Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada BAB III telah dibahas mengenai rancangan penelitian yang akan
dilakukan pada kelas 4 SD di Gugus Joko Tingkir Salatiga yang terletak di
Kecamatan Tingkir Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4
SD di Gugus Joko Tingkir Salatiga , dengan mengambil sampel penelitian yaitu
siswa kelas 4 SD inti yaitu SDN Tingkir Lor 02, SD imbas yaitu SDN Tingkir Lor
01 dan SDN Tingkir Tengah 01. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning, variabel
terikat yaitu hasil belajar IPA.
Pada BAB IV akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
yang berupa hasil penelitian dan implementasi pembelajaran IPA menggunakan
model pembelajaran PBL sebagai kelompok eksperimen 1/ Kelompok
eksperimen, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan
model pembelajaran PjBL sebagai kelompok eksperimen 2, hasil uji beda
penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan penelitian dan keterbatasan
penelitian.
4.1

Hasil Penelitian
Sebelum dipaparkan secara detail mengenai hasil penelitian, akan


dijelaskan terlebih dahulu upaya-upaya untuk mengontrol variabel yang dapat
mengganggu perlakuan. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi validitas internal
dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) History (sejarah) merupakan salah
satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap validasi internal, dalam hal ini
peneliti melakukan atau memberikan perlakuan yang sama kepada siswa dalam
model pembelajaran PBL dan PjBL. Hal ini merujuk pada situasi lingkungan,
peristiwa yang terjadi disekitar, seperti ruang kelas yang diatur guru sebelum
dilakukan penelitian. Pada hasil uji perlakuan dapat dikendalikan dengan harapan
memiliki pengalaman eksternal (history) yang sama selama pelaksanaan. b)
Selection dalam kegiatan ini peneliti membagi kelompok subjek dengan kesamaan
dan kesetaraan yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok

43

44

eksperimen 2. c) Maturation (kematangan) dalam hal ini peneliti melacak
psikologi dari siswa, usia dari anak, dari segi kematangan siswa rata-rata
kematangan dari siswa itu sama, dengan rata-rata usia dari siswa yaitu 10 tahun.

d) Pretesting (pengujian sebelumnya) untuk menghindari terjdainya masalah yang
disebabkan oleh pretesting, peneliti dalam hal ini melakukan penataan struktur tes
pada pasca tes yaitu dengan cara mengacak soal tes, kalimat yang diganti akan
teteapi mempunyai arti yang sama, penggunakan tanda titi ataupun koma, serta
pilihan ganda yang diacak. e) Mortality (mortalitas) untuk menghindari terjadinya
masalah yang diakibatkan oleh mortality peneliti dalam kegiatan ini melakukan
kegiatan membagi siswa dalam kelompok yaitu dengan membagi jumlah
kelompok dengan sama besar anggotanya.
4.1.1

Hasil

Implementasi

Pembelajaran

IPA

Menggunakan


Model

Pembelajaran PBL Sebagai Kelompok Eksperimen 1
Penelitian menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
pada kelas eksperimen 1 dilakukan pada tanggal 31 Maret dan 4 april 2016 di
kelas 4 SD Negeri Tingkir Lor 01 dengan jumlah 25 siswa dan pada tanggal 2 dab
6 april 2016 sebagian siswa kelas 4 di SDN Tingkir Lor 02 yang berjumlah 17
siswa sebagai kelompok eksperimen 1 dari SD imbas dilaksanakan 2 x 2x 35
menit (2x pertemuan). Mata pelajaran yang diteliti oleh peneliti adalah mata
pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dengan topik materi yang diambil adalah
Sumber Daya Alam. Materi yang diambil didasarkan dari Standar kompetensi 11.
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat dan Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber
daya alam dan lingkungan serta Indikator 1. Menjelaskan pengertian sumber daya
alam, 2. Menyebutkan jenis SDA, 3. Mendiskusikan pengertian SDA yang dapat
diperbarui beserta contohnya. 4. Mendiskusikan pengertian SDA yang tidak dapat
diperbarui beserta contohnya. 5. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam
yang dapat diperbarui. 6. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui.


45

Pemberian perlakuan dilakukan langsung oleh peneliti sendiri dengan guru
kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan guru kelas 4 SDN Tingkir Lor 02 sebagai
observer.
4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA Menggunakan Model
Pembelajaran PBL Kelompok Eksperimen 1
a. Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 di kelas 4 SD
N Tingkir Lor 01 (SD Imbas), dengan alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti oleh
25 siswa. Proses pembelajaran diawalai dengan pendahuluan yang meliputi salam,
mengabsen kehadiran siswa, mengkodisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran, apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran,dan langkahlangkah pembelajaran. Setelah kegiatan pendahuluan dilakukan kemudian siswa
diberikan soal pretest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum
mendapatkan perlakuan.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang terdiri
sintagmatis yaitu guru menunjukkan gambar SDA, guru membagi siswa kedalam
beberapa kelompok, siswa mendengarkan permasalahan yang dibacakan oleh
guru, setiap anggota kelompok mencari informasi mengenai materi SDA, Masingmasing


kelompok

saling

berdiskusi

untuk

memecahkan

masalah.

Gru

mengadakan refleksi
Penelitian juga dilakukan di SDN Tingkir Lor 02 Sebagai SD Inti.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 april 2016 di kelas 4 yang diikuti sebagian
dari jumlah siswa kelas 4 yaitu 17 siswa, kegiatan pembelajaran dilakukan sama
dengan pelaksanaan pembelajaran di SDN Tingkir Lor 01.

Berdasarkan hasil observassi yang telah dilakukan aktivitas guru pada
pertemuan pertama yang dilakukan di kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan SDN
Tingkir Lor 02 mencapai 100% dari 7 point kegiatan. Hal ini juga sama dengan
tingkat keterlaksanaan kegiatan dari siswa yaitu 100% dari 7 poin kegiatan yang
dilakukan. Hal ini berarti semua aspek kegiatan dari guru dan siswa pada
pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan dari

46

pembelajaran berjalan dengan baik. Hasil observasi lebih rinci dapat dilihat pada
lampiran 4.
b. Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 april 2016 dengan
alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti siswa kelas 4 yang berjumlah 25 siswa,
kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, kemudian presensi siswa setelah
itu apersepsi pembelajaran, dilanjutkan dengan kegiatan inti minggu lalu yaitu
melanjutkan menyelesaian tugas yang diberikan minggu lalu/ pada pertemuan
sebelumnya, setelah selesai sperwakilan dari kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kelompok lain diminta untuk
memperhatikan presentasi yang disampaikan kelompok, siswa / kelompok lain

diminta untuk menanggapi hasil presentasi, setelah selesai guru memberikan soal
posttest dan kemudian menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas 4 SDN Tingkir Lor
01 dan SDN Tingkir Lor 02 , tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang dilakukan
oleh guru adalah 100% dari 6 poin kegiatan yang dilakukan. Begitu pula tingkat
keterlaksanaan kegiatan yang dialakukan oleh siswa yaitu 100% dari 6 poin
kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua. Dalam hal ini berarti semua
aspek kegiatan telah terlaksana dan berjalan dengan baik.
Penelitian menggunakan model pembelajaran PBL di SDN Tingkir Lor 02
dilaksanakan pada tanggal 07 april 2016 dikelas 4 yang diikuti sebagian jumlah
siswa kelas 4 yang berjumlah 17 siswa. Kegiatan yang dilakukan sama seperti
pemberian perlakuan yang diberikan pada SDN Tingkir Lor 01.
4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan
SDN Tingkir Lor 02 Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Sebagai Kelompok Eksperimen 1
Tingkat hasil belajar IPA siswa dipaparkan melalui statistik deskriptif dari
hasil pretset dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tertinggi (max),
nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam
bentuk grafik.


47

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest
Kelompok eksperimen 1
N

Minimum

Maximum Mean

Std.
Deviation

Nilai Pretest

42

50


90

70,71

10,510

Nilai Post-Test 42

60

100

77,14

9,762

ValidN
(listwise)

42


Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang didapat oleh
kelas eksperimen 1 sebelum mendapatkan perlakuan menggunakan Problem
Based Learning (nilai Pretest) sebesar 70,71 dengan standar deviasi 10,510.
Kemudian setelah mendapatkan perlakuan menggunakan Problem Based
Learning (nilai Posttest) adalah sebesar 77,14 dengan standar deviasi 9,762. Nilai
tertinggi yang didapatkan oleh siswa saat melakukan pretest adalah 90 dan nilai
terendah yang didapatkan oleh siswa adalah 50. Sedangkan untuk nilai tetinggi
saat mengikuti posttest adalah 100 dan nilai yang terendah adalah 60. Jumlah
siswa yang mengikuti kegiatan pretest dan posttest adalah 42 siswa.
Jumlah data yang dissajikan terlalu banyak sehingga peneliti menyusun
data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebi efisien. Penyajian
tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih
skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan jumlah
kelas menggunakan rumus Strurges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K=1+3,3 log n. K
adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat
diperoleh K=1+3,3 log 42= 6,35 atau dibulatkan menjadi 6 Sedangkan interval
kelas didapatkan dari hasil rentang ( skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah
kelas yaitu


= 8. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest

kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.

48

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1
No.
Kelas

Kelas Interval

Nilai Pretest
Frekuensi

Persentase

1.

≤58

3

7,14%

2.

59-67

13

30,95%

3.

68-76

13

30,95%

4.

77-85

11

26,19%

5.

≥86

2

4,76%

42

100%

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai pretest terdapat 3,siswa
yang mendaptkan nilai ≤58 dengan presentase 7,14%, 13 siswa yang mendapatkan
nilai antara 59-67 dengan persentase 30,95%, 13 siswa mendapatkan nilai antara
68-76 dengan presentase 30,95%, 11 siswa mendapatkan nilai antara 77-85
dengan presentase 26,19%, 2 siswa yang mendapatakan nilai ≥86 dengan
presentase 4,76%.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1
No.
Kelas

Kelas Interval

Nilai Posttest
Frekuensi

Persentase

1.

60-67

6

14,28%

2.

68-76

16

38,09%

3.

77-85

15

35,71%

4.

86-95

3

7,14%

5.

≥96

2

4,76%

42

100%

Jumlah

Pada nilai Posttest mengalami peningkatan yaitu yang mulanya nilai
terendah 50 kemudian naik pada nilai terendah 60 dan dapat dilihat bahwa nilai

49

posttest 6 siswa yang mendapatkan nilai antara 60-67 dengan persentase 14,28%,
16 siswa mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase 38,09%, 15 siswa
mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 35,71%, 3 siswa yang
mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 7,14% dan 2 siswa yang
mendapatkan nilai ≥96 dengan presentase 4,76%. Untuk lebih jelas akan
dipaparkan dengan daftar frekuensi nilai pretest dan posttest dalam bentuk grafik
sebagai berikut.

pretest
14

13

12

13
11

10
8
6

pretest

4

3

2

2

0
≤58

59-67

68-76

77-85

≥86

Gambar 4.1
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 (SDN
Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02)

50

posttest
18
16

16

14

15

12
10
8
6

posttest
6

4

3

2

2

0
60-67

68-76

77-85

86-95

≥96

Gambar 4.2
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 SDN
Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02
4.1.2

Hasil

Implemenstasi

Pembelajaran

IPA

Menggunakan Model

Pembelajaran Project Based Learning sebagai Kelompok Eksperimen
2
Perlakuan pada kelompok eksperimen 2 ini hampir sama dengan kelompok
eksperimen 1. Upaya untuk memenuhi validitas internal dalam penelitian
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning antara lain sebagai
berikut: a) History (sejarah) merupakan salah

satu faktor yang sangat

berpengaruh terhadap validasi internal, dalam hal ini peneliti melakukan atau
memberikan perlakuan yang sama kepada siswa dalam model pembelajaran PBL
dan PjBL.

Hal ini merujuk pada situasi lingkungan, peristiwa yang terjadi

disekitar, seperti ruang kelas yang diatur guru sebelum dilakukan penelitian. Pada
hasil uji perlakuan dapat dikendalikan dengan harapan memiliki pengalaman
eksternal (history) yang sama selama pelaksanaan. b) Selection dalam kegiatan ini
peneliti membagi kelompok subjek dengan kesamaan dan kesetaraan yang
diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. c)
Maturation (kematangan) dalam hal ini peneliti melacak psikologi dari siswa, usia
dari anak, dari segi kematangan siswa rata-rata kematangan dari siswa itu sama,

51

dengan rata-rata usia dari siswa yaitu 10 tahun. d) Pretesting (pengujian
sebelumnya) untuk menghindari terjdainya masalah yang disebabkan oleh
pretesting, peneliti dalam hal ini melakukan penataan struktur tes pada pasca tes
yaitu dengan cara mengacak soal tes, kalimat yang diganti akan teteapi
mempunyai arti yang sama, penggunakan tanda titi ataupun koma, serta pilihan
ganda yang diacak. e) Mortality (mortalitas) untuk menghindari terjadinya
masalah yang diakibatkan oleh mortality peneliti dalam kegiatan ini melakukan
kegiatan membagi siswa dalam kelompok yaitu dengan membagi jumlah
kelompok dengan sama besar anggotanya.
Peneliti telah memberikan upaya dalam memenuhi validitas eksternal berupa
pengambilan sampel yang mewakili populasi agar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan ke populasi yang luas.
Penelitian menggunakan model pembelajaran Project Based Learning
dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01, dilaksanakan pada tanggal 31 maret dan 5
april 2016. Jumlah siswa yang mengikuti adalah 30 siswa dan yang tidak
berangkat 3 orang siswa yang tidak beragkat 2 siswa yang dikarenakan sakit dan 1
siswa ijin urusan keluarga. Kegiatan pemebalajaran dilakukan 2x 2x 35 menit
yang artinya 2x pertemuan. Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mata pelajaran IPA dengan mengambil materi sumber daya alam.
Pengambilan materi diambil dari sumber silabus kelas 4 yang memiliki
Standar Kompetensi Standar kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber
daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan Kompetensi Dasar
11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan lingkungan serta
Indikator 1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam 2. Menyebutkan jenis
SDA. 3. Mendiskusikan pengertian SDA yang dapat diperbarui beserta contohnya.
4. Mendiskusikan pengertian SDA yang tidak dapat diperbarui beserta contohnya.
5. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang dapat diperbarui. 6.
Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan observer yaitu
guru kelas 4 SDN Tingkir Tengah yang bernama Ibu Umayyah. Begitu juga di
SDN Tingkir Lor 02 kelas 4 yang dilaksanakan pada tanggal2 dan 4 april 2016.

52

Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti dengan obeserver guru kelas 4 yang
bernama Ibu Mutmainnah
4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA Menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning Kelompok Eksperimen 2
a. Pertemuan 1
Pertemuan

1

pada

kegiatan

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran Project Based Learning di kelas 4 SDN Tingkir Tengah
dilaksanakan pada tanggal 31 maret 2016. Kegiatan pembelajaran diikuti 27
siswa, 3 siswa tidak berangkat dikarenakan sakit dan ijin urusan keluarga.
Pembelajaran diawali dengan doa kemudian dilanjutkan dengan presensi, yang
dilanjutkan dengan apersepsi dari guru. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan
pembagian soal pretest yang diberikan oleh guru untuk melihat tingkat
pemahaman siswa.
Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning yang terdiri dari sintagmatis yaitu pertama
siswa memperhatikan gambar yang ditunjukkan oleh guru kemudian siswa
memperhatikan gambar yang ditampilkan oleh guru, siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa, siswa
diberi pengarahan oleh guru mengenai proyek yang diselesaikan oleh siswa,
masing-masing kelompok mengambil gambar yang disediakan oleh guru, siswa
mencari informasi mengenai gambar yang disediakan oleh guru yang akan
dikerjakan pada pertemuan berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai tugas / proyek yang belum dimengerti, kemudian guru menutup
pembelajaran dengan salam penutup.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa tingkat
keterlaksanaan kegiatan yang dilakukan di kelas 4 SDN Tingkir Tengah 01 dan
SDN Tingkir Lor 02 menunjukan kegiatan dari guru adalah 100% dari 7 poin
kegiatan. Begitu juga dengan tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang dilakukan
oleh siswa yaitu 100% dari 7 poin kegiatan pada pertemuan pertama, hal ini
berarti semua aspek kegiatan telah dilaksanakan dengan lengkap oleh guru dan
siswa dan berjalan dengan baik.

53

Penelitian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning juga dilaksanakan di SDN Tingkir Lor 02 sebagai SD
inti. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 april 2016 di kelas 4 dan diikuti
sebagian dari jumlah siswa kelas 4 yang berjumalah 16 siswa dikarenakan 1 anak
yang tidak hadir dikarenakan sakit. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sama
seperti pembelajaran yang dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01.
b. Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 5 april 2016 dengan alokasi waktu
yang sama yaitu 2x 35 menit, dengan jumlah siswa yang hadir yaitu 30 siswa.
Kegiatan pembelajaran di awali dengan guru menyiapkan alat-alat pembealajaran,
guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, berdoa,
presensi, kemudian dilanjutkan dengan apersepsi. Dilanjutkan dengan kegiatan
inti siswa disuruh untuk nmenyiapkan materi yang telah dikumpulkan oleh siswa
dari rumah, siswa duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada pertemuan
sebelumnya, masing-masing kelompok menyelesaikan proyek yang telah
disampaikan di pertemuan sebelumnya, setelah itu siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain memperhatikan presetasi
kelompok, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan, guru memberikan soal posttest, guru menutup pembelajaran dengan
salam penutup.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh guru adalah 100%
dari 8 poin kegiatan, begitu juga tingkat keterlaksanaan yang dilakukan oleh siswa
yaitu 100% dari 8 poin kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kegiatan
pembelajaran telah terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai
dengan yang diharapkan.
Penelitian menggunakan model pembelajaran Project Based Learning di
SDN Tingkir Lor 02 pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu 7 april
2016 yang diikuti 17 siswa. Kegiatan yang dilakukan pada SDN Tingkir Lor sama
dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01. Sintak
yang dilakukan sama dengan yang dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01.

54

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Tingkir Tengah 01 dan
SDN Tingkir Lor 02 Menggunakan Model Pembelajaran Project
Based Learning Sebagai Kelompok Eksperimen 2
Tingkat hasil belajar IPA siswa akan dipaparkan melalui statistik
deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai
tertinggi (max), nilai terendah ( min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan
penyajiannya dalam bentuk grafik.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen 2
N

Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Nilai Pre-Test

43

40

80

60,60

9,890

Nilai Post-Test

43

60

100

76,67

8,601

Valid
(listwise)

N

43

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen 2 sebelum mendapatkan perlakuan (nilai pretest) menggunakan model
pembelajaran adalah 60,60 dengan standar deviasi 9,890 nilai terendah 40 dan
nilai terttinggi adalah 80. Setelah siswa mendapatkan perlakuan (nilai
Posttest)menggunakan model pembelajaran Project Based Learning nilai rata-rata
yang didapatkan adalah 76,67, standar deviasi 8,601, nilai terendah adalah 60 dan
nilai tertinggi adalah 100. Jumalh siswa yang mengikuti pretest dan posttest
adalah 43 siswa.
Jumlah data yang dipaparkan cukup banyak, sehingga akan dipaparkan
data menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajian lebih efisien.
Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh
dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Penentuan
jumlah kelas menggunakan rumus Strurges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K=1+3,3
log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus
dapat diperoleh K= 1+3,3 log 43 = 6,39 atau dibulatkan menjadi 6. Interval kelas

55

didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal- skor minimal) dibagi jumlah kelas
yaitu

=10. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok

eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest kelompok Ekperimen 2 SDN Tingkir
Tengah 01 dan SDN Tinkir Lor 02
No.
Kelas

Kelas Interval

Nilai Pretest
Frekuensi

Persentase

1.

40-50

5

11,62%

2.

51-60

10

23,25%

3.

61-70

17

39,53%

4.

71-80

8

18,60%

5.

≥81

2

4,65%

43

100%

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 5 siswa
yang mendapatkan nilai antara 40-50 dengan presentase 11,62%, 10 siswa yang
mendapatkan nilai antara 51-60 dengan presentase 23,25%, 17 siswa
mendapatkan nilai antara 61-70 dengan presentase 18,60, 8 siswa yang
mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 18,60%, 2 siswa yang
mendapatkan nilai antara ≥81 dengan presentase 4,65%.

56

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 2 SDN Tingkir
Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02
No.
Kelas

Kelas Interval

Nilai Posttest
Frekuensi

Persentase

1.

≤60

3

6,97%

2.

61-70

10

23,25%

3.

71-80

18

41,86%

4.

81-90

10

23,25%

5.

≥91

1

2,32%

43

100%

Jumlah

Dari tabel 4.5 pada nilai posttest mengalami peningkatan nilai terendah yang
didapatkan oleh siswa sebesar 60 dan nilai tertinggi 100, 3 siswa mendapatkan
nilai antara ≤60 dengan presentase 6,97%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 6170 dengan presentase 23,25%, 18 siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan
presentase 41,86%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 81-90 dengan presentase
23,32%, dan 1 anak yang mendapatkan nilai antara ≥91 dengan presentase 2,32%.
Untuk lebih jelas akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

57

pretest
18

17

16
14
12
10

10

8

8

6

pretest

5

4
2

2

0
40-50

51-60

61-70

71-80

≥81

Gambar 4.3
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Kelompok Eksperimen 2 (SDN
Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02)

Posttest
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

18

10

10

Posttest

3
1
≤60

61-70

71-80

81-90

≥91

Gambar 4.4
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 2 SDN
Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02

58

4.1.3 Deskriptif Komparasi Hasil Pengukuran
Deskriptif

Komparasi

dalam

penelitian

ini

akan

memaparkan

paerbandingan hasil pengukuran dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 berdasarkan nilai pretest dan posttest. Deskripsi komparasi disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik berikut.
Tabel 4.7
Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen 1 dan
Eksperimen 2
Tahap pengukuran

Rerata skor (mean) kelompok

Keterangan selisih
skor

Eksperimen 1

Eksperimen 2

Pretest

70,71

60,60

10,11

Posttest

77,14

76,67

0,47

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata
tahap pengukuran pretest yang ditunjukkan adanya selisih skor antara kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebesar 10,11 dimana nilai kelompok
eksperimen 1 lebih unggul dari kelompok eksperimen 2. Sedangkan pengukuran
nilai posttest juga terdapat perbedaan nilai rata-rata uyang ditunjukkan pada
selisih skor antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu
sebesar 0,47 dan nilai kelompok eksperimen 1 lebih unggul dibandingkan nilai
kelompok eksperimen 2.
Secara ringkas deskripsi komparasi hasil pengukuran tersebut akan dipaparkan
pada grafik berikut.

59

90
80

77,14
70,71

70

76,67
60,6

60
50

pretest

40

posttest

30
20
10
0
eksperimen 1

eksperimen 2

Gambar 4.5
Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen 1 dan
Kelompok Eksperimen 2
4.1.4 Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning
Dalam hasil uji beda penelitian ini akan dipaparkan mengenai teknis
analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasayat
terdiri dari uji normalitas, dan homogenitas yang digunakan untu mengetahui
distribusi kenormalan data dan tingkat kesetaraan dari data yang akan diuji t (beda
rata-rata). Pengujian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan SPSS 20
for Windows.
4.1.4.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji normalitas dilakukan agar mengetahui apakah populasi data distribusi
normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS 20 for
windows. Uji ini dilakukan dengan melihat signifikansi pada Kolmogrov-Smirnov.
Dengan asumsi, dataa berdistribusi normal apabila nilai memiliki probalitas (P)
lebih besar dari 0,05.

60

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok
Eksperimen 2
Kolmogorov-Smirnova

Pretest

Shapiro-Wilk

Model

Statistic

df

Sig.

Statistic

Df

Sig.

PBL

.132

42

.065

.956

42

.108

PjBL

.124

42

.100

.967

42

.256

a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dililihat/ diketahui bahwa nilai pretest
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,065 dan 0,100.
Karena nilai signifikansi/ probalitas data tersebut diatas 0,05 maka disimpulkan
bahwa populasi hasil pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2
berdistribusi normal.
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengujian normalitas terhadap
nilai posttest dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Beriku
adalah hasil uji normalitas data nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2.
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Nilai Postest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok
Eksperimen 2
Kolmogorov-Smirnova

Posttest

Shapiro-Wilk

Model

Statistic

df

Sig.

Statistic

Df

Sig.

PBL

.125

42

.097

.958

42

.123

PjBL

.124

42

.100

.958

42

.125

a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil nilai posttest kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,097 dan 0,100. Karena nilai
signifikansi sudah diatas 0,05 maka disimpulkan bahwa populasi hasil posttest
kelompok eksperimen 1 dan ekpserimen 2 adalah berdistribusi normal.

61

Kemudian setelah uji normalitas berupa distribusi kenormalan data
terpenuhi, kemudian dilanjutkan denga prasyarat yang kedua yaitu uji
homogenitas atau tingkat kesetaraan data dengan melakukan uji homogenitas,
dengan ketentuan nilai dianggap homogen apabila nilai probalitas lebih dari 0,05
maka dapat disimpulkan data tersebut homogen. Pengujian dilakukan dengan
bantuan SPSS 20 for windows. Uji homogenitas dari kelompok eksperimen 1 dan
eksperimen 2 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan
Eksperimen 2
Levene Statictic
Pretest Based on Mean

df1

df2

Sig.

0,274

1

82

.602

Based on Median

0,202

1

82

.654

Based on Median and

0,202

1

81,929

.654

0,282

1

82

.597

with adjusted dt
Based on trimmed
mean
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa hasil output test of
homogeneity of variance nilai pretest menunjuikkan angka signifikansi yang ada
pada Based on Mean 0,602, Based on Median 0,654, Based on Median and with
adjusted dt adalah 0,654 dan Based on trimmed mean adalah 0,597. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 memiliki varian yang sama atau homogen karena nilai probalitas
dari data nilai pretest populasi lebih dari 0,05.

62

Tabel 4.11
Hasil Uji Hompogenitas Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan
Kelompok Eksperimen 2
Levene Statictic
Posttest Based on Mean

df1

df2

Sig.

.653

1

83

.421

Based on Median

.613

1

83

.436

Based on Median and

.613

1

82,633

.436

.646

1

83

.424

with adjusted dt
Based on trimmed
mean

Untuk nilai posttest menunjukan bahwa angka signifikansi yang diperoleh
adalah Based on Mean adalah 0,421, Based on Median adalah 0,436, Based on
Median and with adusted dt 0,436, Based on trimmed mean 0,424. Karena hasil
nilai probalitas data >0,05 maka disimpulkan bahwa nilai posttest kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 memiliki varian yang homogen / sama.
Berdasarkan hasil perhitungan uji prasyarat pada uji normalitas dan uji
homogenitas antara kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan pembelajaran
Problem Based Learning dan kelompok eksperimen 2 yang diberi perlakuan yaitu
pembelajaran Projec Based Learning menunjukanj data berdistribusi normal dan
homogen karena nilai probalitas menunjukkan nilai >0,05.
Dasar pengambilan keputusan adalah dapat dilihat pada nilai probalitas
pada kolom sig.
a. Apabila nilai probalitas > 0,05 maka H0 diterima
b. Apabila nilai probalitas < 0,05 maka H1 ditolak
perhitungan uji beda menggunakan uji t Independent T test. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

63

Tabel 4.12
Analisis Uji t Pada kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
Independent Samples Test
Levene's Test t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F

Sig.

t

Df

Sig.

Mean

Std. Error

95% Confidence Interval

(2-

Differen

Difference

of the Difference

taile

ce

Lower

Upper

d)
Equa
l
varia
nces

,653

,421

,427

83

,670 ,864

2,022

-3,158

4,886

,427 81,837

,671 ,864

2,025

-3,164

4,891

assu
med
Nilai

Equa
l
varia
nces
not
assu
med

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 0,653 ,
koefisien sig (2tailed) 0,670. Koefisien ini lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima atau nilai rata-rata posttest antara kelompok eksperimen 1
dengan model pembelajaran PBL dan kelompok eksperimen 2 dengan model
pembelajaran PjBL hasil belajarnya sama/ tidak ada perbedaan hasil belajar IPA
yang signifikan siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan
PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga.

64

4.1.5 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan melihat hasil belajar siswa
kelas 4 SDN Gugus Joko Tingkir. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai
berikut.
1. H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa
kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus
Joko Tingkir Salatiga.
2. Ha : Ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4
SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko
Tingkir Salatiga.
Berdasarkan tabel 4.10 disimpulkan bahwa nilai rata-rata posttest antara
kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan PBL dan kelompok eksperimen 2
yang diberi perlakuan PjBL hasil belajarnya sama, karena nilai koefisien sig
(2tailed) menunjukan hasil 0,670. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0
diterima yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA
siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus
Joko Tingkir Salatiga.
4.2 Pembahasan Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Gugus Joko Tingkir Salatiga yaitu di SDN
Tingkir Lor 01 di kelas 4 sebagai kelas eksperimen 1 dan sebagian siswa kelas 4
di SDN Tingkir Lor 02 dengan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning dan sebagai kelompok eksperimen 2 yaitu di SDN
Tingkir Tengah 01 siswa kelas 4 dan sbagian siswa kelas 4 di SDN Tingkir lor 02
dengan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Project Based Learning.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar sesuai dengan rencana dan
sesuai dengan sintak pembelajaran. Pada kegiatan pebelajaran ini peneliti sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintak model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL .
Penelitian difokuskan pada rumusan masalah pada bab 1 yaitu apakah ada
perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD yang signifikan dalam pembelajaran

65

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Project Based Learning?
Hasil uji prasyarat dari kedua kelompok penelitian adalah homogen/sama
karena nilai pretest kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 sebesar 0,602 >
0,05 dan nilai posttest sebesar 0,421 > 0,05. Dapat diambil kesimpulan dari uji
prasyarat adalah kedua varian tersebut (kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 )
homogen/ sama. Sedangkan hasil uji normalitas pretest dan posttest secara
keseluruhan lebih dari 0,05 sehingga diambil kesimpulan bahwa kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.
Hasil analisis deskriptif dari hasil pretest kelompok eksperimen 1 siswa
mendapatkan nilai terendah 50 dan yang mendapatkan nilai tertinggi adalah
sebesar 90, dengan rata-rata 70,71. Hasil pretest kelompok eksperimen 2 siswa
mendapatkan nilai terendah 40 dan yang mendapatkan nilai tertinggi adalah
sebesar 80 dan nilai rata-rata 60,12. Hasil nilai posttest kelompok eksperimen 1
siswa mendapatkan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi sebesar 100 dengan nilai
rata-rata 77,14. Hasil posttest kelompok eksperimen 2 siswa yang mendapatkan
nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah 60, dan nilai rata-rata yang
didapatkan oleh siswa pada kelompok eksperimen 2 adalah 76,28.
Pada

distribusi

frekuensi

nilai

pretest

kelompok

eksperimen

1

menunjukkan nilai pretest terdapat 3,siswa yang mendaptkan nilai antara 50-58
dengan presentase 7,14%, 13 siswa yang mendapatkan nilai antara 59-67 dengan
persentase 30,95%, 13 siswa mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase
30,95%, 11 siswa mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 26,19%, 2
siswa yang mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 4,76% dan tidak ada
yang mendapatkan nilai antara 96-104. Pada nilai Posttest mengalami peningkatan
yaitu yang mulanya nilai terendah 50 kemudian naik pada nilai terendah 60 dan
dapat dilihat bahwa nilai posttest tidak ada yang mendapatkan nilai antara 50-58,
6 siswa yang mendapatkan nilai antara 59-67 dengan persentase 14,28%, 16 siswa
mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase 38,09%, 15 siswa
mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 35,71%, 3 siswa yang

66

mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 7,14% dan 2 siswa yang
mendapatkan nilai antara 96-104 dengan presentase 4,76%.
Distribusi frekuensi kelompok eksperimen 2 dilihat bahwa nilai pretest
diketahui dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 5 siswa yang mendapatkan
nilai antara 40-50 dengan presentase 11,62%, 10 siswa yang mendapatkan nilai
antara 51-60 dengan presentase 23,25%, 17 siswa mendapatkan nilai antara 61-70
dengan presentase 18,60, 8 siswa yang mendapatkan nilai antara 71-80 dengan
presentase 18,60%, 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 81-90 dengan
presentase 4,65%, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 91-100.
Pada nilai posttest mengalami peningkatan nilai terendah yang didapatkan
oleh siswa sebesar 60 dan nilai tertinggi 100, tidak ada siswa yang mendapatkan
nilai antara 40-50, 3 siswa mendapatkan nilai antara 51-60 dengan presentase
6,97%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 61-70 dengan presentase 23,25%, 18
siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 41,86%, 10 siswa
mendapatkan nilai antara 81-90 dengan presentase 23,32%, dan 1 anak yang
mendapatkan nilai antara 91-100 dengan presentase 2,32%.
Analisis berikutnya adalah dengan uji beda skor hasil kedua kelompok
penelitian dengan menggunakan uji Independent Sample T Test dengan
menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows. Uji beda dilakukan dengan
menggunakan tabel distribusi t dengan sig. Probalitas sebesar < 0,05. Uji hipotesis
dilakukan dengan menggunakan kriteria signifikan probalitas sig (2tailed)
menunjukan nilai sebesar 0,670 yang berarti lebih dari 0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA
siswa kelas 4 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan
Project Based Learning pada Gugus Joko Tingkir Salatiga.
Hasil uji beda dan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara kedua kelompok eksperimen terhadap nilai posttest ditunjukkan
dengan skor nilai rata-rata hasil belajar IPA yang didapatkan oleh kelompok
eksperimen 1 sebesar 77,14 dan kelompok eksperimen 2 sebesar 76,28. Dengan
dipaparkan nilai tersebut terlihat bahwa hampir sama/tidak terdapat perbedaan
yang signifikan.

67

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL
dan PjBL karena model pembelajaran ini sama-sama berpacu pada penentuan
masalah yang sering digunakan siswa pada kehidupan sehari-hari, serta pada
model pembelajaran ini berpacu pada pengalaman baru dari model ini siswa
dilatih untuk menemukan jawaban dari masalah tersebut dengan cara pengalaman
langsung yang dialami oleh siswa. Pada model pembelajaran ini siswa juga dilatih
untuk bisa aktif dalam berdiskusi dan berkomunikasi, serta interaksi terhadap
siswa lainnya, selain itu siswa dilatih untuk percaya diri terbukti pada akhir
pembelajaran siswa disuruh untuk maju mempresentasikan hasil karyanya/hasil
diskusi kelompok.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Prametasari, Merinda

menunjukan ada

efektivitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based
Learning) pada mata pelajaran IPA siswa Kelas 5, dengan adanya perbedaan ratarata dari hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan perolehan ratarata nilai tes siswa kelas kontrol lebih rendah daripada rata-rat nilai tes siswa kelas
eksperimen, yaitu 74,53 < 83,38 dengan perbedaan rata-rata (mean diference)
sebesar 8,851. Perbedaan tersebut ditinjau dari ke signifikannya nampak t hitung
> t tabel (3.201 > 1.674) dengan taraf signifikansi diperoleh angka 0,002 < 0,05 .
hal tersebut terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen di SD Gugus Hasanudin Salatiga.
Penelitian yang dilakukan oleh Chitika, Prisky. 2012. Menunjukan bahwa
penerapan model pembelajaran PBL

(Problem Based Learning) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dengan hasil penelitian nilai t hitung > t
tabel (5.345 > 4,660). Signifikansi (0,000 < 0,005). Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak berarti Ha diterima. Dengan demikian
terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah
dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas SD Negeri 3 Jepon Semester II tahun
ajaran 2011/2012.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraeni, Veronica Yasinta pada tahun
2013 menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL (Project Based

68

Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD Negeri
01 Gandulan semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Terbukti dengan hasil yang
diperoleh siswa dalam pra siklus 11 siswa (52,38%) belum tuntas KKM dan 10
siswa (47,62%) sudah mencapai KKM. Dan setelah adanya penelitian pada siklus
I dengan menerapkan Pendekatan Kontektual Melalui Project Based Learning
siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%) belum tuntas KKM dan 16 siswa
(72,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari siklus II hasil yang diperoleh 2
siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa (90,5%) tuntas KKM.
Dalam kegiatan pembelajarn yang dilakukan pada kelas eksperimen 1 dan
eksperimen 2 menunjukan bahwa model pembelajaran PBL dan PjBL membawa
pengaruh yang positif bagi siswa, ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor
nilai dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam penelitian yang dilakukan di SDN Tingkir Lor 01, SDN Tingkir
Lor 02 dan SDN Tingkir Tengah 01 menunjukan bahwa model pembelajaran PBL
dan PjBL membawa pengaruh yang positif dalam penyampaian mata pelajaran
IPA dengan materi pembelajaran Sumber Daya Alam terbukti adanya peningkatan
hasil belajar siswa, karena model pembelajaran ini hampir sama maka tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung
dengan aktif dan positif.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini masih banyak
kekurangan/keterbatasan yang dialami oleh peneliti sehingga mengakibatkan
penelitian kurang sempurna. Kekurangan yang dialami oleh peneliti karena
penelitian ini hanya meneliti pada kognitif dari siswa. Peneliti melakukan
penelitian sendiri maka proses kegiatan kurang terpusat pada proses pembelajaran
karena siswa merasa peneliti kurang berwibawa/ kurang menguasai kelas. Belajar
dari kekurangan yang dilakukan oleh peneliti, maka diharapkan peneliti
selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih baik.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe IOC dan BD pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh T1 292012245 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe IOC dan BD pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh T1 292012245 BAB II

6 24 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga

0 1 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional. T1 292008198 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Salatiga Semester I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Menggunakan Model Pembelajaran NHT

0 0 14