PEMAKAIAN PREPOSISI UNTUK DAN BAGI PADA RUBRIK Pemakaian Preposisi Untuk Dan Bagi Pada Rubrik Gagasan Dalam Majalah Hadila Edisi Januariseptember 2012.

PEMAKAIAN PREPOSISI UNTUK DAN BAGI PADA RUBRIK
GAGASAN DALAM MAJALAH HADILA EDISI JANUARI SEPTEMBER 2012
Naskah Publikasi Imiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

RIA SUSANA
A310090208

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

1

PEMAKAIAN PREPOSISI UNTUK DAN BAGI PADA RUBRIK GAGASAN
DALAM MAJALAH HADILA EDISI JANUARI-SEPTEMBER 2012


Ria susana
A310090208
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah memaparkan pemakaian preposisi untuk dan bagi
pada Rubrik Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012
berdasarkan bentuk struktural dan aspek semantiknya. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, sedangkan strategi penelitian yang digunakana adalah
terpancang. Data diperoleh dari majalah Hadila edisi Januari-September 2012.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak,
sedangkan teknik analisis data menggunakan metode padan intralingual dan
teknik ganti. Teknik keabsahan dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi teori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara struktural
preposisi untuk dan preposisi bagi dapat diikuti verba, nomina bernyawa, dan
nomina tak bernyawa. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan
‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’ yang dapat diganti dengan preposisi bagi.
Selain itu, preposisi untuk juga dapat menyatakan ‘kegunaan’ yang tidak dapat
diganti dengan preposisi bagi. Secara semantik preposisi bagi hanya dapat

menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’ yang cenderung dapat diganti
dengan preposisi untuk.

Kata kunci: preposisi, preposisi untuk dan bagi, majalah

1

2

3

Pendahuluan
Majalah merupakan salah satu sumber data yang dapat dijadikan sebagai
bahan penelitian. Sudah sering sekali majalah dicari para peneliti untuk dikaji segi
kebahasaannya, baik dari aspek gramatikal atau struktural maupun semantiknya.
Biasanya yang diteliti yaitu dari kata, frasa, kalimat, sampai wacana. Hal ini
dilakukan karena ada sebuah media tulis yang diterbitkan kurang begitu
memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih banyak menggunakan bahasa
yang kurang indah atau masih kurang jelas untuk dipahami oleh pembaca.
Menurut Chaer (2011: 1) bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi,

bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa dapat meningkatkan keakraban
bagi manusia dalam menjalin hubungan. Selain itu, bahasa dapat digunakan
manusia untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain atau pembicara
kepada lawan bicara. Manusia dapat berbicara apa saja, baik disengaja maupun
tidak disengaja yang dapat mencerminkan dan mencurahkan perasaan yang
gembira, sedih, dan marah.
Bahasa

sebagai

alat

komunikasi

juga

dapat

digunakan


untuk

menyampaikan sebuah ide atau gagasan seorang penutur atau penulis kepada
pembaca ataupun pendengar. Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis
seseorang harus memperhatikan kata atau kalimat yang akan diucapkan dan
ditulisnya. Jika tepat dalam pemilihan kata atau kalimat yang akan digunakan
pasti maksud atau makna yang akan disampaikan jelas.
Chaer (2011: 86) mengungkapkan bahwa kata merupakan perwujudan
bahasa yang paling penting di dalam bahasa. Setiap kata mengandung konsep
makna dan mempunyai peran di dalam pelaksanaan bahasa. Konsep dan peran
yang dimiliki tergantung dari jenis kata itu, serta penggunaannya di dalam
kalimat. Jika dilihat dari konsep dan makna yang dimiliki dan peran yang harus
dilakukan, kata dibedakan atas beberapa jenis, yaitu kata benda, kata ganti, kata
kerja, kata sifat, kata sapaan, kata penunjuk, kata bilangan, kata penyangkal, kata
depan, kata penghubung, kata keterangan, kata tanya, kata seru, kata sandang, kata

4

partikel, dan kata fatis. Sedangkan kalimat ialah satuan kumpulan kata yang

terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap (Markhamah, 2009: 8).
Penuangan gagasan secara lisan bisa disampaikan melalui media radio,
televisi, dan bisa secara langsung dari narasumber. Gagasan secara tertulis bisa
melalui media cetak, misalnya buku pelajaran, novel, cerpen, surat kabar, majalah,
tabloid, dan lain sebagainya. Media tulis yang banyak diminati oleh pembaca
adalah surat kabar atau majalah. Setiap hari pembaca dapat memperoleh informasi
dan hiburan melalui surat kabar atau majalah tersebut.
Penelitian mengenai pemakaian kata pada sebuah majalah, surat kabar,
ataupun karangan siswa memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain.
Penelitian tersebut kebanyakan mencermati atau meneliti pemakaian kata kerja,
kata benda, dan kata sifat. Sehubungan dengan hal tersebut, tulisan ini akan
mencoba membahas kata depan atau preposisi. Menurut Rohmadi, dkk (2009:
223) preposisi dalam bahasa Indonesia, yaitu kata depan sejati, majemuk, dan
bentuk lain. Namun, preposisi yang sering diteliti yakni mengenai preposisi sejati,
yang terdiri dari kata depan di, ke, dan dari.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini memfokuskan atau meneliti
mengenai bagaimana pemakian preposisi bentuk lain yaitu kata depan untuk dan
bagi pada rubrik Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012
dengan menunjukkan dan menjelaskan bentuk struktural dan aspek simantisnya.


Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dapat mengacu pada penelitian lain yang sejenis yang telah
dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam
melakukan sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan berjudul “Pemakaian
Preposisi Untuk dan Bagi pada Rubrik Gagasan dalam Majalah Hadila Edisi
Januari-September 2012”. Penelitian ini merupakan suatu tindak lanjut dari
penelitian terdahulu.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang
dilakukan oleh Purboningsih (2012) yang berjudul ”Analisis Penggunaan EYD
dan Ketidakbakuan Kata pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

5

Juwiring Klaten”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk
kesalahan EYD dan bentuk ketidakbakuan kata yang terdapat pada karangan
deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Juwiring Klaten. Hasil yang diperoleh
dari penelitian Purboningsih, yaitu: 1) kesalahan penggunaan EYD sebanyak 158
data yang meliputi, penggunaan huruf kapital, huruf miring, penggunaan kata
depan di, ke, dan dari, partikel, singkatan, kata ganti, tanda titik, tanda koma, dan
tanda hubung, 2) ketidakbakuan kata terdapat 44 data meliputi unsur kata yang

kurang lengkap dan tidak adanya imbuhan atau afiksasi.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang peneliti lakukan. Kesamaan dari penelitian ini yakni sama-sama meneliti
mengenai penggunaan preposisi. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian
terdahulu meneliti mengenai penggunaan preposisi sejati atau asli yaitu preposisi
di, ke, dari dan penelitian yang peneliti lakukan yaitu mengenai penggunaan
preposisi bentuk lain yaitu preposisi untuk dan bagi. Selain itu, perbedaan dalam
penelitian ini yaitu sumber data yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh
Purboningsih (2012) sumber data yang digunakan yaitu karangan deskripsi siswa
sedangkan penelitian yang peneliti lakukan sumber datanya menggunakan
majalah Hadila.
Penelitian Priyono (2012) yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa
Bidang Morfologi pada Mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Hasil
penelitian tersebut menjelaskan bentuk kesalahan berbahasa pada mading di
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bentuk kesalahan berbahasa yang terdapat
pada mading di Universitas Muhammadiyah Surakarta antara lain: 1) penulisan
prefiks, konfiks, sufiks, 2) penulisan kata depan, dan 3) penulisan pleonasme.
Bentuk kesalahan penulisan kata depan yang terdapat dalam penelitian ini hanya
mengenai kata depan di, ke,dan dari.
Penelitian Priyono (2012) memiliki kesamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang peneliti lakukan. Kesamaan dari penelitian ini yakni sama-sama
meneliti mengenai penggunaan preposisi. Perbedaannya yaitu penelitian terdahulu
meneliti mengenai penggunaan preposisi sejati atau asli yaitu preposisi di, ke, dari
dan penelitian yang peneliti lakukan yaitu mengenai penggunaan preposisi bentuk

6

lain yaitu preposisi untuk dan bagi. Selain itu, perbedaan dalam penelitian ini
yaitu sumber data yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Priyono (2012)
sumber data yang digunakan adalah mading di Universitas Muhammadiyah
Surakarta sedangkan

penelitian

yang peneliti lakukan sumber datanya

menggunakan majalah Hadila.
Penelitian Yulia (2012) yang berjudul “Analisis Penggunaan Piranti
Kohesi pada Wacana Naskah Lakon Sandoso Sokrasana Sang Manusia Karya
Yunusa Nugraha” ini bertujuan untuk meneliti penggunaan kohesi alat-alat

bahasa, baik secara gramatikal maupaun leksikal. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1)
kohesi gramatikal meliputi pengacuan pronomina persona endofora yang bersifat
anaforis didominasi persona tunggal baik bentuk bebas, penyulihan (subsitusi)
penggantian satuan lingual menjadi subsitusi nomina, verba, frasa, dan klausa,
pelesapan berupa penghilangan satuan lingaual tertentu, 2) kohesi leksikal
meliputi pengulangan, sinonim, kolokasi, hiponim, antonim, dan ekuivalen.
Penelitian Yulia (2012) memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan. Persamaan penelitian ini yaitu sama-sama
melakukan penyulihan (subsitusi) satuan lingual menjadi subsitusi kata dan frasa.
Perbedaannya yaitu penelitian Yulia sumber datanya berupa naskah lakon
Sandoso Sokrasana Sang Manusia karya Yunusa Nugraha, sedangakan sumber
data penelitian ini yaitu majalah Hadila.

Metode Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2012 sampai Januari
2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2012: 4).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah terpancang karena
permasalahan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini sudah ditentukan
dalam perumusan masalah. Objek penelitian ini adalah preposisi untuk dan bagi

pada rubrik Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012. Data
pokok penelitian ini dapat berupa kata dan kalimat yang memakai preposisi untuk

7

dan bagi dalam rubrik Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari-September
2012. Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu sumber data primer
dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini berupa rubrik Gagasan
dalam majalah Hadila edisi Januari-September 2012. Sumber data sekunder
menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu dan referensi-referensi yang ada
pembahasan mengenai kata depan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu teknik simak. Teknik simak merupakan teknik yang
digunakan dalam penyediaan data dengan cara peneliti melakukan penyimakan
penggunaan bahasa (Mahsun, 2011: 242). Teknik triangulasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah triangulasi teori. Triangulasi teori dipergunakan untuk
menguji data yang sudah diperoleh dengan menggunakan beberapa teori untuk
memperoleh keabsahan data, yaitu teori tentang preposisi pada umumnya. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode padan intralingual
dan teknik ganti. Mahsun (2011: 117) menyatakan bahwa metode padan
intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsurunsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam

beberapa bahasa yang berbeda. Teknik ganti dilakukan dengan menggantikan
unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang lain di
luar satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 37).

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam pembahasan peneliti menganalisis preposisi untuk dan bagi
berdasarkan bentuk strukturalnya dan aspek semantiknya. Berikut hasil dari
analisis terhadap data yang tersedia.
1. Preposisi Untuk
Berdasarkan data yang terkumpul, preposisi untuk memiliki ciri dalam
segi penggunaannya. Ciri penggunaan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Secara struktural preposisi untuk dapat diikuti verba (kata kerja) dan nomina
(kata benda) yang bernyawa dan tak bernyawa. Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan preposisi untuk yang diikuti verba adalah sebagai berikut.

8

(1) Untuk mencapai kualitas hidup dan kehidupan yang lebih baik.
(Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(2) Mengepung Rosulullah untuk membunuhnya. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Januari 2012)
(3) Ali siap menerima resiko untuk terbunuh. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Januari 2012)
(4) Kisah hijrah secara umum menunjukkan pengorbanan yang besar para
sahabat untuk mendapatkan kebebasan beragama dan ketenangan
dalam beribadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(5) Yang dianugerahi kemampuan untuk berbicara tentang siapa ayah
kandungnya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012)
Pada data di atas diketahui bahwa preposisi untuk yang diikuti oleh
verba terdapat pada data (1 – 5). Preposisi untuk yang diikuti verba transitif
yaitu verba mencapai, membunuhnya, mendapatkan. Preposisi untuk yang
diikuti verba transitif yaitu verba terbunuh dan berbicara.
Preposisi untuk yang diikuti nomina bernyawa terdapat pada data
berikut.
(1) Ali rela mengorbankan jiwanya untuk Rosulullah. (Gagasan dalam
majalah Hadila edisi Januari 2012)
(2) Pemimpin yang amanah berarti melaksanakan segala kepemimpinannya
untuk rakyat dan bangsanya, bukan hanya untuk diri sendiri, keluarga,
dan kelompoknya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Mei 2012)
(3) Maka maksimalkan 100% kehidupan kita untuk Allah swt, sehingga
bernilai ibadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)
(4) Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk
Allah Rabb semesta alam. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli
2012)
(5) Abdurrahman adalah orang yang berdosa karena dia tidak
meninggalkan untuk keluarganya sesuatu apapun. (Gagasan dalam
majalah Hadila edisi Juli 2012)
Data (1 – 5) merupakan preposisi untuk yang diikuti oleh nomina
bernyawa.

Preposisi untuk yang diikuti nomina bernyawa Rasulullah,

rakyat dan diri sendiri, Allah swt, Allah Rabb, dan keluarganya.

9

Preposisi untuk selain diikuti oleh verba dan nomina bernyawa juga
diikuti oleh nomina tak bernyawa. Data tersebut dapat dilihat di bawah ini.
(1) Itu pun untuk masa remaja dan dewasanya. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Februari 2012)
(2) Jika dipresentase, berapa persen untuk ibadah dan beberapa persen
untuk dunia. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)
Data (1) dan (2) merupakan preposisi untuk yang diikuti nomina tak
bernyawa. Nomina tak bernyawa itu adalah masa remaja, dewasa, ibadah,
dan dunia.
b. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran
perbuatan’ yang dapat diganti dengan preposisi bagi. Berikut merupakan
hasil dari analisisnya.
(1) Ali rela mengorbankan jiwanya (untuk bagi) Rosulullah. (Gagasan
dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(2) Itu pun (untuk bagi) masa remaja dan dewasanya. (Gagasan dalam
majalah Hadila edisi Februari 2012)
(3) Pemimpin yang amanah berarti melaksanakan segala kepemimpinannya
(untuk
bagi) rakyat dan bangsanya, bukan hanya (untuk bagi) diri
sendiri, keluarga, dan kelompoknya. (Gagasan dalam majalah Hadila
edisi Mei 2012)
(4) Jika dipresentase, berapa persen (untuk bagi) ibadah dan beberapa
persen (untuk bagi) dunia. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli
2012)
(5) Maka maksimalkan 100% kehidupan kita (untuk
bagi) Allah swt,
sehingga bernilai ibadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Juli
2012)
(6) Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
(untuk
bagi) Allah Rabb semesta alam. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Juli 2012)
(7) Abdurrahman adalah orang yang berdosa karena dia tidak
meninggalkan (untuk bagi) keluarganya sesuatu apapun. (Gagasan
dalam majalah Hadila edisi Juli 2012)
Data (1 – 7) merupakan preposisi untuk yang menyatakan ‘tujuan’
atau ‘sasaran perbuatan’ dan dapat disubsitusikan atau di ganti dengan
preposisi bagi: (1) preposisi untuk menyatakan tujuan kepada Rosulullah,

10

(2) menyatakan tujuan atau sasaran perbuatan kepada masa remaja dan
dewasanya, (3) menyatakan tujuan kepada rakyat dan bangsanya, diri
sendiri, keluarga, dan kelompoknya, (4) menyatakan tujuan atau sasaran
perbuatan kepada kata ibadah dan dunia, (5) menyatakan tujuan kepada
Allah swt, (6) menyatakan tujuan kepada Allah Rabb semesta alam, (7)
menyatakan tujuan kepada keluarganya.
c. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan ‘kegunaan’ yang tidak
dapat diganti dengan preposisi bagi. Berikut hasil dari analisis datanya.
Tanda (*) yang terdapat pada preposisi bagi menunjukkan bahwa preposisi
bagi tidak dapat menggantikan preposisi untuk.
(1) (Untuk
*bagi) mencapai kualitas hidup dan kehidupan yang lebih
baik. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(2) Mengepung Rosulullah (untuk
*bagi) membunuhnya. (Gagasan
dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(3) Ali siap menerima resiko (untuk
majalah Hadila edisi Januari 2012)

*bagi) terbunuh. (Gagasan dalam

(4) Kisah hijrah secara umum menunjukkan pengorbanan yang besar para
sahabat (untuk
*bagi) mendapatkan kebebasan beragama dan
ketenangan dalam beribadah. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi
Januari 2012)
(5) Qodarullah, Juraij bersikukuh (untuk *bagi) tetap khusuk beribadah
sunah daripada memenuhi panggilan sang ibu. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Februari 2012)
(6) Yang dianugerahi kemampuan (untuk *bagi) berbicara tentang siapa
ayah kandungnya. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012)
Data (1 – 6) merupakan preposisi untuk yang menyatakan
’kegunaan’ dan tidak dapat disubsitusikan atau diganti dengan preposisi
bagi: (1) menyatakan kegunaan untuk

mencapai kualitas hidup, (2)

menyatakan kegunaan untuk membunuh Rosulullah, (3) kegunaan untuk
terbunuh, (4) kegunaan untuk mendapatkan kebebasan beragama, (5)
kegunaan untuk tetap khusuk dalam beribadah sunnah, dan (6) kegunaan
untuk berbicara tentang siapa ayah kandungnya.

11

2. Preposisi Bagi
Berdasarkan data yang terkumpul, preposisi bagi memiliki ciri dalam
segi penggunaannya. Ciri penggunaan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Secara struktural preposisi bagi dapat diikuti verba dan nomina atau frasa
nomina yang bernyawa dan tak bernyawa. Preposisi bagi yang diikuti oleh
nomina atau frasa nomina bernyawa dapat dilihat pada data berikut.
(1) Bagi mereka moment tahun baru seolah-olah menjadi ajang
“tasyakuran”, karena telah berhasil melewati setahun perjalanan hidup.
(Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(2) Namun, bagi kaum muslimin memasuki tahun baru memiliki makna
yang lebih dari sekadar perencanaan, target atau harapan baru.
(Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(3) Maka bagi kaum muslimin tahun baru akan terasa remeh bila hanya
diisi dengan pesta perayaan nihil manfaat. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Januari 2012)
(4) Semoga bisa menjadi teladan bagi kita semua. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Januari 2012)
(5) Betapa beruntungnya bagi para pemilik hati yang menjalani masa kecil
dengan penuh kepatuhan kepada orang tua. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi Februari 2012)
Pada data di atas diketahui bahwa preposisi bagi yang diikuti oleh
nomina atau frasa nomina bernyawa terdapat pada data (1 – 5), yaitu
preposisi bagi yang diikuti nomina atau frasa nomina bernyawa mereka,
kaum muslimin, kita, dan para pemilik hati.
Preposisi bagi yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina tak
bernyawa terdapat pada data berikut.
(1) Menjadi magnet bagi kata perbaikan kualitas hidup secara ekonomi.
(Gagasan dalam majalah Hadila edisi September 2012)
(2) Terlebih bila daya dukung dari regulasi tidak cukup mampu
mengakomodir, mengcover sekaligus menjadi solusi bagi setiap
problematika yang timbul. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi
September 2012)
(3) Bagi negara berkembang seperti Indonesia, majunya kewirausahaan
sangat penting. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi September 2012)

12

Data (1 – 3) merupakan preposisi bagi yang diikuti nomina atau
frasa nomina tak bernyawa: (1) preposisi bagi diikuti nomina atau frasa
nomina tak bernyawa kata, (2) preposisi bagi diikuti nomina atau frasa
nomina tak bernyawa setiap problematika, dan (3) preposisi bagi diikuti
nomina atau frasa nomina tak bernyawa negara berkembang.
Selain diikuti nomina atau frasa nomina bernyawa dan tak bernyawa,
preposisi bagi juga diikuti verba. Data (1) merupakan preposisi bagi yang
diikuti verba pemberdayaan.
(1) Mereka membantu para fakir miskin secara sistemik, serta memiliki
program bagi pemberdayaan orang-orang miskin agar berkehidupan
lebih baik. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Agustus 2012)
b. Secara semantik preposisi bagi dapat menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran
perbuatan’. Preposisi bagi tidak dapat digantikan dengan preposisi guna dan
cenderung dapat digantikan oleh preposisi untuk. Tanda (*) digunakan
untuk preposisi yang tidak dapat menggantikan preposisi bagi. Berikut hasil
analisis terhadap data yang tersedia.
(1) (Bagi *guna, untuk) mereka moment tahun baru seolah-olah menjadi
ajang “tasyakuran”, karena telah berhasil melewati setahun perjalanan
hidup. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(2) Namun, (bagi
*guna, untuk) kaum muslimin memasuki tahun baru
memiliki makna yang lebih dari sekadar perencanaan, target atau
harapan baru. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(3) Maka (bagi
*guna, untuk) kaum muslimin tahun baru akan terasa
remeh bila hanya diisi dengan pesta perayaan nihil manfaat. (Gagasan
dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(4) Semoga bisa menjadi teladan (bagi
*guna, untuk) kita semua.
(Gagasan dalam majalah Hadila edisi Januari 2012)
(5) Betapa beruntungnya (bagi
*guna, untuk) para pemilik hati yang
menjalani masa kecil dengan penuh kepatuhan kepada orang tua.
(Gagasan dalam majalah Hadila edisi Februari 2012)
(6) Mereka membantu para fakir miskin secara sistemik, serta memiliki
program (bagi *guna, untuk) pemberdayaan orang-orang miskin agar
berkehidupan lebih baik. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi Agustus
2012)

13

(7) Menjadi magnet (bagi
*guna, untuk) kata perbaikan kualitas hidup
secara ekonomi. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi September 2012)
(8) Terlebih bila daya dukung dari regulasi tidak cukup mampu
mengakomodir, mengcover sekaligus menjadi solusi (bagi
*guna,
untuk) setiap problematika yang timbul. (Gagasan dalam majalah
Hadila edisi September 2012)
(9) (Bagi *guna, untuk) negara berkembang seperti Indonesia, majunya
kewirausahaan sangat penting. (Gagasan dalam majalah Hadila edisi
September 2012)
Data (1 – 9) merupakan preposisi bagi yang menyatakan ‘tujuan’
atau ‘sasaran perbuatan’ yang tidak dapat disubsitusikan atau diganti dengan
preposisi guna, yaitu: (1) preposisi bagi menyatakan tujuan kepada mereka,
(2) dan (3) menyatakan tujuan kepada kaum musilimin, (4) menyatakan
tujuan kepada kita, (5) menyatakan tujuan kepada para pemilik hati, (6)
menyatakan sasaran perbuatan untuk pemberdayaan, (7) menyatakan tujuan
kepada kata, (8) menyatakan tujuan kepada setiap problematika, dan (9)
menyatakan tujuan kepada negara berkembang.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas penelitian ini dapat simpulkan sebagai
berikut. Preposisi untuk memiliki ciri dalam segi penggunaannya baik secara
struktural dan secara semantik. Secara struktural preposisi untuk dapat diikuti
verba (kata kerja) transitif dan intransitif, nomina (kata benda) yang bernyawa dan
tak bernyawa. Secara semantik preposisi untuk dapat menyatakan ‘tujuan’ atau
‘sasaran perbuatan’ yang dapat diganti dengan preposisi bagi dan dapat
menyatakan ‘kegunaan’. Preposisi bagi memiliki ciri dalam segi penggunaannya
baik secara struktural dan semantik. Secara struktural preposisi bagi dapat diikuti
verba dan nomina atau frasa nomina yang bernyawa dan tak bernyawa. Secara
semantik preposisi bagi dapat menyatakan ‘tujuan’ atau ‘sasaran perbuatan’.

14

Preposisi bagi tidak dapat digantikan dengan preposisi guna dan cenderung dapat
digantikan oleh preposisi untuk.

Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hadila. 2012. Mengawali dengan Bahagia. Januari Edisi 55. Solo: Yayasan Solo
Peduli Ummat.
_____. 2012. Kita Pun Akan Menjadi Tua. Februari Edisi 56. Solo: Yayasan Solo
Peduli Ummat.
_____. 2012. Menjadi Ayah Separuh Waktu. Mei Edisi 59. Solo: Yayasan Solo
Peduli Ummat.
_____. 2012. Mengalahkan Diri Sendiri. Juli Edisi 61. Solo: Yayasan Solo Peduli
Ummat.
_____. 2012. Empati Tak Cukup di Hati. Agustus Edisi 62. Solo: Yayasan Solo
Peduli Ummat.
_____. 2012. Jodohmu Tak Akan Tertukar. September Edisi 63. Solo: Yayasan
Solo Peduli Ummat.
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Purboningsih, Endang. 2012. “Analisis Penggunaan EYD dan Ketidakbakuan
Kata pada Karangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Juwiring Klaten”.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Priyono, Yakub. 2012. “Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada
Mading Di Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rohmadi, Muhammad dkk. 2009. Morfologi Telaah Morfem dan Kata. Surakarta:
Yuma Pustaka.

15

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Yulia, Ratnasari. 2012. “Analisis Penggunaan Piranti Kohesi pada Wacana
Naskah Lakon Sandoso Sokrasana Sang Manusia Karya Yunusa Nugraha”.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.