Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karungut : nyanyian sastra lisan Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah T1 852010029 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Suku Dayak Ngaju merupakan suku Dayak yang berdomisili di Provinsi
Kalimantan Tengah. Umumnya, suku Dayak Ngaju tinggal di sepanjang sungaisungai besar seperti Kapuas. Kata Dayak sendiri berarti sedikit atau kecil dan Ngaju
berarti udik atau hulu.1 Suku Dayak Ngaju adalah suku yang suka melakukan segala
bentuk pekerjaan bersama-sama atau gotong royong dan biasa menggunakan musik
dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan. Musik digunakan antara lain sebagai
sarana upacara adat (ritual), pengiring tarian, sarana hiburan, bahkan sebagai sarana
komunikasi.
Kesenian Karungut merupakan salah satu dari kebudayaan yang diwariskan
turun-temurun dalam komunitas suku Dayak Ngaju, yang berbentuk sastra lisan (oral
poetry).2 Karungut memiliki syair-syair yang berisi tentang ajaran-ajaran mengenai
kebajikan. Secara umum karungut digunakan dalam upacara penyambutan tamu.3
Dewasa ini pengetahuan mengenai kesenian Karungut mulai memudar di
kalangan masyarakat Dayak Ngaju. Pada satu sisi terdapat upaya pengembangan dan
pengaktualisasian Karungut di tengah masyarakat, sedangkan di sisi lain generasi
muda khususnya di perkotaan mempunyai kecenderungan kurang menguasai
Karungut.4 Hal ini sangat disayangkan karena Karungut sendiri memiliki syair yang

dapat menjadi wahana yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai luhur yang bisa
1

Dunis Iper, dkk. Legenda dan Dongeng dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), 16.
2
Sastra Daerah di Kalimantan (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan
Timur), Analisis Tema, Amanat, dan nilai Budaya, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1994), 8.
3
Wawancara dengan putra daerah, Daniel Kristian Kunjan, tanggal 8 Maret 2015.
4
Dunis Iper, Karimun Nyamat, Montoi. Tema, Amanat, dan Nilai Budaya Karungut Wajib
Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2003), 20.

1

diterapkan dan berguna dalam kehidupan setiap generasi, terutama generasi muda
dalam komunitas suku Dayak Ngaju.

Karungut sebagai bagian dari musik daerah yang perlu diperkenalkan keberadaan
dan fungsinya kepada masyarakat di luar suku Dayak Ngaju yang pada umumnya
belum mengenal kesenian ini. Sayangnya pendokumentasian non lisan atau tertulis
tentang syair dan melodi Karungut sulit ditemukan. Dalam kondisi seperti ini,
masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan bahan acuan atau referensi dari hasil
pendokumentasian kesenian Karungut secara tertulis.

B.

Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana penggolongan tema Karungut berdasarkan analisis liriknya?
2. Bagaimana pencatatan notasi melodi Karungut dengan notasi balok?
3. Bagaimana analisis struktural dari komposisi Karungut?

C.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menggolongkan tema Karungut berdasarkan analisis lirik
2. Melakukan pencatatan notasi melodi Karungut dengan notasi balok.
3. Mengetahui analisis struktural dari komposisi Karungut.

D.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

2

1. Peneliti dalam mempelajari kesenian Karungut
2. Masyarakat luas, terutama dalam lingkup suku dayak Ngaju, untuk
melestarikan dan memupuk kecintaan terhadap kesenian Karungut.
3. Masyarakat lingkup suku Dayak Ngaju dan pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah dalam pendokumentasian notasi balok kesenian
Karungut.
4. Para pendidik khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah sebagai acuan
metode pengajaran melalui lirik Karungut dalam proses belajar
mengajar.

5. Masyarakat di luar lingkup suku Dayak Ngaju untuk mengenal
Karungut.
6. Mahasiswa seni musik yang tertarik dengan penelitian Karungut
sebagai

referensi

untuk

mengawali

pengembangan

komposisi

Karungut.

E. Batasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan dengan pengkajian penggolongan tema
Karungut berdasarkan analisis lirik yang termasuk dalam kesusastraan. Selanjutnya

dilakukan pengkajian terhadap tangga nada Karungut, untuk melakukan penotasian
Karungut. Hal terakhir dilakukan analasis struktural yang mencakup elemen-elemen
musikal dalam Karungut.

F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual dan kontekstual. Pendekatan
tekstual mencakup analisis isi yang terkandung dalam teks, sedangkan pendekatan
kontekstual mencakup analisis hubungan sebab akibat yang ditimbulkan dari teks
tersebut. Berdasarkan alasan di atas maka penelitian ini dilakukan dengan metode
3

penelitian kualitatif yang membutuhkan kekuatan inderawi untuk merefleksikan
fenomena budaya dan bersifat fleksibel atau mengikuti kondisi yang ada. Penelitian
kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia
sebagai alat penelitian, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan
sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori-teori dasar, bersifat deskriptif,
lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki
seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitian bersifat
sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan
subjek penelitian.5 Metode penelitian kualitatif yang dilakukan terbagi dalam

beberapa tahapan, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
laporan akhir berupa penulisan.
a.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk menciptakan hasil penelitian yang

sesuai dengan tujuan penelitian. Tahap pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain observasi lapangan maupun studi
dokumentasi. Observasi lapangan dilakukan di tempat kesenian tersebut
berasal guna melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini.
Observasi lapangan dilakukan dengan cara pendokumentasikan audio
visual pelantunan Karungut secara langsung di lokasi penelitian maupun
wawancara terhadap narasumber atau informan terpilih yang memiliki
sejumlah pengetahuan dan keahlian terbaik mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian6, seperti Dinas Pariwisata
Kalimantan Tengah, pemuka-pemuka adat, putra daerah Kalimantan
Tengah, dan para budayawan Dayak Ngaju Kalimantan Tengah khususnya
yang berdomisili di Palangka Raya dan Kabupaten Katingan sebagai lokasi
5


Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Offset, 2001), 27.
6
Koentjaraningrat, Bunga Rampai Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), 130.

4

penelitian. Wawancara dapat dibagi menjadi dua golongan, yatu
wawancara berencana (standartized interview) dan wawancara tak
berencana (unstandartized interview).7 Dalam wawancara berencana
(standartized interview) peneliti mengadakan wawancara yang besifat
formal dan terikat dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, sedangkan wawancara tak berencana (unstandartized
interview) merupakan wawancara yang bersifat bebas tanpa harus
menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan terlebih dahulu.
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari
media-media yang sudah ada, seperti buku-buku referensi maupun laporan
penelitian tentang Karungut, dan rekaman audio visual.

b.

Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti melakukan tahap
pengolahan data. Tahap pengolahan data dilakukan dengan cara
menginventaris data-data tentang Karungut yang telah didapatkan dari
tahap pengumpulan data, baik itu berdasarkan catatan lapangan, hasil
wawancara, buku-buku referensi maupun rekaman audio visual. Kemudian
data-data tersebut dipetakan sesuai dengan kategori agar mempermudah
proses analisis data. Peneliti tidak lupa untuk melakukan uji keabsahan
dengan melakukan konfirmasi atas data yang terkumpul kepada
narasumber atau informan. Konfirmasi dilakukan untuk memastikan bahwa
data benar-benar faktual atau merupakan fakta, sesuai dengan kenyataan.
c. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan dan
pengolahan data selesai. Dalam tahap analisis data peneliti menggunakan

Setya Yuwana Sudikan, “Ragam Metode Pengumpulan Data” dalam Metodologi
Penelitian Kualitatif, ed Burhan Bungin. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001), 62.
7


5

metode analisis isi yang terbagi dua, yaitu analisis isi komunikasi dan
analisis isi laten. Analisis isi komunikasi menjurus kepada analisis pesan
yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi, yaitu analisis lirik
dari Karungut. Analisis lirik akan merefleksikan hubungan naskah dengan
konsumen atau lingkungan. Analisis isi laten merupakan isi yang
terkandung dalam naskah atau dokumen, sebagaimana dimaksudkan oleh
penulis. Analisis isi laten mencakup penulisan melodi Karungut dalam
notasi balok, bentuk, pola ritme, dan harmonisasi akor Karungut.
d. Laporan Penelitian
Setelah semua proses tahapan penelitian di atas telah dilakukan maka
selanjutnya peneliti menuliskan hasil penelitian tersebut dalam bentuk
laporan akhir penelitian dengan sistematika:
Bab I Pendahuluan
Bab II Landasan Teori
Bab III Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab IV Analisis Data
Bab V Kesimpulan dan Saran

Peneliti berharap laporan penelitian ini dapat berguna untuk
melengkapi kajian pustaka referensi tentang kesenian Karungut suku
Dayak Ngaju Kalimantan Tengah.

6