Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional. T1 292008198 BAB IV

(1)

27

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Manggihan,dan Sekolah Dasar Negeri Getasan 03 Kecamatan Getasanyang kedua sekolah tersebut merupakan sekolah dasar di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.Kemudian kedua sekolah tersebut masuk kedalam gugus gajah mungkur. Yang beralamatkan di Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Kita dapat dengan mudah menemukan Sekolah Dasar Negeri Manggihan dan, SD Negeri Getasan 03, karena terletak tidak jauh dari kantor Kelurahan Getasan. Dengan Subyek Penelitian kelas eksperimen dan, kelas kontrolsiswa Kelas III sebanyak 35 siswa, dengan jumlah kelas eksperimen 18 anak, dan kelas control berjumlah 17 anak.

Khususnya di kelas III pembelajaran dengan melibatkan langsung siswa akan lebih mudah dalam menjelaskan suatu konsep yang baru dikenalnya. Oleh karena itu memilih melaksanakan penelitian di kelas III SD Negeri Manggihan Kecamatan Getasan untuk mengatahui perbedaan hasil belajar dengan penggunaan model pembelajaran SAVI dan model pembelajaran konvensional

.

4.2. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui, membandingkan akibat dari suatu perlakuan pada proses pembelajaran. Pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional dan kelas eksperimen menggunakan pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI). Model pembelajaran SAVI dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi motivasi kepada siswa serta memberikan gambaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi pelajaran. Kemudian guru menerangkan materi tentang sumber energi dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk sumber energi guru menunjukkan sebuah video, gambar beserta peralatan asli, tujuannya sebagai penguat pembelajaran Visual (V). Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan media wayang-wayangan gambar sumber energi


(2)

dari kertas dengan cara mendongeng dan sering melemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh siswa, selain itu guru juga memberikan kepada siswa kesempatan untuk bertanya. Pada beberapa bagian materi yang menyangkut pengertian tentang suatu hal, guru meminta siswa untuk mengucapakannya bersama-sama dengan suara keras dan lantang. Hal tersebut sebagai penguat pembelajaran Auditori (A), selain mendengarkan penjelasan materi yang didongengkan dari guru. Guru memberikan lembar pengamatan untuk dikerjakan bersama teman kelompoknya (@ 4 orang siswa), kemudian dipresentasikan di depan kelas dengan bimbingan guru, dibahas bersama-sama dan siswa yang lain diminta menanggapi hisil presentasi. Hal ini sebagai penguat pembelajaran Somatis (S). Sebagai penguat bentuk pembelajaran Intelektual (I), siswa diberikan tugas mandiri dengan mengerjakan soa-soal.

4.3 Analisis Data

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dengan menggunakan treatmen model pembelajaran SAVI dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran SAVI, maka dapat menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh. Untuk memudahkan dalam menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil penelitian, maka dapat dipaparkan hasil uji validitas, relibilitas instrument, uji normalitas, dan uji homogenitas.

4.3.1 Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total, perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelsikan antara skor item dan total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah layak digunakan apa tidak.


(3)

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Sebelum tes hasil belajar diberikan kepada siswa SDN Manggihan kelas III yang berjumlah 18 siswa dan, siswa SDN Getasan 03 kelas III yang berjumlah 17 siswa. sebelumnya tes hasil belajar di uji cobakan kepada siswa SD Laboratorium UKSW kelas III yang berjumlah 26 siswa. Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir-butir soal. Pengujian validitas soal dilakukan untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal yaitu dengan menggunakan pearson product moment. Apabila xy r ≥ 0,200 maka

item tersebut dikatakan valid sebaliknya apabila xy r < 0,200 item soal dinyatakan tidak valid.

Soal tes yang akan diujikan pada pos tes dilakukan uji coba terlebih dahulu pada 26 siswa SD Laboratorium UKSW Salatiga dari 30 soal ada 22 soal yang valid dan 8 soal yang tidak valid. Di bawah ini tabel validitas soal pos tes dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3

Validitas Instrumen Soal Pos tes Soal Pilihan Ganda

Valid Tidak Valid

1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 27, 28, 29, 30

3, 9, 13, 16, 21,22, 25, 26

Dari hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap 26 siswa di SD Kristen Satya Wacana Salatiga, untuk soal sebanyak 30 soal, diperoleh 22 soal valid dan 8 soal tidak valid yaitu soal nomor 3, 9, 13, 16, 21, 22, 25, dan 26 . Dengan ketentuan menurut Ali (Evrieta, 2010:42) Corrected Item-Total Correlation kurang dari 0,20 tidak valid. Indeks diskriminasi menunjukkan koefisien validitas bergerak dari -0,080 sampai dengan 0,861.


(4)

Tabel 4

Kisi-kisi instrument pos-tes

Standar Kopetensi Kopetensi Dasar Indikator

Item Soal Pilihan Ganda Jumla h Item Bahasa Indonesia  Berbicara Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita.

Bahasa Indonesia

 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami atau dilihat. Bahasa Indonesia  Menceritakan peritiwa yang pernah dialami yang paling berkesan. 1,2, 4,5, 6, 7,8,10 , 11,23 10 PKn

 Memiliki harga diri sebagai individu. PKn  Mengenal pentingnya memiliki harga diri. PKn  Mampu menunjukka n perilaku yang mencermink an harga diri. 12, 14, 15,28 4 IPA  Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi. IPA  Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang energi panas, energi gerak, getaran, dalam kehidupan sehari-hari. IPA  Menunjukan adanya pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.  Menyumpulkan bahwa energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. 17,18, 19, 20,24, 27, 29,30 8

Jumlah Soal 22 22

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Bivariate Pearson. kriteria pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Untuk menyimpulkan rebilitas instrument digunakan pedoman yang digunakan oleh Sekaran (1992) sebagai berikut:


(5)

a ≤ 0,6 : Tidak dapat diterima 0,6 < a ≤ 0,7 : Dapat diterima 0,7 < a ≤ 0,8 : Reliabilitas baik

A > 0,8 : Reliabilitas memuaskan

Uji reliabilitas soal pos tes untuk soal pilihan ganda mempunyai nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,887 berarti reliabititas dapat diterima.

Tabel 5

Validitas Instrumen Soal Pos tes Reliability Coefficients

N of Cases = 26.0 N of Items = 30 Alpha = .887

4.3.3 Uji Homogenitas

Priyatno, (2010,76-80), uji kesamaan dua varian digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen dengan membandingkan kedua variannya. Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka Ho diterima, apabila Ha ditolak signifikansi < 0,05, maka data memiliki variansi yang homogen.

a. Uji Homogenitas Nilai Pre test

Uji ini pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah kelompok atau data kategori mempunyai varians yang sama atau homogen diantara anggota kelompok tersebut. Jika varians sama, dan ini yang harusnya terjadi, maka dikatakan ada homogenitas.

Tabel 6

Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre test Test of Homogeneity of Variances

Eksperimen

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(6)

Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima berarti, data populasi homogen. Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak berarti, data populasi tidak homogen.

Dari tabel diatas terlihat besarnya signifikansi 0,379 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh bersifat homogen.

b. Uji Homogenitas Pos tes

Tabel 7

Hasil Uji Homogenitas Nilai Pos test

4.3.4 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini dilakukan uji kolmogorov ( uji K-S satu sampel).

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas Pre tes

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen kontrol

N 18 17

Normal Parametersa Mean 13.6667 13.4118

Std. Deviation 2.91043 1.37199

Most Extreme Differences Absolute .161 .260

Positive .161 .260

Negative -.152 -.254

Kolmogorov-Smirnov Z .683 1.072

Asymp. Sig. (2-tailed) .739 .201

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

Eksperimen

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(7)

Dari uji normalitas hasil belajar pre tes antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Data pre tes kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,739 jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,739 > 0.05, maka diambil kesimpulan data pre tes kelas eksperimen berdistribusi normal.

2. Data pre tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,201. jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,201 > 0.05, maka diambil kesimpulan data pre teskelas eksperimen berdistribusi normal.

Grafik


(8)

Grafik

Distribusi Normal Tes Awal (Pre-Test) Kelas III SD Negeri Getasan 03

Tabel 9

Hasil Uji Normalitas Pos tes

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen Control

N 18 17

Normal Parametersa Mean 17.3889 14.9412

Std. Deviation 1.97451 1.14404

Most Extreme Differences Absolute .177 .293

Positive .165 .206

Negative -.177 -.293

Kolmogorov-Smirnov Z .751 1.209

Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .107

a. Test distribution is Normal.

1. Data pos teskelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,625. jika


(9)

nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,625 > 0.05, maka diambil kesimpulan data pos teskelas eksperimen berdistribusi normal. 2. Data pos tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai

(Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,107. jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,107 > 0.05, maka diambil kesimpulan data pos teskelas eksperimen berdistribusi normal.

4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel Penelitian

4.4.1 Pembelajaran dengan Model pembelajaran SAVI (X)

Penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan pembelajan SAVI yaitu cara belajar yang melibatkan seluruh indera, belajar dengan bergerak aktif secara fisik dan membuat seluruh tubuh atau pikiran ikut terlibat dalam proses belajar. Unsur-unsur model pembelajaran SAVI adalah belajar Somatis, belajar

Auditori,belajar Visual,dan belajar Intelektual.

Tindakan guru yang dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik melalui model pembelajaran SAVI adalah dengan menyatukan keempat unsur SAVI ada dalam satu pembelajaran IPA.

Langkah-langkah dalam pembelajaran tematik dengan model pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Pembukaan.

Langkah 2: Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan. Langkah 3: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Langkah 4: Guru membahas materi dengan metode ceramah dan tanya jawab sebagai bentuk dari penerapan belajar

Auditori (A).

Langkah5: Guru memperjelas dalam menerangkan materi dengan menggunakan alat peraga sebagai bentuk dari

penerapan belajar Visual(V).


(10)

presentasi atas hasil diskusi kemudian pengumpulan hasil diskusi sebagai bentuk belajar Somatis(S). Langkah 7: Guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai

bentuk belajar Intelektual(I).

4.4.2 Pembelajaran dengan konvensional

Pembelajaran konvensional adalah proses belajar mengajar dan penyampaian pelajaran masih menggunakan sistem yang biasa yaitu sistem ceramah. Ceramah adalah cara penyampaian informasi secara lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar disuatu ruangan.

Dalam metode ceramah, guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urut-urutan langkah dalam menyampaikan isi atau materi tersebut kepada siswa. Pada pengajaran ini guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus serta pembuktian dilakukan sendiri oleh guru. Contoh-contoh diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.

Dalam pembelajaran konvensional terdapat tiga langkah yaitu sebagai berikut:

Langkah 1: Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Langkah 2: Guru memberikan latihan-latihan.

Langkah 3: Guru mengevaluasi latihan tersebut bersama-sama murid.

4.4.3 Hasil Belajar (X)

Pada variabel hasil belajar tes yang dibagikan adalah pretest dan posttest terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen. Model pembelajaran SAVI hanya diberikan terhadap kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.


(11)

Tabel 10

Hasil nilai rata-rata pos tesdan pre tes kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pre tes Pos tes

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

68,33 67,05 86,94 74,70

Dari tabel di atas jelas terlihat perbedaan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata

pos tes kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai pos tes. Setelah melaksanakan penelitian, maka nampak sekali hasil nilai rata-rata nilai untuk kelas eksperimen 86,94dan 74,70 untuk kelas kontrol.

Sedangkan untuk nilai pre testkelas kontrol dan kelas eksperimen perbedaan dari keduanya tidak begitu beda. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh. Kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah 67,05 dan untuk kelas eksperimen nilai rata-ratanya adalah 68,33.

4.4.4 Analisis Hasil Penelitian

Model pembelajaran yang dipakai yaitu model pembelajaran SAVI dan model konvensional menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar pada pembelajaran tematik ditinjau dari perbedaan penggunaan pendekatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis yang menunjukan nilai

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

eksperimen kontrol

Series 1 Series 2 Series 3


(12)

probabilitas < 0,05. Diketahui bahwa kedua kelompok setelah diberikan soal pre tes hasilnya adalah homogen karena nilai sig adalah 0,114 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh bersifat homogen.

Dari uji normalitas, nilai pre tes kelompok eksperimen, nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,601 > 0.05, maka diambil kesimpulan nilai pre tes

kelompok eksperimen berdistribusi normal. nilai pre tes kelompok kontrol, nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,461 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pre teskelompok eksperimen berdistribusi normal.

Hasil nilai pre tes siswa kelas III SDN Manggihan yang berjumlah 18 siswa, untuk kelompok eksperimen diketahui rata-rata nilainya adalah 68,33 , sedangkan untuk kelompok kontrol pada SDN Getasan 03 dengan jumlah 17 siswa rata-rata nilainya adalah 67,05. Nilai pre tes pada kelompok eksperimen nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 50, sedangkan pada kelompok kontrol nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 50. Nilai pos tes pada kelompok kontrol nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 65, sedangkan pada kelompok eksperimen nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 70.Peningkatan rata-rata nilai pre tes ke pos tes kelompok kontrol adalah 3,69 dan peningkatan rata-rata nilai pre teske pos teskelompok eksperimen adalah 23,61.

Dari hasil belajar yang diperoleh kedua kelompok tersebut dapat membuktikan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran SAVI hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran SAVI. Hal tersebut dilihat dari hasil nilai KKM yang diperoleh kelompok eksperimen lebih dari yang telah ditargetkan yaitu dari 18 siswa, nilai pos tessemuanya di atas KKM dengan nilai terendah adalah 65.


(13)

Uji T-Test Nilai Pos tes Tabel 11

Hasil Uji T-Test Nilai Pos tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai 1 18 17.3889 1.97451 .46540

2 17 14.9412 1.14404 .27747

Independent Samples Test

Nilai Equal variances

assumed

Equal variances not

assumed Levene's Test for Equality

of Variances

F 6.746

Sig. .014

t-test for Equality of Means

T 4.452 4.517

Df 33 27.537

Sig. (2-tailed) .000 .000

Mean Difference 2.44771 2.44771

Std. Error Difference .54982 .54183

95% Confidence Interval of the Difference

Lower 1.32909 1.33697

Upper 3.56633 3.55845

Dari hasil analisis uji beda kesimpulannya adalah:

Bila dilihat dari hasil tabel group statisitknilai mean untuk kelas eksperimen adalah 17,3, sedangkan untuk kelas kontrol nilai mean adalah 14,9. dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata pos tes kelompok eksperimen hasilnya lebih besar daripada kelompok kontrol. dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berpengaruh terhadap hasil belajar.

Pada tabel Independent samples test di atas besarnya nilai t adalah 4,452 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001, karena besarnya t hitung 4,452 > t tabel 2,035 maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai pos tes kelas kontrol dengan nilai pos tes kelas eksperimen.


(14)

4.5 Pembahasan

Dari hasil observasi sebelum penelitian dilakukan di kelas III SD Negeri Manggihan menyatakan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, dan PKn masih rendah.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas III SDN Manggihan yang berjumlah 18 siswa dengan menggunakan model pembelajaran SAVI sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas III SDN Getasan 03 sebanyak 17 siswa yang menggunakan motode konvensional. Dalam pembelajaran konvensional siswa cenderung lebih pasif meskipun ada beberapa anak yang bertanya kepada guru, siswa juga kurang bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung. Di sini peran guru lebih dominan dibandingkan dengan siswanya.

Sedangkan pada pembelajaran yang berbasis model pembelajaran SAVI sebagai kelompok eksperimen yaitu siswa kelas III SDN Manggihan sebanyak 18 siswa. Dalam pembelajarannya siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu. Siswa juga lebih berani untuk bertanya kepada guru, hal ini didukung dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, karena siswa bisa melihat secara langsung benda kongkrit dari materi yang dipelajari. Tema energi. Tentang pemanfaatan energi dan sumber energi pada pembelajaran tematik akan lebih mudah dipahami siswa jika mereka secara langsung melihat wujud asli dari energi dan sumber energi.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Colin Rose (2003), ada beberapa ciri-ciri yang mencerminkan gaya belajar, di antaranya adalah:a. pembelajaran visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas; b. pembelajaran auditori dengan mendengar informasi baru melalui penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka senang membaca teks kunci dan merekamnya di kaset; c. pembelajaran fisik (somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri. Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggaris bawahi, mencorat- coret, menggambarkan.


(15)

Upaya untuk mengatasi rendahnya pemahaman belajar siswa maka diperlukan pembelajaran yang berorientasi pada sesuatu yang bersifat konkrit/nyata, salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran tematik berbasis model pembelajaran SAVI (somatic, auditori, visual, intelektual) pada saat proses pembelajaran.

Teori Colin Rose (2003) tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan. Dimana dalam pembelajarannya penulis menggabungkan ke empat unsur (somatic, auditori, visual, intelektual) sebagai sarana pembelajaran, yang dapat menyebabkan siswa dengan mudah memahami suatu konsep baru dalam pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai evaluasi yang diberikan pada saat pos tes.

Dari hasil analisis uji beda nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 17,3, sedangkan untuk kelas kontrol nilai mean adalah 14,9 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata

pos tes kelompok eksperimen hasilnya lebih besar daripada kelompok kontrol. dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berpengaruh terhadap hasil belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai

pos tes. Hasil belajar siswa SD Negeri Manggihan. Dengan penggunaan model pembelajaran SAVI pada kelas eksperimen, diketahui hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI.

Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada saat pos tes, didapatkan bahwa dengan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan pemahaman siswa pada tema “Energi” kelas III SD Negeri Manggihan. Melalui pembelajaran berbasis model pembelajaran SAVI siswa dapat belajar dengan mengalami secara langsung dan dapat melakukan pengamatan dengan benda kongkrit atau nyata yang dilihatnya dalam proses pembelajaran.


(1)

presentasi atas hasil diskusi kemudian pengumpulan hasil diskusi sebagai bentuk belajar Somatis(S). Langkah 7: Guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai

bentuk belajar Intelektual(I).

4.4.2 Pembelajaran dengan konvensional

Pembelajaran konvensional adalah proses belajar mengajar dan penyampaian pelajaran masih menggunakan sistem yang biasa yaitu sistem ceramah. Ceramah adalah cara penyampaian informasi secara lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar disuatu ruangan.

Dalam metode ceramah, guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urut-urutan langkah dalam menyampaikan isi atau materi tersebut kepada siswa. Pada pengajaran ini guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus serta pembuktian dilakukan sendiri oleh guru. Contoh-contoh diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.

Dalam pembelajaran konvensional terdapat tiga langkah yaitu sebagai berikut:

Langkah 1: Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Langkah 2: Guru memberikan latihan-latihan.

Langkah 3: Guru mengevaluasi latihan tersebut bersama-sama murid.

4.4.3 Hasil Belajar (X)

Pada variabel hasil belajar tes yang dibagikan adalah pretest dan posttest terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen. Model pembelajaran SAVI hanya diberikan terhadap kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.


(2)

Tabel 10

Hasil nilai rata-rata pos tesdan pre tes

kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pre tes Pos tes

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

68,33 67,05 86,94 74,70

Dari tabel di atas jelas terlihat perbedaan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata

pos tes kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai pos tes. Setelah melaksanakan penelitian, maka nampak sekali hasil nilai rata-rata nilai untuk kelas eksperimen 86,94dan 74,70 untuk kelas kontrol.

Sedangkan untuk nilai pre testkelas kontrol dan kelas eksperimen perbedaan dari keduanya tidak begitu beda. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh. Kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah 67,05 dan untuk kelas eksperimen nilai rata-ratanya adalah 68,33.

4.4.4 Analisis Hasil Penelitian

Model pembelajaran yang dipakai yaitu model pembelajaran SAVI dan model konvensional menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar pada pembelajaran tematik ditinjau dari perbedaan penggunaan pendekatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis yang menunjukan nilai

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

eksperimen kontrol

Series 1 Series 2 Series 3


(3)

probabilitas < 0,05. Diketahui bahwa kedua kelompok setelah diberikan soal pre tes hasilnya adalah homogen karena nilai sig adalah 0,114 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh bersifat homogen.

Dari uji normalitas, nilai pre tes kelompok eksperimen, nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,601 > 0.05, maka diambil kesimpulan nilai pre tes

kelompok eksperimen berdistribusi normal. nilai pre tes kelompok kontrol, nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,461 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pre teskelompok eksperimen berdistribusi normal.

Hasil nilai pre tes siswa kelas III SDN Manggihan yang berjumlah 18 siswa, untuk kelompok eksperimen diketahui rata-rata nilainya adalah 68,33 , sedangkan untuk kelompok kontrol pada SDN Getasan 03 dengan jumlah 17 siswa rata-rata nilainya adalah 67,05. Nilai pre tes pada kelompok eksperimen nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 50, sedangkan pada kelompok kontrol nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 50. Nilai pos tes pada kelompok kontrol nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 65, sedangkan pada kelompok eksperimen nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 70.Peningkatan rata-rata nilai pre tes ke pos tes kelompok kontrol adalah 3,69 dan peningkatan rata-rata nilai pre teske pos teskelompok eksperimen adalah 23,61.

Dari hasil belajar yang diperoleh kedua kelompok tersebut dapat membuktikan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran SAVI hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran SAVI. Hal tersebut dilihat dari hasil nilai KKM yang diperoleh kelompok eksperimen lebih dari yang telah ditargetkan yaitu dari 18 siswa, nilai pos tessemuanya di atas KKM dengan nilai terendah adalah 65.


(4)

Uji T-Test Nilai Pos tes

Tabel 11

Hasil Uji T-Test Nilai Pos tes

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai 1 18 17.3889 1.97451 .46540

2 17 14.9412 1.14404 .27747

Independent Samples Test

Nilai Equal variances

assumed

Equal variances not

assumed Levene's Test for Equality

of Variances

F 6.746

Sig. .014

t-test for Equality of Means

T 4.452 4.517

Df 33 27.537

Sig. (2-tailed) .000 .000

Mean Difference 2.44771 2.44771 Std. Error Difference .54982 .54183 95% Confidence Interval

of the Difference

Lower 1.32909 1.33697 Upper 3.56633 3.55845

Dari hasil analisis uji beda kesimpulannya adalah:

Bila dilihat dari hasil tabel group statisitknilai mean untuk kelas eksperimen adalah 17,3, sedangkan untuk kelas kontrol nilai mean adalah 14,9. dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata pos tes kelompok eksperimen hasilnya lebih besar daripada kelompok kontrol. dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berpengaruh terhadap hasil belajar.

Pada tabel Independent samples test di atas besarnya nilai t adalah 4,452 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001, karena besarnya t hitung 4,452 > t tabel 2,035 maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai pos tes kelas kontrol dengan nilai pos tes kelas eksperimen.


(5)

4.5 Pembahasan

Dari hasil observasi sebelum penelitian dilakukan di kelas III SD Negeri Manggihan menyatakan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, dan PKn masih rendah.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas III SDN Manggihan yang berjumlah 18 siswa dengan menggunakan model pembelajaran SAVI sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas III SDN Getasan 03 sebanyak 17 siswa yang menggunakan motode konvensional. Dalam pembelajaran konvensional siswa cenderung lebih pasif meskipun ada beberapa anak yang bertanya kepada guru, siswa juga kurang bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung. Di sini peran guru lebih dominan dibandingkan dengan siswanya.

Sedangkan pada pembelajaran yang berbasis model pembelajaran SAVI sebagai kelompok eksperimen yaitu siswa kelas III SDN Manggihan sebanyak 18 siswa. Dalam pembelajarannya siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu. Siswa juga lebih berani untuk bertanya kepada guru, hal ini didukung dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, karena siswa bisa melihat secara langsung benda kongkrit dari materi yang dipelajari. Tema energi. Tentang pemanfaatan energi dan sumber energi pada pembelajaran tematik akan lebih mudah dipahami siswa jika mereka secara langsung melihat wujud asli dari energi dan sumber energi.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Colin Rose (2003), ada beberapa ciri-ciri yang mencerminkan gaya belajar, di antaranya adalah:a. pembelajaran visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas; b. pembelajaran auditori dengan mendengar informasi baru melalui penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka senang membaca teks kunci dan merekamnya di kaset; c. pembelajaran fisik (somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri. Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggaris bawahi, mencorat- coret, menggambarkan.


(6)

Upaya untuk mengatasi rendahnya pemahaman belajar siswa maka diperlukan pembelajaran yang berorientasi pada sesuatu yang bersifat konkrit/nyata, salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran tematik berbasis model pembelajaran SAVI (somatic, auditori, visual, intelektual) pada saat proses pembelajaran.

Teori Colin Rose (2003) tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan. Dimana dalam pembelajarannya penulis menggabungkan ke empat unsur (somatic, auditori, visual, intelektual) sebagai sarana pembelajaran, yang dapat menyebabkan siswa dengan mudah memahami suatu konsep baru dalam pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai evaluasi yang diberikan pada saat pos tes.

Dari hasil analisis uji beda nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 17,3, sedangkan untuk kelas kontrol nilai mean adalah 14,9 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata

pos tes kelompok eksperimen hasilnya lebih besar daripada kelompok kontrol. dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berpengaruh terhadap hasil belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai

pos tes. Hasil belajar siswa SD Negeri Manggihan. Dengan penggunaan model pembelajaran SAVI pada kelas eksperimen, diketahui hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI.

Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada saat pos tes, didapatkan bahwa dengan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan pemahaman siswa pada tema “Energi” kelas III SD Negeri Manggihan. Melalui pembelajaran berbasis model pembelajaran SAVI siswa dapat belajar dengan mengalami secara langsung dan dapat melakukan pengamatan dengan benda kongkrit atau nyata yang dilihatnya dalam proses pembelajaran.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Van Hiele dan Model Pembelajaran Mekanistik. T1 292008181 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Van Hiele dan Model Pembelajaran Mekanistik. T1 292008181 BAB II

1 9 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Van Hiele dan Model Pembelajaran Mekanistik. T1 292008181 BAB IV

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Van Hiele dan Model Pembelajaran Mekanistik. T1 292008181 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional.

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional. T1 292008198 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional. T1 292008198 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional. T1 292008198 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional.

0 0 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Menggunakan Model Pembelajaran NHT

0 0 14