NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN
JOYOTAKAN KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA
Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh :
TRI WAHYUNINGSIH
A 610 090 079
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN
JOYOTAKAN KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA
Tri Wahyuningsih A 610090079, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan
Kota Surakarta untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dikarenakan kelurahan ini termasuk kedalam
kawasan rawan banjir dengan jumlah populasi sebanyak 2.440 KK peneliti sampel
dengan menggunakan rumus Slovin dan Taro Yamane diperoleh hasil sebanyak 96
responden lalu menentukan sampel KK dengan Probability Random Sampling dan
Cluster Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta diperoleh nilai thitung sebesar 2,451 dengan probability =
0,016. Oleh karena thitung 2,451 dan probalility < 0,05 sehingga H1 diterima, artinya
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana
banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Berdasarkan hasil
perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh pengetahuan terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta adalah sebesar 7,6%. Sedangkan sikap diperoleh nilai t hitung
sebesar 2,550 dengan probability = 0,012. Oleh karena thitung2,550 dan probability <
0,05 sehingga H2 diterima, artinya sikap berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan
menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota
Surakarta. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh sikap
terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan,
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta adalah sebesar 8,1%. Hasil perhitungan diperoleh
nilai koefisien determinasi (R2)sebesar 0,157. Hal ini berarti bahwa pengetahuan dan
sikap memberikan pengaruh sebesar 15,7% terhadap kesiapsiagaan menghadapi
bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
Penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di
Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesiapsiagaan
iii
oleh angin muson barat. Secara
A. Pendahuluan
Negara
normal jarak waktu antara musim
Indonesia
hujan dan kemarau terpaut enam
merupakan negara maritim dimana
bulan dimana musim kemarau
sebagian besar wilayahnya terdiri
terjadi antara bulan Mei sampai
dari wilayah perairan kurang lebih
Oktober sedangkan musim hujan
70,8 % dari luas permukaan bumi
terjadi antara bulan November
yang luasnya 510 juta km2, oleh
karena
itu
wilayah
persediaan
air
Indonesia
sampai bulan April.
di
Curah
relatif
Cuaca
menentukan
dan
negatif tergantung pada tingkat
iklim
kondisi wilayah dan intensitas air
perkembangan
yang dihasilkan dari curah hujan
kondisi jumlah air dipermukaan
tersebut,
bumi. Indonesia terletak diantara
dua samudra yaitu di sebelah timur
laut terdapat samudra Pasifik dan
hujan
akan
meningkat
kebutuhan
yaitu lebih dari 2000 mm/tahun
air
tanah
untuk
sehari-hari.
akan
memenuhi
Dampak
positif tersebut akan selalu dapat
terutama didaerah yang dilalui
dinikmati
Indonesia
lingkungannya
memiliki dua musim dan dua angin
apabila
kondisi
baik
ditunjang
dengan pengelolaan alam baik
hujan
dengan
dipengaruhi oleh angin muson
timur
pertanian
ketersediaan
dan memiliki curah hujan tinggi
musim
bidang
kebutuhan air masyarakat dimana
Indonesia
merupakan daerah beriklim tropis
yaitu
dalam
hujan juga memberi manfaat pada
di wilayah Indonesia.
muson,
diantaranya
proses penanaman padi di sawah,
evaporasinya mendatangkan hujan
katulistiwa.
positifnya
para petani untuk pengairan dalam
samudra Indonesia yang tingkat
garis
dampak
mendatangkan kemudahan bagi
di sebelah barat daya terdapat
Negara
tinggi
membawa dampak positif dan
melimpah terlebih saat musim
penghujan.
hujan
melestarikan
tumbuhan
hidup dan kebersihan lingkungan,
dan kemarau dipengaruhi
namun
4
apabila
kondisi
lingkungannya tidak baik atau
ditandai oleh hujan terus menerus
rusak, hujan akan mendatangkan
dan banyak sampah menumpuk di
dampak negatif berupa bencana
sungai
alam.
mampu
Bencana alam merupakan
sehingga
air
karena
airnya
yang
cukup
daratan
yang
intensitas
tinggi,
wilayah
peristiwa
rendah
yang
serangkaian
tidak
menahan
bencana yang diakibatkan oleh
atau
sungai
banyak
dihuni
peristiwa yang disebabkan oleh
pemukiman
alam antara lain berupa gempa
daerah resapan air membuat air
bumi, tsunami, gunung meletus,
sulit mengalami infiltrasi.
banjir, kekeringan, angin topan,
serta
Banjir
kurangnya
dipengaruhi
oleh
dan tanah longsor (UU RI tentang
kondisi alam, letak geografi, faktor
no
alam dan ulah manusia seperti
24
tahun
2007
tentang
Penanggulangan bencana pasal 1).
perusakan
Dampak negatif dari curah hujan
sampah di sungai, serta penutupan
tinggi yang mudah timbul adalah
daerah resapan air seperti aspal
banjir.
sehingga akses air untuk masuk ke
Banjir
merupakan
alam,
pembuangan
peristiwa alam yang disebabkan
dalam
oleh meluapnya air sungai ke
akibatnya
permukaan
menggenangi wilayah tersebut.
daratan
sehingga
wilayah yang bersangkutan akan
menjadi
air
sulit,
terjebak
dan
Banjir membawa kerugian
tergenang oleh air.
bagi
Banjir
tanah
masyarakat
yang
merupakan
bersangkutan
permasalahan yang sering terjadi
tergenangnya
di wilayah Indonesia, terutama di
masyarakat yang mengakibatkan
wilayah yang padat penduduk
kerugian mulai dari korban jiwa
seperti
seperti hanyut dan penyakit yang
di
kawasan
Perkembangan
perkotaan.
tempat
tinggal
hunian
menyerang pada saat terjadi banjir
disinyalir sebagai penyebab banjir
hingga material seperti harta benda
dan
yang hanyut maupun rusak, selain
genangan
kawasan
diantaranya
di
lingkungan
tersebut, peristiwa ini biasanya
itu
5
banjir
akan
mematikan
perekonomian
suatu
kawasan,
Kecamatan
Grogol
wilayah pertanian akan terancam
(dipisahkan
oleh
gagal panen, aktifitas pabrik dan
Wingko). Joyotakan terdiri dari 6
pekerjaan lain akan terhenti untuk
RW (Rukun Warga) dan terbelah
sementara waktu sampai banjir
menjadi 2 yaitu Joyotakan kulon
reda.
(barat)
Wilayah dikatakan sebagai
rentan
banjir
tersebut
apabila
biasanya
pada
Kali
Joyotakan
wetan
terdapat 4 Rw dan di Joyotakan
banjir,
wilayah
sungai
(timur). Di Joyotakan kulon (barat)
wilayah
sering terkena
dan
Sukoharjo
wetan (timur) terdapat 2 Rw.
yang
Wilayah
Joyotakan
rendah, berdekatan dengan sungai
merupakan salah satu daerah di
besar
Kota
dan
berdrainase
buruk.
Surakarta
yang
menjadi
Daerah dataran banjir merupakan
daerah langganan banjir setiap kali
suatu lahan yang merupakan suatu
musim hujan tiba. Menurut Bapak
dataran rendah, karena kondisi
Parmo selaku sesepuh di kelurahan
topografinya pada waktu-waktu
Joyotakan
tertentu
oleh
banjir di wilayah ini melanda sejak
banjir yang terjadi ( Robert J.
tahun 1980 dan terbesar terakhir
Kodoatie dan Sugiyanto 2002) .
kali melanda daerah ini terjadi
Wilayah Solo merupakan wilayah
pada
yang padat pemukiman, terdapat
Desember 2007. Rata – rata hujan
daerah tertentu yang memiliki
setiap tahunnya mencapai 84,10
wilayah yang rendah dan diapit
mm dan banyaknya curah hujan
oleh sungai sehingga rentan banjir.
adalah 2.548,50 mm yang tertinggi
dapat
tergenang
Kelurahan
adalah
sebuah
Kecamatan
Joyotakan
kelurahan
Serengan
menjelaskan
tanggal
26
bahwa
sampai
28
berada pada bulan Maret sampai
di
April.
kota
Untuk
lebih
tentang Joyotakan,
mengenal
berikut
Surakarta. Kelurahan ini memiliki
penjelasan dari tiga aspek yaitu :
kode pos 57157. Kelurahan ini
1. Aspek fisik
terletaknya paling selatan dan
Secara
berbatasan dengan Desa Grogol,
ini
geografis
wilayah Kelurahan Joyotakan
6
Berdasarkan data Badan
berada antara 110° 49' 37" BT
dan 7° 35' 35" LS
Joyotakan
Pusat
wilayah
masuk
anggota kelurahan Surakarta
Joyotakan
dengan
yang
batas-batas
b.
sebagai
Batas
Utara:
wilayah
memiliki
Kepadatan
Kelurahan
jumlah
penduduk
Danukusuman dan Kelurahan
kelurahan
Joyosuran
menggunaka rumus sebagai
Batas
Selatan:
Kecamatan
Joyotakan
bisa
berikut : Jumlah Penduduk :
Luas wilayah ( km2 ) yakni
Batas Timur
:
Kelurahan
8.941 jiwa : 45,90 = 195,
Pasar Kliwon
d.
adalah
penduduk sebesar 8.941 jiwa .
Grogol
c.
Kecamatan
Surakarta Dalam angka 2011
dalam
berikut :
a.
Statistik
maka
Batas Barat
:
Kecamatan
kepadatan
penduduk
wilayah Joyotakan adalah 195
Serengan
orang per km2. Kelurahan
Joyotakan adalah salah satu
Joyotakan merupakan wilayah
kelurahan
kecamatan
yang rawan banjir , karena
Serengan yang berada paling
berada di kawasan dataran
selatan di kota Surakarta yang
rendah yang dikelilingi sungai,
berbatasan dengan kecamatan
dengan
Grogol. Wilayah ini memiliki
keluarga sebanyak 2440 KK
luas 45,90 Ha yang secara
yang tersebar di 6 Kampung
umum berupa dataran rendah
dan RW yaitu Kampung Mijil
dengan ketinggian 92 m dpl
Pinilihan Kidul yang terdiri
dan kemiringan tanah 0 – 40 .
dari
Jenis tanah di wilayah ini
Joyotakan yang terdiri dari
berupa tanah liat
berpasir
RW II, RW III, RW IVdan
termasuk Regosol Kelabu dan
sebagian RW V, Kampung
Alluvial.
Padangan yang terdiri dari
2. Aspek sosial
RW IV, Kampung Jambon
di
o
jumlah
RW
I,
kepala
Kampung
yang terdiri dari II, dan RW
7
III, Kampung Rejoniten Kidul
lainnya
yang terdiri dari RW VI, dan
Gemblegan dan pasar Gede
Kampung Baru yang terdiri
serta dekat dengan pabrik
dari RW V. Jumlah KK dari
Konimex, Batik keris maupun
setiap RW yaitu RW I 382
toko
KK, RW II 397 KK, RW III
barang
438 KK, RW IV 225 KK, RW
maupun
V 515 KK, RW VI 483 KK.
menjadikan
3. Aspek ekonomi
rawa
toko
yang
grosir
menjual
dan
eceran
swalayan
yang
wilayah
sangat
ini
strategis
dulunya
untuk perdagangan. Namun
diubah
jumlahnya hanya sekitar 283
menjadi lahan sawah padi
pedagang
Keraton Solo, dilihat dari segi
pengangkut.
perekonomian
pasar
yang
seharusnya
Joyotakan
bekas
seperti
dan
101
masyarakat
Dari ketiga aspek diatas
yang berdomisili di wilayah
wilayah ini termasuk wilayah
ini
yang
sebagian
besarnya
yang
banyak
berkecimpung dalam sektor
mendapatkan
buruh
terutama pada sektor ekonomi
industri,
buruh
bangunan dan pengusaha yaitu
karena
1612 buruh industri dan 656
strategis
buruh
dengan
bangunan
dan
585
keuntungan
merupakan
yang
wilayah
berdekatan
pabrik
dan
sering
pengusaha seperti pengusaha
dilalui para pedagang dari
kayu dan mebel, pengusaha
penjuru Solo dan sekitarnya
batik,
besi,
selain itu penduduk wilayah
pengrajin gitar dan pengrajin
ini juga tidak sedikit yang
gamelan. Ada sedikitnya 134
memiliki
pegawai Negeri/ Sipil dan 71
Namun, wilayah ini memiliki
pensiunan.
resiko
pengusaha
Dilihat dari letak yang
berdekatan
dengan
banjir
dihadapi
pasar
dikarenakan
Klewer dan pasar tradisional
usaha
sendiri.
yang
setiap
harus
tahunnya
letaknya
yang
berimpit dengan sungai besar
8
yang mengelilinginya beserta
terendam. Semenjak kejadian
datarannya yang lebih rendah
kala itu masyarakat beserta
bila
aparat yang berkaitan mulai
dibandingkan
dengan
dataran yang ada di kelurahan
merencanakan
sekitarnya.
Tahun
2007
gagasan untuk mengantisipasi
merupakan
puncak
dimana
bencana banjir untuk tahun
wilayah
Surakarta
sekitarnya
dan
terkena
beberapa
berikutnya,
banjir,
sebelum
melakukan tindakan antisipasi
Wilayah Joyotakan salah satu
dan
wilayah yang terkena banjir
dahulu masyarakat memiliki
parah di kecamatan Serengan
pengetahuan
(Solopos.28 Desember 2007).
dan
kesiapsiagaan
terlebih
tentang
banjir
mengenali
konsisi
Tahun 2007 lalu pada
lingkungannya
hujan
masyarakat bisa mengambil
saat
sampai
terus
malam
tanggul
menerus
hari
Talisamin
warga
Joyotakan
memiliki
dan
setelah
itu
sikap.
jebol,
Pengetahuan merupakan
belum
hal
yang
paling
utama
pengetahuan
sebelum menentukan sikap,
mengenai banjir terlebih lagi
karena dengan kita mengenali
sikap
mengambil
kondisi lingkungan kita bisa
tindakan saat terjadi banjir
lebih waspada mengenai apa
sehingga masyarakat belum
yang
ada
lingkungan misalnya bencana,
dalam
kesiapan
menghadapi
akan
terjadi
pada
bencana banjir, sehingga saat
bencana
air benar-benar meluap dan
kerentanan fisik sehingga kita
menggenangi
bisa
wilayahnya,
turunan
maupun
memprediksi
sendiri
masyarakat harus diungsikan
kapan saat kondisi lingkungan
ke daerah yang lebih tinggi
itu akan mendatangkan suatu
yaitu wilayah Dawung dan
bencana
sekitarnya
mengambil sikap yang tepat
kerugian
dan
mengalami
akibat
rumahnya
untuk
9
setelah
itu
dapat
menghadapinya.
Namun pada dasarnya ketika
Penelitian dilakukan melalui
bencana
sudah
proses penelitian survai di
diprediksi akan terjadi pada
lapangan dengan cara data
jarak waktu yang dekat, tidak
dikumpulkan dari responden
ada upaya yang bisa dilakukan
yang
untuk
dengan
menggunakan
maupun dihentikan, maka dari
dokumentasi
dan
itu
dilakukan
tentang pengaruh pengetahuan
pengendalian bencana pada
dan sikap masyarakat terhadap
jauh hari sebelum bencana
kesiapsiagaan banjir. Penulis
benar benar terjadi atau bisa
akan melakukan penelitian ini
dilakukan
untuk
tersebut
menghindarinya
perlu
setelah
bencana
banyak
jumlahnya
mengenali
angket
pengaruh
reda dan keadaan kembali
dari pengetahuan dan sikap
semula.
terhadap
Tujuan
pengetahuan
ini
dari
minimal
kesiapsiagaan
bencana karena dilihat dari
untuk mengurangi kerugian
parameter
saat terjadi banjir, mencegah
bahwa pengetahuan menjadi
terjadi banjir dan diharapkan
parameter
masyarakat
menjadi kunci utama untuk
terlebih
dahulu
kesiapsiagaan
pertama
yang
memiliki pengetahuan baik itu
kesiapsiagaan.
kondisi lingkungan maupun
banjir yang pernah dialami
bencana yang sering terjadi.
dan
Kesiapsiagaan menurut
banjir
didaerah
Pengalaman
yang
lain
terjadi
menjadi
UU no 24 Tahun 2007 tentang
pelajaran yang sangat berarti
penanggulangan
akan pentingnya pengetahuan
merupakan
bencana
serangkaian
tentang
bencana
alam.
kegiatan yang dilakukan untuk
Masyarakat perlu mengenali
mengantisipasi
bencana
keadaan
melalui pengorganisasian serta
sendiri.
melalui langkah yang tepat
mengetahui jika air disungai
guna
yang semakin meninggi dikala
dan
berdaya
guna.
10
lingkungannya
Masyarakat
tidak
hujan itu sebagai penyebab
kelurahan Joyotakan, Kecamatan
banjir, akibatnya saat banjir
Serengan, Kota Surakarta”. Maka
benar benar terjadi masyarakat
agar pengkajian lebih mendalam,
belum ada persiapan apapun
permasalahan lebih diarahkan pada
terlebih untuk menyelamatkan
beberapa hal diantaranya :
harta benda. Pengetahuan dan
1.
sikap
dapat
mempengaruhi
Seberapa
besarpengaruh
pengetahuan
masyarakat
kepedulian masyarakat untuk
terhadap
siap
menghadapi bencana banjir di
dan
siaga
dalam
menghadapi bencana banjir.
Dengan
kelurahan
melakukan
motivasi
Joyotakan
Kecamatan Serengan, Kota
penelitian ini diharapkan dapat
menjadi
kesiapsiagaan
Surakarta?
untuk
2.
Seberapa besarpengaruh sikap
meningkatkan kesadaran akan
masyarakat
pengetahuan
dan
sikap
kesiapsiagaan
masyarakat
yang
akan
bencana banjir di kelurahan
berpengaruh
terhadap
kesiapsiagaan
bencana
menghadapi
Joyotakan
menghadapi
banjir,
terhadap
Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta?
ketika
3.
Seberapa besar pengetahuan
peristiwa banjir akan terjadi
dan sikap masyarakat terhadap
lagi warga bisa lebih siaga,
kesiapsiagaan
selain itu menjadi contoh bagi
bencana banjir di kelurahan
warga lain.
Joyotakan,
yang
diuraikan
C. Tujuan Penelitian
sebelumnya dalam latar belakang
masalah
bahwa
yang
Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta?
B. Perumusan Masalah
Seperti
menghadapi
1. Tujuan penulis melaksanakan
menjadi
penelitian ini adalah sebagai
fokus kajian dalam studi ini adalah
berikut :
“pengaruh pengetahuan dan sikap
a. Tujuan Umum
masyarakat terhadap kesiapsiagaan
Secara
menghadapi bencana banjir di
penelitian
11
umum
ini
bertujuan
untuk mengetahui pengaruh
masyarakat
pengetahuan
kesiapsiagaan
dan
masyarakat
sikap
terhadap
terhadap
menghadapi
bencana
kesiapsiagaan menghadapi
banjir
di
Kelurahan
bencana
banjir
di
Joyotakan,
Kecamatan
Kelurahan
Joyotakan
,
Serengan,
Kecamatan Serengan, Kota
Surakarta.
Surakarta.
4) Agar
b. Tujuan Khusus
Kota
masyarakat
memiliki
pengetahuan
Secara khusus penelitian ini
dan tingkah laku yang
untuk mengetahui :
rasional serta tanggung
1) Mengetahui
pengaruh
akan
jawab terhadap masalah
pengetahuan
bencana banjir sejalan
masyarakat yang akan
dengan
menunjukkan
kesiapsiagaan banjir
kepada
jalan
masyarakat
tentang bencana banjir
D. Tinjauan Pustaka
di Kelurahan Joyotakan,
Kecamatan
Bencana merupakan sebuah atau
Serengan,
rentetan peristiwa yang apabila terjari
Kota Surakarta
2) Mengetahui
sikap
yang
dalam
akan menimbulkan kerusakan yang
pengaruh
menimbulkan kerugian baik material
dilakukan
dan gangguan kejiwaan akibat trauma
masyarakat
terhadap
dan korban jiwa, bancana tidak hanya
kesiapsiagaan
menghadapi
banjir
penelitian
di
Kelurahan
Joyotakan,
Kecamatan
Serengan,
dari alam tetapi non alam yaitu
bencana
manusia itu sendiri. Pengertian bencana
tersebut didukung oleh penjelasan dari
UU RI No 24 tahun 2007 tentang
Kota
penanggulangan
Surakarta.
3) Mengetahui
bencana
yang
mengatakan bahwa bencana adalah
pengaruh
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
pengetahuan dan sikap
12
mengancam
dan
kehidupan
dan
mengganggu
oleh
penghidupan
peristiwa yang disebabkan oleh alam,
peristiwa
atau
serangkaian
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
antara
faktor alam dan/atau faktor nonalam
bumi,tsunami, gunung meletus, banjir,
maupun
sehingga
kekeringan, angin topan, dan tanah
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
longsor. Sedangkan bencana non alam
manusia,
lingkungan,
adalah bencana yang diakibatkan oleh
kerugian harta benda, dan dampak
peristiwa atau serangkaian peristiwa
psikologis.
non alam yang antara lain berupa
faktor
manusia
kerusakan
Bencana terdiri dari bencana alam
lain
kegagalan
berupa
teknologi,
dan non alam dimana bencana alam
modernisasi,epidemik
berasal dari peristiwa alam sedangkan
penyakit.
dan
gempa
gagal
wabah
bencana non alam berasal dari non
Dalam penelitian ini fokus bencana
alam, bencana alam disebabkan oleh
ditekankan pada bencana yang mudah
aktivitas alam baik yang terjadi secara
terjadi di wilayah pada pemukiman dan
alami atau menurut siklus maupun
berdekatan dengan sungai besar yaitu
karena perbuatan manusia, ada yang
banjir.Di
bisa
gunung
bencana alam yaitu banjir, banjir
dan ada pula yang terjadi
merupakan peristiwa meluapnya air
secara tiba-tiba seperti longsor, banjir
sungai karena tidak mampu menahan
bandang,
sedangkan
intensitas air atau air hujan menuju ke
bencana non alam disebabkan karena
permukaan daratan dikarenakan tidak
kesenjangan sosial, ekonomi, wabah
mampu meresapkan air kedalam tanah.
penyakit maupun perbedaan paham
Hal ini diperkuat penjelasan Erman
antar manusia, contohnya mewabahnya
Mawardi dan Asep Sulaeman. 2011
virus flu burung, tawuran antar siswa,
yang
peperangan dan lain sebagainya. Hal
sebagai suatu fenomena alam yang
ini diperkuat oleh penjelasan menurut
dapat terjadi baik pada sungai yang
UU RI No 24 tahun 2007 tentang
memiliki
penanggulangan
maupun pada sungai yang memiliki
diprediksi
meletus
angin
misalnya
ribut,
bencana,
bencana
alam adalah bencana yang diakibatkan
aliran
13
Solo
memiliki
mendefinisikan
aliran
hanya
bencanaalam
sepanjang
pada
potensi
musim
tahun
hujan
saja.Wilayah
Surakarta
Kesiapsiagaan adalah serangkaian
khususnyakelurahan
Joyotakan
upaya dan kegiatan yang dilaksanakan
wilayahnya rendah dan diapit sungai
untuk mengantisipasi timbulnya suatu
Kaliwingko dan Sungai Jenes pada
bencana
jarak ½ km mengelilingi kelurahan
korban bencana dan kerugian lain,
Joyotakan
wilayah ini
sehingga masyarakat dapat mencegah
menjadi daerah dataran banjir sehingga
dampak yang ditimbulkan dari bencana
mudah terkena banjir. Disebut daerah
tersebut. Menurut Undang – Undang
dataran
ini
No 4 tahun 2008 Tentang Pedoman
berpeluang besar terserang bencana
Penyusunan Rencana Penanggulangan
banjir, karena wilayahnya rendah dan
Bencana
bisa diprediksi dengan mudah, bahwa
merupakan
air akan mengalir dari permukaan
dilakukan
tinggi
rendah
bencana melalui pengorganisasian serta
apabila dataran rendah tidak mampu
melalui langkah yang tepat guna dan
meresapkan
berdaya
menjadikan
banjir
karena
menuju
daerah
permukaan
air
maka
air
akan
yang dapat
bahwa
menyebabkan
kesiapsiagaan
Serangkaian
untuk
yang
mengantisipasi
guna.Kesiapsiagaan
perlu
menggenang untuk beberapa waktu,
diterapkan untuk menghadapi bencana
lama tidaknya genangan tergantung
yang telah timbul maupun sering
pada intensitashujan dan kemampuan
timbul di suatu daerah baik itu dalam
tanah untuk proses peresapannya.
waktu yang akan terjadi maupun yang
Joyotakan
memiliki
permukaan
masih
lama
terjadi
sehingga
tanah yang rendah bila dilihat dari jalan
masyarakat memiliki sikap waspada
raya yang melewatinya, terlihat seperti
dan respon terhadap kemungkinan
cekungan panjang yang disekelilingnya
tanda tanda lingkungan sehingga lebih
didiami
warga
siap untuk menghindari resiko bencana.
sehingga pada saat hujan turun, air dari
Kesiapsiagaan lebih diterapkan pada
tempat
menuju
fase pra bencana yang bertujuan untuk
pemukiman warga yang berdataran
mengurangi resiko bencana yang lebih
rendah.
efisien apabila diterapkan mulai dari
Kesiapsiagaan
diri sendiri dan rumah tangga.
oleh
tinggi
pemukiman
mengalir
14
Kegiatan kesiapsiagaan secara umum
atau
adalah sebagai berikut : kemampuan
melibatkan faktor pendapat dan emosi
menilai resiko, perencanaan siaga,
yang bersangkutan ( senang – tidak
mobilisasi sumberdaya,
pendidikan
senang, setuju-tidak setuju, baik- tidak
dan pelatihan, koordinasi, mekanisme
baik, dan sebagainya). Sikap dapat
respon,
bersifat positif dan dapat bersifat
manajemen
informasi,
obyek
simulasi.
negatif.
Pengetahuan
kecenderungan
Pengetahuan
mengenali
adalah
proses
cara
melihat,
dengan
mendengar
maupun
tertentu,
Pada
sudah
sikap
positif
tindakan
adalah
mendekati,
menyenangi,
mengharapkan
mempelajari
yang
obyek
tertentu,
sedangkan pada sikap negatif terdapat
sehingga menjadi tahu dan hafal
kecenderungan
terhadap suatu obyek tertentu. Menurut
menghindar,
Notoadmodjo ( 2005 ) mengemukakan
menyukai obyek tertentu.
untuk
menjauhi,
membenci,
tidak
bahwa pengetahuan adalah hasil dari
Dari pendapat diatas maka dapat
tahu dan ini terjadi setelah seorang
disimpulkan bahwa sikap merupakan
melakukan
respon yang diberikan oleh seseorang
penginderaan
terhadap
suatu obyek tertentu.
pada saat melihat suatu peristiwa
Sikap
maupun mendengar suatu pendapat
Menurut Ellis dalam Fajriansyah :
10,
sikap
merupakan
tanpa melakukan tindakan terlebih
faktor
dahulu akan tetapi mereka bertanggung
perasaan/emosi dan reaksi sebagai
jawab
penentu tingkah laku manusia, sebagai
dipilihnya, jadi sikap tersebut adalah
reaksi
dua
bagaimana seseorang tersebut menilai
alternatif, yaitu senang atau tidak
dari apa yang dilihat maupun didengar.
senang, menurut dan melaksanakannya
Sikap mengenai bencana alam
atau
maka
sikap
memiliki
menjauhi/menghindari
Diperkuat
dengan
mengenai
pendapat
yang
sesuatu.
sangat penting dimiliki masyarakat
pendapat
karena menentukan perilaku, namun
Notoadmodjo ( 2005 ) mengemukakan
harus
bahwa
seringkali masyarakat salah mengambil
sikap
merupakan
respons
tertutup seseorang terhadap simulasi
sikap
15
dibarengi
untuk
pengetahuan,
menghadapi
bencana
karena kurangnya informasi yang benar
kuesioner,
mengenai bencana tersebut hasilnya
dokumentasi
ketika
bertujuan untuk memberi bukti empiris
menghadapi
suatu
bencana
wawancara
di
lapangan
dan
yang
masyarakat akan gelisah dan cenderung
bahwa
panik.
menggunakan
Sikap yang baik untuk menghadapi
kesiapsiagaan
banjir
tidak
bencana banjir dipengaruhi oleh faktor
sembarangan,
pengetahuan tentang bencana banjir
drainase,
dan lingkungan serta tindakan saat
diantaranya
membuang
adalah
sampah
memperbaiki
sistem
memantau perkembangan pintu air.
terjadi
kemampuan
banjir
untuk
tindakan
dalam
dan
dan
menghadapi
sikap
untuk
menghadapi bencana banjir.
E. Metode Penelitian
Sampel Penelitian
Metode penelitian menggunakan
metode penelitian kuantitatif
Pada penelitian ini peneliti menentukan
yang
responden lebih bersifat random acak
didasarkan pada kegiatan survei/angket
(random
dengan daftar pertanyaan yang bersifat
menerapkan pola cluster sampling
tertutup. Metode kuantitatif difokuskan
(area
pada kegiatan survei/angket dengan
(random sampling) atau disebut juga
daftar pertanyaan yang didesain secara
probability sampling adalah metode
tertutup.
hasil
pemilihan sampel yang setiap sampel
survei/angket, bukan pada prakiraan
dalam populasi memiliki kemungkinan
peneliti atau penulis tetapi dari hasil
(probabilitas)
responden
terpilih.. (Haris Herdiansyah, 2010:
Data
kuantitatif
yang
telag
disediakan
dengan jawaban yang ada.
sampling)
sampling).
dengan
Random
yang
sama
acak
untuk
105).
Sedangkan
F. Data
teknik
pengambilan
sampel menggunakan rumus dari Taro
Pengumpulan Data
Penelitian
penelitian
ini
empiris
merupakan
menggunakan
metode survei , yang mana pokok dari
sampel
dikumpulkan
melalui
16
Yamane
atau
Slovin
Jumlah Kepala Keluarga ( KK )
dalam
sebagai perwakilan sampel individu di
Riduwan (2007:65) sebagai berikut :
setiap
RW
Kelurahan
Joyotakan,
Kecamatan Serengan Kota Surakarta
dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut ini :
Tabel 1.1
Keterangan :
Jumlah Kepala Keluarga ( KK )
n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah populasi
di RW Kelurahan Joyotakan
d2 : Presisi ( ditetapkan 10 % dengan
No
tingkat kepercayaan 95 % )
RW
1
RW I
Jumlah
KK
382
2
RW II
397
3
RW III
438
4
RW IV
225
5
RW V
515
6
RW VI
483
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh
jumlah sampel sebagai berikut :
2440
dibulatkan
menjadi
Sampel KK
382/2440x96
= 15
397/2440x96
= 16
438/2440x96
= 17
225/2440x96
= 9
515/2440x96
= 20
483/2440x96
= 19
96 KK
Sumber : peneliti
96
responden
Pengolahan Data
Cluster sampling (area sampling)
Teknik analisis data diperlukan
merupakan teknik random sampling
untuk mengidentifikasi permasalahan
yang dilakukan terhadap unit sampling
dan kendala yang terjadi berdasarkan
yang
kelompok
data dan hasil survei lapangan. Data
(cluster) tersebut tidak terlalu harus
yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat
anggota
adalah data primer , dimana data
(cluster)
tersebut dapat diambil secara langsung
yang terpilih akan diambil sebagai
dari obyek penelitian. Analisis data
sampel. (Haris Herdiansyah, 2010:
yang
105).
dengan pengujian asumsi klasik dari
merupakan
homogen.
suatu
Setiap
kelompok dari kelompok
dilakukan
hasil kuesioner.
17
secara
deskriptif
= 7,6%
7. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan:
1. Pengaruh Pengetahuan terhadap
menghadapi
SE
: Sumbangan Efektif
Kelurahan
X1
: Variabel Pengetahuan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
βx1
: Nilai Koefisien Beta
Kota Surakarta
dari Pengetahuan
kesiapsiagaan
bencana
banjir
di
rxy1
Tabel 1.2
Hasil Pengujian t Statistik
Variabel
Pengetahuan
Sikap
thitung
2,451
2,550
: Nilai Koefisien Korelasi dari
Pengetahuan
Berdasarkan hasil perhitungan
P
0,016
0,012
di
atas
dapat
pengaruh
Hasil
perhitungan
pengaruh
pengetahuan
untuk
diketahui
pengetahuan
bahwa
terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana
terhadap
banjir
di
Kelurahan
Joyotakan,
kesiapsiagaan menghadapi bencana
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta
banjir
adalah sebesar 7,6%.
di
Kelurahan
Joyotakan,
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta
7,6 % diartikan sebagai nilai
diperoleh nilai thitung sebesar 2,451
besarnya pengaruh pengetahuan dari
dengan p = 0,016 (lihat tabel 1.2 )
5 parameter menurut LIPI UNESCO
sehingga
2006
H1
diterima,
artinya
tentang
gempa
bumi
dan
pengetahuan berpengaruh signifikan
tsunami yang penulis terapkan dalam
terhadap kesiapsiagaan menghadapi
bencana
bencana
Kelurahan
Pengetahuan, dan sikap terhadap
Serengan,
resiko
banjir
Joyotakan,
di
Kecamatan
banjir
bencana,
antara
lain
kebijakann
dan
Kota Surakarta. Besarnya pengaruh
panduan,
pengetahuan terhadap kesiapsiagaan
darurat bencana, sistim peringatan
menghadapi
bencana,
Kelurahan
bencana
Joyotakan,
banjir
di
Kecamatan
rencana
untuk
keadaan
kemampuan
memobilisasi
sumber
untuk
daya.
nilai
Serengan, Kota Surakarta adalah
pengetahuan menempati angka 7,6 %,
sebagai berikut:
peneliti
SE (X1)%
hanya
menghitung
besar
= βx1× rxy1× 100%
pengetahuan
= 0,243 × 0,312 × 100%
rumusan masalah pada penelitian ini.
18
untuk
menjawab
2. Pengaruh
Sikap
kesiapsiagaan
bencana
rxy2 : Nilai Koefisien Korelasi dari
terhadap
Sikap
menghadapi
banjir
di
Berdasarkan hasil perhitungan di
Kelurahan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
atas
Kota Surakarta
pengaruh
Hasil perhitungan untuk pengaruh
kesiapsiagaan menghadapi bencana
sikap
banjir
terhadap
menghadapi
kesiapsiagaan
bencana
banjir
dapat
diketahui
sikap
di
terhadap
Kelurahan
Kecamatan
di
bahwa
Joyotakan,
Serengan,
Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Surakarta
Serengan, Kota Surakarta diperoleh
8,1%
nilai thitung sebesar 2,550 dengan p =
besarnya pengaruh pengetahuan dari
0,012 ( lihat tabel 1.2 ) sehingga H2
5 parameter menurut LIPI UNESCO
diterima, artinya sikap berpengaruh
2006 tentang gempa bumi dan
signifikan terhadap kesiapsiagaan
tsunami
menghadapi
di
dalam bencana banjir antara lain
Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Pengetahuan, dan sikap terhadap
Serengan, Kota Surakarta. Besarnya
resiko bencana, kebijakann dan
pengaruh
terhadap
panduan, rencana untuk keadaan
kesiapsiagaan menghadapi bencana
darurat bencana, sistim peringatan
banjir
bencana,
bencana
banjir
sikap
di
Kelurahan
Kecamatan
Joyotakan,
Serengan,
adalah
Kota
diartikan
yang
sebesar
8,1%.
sebagai
nilai
penulis
terapkan
kemampuan
untuk
memobilisasi sumber daya. nilai
Kota
Surakarta adalah sebagai berikut:
pengetahuan menempati angka 7,6
SE (X2)% = βx2× rxy2× 100%
%, peneliti hanya menghitung besar
= 0,253 × 0,320 × 100%
pengetahuan
untuk
menjawab
= 8,1%
rumusan masalah pada penelitian
ini.
Keterangan:
SE
: Sumbangan Efektif
a. Koefisien Determinasi (R2)
X2
: Variabel Sikap
Keofisien
βx2
: Nilai Koefisien Beta
mengukur proporsi atau presentasi
determinasi
yaitu
untuk
sumbangan dari seluruh variabel bebas
dari Sikap
(X) yang terdapat dalam model regresi
19
terhadap variabel terikat (Y). Dalam
2006 tentang gempa bumi dan
hal ini untuk mengukur proporsi atau
tsunami
presentasi sumbangan dari variabel
dalam bencana banjirantara lain
pengetahuan
terhadap
Pengetahuan, dan sikap terhadap
bencana
resiko bencana, kebijakann dan
Joyotakan,
panduan, rencana untuk keadaan
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
darurat bencana, sistim peringatan
Hasil
bencana,
dan
kesiapsiagaan
banjir
di
sikap
menghadapi
Kelurahan
perhitungan
diperoleh
besar
yang
penulis
terapkan
kemampuan
untuk
pengaruh pengetahuan dan sikap yaitu
memobilisasi sumber daya.
8,1% + 7,6% = 15,7% . Hal ini berarti
pengetahuan menempati angka 7,6
bahwa
%, peneliti hanya menghitung besar
pengetahuan
dan
sikap
pengetahuan
memberikan pengaruh sebesar 15,7%
untuk
nilai
menjawab
rumusan masalah pada penelitian
8. KESIMPULAN DAN SARAN
ini.
A. Kesimpulan
2.Sikap
Berdasarkan
pengaruh
penelitian
pengetahuan
masyarakat
menghadapi
Kelurahan
terhadap
sikap
bencana
kesiapsiagaan
bencana
Joyotakan,
banjir
signifikan
terhadap kesiapsiagaan menghadapi
tentang
dan
berpengaruh
banjir
di
Kelurahan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
di
Kota
Kecamatan
Surakarta
kontribusi
dengan
sebesar
besar
8,1%.8,1
%
Serengan, Kota Surakarta dapat ditarik
diartikan sebagai nilai besarnya
kesimpulan:
pengaruh
1.Pengetahuan berpengaruh signifikan
parameter menurut LIPI UNESCO
terhadap kesiapsiagaan menghadapi
2006 tentang gempa bumi dan
bencana
tsunami
banjir
di
Kelurahan
pengetahuan
yang
penulis
dari
5
terapkan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
dalam bencana banjirantara lain
Kota
besar
Pengetahuan, dan sikap terhadap
kontribusi sebesar 7,6%. 7,6 %
resiko bencana, kebijakann dan
diartikan sebagai nilai besarnya
panduan, rencana untuk keadaan
pengaruh
darurat bencana, sistim peringatan
Surakarta
dengan
pengetahuan
dari
5
parameter menurut LIPI UNESCO
bencana,
20
kemampuan
untuk
memobilisasi sumber daya.
nilai
diterapkan dalam pelajaran IPS yang
pengetahuan menempati angka 8,1
mencakup kajian studi geografi
%, peneliti hanya menghitung besar
berdasarkan Al-Qur’an, Hadis dan
pengetahuan
Aqidah
untuk
menjawab
rumusan masalah pada penelitian
2. Bagi
ini.
3.Pengetahuan
dan
sikap
kesiapsiagaan
Kelurahan
Kecamatan
dan simulasi di masyarakat.
Kota
3. Bagi
Surakarta dengan besar kontribusi
dan sikap terhadap kesiapsiagaan
didapat
bencana banjir dengan mengikuti
dari besar pengaruh pengetahuan
berbagai penyuluhan maupun aktif
dan sikap yaitu 8,1 % + 7,6 % =
mencari informasi melalui media
15,7 % .
cetak dan elektronik.
B. Saran
4. Sebaiknya
Adanya berbagai keterbatasan dalam
ini,
maka
selanjutnya
penulis
perlu
dilakukan
kesiapsigaan masyarakat terhadap
meningkatkan pendekatan Integratif
banjir
penelitian
lain yang berpengaruh terhadap
1. Bagi Pendidikan diharapkan dapat
bencana
untuk
pendalaman terhadap faktor-faktor
memberikan saran sebagai berikut:
mengenai
Kelurahan
dalam meningkatkan pengetahuan
pengetahuan dan sikap memberikan
penelitian
masyarakat
Joyotakan diharapkan berperan aktif
sebesar 15,7%.Hal ini berarti bahwa
pengaruh sebesar 15,7%
dalam
senantiasa melakukan penyuluhan
Joyotakan,
Serengan,
masyarakat
menghadapi bencana banjir dengan
kesiapsiagaan menghadapi bencana
di
Kelurahan
Joyotakan diharapkan meningkatkan
secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
banjir
pemerintah
bencana banjir.
yang
21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Ed. Revisi VI. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2011. Surakarta dalam angka 2011. Surakarta: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Surakarta.
Fajriansyah. 2011. Pengaruh dan sikap kepala keluarga terhadap kesiapsiagaan
rumah tangga dalam menghadapi banjir di Gampong Mesjid Tuha
Kecamatan Meuredu Kabupaten Pidie Jaya. Universitas Sumatera Utara.
Ghozali.Imam.2010.Multivariat dengan program IBM SPSS 19.Semarang:Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Herdiansyah Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Akata:Salemba
Humanika
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Pengertian Banjir.
Kodoatie. Robert. Sugiyanto. 2002. Banjir, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Maryono. Agus. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, Dan Lingkungan, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Mawardi Erman, Asep Sulaeman. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengurangan Resiko Bencana Banjir.Surakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air.
Notoadmodjo, Soekidjo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Cetakan
Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta.
22
Purnomo. H, Ronny. S. 2010. Manajemen Bencana Respons dan Tindakan
Terhadap Bencana. PT Buku Kita, Jakarta.
______ 2010. Kuesioner penelitian Pengaruh Pengetahuan, sikap dan Pendidikan
Kepala Keluarga terhadap kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi banjir
di Desa Pelita Sagoup Jaya Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2010.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
pemula, Bandung: ALFABETA.
SOLOPOS. 28 Desember 2007. Banjir Solo, Surakarta.
Sopaheluwakan. Jan, Deni Hidayati, Haryadi Permana, Krishna Pribadi, Hebrin
Ismail, Koen Meyers, Widayatun, Titik Handayani, Del Afriyadi Bustami,
Daliyo, Fitranita, Laila Nagib, Ngadi, Yugo Kumoro, Irina Rafliana, Teti
Argo. LIPI – UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat
dalam mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Deputi Ilmu
Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Sudaryoko.Y.1987. Pedoman Penanggulangan Banjir, Jakarta, Departemen
Pekerjaan Umum.
UU RI No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
23
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN
JOYOTAKAN KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA
Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh :
TRI WAHYUNINGSIH
A 610 090 079
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN
JOYOTAKAN KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA
Tri Wahyuningsih A 610090079, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan
Kota Surakarta untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dikarenakan kelurahan ini termasuk kedalam
kawasan rawan banjir dengan jumlah populasi sebanyak 2.440 KK peneliti sampel
dengan menggunakan rumus Slovin dan Taro Yamane diperoleh hasil sebanyak 96
responden lalu menentukan sampel KK dengan Probability Random Sampling dan
Cluster Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta diperoleh nilai thitung sebesar 2,451 dengan probability =
0,016. Oleh karena thitung 2,451 dan probalility < 0,05 sehingga H1 diterima, artinya
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana
banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Berdasarkan hasil
perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh pengetahuan terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta adalah sebesar 7,6%. Sedangkan sikap diperoleh nilai t hitung
sebesar 2,550 dengan probability = 0,012. Oleh karena thitung2,550 dan probability <
0,05 sehingga H2 diterima, artinya sikap berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan
menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota
Surakarta. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh sikap
terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan,
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta adalah sebesar 8,1%. Hasil perhitungan diperoleh
nilai koefisien determinasi (R2)sebesar 0,157. Hal ini berarti bahwa pengetahuan dan
sikap memberikan pengaruh sebesar 15,7% terhadap kesiapsiagaan menghadapi
bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
Penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di
Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesiapsiagaan
iii
oleh angin muson barat. Secara
A. Pendahuluan
Negara
normal jarak waktu antara musim
Indonesia
hujan dan kemarau terpaut enam
merupakan negara maritim dimana
bulan dimana musim kemarau
sebagian besar wilayahnya terdiri
terjadi antara bulan Mei sampai
dari wilayah perairan kurang lebih
Oktober sedangkan musim hujan
70,8 % dari luas permukaan bumi
terjadi antara bulan November
yang luasnya 510 juta km2, oleh
karena
itu
wilayah
persediaan
air
Indonesia
sampai bulan April.
di
Curah
relatif
Cuaca
menentukan
dan
negatif tergantung pada tingkat
iklim
kondisi wilayah dan intensitas air
perkembangan
yang dihasilkan dari curah hujan
kondisi jumlah air dipermukaan
tersebut,
bumi. Indonesia terletak diantara
dua samudra yaitu di sebelah timur
laut terdapat samudra Pasifik dan
hujan
akan
meningkat
kebutuhan
yaitu lebih dari 2000 mm/tahun
air
tanah
untuk
sehari-hari.
akan
memenuhi
Dampak
positif tersebut akan selalu dapat
terutama didaerah yang dilalui
dinikmati
Indonesia
lingkungannya
memiliki dua musim dan dua angin
apabila
kondisi
baik
ditunjang
dengan pengelolaan alam baik
hujan
dengan
dipengaruhi oleh angin muson
timur
pertanian
ketersediaan
dan memiliki curah hujan tinggi
musim
bidang
kebutuhan air masyarakat dimana
Indonesia
merupakan daerah beriklim tropis
yaitu
dalam
hujan juga memberi manfaat pada
di wilayah Indonesia.
muson,
diantaranya
proses penanaman padi di sawah,
evaporasinya mendatangkan hujan
katulistiwa.
positifnya
para petani untuk pengairan dalam
samudra Indonesia yang tingkat
garis
dampak
mendatangkan kemudahan bagi
di sebelah barat daya terdapat
Negara
tinggi
membawa dampak positif dan
melimpah terlebih saat musim
penghujan.
hujan
melestarikan
tumbuhan
hidup dan kebersihan lingkungan,
dan kemarau dipengaruhi
namun
4
apabila
kondisi
lingkungannya tidak baik atau
ditandai oleh hujan terus menerus
rusak, hujan akan mendatangkan
dan banyak sampah menumpuk di
dampak negatif berupa bencana
sungai
alam.
mampu
Bencana alam merupakan
sehingga
air
karena
airnya
yang
cukup
daratan
yang
intensitas
tinggi,
wilayah
peristiwa
rendah
yang
serangkaian
tidak
menahan
bencana yang diakibatkan oleh
atau
sungai
banyak
dihuni
peristiwa yang disebabkan oleh
pemukiman
alam antara lain berupa gempa
daerah resapan air membuat air
bumi, tsunami, gunung meletus,
sulit mengalami infiltrasi.
banjir, kekeringan, angin topan,
serta
Banjir
kurangnya
dipengaruhi
oleh
dan tanah longsor (UU RI tentang
kondisi alam, letak geografi, faktor
no
alam dan ulah manusia seperti
24
tahun
2007
tentang
Penanggulangan bencana pasal 1).
perusakan
Dampak negatif dari curah hujan
sampah di sungai, serta penutupan
tinggi yang mudah timbul adalah
daerah resapan air seperti aspal
banjir.
sehingga akses air untuk masuk ke
Banjir
merupakan
alam,
pembuangan
peristiwa alam yang disebabkan
dalam
oleh meluapnya air sungai ke
akibatnya
permukaan
menggenangi wilayah tersebut.
daratan
sehingga
wilayah yang bersangkutan akan
menjadi
air
sulit,
terjebak
dan
Banjir membawa kerugian
tergenang oleh air.
bagi
Banjir
tanah
masyarakat
yang
merupakan
bersangkutan
permasalahan yang sering terjadi
tergenangnya
di wilayah Indonesia, terutama di
masyarakat yang mengakibatkan
wilayah yang padat penduduk
kerugian mulai dari korban jiwa
seperti
seperti hanyut dan penyakit yang
di
kawasan
Perkembangan
perkotaan.
tempat
tinggal
hunian
menyerang pada saat terjadi banjir
disinyalir sebagai penyebab banjir
hingga material seperti harta benda
dan
yang hanyut maupun rusak, selain
genangan
kawasan
diantaranya
di
lingkungan
tersebut, peristiwa ini biasanya
itu
5
banjir
akan
mematikan
perekonomian
suatu
kawasan,
Kecamatan
Grogol
wilayah pertanian akan terancam
(dipisahkan
oleh
gagal panen, aktifitas pabrik dan
Wingko). Joyotakan terdiri dari 6
pekerjaan lain akan terhenti untuk
RW (Rukun Warga) dan terbelah
sementara waktu sampai banjir
menjadi 2 yaitu Joyotakan kulon
reda.
(barat)
Wilayah dikatakan sebagai
rentan
banjir
tersebut
apabila
biasanya
pada
Kali
Joyotakan
wetan
terdapat 4 Rw dan di Joyotakan
banjir,
wilayah
sungai
(timur). Di Joyotakan kulon (barat)
wilayah
sering terkena
dan
Sukoharjo
wetan (timur) terdapat 2 Rw.
yang
Wilayah
Joyotakan
rendah, berdekatan dengan sungai
merupakan salah satu daerah di
besar
Kota
dan
berdrainase
buruk.
Surakarta
yang
menjadi
Daerah dataran banjir merupakan
daerah langganan banjir setiap kali
suatu lahan yang merupakan suatu
musim hujan tiba. Menurut Bapak
dataran rendah, karena kondisi
Parmo selaku sesepuh di kelurahan
topografinya pada waktu-waktu
Joyotakan
tertentu
oleh
banjir di wilayah ini melanda sejak
banjir yang terjadi ( Robert J.
tahun 1980 dan terbesar terakhir
Kodoatie dan Sugiyanto 2002) .
kali melanda daerah ini terjadi
Wilayah Solo merupakan wilayah
pada
yang padat pemukiman, terdapat
Desember 2007. Rata – rata hujan
daerah tertentu yang memiliki
setiap tahunnya mencapai 84,10
wilayah yang rendah dan diapit
mm dan banyaknya curah hujan
oleh sungai sehingga rentan banjir.
adalah 2.548,50 mm yang tertinggi
dapat
tergenang
Kelurahan
adalah
sebuah
Kecamatan
Joyotakan
kelurahan
Serengan
menjelaskan
tanggal
26
bahwa
sampai
28
berada pada bulan Maret sampai
di
April.
kota
Untuk
lebih
tentang Joyotakan,
mengenal
berikut
Surakarta. Kelurahan ini memiliki
penjelasan dari tiga aspek yaitu :
kode pos 57157. Kelurahan ini
1. Aspek fisik
terletaknya paling selatan dan
Secara
berbatasan dengan Desa Grogol,
ini
geografis
wilayah Kelurahan Joyotakan
6
Berdasarkan data Badan
berada antara 110° 49' 37" BT
dan 7° 35' 35" LS
Joyotakan
Pusat
wilayah
masuk
anggota kelurahan Surakarta
Joyotakan
dengan
yang
batas-batas
b.
sebagai
Batas
Utara:
wilayah
memiliki
Kepadatan
Kelurahan
jumlah
penduduk
Danukusuman dan Kelurahan
kelurahan
Joyosuran
menggunaka rumus sebagai
Batas
Selatan:
Kecamatan
Joyotakan
bisa
berikut : Jumlah Penduduk :
Luas wilayah ( km2 ) yakni
Batas Timur
:
Kelurahan
8.941 jiwa : 45,90 = 195,
Pasar Kliwon
d.
adalah
penduduk sebesar 8.941 jiwa .
Grogol
c.
Kecamatan
Surakarta Dalam angka 2011
dalam
berikut :
a.
Statistik
maka
Batas Barat
:
Kecamatan
kepadatan
penduduk
wilayah Joyotakan adalah 195
Serengan
orang per km2. Kelurahan
Joyotakan adalah salah satu
Joyotakan merupakan wilayah
kelurahan
kecamatan
yang rawan banjir , karena
Serengan yang berada paling
berada di kawasan dataran
selatan di kota Surakarta yang
rendah yang dikelilingi sungai,
berbatasan dengan kecamatan
dengan
Grogol. Wilayah ini memiliki
keluarga sebanyak 2440 KK
luas 45,90 Ha yang secara
yang tersebar di 6 Kampung
umum berupa dataran rendah
dan RW yaitu Kampung Mijil
dengan ketinggian 92 m dpl
Pinilihan Kidul yang terdiri
dan kemiringan tanah 0 – 40 .
dari
Jenis tanah di wilayah ini
Joyotakan yang terdiri dari
berupa tanah liat
berpasir
RW II, RW III, RW IVdan
termasuk Regosol Kelabu dan
sebagian RW V, Kampung
Alluvial.
Padangan yang terdiri dari
2. Aspek sosial
RW IV, Kampung Jambon
di
o
jumlah
RW
I,
kepala
Kampung
yang terdiri dari II, dan RW
7
III, Kampung Rejoniten Kidul
lainnya
yang terdiri dari RW VI, dan
Gemblegan dan pasar Gede
Kampung Baru yang terdiri
serta dekat dengan pabrik
dari RW V. Jumlah KK dari
Konimex, Batik keris maupun
setiap RW yaitu RW I 382
toko
KK, RW II 397 KK, RW III
barang
438 KK, RW IV 225 KK, RW
maupun
V 515 KK, RW VI 483 KK.
menjadikan
3. Aspek ekonomi
rawa
toko
yang
grosir
menjual
dan
eceran
swalayan
yang
wilayah
sangat
ini
strategis
dulunya
untuk perdagangan. Namun
diubah
jumlahnya hanya sekitar 283
menjadi lahan sawah padi
pedagang
Keraton Solo, dilihat dari segi
pengangkut.
perekonomian
pasar
yang
seharusnya
Joyotakan
bekas
seperti
dan
101
masyarakat
Dari ketiga aspek diatas
yang berdomisili di wilayah
wilayah ini termasuk wilayah
ini
yang
sebagian
besarnya
yang
banyak
berkecimpung dalam sektor
mendapatkan
buruh
terutama pada sektor ekonomi
industri,
buruh
bangunan dan pengusaha yaitu
karena
1612 buruh industri dan 656
strategis
buruh
dengan
bangunan
dan
585
keuntungan
merupakan
yang
wilayah
berdekatan
pabrik
dan
sering
pengusaha seperti pengusaha
dilalui para pedagang dari
kayu dan mebel, pengusaha
penjuru Solo dan sekitarnya
batik,
besi,
selain itu penduduk wilayah
pengrajin gitar dan pengrajin
ini juga tidak sedikit yang
gamelan. Ada sedikitnya 134
memiliki
pegawai Negeri/ Sipil dan 71
Namun, wilayah ini memiliki
pensiunan.
resiko
pengusaha
Dilihat dari letak yang
berdekatan
dengan
banjir
dihadapi
pasar
dikarenakan
Klewer dan pasar tradisional
usaha
sendiri.
yang
setiap
harus
tahunnya
letaknya
yang
berimpit dengan sungai besar
8
yang mengelilinginya beserta
terendam. Semenjak kejadian
datarannya yang lebih rendah
kala itu masyarakat beserta
bila
aparat yang berkaitan mulai
dibandingkan
dengan
dataran yang ada di kelurahan
merencanakan
sekitarnya.
Tahun
2007
gagasan untuk mengantisipasi
merupakan
puncak
dimana
bencana banjir untuk tahun
wilayah
Surakarta
sekitarnya
dan
terkena
beberapa
berikutnya,
banjir,
sebelum
melakukan tindakan antisipasi
Wilayah Joyotakan salah satu
dan
wilayah yang terkena banjir
dahulu masyarakat memiliki
parah di kecamatan Serengan
pengetahuan
(Solopos.28 Desember 2007).
dan
kesiapsiagaan
terlebih
tentang
banjir
mengenali
konsisi
Tahun 2007 lalu pada
lingkungannya
hujan
masyarakat bisa mengambil
saat
sampai
terus
malam
tanggul
menerus
hari
Talisamin
warga
Joyotakan
memiliki
dan
setelah
itu
sikap.
jebol,
Pengetahuan merupakan
belum
hal
yang
paling
utama
pengetahuan
sebelum menentukan sikap,
mengenai banjir terlebih lagi
karena dengan kita mengenali
sikap
mengambil
kondisi lingkungan kita bisa
tindakan saat terjadi banjir
lebih waspada mengenai apa
sehingga masyarakat belum
yang
ada
lingkungan misalnya bencana,
dalam
kesiapan
menghadapi
akan
terjadi
pada
bencana banjir, sehingga saat
bencana
air benar-benar meluap dan
kerentanan fisik sehingga kita
menggenangi
bisa
wilayahnya,
turunan
maupun
memprediksi
sendiri
masyarakat harus diungsikan
kapan saat kondisi lingkungan
ke daerah yang lebih tinggi
itu akan mendatangkan suatu
yaitu wilayah Dawung dan
bencana
sekitarnya
mengambil sikap yang tepat
kerugian
dan
mengalami
akibat
rumahnya
untuk
9
setelah
itu
dapat
menghadapinya.
Namun pada dasarnya ketika
Penelitian dilakukan melalui
bencana
sudah
proses penelitian survai di
diprediksi akan terjadi pada
lapangan dengan cara data
jarak waktu yang dekat, tidak
dikumpulkan dari responden
ada upaya yang bisa dilakukan
yang
untuk
dengan
menggunakan
maupun dihentikan, maka dari
dokumentasi
dan
itu
dilakukan
tentang pengaruh pengetahuan
pengendalian bencana pada
dan sikap masyarakat terhadap
jauh hari sebelum bencana
kesiapsiagaan banjir. Penulis
benar benar terjadi atau bisa
akan melakukan penelitian ini
dilakukan
untuk
tersebut
menghindarinya
perlu
setelah
bencana
banyak
jumlahnya
mengenali
angket
pengaruh
reda dan keadaan kembali
dari pengetahuan dan sikap
semula.
terhadap
Tujuan
pengetahuan
ini
dari
minimal
kesiapsiagaan
bencana karena dilihat dari
untuk mengurangi kerugian
parameter
saat terjadi banjir, mencegah
bahwa pengetahuan menjadi
terjadi banjir dan diharapkan
parameter
masyarakat
menjadi kunci utama untuk
terlebih
dahulu
kesiapsiagaan
pertama
yang
memiliki pengetahuan baik itu
kesiapsiagaan.
kondisi lingkungan maupun
banjir yang pernah dialami
bencana yang sering terjadi.
dan
Kesiapsiagaan menurut
banjir
didaerah
Pengalaman
yang
lain
terjadi
menjadi
UU no 24 Tahun 2007 tentang
pelajaran yang sangat berarti
penanggulangan
akan pentingnya pengetahuan
merupakan
bencana
serangkaian
tentang
bencana
alam.
kegiatan yang dilakukan untuk
Masyarakat perlu mengenali
mengantisipasi
bencana
keadaan
melalui pengorganisasian serta
sendiri.
melalui langkah yang tepat
mengetahui jika air disungai
guna
yang semakin meninggi dikala
dan
berdaya
guna.
10
lingkungannya
Masyarakat
tidak
hujan itu sebagai penyebab
kelurahan Joyotakan, Kecamatan
banjir, akibatnya saat banjir
Serengan, Kota Surakarta”. Maka
benar benar terjadi masyarakat
agar pengkajian lebih mendalam,
belum ada persiapan apapun
permasalahan lebih diarahkan pada
terlebih untuk menyelamatkan
beberapa hal diantaranya :
harta benda. Pengetahuan dan
1.
sikap
dapat
mempengaruhi
Seberapa
besarpengaruh
pengetahuan
masyarakat
kepedulian masyarakat untuk
terhadap
siap
menghadapi bencana banjir di
dan
siaga
dalam
menghadapi bencana banjir.
Dengan
kelurahan
melakukan
motivasi
Joyotakan
Kecamatan Serengan, Kota
penelitian ini diharapkan dapat
menjadi
kesiapsiagaan
Surakarta?
untuk
2.
Seberapa besarpengaruh sikap
meningkatkan kesadaran akan
masyarakat
pengetahuan
dan
sikap
kesiapsiagaan
masyarakat
yang
akan
bencana banjir di kelurahan
berpengaruh
terhadap
kesiapsiagaan
bencana
menghadapi
Joyotakan
menghadapi
banjir,
terhadap
Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta?
ketika
3.
Seberapa besar pengetahuan
peristiwa banjir akan terjadi
dan sikap masyarakat terhadap
lagi warga bisa lebih siaga,
kesiapsiagaan
selain itu menjadi contoh bagi
bencana banjir di kelurahan
warga lain.
Joyotakan,
yang
diuraikan
C. Tujuan Penelitian
sebelumnya dalam latar belakang
masalah
bahwa
yang
Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta?
B. Perumusan Masalah
Seperti
menghadapi
1. Tujuan penulis melaksanakan
menjadi
penelitian ini adalah sebagai
fokus kajian dalam studi ini adalah
berikut :
“pengaruh pengetahuan dan sikap
a. Tujuan Umum
masyarakat terhadap kesiapsiagaan
Secara
menghadapi bencana banjir di
penelitian
11
umum
ini
bertujuan
untuk mengetahui pengaruh
masyarakat
pengetahuan
kesiapsiagaan
dan
masyarakat
sikap
terhadap
terhadap
menghadapi
bencana
kesiapsiagaan menghadapi
banjir
di
Kelurahan
bencana
banjir
di
Joyotakan,
Kecamatan
Kelurahan
Joyotakan
,
Serengan,
Kecamatan Serengan, Kota
Surakarta.
Surakarta.
4) Agar
b. Tujuan Khusus
Kota
masyarakat
memiliki
pengetahuan
Secara khusus penelitian ini
dan tingkah laku yang
untuk mengetahui :
rasional serta tanggung
1) Mengetahui
pengaruh
akan
jawab terhadap masalah
pengetahuan
bencana banjir sejalan
masyarakat yang akan
dengan
menunjukkan
kesiapsiagaan banjir
kepada
jalan
masyarakat
tentang bencana banjir
D. Tinjauan Pustaka
di Kelurahan Joyotakan,
Kecamatan
Bencana merupakan sebuah atau
Serengan,
rentetan peristiwa yang apabila terjari
Kota Surakarta
2) Mengetahui
sikap
yang
dalam
akan menimbulkan kerusakan yang
pengaruh
menimbulkan kerugian baik material
dilakukan
dan gangguan kejiwaan akibat trauma
masyarakat
terhadap
dan korban jiwa, bancana tidak hanya
kesiapsiagaan
menghadapi
banjir
penelitian
di
Kelurahan
Joyotakan,
Kecamatan
Serengan,
dari alam tetapi non alam yaitu
bencana
manusia itu sendiri. Pengertian bencana
tersebut didukung oleh penjelasan dari
UU RI No 24 tahun 2007 tentang
Kota
penanggulangan
Surakarta.
3) Mengetahui
bencana
yang
mengatakan bahwa bencana adalah
pengaruh
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
pengetahuan dan sikap
12
mengancam
dan
kehidupan
dan
mengganggu
oleh
penghidupan
peristiwa yang disebabkan oleh alam,
peristiwa
atau
serangkaian
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
antara
faktor alam dan/atau faktor nonalam
bumi,tsunami, gunung meletus, banjir,
maupun
sehingga
kekeringan, angin topan, dan tanah
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
longsor. Sedangkan bencana non alam
manusia,
lingkungan,
adalah bencana yang diakibatkan oleh
kerugian harta benda, dan dampak
peristiwa atau serangkaian peristiwa
psikologis.
non alam yang antara lain berupa
faktor
manusia
kerusakan
Bencana terdiri dari bencana alam
lain
kegagalan
berupa
teknologi,
dan non alam dimana bencana alam
modernisasi,epidemik
berasal dari peristiwa alam sedangkan
penyakit.
dan
gempa
gagal
wabah
bencana non alam berasal dari non
Dalam penelitian ini fokus bencana
alam, bencana alam disebabkan oleh
ditekankan pada bencana yang mudah
aktivitas alam baik yang terjadi secara
terjadi di wilayah pada pemukiman dan
alami atau menurut siklus maupun
berdekatan dengan sungai besar yaitu
karena perbuatan manusia, ada yang
banjir.Di
bisa
gunung
bencana alam yaitu banjir, banjir
dan ada pula yang terjadi
merupakan peristiwa meluapnya air
secara tiba-tiba seperti longsor, banjir
sungai karena tidak mampu menahan
bandang,
sedangkan
intensitas air atau air hujan menuju ke
bencana non alam disebabkan karena
permukaan daratan dikarenakan tidak
kesenjangan sosial, ekonomi, wabah
mampu meresapkan air kedalam tanah.
penyakit maupun perbedaan paham
Hal ini diperkuat penjelasan Erman
antar manusia, contohnya mewabahnya
Mawardi dan Asep Sulaeman. 2011
virus flu burung, tawuran antar siswa,
yang
peperangan dan lain sebagainya. Hal
sebagai suatu fenomena alam yang
ini diperkuat oleh penjelasan menurut
dapat terjadi baik pada sungai yang
UU RI No 24 tahun 2007 tentang
memiliki
penanggulangan
maupun pada sungai yang memiliki
diprediksi
meletus
angin
misalnya
ribut,
bencana,
bencana
alam adalah bencana yang diakibatkan
aliran
13
Solo
memiliki
mendefinisikan
aliran
hanya
bencanaalam
sepanjang
pada
potensi
musim
tahun
hujan
saja.Wilayah
Surakarta
Kesiapsiagaan adalah serangkaian
khususnyakelurahan
Joyotakan
upaya dan kegiatan yang dilaksanakan
wilayahnya rendah dan diapit sungai
untuk mengantisipasi timbulnya suatu
Kaliwingko dan Sungai Jenes pada
bencana
jarak ½ km mengelilingi kelurahan
korban bencana dan kerugian lain,
Joyotakan
wilayah ini
sehingga masyarakat dapat mencegah
menjadi daerah dataran banjir sehingga
dampak yang ditimbulkan dari bencana
mudah terkena banjir. Disebut daerah
tersebut. Menurut Undang – Undang
dataran
ini
No 4 tahun 2008 Tentang Pedoman
berpeluang besar terserang bencana
Penyusunan Rencana Penanggulangan
banjir, karena wilayahnya rendah dan
Bencana
bisa diprediksi dengan mudah, bahwa
merupakan
air akan mengalir dari permukaan
dilakukan
tinggi
rendah
bencana melalui pengorganisasian serta
apabila dataran rendah tidak mampu
melalui langkah yang tepat guna dan
meresapkan
berdaya
menjadikan
banjir
karena
menuju
daerah
permukaan
air
maka
air
akan
yang dapat
bahwa
menyebabkan
kesiapsiagaan
Serangkaian
untuk
yang
mengantisipasi
guna.Kesiapsiagaan
perlu
menggenang untuk beberapa waktu,
diterapkan untuk menghadapi bencana
lama tidaknya genangan tergantung
yang telah timbul maupun sering
pada intensitashujan dan kemampuan
timbul di suatu daerah baik itu dalam
tanah untuk proses peresapannya.
waktu yang akan terjadi maupun yang
Joyotakan
memiliki
permukaan
masih
lama
terjadi
sehingga
tanah yang rendah bila dilihat dari jalan
masyarakat memiliki sikap waspada
raya yang melewatinya, terlihat seperti
dan respon terhadap kemungkinan
cekungan panjang yang disekelilingnya
tanda tanda lingkungan sehingga lebih
didiami
warga
siap untuk menghindari resiko bencana.
sehingga pada saat hujan turun, air dari
Kesiapsiagaan lebih diterapkan pada
tempat
menuju
fase pra bencana yang bertujuan untuk
pemukiman warga yang berdataran
mengurangi resiko bencana yang lebih
rendah.
efisien apabila diterapkan mulai dari
Kesiapsiagaan
diri sendiri dan rumah tangga.
oleh
tinggi
pemukiman
mengalir
14
Kegiatan kesiapsiagaan secara umum
atau
adalah sebagai berikut : kemampuan
melibatkan faktor pendapat dan emosi
menilai resiko, perencanaan siaga,
yang bersangkutan ( senang – tidak
mobilisasi sumberdaya,
pendidikan
senang, setuju-tidak setuju, baik- tidak
dan pelatihan, koordinasi, mekanisme
baik, dan sebagainya). Sikap dapat
respon,
bersifat positif dan dapat bersifat
manajemen
informasi,
obyek
simulasi.
negatif.
Pengetahuan
kecenderungan
Pengetahuan
mengenali
adalah
proses
cara
melihat,
dengan
mendengar
maupun
tertentu,
Pada
sudah
sikap
positif
tindakan
adalah
mendekati,
menyenangi,
mengharapkan
mempelajari
yang
obyek
tertentu,
sedangkan pada sikap negatif terdapat
sehingga menjadi tahu dan hafal
kecenderungan
terhadap suatu obyek tertentu. Menurut
menghindar,
Notoadmodjo ( 2005 ) mengemukakan
menyukai obyek tertentu.
untuk
menjauhi,
membenci,
tidak
bahwa pengetahuan adalah hasil dari
Dari pendapat diatas maka dapat
tahu dan ini terjadi setelah seorang
disimpulkan bahwa sikap merupakan
melakukan
respon yang diberikan oleh seseorang
penginderaan
terhadap
suatu obyek tertentu.
pada saat melihat suatu peristiwa
Sikap
maupun mendengar suatu pendapat
Menurut Ellis dalam Fajriansyah :
10,
sikap
merupakan
tanpa melakukan tindakan terlebih
faktor
dahulu akan tetapi mereka bertanggung
perasaan/emosi dan reaksi sebagai
jawab
penentu tingkah laku manusia, sebagai
dipilihnya, jadi sikap tersebut adalah
reaksi
dua
bagaimana seseorang tersebut menilai
alternatif, yaitu senang atau tidak
dari apa yang dilihat maupun didengar.
senang, menurut dan melaksanakannya
Sikap mengenai bencana alam
atau
maka
sikap
memiliki
menjauhi/menghindari
Diperkuat
dengan
mengenai
pendapat
yang
sesuatu.
sangat penting dimiliki masyarakat
pendapat
karena menentukan perilaku, namun
Notoadmodjo ( 2005 ) mengemukakan
harus
bahwa
seringkali masyarakat salah mengambil
sikap
merupakan
respons
tertutup seseorang terhadap simulasi
sikap
15
dibarengi
untuk
pengetahuan,
menghadapi
bencana
karena kurangnya informasi yang benar
kuesioner,
mengenai bencana tersebut hasilnya
dokumentasi
ketika
bertujuan untuk memberi bukti empiris
menghadapi
suatu
bencana
wawancara
di
lapangan
dan
yang
masyarakat akan gelisah dan cenderung
bahwa
panik.
menggunakan
Sikap yang baik untuk menghadapi
kesiapsiagaan
banjir
tidak
bencana banjir dipengaruhi oleh faktor
sembarangan,
pengetahuan tentang bencana banjir
drainase,
dan lingkungan serta tindakan saat
diantaranya
membuang
adalah
sampah
memperbaiki
sistem
memantau perkembangan pintu air.
terjadi
kemampuan
banjir
untuk
tindakan
dalam
dan
dan
menghadapi
sikap
untuk
menghadapi bencana banjir.
E. Metode Penelitian
Sampel Penelitian
Metode penelitian menggunakan
metode penelitian kuantitatif
Pada penelitian ini peneliti menentukan
yang
responden lebih bersifat random acak
didasarkan pada kegiatan survei/angket
(random
dengan daftar pertanyaan yang bersifat
menerapkan pola cluster sampling
tertutup. Metode kuantitatif difokuskan
(area
pada kegiatan survei/angket dengan
(random sampling) atau disebut juga
daftar pertanyaan yang didesain secara
probability sampling adalah metode
tertutup.
hasil
pemilihan sampel yang setiap sampel
survei/angket, bukan pada prakiraan
dalam populasi memiliki kemungkinan
peneliti atau penulis tetapi dari hasil
(probabilitas)
responden
terpilih.. (Haris Herdiansyah, 2010:
Data
kuantitatif
yang
telag
disediakan
dengan jawaban yang ada.
sampling)
sampling).
dengan
Random
yang
sama
acak
untuk
105).
Sedangkan
F. Data
teknik
pengambilan
sampel menggunakan rumus dari Taro
Pengumpulan Data
Penelitian
penelitian
ini
empiris
merupakan
menggunakan
metode survei , yang mana pokok dari
sampel
dikumpulkan
melalui
16
Yamane
atau
Slovin
Jumlah Kepala Keluarga ( KK )
dalam
sebagai perwakilan sampel individu di
Riduwan (2007:65) sebagai berikut :
setiap
RW
Kelurahan
Joyotakan,
Kecamatan Serengan Kota Surakarta
dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut ini :
Tabel 1.1
Keterangan :
Jumlah Kepala Keluarga ( KK )
n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah populasi
di RW Kelurahan Joyotakan
d2 : Presisi ( ditetapkan 10 % dengan
No
tingkat kepercayaan 95 % )
RW
1
RW I
Jumlah
KK
382
2
RW II
397
3
RW III
438
4
RW IV
225
5
RW V
515
6
RW VI
483
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh
jumlah sampel sebagai berikut :
2440
dibulatkan
menjadi
Sampel KK
382/2440x96
= 15
397/2440x96
= 16
438/2440x96
= 17
225/2440x96
= 9
515/2440x96
= 20
483/2440x96
= 19
96 KK
Sumber : peneliti
96
responden
Pengolahan Data
Cluster sampling (area sampling)
Teknik analisis data diperlukan
merupakan teknik random sampling
untuk mengidentifikasi permasalahan
yang dilakukan terhadap unit sampling
dan kendala yang terjadi berdasarkan
yang
kelompok
data dan hasil survei lapangan. Data
(cluster) tersebut tidak terlalu harus
yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat
anggota
adalah data primer , dimana data
(cluster)
tersebut dapat diambil secara langsung
yang terpilih akan diambil sebagai
dari obyek penelitian. Analisis data
sampel. (Haris Herdiansyah, 2010:
yang
105).
dengan pengujian asumsi klasik dari
merupakan
homogen.
suatu
Setiap
kelompok dari kelompok
dilakukan
hasil kuesioner.
17
secara
deskriptif
= 7,6%
7. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan:
1. Pengaruh Pengetahuan terhadap
menghadapi
SE
: Sumbangan Efektif
Kelurahan
X1
: Variabel Pengetahuan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
βx1
: Nilai Koefisien Beta
Kota Surakarta
dari Pengetahuan
kesiapsiagaan
bencana
banjir
di
rxy1
Tabel 1.2
Hasil Pengujian t Statistik
Variabel
Pengetahuan
Sikap
thitung
2,451
2,550
: Nilai Koefisien Korelasi dari
Pengetahuan
Berdasarkan hasil perhitungan
P
0,016
0,012
di
atas
dapat
pengaruh
Hasil
perhitungan
pengaruh
pengetahuan
untuk
diketahui
pengetahuan
bahwa
terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana
terhadap
banjir
di
Kelurahan
Joyotakan,
kesiapsiagaan menghadapi bencana
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta
banjir
adalah sebesar 7,6%.
di
Kelurahan
Joyotakan,
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta
7,6 % diartikan sebagai nilai
diperoleh nilai thitung sebesar 2,451
besarnya pengaruh pengetahuan dari
dengan p = 0,016 (lihat tabel 1.2 )
5 parameter menurut LIPI UNESCO
sehingga
2006
H1
diterima,
artinya
tentang
gempa
bumi
dan
pengetahuan berpengaruh signifikan
tsunami yang penulis terapkan dalam
terhadap kesiapsiagaan menghadapi
bencana
bencana
Kelurahan
Pengetahuan, dan sikap terhadap
Serengan,
resiko
banjir
Joyotakan,
di
Kecamatan
banjir
bencana,
antara
lain
kebijakann
dan
Kota Surakarta. Besarnya pengaruh
panduan,
pengetahuan terhadap kesiapsiagaan
darurat bencana, sistim peringatan
menghadapi
bencana,
Kelurahan
bencana
Joyotakan,
banjir
di
Kecamatan
rencana
untuk
keadaan
kemampuan
memobilisasi
sumber
untuk
daya.
nilai
Serengan, Kota Surakarta adalah
pengetahuan menempati angka 7,6 %,
sebagai berikut:
peneliti
SE (X1)%
hanya
menghitung
besar
= βx1× rxy1× 100%
pengetahuan
= 0,243 × 0,312 × 100%
rumusan masalah pada penelitian ini.
18
untuk
menjawab
2. Pengaruh
Sikap
kesiapsiagaan
bencana
rxy2 : Nilai Koefisien Korelasi dari
terhadap
Sikap
menghadapi
banjir
di
Berdasarkan hasil perhitungan di
Kelurahan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
atas
Kota Surakarta
pengaruh
Hasil perhitungan untuk pengaruh
kesiapsiagaan menghadapi bencana
sikap
banjir
terhadap
menghadapi
kesiapsiagaan
bencana
banjir
dapat
diketahui
sikap
di
terhadap
Kelurahan
Kecamatan
di
bahwa
Joyotakan,
Serengan,
Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Surakarta
Serengan, Kota Surakarta diperoleh
8,1%
nilai thitung sebesar 2,550 dengan p =
besarnya pengaruh pengetahuan dari
0,012 ( lihat tabel 1.2 ) sehingga H2
5 parameter menurut LIPI UNESCO
diterima, artinya sikap berpengaruh
2006 tentang gempa bumi dan
signifikan terhadap kesiapsiagaan
tsunami
menghadapi
di
dalam bencana banjir antara lain
Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Pengetahuan, dan sikap terhadap
Serengan, Kota Surakarta. Besarnya
resiko bencana, kebijakann dan
pengaruh
terhadap
panduan, rencana untuk keadaan
kesiapsiagaan menghadapi bencana
darurat bencana, sistim peringatan
banjir
bencana,
bencana
banjir
sikap
di
Kelurahan
Kecamatan
Joyotakan,
Serengan,
adalah
Kota
diartikan
yang
sebesar
8,1%.
sebagai
nilai
penulis
terapkan
kemampuan
untuk
memobilisasi sumber daya. nilai
Kota
Surakarta adalah sebagai berikut:
pengetahuan menempati angka 7,6
SE (X2)% = βx2× rxy2× 100%
%, peneliti hanya menghitung besar
= 0,253 × 0,320 × 100%
pengetahuan
untuk
menjawab
= 8,1%
rumusan masalah pada penelitian
ini.
Keterangan:
SE
: Sumbangan Efektif
a. Koefisien Determinasi (R2)
X2
: Variabel Sikap
Keofisien
βx2
: Nilai Koefisien Beta
mengukur proporsi atau presentasi
determinasi
yaitu
untuk
sumbangan dari seluruh variabel bebas
dari Sikap
(X) yang terdapat dalam model regresi
19
terhadap variabel terikat (Y). Dalam
2006 tentang gempa bumi dan
hal ini untuk mengukur proporsi atau
tsunami
presentasi sumbangan dari variabel
dalam bencana banjirantara lain
pengetahuan
terhadap
Pengetahuan, dan sikap terhadap
bencana
resiko bencana, kebijakann dan
Joyotakan,
panduan, rencana untuk keadaan
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
darurat bencana, sistim peringatan
Hasil
bencana,
dan
kesiapsiagaan
banjir
di
sikap
menghadapi
Kelurahan
perhitungan
diperoleh
besar
yang
penulis
terapkan
kemampuan
untuk
pengaruh pengetahuan dan sikap yaitu
memobilisasi sumber daya.
8,1% + 7,6% = 15,7% . Hal ini berarti
pengetahuan menempati angka 7,6
bahwa
%, peneliti hanya menghitung besar
pengetahuan
dan
sikap
pengetahuan
memberikan pengaruh sebesar 15,7%
untuk
nilai
menjawab
rumusan masalah pada penelitian
8. KESIMPULAN DAN SARAN
ini.
A. Kesimpulan
2.Sikap
Berdasarkan
pengaruh
penelitian
pengetahuan
masyarakat
menghadapi
Kelurahan
terhadap
sikap
bencana
kesiapsiagaan
bencana
Joyotakan,
banjir
signifikan
terhadap kesiapsiagaan menghadapi
tentang
dan
berpengaruh
banjir
di
Kelurahan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
di
Kota
Kecamatan
Surakarta
kontribusi
dengan
sebesar
besar
8,1%.8,1
%
Serengan, Kota Surakarta dapat ditarik
diartikan sebagai nilai besarnya
kesimpulan:
pengaruh
1.Pengetahuan berpengaruh signifikan
parameter menurut LIPI UNESCO
terhadap kesiapsiagaan menghadapi
2006 tentang gempa bumi dan
bencana
tsunami
banjir
di
Kelurahan
pengetahuan
yang
penulis
dari
5
terapkan
Joyotakan, Kecamatan Serengan,
dalam bencana banjirantara lain
Kota
besar
Pengetahuan, dan sikap terhadap
kontribusi sebesar 7,6%. 7,6 %
resiko bencana, kebijakann dan
diartikan sebagai nilai besarnya
panduan, rencana untuk keadaan
pengaruh
darurat bencana, sistim peringatan
Surakarta
dengan
pengetahuan
dari
5
parameter menurut LIPI UNESCO
bencana,
20
kemampuan
untuk
memobilisasi sumber daya.
nilai
diterapkan dalam pelajaran IPS yang
pengetahuan menempati angka 8,1
mencakup kajian studi geografi
%, peneliti hanya menghitung besar
berdasarkan Al-Qur’an, Hadis dan
pengetahuan
Aqidah
untuk
menjawab
rumusan masalah pada penelitian
2. Bagi
ini.
3.Pengetahuan
dan
sikap
kesiapsiagaan
Kelurahan
Kecamatan
dan simulasi di masyarakat.
Kota
3. Bagi
Surakarta dengan besar kontribusi
dan sikap terhadap kesiapsiagaan
didapat
bencana banjir dengan mengikuti
dari besar pengaruh pengetahuan
berbagai penyuluhan maupun aktif
dan sikap yaitu 8,1 % + 7,6 % =
mencari informasi melalui media
15,7 % .
cetak dan elektronik.
B. Saran
4. Sebaiknya
Adanya berbagai keterbatasan dalam
ini,
maka
selanjutnya
penulis
perlu
dilakukan
kesiapsigaan masyarakat terhadap
meningkatkan pendekatan Integratif
banjir
penelitian
lain yang berpengaruh terhadap
1. Bagi Pendidikan diharapkan dapat
bencana
untuk
pendalaman terhadap faktor-faktor
memberikan saran sebagai berikut:
mengenai
Kelurahan
dalam meningkatkan pengetahuan
pengetahuan dan sikap memberikan
penelitian
masyarakat
Joyotakan diharapkan berperan aktif
sebesar 15,7%.Hal ini berarti bahwa
pengaruh sebesar 15,7%
dalam
senantiasa melakukan penyuluhan
Joyotakan,
Serengan,
masyarakat
menghadapi bencana banjir dengan
kesiapsiagaan menghadapi bencana
di
Kelurahan
Joyotakan diharapkan meningkatkan
secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
banjir
pemerintah
bencana banjir.
yang
21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Ed. Revisi VI. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2011. Surakarta dalam angka 2011. Surakarta: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Surakarta.
Fajriansyah. 2011. Pengaruh dan sikap kepala keluarga terhadap kesiapsiagaan
rumah tangga dalam menghadapi banjir di Gampong Mesjid Tuha
Kecamatan Meuredu Kabupaten Pidie Jaya. Universitas Sumatera Utara.
Ghozali.Imam.2010.Multivariat dengan program IBM SPSS 19.Semarang:Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Herdiansyah Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Akata:Salemba
Humanika
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Pengertian Banjir.
Kodoatie. Robert. Sugiyanto. 2002. Banjir, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Maryono. Agus. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, Dan Lingkungan, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Mawardi Erman, Asep Sulaeman. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengurangan Resiko Bencana Banjir.Surakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air.
Notoadmodjo, Soekidjo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Cetakan
Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta.
22
Purnomo. H, Ronny. S. 2010. Manajemen Bencana Respons dan Tindakan
Terhadap Bencana. PT Buku Kita, Jakarta.
______ 2010. Kuesioner penelitian Pengaruh Pengetahuan, sikap dan Pendidikan
Kepala Keluarga terhadap kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi banjir
di Desa Pelita Sagoup Jaya Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2010.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
pemula, Bandung: ALFABETA.
SOLOPOS. 28 Desember 2007. Banjir Solo, Surakarta.
Sopaheluwakan. Jan, Deni Hidayati, Haryadi Permana, Krishna Pribadi, Hebrin
Ismail, Koen Meyers, Widayatun, Titik Handayani, Del Afriyadi Bustami,
Daliyo, Fitranita, Laila Nagib, Ngadi, Yugo Kumoro, Irina Rafliana, Teti
Argo. LIPI – UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat
dalam mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Deputi Ilmu
Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Sudaryoko.Y.1987. Pedoman Penanggulangan Banjir, Jakarta, Departemen
Pekerjaan Umum.
UU RI No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
23