Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB IV

(1)

BAB. IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran tempat Penelitian

Gambar 4.1 Gambar Peta Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupten Smarang.

(Sumber: Kecamatan Getasan Dalam Angka Tahun 2011).

Kecamatan Getasan adalah salah satu dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Batasan sebelah timur Kecamatan Getasan adalah Kota Salatiga, sebelah barat adalah Kabupaten Magelang, sebelah utara adalah Kecamatan Banyubiru, dan sebelah selatan adalah Kecamatan Tengaran.


(2)

Penelitian ini dilakukan di Desa Tajuk, yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang terletak di lereng gunung merbabu dengan ketinggian 1500 - 1737m diatas permukaan laut. Kota terdekat adalah Salatiga dengan jarak kurang lebih 60 km. Desa Tajuk merupakan salah satu dari 13 desa di Kecamatan Getasan. Desa Tajuk memiliki 11 dusun, yaitu Ngaduman, Gedong, Puyang, Cingklok, Sokowolu, Pulihan, Macanan, Tajuk, Ngroto, Banaran, dan Kaliajeng.

Penelitian dilakukan di lima dusun di desa Tajuk, yaitu dusun Cingklok,Sokowolu, Pulihan,Tajuk, dan Kaliajeng.Di Desa Tajuk tidak terdapat rumah sakit, sarana kesehatan yang terdekat adalah Puskesmas Jetak yang terletak di Kecamatan getasan Kabupaten Semarang. Tenaga kesehatan yang bekerja di desa Tajuk adalah seorang bidan yang bertempat di Dusun Tajuk. Bidan melaksanakan Posyandu Lansia setiap satu bulan sekali. Kegiatan Posyandu lansia ini dibantu oleh kader – kader setiap dusun.

4.2 Gambaran Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah lansia pria dan wanita berumur 60 sampai 90 tahun yang mengidap hipetensi. Jumlah responden yang diambil sebanyak 50 orang, yaitu 30 orang wanita dan 20 orang pria. Responden dipilih menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah dibuat oleh peneliti.


(3)

Uji validitas pada instrument food frequency questionaire secara keseluruhan mempunyai 68 item, dari 68 item tersebut di uji validitasnya, dan terdapat 16 item yang gugur dan 52 yang valid. Kemudian 52 item tersebut di uji realibilitasnya dan hasilnya sangat realiabel.

4.4 Hasil

4.4.1 Karakteristik responden

Berikut adalah tabel mengenai karakteristik responden yang meliputi umur dan jenis kelamin lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Tabel 4.1 Karakteristik Lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

No Karakteristik lansia N %

1 Umur

a. Usia pertengahan (45-59 tahun)

b. Lansia (60-74 tahun) c. Lansia tua (75- 90 tahun ) d. Lansia sangat tua (>90 tahun)

- 18 30 2

- 36 70 4

Total 50 100

2 Jenis kelamin a. Laki-laki b. Wanita

20 30

40 50

Total 50 100

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan seperti pada tabel 4.1 mengenai karakteristik responden, yaitu terdapat sebanyak 18 orang (35%) yang umur nya termasuk dalam kategori lansia, 30 orang (70%) di dalam kategori umur lansia tua, dan 2 orang (4%) lansia berada pada kategori umur lansia sangat tua


(4)

4.4.2 Hipertensi responden

Berikut adalah tabel mengenai hipertensi responden yang meliputi hiperstadium 1, hipertensi stadium 2, dan hipertensi stadium 3, pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Tabel 4.2 Riwayat Hipertensi Lansia Di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

No Hipertensi Riwayat Hipertensi

N %

1

2

3

Stadium 1

Stadium 2

Stadium 3

35

(sistolik 140-158 mmHg) (diastolik 90-99 mmHg) 13

(sistolik 160-179 mmHg) (diastolik 100-109 mmHg) 2

(sistolik >180 mmHg) (diastolik >110 mmHg)

70

26

4

Total 50 100

Pada penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan seperti pada tabel 4.2 yaitu responden dengan hipertensi stadium I sebanyak 35 orang (70%) lansia , kemudian lansia yang mengalami hipertensi stadium II sebanyak 13 orang (26%), dan lansia yang mengalami hipertensi stadium III yaitu sebanyak 2 orang (4%).

4.4.3 Pola Konsumsi Makanan Pencegah Dan Pemicu Hipertensi 4.4.3.1 Makanan Pencegah


(5)

Berikut adalah tabel mengenai pola konsumsi makanan pencegah hipertensi pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Tabel 4.3 Makanan Pencegah Hipertensi Lansia di Desa Tajuk Kecamatan

Gatasan Kabupaten Semarang. No

.

Jenis makanan

Sering Jarang Tidak pernah N % N % N % 1. 2. 3. 4. 5 Makanan pokok a. ubi b. nasi c. kentang Sayuran a. tomat b. wortel c. brokoli d. bayam e. buncis f. labu g. nangka h. daun

singkong

Buah –

buahan a. pisang b. jeruk c. mangga d. semangka e. ketimun Ikan, ayam, daging

a. ikan air tawar b. tongkol c. ayam tanpa

kulit

Kacang –

kacangan a. kacang tanah b. kacang 10 50 35 14 15 25 45 1 5 3 6 27 4 4 12 25 15 3 5 0 40 20 10 0 70 28 30 50 90 2 10 6 12 54 8 8 24 50 30 6 10 0 15 0 13 16 30 11 5 12 30 10 5 20 5 6 15 18 25 9 18 7 10 30 0 26 32 60 22 10 24 60 20 10 40 10 12 30 36 50 18 36 14 20 25 0 2 20 5 14 0 37 15 37 39 3 41 40 1 7 10 38 27 43 0 50 0 4 40 10 28 0 74 30 74 78 6 82 80 2 14 20 76 54 86 0


(6)

6.

kedelai Minuman

a. teh tawar b. air putih c. susu murni

4 40 5

80 8 10

16 10 5

32 20 10

29 0 40

58 0 80

Berdasarkan pola konsumsi bahan makanan pencegah hipertensi diperolehhasil bahwa bahan makanan yang sering dikonsumsi responden dapat diketahui yaitu: untuk jenis makanan pokok yaitu nasi sebanyak 100%, untuk jenis bahan makanan sayur-sayuran yaitu bayam sebanyak 90%, untuk jenis bahan makanan buah-buahan yaitu pisang sebanyak 54%, untuk jenis bahan makanan ikan, ayam, dan daging yaitu ikan air tawar yaitu sebanyak 30%, untuk jenis bahan makanan kacang-kacangan yaitu kedelai sebanyak 80% dan untuk minuman yaitu air putih sebanyak 100%.

4.4.3.2 Makanan Pemicu

Berikut ini adalah tabel mengenai makanan pemicu hipertensi pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Tabel 4.4 Makanan Pemicu Hipertensi di Desa TajukKecamatan GetasanKabupaten Semarang.

No .

Jenis makanan Sering Jarang Tidak pernah


(7)

1. Makanan tinggi kolesterol

a. daging sapi b. daging dan kulit

ayam c. kerupuk d. kuning telur e. jeroan f. santan g. ikan laut h. mentega i. gorengan

Makanan tinggi

natrium dan

diawetkan a. biskuit b. cracker c. indomie d. dendeng e. abon f. ikan asin g. pindang h. telur asin i. sarden

j. kornet sapi / ayam

Minuman

a. susu full cream b. susu formula c. kopi

d. teh dengan garam Minuman sachet/ kalengan

a. kopi instan b. nutrisari c. segar sari d. extrajoss 1 15 35 2 10 4 5 0 1 2 0 5 3 2 20 17 21 5 5 2 5 20 38 15 0 5 5 2 30 70 4 20 8 10 0 1 4 0 10 6 4 40 34 42 10 10 4 10 40 76 30 0 10 10 12 18 10 10 15 10 24 9 11 11 16 8 5 10 25 10 14 15 15 11 25 25 10 20 9 15 5 24 36 20 20 30 20 48 18 22 22 32 16 10 20 50 20 28 30 30 22 50 50 20 40 18 30 10 37 17 5 38 25 36 21 41 38 37 34 37 42 38 5 23 15 30 30 37 20 5 2 15 41 30 35 74 34 10 76 50 72 42 82 76 74 68 74 82 76 10 46 30 60 60 74 40 10 4 30 82 60 70 2. 3. 4.

Berdasarkan pola konsumsi makanan pemicu hipertensi diperoleh hasil bahwa bahan makanan yang sering dikonsumsi responden diketahui bahwa: untuk jenis bahan makanan tinggi


(8)

kolesterol yaitu kerupuk sebanyak 70% dan untuk jenis bahan makanan tinggi natrium yaitu telur asin sebanyak 42%, untuk minuman yaitu teh dengan garam sebanyak 76% dan minuman sachet yaitu kopi instansebanyak 30%.

4.4.4 Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan Pencegah Dan Pemicu Hipertensi Dengan Hipertensi

4.4.4.1 Makanan Pencegah

Berikut ini adalah tabel mengenai hubungan antara pola konsumsi pangan pencegah hipertensi pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Tabel 4.5 Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi

Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

No Konsumsi Tomat

Hipertensi Total p.

value Std 1 Std.2 Std. 3

N % N % N % N % 0,040

1. 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 6 14 15 35 12 28 30 70 6 2 5 13 12 4 10 26 2 0 9 2 4 0 18 4 14 16 20 50 28 32 40 100

No Konsumsi Brokoli

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,000

1. 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 25 10 0 35 50 20 0 70 0 1 12 13 0 2 24 26 0 0 2 2 0 0 4 4 25 11 14 50 50 22 28 100


(9)

No Konsumsi Bayam

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,000

1. 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 35 0 0 35 70 0 0 70 10 3 0 13 20 6 0 26 0 2 0 2 0 4 0 4 45 5 0 50 90 10 0 100

No Konsumsi pisang

Hipertensi Total p.

value Stadium 1 Stadium 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,000

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 27 8 0 35 54 16 0 70 0 12 1 13 0 24 2 26 0 0 2 2 0 0 4 4 27 20 3 50 54 40 6 100 No Konsumsi

semangka

Hipertensi Total p.

value Stadium 1 Stadium 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,001

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 12 14 9 35 24 28 18 70 0 1 12 13 0 2 24 26 0 0 2 2 0 0 4 4 12 15 23 50 24 30 46 100 No Konsumsi

ketimun

Hipertensi Total p.

value Stadium 1 Stadium 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,000

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 25 10 0 35 50 20 0 70 0 8 5 13 0 16 10 6 0 0 2 2 0 0 4 4 25 18 7 50 50 36 14 100 No Konsumsi

ikan air tawar

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3


(10)

1. 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 15 20 0 35 30 40 0 70 0 0 13 13 0 0 26 26 0 0 2 2 0 0 4 4 15 20 15 50 30 40 30 100 No Konsumsi

ayam tanpa kulit

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,001

1. 2. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 5 18 12 35 10 36 24 70 0 0 13 13 0 0 26 26 0 0 2 2 0 0 4 4 5 18 27 50 10 36 54 100 No Konsumsi

kacang kedelai

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,000

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 35 0 0 35 70 0 0 70 5 8 0 13 10 16 0 26 0 2 0 2 0 4 0 4 40 10 0 50 80 20 0 100

Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hubungan antara pola konsumsi pangan pencegah hipertensi dengan hipertensi diperoleh informasi bahwa untuk jenis makanan sayur – sayuran ada 3 makanan, yaitu: tomat, brokoli, dan bayam, untuk buah – buahan ada 3 makanan yang berhubungan dengan hipertensi, yaitu: pisang, semangka, dan ketimun. Kemudian untuk jenis makanan ikan, ayam, dan daging, ada 2 makanan yang berhubungan, yaitu: ikan air tawar dan ayam tanpa kulit. Untuk jenis kacang – kacangan yang berhubungan dengan hipertensi yaitu jenis kacang kedelai.


(11)

2.3.4.2 Makanan Pemicu

Berikut ini adalah tabel hubungan makanan pemicu hipertensi pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Tabel 4.6 Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

No Konsumsi daging dan kulit ayam

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,00

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 15 18 2 35 30 36 4 70 0 0 13 13 0 0 26 26 0 0 2 2 0 0 4 4 15 18 17 50 30 36 34 100

No Konsumsi kerupuk

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,00

1. 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 35 0 0 35 70 0 0 70 0 10 3 13 0 20 6 26 0 0 2 2 0 0 4 4 35 10 5 50 70 20 10 100

No Konsumsi jeroan

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,00

1. 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 10 15 10 35 20 30 20 70 0 0 13 13 0 10 26 26 0 0 2 2 0 10 4 5 10 15 25 10 20 30 50 100

No Konsumsi ikan asin

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3


(12)

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 20 15 0 35 40 30 0 70 0 10 3 13 0 20 6 26 0 0 2 2 0 0 4 4 20 25 5 50 40 50 10 100

No Konsumsi pindang

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % 0,00

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 7 5 23 35 14 10 46 70 10 3 0 13 20 6 0 26 0 2 0 2 0 4 0 4 17 10 23 50 34 20 46 100

No Konsumsi telur asin

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,00

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 21 14 0 25 42 28 0 50 0 1 12 13 0 2 24 26 0 0 2 2 0 0 4 4 21 15 14 50 42 30 28 100

No Konsumsi kopi

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,00

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 20 15 0 25 40 30 0 50 0 9 4 13 0 18 8 26 0 0 2 2 0 0 4 4 20 24 6 50 40 48 12 100

No Konsumsi teh dengan garam

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,00

1 2. 3. Sering Jarang Tidak pernah Jumlah 35 0 0 35 70 0 0 70 3 10 0 13 6 20 0 26 0 0 2 2 0 0 4 4 38 10 2 50 76 20 4 100


(13)

No Konsumsi kopi instan

Hipertensi Total p.

value Std. 1 Std. 2 Std. 3

N % N % N % N % 0,000

1 2. 3.

Sering Jarang Tidak pernah Jumlah

5 20 10 35

10 40 20 70

0 0 13 13

0 0 26 26

0 0 2 2

0 0 4 4

5 20 25 50

10 40 50 100

Berdasarkan tabel 4.6 mengenai hubungan antara pola konsumsi pangan pemicu hipertensi dengan hipertensi, diperoleh kesimpulan bahwa untuk jenis makanan tinggi kolesterol ada 3 makanan, yaitu: daging dengan kulit ayam, kerupuk, dan jeroan. Untuk jenis makanan tinggi natrium dan diawetkan ada 3 makanan yang berhubungan dengan hipertensi, yaitu: ikan asin, pindang, dan telur asin. Untuk minuman pemicu hipertensi ada 2 minuman, yaitu: kopi, dan teh dengan garam. Untuk minuman sachet dan diawetan, yaitu kopi instan.


(14)

2.4 Pembahasan

2.4.1 Pola Konsumsi Makanan Pencegah Dan Pemicu Hipertensi

2.4.1.1 Pola Konsumsi Makanan Pencegah Hipertensi Untuk jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi oleh responden adalah sayur bayam, yaitu sebanyak 90%. Sayuran bayam banyak mengandung vitamin dan mineral serta merupakan klorofil yang baik sekali sehingga baik untuk menghilangkan berbagai gangguan pada tubuh dan merupakan sumber energi yang cepat terkumpul, termaksud di dalamnya betakaroten yang mempunyai sifat antioksidan (Sutomo, 2009).

Kandungan gizi dalam sayuran bayambermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kadar kolesterol darah, dan mencegah kurang darah, serta gangguan sembelit.

Sayuran ini juga mengandung asam folat untuk memerangi kadar homosistein yang tinggi di dalam darah yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Bayam dapat dimakan langsung sebagai salad. Jika dibuat jus harus segera dikonsumsi karena mudah teroksidasi sehingga gizinya berkurang dan


(15)

warnanya berubah. Jika dimasak jangan terlalu lama karena kandungan gizinya akan rusak (Sutomo, 2009). Buah – buahan yang paling sering dikonsumsi oleh responden adalah pisang, yaitu sebanyak 54%. Dalam pisang mengandung kalium, kalium adalah mineral yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mineral kalium bersama natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan, fungsi elektrolit di dalam tubuh. Kalium dalam pisang jugaberperan dalam menjaga kerja otak dalam keadaan normal. Ini sangat penting dalam mencegah terjadinya stroke pada otak manusia. Penurunan kadar kalium menyebabkan penurunan kadar gula darah.

Kalium dalam pisang juga sangat bermanfaat membantu membalikan peran zat natrium dalam ketidakseimbangan darah normal. Kalium bertindak sebagai komponen penting yang mempertahankan normalitas tekanan darah dalam tubuh manusia. Kalium dalam pisang juga membantu mencegah penyakit jantung hipertensi dan mengatur tekanan darah.

Selanjutnya untuk jenis makanan ikan, ayam,dan daging yang paling sering dikonsumsi oleh responden


(16)

adalah ikan air tawar, yaitu sebanyak 30%. Ikan air tawar banyak mengandung zat – zat essensial, yang berperan dalam kesehatan tubuh dan mencegah penyakit degeneratif. Dalam ikan air tawar mengandung protein kompleks, karena mengandung hampir semua asam amino essensial, mineralnya mudah diserap dalam tubuh, dan mengandung asam lemak omega – 3 dalam jumlah tinggi, yang berperan dalam mencegah aterosklerosis dan hipertensi. Maka lebih baik mengkonsumsi ikan daripada mengkonsumsi daging merah. Mengkonsumsi ikan sebaiknya dengan cara mengolahnya tanpa minyak dan garam yang banyak, bisa dipepes, dibakar, atau dimasak menjadi sup ikan.

Selanjutnya untuk jenis makanan kacang – kacangan yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah kacang kedelai. Kacang kedelai merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Dalam kacang kedelai terkandung sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang baik. Kacang kedelai dapat diolah menjadi berbagai makanan dan minuman misalnya tahu, tempe, dan susu kedelai. Susu kedelai bermanfaat


(17)

untuk mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi resiko serangan jantung, mengurangi keluhan yang ditimbulkan akibat menopause.

Kacang kedelai mengandung lemak tidak jenuh, yaitu lemak yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda, yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Oleh karena itu tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan tubuh, karena asam lemak tidak jenuh melindungi jantung dan pembuluh drah dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. (Hindah, 2006).

2.4.1.2 Pola Konsumsi Makanan Pemicu Hipertensi

Jenis makanan pemicu hipertensi untuk golongan makanan tinggi kolesterol yang paling sering dikonsumsi oleh responden adalah kerupuk. Kerupuk adalah makanan yang rasanya gurih, renyah, dan harganya murah, membuat orang menyukainya. Kerupuk adalah makanan yang pengolahannya dilakukan dengan cara penggorengan. Makanan yang digoreng dengan minyak yang mengandung asam lemak jenuh, yaitu lemak jahat yang menyebabkan penimbunan lemak di sepanjang pembuluh darah.


(18)

Banyak mengkonsumsi makanan yang berminyak akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, kemudian hal ini akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar. Pada orang yang memiliki kelebihan lemak (hyperlipidemia), dapat menyebabkan penyumbatan darah sehingga mengganggu suplai oksigen dan zat makanan ke organ tubuh. Penyempitan dan sumbatan lemak ini memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke jaringan. Hal ini mengakibatkan tekanan darah meningkat (Marliani, 2007).

Makanan tinggi natrium yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah telur asin. Telur asin merupakan telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Perendaman yang dilakukan untuk membuat telur asin yaitu merendam telur di dalam larutan garam selama kurang lebih 9 sampai 10 hari, maka dari itu di dalam telur asin terkandung banyak akan natrium. (Lies Suprapti, 2002). Telur asin mengandung natrium yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Bagi penderita hipertensi sebaiknya tidak


(19)

mengkonsumsi telur asin. (Desty, 2014). Mengkonsumsi garam secara berlebihan, mengakibatkan ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak daripada yang seharusnya di dalam tubuh.

Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah seseorang atau dengan kata lain pembuluh darah membawa lebih banyak cairan.Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah di dalam dinding pembuluh darah(Apriadji, 2007).

Kemudian minuman pemicu hipertensi yang paling sering dikonsumsi oleh responden adalah teh dengan garam. Masyarakat di desa Tajuk memiliki kebiasaan meminum teh dengan menggunakan garam, bukan dengan gula. Hal ini mereka lakukan karena mereka mempercayai bahwa dengan mengkonsumsi teh dengan garam akan membantu memulihkan tenaga lebih cepat ketika mereka sehabis bertani di ladang. Sehabis berladang mereka beristirahat sejenak sambil minum teh dengan garam tersebut, kemudian


(20)

melanjutkan kembali aktivitas berladang mereka. Masyarakat Tajuk biasanya mengkonsumsi teh dengan garam ini dua sampai tiga kali sehari,dimana menggunakan kurang lebih satu sampai dua sendok teh garam setiap kali meminumnya.

Seperti telur asin, sama juga dengan teh garam ini, penggunaan garam yang berlebihan akan berdampak pada tekanan darah. Bila mengkonsumsi garam yang berlebihan akan menyebabkan volume darah meningkat, yang berarti jantung harus memompa lebih giat lagi sehingga tekanan darah naik. Kenaikan ini berakibat pada ginjal yang harus menyaring lebih banyak garam dapur dan air. (Soeharto, 2004).

Selanjutnya jenis minuman sachet pemicu hipertensi yang paling sering dikonsumsi responden selain teh dengan garam adalah kopi sachet. Kopi adalah minuman yang disenangi banyak orang. Dalam kopi terkandung zat yaitu kafein, yaitu merupakan senyawa analgesik yang berfungsi sebagai pereda sakit. Namun, di sisi lain mengkonsumsi kopi, apalagi hingga takaran yang berlebihan, bisa berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Kafein yang terdapat dalam kopi bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan


(21)

maka dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung. Selain itu kopi juga kurang baik terhadap pengidap gangguan pencernaan, antara lain maag. Tekanan darah dapat meningkat jika seseorang sering minum kopi. Kafein dalam kopi memacu kerja jantung dalam memompa darah. Peningkatan tekanan dari jantung ini juga diteruskan pada arteri, sehingga tekanan darah meningkat (Wirakusumah, 2000).Dalam dua atau tiga cangkir kopi terkandung kafein 200 sampai 250 mg atau lebih. Oleh sebab itu lansia dengan hipertensi harus membatasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi atau minuman bersoda sehari tidak lebih dari dua cangkir.

2.4.2 Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan Dengan Hipertensi

Berikut ini adalah tabel mengenai hubungan antara Pola Konsumsi Pangan dengan hipertensi pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Tabel 4.7 Tabel Hubungan Pola Konsumsi Pangan Dengan Hipertensi

Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.


(22)

Hipertensi

1. Tomat 2. Brokoli 3. Bayam 4. Pisang 5. Semangka 6. Ketimun 7. Ikan air tawar 8. Ayam tanpa

kulit

9. Kacang kedelai

1. Daging dan kulit ayam

2. Kerupuk 3. Jeroan 4. Ikan asin 5. Pindang 6. Telur asin 7. Kopi

8. Teh dengan garam

9. Kopi sachet

2.4.2.1 Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan Pencegah Hipertensi dengan Hipertensi

Berdasarkan analisis chi square yang digunakan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan dengan hipertensi pada lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, diperoleh bahwa untuk jenis sayur – sayuran yang memiliki hubungan dengan hipertensi adalah tomat, brokoli, bayam.Sayur- sayuran kaya akan kandungan serat,vitamin dan mineral, sehingga apabila


(23)

dikonsumsi dapat membantu mencegah dan mengurangi resiko tekanan darah tinggi. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Kiki (2013) dan Ainul (2012), yaitu sayuran seperti bayam, berhubungan dengan kejadian hipertensi, yaitu apabila dikonsumsi dapat membantu mencegah dan menurunkan resiko tekanan darah tinggi.

Tomat yaitu buah dengan nama latin Solanum lycopersicum Linn ini adalah buah yang kaya akan kandungan vitamin, mineral, seperti vitamin B, C, dan K. Dalam tomat terkandung likopen, yang bermanfaat untuk mendorong prosuksi nitrogen monoksida untuk menurunkan tekanan darah. Untuk memperoleh likopen yang lebih banyak, sebaiknya mengkonsumsi tomat yang sudah dimasak, seperti direbus terlebih dahulu. Dengan memasak tomat terlebih dahulu, maka dinding sel tomat akan terpecah sehingga likopen terurai dan dapat diabsorbsi tubuh dengan baik.

Brokoli adalah sayuran yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Vitamin dan mineral yang banyak terkandung dalam brokoli membantu menurunkan


(24)

berat badan, sehingga apabila dikonsumsi secara baik, akan membantu tubuh terhindar dari obesitas yang dapat memicu tekanan darah tinggi.

Sayur bayam banyak mengandung vitamin dan mineral serta merupakan klorofil yang baik sekali sehingga baik untuk menghilangkan berbagai gangguan pada tubuh dan merupakan sumber energi yang cepat terkumpul, termaksud di dalamnya betakaroten yang mempunyai sifat antioksidan (Sutomo, 2009).

Kandungan gizi dalam sayuran bayambermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kadar kolesterol darah, dan mencegah kurang darah, serta gangguan sembelit.

Sayuran ini juga mengandung asam folat untuk memerangi kadar homosistein yang tinggi di dalam darah yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Bayam dapat dimakan langsung sebagai salad. Jika dibuat jus harus segera dikonsumsi karena mudah teroksidasi sehingga gizinya berkurang dan warnanya berubah. Dan jika dimasak jangan terlalu lama karena kandungan gizinya akan rusak (Sutomo, 2009)


(25)

Untuk jenis buah – buahan yang memilki hubungan dengan hipertensi pada lansia di Desa Tajuk ialah buah pisang, semangka, dan ketimun. Dalam buah-buahan segar seperti buah pisang, semangka, dan ketimun terkandung vitamin dan mineral serta serat yang baik untuk mengendalikan tekanan darah, sehingga baik dan dianjurkan untuk penderita hipertensi. Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki (2013), dan Nova (2012), mengenai pola konsumsi pangan lansia dengan hipertensi, diperoleh hasil bahwa buah-buahan seperti pepaya dan pisang berhubungan dengan hipertensi, yaitu dengan mengkonsumsi buah-buah tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan mengurangi resiko tekanan darah tinggi. Semangka memiliki banyak kandungan air yang sangat tinggi sehingga berguna untuk membantu menghidrasi tubuh. Selain kandungan airnya yang sangat tinggi semangka juga kaya akan mineral. Kandungan kalium dalam semangka sangat tininggi sehingga bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah. Dalam semangka juga mengandung likopen dan arginin kedua fitokimia ini bermanfaat untuk


(26)

menurunkan tekanan darah. Mengkonsumsi semangka yang dagingnya berwarna merah untuk mendapatkan asupan likopen yang kaya manfaat. Konsumsijuga semangka yang berdaging putih yang ada di bagian dasar buah yang berwarna merah, bagian ini ada arginin yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah(Lanny, 2012).

Ketimun adalah sumber yang baik untuk vitamin A, B1 C, E,, zat besi, belerang, saponin, polifenol, dan falvonoid. Sebagian besar kandungan mentimun adalah air yang merupakan salah satu diuresis terbaik yang mampu melancarkan air seni. Selain itu mentimun berkhasiat menurunkan kolesterol, Menurut Mooryati Soedibyo, untuk mengatasi tekanan darah tinggi, dengan meminum perasan perutan sembilan buah mentimun cukup sehari sekali, yang dilakukan selama 30 hari(Khomsan, 2009).

Penelitian yang dilakukan di Universitas Airlangga terhadap mentimun, terbukti menurunkan tekanan darah. Kandungan air yang mencapai 90% di dalam mentimun, serta kalium yang tinggi akan mengeluarkan garam dalam tubuh. (Sutomo, 2009).


(27)

Mentimun juga merupakan sayur yang dapat dinikmati mentah untuk makanan selingan karena kalorinya rendah. Tiap 100 g mentimun hanya mengandung 15 kkal, potasium 73 mg, dan vitamin C 9mg.

Untuk jenis makanan ikan, ayam, dan daging yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia di desa Tajuk adalah ikan air tawar, dan ayam tanpa kulit. Kandungan zat protein, vitamin dan mineral dalam ikan air tawar, dan daging ayam tanpa kulit dapat membantu menurunkan dan mengurangi resiko tekanan darah tinggi, sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi.

Daging ayam merupakan sumber protein dan selenium yang baik bagi tubuh, yang bermanfaat untuk memerangi radikal bebas penyebab penuaan. Daging ayam juga mengandung vitamin B3 dan B6yang berfungsi untuk menjaga kesehatan sistem syaraf melindungi jantung, dan memperbaiki sel tubuh yang rusak. Zat besi yang terkandung dalam daging ayam dua kali lebih besar dibandingkan daging merah lainnya. Namun untuk mencegah lemak yang berlebihan sebaiknya pisahkan kulit dan lemak dari


(28)

daging ayam. Dengan memisahkan ayam dengan kulitnya berarti mengurangi asupan kolesterol yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.

Untuk jenis makanan kacang – kacangan yang berhubungan dalam mencegah dan mengurangi resiko hipertensi adalah kacang kedelai. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki (2013) dan Utami (2014) bahwa makanan jenis kacang-kacangan yang berhubungan dengan hipertensi dan yang paling sering dikonsumsi oleh lansia dengan hipertensi adalah kacang kedelai. Kacang kedelai merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Dalam kacang kedelai terkandung sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang baik. Kacang kedelai dapat diolah menjadi berbagai makanan dan minuman misalnya tahu, tempe, dan susu kedelai. Susu kedelai bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi resiko serangan jantung, mengurangi keluhan yang ditimbulkan akibat menopause, mengurangi resiko kanker payudara, karena mengandung isoflavon, dan membantu mencegah osteoporosis.


(29)

Kacang kedelai mengandung lemak tidak jenuh, yaitu lemak yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda, yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Oleh karena itu tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan tubuh, karena asam lemak tidak jenuh melindungi jantung dan pembuluh drah dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. (Hindah, 2006).

2.4.2.2 Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan pemicu Hipertensi dengan Hipertensi

Mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium dan tinggi kolesterol, dapat menimbulkan penyumbatan di pembuluh darah, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Dari hasil uji chi square yang dilakukan diperoleh hasil bahwa jenis makanan tinggi kolesterol yang berhubungan dengan hipertensi adalah daging dengan kulit ayam, kerupuk, dan jeroan. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Besse (2014), dan Ekowati Rahajeng (2009) mengenai hubungan konsumsi pangan dengan


(30)

hipertensi, bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi makanan tinggi lemak dengan hipertensi. Pada daging dan kulit ayam terkandung lemak dan kolesterol yang tinggi, apabila dikonsumsi sering akan memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah, dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Pada kulit ayam terkandung juga lemak jenuh, di terlalu sering mengkonsumsi lemak jenuh, maka dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dan beresiko terkena penyakit jantung. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki (2013), bahwa makanan tinggi lemak dan kolesterol seperti daging ayam berhubungan dengan hipertensi pada lansia.Maka itu diperlukan penyusunan menu yang seimbang setiap harinya, agar tidak mengkonsumsi lemak secara berlebihan. Kadar lemak dalam menu makanan tidak boleh lebih dari 30% energi total yang kita masukan. (Nilawati et al, 2008).

Masyarakat sangat gemar mengkonsumsi jeroan, namun jeroan tidak dianjurkan untuk kesehatan karena akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti kegemukan dan penyempitan pembuluh darah. Jeroan juga tidak baik bagi kesehatan karena mengandung


(31)

banyak bakteri, karena jeroan merupakan tempat menampung makanan dan sisa – sisa makanan hasil metabolisme. (Burhan, 2003).

Jeroan adalah salah satu sumber kolesterol, kolesterol dalam jeroan memiliki kandungan yang paling tinggi dibandingkan semua jenis makanan. Jika mengkonsumsi jeroan secara berlebihan akan memicu hiperkolosterolemia.

Dalam jeroan juga mengandung lemak jenuh, konsumsi lemak jenuh hewani yang berlebihan akan menekan ketersediaan omega-3 bagi tubuh, dan menyebabkan kadar asam urat meningkat dan memicu serangan gout. (Lanny, 2012).

Makanan tinggi natrium yang berhubungan dengan hipertensi adalah ikan asin, pindang, dan telur asin, yaitu apabila makanan tersebut sering dikonsumsi akan memicu terjadinya peningkatan tekanan darah. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang diakukan oleh Herke (2006) dan Nova (2012), yaitu makanan tinggi natrium berhubungan dengan hipertensi.

Ikan asin adalah daging ikan yang diawetkan menggunakan garam. Metode yang digunakan biasa


(32)

digunakan adalah dengan penggaraman basah atau penggaraman kering. Penggaraman basah dilakukan dengan merendam daging ikan dalam larutan garam, sedangkan penggaraman kering yaitu dengan menaburi garam disetiap lapisan daging ikan. Garam yang digunakan dalam pembuatan ikan asin bisa mencapai 25% dari bobot ikan.

Untuk menurunkan kadar natrium pada ikan asin , sebaiknya rendam terlebih dahulu ikan asin di dalam air panas selama 15 menit. Dan tidak di anjurkan untuk mengkonsumsi ikan asin sebagai bahan konsumsi pangan sehari-hari. Karena dengan tinggi nya kadar natrium dalam ikan asin dapat memicu tekanan darah tinggi. (Desty, 2014).

Kemudian pindang adalah makanan yang diolah dengan pemindangan yaitu salah satu cara pengawetan ikan dengan cara perebusan dalam air garam, bertujuan untuk menghambat pembusukan. Sama sepert ikan asin dan telur asin, pindang mengandung garam yang tinggi, yang dapat memicu tekanan darah tinggi. (Hieronymus,1998).

Untuk jenis minuman pemicu hipertensi yang berhubungan dengan hipertensi adalah kopi. Hasil


(33)

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova (2012) yaitu konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Tekanan darah dapat meningkat jika seseorang sering minum kopi. Kafein dalam kopi memacu kerja jantung dalam memompa darah. Peningkatan tekanan dari jantung ini juga diteruskan pada arteri, sehingga tekanan darah meningkat (Wirakusumah, 2000).

Kopi mengandung kafein, dalam dua atau tiga cangkir kopi terkandung kafein 200 sampai 250 mg atau lebih. Oleh sebab itu lansia dengan hipertensi harus membatasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi atau minuman bersoda sehari tidak lebih dari dua cangkir.


(1)

daging ayam. Dengan memisahkan ayam dengan kulitnya berarti mengurangi asupan kolesterol yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.

Untuk jenis makanan kacang – kacangan yang berhubungan dalam mencegah dan mengurangi resiko hipertensi adalah kacang kedelai. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki (2013) dan Utami (2014) bahwa makanan jenis kacang-kacangan yang berhubungan dengan hipertensi dan yang paling sering dikonsumsi oleh lansia dengan hipertensi adalah kacang kedelai. Kacang kedelai merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Dalam kacang kedelai terkandung sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang baik. Kacang kedelai dapat diolah menjadi berbagai makanan dan minuman misalnya tahu, tempe, dan susu kedelai. Susu kedelai bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi resiko serangan jantung, mengurangi keluhan yang ditimbulkan akibat menopause, mengurangi resiko kanker payudara, karena mengandung isoflavon, dan membantu mencegah osteoporosis.


(2)

Kacang kedelai mengandung lemak tidak jenuh, yaitu lemak yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda, yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Oleh karena itu tidak semua lemak berbahaya bagi kesehatan tubuh, karena asam lemak tidak jenuh melindungi jantung dan pembuluh drah dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. (Hindah, 2006).

2.4.2.2 Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan pemicu Hipertensi dengan Hipertensi

Mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium dan tinggi kolesterol, dapat menimbulkan penyumbatan di pembuluh darah, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Dari hasil uji chi square yang dilakukan diperoleh hasil bahwa jenis makanan tinggi kolesterol yang berhubungan dengan hipertensi adalah daging dengan kulit ayam, kerupuk, dan jeroan. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Besse (2014), dan Ekowati Rahajeng (2009) mengenai hubungan konsumsi pangan dengan


(3)

hipertensi, bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi makanan tinggi lemak dengan hipertensi. Pada daging dan kulit ayam terkandung lemak dan kolesterol yang tinggi, apabila dikonsumsi sering akan memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah, dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Pada kulit ayam terkandung juga lemak jenuh, di terlalu sering mengkonsumsi lemak jenuh, maka dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dan beresiko terkena penyakit jantung. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki (2013), bahwa makanan tinggi lemak dan kolesterol seperti daging ayam berhubungan dengan hipertensi pada lansia.Maka itu diperlukan penyusunan menu yang seimbang setiap harinya, agar tidak mengkonsumsi lemak secara berlebihan. Kadar lemak dalam menu makanan tidak boleh lebih dari 30% energi total yang kita masukan. (Nilawati et al, 2008).

Masyarakat sangat gemar mengkonsumsi jeroan, namun jeroan tidak dianjurkan untuk kesehatan karena akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti kegemukan dan penyempitan pembuluh darah. Jeroan juga tidak baik bagi kesehatan karena mengandung


(4)

banyak bakteri, karena jeroan merupakan tempat menampung makanan dan sisa – sisa makanan hasil metabolisme. (Burhan, 2003).

Jeroan adalah salah satu sumber kolesterol, kolesterol dalam jeroan memiliki kandungan yang paling tinggi dibandingkan semua jenis makanan. Jika mengkonsumsi jeroan secara berlebihan akan memicu hiperkolosterolemia.

Dalam jeroan juga mengandung lemak jenuh, konsumsi lemak jenuh hewani yang berlebihan akan menekan ketersediaan omega-3 bagi tubuh, dan menyebabkan kadar asam urat meningkat dan memicu serangan gout. (Lanny, 2012).

Makanan tinggi natrium yang berhubungan dengan hipertensi adalah ikan asin, pindang, dan telur asin, yaitu apabila makanan tersebut sering dikonsumsi akan memicu terjadinya peningkatan tekanan darah. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang diakukan oleh Herke (2006) dan Nova (2012), yaitu makanan tinggi natrium berhubungan dengan hipertensi.

Ikan asin adalah daging ikan yang diawetkan menggunakan garam. Metode yang digunakan biasa


(5)

digunakan adalah dengan penggaraman basah atau penggaraman kering. Penggaraman basah dilakukan dengan merendam daging ikan dalam larutan garam, sedangkan penggaraman kering yaitu dengan menaburi garam disetiap lapisan daging ikan. Garam yang digunakan dalam pembuatan ikan asin bisa mencapai 25% dari bobot ikan.

Untuk menurunkan kadar natrium pada ikan asin , sebaiknya rendam terlebih dahulu ikan asin di dalam air panas selama 15 menit. Dan tidak di anjurkan untuk mengkonsumsi ikan asin sebagai bahan konsumsi pangan sehari-hari. Karena dengan tinggi nya kadar natrium dalam ikan asin dapat memicu tekanan darah tinggi. (Desty, 2014).

Kemudian pindang adalah makanan yang diolah dengan pemindangan yaitu salah satu cara pengawetan ikan dengan cara perebusan dalam air garam, bertujuan untuk menghambat pembusukan. Sama sepert ikan asin dan telur asin, pindang mengandung garam yang tinggi, yang dapat memicu tekanan darah tinggi. (Hieronymus,1998).

Untuk jenis minuman pemicu hipertensi yang berhubungan dengan hipertensi adalah kopi. Hasil


(6)

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nova (2012) yaitu konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Tekanan darah dapat meningkat jika seseorang sering minum kopi. Kafein dalam kopi memacu kerja jantung dalam memompa darah. Peningkatan tekanan dari jantung ini juga diteruskan pada arteri, sehingga tekanan darah meningkat (Wirakusumah, 2000).

Kopi mengandung kafein, dalam dua atau tiga cangkir kopi terkandung kafein 200 sampai 250 mg atau lebih. Oleh sebab itu lansia dengan hipertensi harus membatasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi atau minuman bersoda sehari tidak lebih dari dua cangkir.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Gading, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462012019 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462011036 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Konsumsi Pangan Lansia dengan Hipertensi di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Saat Anak Sakit di Dusun Pulihan Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462009086 BAB IV

0 0 26

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB II

0 0 8

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB I

0 0 9

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Makan, Stres dan Aktivitas Fisik pada Wanita Usia Subur dengan Hipertensi di Desa Kopengecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 BAB IV

0 1 25