Dampak program CSR PT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahtern masyarakat : studi kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo.

(1)

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Adeng Sucipto

122114002

PROGRAM STUDI AKNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Adeng Sucipto

122114002

PROGRAM STUDI AKNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk: Mamak Bapak Wahyu, Dwi, Tika Senpai Dr Christina Siwi Handayani Agata Serta semua teman yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripis ini


(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Dimajukan untuk diuji pada bulan Februari 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.

Yogyakarta,13 Januari2017 Yang membuat pernyataan


(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Adeng Sucipto

Nomor Mahasiswa : 122114002

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal13 Januari 2017 Yang menyatakan,


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan karuniaNya yang telah dilmpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan kripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan, saran, bimbingan, dukungan serta motivasi bagi penulis.

3. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi penulis. 4. Sempai Christina Siwi Handayani dan Sempai Ardhian Novianto yang telah

membantu dalam pendidikan dan perkembaangan pribadi saya.

5. Pengurus OMK St. Albertus Agung Stasi BonohrjoDaniel, Rinto, Retno, Agata, Fany, Riky, Adri, Ucup, Gadang, Gembong, Sigit, yang telah membantu saya dalam setiap kegiatan.


(9)

6. Pengurus PERKEMI Provinsi D.I. Yogyakarta yang telah mengijinkan saya untuk belajar menjadi pengurus dan atas kepercayaannya untuk menjadi atlet D.I.Yogyakarta.

7. Sahabat-sahabat saya Simbah, Jody, Bima, Titus, Jojo, Ben, Dawan, Tomo, Novianus, Ridho, Dika, Ricky, Sello, Yoshua, Sonya, Tina, Hilda untuk segala kebersamaan kita.

8. Semua teman-teman dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 13 Januari 2017


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI ... vv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Corporaate Social responsibility ... 7

1. Definisi Corporate Social Responsibility ... 7

2. Teori Yang Melandasi Pemikiran Tentang CSR ... 8


(11)

B. Kesejahteraan Masyarakat ... 12

1. Pengertian Kesejahteraan Sosial... 12

2. Indikator Sejahtera Menurut BKKBN ... 13

3. Prinsip Kesejahteraan Umum ... 16

C. Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek Dan Objek Penelitian ... 19

D. Populasi Sasaran ... 20

E. Jenis Data ... 20

F. Teknik Pengumpulan Data ... 20

G. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Indonesia ... 23

B. Sejarah Singkat PT PLN APJ Yogyakarta ... 25

C. Profil Singkat PT PLN APJ Yogyakarta ... 26

D. Visi Dan Misi PT PLN ... 27

E. Motto PLN ... 27

F. Logo PT PLN (Persero) Dan Maknanya ... 28

G. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Yogyakarta Dan Diskripsi Jabatan... 30

H. Kebijakan Mutu Perusahaan ... 33

I. Model Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta ... 34

J. Ganmaran Singkat Penerima Program CSR PT PLN ... 37

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Dampak Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ... 41


(12)

1. Diskripsi Data Penerima Program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta ... 41

2. Analisis Dampak Program CSR Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat... 47

B.Pembahasan... 51

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 54

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 42

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 42

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 43


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo PT PLN ... 28 Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta ... 30


(15)

ABSTRAK

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Adeng Sucipto 122114002

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Latar belakang penelitian ini adalah perusahaan diwajibkan untuk berkontribusi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program CSR Perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Kuesioner dan observasi digunakan untuk mendapatkan data peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai program CSR PT PLN APJ Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 100% Masyarakat Desa Gerbosari yang mendapatkan bantuan dari program CSR PT PLN merasakan adanya peningkatan penghasilan secara signifikan. Dengan peningkatan penghasilan tersebut, penerima manfaat menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti biaya hidup serta meningkatkan produktivitas mereka sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.


(16)

ABSTRACT

THE IMPACT OF CSR PROGRAM PT PLN APJ YOGYAKARTA TOWARD THE IMPROVEMENT OF PUBLIC WELFARE (A Case Study on the rural of Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Adeng Sucipto 122114002

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

The purpose of this study is to determine the impact of CSR program PT PLN APJ Yogyakarta in improving public welfare. This research is important because companies are required to contribute actively in improving public welfare through the company’s CSR program.

The kind of his research is a case study at Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. The data collection techniques were questionnaire, observation, and interview. Questionnaire and observation were used for inquiring welfare information, whereas interview was used for getting CSR program information at PT PLN APJ Yogyakarta. Data analysis technique that was used in this research was quantitative descriptive and qualitative descriptive.

The result showed that 100% communities at Gerbosari receiving CSR program from PT PLN indicated increased revenues significantly. Because of their income increases, the beneficiaries may use it for various purposes such as cost of living as well as increasing their productivity, thus improving their quality of life.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masaah

Sebagian besar perusahaan yang ada saat ini didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar perusahaan tetap eksis beroperasi dan dapat mensejahterakan pemilik perusahaan serta para karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut. Apabila laba perusahaan meningkat, maka banyak orang akan melihat peluang untuk berbisnis di perusahaan tersebut, misalnya investor. Investor akan menjadikan perusahaan tersebut sebagai sarana mereka untuk mencari keuntungan juga. Semakin besar laba perusahaan, maka semakin besar pula keuntungan yang akan didapatkan oleh para investor tersebut. Untuk mendapatkan laba yang besar maka perusahaan akan beroperasi maksimal dan melakukan berbagai cara agar perusahaan tersebut tetap berjalan.

Akan tetapi, perusahaan harus melihat juga dampak apa yang ditimbulkan oleh perusahaan itu sendiri apabila perusahaan tersebut terus-menerus beroperasi. Masyarakat sekitar dan lingkungan dari perusahaan pasti akan merasakan dampak dari usaha tersebut. Misalkan saja limbah pabrik yang tidak dirawat secara baik oleh perusahaan. Disitulah pengusaha harus memiliki sikap yang etis dalam melakukan proses usaha. Bukan hanya memikirkan keuntungan saja, melainkan perusahaan harus melakukan bisnis yang bermartabat yaitu dengan cara memikirkan juga


(18)

kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan akibat adanya proses usaha yang dilakukan secara terus menerus.

Menurut Paus Fransiskus,Penurunan kualitas hidup dan kemerosotan sosial manusia juga makhluk di dunia ini, yang berhak hidup bahagia dan yang terlebih lagi memiliki martabat khusus. Maka, mau tak mau kita harus mempertimbangkan bagaimana kerusakan lingkungan, model pembangunan saat ini, dan budaya buang sampah (limbah) berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

Saat ini, misalnya, kita melihat pertumbuhan banyak kota secara berlebihan dan tidak terkendali hingga tidak sehat lagi untuk dihuni, bukan hanya karena polusi yang disebabkan oleh emisi gas beracun, tetapi juga sebagai akibat dari kekacauan perkotaan, masalah transportasi, polusi visual dan kebisingan. Banyak kota telah menjadi struktur-struktur besar yang tidak efisien, terlalu boros energi dan air. Beberapa wilayah kota, meskipun baru saja dibangun, sudah padat, kacau, dan tanpa tempat hijau yang memadai. Penduduk bumi ini tidak dimaksudkan untuk hidup terhimpit oleh beton, aspal, kaca dan logam, hingga kehilangan kontak fisik dengan alam.

Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial

perusahaan) merupakan komitmen perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar, lingkungan sekitar, dan karyawan perusahaan itu sendiri. ProgramCSR ini pertamakali dibuat sekitar tahun 1970an akan tetapi Program CSR ini sampai sekarang masih


(19)

sangat sering diperbincangkan di kalangan para pengusaha. CSR merupakan salah satu program perusahaan yang digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun kelestarian lingkungan. Program CSR tersebut dapat diwujudkan melalui program-program kemasyarakatan seperti pemberdayan masyarakat, pengembangan usaha masyarakat, menjalin kerjasama usaha (kemitraan) dan juga membuat desa binaan yang dikelola oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu program CSR menjadi salah satu elemen perusahaan yang harus benar-benar dijalankan dengan baik. Dengan adanya CSR maka kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar akan berkembang menjadi baik sehingga dalam proses usaha, perusahaan tidak banyak gangguan atau protes terhadap perusahaan oleh masyarakat yang merasakan limbah perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan bisa melakukan proses usaha dengan baik dan mendapatkan keuntungan yang lebih dan perusahan sekaligus melakukan program CSR untuk kesejahteraan masyarakat.

Wijaya, et al. (2015) membuktikan bahwa masyarakat mempunyai penilaian yang cukup baik terhadap program CSR dari PT. PINDAD (Persero), meskipun demikian diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu dari program-program CSR yang dijalankan karena menurut masyarakat, program CSR yang ada belum maksimal. Dalam hal ini masyarakat belum merasakan penuh atas adanya program CSR yang sudah ada, maka perusahaan harus lebih


(20)

telitilagi dalam menentukan masyarakat yang mana yang seharusnya mendapatkan program CSR. Mapisangka (2009) memberikan pernyataan yang berbeda yaitu CSR memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sangat penting karena perusahaan harus bersikap etis dalam menjalankan sebuah bisnis dan perusahaan tidak bisa menjalankan bisnisnya tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar atau ingkungan sekitar tempat perusahaan tersebut beoprasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “Dampak CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Untuk meneliti apakah dampak CSR untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat itu ada atau tidak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan meneliti apakah ada dampak program CSRPT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat ?

C. Batasan Masalah

1. Peneliti akan meneliti program CSR yang telah dilaksanakan oleh PT PLN AJP Yogyakarta hanya dibidang Desa Binaan saja.

2. Peneliti hanya meneliti peningkatan kesejahteraan masyarakat penerima program CSR Desa Binaan dari PT PLN AJP Yogyakarta khususnya di wilayah Samigaluh, D.I. Yogyakarta.


(21)

3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diukur berdasarkan persepsi masyarakat penerima program CSR PT PLN AJP Yogyakarta di wilayah Samigaluh, D.I. Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakan ada dampak dari program CSR PT PLN AJP Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk melihat apakah program CSR yang telah dilakukan sudah benar-benar dinikmati oleh masyarakat luas atau belum serta melihat apakah dengan lapa perusahaan mempunyai pengaruh terhadap program CSR atau tidak.

2. Bagi Umum

Masyarakat bisa mengetahui tentang adanya program CSR perusahaan sehingga menambah wawasan masyarakat sehingga bisa untuk melakukan penelitian tentang CSR.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna untuk penerapan ilmu yang sudah didapat sewaktu proses perkuliahan.


(22)

F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Pada bagian BAB I ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan BAB II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang relevan yang digunakan pada penelitian ini.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan penelitiannya.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini membahas tentang gambaran perusahaan yang di jadikan objek penelitian oleh peneliti.

BAB V : Analisis dan Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan tentang analisis dan hasil dari penelitiannya.

BAB VI : Penutup

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh peneliti, keterbatasan penelitian, serta saran penelitian.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Corporate Social Responsibility

1. Definisi Corporate Social Responsibility

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendifinisikan CSR sebagaikomitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak etis, beroprasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus, juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas.

Corporate Social Resposibility menurut Wibisono (2007) merupakan tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif, dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi dan sosial dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Wibisono (2007) juga menjelaskan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pelaporan. Tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dibagi menjadi 3 model, yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, dan bermitra pada pihak lain.


(24)

Menurut Undang – Undang No. 40 tahun 2007 Pasal 1 ayat 3, “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.”

2. Teori – Teori Yang Melandasi Pemikiran Tentang CSR

Lass (2010) pada Mardikonto(2015) mengemukakan 5 landasan yang menempatkan CSR sebagai strategi bisnis, yaitu:

a. CSR sebagai strategi bersaing yaitu yang menempatkan CSR sebagai keunikan bisnis dan untuk memenangkan persaingan. Hal ini disebabkan karena, perusahaan yang melakukan CSR memiliki keunikan yang terkait dengan tanggung jawabnya dalam pengelolaan bisnis yang tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, bisnis yang senantiasa mentaati hukum/peraturan yang berlaku, hukum yang selalu mengedepankan etika (jujur, transparan, anti korupsi, dll.), serta senantiasa peduli dengan masalah-masalah sosial yang sedang dihadapi oleh masyarakat sekitar.

b. CSR sebagai strategi pengelolaan sumber daya alam yang tidak hanya memiliki makna pelestarian sumber daya hayati, tetapi juga pencegah perusakan sumber daya alam yang mengakibatkan bencana, tetapi juga pelestarian sumber daya


(25)

yang dibutuhkan bagi keberlanjutan bisnis (energi dan bahan baku). Selain itu pengelolaan sumber daya alam melalui praktik-praktik; penghematan, pemanfaatan ulang, dan pemanfaatan produk daur ulang.

c. CSR sebagai strategi memuaskan stakeholder merupakan praktik bisnis yang terus-menerus menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan internal dan pelanggan eksternal untuk selanjutnya kepuasan dan loyalitas pelanggan, pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan aksesibilitas pemasaran produk, serta aksesibilitas kebijakan untuk memperoleh dukungan politik dari pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat. Kepuasan dan loyalitas pelanggan juga merupakan strategi yang dapat diandalkan sebagai keunggulan bersaing untuk menghadapi pesaing tradisional dan pesaing baru yang potensial.

d. CSR sebagai strategi mengatasi issu dan krisis oleh pelaku bisnis dapat digunakan sebagai alat untuk mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan dalam menghadapi isu-isu negatif yang merugikan melalui terbangunnya citra perusahaan. Di pihak lain, praktik CSR yang membangun kepuasan dan loyalitas pelanggansangat efektif dalam menghadapi krisis. e. CSR sebagai implementasi strategi philantropy, manajemen


(26)

berdampak pada loyalitas dan kepuasan pelanggan utamanya dalam menghadapi isu-isu dan krisis. Manajemen lingkungan akan berdampak pada terjaminnya pasokan bahan baku dan energi, kenaikan keuntungan dari penghematan biaya produksi, dan terhindarnya ancaman bencana atau kerusakan sumber daya alam. Penilaian Dampak akan menjaga atau mencegah terjadinya isu-isu dan krisis kepercayaan dari stakeholder.

Di samping itu, dari sisi kepentingan perusahaan, CSR dapat dipandang sebagai investasi sosial, yaitu setiap pengeluaran yang didapat memberikan manfaat sosial bagi masyarakat sosial di sekitarnya, baik dalam kedudukannya sebagai stakeholder internal maupun sebagai stakeholder eksternal.

3. Model PelaksanaanCorporate Social ResponsibilityPerusahaan Saidi dan Abidin (2004) pada Budimanta et al, (2008:22) menyatakan Sedikitnya ada empat pola CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:

a. Keterlibatan langsung.

Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau


(27)

public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.

c. Bermitra dengan pihak lain.

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes,Depsos);


(28)

universitas (UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).

d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yangdisepakati bersama.

B. Kesejahteraan Masyarakat

1. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Menurut UU No 6 Tahun 1974 menyatkan bahwa Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir bathin, yang memungkinkan bagi setiap Warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.


(29)

2. Indikator Sejahtera Menurut BKKBN

Indikator Keluarga Sejahterapada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang spesifik dan operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan digunakan oleh kader di desa, yang pada umumnya tingkat pendidikannya relatif rendah, untuk mengukur derajat kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan untuk melakukan melakukan intervensi, maka indikator tersebut selain harus memiliki validitas yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa, sehingga cukup sederhana dan secara operasional dapat di pahami dan dilakukan oleh masyarakat di desa.

Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria keluarga sejahtera yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga Pra Sejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan


(30)

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu: Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga. 1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua)

kali sehari atau lebih.

2) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.

3) Bagian yang terluas darilantai rumahbukan dari tanah. 4) Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB

dibawa kesarana/petugas kesehatan. c. Keluarga Sejahtera tahap II

Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykologis 6 sampai 14 yaitu :

5) Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur. 6) Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan

daging/ikan/telur sebagai lauk pauk.

7) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun.

8) Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.


(31)

9) Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

10) Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap 11) Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa

membaca tulisan latin

12) Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini. 13) Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

d. Keluarga Sejahtera Tahap III

Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat

pengembangan keluarga yaitu :

14) Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

15) Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga untuk tabungan keluarga.

16) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

17) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.


(32)

18) Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.

19) Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah. 20) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana

transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan dapat pula memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu :

21) Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.

22) Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

3. Prinsip Kesejahteraan Umum

Menurut Paus Fransiskus, Ekologi manusia tidak terlepas dari gagasan kesejahteraan umum, prinsip yang memainkan peran sentral dan pemersatu dalam etika sosial. Kesejahteraan umum adalah “keseluruhan kondisi-kondisi kemasyarakatan yang memungkinkan kelompok-kelompok maupun anggota perorangan, mencapai kesempurnaan mereka secara lebih penuh dan lebih mudah”.


(33)

Kesejahteraan umum mengandaikan penghormatan terhadap pribadi manusia apa adanya, dengan hak-hak dasar dan mutlak yang diarahkan kepada pengembangannya yang integral. Kesejahteraan umum juga menuntut kesejahteraan sosial dan pengembangan berbagai kelompok perantara, sesuai dengan prinsip subsidiaritas. Di antaranya mencolok secara khusus adalah keluarga sebagai sel dasar masyarakat. Akhirnya, kesejahteraan umum membutuhkan kedamaian sosial, yang berarti stabilitas dan keamanan berdasarkan tata tertib tertentu, yang tidak dapat dicapai tanpa perhatian khusus untuk keadilan distributif, yang pelanggarannya selalu menimbulkan kekerasan. Seluruh masyarakat dan di dalamnya secara khusus negara memiliki kewajiban untuk membela dan memajukan kesejahteraan umum.

C. Dampak Corporate Social Responsibility terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Pada praktiknya, program CSR sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Setelah menerima program CSR perusahaan, rata-rata masyarakat sekitar perusahaan mengalami peningkatan pada penghasilannya. Masyarakat akan merasakan manfaatnya secara langsung program CSR yang dijalankan oleh perusahaan tertentu, misalnya menerima bantuan pengembangan untuk usaha, program kemitraan, bantuan pendidikan dan kesehatan. Penelitian Mapisangka(2009) menyatakan bahwa program Corporate Social Responsibility PT BIC


(34)

dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pradipta, 2013 pada penelitiannya tentang pengaruh implementasi CSR terhadap kesejahteraan masyarakat menyatakan bahwa ada peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah ada program CSR. Hal ini dapat dilihatdari adanya peningkatan pendapatan yang diterima masyarakat setelah menerima bantuan CSR dari perusahaan.

Muliawan, 2013 pada penelitiannya mengenai pengaruh CSR PT Angkasa Pura I terhadap kesejahteraan masyarakat di desa Bobung, Gunungkidul menyatakan mampu meningktkan kesejahteraan masyarakat secara langsung. Hal ini ditunjukkan dari 97% penerima program Kemitraan mengalami peningkatan kesejahteraan hidup.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode studi kasus. Studi kasus adalah penelitian terhadap suatu objek tertentu secara mendalam.Mode penelitian ini dengan menggunakan pendekatan deskreptif kuantitatif dan deskriptifkualitatif. Data akan dipaparkan secara objektif berdasarkan pada informasi dan fakta yang diperoleh dari PT PLNAPJ Yogyakarta dan dari masyarakat Desa Gerbosari penerima program CSRPT PLN APJ Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini di PT PLN APJ Yogyakarta dan Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo (Desa binaan PLN APJ Yogyakarta)

2. Waktu penelitian

Waktu Pelaksanaan Penelitian ini pada bulan November 2016 C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitiannya adalah Kabag Humas PT PLN AJP Yogyakarta yang menangani program CSR.dan Masyarakat Binaan PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Objek Penelitiannya adalah Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta dan Kesejahteraan Masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo.


(36)

D. Populasi Sasaran

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Binaan PT PLN APJ Yogyakarta yang menerima program CSR.

E. Jenis Data

1. Data gambaran program CSR PT PLN APJ Yogyakartadiperoleh dari Wawancara Kabag Humas PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Data mengenai gambaran masyarakat Desa Binaan PT PLN AJP Yogyakarta penerima CSR yang diperoleh melalui kuesioner. (terlampir pada halaman 54-56)

3. Data gambaran umum perusahaan yang diperoleh dari hasil wawancara. (terlampir pada halaman53)

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas baik terstruktur maupun tidak terstruktur dengan tujuan memperoleh informasi secara luas mengenai objek penelitian. Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan gambaran program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Kuesioner

Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawab dengan memberikan angket. Metode ini akan digunakan untuk mendapatkan data dari masyarakat tentang apa yang


(37)

dirasakanmasyarakat terkait dengan penghasilan sebelum dan sesudah merasakan program CSR dari PT PLN APJ Yogyakarta.

3. Observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian. Metode observasi merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang akurat. Metode ini akan digunakan untuk mengambil data mengenai kondisi masyarakat penerima program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dampak CSR terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, penulis akan menggunakan metode diskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan /melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode ini memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.

Model Deskreptif yang digunakan adaah:

1. Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk memperlihatkan karakteristik individu atau kelompok


(38)

(Syamsudin & Damiyanti, 2011). Metode ini digunakan untuk menganalisis peningkatan penghaslian yang dirasakan oeh masyarakat Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo yang menerima bantuan usaha dari Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Deskreptif Kualitatif

Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan (Wiranatha, 2006). Metode ini digunakan untuk menganalisis hasil dari wawancara dan pembagian kuesioner kepada masyarakat penerima program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.


(39)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN GAMBARAN SINGKAT PENERIMA BANTUAN CSR

A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Indonesia

Perkembangan Listrik di Indonesia berawal sejak akhir abad ke-19, melalui pembangun pembangkit listrik untuk keperluan sendiri di beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan perkebunan teh. Kemudian antara tahun 1942 – 1945 terjadi pengalihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut kepada Jepang.

Seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II di akhir tahun 1945, para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi buruh atau pegawai listrik dan gas bersama-sama dengan Pimpinan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berinisiatif menghadap Presiden Republik Indonesia Soekarno untuk menyerahkan perusahan-perusahaan tersebut kepada Republik Indonesia.Tanggal 27 Oktoner 1945 Presiden Republik Indonesia membentuk jawatan listrik dan gas yang ada dibawah departemen pekerjaan umum dan tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW. Tanggal 1 Januari 1961 jawatan listrik dan gas diubah menjadi BPU-PLN ( Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) dengan bidang usaha penyediaan listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965 BPU-PLN dibubarkan, diikuti pembentukan 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara


(40)

(PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas.

Tahun 1972, sesuai dengan peraturan pemerintah No. 17, status PLN berubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara, bertindak sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Tahun 1994 Pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bidang penyedia tenaga listrik. PLN kemudian beralih menjadi perusahaan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum.

Seiring dengan terbitnya UU No. 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan tugas menyediakan listrik bagi kepentingan umum. Total daya pembangkit listrik milik PLN yang dikelola sampai akhir tahun 2014 telah semakin berkembang menjadi 39.257 MW.

PT PLN (Persero) hingga saat ini telah berkembang menjadi perusahaan yang besar. Terlihat dari anak perusahaan yang dimiliko oleh PT PLN (Persero). Berikut anak perusahaan milik PT PLN (Persero), yaitu:

a. PT Indonesia Power.

b. PT Pembangkitan Jawa Bali. c. PT Indonesia Coments Plus.


(41)

e. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring. f. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan. g. PT PLN Batu Bara.

h. PT PLN Geotermal. i. Majapahit Holding BV.

j. PT Pelayanan Bahtera Adhiguna. k. PT Haleyora Power.

B. Sejarah Singkat PT PLN APJ Yogyakarta

PT PLN (Persero) mendirikan kantor-kantor PLN di berbagai kota di seluruh Indonesia dan salah satunya bertempat di Yogyakarta. PT PLN APJ Yogyakarta merupakan bagian dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Semarang Jawa Tengah.

Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang juga merupakan Ibukota dan Pusat Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari 1 Kota dan 4 Kabupaten, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman dengan jumlah kecamatan sebanyak 78 dan jumlah desa sebanyak 483.

Pendapatan yang diperoleh pada PT PLN APJ Yogyakarta berasal dari :

a. Penjualan Rekening. b. Tambah Daya


(42)

c. Penyisihan Tarif

d. P2TL (Penerbitan Pemakaian Tenaga Listrik) e. Pasang Baru, Meliputi :

1) Biaya Penyambungan

2) UJL (Uang Jaminan Langganan)

C. Profil Singkat PT PLN APJ Yogyakarta

PT. PLN (Persero) APJ Yogyakarta berlokasi di Jalan Gedong Kuning no.3 Yogyakarta. Di Yogyakarta hanya terdapat satu APJ (Area Pelayanan Jaringan) sebagai pusat pelayanan di area Yogyakarta yang bertugas mengatur seluruh distribusi energi listrik di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Di kantor tersebut juga terdapat loket pembayaran, dimana pelanggan dapat membayar rekening listrik. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membentuk perseroan terbatas. Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa pelayanan masyarakat dibidang kelistrikan.

APJ membawahi beberapa UPJ ( Unit Pelayanan dan Jaringan) yang ada di setiap daerah. Unit-unit tersebut antara lain :

1) UPJ Yogyakarta Utara. Berlokasi di Jl. Mangkubumi 16 Yogyakarta. 2) UPJ Yogyakarta Selatan. Berlokasi di Jl. Gedong Kuning 3 Yogyakarta. 3) UPJ Kalasan. Berlokasi di Jl. Solo Km. 12 Yogyakarta.

4) UPJ Wates berlokasi di Jl. Raya Purworejo Wates. 5) UPJ Sedayu. Berlokasi di Jl. Wates Km. 11 Sedayu


(43)

6) UPJ Wonosari. Berlokasi di Jl. P. Kol. Sugiyono 63 Wonosari. 7) UPJ Sleman. Berlokasi di Jl. Parasmnya 12 Beran, Sleman. 8) UPJ Bantul. Berlokasi di Jl. Dr. W. Sudirohusodo Bantul. D. Visi dan Misi PT PLN

Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani

Misi

1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

E. Motto PLN


(44)

F. Logo PT PLN ( Persero) Dan Maknanya

Sumber: PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta Gambar 4.1

Logo PT PLN (Persero) 1. Bentuk Lambang

Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi


(45)

Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik

Negara.

2. Elemen-elemen Dasar Lambang a. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

b. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman


(46)

c. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan.

G. Struktur Organisasi PT PLN APJ Yogyakarta dan Deskripsi Jabatan

Sumber : PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta Gambar 4.2


(47)

Struktur Organisasi diatas merupakan struktur organisasi yang masih berlaku di PT PLN APJ Yogyakarta. PT PLN APJ Yogyakarta dipimpin oleh seorang Manajer area. Tugas dan fungsi dari Manajer area adalah sebagai berikut :

a. Mensinergikan seluruh unit dn fungsi yang terdapat dalam wilayah area untuk memaksimalkan kirerja dan membangun citra perusahaan berdasarkan ketentuan dan hukum yang berlaku.

b. Menjalani serta memelihara komunikasi dan hubungan kerja baik internal maupun eksternal yang efektif dan dapat mengembangkan perusahaan serta merangkul dan membina seluruh potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan budaya perusahaan dan Good Government.

c. Berkoordinasi dengan unit P3B ( Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban) terkait, APD (Area Pengatur Distribusi), unit distribusi dan area lain yang berbatasan.

d. Melengkapi peraturan yang belum diatur oleh kantor distribusi serta melaksanakan monitoring dan audit internal.

Manajer area sebagai pimpinan memiliki beberapa asisten manajer yang dipercaya dapat mengkoordinir bagiannya masing-masing. Terdapat lima asisten dan bagian fungsional dengan tugas yang berbeda-beda, yaitu:


(48)

1) Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi

Asisten Manajer ini memimpin bagian perencanaan dan evaluasi yang terdiri dari beberapa unit kerja. Masing-masin unit kerja tersebut di pimpin oleh seorang supervisor yang akan mengontrol kinerja karyawan dibagiannya masing-masing. Asisten Manajer ini membawahi perencanaan dan evaluasi sistem distribusi, perencanaan dan evaluasi konstruksi distribusi, perencanaan dan evaluasi anggaran, sistem teknologi informasi.

2) Asisten Manajer Konstruksi

Asisten Manajer inimemimpin bagian konstruksi yng terbagi dalam beberapa unit kerja. Terdapat empat unit kerj yang masing-masing dipimpin oleh seorang supervisor, yaitu : Pengadaan, Perencanaan dan pengendalian konstruksi, penyambungan, serta logistik.

3) Asisten Manajer Jaringan

Asisten Manajer ini memimpin bagian jaringan ang terbagi dalam beberapa unit kerja. Terdapat tiga unit kerja yang masing-masing dipimpin oleh seorang supervisor, yaitu : operasi, pemeliharaan dan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan)

4) Asisten Manajer Transaksi Energi

Asisten manajer transaksi energi memimpin bagian transaksi energi yang terbagi dalam tiga unti kerja. Tiga unit kerja tersebut dipimpin oleh masing-masing supervisor. Ketiga unit kerja tersebut, yaitu :


(49)

transaksi energi listrik, pengendalian susut, pemeliharaan meter transaksi.

5) Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi

Asisten manajer ini memimpin bagian dan pelayanan dan administrasi yang terbagi dalam dua unit kerja dan kedua unit kerja tersebut masing-masing dipimpin leh seorang supervsor. Dua unit kerja tersebut adalah pelayanan pelanggan dan administrasi umum.

6) Hukum dan Humas

Humas PT PLN APJ Yogyakarta bersifat fungsionl. Humas Kantor PLN APJ Yogyakarta tidak memiliki jabatan khusus. Hal ini dapat terjadi karena humas PT PLN APJ Yogyakarta hanya berdasarkan penunjukan melalui Surat Keputusan dari General Manager. Tugas humas yaitu bertanggung jawab penuh pada komunikasi informasi baik pada pihak internal maupun eksternal dan menjelaskan sosialisasi serta mengurangi isu negatif yang ada pada perusahaan.

H. Kebijakan Mutu Perusahaan

1. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta beserta seluruh area pelayanan dan jaringan menyatakan koitmen terhadap peningkatan kepuasan pelanggan secara terus menerus dalam rangka mewujudkan perussahaan yang unggul dan sejahtera.


(50)

2. Peningktan kepuasan pelanggan diperoleh dengan cara menetapkan dan mendokumentasikan prosedur kerja serta sasaran mutu yang dilaksanakan secara konsisten serta sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

3. Manajemen dan karyawan menjamin pemahaman, penerapan dan pemeliharaan kebijakan mutu ini pada semua level organisasi dengan budaya perusahaan yang saling percaya, integritas, peduli, serta pembelajaran.

I. Model Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta 1. Dasar Pemberian CSR

Dasar hukum pemberian program CSR PT PLN APJ Yogyakarta adalah pada Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 juli 2015, bahwa perum dan persero wajib melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan atau diperusahaan disebut dengan istilah CSR (Corporate Socia Responsibility). Adapun alokasi untuk kegiatan bina lingkunganatau CSR ini sebesar 4% dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya. Pada tahun 2013 sampai sekarang PT PLN APJ Yogyakarta fokus pada program bina lingkungan yang dilakukan dibeberapa tempat seperti membuatkan waduk penampung air di bantul, membina pengelolaan wisata taman sungai mudal, serta membina Desa Gerbosari untuk menjadi kawasan yang mandiri.


(51)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Humas PT PLN APJ Yogyakarta mengatakan bahwa model pemberian program CSR kepada masyarakat berdasarkan dari kebutuhan penerima manfaat dari masyarakat yang paling mendesak sesuai permintaan masyarakat, karena perusahaan sendiri tidak dapat menentukan apa yang harus diberikan kepada masyarakat. PT PLN APJ Yogyakarta selain menerima permohonan dari masyarakat juga aktif untuk mencari komunitas-komunitas kebudayaan seperti komunitas andong yang ada di Yogyakarta. Mereka juga terlibat melestarikan angkutan tradisional tersebut dengan cara memerikan bantuan perlengkapan transportasi serta memberikan seragam bagi kusir andong tersebut.

Dengan demikian PT PLN membuka kesempatan bagi siapa saja yang akan mendapatkan bantuan dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta tersebut. Masyarakat yang hendak mengajukan permohonan bantuan CSR PT PLN APJ Yogyakarta dengan cara mengajukan proposal atau permohonan kepada PT PLN. Dengan pengajuan proposal tersebut PT PLN akan tahu apakah sebenarnya yang paling dibutuhkan warga masyarakat saat ini. Namun tidak semua proposal akan disetujui oleh PT PLJ APJ Yogyakarta karena keterbatasan dana yang ada maka PT PLN APJ Yogyakarta akan melakukan seleksi dan melihat dari sumber daya alam, sumber daya manusia, serta tingkat kebutuhan masyarakatnya dimana nantinya


(52)

masyarakat akan dilibatkan dalam setiap kegiatan yang didanai oleh PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Sasaran Pemberian Dana CSR

PT PLN APJ Yogyakarta mempunyai sasaran untuk mengalokasikan dana CSR tersebut bukan untuk individu, melainkan untuk kelompok-kelompok masyarakat maupun komunitas-komunitas. PT PLN mempunyai tujuan agar memberikan dampak yang luas bagi penerima manfaat tersebut dan tidak hanya dirasakan oleh beberapa individu. Sesuai motto PLN yaitu “listrik untuk kehidupan yang lebih baik” maka kehidupan yang baik tersebut dapat dirasakan semua masyarakat yang telah dibantu dan dibina oleh PT PLN.

3. Pemantauan Program CSR

Dana yang diberikan oleh PT PLN kepada masyarakat maupun pelaku usaha tidak serta merta diberikan dalam satu kali, melainkan dibagi menjadi beberapa tahap. Bagi kelompok masyarakat binaan PT PLN yang telah menerima bantuan program CSR tiap tahap diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban sesuai dengan progres yang telah dicapai oleh kelompok masyarakat tersebut. Apabila menurut PT PLN progres yang didapat dari masyarakat mengalami peningkatan, maka usaha atau kegiatan tersebut akan mendapatkan prioritas untuk menerima dana tahap selanjutnya dan seterusnya. Jadi sistem pengawasan kegiatan dari PT PLN APJ


(53)

Yoyakarta menggunakan laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh masyarakat maupun pelaku usaha yang mendapatkan bantuan program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.

J. Gambaran Singkat Penerima Program CSR PT PLN

1. Sistem Pengajuan Bantuan Dan Pengawasan Program CSR Desa Gerbosari

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Staf Desa yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana CSR tersebut mengatakan bahwa masyarakat membuat sebuah kelompok tani yang berjumlah 25-30 orang. Dari kelompok tani tersebut, mereka membuat proposal pengajuan dana ke PT PLN melalui persetujuan Kepala Desa. Setelah itu Kepala Desa Gerbosari yang akan menindaklanjuti permohonan tersebut dan menyampaikan ke PT PLN APJ Yogyakarta. Oleh sebab itu, setiap dana yang masuk akan melalui desa dan akan dibelanjakan barang-barang sesuai permohonan dari kelompok tani yang mengajukan. Setelah barang-barang pengajuan sudah lengkap, maka desa bertanggungjawab untuk mendistribusikan barang sarana dan prasarana petani krisan.

Oleh sebab itu, Kepala Desa menjadi salah satu pengawas dari PLN atas dana yang telah diberikan. Kepala Desa akan selalu berkoordinasi dengan PT PLN APJ Yogyakarta untuk melakukan


(54)

monitoring terhadap kinerja dari petani yang sudah diberikan bantuan tersebut.

Untuk mempertanggungjawabkan kinerja dari petani, maka kelompok tani tersebut melaporkan setiap progres yang telah dilaksanakan kepada Kepala Desa dan melalui Kepala Desa laporan tersebut akan diteruskan kepada PT PLN APJ Yogyakarta. Apabila progres dinilai baik oleh PT PLN APJ Yogyakarta, maka bantuan tahap selanjutnya akan diberikan oleh PT PLN dan seterusnya hingga kelompok tani tersebut bisa mandiri.

2. Jumlah Penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan staf Desa Gerbosari mengenai jumlah penerima bantuan Program CSR, dikatakan bahwa ada 2 kelompok tani yang sudah mengajukan permohonan bantuan Program CSR. Kelompok tani tersebut terdiri dari kelompok tani Nilam sebanyak 30 orang dan kelompok tani bunga krisan sebanyak 30 orang. Dari kedua kelompok tani tersebut sudah sejak tahun 2013 berjalan. Namun karena faktor cuaca yaitu musim kemarau yang panjang di Kulon Progo menyebabkan kegagalan pada kelompok tani nilam. Oleh karena itu saat ini PT PLN fokus pada petani krisan yang memberikan progres baik di setiap tahapnya.


(55)

3. Kondisi Masyarakat Sebelum Menerima bantuan Program CSR Hasil wawancara dengan masyarakat penerima program CSR dari PT PLN APJ Yogyakarta, sebelum mereka menerima bantuan, para penerima manfaat sebagian sudah memiliki kubung krisan sendiri yang sederhana dengan sarana dan prasarana yang berkualitas rendah. Ketika musim penghujan datang, plastik UV yang berkualitas rendah mudah sobek dan mengakibatkan banjir di dalam kubung krisan. Hal ini membuat sarana dan prasarana seperti insect screen dan lampu menjadi cepat rusak. Selain itu, pertumbuhan bunga juga terganggu karena bunga krisan harus ditanam di tempat yang kering.Kondisi seperti itulah yang mengakibatkan hasil panen yang kurang memuaskan.

Bagi mereka yang sudah memiliki kubung krisan, lahannya puntidak luas karena hanya di pekarangan sekitar rumah mereka yang luasnya sekitar 80 meter persegi sehingga hasil panen pun juga tidak banyak. Dengan demikian masyarakat mengharapkan adanya program dari pemerintah ataupun dari perusahaan untuk membantu mereka dalam mengembangkan pertanian mereka tersebut.

Selain itu, ada pula yang belum memiliki lahan sama sekali dan mereka bekerja sebagai buruh harian lepas yang tidak setiap hari ada pekerjaan. Adapula yang sudah memilki kubung krisan dengan cara menyewa tanah tetangga untuk dijadikan tempat menanam krisan.


(56)

Sistem sewanya dengan cara bagi hasil karena mereka belum yakin betul akan penghasilan menanam krisan.

4. Jenis Bantuan Yang Diterima

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat penerima program CSR dari PT PLN APJ Yogyakarta, mereka mendapatkan bantuan berupa barang yaitu sarana dan prasarana secara gratis yang berbentuk kubung krisan (rumah krisan) yang digunakan untuk menanam bunga krisan. Kubung krisan tersebut terdiri dari plastik UV, insect screen, lampu, pompa air, selang air dan sprayer dari sarana dan prasarana tersebut, setiap penerima bantuan dapat menanam krisan seluas 100 meter persegi. Barang-barang tersebut tidak diberikan sekaligus namun melalui tahap-tahap yang sudah ditentukan oleh pemberi bantuan yaitu PT PLN APJ Yogyakarta. Apabila dikalkulasi, jumlah bantuan tersebut sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk tiap penerima manfaat. Sedangkan untuk kelompok petani nilam, merekan mendapatkan bantuan bibit nilam untuk setiap 100 meter persegi tiap orang. Namun karena mengalami kegagalan, maka pemberian bantuan bibit nilam dihentikan oleh PT PLN karena dilihat musimnya sedang tidak cocok untuk bertani nilam. Namun ada wacana dari PT PLN untuk membantu kelompok petani nilam lagi apabila kondisi cuaca dan musim sudah dirasa tepat.


(57)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Dan Analisis Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Binaan di Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana program CSR PT PLN APJ Yogyakarta yang sudah dilakukan dan dampak dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta untuk masyarakat di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Aalisis Deskriptif Kuantitatif dan Deskreptif Kualitatif. Data pada penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh dengan cara wawancara Bapak Kardiman selaku Humas PT PLN APJ Yogyakarta yang menangani program CSR. Untuk mendapatkan informasi masyarakat penerima CSR, peneliti membagikan kuesioner kepada 30 warga Desa Gerbosari yang mendapatkan program CSR melalui pendampingan Yohanes Adven Tody selaku sekertaris kelompok tani penerima Program CSR Desa Gerbosari.

1. Diskripsi Data Penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Berikut ini adalah data responden yang sudah berhasil dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner :

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data diolah 2016

No Jenis Kelamin Julmah Persentase (%)

1 Laki-Laki 29 96,67

2 Perempuan 1 3,33


(58)

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang menerima bantuan Program CSR berjenis kelamin laki-laki sebesar 96,67% sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebesar 3,33%. Kondisi ini melihatkan bahwa bantuan Program CSR tidak dikhususkan bagi masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki saja dan kebetulan ada satu perempuan yang bergabung dalam kelompok tani tersebut.

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status No Status Jumlah Persentase (%)

1 Lajang 9 30

2 Menikah 21 70

Total 30 100

Sumber : Data diolah 2016

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa status dari responden yang masih lajang sebesar 30 % dan responden yang sudah menikah sebesar 70 %. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penerima Program CSR PT PLN tidak harus menjadi kepala keluarga terlebih dahulu, melainkan semua kalangan masyarakat.

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD 0 0

2 SMP 1 3,33

3 SMA/SMK 21 70

4 Perguruan Tinggi 8 26, 67

Total 30 100

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa responden tidak ada yang tamatan Sekolah Dasar. Adapun tamatan SMP sebesar 3,33%, tamatan SA/SMK sebesar 70%, dan tamatan perguruan tinggi


(59)

sebesar 26,67%. Dapat dilihat dari data di atas bahwa responden memiiki pendidikan hingga tingkat atas, bahkan sampai perguruan tinggi, dan hanya 1 responden saja yang tamatan Sekolah Menengah Pertama.

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah

Persentase (%)

1 Petani 7 23,33

2 PNS 0 0

3 Wiraswasta 23 76,67

4 Pelajar 0 0

Total

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa pekerjaan responden adalah wiraswasta dan petani. Adapun persentase dari pekerjaan sebaggai petani sebesar 23,33% sedangkan persentase pekerjaan sebagai wiraswasta sebesar 76,67%. Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa penerima Program CSR berasal dari sektor pertanian dan wiraswasta. Namun berdasarkan observasi menunjukkan bahwa sebenarnya pekerjaan mereka adalah petani bunga krisan sekaligus sebagai wiraswasta penjual bunga krisan karena mereka menanam sendiri dan memasarkan sendiri hasil panen mereka.


(60)

Tabel 5.5 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan data pada tabel 5 peneliti mendapatkan hasil kuesioner dari 30 responden penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Sebesar 100 % atau 30 responden merasakan adanya peningkatan penghasilan mereka. Besaran peningkatannya pun berbeda-beda. Salah satu responden (TA) mengatakan bahwa penghasilannya naik kira-kira di atas Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) perbulan dari sebelumnya berpenghasilan kurang lebih Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

Dari peningkatan penghasilan tersebut masyarakat mengalokasikan untuk berbagai macam kebutuhan seperti kebutuhan

No Indikator Peningkatan Kesejahteraan Jumlah Peresentase (%)

S TS S TS

1 Penghasilan mengalami peningkatan 30 0 100 0 2

Terbantu dalam menanggung biaya

hidup sehari-hari 29 1 96,67 3,33

3

Terbantu dalam biaya pendidikan

anak 15 15 50 50

4

Memiliki tabungan lebih setelah

adanya Program CSR 21 9 70 30

5

Makan teratur dengan gizi yang

cukup 28 2 93,33 6,67

6

Mempunyai tempat tinggal yang

layak 27 3 90 10

7 Rekreasi / liburan bersama 17 13 56,67 43,33 8 Mampu memberi sumbangan rutin 16 14 53,33 46,67 9 Mampu meningkatkan produktivitas 29 1 96,67 3,33 10

Yakin dengan masa depan yang lebih

baik 30 0 100 0


(61)

sehari-hari, kebutuhan pendidikan anak, kebutuhan menabung, kebutuhan makan, merenovasi tempat tinggal, kebutuhan liburan/rekreasi, untuk memberi sumbangan, dan menambah atau meningkatkan produktivitas mereka.

Berikut ini adalah data penghasilan masyarakat Desa Gerbosari, Samigaluh Kulon Progo yang menerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta mulai dari penghasilan awal, tambahan penghasilan hingga total penghasilan setelah mereka menjalankan usaha dari Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta sebagai berikut:

Dari data di bawah ini dapat dilihat bahwa rata-rata penghasilan sebelum menjalankan usaha dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta adalah sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) sedangkan rata-rata tambahan penghasilannya sebesar Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah), dan setelah mengalami peningkatan penghasilan maka penghasilan mereka saat ini rata-rata adalah Rp2.300.000,00 (dua juta tiga ratus ribu rupiah).


(62)

Tabel 5.6 Data Penghasilan Masyarakat Penerima Program CSR Per Bulan No Nama Penghasilan Sebelum

CSR (Rp)

Tambahan (Rp) Penghasilan Setelah CSR (Rp) 1 Sidik Hadi P 900.000,00 1.000.000,00 1.900.000,00 2 Edy Sujarwo 1.000.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00 3 Isna Rohman 1.000.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00 4 Tri Watno 1.200.000,00 1.000.000,00 2.200.000,00 5 Moh Alim 1.000.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00 6 Tri Atmojo 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00 7 Anung B 1.000.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00 8 Heri Sinogo 1.500.000,00 1.500.000,00 3.000.000,00 9 Muharyadi 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00 10 Mutiadi 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00 11 Basri 1.200.000,00 2.000.000,00 3.200.000,00 12 JC Kustarto 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 13 Risa 900.000,00 1.000.000,00 1.900.000,00 14 Dwi Purwanto 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 15 Margiyanto 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00 16 Windarto 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 17 Nuryanto 1.000.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00 18 Sukisno 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00 19 Sugeng R 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 20 Dwi 1.500.000,00 2.000.000,00 3.500.000,00 21 Sunarso 1.000.000,00 2.000.000,00 3.000.000,00 22 Setyo Tri W 900.000,00 1.000.000,00 1.900.000,00 23 Andri 900.000,00 1.500.000,00 2.400.000,00 24 Bambang 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 25 Atemo Bagio 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 26 Y Adventody 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 27 Triongko 1.200.000,00 1.500.000,00 2.700.000,00 28 Imam S 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 29 Susilo N 1.000.000,00 1.500.000,00 2.500.000,00 30 Lilis S 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00 Jumlah 30.000.000,00 39.000.000,00 69.000.000,00 Rata-Rata 1.000.000,00 1.300.000,00 2.300.000,00 Nilai Tertinggi 1.500.000,00 2.000.000,00 3.200.000,00 Nilai Terendah 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00 Sumber: Data diolah 2016


(63)

2. Analisis Dampak Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa 100 % responden mengalami peningkatan penghasilan setelah menjalankan usaha dari adanya Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta. Hasil tersebut didapat dari keuntungan menjual bunga krisan yang mereka panen. Peningkatannya memang cukup banyak karena usaha ini terus berkelanjutan dan cepat panen sehingga makin sering juga mendapatkan keuntungan yang jumlahnya cukup banyak. Dengan adanya tambahan penghasilan ini mereka dapat menggunakan uangnya untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu sesuai keinginan masing-masing penerima manfaat. Adapun pengalokasian dana yang mereka miliki setelah mendapat keuntungan dari menanam bunga krisan sebagai berikut:

1) Sebesar 96,67% atau sebanyak 29 responden menggunakan keuntungan tersebut untuk menanggung biaya hidup mereka sehari-hari. Kebutulhan tersebut seperti kebutuhan pokok yang setiap hari dibutuhkan seperti kebutuhan makan. Selain kebutuhan pokok juga ada kebutuhan yang sifatnya mendadak dan tidak terencana seperti sumbangan, meningkatkan produksi, rekreasi, renovasi rumah, kebutuhan pendidikan anak serta kebutuhan menabung.

2) Dari 30 responden, hanya 15 penerima program CSR PT PLN APJ Yogyakarta menggunakan tambahan penghasilan mereka untuk kebutuhan pendidikan anak, yaitu untuk membelikan fasilitas


(64)

belajar anak yang lebih berkualitas. Untuk biaya sekolah sendiri sudah ditanggung oleh pemerintah dengan adanya program BOS (Biaya Operasional Sekolah) sehingga sedikit meringankan beban masyarakat. Sedangkan penerima Program CSR PT PLN yang lain belum memiliki tanggungan anak sebanyak 6 responden dan yang masih lajang sebanyak 9 responden sehinggaa merekaa mengalokasikan dana mereka untuk keperluan yang lain.

3) Dari 30 responden yang memiliki penghasilan tambahan dari Program CSR PT PLN, sebesar 70% atau sebanyak 21 responden mengalokasikan sedikit penghasilannya untuk ditabung. Tabungan tersebut akan mereka gunakan apabila ada kebutuhan yang mendesak dikemudian hari. Sedangkan 30% responden lainnya tidak menabung melainkan dialokasikaan untuk kebutuhan yang lainnya karena memang mereka tidak terbiasa untuk menabung. 4) Untuk kebutuhan gizi keluarga misalnya, sebesar 93,33% atau

sebnyak 28 responden menyisihkan sedikit penghasilannya untuk membeli lauk pauk yang mereka anggap bergizi. Kondisi ini berbeda dengan sebelum mereka mendapatkan penghalsian yang lebih yaitu hanya makan seadanya. Namum sekarang mereka sesekali membeli lauk berupa daging ataupun telur untuk kebutuhan nutrisi keluarga dan juga dapat membeikan susu untuk anak mereka.


(65)

5) Dari semua responden mengatakan bahwa mereka sudah memiliki tempat tnggal yang layak, walaupun ada yang masih ikut dengan orang tuanya. Namun dari 30 responden tersebut, sebesar 90% atau sebanyak 27 responden memanfaatkan sebagian dari penghasilan mereka untuk merenovasi rumah agar lebih layak huni dan memberikan kenyamanan pada anggota keluarga.

6) 16 dari 30 responden menggunakan sebagian penghasilan mereka untuk rekreasi. Tempat rekreasi yang mereka pilih rata-rata di tempat-tempat yang dekat dengan rumah karena di kawasan Samigaluh banyak terdapat lokasi wisata air terjun, sedangkan sebesar 43,33% atau sebanyak 13 responden mengatakan bahwa rekreasi bukan merupakan kebutuhan mereka. Para petani memanfaatkan waktu yang ada untuk merawat bunga-bunga mereka agar menghasilkan panen sesuai yang mereka inginkan. 7) Dari 30 responden, sebanyak 16 orang menyisihkan sebagian

penghasilan mereka untuk melakukan sumbangan rutin, seperti sumbangan keagamaan. Selain sumbangan rutin, mereka juga memberikan sumbangan yang sifatnya kemasyarakatan yang sifatnya tidak rutin.

8) Para penerima bantuan Program CSR PT PLN juga meningkatkan produktivitas mereka dengan cara menambah lahan baru karena mereka masih memiliki kemampuan untuk menggarap sendiri apabila ada tambahan kubung krisan. Jumlah tambahan lahan baru


(66)

yang mereka garap rata-rata 60 meter persegi. Mereka yang tidak mempunyai lahan yang cukup akhirnya menyewa tanah milik tetangga untuk dijadikan lahan pertania krisan demi menambah lahan dan untuk mencari tambahan keuntungan. Apabila dijumlahkan, mereka sekarang memiliki rata-rata lahan krisan seluas 240 meter persegi dari semula 80 meter persegi milik pribadi, 100 meter persegi bantuan Program CSR PT PLN dan 60 meter persegi merupakan lahan baru yang mereka buat setelah mendapat keuntungan.

9) Dari 30 responden, tidak ada satupun yang sudah bisa membayar pajak. Hal ini dikarenakan bukan mereka tidak mampu namun PTKP (penghasilak tidak kena pajak) pada tahun 2016 didalam peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 mengatakan bahwa besarnya PTKP sebesar Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) pertahun. Apabila dijumlahkan maka rata-rata penghasilan pertahun dari para petani tersebut sebesar Rp27.600.000,00 (dua puluh tujuh juta enam ratus ribu rupiah), angka ini lebih kecil dari PTKP sehingga penghasilan mereka belum dikenakan pajak.

10) Semua responden atau sebesar 100% yakin bahwa masa depan mereka akan lebih baik lagi dengan adanya program CSR PT PLN APJ Yogyakarta. Mereka meyakini bahwa produktivitas mereka akan meningkat sehingga menghasilkan keuntungan yang


(67)

lebih besar. Hal tersebut dapat mereka rasakan dengan adanya peningkatan penghasilan, mereka akan mebuat lahan yang baru lagi untuk meningkatkan usaha dan produktivitas mereka.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa dengan adanya program CSR PT PLN APJ Yogyakarta, semua respoden mengalami peningkatan penghasilan. Rata-rata peningkatan penghasian sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) sehingga rata-rata penghasilan setelah menerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta sebesar Rp2.300.000,00 (dua juta tiga ratus ribu rupiah). Dengan adanya tambahan penghasilan tersebut, mereka dapat mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan pokok maupun kebutuhan-kebutuhan tambahan serta meningkatkan produktivitas mereka untuk menunjang kualitas hidup yang lebih baik lagi.

Dengan adanya program CSR PT PLN APJ Yogyakarta ini dapat dikatakan sangat membantu masyarakat Desa Gerbosari samigaluh Kulon Progo. Namun proses bantuan itu juga tidak mudah. Kelompok tani ini harus mengajukan proposal ke Desa lalu pemerintah desa yang mengajukan langsung ke PLN. Jika sudah disetujui oleh PT PLN APJ Yogyakarta maka bantuan akan segera diterima. Jenis bantuannya pun bukan berupa uang tunai, melainkan barang-barang yang nantinya akan digunakan untuk usaha.

PT PLN juga akan melakukan pendampingan terhadap masyarakat penerima program CSR perusahaan. dan masyarakat jugaharus memberikan


(68)

progres usaha mereka ke PT PLN APJ Yogyakarta sebagai salah satu bukti bahwa Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta benar-benar dilaksanakan dengan baik.

Dengan adanya bantuan dan pendampingan dari PT PLN APJ Yogyakarta maka masyarakat akan terbantu dalam meningkatkan usahanya sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta berperan dalam mensejahterakan masyarakat.


(69)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulaan

Berdasarkan analisis data pada BAB V, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan metode deskriptif kualitatif berupa hasil wawancara, semua responden mengatakan dampak Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta dapat dikatakan mampu meningkatkan penghasilan masyarakat desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo sedangkan hasil analisis dengan metode deskriptif kuantitatif berupa pembagan kuesioner menyatakan adanya peningkatan penghasilan yang semula penghasilan rata-rata sebelum mendapatkan bantuan program CSR sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) menjadi berpenghasilan Rp2,300.000,00 (dua juta tiga ratus ribu rupiah) per bulan.

Dengan demkian maka dapat dikatakan bahwa ada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mereka rasakan setelah mereka menerima dan mengelola bantuan Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Dalam pengisian kuesioner, perbandingan responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak berimbang sehingga faktor jenis kelamin akan mempengaruhi cara menjawab pertanyaan yang sesungguhnya dari responden.


(70)

C. Saran

1. Penelitian selanjutnya baiknya meneliti dengan responden dengan jenis kelaminnya yang berimbang agar mendapatkan data yang berimbang dalam melihat kondisi responden sesungguhnya karena perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi jawaban yang sesungguhnya.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Budimanta, Arif, Adi Prasetijo, dan Bambang Rudito. 2008. Corporate Social Responsibility: Alternatif Bagi Pembangunan di Indonesia. Edisi kedua. Jakarta : Indonesia Center for Substanable Development (ISDC).

Mapisangka, Andy. 2009. Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup

Masyarakat. Diakses pada

http://Fe.UM.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/ANDI_M-CSR.pdf

Mardikanto, Totok. 2014. Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial Perusahaan). Alfabeta. Bandung.

Muliawan, Daniel, 2013. Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Angkasa Pura I Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.(Studi Kasus Desa Wisata Bobung, Gunung Kidul) Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Paus Fransiskus. 2015. Ensiklik Laudato Si’.Libreria Editrice Vaticana

Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU-07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK-010/2016 tentang Penyesuaian

Besarnya Peghasilan Kena Pajak.

Pradipta, Sigit.2013. Pengaruh Implementasi CSR Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. (Studi Kasus pada PTP NIX Persero) Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-14. Alfabeta: Bandung. Sunyoto, Danang. Metodologi Penelitian Akuntansi. Refika Aditama, Bndung

2013.

Syamsuddin,et all. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Undang – Undang No. 40 tahun 2007 Pasal 1 ayat 3 Tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 Pasal 2 ayat 1 tentang ketentuan-ketentuan

pokok kesejahteraan sosial.

Wibisono, Yusuf , Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Gersik : Fascho Publishing, 2007


(72)

Wijaya, Husni Falah, et all. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis| Vol. 2 No 1. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.

Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penetilian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Website BKKBN : www.bkkbn-jatim.go.id Pengertian kesejahteraan masyarakat BKKBN. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2015

Website PT PLN (Persero): www.pln.co.id diakses pada 15 November 2016 Website PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta: http://www.pln.co.id/disjateng/# diakses pada tanggal 15 November 2016.


(73)

(74)

(1)

II. Checklist Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat penerima CSR

Petunjuk: beri tanda (V) pada indikator di bawah ini sesuai yang Bapak/Ibu/Saudara rasakan dengan adanya Program CSR PT PLN.

Jika ada yang perlu diberi [enjelasan, silahkan diisikan pada kolom keterangan.

No Indikator Peningkatan Kesejahteraan Setuju Tidak Setuju

Keterangan

1 Penghasilan mengalami peningkatan 2 Terbantu dalam menanggung biaya

hidup sehari-hari

3 Terbantu dalam biaya pendidikan anak

4 Memiliki tabungan lebih setelah menerima bantuan CSR

5 Makan teratur dengan gizi yang cukup

6 Mempunyai tempat tinggal yang layak huni

7 Rekreasi / liburan bersama

8 Mampu memberi sumbangan rutin 9 Mampu meningkatkan produktivitas 10 Yakin dengan masa depan yang lebih

baik

11 Membayar pajak penghasilan 12 Hal-hal positif yang dirasakan

dengan adanya program CSR perusahaan:

a. b. c.


(2)

Nama dan Alamat Responden

No Nama Usia Alamat

1 Sidik Hadi Pranowo 40 Karang, Gerbosari, Samigaluh 2 Edy Sujarwo 28 Karang, Gerbosari, Samigaluh 3 Isna Rohman 27 Dukuh, Gerbosari, Samigluh 4 Tri Watno 21 Karang, Gerbosari, Samigaluh 5 Moh Alim 29 Karang, Gerbosari, Samigaluh 6 Tri Atmojo 52 Karang, Gerbosari, Samigaluh 7 Anung Bayu Aji 40 Karang, Gerbosari, Samigaluh 8 Heri Sinogo 45 Pagerharjo, Gerbosari, Samigaluh 9 Muharyadi 46 Karang, Gerbosari, Samigaluh 10 Mutiadi 43 Karang, Gerbosari, Samigaluh 11 Basri 45 Clumprit Gerbosari, Samigaluh 12 JC Kustarto 48 Karang, Gerbosari, Samigaluh 13 Risa 25 Dukuh, Gerbosari, Samigluh 14 Dwi Purwanto 50 Karang, Gerbosari, Samigaluh 15 Margiyanto 51 Karang, Gerbosari, Samigaluh 16 Windarto 32 Karang, Gerbosari, Samigaluh 17 Nuryanto 26 Karang, Gerbosari, Samigaluh 18 Sukisno 49 Jetis, Gerbosari, Samigaluh 19 Sugeng Rahmanto 39 Karang, Gerbosari, Samigaluh 20 Dwi Nugroho 34 Karang, Gerbosari, Samigaluh 21 Sunarso 43 Karang, Gerbosari, Samigaluh 22 Setyo Tri Winarno 35 Karang, Gerbosari, Samigaluh 23 Andri 24 Kayugede, Gerbosari, Samigaluh 24 Bambang 50 Dukuh, Gerbosari, Samigluh 25 Atemo Bagio 45 Karang, Gerbosari, Samigaluh 26 Y Adventody 34 Karang, Gerbosari, Samigaluh 27 Triongko 47 Karang, Gerbosari, Samigaluh 28 Imam Suwardan 43 Karang, Gerbosari, Samigaluh 29 Susilo Nugrohoo 53 Karang, Gerbosari, Samigaluh 30 Lilis Setyowati 40 Dukuh, Gerbosari, Samigluh


(3)

SURAT PERMOHONAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth.

...

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :

Nama : Adeng Sucipto

NIM :122114002

Dalam rangka melaksanakan tugas akhir penulisan skripsi, saya akan

melakukan penelitian dengan judul “Dampak CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Dengan ini saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner yang telah saya sediakan. Jawaban dari Bapak/Ibu/Saudara hanya untuk keperluan penelitian saja dan saya jamin kerahasiaannya.

Atas partisipasi dan kesediaannya sebagai subjek penelitian pada penelitian ini, saya mengucapkan terimakasih.

Peneliti


(4)

ABSTRAK

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Adeng Sucipto 122114002

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Latar belakang penelitian ini adalah perusahaan diwajibkan untuk berkontribusi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program CSR Perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Kuesioner dan observasi digunakan untuk mendapatkan data peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif dan

deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 100% Masyarakat Desa Gerbosari yang mendapatkan bantuan dari program CSR PT PLN merasakan adanya peningkatan penghasilan secara signifikan. Dengan peningkatan penghasilan tersebut, penerima manfaat menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti biaya hidup serta meningkatkan produktivitas mereka sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.


(5)

ABSTRACT

THE IMPACT OF CSR PROGRAM PT PLN APJ YOGYAKARTA TOWARD THE IMPROVEMENT OF PUBLIC WELFARE (A Case Study on the rural of Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Adeng Sucipto 122114002

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

The purpose of this study is to determine the impact of CSR program PT PLN APJ Yogyakarta in improving public welfare. This research is important because companies are required to contribute actively in improving public welfare through

the company’s CSR program.

The kind of his research is a case study at Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. The data collection techniques were questionnaire, observation, and interview. Questionnaire and observation were used for inquiring welfare information, whereas interview was used for getting CSR program information at PT PLN APJ Yogyakarta. Data analysis technique that was used in this research was quantitative descriptive and qualitative descriptive.

The result showed that 100% communities at Gerbosari receiving CSR program from PT PLN indicated increased revenues significantly. Because of their income increases, the beneficiaries may use it for various purposes such as cost of living as well as increasing their productivity, thus improving their quality of life.


(6)