T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Prevalensi kematian akibat hipertensi tinggi secara global. Menurut
WHO (2013), angka kematian karena hipertensi mencapai 17 juta
kematian per tahun dan komplikasi hipertensi sebanyak 9,4 juta kematian
di seluruh dunia setiap tahunnya.
Angka kematian akibat hipertensi pun meningkat baik di negara
maju, maupun negara berkembang. Di Amerika Serikat 15–20%, di
Jepang 12–20%, di Polenesia Island 15,4–20%, di India 15%, di
Argentina 15%, di Ghana 15%. Pada negara berkembang berkisar 2050%, sedangkan di India Utara dan Polandian prevalensi hipertensi
70,7% (Ministry of Health of Malaysia, 2010)
Di Indonesia,

angka

kejadian hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada umur ≥18 tahun menurut Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)


tahun

2013

mencapai

25,8%. Selain itu,

data

RISKESDAS (2013) juga memperlihatkan bahwa angka penderita
hipertensi meningkat dari 7,6% di tahun 2007 naik menjadi 9,5% pada
tahun2013. Hal Ini berarti dalam rentang waktu 8 tahun, peningkatan
jumlah penderita hipertensi mencapai 1,9%. Provinsi Bangka Belitung
(30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%),
menduduki urutan 3 teratas prevalensi hipertensi (Riskesdas 2013).
Prevalensi hipertensi di Pulau Jawa 41,9%, dengan kisaran di masing-

1


masing provinsi 36,6%. Prevalensi di perkotaan 39,9% dan di pedesaan
44,1% (Setiawan, 2008).
Prevalensi kasus hipertensi di Provinsi Jawa Tengah di tahun 2012
sebesar 1,67% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013). Prevalensi kasus
hipertensi di Kabupaten Semarang pada tahun 2007 sebesar 48,3%,
kemudian mengalami penurunan di tahun 2008 menjadi 42,9% dan pada
tahun 2011 menjadi 42,2% (Profil Kesehatan Kab. Semarang Tahun
2013, Gambar 1). Hal ini berkaitan dengan adanya program pusat
kesehatan masyarakat setempat yang bertujuan untuk mencegah dan
menurunkan angka penderita penyakit tidak menular seperti hipertensi,
diabetesmilitus, gagal ginjal dan sebagainya (Hasil Studi Pendahuluan
pada bulan Juli, 2015 melalui wawancara dengan petugas Puskesmas
Getasan).

Prevalensi Kasus Hipertensi
di Kabupaten Semarang
50,00%
45,00%

48,30%


46,80%
42,90%

42,20%

40,00%
35,00%
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2010 Tahun 2011

Gambar 1. Prevalensi Kasus Hipertensi di Kabupaten Semarang.
Sumber: Profile kesehatan, Kabupaten Semarang, 2013

2

Berdasarkan data yang diambil dari Puskesmas Kecamatan
Getasan (Gambar 1.1) penderita hipertensi dari tahun 2013 sampai
tahun 2015 (Januari-Oktober) berusia antara 20 hingga 60 tahun. Pada
tahun 2013, terdaftar kasus hipertensi sebanyak 880 yakni 362 laki-laki
dan 518 perempuan. Namun pada tahun 2014, jumlah penderita

hipertensi di Kecamatan Getasan mengalami penurunan. Terdaftar 664
jumlah penderita hipertensi dengan pembagian 210 pasien laki-laki dan
434 pasien perempuan. Kemudian pada tahun 2015 dari bulan Januari
hingga bulan Oktober juga mengalami penurunan, dengan jumlah
penderita hipertensi sebanyak 527 orang. Diketahui 182 orang berjenis
kelamin laki-laki dan 345 orang perempuan.
Tabel 1.1 :Data penderita hipertensi di Puskesmas Getasan (secara
keseluruhan) menurut tahun 2013 hingga 2015 (JanuariOktober)
Jumlah Penderita hipertensi
Tahun
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
2013
2014
2015

362
210
182


518
434
345

880
664
527

Sumber: Data Puskesmas Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang.

Dari jumlah penderita hipertensi ditahun 2015 (JanuariOktober) tersebut diketahui jumlah penderita hipertensi usia subur
(20-45 tahun) sebanyak 66 orang, yang terbagi atas 13 orang lakilaki, dan 56 lainnya adalah perempuan. Studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan Juli 2015, menunjukan hasil pengukuran
tekanan darah dengan 8 orang ibu usia subur (berusia 33 hingga 45
3

tahun) yang diambil secara berturut-turut sesuai dengan data
sekunder dari Puskesmas Getasan sebagai responden dalam studi

pendahuluan pada bulan Juli 2015 di Kecamatan Getasan,
ditemukan tekanan darah minimal yaitu 160/100 mmHg yang diukur
saat para partisipan duduk dan rileks (saat istirahat).
Ketika

diwawancarai,

kedelapan

ibu

(partisipan

studi

pendahuluan) menyatakan bahwa sudah mengidap hipertensi selama
kurang lebih enam tahun. Mereka juga mengaku telah menerima
upaya preventif berupa penyuluhan kesehatan yang diadakan di
Puskesmas maupun program bulanan untuk mencegah tingginya
angka penyakit tidak menular. Perawat dan dokter memberikan

penyuluhan tentang diet bagi para penderita hipertensi.
Selain itu, didapatkan bahwa dalam satu minggu frekuensi
gejala hipertensi yang dirasakan timbul sebanyak kurang lebih tiga
kali. Gejala hipertensi yang sering dirasakan adalah pusing, nyeri
pada pundak hingga leher, sulit untuk memulai tidur dan tidur yang
sering terjaga pada malam hari. Para ibu juga mengatakan jika
tekanan darah meningkat dan membuat mereka pusing, maka
mereka hanya bisa berbaring dan duduk, sehingga membuat mereka
tidak bisa melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga, seperti;
mencuci pakaian, memasak, membersihkan rumah, dan pekerjaan
rumah tangga lainnya.

4

Setiap kali terjadi kenaikan tekanan darah, mereka akan
mengonsumsi obat penurun tekanan darah (Captropil) satu kali
sehari, terkadang hanya minum jika gejala hipertensi dirasakan.
Captopriladalah obat tekanan darah tinggi. Jika obat yang

dikonsumsi telah habis, maka mereka harus segera ke puskesmas

untuk melakukan cek secara rutin dan akan diberikan obat penurun
tekanan darah oleh dokter.
Wanita subur cenderung mengalami hipertensi, khususnya
ketika mengalami kehamilan. Jika kehamilan terjadi dan partisipan
mengalami hipertensi maka akan menimbulkan pre-eklamsia dan
eklamsia serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum

kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut
selama kehamilan) yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan
bayi karena akan menimbulkan kematian akibat kejang-kejang.
Jumlah penderita hipertensi (wanita) yang berusia subur di
Kabupaten Semarang sebanyak 56 orang. (partisipan studi
pendahuluan) Mengingat wanita usia subur dan produktif memiliki
kemungkinan mengalami kehamilan, dan akan menjadi masalah jika
nantinya mereka terkena hipertensi.

5

1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan adanya kasus

hipertensi yang dialami oleh wanita usia subur di Kecamatan
Getasan. Pada saat melakukan studi pendahuluan, peneliti
menemukan tiga faktor yang diduga sebagai penyebab hipertensi
yakni pola makan, stres dan kurangnya aktivitas fisik. Oleh karena
itu, penelitian ini difokuskan untuk meneliti pola makan, stres, dan
aktivitas fisik pada wanita usia subur dengan hipertensi.

1.3 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola
makan, stres, dan aktivitas fisik pada wanita usia subur di Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang?

1.4 Signifikan dan Keunikan Penelitian
Penelitian yang akan diteliti kali ini membahas tentang hipertensi
pada wanita usia subur yang sudah mengalami hipertensi lebih dari 4
tahun. Peneliti merasa perlu untuk meneliti karena pada penelitianpenelitian sebelumnya hanya membahas hipertensi yang terjadi secara
umum tanpa menentukan spesifikasi tertentu, misalnya membedakan
atau membatasi usia dan jenis kelamin, kemudian pada penelitian
lainnya juga hanya membahas hipertensi yang terjadi pada lansia.
Selain itu, berdasar pada data sekunder yang didapatkan dari


6

Puskesmas setempat, jumlah pederita hipertensi yang berusia subur di
Kecamatan tersebut cukup banyak walaupun sudah dilakukannya
upaya preventif dalam pengobatan untuk mengurangi penderita
hipertensi, sehingga menjadi menarik untuk diteliti dan memelihat
bagaimana pola hidup (meliputi pola makan, stres dan aktivitas fisik)
pada setiap partisipan.

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikani pola
makan, stres, dan aktivtas fisik pada wanita usia subur dengan
hipertensi di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi
Jawa Tengah.

1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi untuk mengembangkan ilmu keperawatan, khususnya dalam

bidang komunitas. Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan
tekait perilaku hidup sehat meliputi pola makan, stres, dan aktivitas
fisik guna mencegah hipertensi pada wanita usia subur di Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

7

1.6.2 Manfaat Praktis
a. Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
untuk menambah pengetahuan pada profesi keperawatan
agar terus melakukan penelitian lanjut demi mencegah dan
menanggulangi serta terus melakukan upaya preventif
berupa pengobatan dan penyuluhan untuk mencegah dan
mengobati hipertensi.
b. Klien dan Komunitas
Diharapkan dapat menjadi informasi bagi penderita
hipertensi untuk menanggulangi, mengatur dan menjauhi
pantangan-pantangan agar memiliki pola hidup sehat
sesuai dengan yang disarankan oleh tenaga kesehatan dan
sumber lainnya untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi
masyarakat terutama untuk wanita usia subur untuk
mencegah kejadian hipertensi karena memiliki peluang
hamil sehingga mencegah adanya pre-eklamsia , eklamsia
dan superimposed hipertensi. Kondisi tersebut dapat
membahayakan keselamatan ibu dan bayi, karena akan
menimbulkan kematian pada Ibu.

8

c. Untuk Kepentingan Mahasiswa
Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
sebagai pemicu semangat belajar keperawatan sehingga
mahasiswa mempunyai rasa memiliki profesi perawat
dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

9