HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PT. SARI WARNA UNIT II BOYOLALI Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Karyawan PT. Sariwarna Unit II Boyolali.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA
KARYAWAN PT. SARI WARNA UNIT II BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjanan (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :

SIRLI AMRI
F 100 080 097

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA
KARYAWAN PT. SARI WARNA UNIT II BOYOLALI


NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagai Persyarat dalam mencapai
Derajat (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
SIRLI AMRI
F 100 080 097

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii

iii

iv


HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA
KARYAWAN PT. SARI WARNA ASLI UNIT II BOYOLALI
Sirli Amri
Drs. Mohammad Amir, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstraksi
Kinerja karyawan adalah hasil kerja seseorang dimana seseorang memiliki
tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Motivasi kerja adalah salah satu faktor penentu dari peningkatan kinerja
karyawan, selain motivasi kerja ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan diantaranya adalah kemampuan, seorang pegawai memiliki
keterampilan atas pekerjaanya maka pegawai akan lebih mudah mencapai kinerja
yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja
dengan kinerja karyawan, tingkat kinerja karyawan, tingkat motivasi kerja, peran
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hipotesis yang diajukan adalah ada
hubungan positif antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan PT. Sari Warna Asli Unit II Boyolali. Sampel

penelitian berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive non random. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah skala motivasi kerja dan data dokumentasi kinerja karyawan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,326, p = 0,002 (p < 0,01). Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan. Peranan atau
sumbangan efektif motivasi kerja dengan kinerja karyawan 10,7% ditunjukkan
oleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,107 atau pengaruh motivasi kerja dengan
kinerja karyawan memiliki 10,7%, hal ini masih terdapat 89,3% faktor-faktor lain
yang mempengaruhinya. Kategorisasi motivasi kerja PT. Sari Warna Asli Unit II
Boyolali tergolong tinggi yang ditunjukkkan dari rerata empirik (RE) sebesar
101,10 dan rerata hopotetik (RH) sebesar 90 dan kategorisasi kinerja karyawan
PT. Sari Warna Asli Unit II Boyolali tergolong sedang yang ditunjukkan dari
rerata empirik (RE) sebesar 79,92.
Kata kunci : Motivasi Kerja. Kinerja Karyawan.

v

yang terbaik untuk perusahaan dan

kinerja seseorang akan baik jika
seseorang
tersebut
memiliki
semangat kerja yang tinggi. Oleh
karena itu dengan motivasi kerja
yang tinggi karyawan akan lebih giat
dalam bekerja. Sehingga pekerjaan
akan bisa diselesaikan dengan tepat
waktu dan memberikan hasil yang
baik maksimal. Menurut Wexley &
Yulk (1977) berpendapat bahwa
motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan
semangat
atau
dorongan kerja. Dan Hersey dan
Blanchard (1993) mendefinisikan
bahwa kinerja merupakan suatu
fungsi dari motivasi dan kemampuan

tertentu.

Pendahuluan
Keberadaan sumber daya
manusia di dalam suatu perusahaan
memegang peranan sangat penting
dan karyawan merupakan aset utama
bagi perusahaan, dan dengan adanya
kinerja karyawan yang baik maka
perusahaan PT. Sari Warna Asli Unit
II Boyolalai akan mampu mencapai
tujuanya. Tinggi rendah suatu kinerja
akan
berdampak
pada
suatu
perusahaan.
PT. Sari Warna Asli Unit II
Boyolali
merupakan

sebuah
perusahaan swasta yang bergerak di
bidang industry sandang, yang di
proses berupa sandang setengah jadi
lalu bahan sandang siap pakai.
Kegiatanya meliputi pencelupan dan
pewarnaan. Berdasarkan hasil yang
diperoleh PT. Sari Warna Asli Unit
II Boyolali mengalami penurunan di
bagian Produksi Rapier A pada bulan
Januari sampai bulan Mei. Hal ini
tidak sesuai dengan target yang
diinginkan
yang
seharusnya
mencapai angka 85. Prihal tersebut
disebabkan oleh kegiatan karyawan
dalam
melakukan
pekerjaanya,

kurangnya tanggung jawab karyawan
dan disebabkan karna bahan baku.
Mangkunegara (2001) menegaskan
bahwa kinerja karyawan merupakan
hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dapat dicapai oleh
seseorang
pegawai
dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Seseorang yang memiliki
kinerja yang tinggi dapat menunjang
tercapainya suatu tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan oleh suatu
perusahaan.

Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan
salah satunya adalah motivasi

dimana
suatu
kondisi
yang
berpengaruh
membangkitkan,
mengarahkan dan menggerakkan diri
pegawai
yang
terarah
untuk
mencapai tujuan organisasi. Dan
wirawan (2009) juga mengemukakan
bahwa kinerja yang rendah dapat
disebabkan oleh faktor manusia salah
satunya adalah motivasi kerja.
Dengan motivasi kerja yang tinggi
karyawan akan lebih giat dalam
menyelesaikan pekerjaanya dan
sebaliknya dengan motivasi yang

rendah karyawan akan mudah
menyerah. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan
judul : “Hubungan antara Motivasi
Kerja dengan Kinerja Karyawan PT.
Sari Warna Asli Unit II Boyolali”.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui :

Pada
dasarnya
setiap
karyawan dituntut untuk melakukan

vi

1. Hubungan antara motivasi kerja
dengan kinerja karyawan.
2. Tingkat kinerja karayawan.

3. Tingkat Motivasi kerja.
4. Peran motivasi kerja terhadap
kinerja karayawan.

Kebutuhan akan pengawasan, yaitu
tingkat dimana seseorang karyawan
dapat
melaksanakan
fungsi
pekerjaanya tanpa meminta bantuan
pengawas atau meminta pengawas
untuk mencegah pengeluaran atau
hasil yang merugikan. (6) Pengaruh
antar pribadi yang kuat, yaitu tingkat
dimana
seseorang
karyawan
meningkatkan rasa penghargaan
diriny, saling mengahargai dan
kooperatif diantara teman sekerja

atau teman dibawahnya (jabatan
lebih rendah).
Kinerja karyawan merupakan
hasil kerja seseorang dimana
seseorang memiliki tanggung jawab
yang telah ditetapkan oleh suatu
perusahaan
untuk
memenuhi
persyaratan-persyaratan kerja yang
telah
ditentukan.
Menurut
Mangkunegara (2004) faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
karyawan
adalah
(1).Faktor
kemampuan,
seorang
pegawai
memiliki
keterampilan
atas
pekerjaanya maka pegawai akan
lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan. (2).Faktor motivasi,
yang artinya seorang pegawai
memiliki
keterampilan
atas
pekerjaanya maka pegawai akan
lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan dan motivasi merupakan
kondisi
yang
berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan
menggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan
organisasi
Motivasi
mempersoalkan
bagaimana
caranya
mendorong
gairah kerja bawahan, agar mereka
mau
bekerja
keras
dengan
memberikan semua kemampuan dan
keterampilanya untuk mewujudkan
tujuan perusahaan. Wexley & Yulk

Manurut Simamora (1997)
kinerja karyawan adalah tingkatan
sejauh
mana
para
karyawan
mencapai persyaratan pekerjaan.
Adapun
aspek-aspek
kinerja
karyawan meliputi : Bernadi dan
Russel
(dalam
Yuli,
2005)
menjelaskan beberapa aspek kinerja
karyawan diantaranya adalah:
(1)Kualitas, yaitu tingkatan di mana
proses atau hasil dari pelaksanaan
kerja yang mendekati kesempurnaan,
yang berkenan dengan penyesuaian
(kesesuaiaan) lain terhadap beberapa
hal ideal dari pelaksanaan kerja atau
diselesaikannya tujuan pekerjaan
yang diharapkan. (2) Kuantitas, yaitu
jumlah hasil, yang ditunjukkan
dalam beberapa syarat nilai rupiah,
jumlah satuan, atau jumlah dari
perputaran
kerja
yang
telah
diselesaikan. (3) Ketepatan waktu,
yaitu tingkat dimana suatu pekerjaan
telah diselesaikan atau sebuah hasil
pengeluaran pada awal waktu dari
suatu sudut koordinasi dengan
pengeluaran
yang
lain
dan
tersedianya waktu penuh untuk
pekerjaan yang lain. (4) Pengeluaran
yang efektif, yaitu tingkat dimana
penggunaan
sumber-sumber
organisasi
(misalnya
manusia,
teknologi, alat-alat) dimaksimalkan
dalam
beberapa
hal
untuk
mendapatkan keuntungan paling
besar atau mengurangi kerugian dari
setiap unit atau mengurangi kerugian
dari setiap unit atau penggunaan
beberapa hal sember daya. (5)
vii

(1977) berpendapat bahwa motivasi
kerja
adalah
suatu
yang
menimbulkan
semangat
atau
dorongan kerja. Munandar (Anoraga
2002) Aspek-aspek motivasi kerja
terdiri dari (1).Adanya kedisiplinan
dari karyawan, tingakah laku atau
perbuatan pada karyawan untuk
melakukan aktivitas-aktivitas kerja
yang sesuai dengan pola-pola
tertentu, keputusan-keputusan dan
norma-norma yang telah ditetapkan
dan disetujui bersama baik secara
tulis maupun lisan. (2).Imajinasi
yang tinggi dan daya kombinasi,
membuat hasil kerja dari kombinasi
ide-ide atau gambaran sehingga
membentuk suatu hasil atau produk
yang mendukung kualitas kerja yang
lebih baik. (3).Kepercayaan diri,
perasaan yakin yang dimiliki
karyawan terhadap kemampuan
dirinya. (4).Daya tahan terhadap
tekanan, reaksi karyawan terhadap
pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan
yang
dirasakan
sebagai ancaman atau sebab adanya
ketidakseimbangan antara tuntutan
dan kemampuan yang dimiliki.
(5).Tanggung
jawab
dalam
melaksanakan
pekerjaan,
suatu
kesadaran pada individu untuk
melaksanakan
kewajiban
atau
pekerjaan diiringi rasa keberaniaan
menerima segala resiko, inisiatif
yang besar dalam menghadapi
kesulitan terhadap pekerjaan dan
dorongan yang besar untuk berbuat
dan menyelesaikan apa yang harus
dan patut diselesaikan. Menurut
As’ad
(2002)
proses
yang
mempengaruhi motivasi kerja yaitu :
(1).Karakteristik individu, adanya
kebutuhan kemudian diarahkan pada
tujuan. Individu harus memiliki
kapasitas
dan
faktor
yang

dibutuhkan. Dalam hal ini motivasi
merupakan suatu hal yang dilakukan.
(2).Karakteristik pekerjaan, apa yang
dilakukan individu mempengaruhi
motivasi,
beberapa
pekerjaan
merupakan pekerjaan yang rutin dan
sebagian lagi yang lain lebih
bervariasi.
(3).Karakteristik
lingkungan, lingkungan kerja yang
terdiri dari teman kerja, supervisior,
dalam organisasi meliputi system
imbalan,fleksibelitas dan inovasi.
Bagi setiap karayawan dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaanya
pasti akan mengharapkan sebuah
motivasi dari tempat mereka bekerja,
karena motivasi menjadi hal yang
amat penting bagi perusahaan.
Dengan adanya motivasi kerja maka
karyawan akan memberikan loyalitas
yang tinggi pada suatu perusahaan.
Motivasi secara umum dapat
dijelaskan sebagai kebutuhan yang
mendorong perbuatan untuk suatu
tujuan tertentu Anoraga (2005).
Kinerja seseorang akan baik jika
seseorang
tersebut
memiliki
semangat kerja yang tinggi. Oleh
karena itu dengan motivasi kerja
yang tinggi karyawan akan lebih giat
dalam bekerja sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Berdasarkan uraiaan
diatas dapat disimpulkan bahwa
kinerja karyawan dapat berjalan baik
apabila ditunjang dengan adanya
peran motivasi kerja, misalnya
karyawan
akan
mampu
menyelesaikan pekerjaanya dengan
baik, karyawan memiliki kesadaran
terhadap tanggung jawabnya dan
mentaati peraturan yang telah
ditetapkan
oleh
perusahaan,
menciptakan semangat kerja yang
tinggi maka perusahaan akan

viii

motivasi kerja dengan kinerja
karyawan PT. Sari Warna Asli Unit
II
Boyolali.
Hipotesis dalam
penelitian
ini
diterima
dan
menunjukkan bahwa motivasi kerja
memegang peranan yang sedang
dalam terjadinya kinerja kayawan.
Hal ini ditunjukan oleh koefisien
determinasi sebesar 0,107 yang
berarti sumbangan efektif motivasi
kerja dengan kinerja karyawan dalam
penelitian ini sebesar 10,7%. Dengan
demikian masih ada 89,3% faktor
lain yang mempengaruhi kinerja
karyawan
diantaranya
adalah
kemampuan, minat kerja, persepsi,
sikap, struktur penghargaan dan
kepemimpinan.
Kesimpulan
yang
dapat
ditarik yaitu adanya motivasi kerja
pada karyawan akan mendorong
meningkatkan
suatu
kinerja
karyawan dimana motivasi kerja
yang tinggi akan memberikan
dampak positif bagi diri sendiri
maupun bagi perusahaan. Motivasi
kerja menjadi suatu hala yang amat
penting dalam mewujudkan kinerja
yang berkualitas. Karyawan yang
memiliki motivasi kerja yang tinggi
akan membawa dampak positif bagi
perusahaan dan akan meningkatkan
nutu
kinerjanya.
Hersey dan
Blanchard (dalam Rivai dan Basri,
2005) memaparkan bahwa kinerja
pada dasarnya adalah suatu fungsi
dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
Setiap penelitian pasti memiliki
kelemahan
yaitu
metode
pengumpulan data yang digunakan
dalam
penelitian
ini
hanya
menggunakan angket dan data
dokumentasi
kinerja
karyawan
sehingga kurang mengungkap secara
dalam gejala psikologis yang tidak

mengalami peningkatan dan mampu
mencapai target yang diinginkan.
Begitu pula sebaliknya jika karyawan
tidak memiliki kesadaran dalam
tanggung jawabnya,
kurangnya
semangat dalam bekerja dengan
begitu hasil kerja akan kurang
maksimal dan tidak baik.
Berdasarkan
teori
yang
dikemukakan diatas, maka penulis
mengemukakan hipotesis dalam
penelitian ini adalah: “Ada hubungan
antara Motivasi Kerja dengan
Kinerja Karyawan PT. Sari Warna
Asli Unit II Boyolali” yang artinya
semakin tinggi motivasi kerja maka
kinerja karyawan semakin baik.
Begitu pula sebaliknya semakin
rendah motivasi kerja maka semakin
rendah pula kinerja karyawan.
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan PT. SariWarna Asli
Unit II Boyolali yang berjumlah 236
orang. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 50 orang dari jumlah
keseluruhan subjek. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
skala motivasi kerja yang mengacu
pada aspek-aspek yang dikemukakan
oleh Munandar (Anoraga, 2002), dan
data kinerja karyawan di ambil dari
metode dokumentasi PT. Sari Warna
Asli Unit II Boyolali pada tahun
2012.
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan
hasil
perhitungan teknik Analisis product
moment
dari
pearson
yang
ditunjukkan oleh nilai r = 0,326, p =
0,002 (p < 0,01). Hasil ini
menunjukkan ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara
ix

nampak dalam diri karyawan dan
subjek penelitian yang tidak bebas
ditentukan penelitianya, oleh karena
itu peneliti selanjutnya perlu
melengkapi
dengan
teknik
pengumpulan data yang lain,
misalnya dengan teknik observasi,
wawancara, psikotes maupun yang
lain
sehingga
akan
lebih
mengungkap
secara
mendalam
kondisi psikologis subjek penelitian.

Hersey, dkk. 1993. Management of
Organizational
Behavior:
Utilizing Human Resources
(New Jersey: Prentice-Hall
Inz).

Kesimpulan Dan Saran

Rivai VI. & Basri, A.F.M. 2005.
Performance
Appraisal.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada

Mangkunegara,
A. P. 2004.
Manajemen Sumber Daya
Manusia
Perusahaan.
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Berdasarkan hasil analisis
data penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : Ada
hubungan positif yang sangat
signifikan antara motivasi kerja
dengan kinerja karyawan, peranan
atau sumbangan efektif motivasi
kerja dengan kinerja karyawan
sebesar 10,7%, ditunjukkan oleh
koefisien determinan (r2) 0,107
tingkat motivasi kerja PT. Sari
Warna tergolong tinggi. Hal ini dapat
ditunjukkan dai rerata empirik (RE)
sebesar 101,10 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 90, selanjutnya tingkat
kinerja karyawan PT. Sari Warna
Asli Unit II Boyolali tergolong
sedang hal ini ditunjukkan dari rerata
empirik
(RE)
sebesar
79,92.
Berdasarkan dari kesimpulan
diatas, maka dapat diberikan saransaran sebagai berikut :

Simamora, H. 1997. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia .
Yogyakarta: STILE YKPN.
Wexley, K.N. & Yulk, G.A. 1997,
Organization Behavior and
Personel Psychology. Richard
D. Irwin : Home wood,
Illinois.
Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja
Sumber
Daya
Manusia .
Jakarta: Selemba empat.
Yuli,

1. Bagi Pimpinan Perusahaan
2. Bagi Ilmuan Psikologi.
Daftar Pustaka
As’ad, M. 2002. Psikologi Industri.
Yogyakarta : Liberty.
Anoraga. 2005. Psikologi Kerja .
Jakarta: Rineka Cipta.

x

Sri Budi Cantika. 2005.
Manajemen Sumber Daya
Manusia . Malang: UMM.
Pres.