Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Kemenkes RI, 2013).
Proyeksi Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan jumlah
lansiamengalami peningkatan dari 11 juta jiwa (tahun 1990) menjadi
19 juta jiwa (tahun 2005-2010). Laporan Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukan terjadi peningkatan UHH (Usia Harapan Hidup). Pada
tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan
persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat
menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi
lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) (Kemenkes RI,
2013).
Seiring peningkatan UHH (Usia Harapan Hidup) maka masalah
mengenai kesehatan juga meningkat. Pertambahan usia berarti
terjadi pula penurunan fungsi organ tubuh yang berakibat pada

masalah kesehatan. Menurut data Susenas (Survey Sosial Ekonomi
Nasional) pada tahun 2003, angka kesakitan lansia yaitu 28,48%,
kemudian terjadi peningkatan di tahun 2005 yaitu 29,98%, dan

semakin meningkat yaitu 31,11% di tahun 2007. Lanjut usia yang
sakit-sakitan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, oleh sebab itu masalah kesehatan lansia harus menjadi
prioritaskarena

permasalahannya

terus

berpacu

dengan

pertambahan jumlahnya (Kemenkes RI, 2013).
Salah satu penyakit yang diderita oleh lansia adalah hipertensi.
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Hipertensi

ditandai

dengan

sistolik

diatas

140

mmHg

dan

diastoliknya menetap atau kurang dari 90 mmHg. Jika semakin
parah akan berlanjut pada penyakit lain, seperti stroke, dan penyakit

jantung koroner (Kellicker, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Ekowati (2009) mengenai prevalensi
hipertensi dan determinannya di Indonesia, diperoleh informasi
bahwaberdasarkan pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi
di Indonesia adalah 32,2%, sedangkan prevalensi hipertensi
berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau riwayat
minum obat hanya 7,8% atau hanya 24,2% dari kasus hipertensi di
masyarakat. Artinya 75,8% kasus hipertensi di Indonesia belum
terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan.Menurut dinas
kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2012), kasus tertinggi penyakit
tidak menular tahun 2012 pada kelompokpenyakit jantung dan

pembuluh darah adalah penyakit hipertensi, yaitu banyak 554.771
kasus (67,57%)
Junaedi (2013) mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang
memudahkan seseorang terkena hipertensi, yakni faktor yang tidak
dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Beberapa faktor
risiko yang termasuk dalam faktor risiko yang tidak dapat dikontrol
seperti genetik, usia, jenis kelamin, dan ras. Faktor risiko yang dapat
dikontrol berhubungan dengan faktor lingkungan berupa perilaku

atau gaya hidup seperti obesitas, kurang aktivitas, stres, dan
konsumsi makanan.
Perubahan gaya hidup seperti perubahan pola makan yang
menjurus ke sajian siap santap atau instan yang mengandung
banyak lemak, protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat pangan,
menjadi salah satu faktor berkembangnya penyakit degeneratif
seperti hipertensi. Pola makan atau pola konsumsi pangan
merupakan kegiatan terencana dari seseorang ataumerupakan
sebuah acuan dalam pemilihan makanan dan penggunaan bahan
makanan dalamkonsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis
makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan (Djaeni, 2009).
Pola makan yang salah seperti mengonsumsi kopi secara
berlebihan. Menurut Wirakusumah (2000),kopi memiliki potensi
terhadap peningkatan tekanan darah, sebab kopi mengandung
kafein, setiap dua atau tiga cangkir kopi terkandung kafein 200

sampai 250 mg atau lebih. Oleh sebab itu, lansia dengan hipertensi
harus membatasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi atau
minuman bersoda


sehari tidak lebih dari dua cangkir. Penelitian

yang dilakukan oleh Ekowati (2009) dan Lely (2009) mengenai
hubungan

pola

disebutkanbahwa

konsumsi

pangan

mengkonsumsi

kopi

dengan

hipertensi,


secara

berlebihan

berhubungan dengan dengan kejadian hipertensi.
Hipertensi juga sering ditemukan pada lansia yang sering
mengkonsumsi daging ayam, susu, dan gorengan yang banyak
mengandung lemak (Andria, 2013). Seiring dengan menurunnya
daya kecap lansia, makanan jadi terasa kurang asin atau manis, hal
ini membuat lansia biasanya menambahkan gula atau garam pada
makanan atau minuman. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Arif
(2013)

yang

menemukan

bahwa


ada

hubungan

antara

mengkonsumsi makanan tinggi garam, makanan berlemak dengan
kejadian hipertensi.
Penelitian – penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menyimpulkan bahwa penyakit hipertensi akan meningkat setiap
tahunnya.

Peningkatan penderita

hipertensi disebabkan

oleh

beberapa faktor seperti konsumsi garam dan lemak berlebih,
kebiasaan merokok,

hipertensi.

serta riwayat

keluarga

yang

mengidap

Dari beberapa faktor yang menyebabkan hipertensi tersebut,
penelitian iniberfokus kepada hubungan pola konsumsi pangan
dengan kejadian hipertensi pada lansia, yaitu makanan yang
dikonsumsi sehari-hari oleh lansialah yang akan diteliti.
Studi

pendahuluan

dilakukan


di

Pos

Kesehatan

Desa

(POSKESDES)Tajuk, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang.
POSKESDES ini adalah cabang dari Puskesmas Jetak Getasan.
Studi pendahuluan dilakukan dengan mewawancarai bidan di
POSKESDES (Pos Kesehatan Desa) tersebut, informasi yang
diperoleh menyatakan bahwa lansia paling banyak berkunjung ke
Puskesmas ini dibandingkan cabang – cabang Puskesmas lain di
desa Jetak. Lansia tersebut umumnya mengidap hipertensi. Petugas
puskesmas mengatakan terjadi penurunan dan kenaikan setiap
bulannya, namun penyakit hipertensi selalu ada. Seperti data yang
diperoleh pada bulan Januari 2015 bahwa ada empat jenis penyakit
yang diderita lansia di kecamatan Tajuk, dengan penyakit terbanyak
yaitu hipertensi, sebanyak 45 pria lansia dan 54 wanita lansia.

Informasi lain yang diperoleh, terjadi fenomena pada lansia tersebut,
yakni

kebiasaan mengkonsumsi teh tidak dengan gula, namun

menggunakan garam.
Para lansia memiliki keyakinan bahwa minum teh menggunakan
garam akan memulihkan tenaga lebih cepat dibandingkan minum
teh menggunakan gula. Sehabis berladang mereka beristirahat

sejenak sambil minum teh dengan garam tersebut, kemudian
melanjutkan kembali aktivitas berladang mereka. Biasanya lansia
mengkonsumsi

teh

dengan

garam,


dua

sampai

tiga

kali

sehari,dimana menggunakan kurang lebih satu sampai dua sendok
teh garam setiap kali meminumnya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan pola konsumsi pangan pada
lansia dengan hipertensi didesa Tajuk, Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang.

1.2.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian yaituapakah ada hubungan
antara pola konsumsi pangan dengan hipertensi pada lansia di Desa
Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

1.3.

Tujuan penelitian
1.3.1.

Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubunganantara pola konsumsi pangan dengan hipertensi di
Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

1.3.2.

Tujuan Khusus
Memperoleh

informasi

mengenai

frekuensi

makanan

pencegah dan pemicu hipertensi, serta jenis makanan yang

dikonsumsi oleh lansia dengan hipertensi, di Desa Tajuk
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
1.4.

Manfaat Penelitian
1.4.1.

Bagi Dinas Kesehatan
Dari penelitian ini diharapkan agar dijadikan masukan dan
pertimbangandalam membuat kebijakan di bidang kesehatan
di masa mendatang terutama mengenai konsumsi pangan
dan hipertensi pada lansia.

1.4.2.

Bagi Tenaga Pendidik Keperawatan
Menambah pengetahuan bagi para pendidik keperawatan
mengenai pola konsumsi pada lansia dengan hipertensi.

1.4.3.

Bagi Responden
Menambah wawasan responden mengenai konsumsi pangan
yang baik dan sesuai bagi lansia dengan hipertensi.

1.4.4.

Bagi Peneliti
Penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat sebagai
pedoman dalam ilmu keperawatan, khususnya mengenai
polakonsumsi pangan pada lansia dengan hipertensi.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Gading, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462012019 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB IV

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Saat Anak Sakit di Dusun Pulihan Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009086 BAB I

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB II

0 0 8

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB I

0 0 9

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB V

0 0 3