Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

PENTINGNYA PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU
THE IMPORTANCE OF TRAINING CURRICULUM 2013 FOR TEACHERS
Sutjipto
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud
Jl. Gunung Sahari Raya, Nomor 4A, Jakarta Pusat
e-mail: [email protected]
Naskah diterima tanggal: 26/6/2016, direvisi akhir tanggal: 21/8/2016, disetujui tanggal: 29/8/2016

Abstract: The purpose of this study is to express the importance of curriculum training for
teachers before its implementation. Results of the study show, first, from the aspect of
policy makers affirms that the naming of Curriculum 2013 curriculum ideas including
competency standards and core competencies, and the basic framework and structure of
the curriculum is essentially unchanged. Second, the curriculum changes and updates in
curriculum 2013 includes the cohenrence of KI-KD (Core Competence – Basic Competence)
and adjustment of the document, structuring competence spiritual attitudes and social
attitudes in all subjects, structuring competence which is not limited by deletion of taxonomic
thinking processes, modification of learning and assessment, adjustment of the book
contents towards the change of KI-KD and learning, and the provision of creative space for
teachers in implementing the curriculum. Third, changes and updates in Curriculum 2013

that emphasizes on curriculum adjustment, easy to learn, easy to teach, measurable, and
meaningful to learn is positively responded by those who implement the curriculum. Fourth,
the implementation training of Curriculum 2013 is a strategic means to interpret the concept
of change and updating of the curriculum as a whole. Fifth, the implementation training of
Curriculum 2013 is a kind of art event to process various goals to harmonize the programmed
policy by sharing ideas in order to lead to the ideal common understanding about the idea,
design, and implementation of the curriculum.
Keywords: curriculum training, curriculum 2013, curriculum updating, curriculum
adjustment, curriculum understanding
Abstrak: Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengungkapkan pentingnya pelatihan
suatu kurikulum bagi guru sebelum kurikulum itu diimplementasikan. Hasil kajian
menunjukkan, pertama, dari sisi pengambil kebijakan memberi penegasan bahwa penamaan
kurikulum Kurikulum 2013; ide kurikulum yang mencakup standar kompetensi lulusan
dan kompetensi inti, kerangka dasar dan struktur kurikulum hakikatnya tidak mengalami
perubahan. Kedua, perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013 mencakup koherensi
KI-KD dan penyelarasan dokumen; penataan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial
pada semua mata pelajaran; penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan
taksonomi proses berpikir; penyelarasan pembelajaran dan penilaian; menyelaraskan isi
buku terhadap perubahan KI-KD dan pembelajaran; dan pemberian ruang kreatif kepada
guru dalam mengimplementasikan kurikulum. Ketiga, perubahan dan pemutakhiran

Kurikulum 2013 yang mencirikan keselarasan, mudah dipelajari, mudah diajarkan, terukur,
dan bermakna untuk dipelajari ditanggapi positif oleh pelaksana kurikulum. Keempat, program
pelatihan pengimplementasian Kurikulum 2013 merupakan wahana yang strategis untuk
memaknai konsep perubahan dan pemutakhiran kurikulum secara menyeluruh. Kelima,
pelatihan pengimplementasian Kurikulum 2013 bagi guru merupakan perhelatan seni
mengolah berbagai tujuan untuk menyelaraskan kebijakan yang diprogramkan melalui ajang
berbagi guna mewujudkan pemahaman bersama yang ideal terhadap ide, rancangan, dan
pengimplementasiannya.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

235

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

Kata kunci: pelatihan kurikulum, Kurikulum 2013, pemutakhiran kurikulum, penyelarasan
kurikulum, pemahaman kurikulum

PENDAHULUAN

penyesuaian-penyesuaian. Dengan demikian,


Dengan terlibat secara aktif pada pelatihan

tiga isu krusial tentang hasil perbaikan kurikulum,

terkait kurikulum 2013, seseorang paling tidak

yakni 1) perubahan nama kurikulum, 2)

memiliki tiga pengalaman, yaitu: 1) pemahaman

perubahan nama mata pelajaran, dan 3) jumlah

terhadap ide dan desain kurikulum, 2) strategi

jam pelajaran tidak mengalami perubahan.

penyajian implementasi kurikulum, dan 3)

Semangat itu, diperkuat data dari keterlibatan


menyampaikan konsep kurikulum (Kemdikbud,

penulis pada pembahasan perbaikan Kurikulum

2016a). Mantapnya pemahaman seseorang

2013 sejak bulan November 2015 menunjukkan

terhadap suatu konsep Kurikulum 2013 berarti-

gambaran tidak ada kemauan kebijakan yang

meminjam istilah Mendikbud Anies Baswedan

akan mengubah, terutama Standar Kompetensi

“mantap pula seseorang tentang arah bangsa

Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI) sebagai


ke depan”. Secara tersurat arah bangsa

organisasi pengikat, dan kerangka dasar dan

terefleksikan ke dalam ide, desain, dokumen,

struktur kurikulum.

dan penerapan kurikulum pendidikan. Konsepsi

Sekecil apapun perubahan dan pemuta-

seperti itu, sejalan dengan hasil penelitian Adin-

khiran yang terjadi dalam desain kurikulum

Surkis (2015) terhadap bagaimana peran guru

memerlukan pemahaman pelaksananya.


bahasa Inggris memandang kurikulum baru

Misalnya, penyelarasan Kompetensi Inti,

bahwa pelatihan pra jabatan (in-service) dapat

penataan kompetensi dasar, dan perubahan

memastikan persepsi guru berkontribusi positif

pembelajaran serta penilaian itu seperti apa?

pada aspek teoritis dan praktis dari perencanaan

Apakah jawabnya guru cukup diberi dokumen

kurikulum, seperti evaluasi kurikulum, penafsiran

hasil pemutakhiran, dan buku rujukan atau


fleksibilitas kurikulum, dan potensi buku teks.

diperlukan pemahaman melalui pelatihan? Untuk

Temuan ini dapat dimaknai bahwa apapun bentuk

menentukan pilihan yang mana yang perlu

pelatihan terhadap kurikulum memiliki tujuan

ditempuh, paling tidak hasil penelitian dari Soler,

yang sama, yaitu sesuai dengan tuntutan

Quiles, & Hargreaves (2015) terhadap 13

kompetensi lulusan, konten, pembelajaran,

program pendidikan musik di Kolombia yang


penilaian, dan pemanfaatan buku pelajaran.

memberikan pelatihan kepada guru dapat

Perangkat Kurikulum 2013 (baik sebelum

dijadikan sebagai inspirasi. Hasil penelitian

maupun sesudah mengalami perubahan)

tersebut menunjukkan, bahwa kebaruan relatif

mencakup beberapa dokumen, yaitu terdiri atas:

dari program kurikulum merupakan faktor kunci

1) Standar Kompetensi Lulusan, 2) Kerangka

keberhasilan suatu pelatihan. Pelatihan imple-


Dasar Kurikulum, 3) Struktur Kurikulum, 4)

mentasi kurikulum yang telah mengalami

Silabus, 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

perubahan dan termutakhirkan bagi guru

6) Buku Pedoman, dan 7) Buku Teks Pelajaran.

merupakan keniscayaan, karena dengan adanya

Pada perubahan dan pemutakhiran Kurikulum

perubahan dan pemutakhiran dokumen seperti

2013 yang telah dilaksanakan, penamaan

halnya Kurikulum 2013 memerlukan pemahaman


kurikulum, Standar Kompetensi Lulusan dan

secara komprehensif bagi pemangku kepen-

kerangka dasar kurikulum tidak mengalami

tingan pelaksana kurikulum, seperti guru, kepala

perubahan. Sedangkan pada struktur kurikulum

sekolah, pengawas, dan penjaminan mutu

terjadi perubahan, khususnya penataan ulang

pendidikan di lapangan.

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan silabus.

Terdapat beberapa kerangka pikir sebagai


Demikian pula pada konteks pembelajaran,

pertimbangan dalam merancang pelatihan

penilaian, dan buku teks pelajaran juga terdapat

pengimplementasian Kurikulum 2013. Pertama,

236

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

guna pengimplementasian hasil perubahan dan

penelitian Smeed, et al. (2015) mengungkapkan

pemutakhiran Kurikulum 2013 setiap guru harus

bahwa pada tataran implementasi, guru ingin

dilatih (Kemdikbud, 2014a). Kerangka pikir

memperoleh informasi konteks pendidikan yang

seperti ini, sejalan dengan temuan penelitian

lebih luas, penggunaan data secara terus-

Awortwi (2010) yang menyimpulkan bahwa

menerus untuk kepentingan siswa, praktik

melembagakan pelatihan kurikulum baru untuk

pedagogis yang baik dalam praktik penilaian,

memberikan pemahaman teknis, manajerial, dan

berbagi informasi antarpemangku kepentingan

kompetensi kepemimpinan bagi administrator

secara profesional, dan peningkatan kinerja

pemerintah sekarang sudah menjadi keharusan

seluruh unsur sekolah. Temuan penelitian ini

dibandingkan dari pemerintahan sebelumnya.

mengisyaratkan bahwa pelatihan implementasi

Karenanya, inti dari pelatihan adalah agar guru

kurikulum mesti menjamin kesempatan kepada

memahami perubahan dan pemutakhiran

semua peserta dapat mengikuti peningkatan

kurikulum. Dengan memahami pemutakhiran

mutu kompetensinya, serta relevansi dan

kurikulum sekaligus juga untuk menambah

efisiensi dalam manajemen pembelajaran

wawasan guru, sehingga implementasi kurikulum

kurikulum pendidikan yang pada gilirannya dapat

itu nantinya dirasakan pula sebagai proses

memacu budaya kerja.

pembelajaran bagi semua.

Untuk mewujudkan budaya kerja peng-

Kedua, setiap kurikulum membawa inovasi,

implementasian Kurikulum 2013 hasil pemu-

dan oleh karena itu, secara prinsipil tidak boleh

takhiran tersebut semua lini institusi baik mulai

terjadi ada guru yang melaksanakan suatu

dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota

kurikulum sebelum dia mendapatkan pelatihan

hingga tingkat sekolah perlu melaksanakan

tentang kurikulum tersebut. Agar dapat

berbagai program pelatihan pengimplementasian

berpartisipasi dalam pelatihan kurikulum, satu

yang terstandar, konsisten dan bermutu, yang

sisi guru dituntut memiliki kemampuan yang

membidik perbaikan proses kerja, program

lebih/berkualitas, yaitu memiliki kecakapan

optimalisasi kinerja implementasi, dan berbagai

berkomunikasi, memiliki kemampuan menjalin

program lainnya. Berangkat dari rasional

kerja sama, memiliki keterampilan atau skill

tersebut, mulai bulan Maret tahun 2016

tertentu, individu yang ulet, disiplin, beretos

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

kerja yang tinggi, dan memiliki semangat untuk

mengambil kebijakan untuk meyelenggarakan

maju. Pada sisi yang lain, pola pelatihan dengan

program pelatihan Kurikulum 2013 perubahan

cara melakukan penelaahan komponen kurikulum

yang lebih bermakna dalam upaya meningkatkan

keterkaitannya

lain

kualitas guru yang selaras dengan semboyan

merupakan pengalaman yang menginspirasi

pelatihannya, yaitu “Aku adalah pelukis masa

proses pembelajaran.

depan.” Demikian pula pada saat acara

dengan

komponen

Dengan meningkatkan kualitas pemahaman

pembukaan pelatihan, Mendikbud Anies

guru terhadap Kurikulum 2013, maka selain bekal

Baswedan berpesan bahwa “Calon Instruktur

kemampuan akademis, seperti rasional peru-

Nasional ini merupakan orang-orang terpilih yang

bahan dan pemutakhiran, landasan filosofis,

akan menjadi duta bangsa ke seluruh pelosok

konteks kompetensi, dan pemanfaatan buku

Tanah Air tercinta.”

pelajaran juga mengupayakan pembekalan guru

Dinamika perubahan dan pemutakhiran

dengan kecerdasan kerja pada ranah imple-

Kurikulum 2013 serta strategisnya fungsi

mentasi pembelajaran dan penilaian. Pengimple-

pelatihan implementasi kurikulum yang di-

mentasian menjadi amat penting agar ide yang

kemukakan di atas, risalah terhadap pentingnya

baik yang telah diterjemahkan dalam rancang

pelatihan kurikulum menjadi menarik. Menarik

bangun perubahan kurikulum dapat dilaksanakan

dalam arti, karena akan bisa memberi gambaran

secara konsisten di sekolah. Dalam konteks itu,

jawaban atas salah satu dari motto pelatihan

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

237

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

bahwa guru merupakan duta bangsa, meminjam

KAJIAN LITERATUR

istilah Mendikbud Anies Baswedan, apabila

Kurikulum 2013 Sebelum Perubahan

kepadanya ditorehkan predikat “pelukis masa

Secara umum, konsepsi kurikulum selalu terkait

depan bangsa”. Karena Kurikulum 2013 itu

dengan perubahan-perubahan strategis yang

sendiri merupakan muatan yang harus dimiliki

terjadi di masyarakat, seperti kepemimpinan,

siswa yang akan menjalani kehidupan masa

sistem politik, ilmu pengetahuan, teknologi,

depan sebagai insan berkarakter, berkembang

sosial, budaya/seni, sistem ekonomi, moralitas/

dalam masyarakat, dan akan membangun

etika, keberagamaan, pertumbuhan penduduk,

masyarakat dalam ekosistem pendidikan dan

dan globalisasi. Secara teoritik, kurikulum adalah

kebudayaan yang berkarakter berlandasakan

program pendidikan untuk menyiapkan generasi

semangat gotong royong. Di samping juga,

muda bangsa yang akan berkontribusi setelah

bahwa pengalaman dalam mengikuti pelatihan

mereka menyelesaikan pendidikan dan menjadi

Kurikulum 2013 itu sendiri akan lebih bermakna

anggota

apabila dapat dituangkan ke dalam sebuah

pendidikan, kurikulum selalu berakar pada

artikel yang dapat menginspirasi semua

budaya bangsa, berdasarkan kehidupan masa

pemangku kepentingan untuk meningkatkan

lalu dan masa kini, dan berorientasi kepada

mutu pendidikan di Republik Indonesia tercinta

prediksi kehidupan masa depan. Karenanya,

ini, sehingga ke depan merupakan masukan yang

perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tak

berharga untuk memperbaiki kebijakan serupa.

terelakkan (Taba, 1962; Tyler, 1969; Tanner &

Atas dasar latar yang dikemukakan di atas,

Tanner, 1980; Oliva, 1988; Print, 1993; Wiles

maka tujuan penulisan artikel ini adalah untuk

and Bondi, 1993; Schubert, 1997; Scchiro,

mengkaji khasanah pelatihan pengimplemen-

2008). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat

tasian Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek-aspek

dimaknai bahwa perubahan kurikulum bukan

perubahan dan pemutakhirannya. Di mana aspek

merupakan kegiatan rutin yang mesti dilakukan,

perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013

tetapi dilakukan jika memang kondisinya

dapat dikategorisasikan ke dalam: 1) penye-

menghendaki perubahan karena terdapat

larasan kurikulum berkait dengan ide kurikulum

ketidakselarasan aspeknya.

masyarakat.

Sebagai

program

yang mencakup standar kompetensi lulusan dan

Pegembangan kurikulum lazimnya berkaitan

kompetensi inti, kerangka dasar dan struktur

dengan ide, perancangan, dokumen, dan

kurikulum; 2) koherensi KI-KD dan penyelarasan

pengimplementasiannya. Pancasila sebagai

dokumen, penataan kompetensi sikap spiritual

suatu filosofis kehidupan bangsa senantiasa

dan sikap sosial, penataan kompetensi dasar,

menginspirasi ide dasar pengembangan

penyelarasan pembelajaran dan penilaian,

Kurikulum 2013. Filosofi tersebut menjadi

menyelaraskan isi buku terhadap perubahan KI-

sesuatu nilai yang selalu diterapkan dalam

KD dan pembelajaran, dan pemberian ruang

kehidupan sehingga manusia Indonesia yang

kreatif; 3) kebermaknaan perubahan dan

dikembangkan melalui kurikulum pendidikan

pemutakhiran kurikulum; 4) pencerahan

haruslah: 1) manusia yang beragama dan

terhadap

pemutakhiran

menghormati agama orang lain; 2) cinta bangsa,

kurikulum; dan 5) penyelarasan kebijakan

tanah air, dan negara; 3) memiliki kepedulian

terhadap ide, rancangan, dan pengimplemen-

untuk mengembangkan kehidupan kebangsaan,

tasian. Dengan begitu, dapat dimaknakan bahwa

sosial dan ekonomi yang berkeadilan; 4)

artikel ini akan menyajikan apa, dan mengapa

demokratis yang mampu menghargai pluralisme

aspek kurikulum tersebut mengalami perubahan

sosial dan budaya; dan 5) mampu berkontribusi

sehingga guru harus paham.

untuk mewujudkan kehidupan umat manusia

perubahan

dan

yang bermartabat dan saling menghargai. Untuk
itu, Kurikulum 2013 haruslah mengembangkan
238

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

satu pertemuan, konten kompetensi sikap yang

menempatkan budaya Indonesia sebagai dasar

berkembang harus dibina dalam waktu panjang

pengembangan pendidikan Indonesia yang

selama proses pendidikan berlangsung di suatu

mampu dan bermanfaat untuk mengembangkan

jenjang pendidikan, dan bahkan mesti dilanjutkan

kualitas manusia Indonesia, bukan manusia yang

di jenjang berikutnya.

berbudaya lain.

Atas dasar kerangka pikir seperti itu, maka

Dengan menempatkan Pancasila sebagai

dalam perancangan Kurikulum 2013 diperlukan

penggerak ide landasan, maka filosofi itu

suatu pengikat konten kurikulum (organising

menjadi tumpuan filosofi programatik pengem-

element). Kurikulum 2013 menggunakan

bangan Kurikulum 2013, yaitu esensialisme,

Kompetensi Inti (KI) sebagai organisasi pengikat.

perenialisme, rekonstruksi sosial, dan huma-

Organisasi pengikat tersebut mencakup empat

nisme. Keempat filosofi ini digunakan secara

kompetensi, yaitu 1) sikap spiritual, 2) sikap

eklektik sesuai dengan kebutuhan Kurikulum

sosial, 3) pengetahuan, dan 4) keterampilan

2013. Landasan esensialisme digunakan untuk

(penerapan pengetahuan). Oleh karena kom-

mengembangkan kemampuan intelektual

petensi ini dijadikan pengikat konten, maka KI

berdasarkan pandangan disiplin ilmu. Landasan

merupakan tujuan bagi siswa selama satu tahun.

perenialisme digunakan untuk mengembangkan

Dengan demikian, siswa tidak hanya tahu tetapi

kemampuan berpikir rasional melalui pewarisan

mampu menggunakan pengetahuan dalam

nilai-nilai budaya dan kecermelangan bangsa.

kehidupan sehingga prinsip I see, I know, I do,

Landasan rekonstruksi sosial digunakan untuk

and I understand dapat dibudayakan. Konteks

mengkaitkan apa yang dipelajari siswa di satuan

dan kompetensi inti menjadi dasar dalam

pendidikan dengan kehidupan masyarakat di

pengembangan kurikulum yang diturunkan ke

sekitarnya. Landasan humanisme memberikan

dalam kompetensi masing-masing mata

kebebasan kepada siswa belajar dan posisinya

pelajaran. Artinya, keempat KI pada semua mata

sebagai subjek dalam belajar. Dengan kata lain,

pelajaran memiliki turunan kompetensi yang

keempat filosofi tersebut sekaligus dijadikan

disebut Kompetensi Dasar (KD).

pendekatan dalam perancangan kurikulum.

Setiap

mata

pelajaran

memberikan

Perancangan kurikulum berkenaan dengan

kontribusi kompetensi dan juga KI sesuai dengan

organisasi konten kurikulum. Atas pemikiran itu,

karakteristiknya melalui semua jalur pem-

maka konten Kurikulum 2013 bukan sekadar

belajaran. Karenanya, dapat dikatakan bahwa

daftar mata pelajaran. Mata pelajaran adalah

pencapaian kompetensi merupakan hasil

unit terkecil dalam organisasi konten kurikulum

kolaborasi setiap mata pelajaran. Karena itu,

yang saling terkait satu sama lain yang secara

dalam setiap mata pelajaran harus dikem-

konseptual menerapkan pendekatan kurikulum

bangkan KD yang mengacu kepada keempat

berbasis kompetensi (competency-based

kompetensi inti tersebut. Dengan pendekatan

curriculum). Dengan prinsip bahwa pengem-

perancangan seperti itu, maka siswa akan

bangan kompetensi keterampilan dan kompetensi

berkembang kemampuannya sekaligus meng-

sikap sebagai konten kurikulum yang termasuk

hasilkan berbagai bentuk aplikasi sehingga

kelompok konten berkembang (developmental

kemampuan berpikir teknologis juga akan

content),

penguatan-

berkembang di samping kemampuan berpikir

penguatan secara vertikal (dalam satu mata

tingkat tinggi, kreatif dan inovatif setelah

pelajaran) dan horizontal (dalam setiap kegiatan

mereka tamat pada jenjang satuan pendidikan

pembelajaran antarmata pelajaran). Berbeda

tertentu, yang dipandu dengan Standar

dengan kompetensi pengetahuan dan kete-

Kompetensi Lulusan (SKL). Di mana SKL

rampilan yang merupakan konten masteri

memberikan kerangka konseptual tentang

(mastery content) yang dapat dimiliki dalam

sasaran pembelajaran yang harus dicapai melalui

maka

diperlukan

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

239

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

kegiatan belajar dan pembelajaran yang

Sementara itu, dalam konteks kurikulum

diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang

berdasarkan kompetensi (competency-based

lingkup materi selama satuan waktu tertentu.

curriculum), dan pendekatan belajar tuntas

Jiwa dari pengimplementasian Kurikulum

(mastery learning) penilaian proses dan hasil

2013 adalah pembelajaran, yakni diseleng-

belajar merupkan parameter tingkat pencapaian

garakan secara interaktif, menyenangkan,

kompetensi minimal. Untuk itu, Kurikulum 2013

menantang, inspiratif, memotivasi siswa untuk

mempersyaratkan penggunaan penilaian

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

autentik (authentic assessment). Secara

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

paradigmatik penilaian autentik memerlukan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

perwujudan pembelajaran autentik (authentic

kemampuan, dan perkembangan fisik serta

instruction) dan belajar autentik (authentic

psikologis siswa (Kemdikbud, 2014b). Pem-

learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian

belajaran seperti itu, intinya memberikan

autentik lebih mampu memberikan informasi

pengalaman bagi siswa untuk mengembangkan

kemampuan siswa secara holistik dan valid).

potensi dirinya menjadi manusia yang memberi

Dengan demikian, penilaian hasil belajar oleh

apa yang dimilikinya untuk membangun

guru adalah proses pengumpulan informasi/bukti

kehidupan yang lebih berkualitas. Pembelajaran

tentang capaian pembelajaran siswa dalam

pada Kurikulum 2013 adalah diarahkan guna

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial,

mengembangkan potensi siswa dari tidak tahu

kompetensi pengetahuan, dan kompetensi

menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu,

keterampilan yang dilakukan secara terencana

dan dari tidak mau menjadi mau. Proses tersebut

dan sistematis, selama dan setelah proses

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

pembelajaran (Kemdikbud, 2014c).

mengembangkan potensi mereka menjadi

Tabel 1 adalah contoh format KI-KD

kemampuan yang semakin lama semakin

Kurikulum 2013 mata pelajaran IPA SMP/MTs

meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),

Kelas VII sebelum mengalami perubahan dan

pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan

pemutakhiran. Format penyajian dalam Kurikulum

dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,

2013 sebagaimana pada Tabel 1 nampak bahwa

berbangsa, serta berkontribusi pada kesejah-

KD pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada

teraan hidup umat manusia.

KI-2 dianggap kurang logis dikaitkan dengan

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 meng-

karakteristik mata pelajaran IPA. Oleh karena

gunakan pendekatan saintifik atau pendekatan

itu, perbaikan koherensi KI-KD dan penyelarasan

berbasis proses keilmuan. Melalui penerapan

dokumen, dan penataan kompetensi sikap

pendekatan pembelajaran berbasis proses

spiritual dan sikap sosial pada mata pelajaran

keilmuan (saintifik), pembelajaran harus

tersebut, dan pada semua mata pelajaran

mengembangkan beragam kemampuan seperti

menjadi keniscayaan.

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/

Di samping itu, perubahan dan pemutakhiran

eksperimen, mengolah informasi/asosiasi, dan

Kurikulum 2013 dikarenakan adanya alasan lain,

mengomunikasikan. Kelima kemampuan ini dapat

seperti 1) terindikasi adanya inkonsistensi antara

dikembangkan sehingga setiap siswa harus

KD dalam silabus dan buku teks pelajaran (baik

menguasainya. Strategi untuk menguasai setiap

lingkup materi maupun urutannya); 2) belum

kemampuan itu sepenuhnya ditentukan oleh

ada pernyataan eksplisit dalam dokumen

guru di suatu lembaga pendidikan tetapi

kurikulum tentang perlunya siswa lebih melek

kemampuan-kemampuan tersebut menjadi milik

teknologi; 3) format penilaian dianggap terlalu

siswa dan mereka gunakan untuk meningkatkan

rumit dan perlu penyederhanaan; 4) penegasan

kompetensi-kompetensi lainnya.

kembali pengertian pembelajaran ilmiah yang
bukan satu-satunya pendekatan dalam proses

240

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

Tabel 1 KI-KD Kurikulum 2013 IPA SMP Kelas VII Sebelum Mengalami Perubahan

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya

1.1

Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan
dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan
ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya

2.1

Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari

2.2

Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan

2.3

dst

3.1

Memahami konsep pengukuran berbagai besaran
yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan
fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta
pentingnya perumusan satuan terstandar (baku)
dalam pengukuran

3.2

Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup dari bendabenda dan makhluk hidup yang ada di lingkungan
sekitar

3.3

dst

4.1

Menyajikan hasil pengukuran terhadap besaranbesaran pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan
fisik dengan menggunakan satuan tak baku dan
satuan baku

4.2

Menyajikan hasil analisis data observasi terhadap
benda (makhluk) hidup dan tak hidup

4.3

dst

3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak
mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori
Sumber: Kemdikbud. 2014d

pembelajaran di kelas; dan 5) penyelerasan dan

Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 (Kemdikbud,

perbaikan teknis buku teks pelajaran agar

2014a). Dalam dua peraturan perundang-

mudah dipelajari oleh siswa.

undangan tersebut tersirat bahwa Kurikulum
2013 yang telah diimplementasikan perlu

Perubahan dan Pemutakhiran Kurikulum

diperbaiki karena terdapat ketidakselarasan

2013

antara ide dengan desain kurikulum hingga soal

Minimal ada dua landasan sebagai rujukan untuk

ketidakselarasan gagasan dengan isi buku teks,

mengadakan perubahan dan pemutakhiran

dan ketidakselarasan gagasan pembelajaran

Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan secara

dengan implementasinya. Sinyal tersebut

bertahap bagi 6.221 sekolah pada tahun 2013,

tampaknya akan mewarnai hasil perbaikan, yang

yaitu 1) Surat Edaran Mendikbud Republik

mengarah pada perubahan dan pemutakhiran

Indonesia Nomor 179342/MPK/KR/2014 Perihal

Kurikulum 2013 yang ditugaskan kepada Pusat

Pelaksanan Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2014),

Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk).

dan 2) Permendikbud Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Dengan penugasan seperti itu, maka
Puskurbuk

menyelenggarakan

berbagai
241

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

pertemuan dengan melibatkan beragam profesi

dasar, 3) silabus, 4) rencana pelaksanaan

untuk kajian-kajian. Simpulannya, bahwa

pembelajaran, 5) pembelajaran, 6) penilaian,

perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013

dan 7) buku teks pelajaran. Dengan demikian,

diperlukan karena ada beberapa permasalahan,

dapat dimaknai bahwa perbaikan Kurikulum 2013

yaitu: 1) ketidakselarasan antara KI-KD dengan

tidak membongkar secara keseluruhan dimensi

silabus dan buku, 2) kompleksitas pembelajaran

kurikulum tetapi hanya sebagian semata. Hal

dan penilaian pada sikap spiritual dan sikap

ini juga dikuatkan oleh pendapat para ahli

sosial, 3) pembatasan kemampuan siswa melalui

kurikulum bahwa perbaikan kurikulum dapat

pemenggalan taksonomi proses berpikir

didasarkan pada kurikulum yang masih berlaku

antarjenjang, dan 4) penerapan proses berpikir

(Pinar, 2012; Oliva, 2013). Berkait dengan

5M (mengamati, bertanya, mengumpulkan

pemutakhiran suatu kurikulum, Lucas dan

informasi/eksperimen, mengolah informasi/

Rawlins (2015) memperkenalkan model

asosiasi, dan mengomunikasikan) sebagai

Pendekatan Revisi Kurikulum Komunikasi Bisnis

metode pembelajaran yang bersifat prosedural

dengan istilah “kompetensi pivot”, yaitu bukan

dan mekanistik sehingga terkesan kaku.

penciptaan kembali kurikulum melainkan telaah

Berdasarkan hal itu, maka perubahan dan

posisi disiplin pengetahuan dan praktik terbaik

perbaikan kurikulum mencakup: koherensi KI-

dalam kerangka yang jelas, mudah diingat, dan

KD dan penyelarasan dokumen; penataan

berorientasi profesional untuk membantu siswa

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada

membangun kompetensi komunikasi yang dapat

semua mata pelajaran; penataan kompetensi

diaplikasikan di berbagai situasi bisnis

yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi

merupakan hal yang penting. Kajian ini meng-

proses berpikir; dan pemberian ruang kreatif

indikasikan bahwa bukan merombak kurikulum

kepada guru dalam mengimplementasikan

yang diutamakan tetapi penataan kompetensi

kurikulum.

yang dibutuhkan yang menjadi prioritasnya.

Secara skematik

cakupan substansi

Sebagus apapun dokumen kurikulum

perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013

manakala pengimplementasiannya kurang bagus

dapat dilihat pada Gambar 1. Secara pro-

maka hasilnya pasti juga kurang bagus.

gramatik perubahan dan pemutakhiran Kurikulum

Karenanya, pemutakhiran berkait dengan

2013 dapat dikategorisasikan ke dalam

pengimplementasian Kurikulum 2013 harus

penyelarasan: 1) kompetensi inti, 2) kompetensi

memastikan terjadinya keselarasan antara

Sumber: Kemdikbud. 2016b. Modul 1.2 Bahan Pelatihan Kurikulum 2013
Gambar 1 Skema Substansi Perubahan dan Pemutakhiran Kurikulum 2013

242

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

dokumen kurikulum (plan curriculum), pem-

Budi Pekerti dan mata pelajaran PPKn. Pada

belajaran (taught curriculum), dan hasil belajar

kedua mata pelajaran tersebut, kompetensi

(learned curriculum). Dengan demikian, antara

sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan

KI-KD, silabus, buku teks pelajaran, pembe-

melalui pembelajaran langsung (direct teaching)

lajaran, dan penilaian hasil belajar harus selaras.

dan tidak langsung (indirect teaching).

Untuk itu, perbaikan dokumen kurikulum antara

Pemutakhiran Kurikulum 2013 menetapkan

lain: penyelaraskan KI-KD, silabus, dan buku

bahwa KI-1 dan KI-2 tidak dijabarkan ke dalam

teks pelajaran; kesinambungan keluasan-

KD, kecuali mata pelajaran Agama dan Budi

kedalaman KD (scope) dan urutan (sequence)

Pekerti dan PPKn. Hal tersebut berimplikasi

secara vertikal (kelas I sampai dengan XII);

bahw a kompetensi inti pada kedua mata

keselarasan keluasan-kedalaman KD (scope)

pelajaran tersebut memiliki turunan KD, misalnya

dan urutan (sequence) secara horizontal

kompetensi sikap spiritual (KI-1) turunan KD-

(antarmata pelajaran) mesti tampak tersurat.

nya mulai dari KD-1.1; KD-1.2; KD-1.3 dan
seterusnya. Sedangkan kompetensi sikap sosial

Perubahan dan Pemutakhiran Kompetensi

(KI-2) juga memiliki turunan KD, mulai KD-2.1;

Inti

KD-2.2; KD-2.3 dan seterusnya. Kedua kom-

Ide kurikulum berkait dengan ruh Kompetensi

petensi sikap tersebut diperlukan pembelajaran

Inti tidak mengalami perubahan. Yang ada adalah

langsung dengan penekanan dan penguasaan

penyelarasan KD dan penataan sikap spiritual

konsep dan/atau perubahan perilaku dengan

dan sikap sosial terhadap mata pelajaran.

pendekatan deduktif.

Perubahan dan pemutakhiran pada dua

Pada Tabel 2 adalah contoh KI-KD

kompetensi inti, yakni kompetensi sikap spiritual

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada

dan sikap sosial adalah menyelaraskan KI-KD-

mata pelajaran Pendidikan Agama-Budi Pekerti

nya pada semua mata pelajaran, kecuali KI-KD

SMP/MTs Kelas VII.

untuk dua mata pelajaran Pendidikan Agama-

Tabel 2 KI-KD Pendidikan Agama-Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)
1. menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya

KOMPETENSI DASAR

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
2. menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun,
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KOMPETENSI DASAR

1.1 terbiasa membaca al-Qur’an dengan
meyakini bahwa Allah Swt. akan
meninggikan derajat orang yang beriman
dan berilmu

2.1 menunjukkan perilaku semangat menuntut
ilmu sebagai implementasi Q.S. alMujadilah/58: 11, Q.S. ar-Rahman /55: 33
dan Hadis terkait

1.2 terbiasa membaca al-Qur’an dengan
meyakini bahwa Allah Swt. mencintai orangorang yang ikhlas, sabar, dan pemaaf

2.2 menunjukkan perilaku ikhlas, sabar, dan
pemaaf sebagai implementasi pemahaman
Q.S. an-Nisa/4: 146, Q.S. al-Baqarah/2: 153,
dan Q.S. Ali Imran/3: 134, dan Hadis terkait

1.3 meyakini bahwa Allah Swt. Maha
Mengetahui, Maha Waspada, Maha
Mendengar, dan Maha Melihat

2.3 menunjukkan perilaku percaya diri, tekun,
teliti, dan kerja keras sebagai implementasi
makna al-’Alim, al- Khabir, as-Sami’, dan alBashir

Sumber: Puskurbuk. 2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil Perbaikan Versi 19022016

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

243

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

Pada Tabel 3 adalah contoh KI-KD

Kompetensi tersebut dicapai melalui proses

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada

pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau

mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

ekstrakurikuler.

Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu

Sementara itu, pada mata pelajaran selain

siswa mampu “Menghargai dan menghayati

Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan mata

ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan

pelajaran PPKn, pembelajaran kompetensi sikap

Kompetensi Sikap Sosial, yaitu siswa mampu

spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui

“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching).

jawab, peduli (toleransi, gotong royong),

Dengan kata lain, KI-1 (sikap spiritual) dan KI-

santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi

2 (sikap sosial) tidak memiliki turunan KD tetapi

secara efektif dengan lingkungan social dan alam

menjadi payung dalam proses pembelajaran

dalam jangkauan pergaulan dan kebera-

kompetensi dasar KI-3 (pengetahuan) dan KI-

daannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai

4 (keterampilan/kecakapan). Berikut contoh

melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

model rumusan/penulisan KI-1 dan KI-2 untuk

teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMP/

budaya sekolah dengan memperhatikan

MTs Kelas VII hasil pemutakhiran.

karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi siswa.

KOMPETENSI INTI (KI-1 dan KI-2)
ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan

KELAS: VII

sebagai pertimbangan guru dalam mengem-

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi,

bangkan karakter siswa lebih lanjut (Sumber:

yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap

Puskurbuk. 2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil

sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Perbaikan Versi 19022016).

Tabel 3 KI-KD Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)
1.

menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya

KOMPETENSI DASAR

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
2.

menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KOMPETENSI DASAR

1.1 mensyukuri proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

2.1 menghargai proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar Negara

1.2

2.2 mematuhi norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat untuk
mewujudkan keadilan

menghargai norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dengan
jujur sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa
1.3 menghayati nilai kesejarahan perumusan
dan pengesahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2.3 mendukung nilai kesejarahan perumusan
dan pengesahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sumber: Puskurbuk. 2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil Perbaikan Versi 19022016

244

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

Perubahan dan Pemutakhiran Kompetensi

lingkungan. Kompetensi dan materi yang

Dasar

diajarkan terukur melalui indikator yang mudah

Pada dokumen Kurikulum 2013 sebelum

dirumuskan dan layak dilaksanakan. Kompetensi

pemutakhiran, rumusan penulisan KD dibatasi

dan materi yang diajarkan mempunyai

oleh taksonomi, seperti di SD hanya sampai pada

kebermaknaan bagi sisw a sebagai bekal

tingkat memahami, SMP sampai tingkat mene-

kehidupan.

rapkan, dan di SMA sampai tingkat membuat/

Kompetensi Dasar, merupakana kriteria

mencipta. Demikian pula pola dimensi kategori

capaian pembelajaran suatu mata pelajaran atau

pengetahuan, di SD hanya sampai konseptual,

muatan yang pada akhirnya berujung secara

SMP sampai prosedural, dan SMA metakognitif.

praksis dikembangkan secara potensial-aktual

Pola penataan seperti ini berdampak pada

sehingga menjadi kompetensi-kompetensi (sikap

proses pembelajaran, di mana seolah-seolah

spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan

siswa cukup sampai pada berpikir tingkat

keterampilan) siswa melalui proses belajar,

rendah, yaitu memahami, sedangkan berpikir

pembelajaran, serta kehidupan nyata. Peru-

tingkat tinggi baru akan diterapkan pada level

bahan dan pemutakhiran rumusan KI-KD untuk

SMA. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip belajar

KI-3 (kompetensi pengetahuan) dan KI-4

berkelanjutan

secara

(kompetensi keterampilan) menggunakan

kontinum. Karena itu, pada dokumen perubahan

landasan pengembangan tujuan menurut

dan pemutakhiran, tidak ada lagi pembatasan

Anderson dan Krathwohl (2001). Menurut

berdasarkan taksonomi tersebut.

Anderson dan Krathwohl, penulisan tujuan

dan

berlangsung

Proses perubahan dan pemutakhiran

pembelajaran dalam bentuk kompetensi

kompetensi dasar menggunakan prinsip bahwa

merupakan perpaduan/pertemuan antara sumbu

KD bersifat dapat dipelajari (learnable), dapat

X sebagai dimensi proses kognitif/berpikir dan

diajarkan

diukur

dimensi kategori pengetahuan. Dimensi proses

(measurable), dan layak dipelajari (worth to

kognitif/berpikir dimulai dari proses kognitif

learn). Lingkup kompetensi dan materi yang

t ingkat rendah ( low order thinking) sampai

dirumuskan dalam KD mudah dipelajari oleh siswa

tingkat tinggi (high order thinking), yaitu

sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis

mengingat, memahami, menerapkan, meng-

dan aspek pedagogis. Lingkup kompetensi dan

analisis, mengevaluasi, dan membuat/mencipta.

materi yang dirumuskan pada KD mudah diajarkan

Sedangkan dimensi kategori pengetahuan, yaitu

oleh guru sesuai dengan gaya belajar siswa,

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

karakteristik mata pelajaran, karakteristik

dan metakognitif (lihat Tabel 4).

(teachable),

dapat

kompetensi, dan sumber belajar yang ada di
Tabel 4 Dimensi Proses Kognitif/Berpikir dan Dimensi Kategori Pengetahuan

(Factual
Knowledge
(Conceptual
Knowledge
(Procedural
Knowledge
(Metacognitive
Knowledge
Kategori
Pengetahuan

Remember)
List

Understand
Summarize

Apply
Classify

Analyze
Order

Evaluate
Rank

Create
Combine

Describe

Interpret

Experiment

Explain

Assess

Plan

Tabulate

Predict

Calculate

Differentiate

Conclude

Compose

Appropriate
Use

Execute

Construct

Achieve

Action

Actualise

Dimensi Proses Berpikir

Sumber: Anderson’s et al. (2001) Cognitive Revised Domain

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

245

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

Pada pemutakhiran Kurikulum 2013

kecakapan, yaitu mengingat, memahami,

penyusunan KD pada jenjang pendidikan dasar

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

dan menengah tidak dibatasi lagi oleh tingkatan

mencipta, serta unsur ke dua, yaitu kata benda

taksonomi. Dengan demikian, pada sekolah

atau kata kerja yang terdiri dari berbagai jenis

dasar, misalnya siswa juga dapat membangun

pengetahuan antara lain: pengetahuan faktual,

kemampuan berpikir tingkat tinggi ( high order

konseptual, prosedural, dan metakognitif yang

thinking skill) dengan berbagai kategori

diharapkan dicapai atau dibentuk oleh siswa.

pengetahuan dari mulai pengetahuan sederhana

Penggambaran ini sangat diperlukan dalam

sampai dengan pengetahuan yang kompleks.

pengorganisasian kurikulum (curriculum

Sementara itu, pada tingkat sekolah menengah

organization) yang dimutakhirkan untuk

siswa juga dapat membangun pemahaman

mengatur konsistensi dan koherensi setiap mata

pengetahuan faktual sesuai dengan karakteristik

pelajaran atau muatan untuk menerapkan

mata pelajaran dan materi pembelajaran.

kriteria: lingkup isi (scope and depth), urutan

Semakin tinggi tingkatan kelas, kemampuan

(sequence), keberlanjutan (continuity), dan

siswa dibedakan pada kompleksitas jenis

keterintegrasian (integration) secara sistemik

pengetahuan. Karenanya, akan semakin

internal mata pelajaran dan eksternal antarmata

mendalam pula cakupan pengetahuan yang

pelajaran, dan secara holistik/utuh dalam suatu

akan dikuasai oleh siswa sesuai dengan

jenis/satuan pendidikan. Penataan tersebut

tingkatan perkembangan usia mereka.

secara grafis dapat divisualkan pada Gambar

Pola penulisan satu KD disusun oleh dua

2.

unsur, unsur pertama adalah kata kerja yang

Dengan merujuk pada Tabel 4 dan Gambar

menunjukkan tingkatan berpikir dan tingkatan

2 maka gradasi dan keselarasan dalam

Penataan Kompetensi yang Tidak Dibatasi Pemenggalan
Taksonomi Proses Berfikir

Sumber: Kemdikbud. 2016b. Modul 1.2 Bahan Pelatihan Kurikulum 2013
Gambar 2 Perbedaan Penataan KD Sebelum dan Sesudah Pemutakhiran

246

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

pengorganisasian KD dapat digambarkan pada

dimaksudkan pada daya aplikasinya terhadap

Tabel 5, di mana semakin kompleks tingkat

pengembangan kurikulum, desain instruksional,

proses berpikir yang disajikan KD (kata kerja)

penilaian, dan gabungan ketiganya.

akan semakin dalam pula pengetahuan (kata

Tabel 6 adalah contoh KI-KD 3 dan KI-KD 4

benda) yang diharapkan untuk mencapai

perubahan dan pemutakhiran untuk mata

kompetensi. Karena memang revisi taksonomi

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII SMP/

Bloom menurut Anderson dan Krathwohl (2001),

MTs.

Tabel 5 Keterkaitan antara Dimensi Kognitif (Proses Berpikir)

Dimensi Proses Kognitif

Mencipta
Mengevaluasi
Menganalisis
Menerapkan
Memahami
Mengingat
Faktual

Konseptual
Prosedural
Dimensi Pengetahuan

Metakognitif

Sumber: Adaptasi dari Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001
Tabel 6 Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan IPA Kelas VII SMP/MTs

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. memahami pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata

4. mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR

KOMPETENSI DASAR

3.1 menerapkan konsep pengukuran berbagai
4.1 menyajikan data hasil pengukuran dengan
besaran yang ada pada diri sendiri, makhluk
alat ukur yang sesuai pada diri sendiri,
hidup lain, dan benda-benda di sekitar, serta
makhluk hidup lain, dan benda-benda di
pentingnya penggunaan satuan standar
sekitar dengan menggunakan satuan tak
(baku) dalam pengukuran
baku dan satuan baku
3.2 mengklasifikasikan makhluk hidup dan
4.2 menyajikan hasil pengklasifikasian makhluk
benda berdasarkan karakteristik yang
hidup dan benda di lingkungan sekitar
diamati
berdasarkan karakteristik yang diamati
3.3 memahami konsep campuran dan zat
4.3 menyajikan hasil penyelidikan atau karya
tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan
tentang sifat larutan, perubahan fisika dan
kimia, perubahan fisika dan kimia dalam
perubahan kimia, atau pemisahan campuran
kehidupan sehari-hari
3.4 memahami konsep suhu, pemuaian, kalor,
4.4 melakukan percobaan untuk menyelidiki
perpindahan kalor, dan penerapannya dalam
pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud
kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme
benda serta perpindahan kalor
menjaga kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan
3.5

dst

4.5 dst

Sumber: Puskurbuk. 2016. KI-KD Kurikulum 2013 Hasil Perbaikan Versi 19022016.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

247

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

Perubahan dan Pemutakhiran Silabus dan

Pembelajaran dikembangkan dan diimple-

Pembelajaran

mentasikan berdasarkan karakteristik mata

Silabus yang telah dipersiapkan oleh pemerintah

pelajaran dan karakteristik KD mata pelajaran.

ternyata dikeluhkan karena dirasa cukup

KD akan dicapai melalui pemberian pengalaman

membelenggu kreativitas guru dalam mengem-

belajar yang bervariasi sesuai dengan konteks

bangkan dan mengelola pembelajaran. Salah

dan kearifan serta keunggulan lokal, kebutuhan

satu yang dianggap membelenggu adalah

siswa, berpikir tingkat tinggi (higher order

dengan mencantumkan pendekatan saintifik,

thinking skills) sesuai dengan tuntutan

yang khas 5M-nya, yaitu mengamati, menanya,

kebutuhan kompetensi abad ke-21. Hasil

mengumpulkan informasi/mencoba, meng-

pemutakhiran Kurikulum 2013 juga mendorong

asosiasi, dan mengomunikasikan dalam kolom

guru untuk diberikan keleluasaan dalam

pembelajaran pada silabus. Akibat pencantuman

mengembangkan pengalaman belajar atau

itu, guru menganggap bahwa 5M adalah

pendekatan-pendekatan pembelajaran yang

prosedur pembelajaran yang baku dan harus

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,

diikuti secara prosedural. Di samping diangap

kompetensi, materi pelajaran, dan kondisi

dan disikapi sebagai prosedur baku, 5M juga

daerah. Misalnya, dalam mata pelajaran bahasa

dipahami sebagai satu-satunya pendekatan

digunakan pendekatan pembelajaran berbasis

dalam melaksanakan pembelajaran untuk semua

genre, dalam mata pelajaran Agama Katholik

mata pelajaran. Hal ini menyulitkan guru dalam

digunakan pendekatan pembelajaran Kateketis.

pengimplementasian untuk mata-mata pelajaran
tertentu.

Model-model

pembelajaran

beserta

sintaknya (seperti discovery learning, problem

Pada perbaikan dokumen Kurikulum 2013

based learning, project based learning) tetap

ditekankan bahwa pendekatan saintifik dengan

dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD,

5M-nya bukan satu-satunya pendekatan

materi pelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

pembelajaran dan bukanlah prosedur atau

Guru diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk

langkah-langkah yang kaku. Pendekatan 5M

menerapkan berbagai model-model pembelajaran

merupakan kemampuan proses berpikir yang

lain, seperti Model Pembelajaran Kooperatif

perlu dilatihkan kepada siswa secara terus

(Cooperative Learning), Pembelajaran Tematik

menerus melalui pembelajaran agar mereka

Terpadu. Dengan kata lain, guru tidak disibukkan

terbiasa berpikir secara saintifik. Aktivitas

dengan penamaan pendekatan dan model

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/

pembelajaran yang digunakan, akan tetapi lebih

mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

menekankan

bukanlah prosedur baku atau urutan langkah-

pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh

langkah pembelajaran yang kaku, tetapi

siswa.

pada

variasi pengalaman-

merupakan kemampuan atau proses berpikir

Atas dasar kerangka pikir seperti itu, maka

yang perlu dibiasakan agar siswa terbiasa

silabus difokuskan pada: 1) penataan penulisan

berpikir ilmiah. Kemampuan tersebut harus

dan format agar mudah dipahami oleh guru

dilatihkan secara terus menerus sehingga

(berisi: KD, materi pembelajaran, dan kegiatan

mendorong setiap siswa untuk menjadi

pembelajaran); 2) pemberian eksplanasi yang

pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah

lebih jelas terhadap karakteristik mata pelajaran,

dalam kehidupan. Kondisi ini dibangun oleh

lingkup kompetensi, dan materi pembelajaran;

ekosistem pendidikan di sekolah melalui

3) kontekstualisasi pembelajaran turut menjadi

pembelajaran berbasis aktivitas dan pendekatan

penekanan; dan 4) silabus yang disiapkan

keilmuan.

pemerintah merupakan salah satu model untuk

248

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2016

Sutjipto, Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru

memberi inspirasi guru. Dengan demikian, guru

Perubahan dan Pemutakhiran Penilaian

dapat mengembangkannya sesuai konteks yang

Pembelajaran dan penilaian merupakan satu

relevan. Begitu pula dalam pembelajaran tematik

kesatuan. Pembelajaran berangkat dari hasil

(SD) guru dapat mengembangkan tema dan

berupa data dan informasi tentang pencapaian

subtema se