NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN
JOYOTAKAN KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA

Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1
Pendidikan Geografi

Disusun Oleh :
TRI WAHYUNINGSIH
A 610 090 079

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

i

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN
JOYOTAKAN KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA

Tri Wahyuningsih A 610090079, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan
Kota Surakarta untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dikarenakan kelurahan ini termasuk kedalam
kawasan rawan banjir dengan jumlah populasi sebanyak 2.440 KK peneliti sampel
dengan menggunakan rumus Slovin dan Taro Yamane diperoleh hasil sebanyak 96
responden lalu menentukan sampel KK dengan Probability Random Sampling dan
Cluster Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta diperoleh nilai thitung sebesar 2,451 dengan probability =
0,016. Oleh karena thitung 2,451 dan probalility < 0,05 sehingga H1 diterima, artinya
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana
banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Berdasarkan hasil
perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh pengetahuan terhadap
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Serengan, Kota Surakarta adalah sebesar 7,6%. Sedangkan sikap diperoleh nilai t hitung
sebesar 2,550 dengan probability = 0,012. Oleh karena thitung2,550 dan probability <

0,05 sehingga H2 diterima, artinya sikap berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan
menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota
Surakarta. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh sikap
terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kelurahan Joyotakan,
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta adalah sebesar 8,1%. Hasil perhitungan diperoleh
nilai koefisien determinasi (R2)sebesar 0,157. Hal ini berarti bahwa pengetahuan dan
sikap memberikan pengaruh sebesar 15,7% terhadap kesiapsiagaan menghadapi
bencana banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
Penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di
Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesiapsiagaan

iii

oleh angin muson barat. Secara

A. Pendahuluan
Negara


normal jarak waktu antara musim

Indonesia

hujan dan kemarau terpaut enam

merupakan negara maritim dimana

bulan dimana musim kemarau

sebagian besar wilayahnya terdiri

terjadi antara bulan Mei sampai

dari wilayah perairan kurang lebih

Oktober sedangkan musim hujan

70,8 % dari luas permukaan bumi


terjadi antara bulan November

yang luasnya 510 juta km2, oleh
karena

itu

wilayah

persediaan

air

Indonesia

sampai bulan April.

di

Curah


relatif

Cuaca

menentukan

dan

negatif tergantung pada tingkat

iklim

kondisi wilayah dan intensitas air

perkembangan

yang dihasilkan dari curah hujan

kondisi jumlah air dipermukaan


tersebut,

bumi. Indonesia terletak diantara
dua samudra yaitu di sebelah timur
laut terdapat samudra Pasifik dan

hujan

akan

meningkat
kebutuhan

yaitu lebih dari 2000 mm/tahun

air

tanah


untuk
sehari-hari.

akan

memenuhi
Dampak

positif tersebut akan selalu dapat

terutama didaerah yang dilalui

dinikmati

Indonesia

lingkungannya

memiliki dua musim dan dua angin


apabila

kondisi

baik

ditunjang

dengan pengelolaan alam baik

hujan

dengan

dipengaruhi oleh angin muson
timur

pertanian

ketersediaan


dan memiliki curah hujan tinggi

musim

bidang

kebutuhan air masyarakat dimana

Indonesia

merupakan daerah beriklim tropis

yaitu

dalam

hujan juga memberi manfaat pada

di wilayah Indonesia.


muson,

diantaranya

proses penanaman padi di sawah,

evaporasinya mendatangkan hujan

katulistiwa.

positifnya

para petani untuk pengairan dalam

samudra Indonesia yang tingkat

garis

dampak


mendatangkan kemudahan bagi

di sebelah barat daya terdapat

Negara

tinggi

membawa dampak positif dan

melimpah terlebih saat musim
penghujan.

hujan

melestarikan

tumbuhan

hidup dan kebersihan lingkungan,

dan kemarau dipengaruhi

namun

4

apabila

kondisi

lingkungannya tidak baik atau

ditandai oleh hujan terus menerus

rusak, hujan akan mendatangkan

dan banyak sampah menumpuk di

dampak negatif berupa bencana

sungai

alam.

mampu
Bencana alam merupakan

sehingga

air

karena

airnya

yang

cukup

daratan

yang

intensitas
tinggi,

wilayah

peristiwa

rendah

yang

serangkaian

tidak

menahan

bencana yang diakibatkan oleh
atau

sungai

banyak

dihuni

peristiwa yang disebabkan oleh

pemukiman

alam antara lain berupa gempa

daerah resapan air membuat air

bumi, tsunami, gunung meletus,

sulit mengalami infiltrasi.

banjir, kekeringan, angin topan,

serta

Banjir

kurangnya

dipengaruhi

oleh

dan tanah longsor (UU RI tentang

kondisi alam, letak geografi, faktor

no

alam dan ulah manusia seperti

24

tahun

2007

tentang

Penanggulangan bencana pasal 1).

perusakan

Dampak negatif dari curah hujan

sampah di sungai, serta penutupan

tinggi yang mudah timbul adalah

daerah resapan air seperti aspal

banjir.

sehingga akses air untuk masuk ke

Banjir

merupakan

alam,

pembuangan

peristiwa alam yang disebabkan

dalam

oleh meluapnya air sungai ke

akibatnya

permukaan

menggenangi wilayah tersebut.

daratan

sehingga

wilayah yang bersangkutan akan

menjadi

air

sulit,

terjebak

dan

Banjir membawa kerugian

tergenang oleh air.

bagi

Banjir

tanah

masyarakat

yang

merupakan

bersangkutan

permasalahan yang sering terjadi

tergenangnya

di wilayah Indonesia, terutama di

masyarakat yang mengakibatkan

wilayah yang padat penduduk

kerugian mulai dari korban jiwa

seperti

seperti hanyut dan penyakit yang

di

kawasan

Perkembangan

perkotaan.

tempat

tinggal

hunian

menyerang pada saat terjadi banjir

disinyalir sebagai penyebab banjir

hingga material seperti harta benda

dan

yang hanyut maupun rusak, selain

genangan

kawasan

diantaranya

di

lingkungan

tersebut, peristiwa ini biasanya

itu

5

banjir

akan

mematikan

perekonomian

suatu

kawasan,

Kecamatan

Grogol

wilayah pertanian akan terancam

(dipisahkan

oleh

gagal panen, aktifitas pabrik dan

Wingko). Joyotakan terdiri dari 6

pekerjaan lain akan terhenti untuk

RW (Rukun Warga) dan terbelah

sementara waktu sampai banjir

menjadi 2 yaitu Joyotakan kulon

reda.

(barat)
Wilayah dikatakan sebagai

rentan

banjir

tersebut

apabila

biasanya

pada

Kali

Joyotakan

wetan

terdapat 4 Rw dan di Joyotakan

banjir,

wilayah

sungai

(timur). Di Joyotakan kulon (barat)

wilayah

sering terkena

dan

Sukoharjo

wetan (timur) terdapat 2 Rw.

yang

Wilayah

Joyotakan

rendah, berdekatan dengan sungai

merupakan salah satu daerah di

besar

Kota

dan

berdrainase

buruk.

Surakarta

yang

menjadi

Daerah dataran banjir merupakan

daerah langganan banjir setiap kali

suatu lahan yang merupakan suatu

musim hujan tiba. Menurut Bapak

dataran rendah, karena kondisi

Parmo selaku sesepuh di kelurahan

topografinya pada waktu-waktu

Joyotakan

tertentu

oleh

banjir di wilayah ini melanda sejak

banjir yang terjadi ( Robert J.

tahun 1980 dan terbesar terakhir

Kodoatie dan Sugiyanto 2002) .

kali melanda daerah ini terjadi

Wilayah Solo merupakan wilayah

pada

yang padat pemukiman, terdapat

Desember 2007. Rata – rata hujan

daerah tertentu yang memiliki

setiap tahunnya mencapai 84,10

wilayah yang rendah dan diapit

mm dan banyaknya curah hujan

oleh sungai sehingga rentan banjir.

adalah 2.548,50 mm yang tertinggi

dapat

tergenang

Kelurahan
adalah

sebuah

Kecamatan

Joyotakan
kelurahan

Serengan

menjelaskan

tanggal

26

bahwa

sampai

28

berada pada bulan Maret sampai

di

April.

kota

Untuk

lebih

tentang Joyotakan,

mengenal
berikut

Surakarta. Kelurahan ini memiliki

penjelasan dari tiga aspek yaitu :

kode pos 57157. Kelurahan ini

1. Aspek fisik

terletaknya paling selatan dan

Secara

berbatasan dengan Desa Grogol,

ini

geografis

wilayah Kelurahan Joyotakan

6

Berdasarkan data Badan

berada antara 110° 49' 37" BT
dan 7° 35' 35" LS
Joyotakan

Pusat

wilayah

masuk

anggota kelurahan Surakarta

Joyotakan

dengan

yang

batas-batas

b.

sebagai

Batas

Utara:

wilayah

memiliki

Kepadatan

Kelurahan

jumlah

penduduk

Danukusuman dan Kelurahan

kelurahan

Joyosuran

menggunaka rumus sebagai

Batas

Selatan:

Kecamatan

Joyotakan

bisa

berikut : Jumlah Penduduk :
Luas wilayah ( km2 ) yakni

Batas Timur

:

Kelurahan

8.941 jiwa : 45,90 = 195,

Pasar Kliwon
d.

adalah

penduduk sebesar 8.941 jiwa .

Grogol
c.

Kecamatan

Surakarta Dalam angka 2011

dalam

berikut :
a.

Statistik

maka

Batas Barat

:

Kecamatan

kepadatan

penduduk

wilayah Joyotakan adalah 195

Serengan

orang per km2. Kelurahan

Joyotakan adalah salah satu

Joyotakan merupakan wilayah

kelurahan

kecamatan

yang rawan banjir , karena

Serengan yang berada paling

berada di kawasan dataran

selatan di kota Surakarta yang

rendah yang dikelilingi sungai,

berbatasan dengan kecamatan

dengan

Grogol. Wilayah ini memiliki

keluarga sebanyak 2440 KK

luas 45,90 Ha yang secara

yang tersebar di 6 Kampung

umum berupa dataran rendah

dan RW yaitu Kampung Mijil

dengan ketinggian 92 m dpl

Pinilihan Kidul yang terdiri

dan kemiringan tanah 0 – 40 .

dari

Jenis tanah di wilayah ini

Joyotakan yang terdiri dari

berupa tanah liat

berpasir

RW II, RW III, RW IVdan

termasuk Regosol Kelabu dan

sebagian RW V, Kampung

Alluvial.

Padangan yang terdiri dari

2. Aspek sosial

RW IV, Kampung Jambon

di

o

jumlah

RW

I,

kepala

Kampung

yang terdiri dari II, dan RW

7

III, Kampung Rejoniten Kidul

lainnya

yang terdiri dari RW VI, dan

Gemblegan dan pasar Gede

Kampung Baru yang terdiri

serta dekat dengan pabrik

dari RW V. Jumlah KK dari

Konimex, Batik keris maupun

setiap RW yaitu RW I 382

toko

KK, RW II 397 KK, RW III

barang

438 KK, RW IV 225 KK, RW

maupun

V 515 KK, RW VI 483 KK.

menjadikan

3. Aspek ekonomi

rawa

toko

yang

grosir

menjual

dan

eceran

swalayan

yang

wilayah
sangat

ini

strategis

dulunya

untuk perdagangan. Namun

diubah

jumlahnya hanya sekitar 283

menjadi lahan sawah padi

pedagang

Keraton Solo, dilihat dari segi

pengangkut.

perekonomian

pasar

yang

seharusnya

Joyotakan
bekas

seperti

dan

101

masyarakat

Dari ketiga aspek diatas

yang berdomisili di wilayah

wilayah ini termasuk wilayah

ini

yang

sebagian

besarnya

yang

banyak

berkecimpung dalam sektor

mendapatkan

buruh

terutama pada sektor ekonomi

industri,

buruh

bangunan dan pengusaha yaitu

karena

1612 buruh industri dan 656

strategis

buruh

dengan

bangunan

dan

585

keuntungan

merupakan
yang

wilayah

berdekatan

pabrik

dan

sering

pengusaha seperti pengusaha

dilalui para pedagang dari

kayu dan mebel, pengusaha

penjuru Solo dan sekitarnya

batik,

besi,

selain itu penduduk wilayah

pengrajin gitar dan pengrajin

ini juga tidak sedikit yang

gamelan. Ada sedikitnya 134

memiliki

pegawai Negeri/ Sipil dan 71

Namun, wilayah ini memiliki

pensiunan.

resiko

pengusaha

Dilihat dari letak yang
berdekatan

dengan

banjir

dihadapi

pasar

dikarenakan

Klewer dan pasar tradisional

usaha

sendiri.

yang

setiap

harus

tahunnya

letaknya

yang

berimpit dengan sungai besar

8

yang mengelilinginya beserta

terendam. Semenjak kejadian

datarannya yang lebih rendah

kala itu masyarakat beserta

bila

aparat yang berkaitan mulai

dibandingkan

dengan

dataran yang ada di kelurahan

merencanakan

sekitarnya.

Tahun

2007

gagasan untuk mengantisipasi

merupakan

puncak

dimana

bencana banjir untuk tahun

wilayah

Surakarta

sekitarnya

dan

terkena

beberapa

berikutnya,

banjir,

sebelum

melakukan tindakan antisipasi

Wilayah Joyotakan salah satu

dan

wilayah yang terkena banjir

dahulu masyarakat memiliki

parah di kecamatan Serengan

pengetahuan

(Solopos.28 Desember 2007).

dan

kesiapsiagaan

terlebih

tentang

banjir

mengenali

konsisi

Tahun 2007 lalu pada

lingkungannya

hujan

masyarakat bisa mengambil

saat

sampai

terus

malam

tanggul

menerus
hari

Talisamin

warga

Joyotakan

memiliki

dan

setelah

itu

sikap.

jebol,

Pengetahuan merupakan

belum

hal

yang

paling

utama

pengetahuan

sebelum menentukan sikap,

mengenai banjir terlebih lagi

karena dengan kita mengenali

sikap

mengambil

kondisi lingkungan kita bisa

tindakan saat terjadi banjir

lebih waspada mengenai apa

sehingga masyarakat belum

yang

ada

lingkungan misalnya bencana,

dalam

kesiapan

menghadapi

akan

terjadi

pada

bencana banjir, sehingga saat

bencana

air benar-benar meluap dan

kerentanan fisik sehingga kita

menggenangi

bisa

wilayahnya,

turunan

maupun

memprediksi

sendiri

masyarakat harus diungsikan

kapan saat kondisi lingkungan

ke daerah yang lebih tinggi

itu akan mendatangkan suatu

yaitu wilayah Dawung dan

bencana

sekitarnya

mengambil sikap yang tepat

kerugian

dan

mengalami

akibat

rumahnya

untuk

9

setelah

itu

dapat

menghadapinya.

Namun pada dasarnya ketika

Penelitian dilakukan melalui

bencana

sudah

proses penelitian survai di

diprediksi akan terjadi pada

lapangan dengan cara data

jarak waktu yang dekat, tidak

dikumpulkan dari responden

ada upaya yang bisa dilakukan

yang

untuk

dengan

menggunakan

maupun dihentikan, maka dari

dokumentasi

dan

itu

dilakukan

tentang pengaruh pengetahuan

pengendalian bencana pada

dan sikap masyarakat terhadap

jauh hari sebelum bencana

kesiapsiagaan banjir. Penulis

benar benar terjadi atau bisa

akan melakukan penelitian ini

dilakukan

untuk

tersebut

menghindarinya

perlu

setelah

bencana

banyak

jumlahnya

mengenali

angket

pengaruh

reda dan keadaan kembali

dari pengetahuan dan sikap

semula.

terhadap

Tujuan

pengetahuan

ini

dari
minimal

kesiapsiagaan

bencana karena dilihat dari

untuk mengurangi kerugian

parameter

saat terjadi banjir, mencegah

bahwa pengetahuan menjadi

terjadi banjir dan diharapkan

parameter

masyarakat

menjadi kunci utama untuk

terlebih

dahulu

kesiapsiagaan

pertama

yang

memiliki pengetahuan baik itu

kesiapsiagaan.

kondisi lingkungan maupun

banjir yang pernah dialami

bencana yang sering terjadi.

dan

Kesiapsiagaan menurut

banjir

didaerah

Pengalaman

yang
lain

terjadi
menjadi

UU no 24 Tahun 2007 tentang

pelajaran yang sangat berarti

penanggulangan

akan pentingnya pengetahuan

merupakan

bencana
serangkaian

tentang

bencana

alam.

kegiatan yang dilakukan untuk

Masyarakat perlu mengenali

mengantisipasi

bencana

keadaan

melalui pengorganisasian serta

sendiri.

melalui langkah yang tepat

mengetahui jika air disungai

guna

yang semakin meninggi dikala

dan

berdaya

guna.

10

lingkungannya
Masyarakat

tidak

hujan itu sebagai penyebab

kelurahan Joyotakan, Kecamatan

banjir, akibatnya saat banjir

Serengan, Kota Surakarta”. Maka

benar benar terjadi masyarakat

agar pengkajian lebih mendalam,

belum ada persiapan apapun

permasalahan lebih diarahkan pada

terlebih untuk menyelamatkan

beberapa hal diantaranya :

harta benda. Pengetahuan dan

1.

sikap

dapat

mempengaruhi

Seberapa

besarpengaruh

pengetahuan

masyarakat

kepedulian masyarakat untuk

terhadap

siap

menghadapi bencana banjir di

dan

siaga

dalam

menghadapi bencana banjir.
Dengan

kelurahan

melakukan

motivasi

Joyotakan

Kecamatan Serengan, Kota

penelitian ini diharapkan dapat
menjadi

kesiapsiagaan

Surakarta?

untuk

2.

Seberapa besarpengaruh sikap

meningkatkan kesadaran akan

masyarakat

pengetahuan

dan

sikap

kesiapsiagaan

masyarakat

yang

akan

bencana banjir di kelurahan

berpengaruh

terhadap

kesiapsiagaan
bencana

menghadapi

Joyotakan

menghadapi

banjir,

terhadap

Kecamatan

Serengan, Kota Surakarta?

ketika

3.

Seberapa besar pengetahuan

peristiwa banjir akan terjadi

dan sikap masyarakat terhadap

lagi warga bisa lebih siaga,

kesiapsiagaan

selain itu menjadi contoh bagi

bencana banjir di kelurahan

warga lain.

Joyotakan,

yang

diuraikan

C. Tujuan Penelitian

sebelumnya dalam latar belakang
masalah

bahwa

yang

Kecamatan

Serengan, Kota Surakarta?

B. Perumusan Masalah
Seperti

menghadapi

1. Tujuan penulis melaksanakan

menjadi

penelitian ini adalah sebagai

fokus kajian dalam studi ini adalah

berikut :

“pengaruh pengetahuan dan sikap

a. Tujuan Umum

masyarakat terhadap kesiapsiagaan

Secara

menghadapi bencana banjir di

penelitian

11

umum
ini

bertujuan

untuk mengetahui pengaruh

masyarakat

pengetahuan

kesiapsiagaan

dan

masyarakat

sikap

terhadap

terhadap

menghadapi

bencana

kesiapsiagaan menghadapi

banjir

di

Kelurahan

bencana

banjir

di

Joyotakan,

Kecamatan

Kelurahan

Joyotakan

,

Serengan,

Kecamatan Serengan, Kota

Surakarta.

Surakarta.

4) Agar

b. Tujuan Khusus

Kota

masyarakat

memiliki

pengetahuan

Secara khusus penelitian ini

dan tingkah laku yang

untuk mengetahui :

rasional serta tanggung

1) Mengetahui
pengaruh

akan

jawab terhadap masalah

pengetahuan

bencana banjir sejalan

masyarakat yang akan

dengan

menunjukkan

kesiapsiagaan banjir

kepada

jalan
masyarakat

tentang bencana banjir

D. Tinjauan Pustaka

di Kelurahan Joyotakan,
Kecamatan

Bencana merupakan sebuah atau

Serengan,

rentetan peristiwa yang apabila terjari

Kota Surakarta
2) Mengetahui
sikap

yang

dalam

akan menimbulkan kerusakan yang

pengaruh

menimbulkan kerugian baik material

dilakukan

dan gangguan kejiwaan akibat trauma

masyarakat

terhadap

dan korban jiwa, bancana tidak hanya

kesiapsiagaan

menghadapi
banjir

penelitian

di

Kelurahan

Joyotakan,

Kecamatan

Serengan,

dari alam tetapi non alam yaitu

bencana

manusia itu sendiri. Pengertian bencana
tersebut didukung oleh penjelasan dari
UU RI No 24 tahun 2007 tentang

Kota

penanggulangan

Surakarta.
3) Mengetahui

bencana

yang

mengatakan bahwa bencana adalah

pengaruh

peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

pengetahuan dan sikap

12

mengancam

dan

kehidupan

dan

mengganggu

oleh

penghidupan

peristiwa yang disebabkan oleh alam,

peristiwa

atau

serangkaian

masyarakat yang disebabkan, baik oleh

antara

faktor alam dan/atau faktor nonalam

bumi,tsunami, gunung meletus, banjir,

maupun

sehingga

kekeringan, angin topan, dan tanah

mengakibatkan timbulnya korban jiwa

longsor. Sedangkan bencana non alam

manusia,

lingkungan,

adalah bencana yang diakibatkan oleh

kerugian harta benda, dan dampak

peristiwa atau serangkaian peristiwa

psikologis.

non alam yang antara lain berupa

faktor

manusia

kerusakan

Bencana terdiri dari bencana alam

lain

kegagalan

berupa

teknologi,

dan non alam dimana bencana alam

modernisasi,epidemik

berasal dari peristiwa alam sedangkan

penyakit.

dan

gempa

gagal
wabah

bencana non alam berasal dari non

Dalam penelitian ini fokus bencana

alam, bencana alam disebabkan oleh

ditekankan pada bencana yang mudah

aktivitas alam baik yang terjadi secara

terjadi di wilayah pada pemukiman dan

alami atau menurut siklus maupun

berdekatan dengan sungai besar yaitu

karena perbuatan manusia, ada yang

banjir.Di

bisa

gunung

bencana alam yaitu banjir, banjir

dan ada pula yang terjadi

merupakan peristiwa meluapnya air

secara tiba-tiba seperti longsor, banjir

sungai karena tidak mampu menahan

bandang,

sedangkan

intensitas air atau air hujan menuju ke

bencana non alam disebabkan karena

permukaan daratan dikarenakan tidak

kesenjangan sosial, ekonomi, wabah

mampu meresapkan air kedalam tanah.

penyakit maupun perbedaan paham

Hal ini diperkuat penjelasan Erman

antar manusia, contohnya mewabahnya

Mawardi dan Asep Sulaeman. 2011

virus flu burung, tawuran antar siswa,

yang

peperangan dan lain sebagainya. Hal

sebagai suatu fenomena alam yang

ini diperkuat oleh penjelasan menurut

dapat terjadi baik pada sungai yang

UU RI No 24 tahun 2007 tentang

memiliki

penanggulangan

maupun pada sungai yang memiliki

diprediksi

meletus

angin

misalnya

ribut,

bencana,

bencana

alam adalah bencana yang diakibatkan

aliran

13

Solo

memiliki

mendefinisikan

aliran

hanya

bencanaalam

sepanjang

pada

potensi

musim

tahun

hujan

saja.Wilayah

Surakarta

Kesiapsiagaan adalah serangkaian

khususnyakelurahan

Joyotakan

upaya dan kegiatan yang dilaksanakan

wilayahnya rendah dan diapit sungai

untuk mengantisipasi timbulnya suatu

Kaliwingko dan Sungai Jenes pada

bencana

jarak ½ km mengelilingi kelurahan

korban bencana dan kerugian lain,

Joyotakan

wilayah ini

sehingga masyarakat dapat mencegah

menjadi daerah dataran banjir sehingga

dampak yang ditimbulkan dari bencana

mudah terkena banjir. Disebut daerah

tersebut. Menurut Undang – Undang

dataran

ini

No 4 tahun 2008 Tentang Pedoman

berpeluang besar terserang bencana

Penyusunan Rencana Penanggulangan

banjir, karena wilayahnya rendah dan

Bencana

bisa diprediksi dengan mudah, bahwa

merupakan

air akan mengalir dari permukaan

dilakukan

tinggi

rendah

bencana melalui pengorganisasian serta

apabila dataran rendah tidak mampu

melalui langkah yang tepat guna dan

meresapkan

berdaya

menjadikan

banjir

karena

menuju

daerah

permukaan

air

maka

air

akan

yang dapat

bahwa

menyebabkan

kesiapsiagaan

Serangkaian
untuk

yang

mengantisipasi

guna.Kesiapsiagaan

perlu

menggenang untuk beberapa waktu,

diterapkan untuk menghadapi bencana

lama tidaknya genangan tergantung

yang telah timbul maupun sering

pada intensitashujan dan kemampuan

timbul di suatu daerah baik itu dalam

tanah untuk proses peresapannya.

waktu yang akan terjadi maupun yang

Joyotakan

memiliki

permukaan

masih

lama

terjadi

sehingga

tanah yang rendah bila dilihat dari jalan

masyarakat memiliki sikap waspada

raya yang melewatinya, terlihat seperti

dan respon terhadap kemungkinan

cekungan panjang yang disekelilingnya

tanda tanda lingkungan sehingga lebih

didiami

warga

siap untuk menghindari resiko bencana.

sehingga pada saat hujan turun, air dari

Kesiapsiagaan lebih diterapkan pada

tempat

menuju

fase pra bencana yang bertujuan untuk

pemukiman warga yang berdataran

mengurangi resiko bencana yang lebih

rendah.

efisien apabila diterapkan mulai dari

Kesiapsiagaan

diri sendiri dan rumah tangga.

oleh

tinggi

pemukiman

mengalir

14

Kegiatan kesiapsiagaan secara umum

atau

adalah sebagai berikut : kemampuan

melibatkan faktor pendapat dan emosi

menilai resiko, perencanaan siaga,

yang bersangkutan ( senang – tidak

mobilisasi sumberdaya,

pendidikan

senang, setuju-tidak setuju, baik- tidak

dan pelatihan, koordinasi, mekanisme

baik, dan sebagainya). Sikap dapat

respon,

bersifat positif dan dapat bersifat

manajemen

informasi,

obyek

simulasi.

negatif.

Pengetahuan

kecenderungan

Pengetahuan
mengenali

adalah

proses

cara

melihat,

dengan

mendengar

maupun

tertentu,

Pada

sudah

sikap

positif

tindakan

adalah

mendekati,

menyenangi,

mengharapkan

mempelajari

yang

obyek

tertentu,

sedangkan pada sikap negatif terdapat

sehingga menjadi tahu dan hafal

kecenderungan

terhadap suatu obyek tertentu. Menurut

menghindar,

Notoadmodjo ( 2005 ) mengemukakan

menyukai obyek tertentu.

untuk

menjauhi,

membenci,

tidak

bahwa pengetahuan adalah hasil dari

Dari pendapat diatas maka dapat

tahu dan ini terjadi setelah seorang

disimpulkan bahwa sikap merupakan

melakukan

respon yang diberikan oleh seseorang

penginderaan

terhadap

suatu obyek tertentu.

pada saat melihat suatu peristiwa

Sikap

maupun mendengar suatu pendapat

Menurut Ellis dalam Fajriansyah :
10,

sikap

merupakan

tanpa melakukan tindakan terlebih

faktor

dahulu akan tetapi mereka bertanggung

perasaan/emosi dan reaksi sebagai

jawab

penentu tingkah laku manusia, sebagai

dipilihnya, jadi sikap tersebut adalah

reaksi

dua

bagaimana seseorang tersebut menilai

alternatif, yaitu senang atau tidak

dari apa yang dilihat maupun didengar.

senang, menurut dan melaksanakannya

Sikap mengenai bencana alam

atau

maka

sikap

memiliki

menjauhi/menghindari

Diperkuat

dengan

mengenai

pendapat

yang

sesuatu.

sangat penting dimiliki masyarakat

pendapat

karena menentukan perilaku, namun

Notoadmodjo ( 2005 ) mengemukakan

harus

bahwa

seringkali masyarakat salah mengambil

sikap

merupakan

respons

tertutup seseorang terhadap simulasi

sikap

15

dibarengi

untuk

pengetahuan,

menghadapi

bencana

karena kurangnya informasi yang benar

kuesioner,

mengenai bencana tersebut hasilnya

dokumentasi

ketika

bertujuan untuk memberi bukti empiris

menghadapi

suatu

bencana

wawancara
di

lapangan

dan
yang

masyarakat akan gelisah dan cenderung

bahwa

panik.

menggunakan

Sikap yang baik untuk menghadapi

kesiapsiagaan

banjir

tidak

bencana banjir dipengaruhi oleh faktor

sembarangan,

pengetahuan tentang bencana banjir

drainase,

dan lingkungan serta tindakan saat

diantaranya

membuang

adalah

sampah

memperbaiki

sistem

memantau perkembangan pintu air.

terjadi

kemampuan

banjir

untuk

tindakan
dalam

dan

dan

menghadapi

sikap

untuk

menghadapi bencana banjir.

E. Metode Penelitian

Sampel Penelitian
Metode penelitian menggunakan
metode penelitian kuantitatif

Pada penelitian ini peneliti menentukan

yang

responden lebih bersifat random acak

didasarkan pada kegiatan survei/angket

(random

dengan daftar pertanyaan yang bersifat

menerapkan pola cluster sampling

tertutup. Metode kuantitatif difokuskan

(area

pada kegiatan survei/angket dengan

(random sampling) atau disebut juga

daftar pertanyaan yang didesain secara

probability sampling adalah metode

tertutup.

hasil

pemilihan sampel yang setiap sampel

survei/angket, bukan pada prakiraan

dalam populasi memiliki kemungkinan

peneliti atau penulis tetapi dari hasil

(probabilitas)

responden

terpilih.. (Haris Herdiansyah, 2010:

Data

kuantitatif

yang

telag

disediakan

dengan jawaban yang ada.

sampling)

sampling).

dengan

Random

yang

sama

acak

untuk

105).
Sedangkan

F. Data

teknik

pengambilan

sampel menggunakan rumus dari Taro
Pengumpulan Data
Penelitian
penelitian

ini

empiris

merupakan
menggunakan

metode survei , yang mana pokok dari
sampel

dikumpulkan

melalui

16

Yamane

atau

Slovin

Jumlah Kepala Keluarga ( KK )

dalam

sebagai perwakilan sampel individu di

Riduwan (2007:65) sebagai berikut :

setiap

RW

Kelurahan

Joyotakan,

Kecamatan Serengan Kota Surakarta
dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut ini :
Tabel 1.1
Keterangan :

Jumlah Kepala Keluarga ( KK )

n

: Jumlah sampel

N

: Jumlah populasi

di RW Kelurahan Joyotakan

d2 : Presisi ( ditetapkan 10 % dengan

No

tingkat kepercayaan 95 % )

RW

1

RW I

Jumlah
KK
382

2

RW II

397

3

RW III

438

4

RW IV

225

5

RW V

515

6

RW VI

483

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh
jumlah sampel sebagai berikut :

2440

dibulatkan

menjadi

Sampel KK
382/2440x96
= 15
397/2440x96
= 16
438/2440x96
= 17
225/2440x96
= 9
515/2440x96
= 20
483/2440x96
= 19
96 KK

Sumber : peneliti

96

responden

Pengolahan Data

Cluster sampling (area sampling)

Teknik analisis data diperlukan

merupakan teknik random sampling

untuk mengidentifikasi permasalahan

yang dilakukan terhadap unit sampling

dan kendala yang terjadi berdasarkan

yang

kelompok

data dan hasil survei lapangan. Data

(cluster) tersebut tidak terlalu harus

yang digunakan dalam penelitian ini

bersifat

anggota

adalah data primer , dimana data

(cluster)

tersebut dapat diambil secara langsung

yang terpilih akan diambil sebagai

dari obyek penelitian. Analisis data

sampel. (Haris Herdiansyah, 2010:

yang

105).

dengan pengujian asumsi klasik dari

merupakan

homogen.

suatu

Setiap

kelompok dari kelompok

dilakukan

hasil kuesioner.

17

secara

deskriptif

= 7,6%

7. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan:

1. Pengaruh Pengetahuan terhadap
menghadapi

SE

: Sumbangan Efektif

Kelurahan

X1

: Variabel Pengetahuan

Joyotakan, Kecamatan Serengan,

βx1

: Nilai Koefisien Beta

Kota Surakarta

dari Pengetahuan

kesiapsiagaan
bencana

banjir

di

rxy1

Tabel 1.2
Hasil Pengujian t Statistik
Variabel
Pengetahuan
Sikap

thitung
2,451
2,550

: Nilai Koefisien Korelasi dari

Pengetahuan
Berdasarkan hasil perhitungan

P
0,016
0,012

di

atas

dapat

pengaruh
Hasil

perhitungan

pengaruh

pengetahuan

untuk

diketahui

pengetahuan

bahwa
terhadap

kesiapsiagaan menghadapi bencana

terhadap

banjir

di

Kelurahan

Joyotakan,

kesiapsiagaan menghadapi bencana

Kecamatan Serengan, Kota Surakarta

banjir

adalah sebesar 7,6%.

di

Kelurahan

Joyotakan,

Kecamatan Serengan, Kota Surakarta

7,6 % diartikan sebagai nilai

diperoleh nilai thitung sebesar 2,451

besarnya pengaruh pengetahuan dari

dengan p = 0,016 (lihat tabel 1.2 )

5 parameter menurut LIPI UNESCO

sehingga

2006

H1

diterima,

artinya

tentang

gempa

bumi

dan

pengetahuan berpengaruh signifikan

tsunami yang penulis terapkan dalam

terhadap kesiapsiagaan menghadapi

bencana

bencana

Kelurahan

Pengetahuan, dan sikap terhadap

Serengan,

resiko

banjir

Joyotakan,

di

Kecamatan

banjir

bencana,

antara

lain

kebijakann

dan

Kota Surakarta. Besarnya pengaruh

panduan,

pengetahuan terhadap kesiapsiagaan

darurat bencana, sistim peringatan

menghadapi

bencana,

Kelurahan

bencana
Joyotakan,

banjir

di

Kecamatan

rencana

untuk

keadaan

kemampuan

memobilisasi

sumber

untuk

daya.

nilai

Serengan, Kota Surakarta adalah

pengetahuan menempati angka 7,6 %,

sebagai berikut:

peneliti

SE (X1)%

hanya

menghitung

besar

= βx1× rxy1× 100%

pengetahuan

= 0,243 × 0,312 × 100%

rumusan masalah pada penelitian ini.

18

untuk

menjawab

2. Pengaruh

Sikap

kesiapsiagaan
bencana

rxy2 : Nilai Koefisien Korelasi dari

terhadap

Sikap

menghadapi

banjir

di

Berdasarkan hasil perhitungan di

Kelurahan

Joyotakan, Kecamatan Serengan,

atas

Kota Surakarta

pengaruh

Hasil perhitungan untuk pengaruh

kesiapsiagaan menghadapi bencana

sikap

banjir

terhadap

menghadapi

kesiapsiagaan

bencana

banjir

dapat

diketahui
sikap

di

terhadap

Kelurahan

Kecamatan

di

bahwa

Joyotakan,

Serengan,

Kelurahan Joyotakan, Kecamatan

Surakarta

Serengan, Kota Surakarta diperoleh

8,1%

nilai thitung sebesar 2,550 dengan p =

besarnya pengaruh pengetahuan dari

0,012 ( lihat tabel 1.2 ) sehingga H2

5 parameter menurut LIPI UNESCO

diterima, artinya sikap berpengaruh

2006 tentang gempa bumi dan

signifikan terhadap kesiapsiagaan

tsunami

menghadapi

di

dalam bencana banjir antara lain

Kelurahan Joyotakan, Kecamatan

Pengetahuan, dan sikap terhadap

Serengan, Kota Surakarta. Besarnya

resiko bencana, kebijakann dan

pengaruh

terhadap

panduan, rencana untuk keadaan

kesiapsiagaan menghadapi bencana

darurat bencana, sistim peringatan

banjir

bencana,

bencana

banjir

sikap

di

Kelurahan

Kecamatan

Joyotakan,

Serengan,

adalah

Kota

diartikan

yang

sebesar

8,1%.

sebagai

nilai

penulis

terapkan

kemampuan

untuk

memobilisasi sumber daya. nilai

Kota

Surakarta adalah sebagai berikut:

pengetahuan menempati angka 7,6

SE (X2)% = βx2× rxy2× 100%

%, peneliti hanya menghitung besar

= 0,253 × 0,320 × 100%

pengetahuan

untuk

menjawab

= 8,1%

rumusan masalah pada penelitian
ini.

Keterangan:
SE

: Sumbangan Efektif

a. Koefisien Determinasi (R2)

X2

: Variabel Sikap

Keofisien

βx2

: Nilai Koefisien Beta

mengukur proporsi atau presentasi

determinasi

yaitu

untuk

sumbangan dari seluruh variabel bebas

dari Sikap

(X) yang terdapat dalam model regresi

19

terhadap variabel terikat (Y). Dalam

2006 tentang gempa bumi dan

hal ini untuk mengukur proporsi atau

tsunami

presentasi sumbangan dari variabel

dalam bencana banjirantara lain

pengetahuan

terhadap

Pengetahuan, dan sikap terhadap

bencana

resiko bencana, kebijakann dan

Joyotakan,

panduan, rencana untuk keadaan

Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.

darurat bencana, sistim peringatan

Hasil

bencana,

dan

kesiapsiagaan
banjir

di

sikap

menghadapi
Kelurahan

perhitungan

diperoleh

besar

yang

penulis

terapkan

kemampuan

untuk

pengaruh pengetahuan dan sikap yaitu

memobilisasi sumber daya.

8,1% + 7,6% = 15,7% . Hal ini berarti

pengetahuan menempati angka 7,6

bahwa

%, peneliti hanya menghitung besar

pengetahuan

dan

sikap

pengetahuan

memberikan pengaruh sebesar 15,7%

untuk

nilai

menjawab

rumusan masalah pada penelitian
8. KESIMPULAN DAN SARAN

ini.

A. Kesimpulan

2.Sikap

Berdasarkan
pengaruh

penelitian

pengetahuan

masyarakat
menghadapi
Kelurahan

terhadap

sikap

bencana

kesiapsiagaan

bencana
Joyotakan,

banjir

signifikan

terhadap kesiapsiagaan menghadapi

tentang
dan

berpengaruh

banjir

di

Kelurahan

Joyotakan, Kecamatan Serengan,

di

Kota

Kecamatan

Surakarta

kontribusi

dengan

sebesar

besar

8,1%.8,1

%

Serengan, Kota Surakarta dapat ditarik

diartikan sebagai nilai besarnya

kesimpulan:

pengaruh

1.Pengetahuan berpengaruh signifikan

parameter menurut LIPI UNESCO

terhadap kesiapsiagaan menghadapi

2006 tentang gempa bumi dan

bencana

tsunami

banjir

di

Kelurahan

pengetahuan

yang

penulis

dari

5

terapkan

Joyotakan, Kecamatan Serengan,

dalam bencana banjirantara lain

Kota

besar

Pengetahuan, dan sikap terhadap

kontribusi sebesar 7,6%. 7,6 %

resiko bencana, kebijakann dan

diartikan sebagai nilai besarnya

panduan, rencana untuk keadaan

pengaruh

darurat bencana, sistim peringatan

Surakarta

dengan

pengetahuan

dari

5

parameter menurut LIPI UNESCO

bencana,

20

kemampuan

untuk

memobilisasi sumber daya.

nilai

diterapkan dalam pelajaran IPS yang

pengetahuan menempati angka 8,1

mencakup kajian studi geografi

%, peneliti hanya menghitung besar

berdasarkan Al-Qur’an, Hadis dan

pengetahuan

Aqidah

untuk

menjawab

rumusan masalah pada penelitian

2. Bagi

ini.
3.Pengetahuan

dan

sikap

kesiapsiagaan

Kelurahan

Kecamatan

dan simulasi di masyarakat.

Kota

3. Bagi

Surakarta dengan besar kontribusi

dan sikap terhadap kesiapsiagaan

didapat

bencana banjir dengan mengikuti

dari besar pengaruh pengetahuan

berbagai penyuluhan maupun aktif

dan sikap yaitu 8,1 % + 7,6 % =

mencari informasi melalui media

15,7 % .

cetak dan elektronik.

B. Saran

4. Sebaiknya

Adanya berbagai keterbatasan dalam
ini,

maka

selanjutnya

penulis

perlu

dilakukan

kesiapsigaan masyarakat terhadap

meningkatkan pendekatan Integratif
banjir

penelitian

lain yang berpengaruh terhadap

1. Bagi Pendidikan diharapkan dapat

bencana

untuk

pendalaman terhadap faktor-faktor

memberikan saran sebagai berikut:

mengenai

Kelurahan

dalam meningkatkan pengetahuan

pengetahuan dan sikap memberikan

penelitian

masyarakat

Joyotakan diharapkan berperan aktif

sebesar 15,7%.Hal ini berarti bahwa

pengaruh sebesar 15,7%

dalam

senantiasa melakukan penyuluhan

Joyotakan,

Serengan,

masyarakat

menghadapi bencana banjir dengan

kesiapsiagaan menghadapi bencana
di

Kelurahan

Joyotakan diharapkan meningkatkan

secara

bersama-sama berpengaruh terhadap

banjir

pemerintah

bencana banjir.

yang

21

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Ed. Revisi VI. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2011. Surakarta dalam angka 2011. Surakarta: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Surakarta.
Fajriansyah. 2011. Pengaruh dan sikap kepala keluarga terhadap kesiapsiagaan
rumah tangga dalam menghadapi banjir di Gampong Mesjid Tuha
Kecamatan Meuredu Kabupaten Pidie Jaya. Universitas Sumatera Utara.
Ghozali.Imam.2010.Multivariat dengan program IBM SPSS 19.Semarang:Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Herdiansyah Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Akata:Salemba
Humanika
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Pengertian Banjir.
Kodoatie. Robert. Sugiyanto. 2002. Banjir, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Maryono. Agus. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, Dan Lingkungan, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Mawardi Erman, Asep Sulaeman. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengurangan Resiko Bencana Banjir.Surakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air.
Notoadmodjo, Soekidjo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Cetakan
Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta.

22

Purnomo. H, Ronny. S. 2010. Manajemen Bencana Respons dan Tindakan
Terhadap Bencana. PT Buku Kita, Jakarta.
______ 2010. Kuesioner penelitian Pengaruh Pengetahuan, sikap dan Pendidikan
Kepala Keluarga terhadap kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi banjir
di Desa Pelita Sagoup Jaya Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2010.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
pemula, Bandung: ALFABETA.
SOLOPOS. 28 Desember 2007. Banjir Solo, Surakarta.
Sopaheluwakan. Jan, Deni Hidayati, Haryadi Permana, Krishna Pribadi, Hebrin
Ismail, Koen Meyers, Widayatun, Titik Handayani, Del Afriyadi Bustami,
Daliyo, Fitranita, Laila Nagib, Ngadi, Yugo Kumoro, Irina Rafliana, Teti
Argo. LIPI – UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat
dalam mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Deputi Ilmu
Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Sudaryoko.Y.1987. Pedoman Penanggulangan Banjir, Jakarta, Departemen
Pekerjaan Umum.
UU RI No 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

23

Dokumen yang terkait

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

1 2 17

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR KELURAHAN SUMBER KECAMATAN BANJARSARI KOTA Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

1 3 16

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Dikelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

0 2 13

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP ISLAM BAKTI 1 KELURAHAN JOYOTAKAN Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Islam Bakti 1 Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Islam Bakti 1 Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 1 7

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP ISLAM BAKTI 1 KELURAHAN JOYOTAKAN Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Islam Bakti 1 Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 1 12

SKRIPSI Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN GANDEKAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

0 1 13

NASKAH PUBLIKASI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

0 3 26