Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alasan Petani Dalam Pengambilan Keputusan Menanam Suatu Jenis Varietas Padi T1 522000601 BAB VI
6. KESIMPULAN DAN USULAN PENELITIAN LANJUTAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Keempat jenis usahatani padi memiliki perbedaan nilai penerimaan kotornya,
usahatani padi Hibrida Arize penerimaan kotornya paling tinggi per Ha dan
penerimaan kotor paling rendah pada usahatani padi varietas Ciherang.
2. Keempat varietas padi tersebut juga memiliki perbedaan nilai keuntungan
bersihnya dalam satu hektar per musim tanam.
Usahatani padi varietas
Hibrida Arize keuntungan bersihnya mencapai tingkat paling tinggi dan
terendah keuntungan bersihnya adalah pada varietas Ciherang.
3. Alasan yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani adalah alasan
ekonomi, alasan teknis dan alasan sosial budaya. Alasan ekonomi yang
mempengaruhi sebagian besar responden memilih padi Hibrida Arize, IR.64
dan Ciherang karena produksi tinggi, sedangkan varietas Barito dipilih karena
biaya produksi hemat. Adapun alasan teknis yang mempengaruhi responden
memilih varietas Ciherang dan IR.64 karena budidaya lebih mudah, memilih
Barito karena kualitas padi baik serta memilih Hibrida Arize kerena sesuai
dengan kondisi lahan. Alasan sosial budaya mayoritas petani menjawab
kebiasaan bukan karena adat
6.2 Keterbatasan Penelitian dan Usulan Penelitian Lanjutan
Setiap peneliti tentu memiliki keterbatasan, demikian halnya dengan
penelitian ini. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Tidak mencakup seluruh usahatani varietas padi di lokasi penelitian
2. Tidak menghitung biaya pajak sebagai komponen biaya total
49
50
Penelitian yang bisa diusulkan adalah :
1. Keputusan petani dalam anjuran Pemerintah untuk tanaman padi Hibrida
2. Bagaimana keputusan petani jika merubah pola tanam dari padi – padi - padi
menjadi padi - polowijo – padi atau padi – padi – polowijo.
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Keempat jenis usahatani padi memiliki perbedaan nilai penerimaan kotornya,
usahatani padi Hibrida Arize penerimaan kotornya paling tinggi per Ha dan
penerimaan kotor paling rendah pada usahatani padi varietas Ciherang.
2. Keempat varietas padi tersebut juga memiliki perbedaan nilai keuntungan
bersihnya dalam satu hektar per musim tanam.
Usahatani padi varietas
Hibrida Arize keuntungan bersihnya mencapai tingkat paling tinggi dan
terendah keuntungan bersihnya adalah pada varietas Ciherang.
3. Alasan yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani adalah alasan
ekonomi, alasan teknis dan alasan sosial budaya. Alasan ekonomi yang
mempengaruhi sebagian besar responden memilih padi Hibrida Arize, IR.64
dan Ciherang karena produksi tinggi, sedangkan varietas Barito dipilih karena
biaya produksi hemat. Adapun alasan teknis yang mempengaruhi responden
memilih varietas Ciherang dan IR.64 karena budidaya lebih mudah, memilih
Barito karena kualitas padi baik serta memilih Hibrida Arize kerena sesuai
dengan kondisi lahan. Alasan sosial budaya mayoritas petani menjawab
kebiasaan bukan karena adat
6.2 Keterbatasan Penelitian dan Usulan Penelitian Lanjutan
Setiap peneliti tentu memiliki keterbatasan, demikian halnya dengan
penelitian ini. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Tidak mencakup seluruh usahatani varietas padi di lokasi penelitian
2. Tidak menghitung biaya pajak sebagai komponen biaya total
49
50
Penelitian yang bisa diusulkan adalah :
1. Keputusan petani dalam anjuran Pemerintah untuk tanaman padi Hibrida
2. Bagaimana keputusan petani jika merubah pola tanam dari padi – padi - padi
menjadi padi - polowijo – padi atau padi – padi – polowijo.