengenai sifat antimikroba dari daun pacar cina
B. Perlu diteliti lebih lanjut dengan kadar yang lebih bervariasi dan dilanjutkan dengan uji toksisitas dan uji klinik baik terhadap hewan percobaan maupun manusia.
C. Perlu diteliti lebih lanjut, jika zat yang digunakan sebagai pelarut pada pembuatan ekstak daun pacar cina menggunakan air, petrol eter, eter, dan etil asetat.
(3)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2007, Staphylococcus aureus_wikipedia the free ancyclopedia. http://www.wikipedia.org/wiki/ Staphylococcus aureus_47k. January 1, 2006.
Anonim. 2006, Candida albicans_wikipedia the free ancyclopedia. http://www.wikipedia.org/wiki/Candida albicans. Desember 26, 2006.
Anonim. 2007, Streptococcus Pyogenes_ wikipedia the free ancyclopedia. http://www.wikipedia.org/wiki/Streptococcus pyogenes_27k. January 1, 2006.
Anonim. 2002, Tanaman Obat. http://iptek.apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman obat/depkes/buku1/1-011.pdf. 13 oktober, 2006.
Anonim. 2002, Khasiat Tanaman Pacar Cina. http://www. iloveblue.com/bali_gaul_funky/detail/1109.htm. 11 september, 2006.
Arief Hariana. 2005, Tumbuhan obat dan khasiatnya. Edisi 2. Jakarta. Penebar Swadaya. h.154_156
Brooks.G.F., Butel, J.S., Ornton, L.N. 2001, Staphylococcus aureus dalam: Mikrobiologi Kedokteran Jawet, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. Editor: E. Nugroho., Rf. Maulani. Edisi 20. Jakarta. EGC. h.211_216
Brooks.G.F., Butel, J.S., Ornton, L.N.2001, Streptococcus dalam: Mikrobiologi Kedokteran. Editor: E. Nugroho., Rf. Maulani. Edisi 20. Jakarta. EGC. h.218_231
Brooks.G.F., Butel, J.S., Ornton, L.N.. 2001, Mikologi dalam: Mikrobiologi Kedokteran Jawet, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. Editor: E. Nugroho., Rf. Maulani. Edisi 20. Jakarta. EGC. h.627_629
Forbes B.A., Sahm D.F., Weissfeld A.S. 2002, Methods that directly measure antimicrobial activity in: Diagnostic Microbiology. Edision 8. new york. Mosby. P 231
Paolo, M. 1992, Biosintesis produk alami. Editor: P.G. Sammes. Edisi: 1. Semarang. IKIP Semarang Press.381_382, 352_356, 448_449.
Raflizar. 2002, Cermin Dunia Kedokteran.
http://www.kalbefarma.com/files/cdk/ files/paronikia/ gambaran klinik dan penatalaksanaannya.html. 13 oktober, 2006.
Setiawan Dalimartha. 2005, Atlas tumbuhan obat Indonesia. Edisi 3. Jakarta. Puspa Swara. h.84_89
(4)
Todar, K. 2002, Streptococcus Pyogenes. http://www.text book of bacteriology.net/Strep.html. kenneth Todar, Univercity of wisconsin_medison department of bacteriology. 20 agustus 2006.
Todar, K. 2005, Staphylococcus aureus.http://www.text book of bacteriology.net/ Staphylococcus aureus.html.kenneth Todar, University of wisconsin_medison department of bacteriology. 20 agustus 2006.
(5)
Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP
Nama : Arief Firmansyah
NRP : 0110135
Tempat/Tanggal lahir : Bangka, Sungailiat/ 01 Februari 1983
Alamat : Jl. Profesor. Eyckman No 20. G
Riwayat Pendidikan :
SDN 448, Mentok, Kepulauan Bangka Belitung, lulus tahun 1995
SLTPN 3, Mentok, Kepulauan Bangka Belitung, lulus tahun 1998
SMU PGII I, Bandung, Jawa Barat, lulus tahun 2001
(6)