MERANGKAK DI BAWAH BENDERA MERAH SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI KOMUNIS INDONESIA TAHUN 1948 SAMPAI TAHUN 1955

  

MERANGKAK DI BAWAH BENDERA MERAH

SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI KOMUNIS

INDONESIA TAHUN 1948 SAMPAI TAHUN 1955

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah

  

Disusun Oleh

Nama : Ajeng Dewanthi

NIM : 014314001

  

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

Ithaca

  Always keep Ithaca in your mind. To arrive there is your ultimate goal.

  You must already have understood what Ithaca means

  And if you find her poor, Ithaca has not deceives you Wise you have become, with so much experience

  Without her you never have set out on the road She has nothing more to give you

  Not expecting that Ithaca will offer you riches Ithaca has given you beautiful voyage

  And to anchor at the island when you are old Rich with all you have gained on the way,

  But do not hurry the voyage at all. It is better to let it last for many years;

  As many sensual perfumes as you can; Visit many Egyptian cities, to learn and learn from scholars.

  When you set out on your journey to Ithaca Pray that road is long,

  And purchase fine merchandise, Mother-of pearls and coral, ember and ebony, and sensual perfumes of all kinds,

  You will enter ports seen for the first time; Stop at Phoenician markets

  Pray that road is long That the summer mornings are many, when, with pleasure, with such joy

  The fierce Posedion you will never encounter if you do not carry them within your soul if your heart does not set them up before you

  If your thoughts remain lofty, if a fine emotion touches your spirit and your body The Lestrygonians and the Cyclops

  The angry Posedion-do not fear them You will never find such as these on your path

  Full of adventure, full of knowledge The lestrygonians and the Cyclops

  

Constantine Cavafy (1863-1933) Diterjemahkan oleh Rae Dalven Take from: The Zahir by Paoulo Coelho

  

Persembahan

My Lord “Allah” yang telah memberiku hidup, “Misteri” yang menciptakan dunia. Gunung batu tempat aku bersandar. Yesus yang telah memberi kekuatan dan begitu banyak inspirasi dalam hidup You are the best!!! Papa, Mama, Dimas, Angga, Kastrin Tidak ada kata lain selain “Maaf atas segala keterlambatan ini”.

  I love you Pa, Ma, Dim’s, NG’a, A’tin.

  Rm. FX. Baskara T Wardaya Saya belajar banyak walau kadang saya tidak mengerti, saya berusaha keras bangkit walau kadang

saya jatuh. Saya mencari diri saya walau kadang tidak segera menemukan. Tapi saya yakin suatu hari

saya akan mencapai tujuan dari hidup itu sendiri. Terima kasih.

  Izarius Hiroki Ostheim But I being a poor, I’ve only have my dream I spread my dream under your feet. Turn it softly. Because you stride up my dream Sutarmi dan Riska

Terimakasih telah menjadi “gila” bersamaku dan menjadi orang yang paling mengerti aku selama enam

tahun ini. Aku merindukan percakapan kita tentang dunia yang freak ini.

  I love you.

  Nana Hidup itu abu abu-abu karena tidak ada yang hitam dan yang putih Kesepian, kemarahan, perjuangan dan kebanggaan Terima kasih karena telah bersama saya dan menemani saya With Love, Anthi

  

Abstrak

  Skripsi ini berjudul “Merangkak Di Bawah Bendara Merah. Perkembangan Partai Komunis Indonesia tahun 1948 Sampai Tahun 1955”, bertujuan untuk menjawab tiga pokok permasalahan yang menjadi perhatian penulis, yaitu: 1).

  Bagaimankah PKI dapat terlibat dalam peristiwa Madiun tahun 1948 ?. 2). Bagaimanakah strategi PKI membangun kembali partainya setelah kehancurannya dalam peristiwa Madiun 1948 antara tahun 1950 sampai tahun 1955. 3).

  Bagaimanakah hubungan PKI dengan organisasi-oragnisasi di luar partai antara tahun 1950 sampai tahun 1955.

  Kehancuran Partai Komunis Indonesia pada tahun 1948 dan kemunculannya kembali pada tahun 1950 merupakan bagian dari dinamika politik Indonesia setelah Proklamasi 1945. Proses kehancuran dan perkembangan PKI dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor eksteren dan faktor interen partai. Faktor eksteren adalah kondisi politik yang berlaku pada saat itu.Sedangkan faktor interen lebih menitik beratkan pada peran tokoh yang membawa partai itu pada kemunduran partai. Hal ini dapat tercermin dalam dua tipe kepemimpinan Musso pada tahun 1948 dan tipe kepemimpinan Dipa Nusantara Aidit pada tahun 1951.

  Penulisan skripsi ini bersifat diskriptif analitis. Data yang diperoleh dalam penyusunan skripsi ini ialah melalui studi pustaka (Library research). Metode penelitaiannya adalah menggunakan metode sejarah. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penulisan sejarah yaitu mencakup heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis, politik dan sosial.

  

ABSTRACT

  The undergraduate thesis titled “Creeping Under the Red Flag of Indonesian Communist Party Development from 1948 to 1955”, was aimed to answer three major problems as follows. 1) How could PKI (Indonesian Communist Party) be involved in Madiun affair in 1948? 2) What were the strategies PKI uses to rebuild its party after destruction in 1948 Madiun event from 1950 to 1955? 3) How was the relationship between PKI with other organizations out side the party from 1950 to 1950?

  The destruction of Indonesian Communist Party in 1948 and its resurgence in 1950 were parts of Indonesian political dynamics after 1945 Proclamation. The destruction and development processes of PKI were influence by two factors; they are internal and external factors of the party. The internal factors more emphasized on the roles of figures brought about the declining party. External factor was political climate at the time. It could be seen on two leadership styles of Musso in 1948 and Dipa Nusantara Aidit in 1951.

  This undergraduate thesis was written in descriptive-analytical way. The data obtained in through library research. The research method use historical one. I writing this thesis, the writer use historical method that include heuristic, resource critique, interpretation and historiography. While the approaches use here were historical, political and social.

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, Misteri yang telah membuat kehidupan sedemikian indah dan hidup. Ia yang telah memberikan kekuatan untuk berjuang di tengah kebosanan dan keputusasaan saya dalam hidup sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dalam doa yang tidak kunjung putus.

  Skripsi ini tidak akan pernah saya selesaikan jika tidak ada tangan-tangan yang membimbing saya baik itu secara moril dan spiritual. Jika tidak ada mereka yang mendukung saya entah itu dengan teguran, sapaan, informasi, bimbingan, mengarahkan saya, kritikan yang membangun hidup saya. Dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan rasa terimaksih kepada: 1.

  Dr. Fr. B. Alip, M. Pd. M. A. Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. Hery Santosa M. Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah

  Universitas Sanata Dharma dan yang juga merangkap dosen pembimbing saya selama 6 tahun ini. Terima kasih telah begitu baik mendengarkan keluh kesah saya dan juga telah begitu bersahabat dengan saya selama ini di ruang kerja yang begitu sempit.

  3. DR. Fx. Baskara T. Wardaya SJ selaku dosen pembimbing. Maaf atas semua kemalasan dan seluruh perbuatan saya yang selama ini kurang berkenan di

  Romo yang telah memberikan saya begitu banyak inspirasi dalam hidup saya. Maafkan atas kebandelan saya selama ini.

  4. Dosen-dosen Ilmu Sejarah yang telah membagikan pengetahuaan dan pengalamannya kepada penulis dan selalu terbuka dengan kedatangan penulis di masa kuliah: Pak Rio, Om Sandy, Bu Ning, Pak Nardi, Pak Anton, Pak Djoko (Dosen Bahasa Inggris), Pak Manu (Dosen Bahasa Belanda) dan dosen-dosen yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

5. Kedua orang tuaku, Bpk Yohanes Babtista Bambang Priyadi dan Isidora

  Kwadriyantini yang telah mendampingi dengan kesabaran penulis selama masa pembuatan skripsi dan yang telah dengan sabar menghadapi sifat keras kepala penulis dalam segala hal. Terima kasih juga untuk ketiga adikku tercinta Dimas, Angga, Kastrin yang telah memberikan begitu besar inspirasi untuk menjadi kuat. “Maaf atas keterlambatan ini” 6. Kedua teman seperjuanganku yang telah mengerti kegilaanku pikiranku lebih dari siapapun selama masa kuliah ini: Sutarmi dan Riska. Terima kasih atas teguran-teguran dan sapaan disaat saya lelah dalam proses penulisan skripsi. Ajakan-ajakan diskusi dan obrolan ringan disaat saya mengalami kemacetan pikiran. Canda tawa serta makian yang membuat hari saya lebih baik saat saya disaat saya letih. Kalian yang terbaik. I love you 7. Teman-teman kelas 2001 dan seluruh kawan kawan di fakultas Sastra Ilmu

  Sejarah. Krisna kecil dan besar, Tato, Edi, Lazarus, Erna, Lina, Adit, Eka,

  Sumaryanto, Edi-Tolo (2001). Upik, Mbak Yus, Nana, Darwin, Nana , Max’s, Eko, Yosie, Elang, Agus, Keke, Veni, 8. Teman-teman IKAHIMSI dari Sabang sampai Meroke; Eva Kartini, Rico,

  Iqbal (USU), Safrinal Ocson, Ivan, Irham, Idal (UNAND), Mas Erwin (UI), Anjas (UNDIP), Husni (UGM), Kartum (UI), Iin (UNM), Sammy(UN Patimura). Bertemu kalian adalah salah satu pengalaman paling berharga dalam hidup saya. I hope we will meet in the prefect day to discuss about

  history again 9.

  Khairul, Terimakasih telah membuat saya semakin mencintai sejarah melalui e-mail dan seluruh percakapan kita selama tiga tahun. Terima kasih atas dorongannya untuk menulis topik ini tiga tahun yang lalu. Maaf atas segala keterlambatan ini.

  10. Untuk seluruh kawan-kawan yang telah membuat saya berproses, yang mengajari saya banyak hal tentang makna hidup, persahabatan, cinta, pengorbanan dan perjuangan. Mereka yang telah mewarnai hari saya sampai saat ini: Andri, Henny, Surex, Tommy Kalbuadi, Juliagi Kandati, Agnes and

  

her daughter Sunar, I love you. Dewo (terima kasih kita tetap menjadi teman

  baik setelah badai-I love you), Thopan, Deni, Bayu, Berney, Charlie (the Moonophone child) “guy’s terimakasih atas pelajarannya mengenai bagaimana menghargai musik dan seni. Untuk Cimot, Mas Jo, mbak Angga, mbak Melon, The Ambon, Dian (Perak community), mbak Ika, DJ Tobi di “Bintang” Sosrowijayan, kawan-kawan warnet “Huwa-Huwa” Babarsari sepecial thanks to Iis. Tim Gradhakan Lawu’99-01: Lethek, Slamet, Dwek, Edik. Terima kasih telah mengajari saya mencintai alam. Bekti, Andri “Semunsa” Solo, Charoline, Maik Sauerland “Guss Gott. Vielen dank fur wir

  redden ,” Malve and bitch crew (terimakasih atas nasehatnya). To: Nana

  Thank you for everything and I’m sorry if I disappoint you in this felling about Him. Galih: I will never forget you my friend dan seluruh orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah saya temui selama perjalanan hidup.

  11. Band-band yang senantiasa menemai saya dalam penulisan Skripsi. Yang telah menemani dihari-hari pembuangan saya di depan komputer: Cold Play, Marron5, Robbie Williams, Kings of Convenience, OASIS, Royksoop and The Moonophone band, Ballads of the Chiclle, The Fake, Ivy, POD, Life house, Keane, Breaking Benjamin and The Beathels.

  12. Djoko Atmojo (the Unthux). Terima kasih atas bantuannya selama proses akhir penulisan skripsi ini dan terimakasih atas kesabarannya mendengarkan segala keluh kesah penulis. Thanks God I found you.

  13. And the finally ucapan terima kasih yang teramat dalam kepada seseorang yang telah membuat saya kembali untuk mencoba menemukan diri saya kembali. Seseorang yang secara sadar atau tidak sadar telah membuat saya memandang sebuah sisi gelap dunia dan membuat saya kembali melihat sebuah inspirasi terbesar dalam hidup saya yaitu untuk pergi ke sebuah tempat bernama “Ithaca”. Teruntuk Izharius Hirokie Ostheim. Untuk segala sesuatu

  ada masanya. Ada waktu membunuh; ada waktu menyembuhkan. Ada waktu untuk memeluk ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk merobek ada waktu untuk menjahit. percayalah Ia akan membuat semuanya indah pada waktunya . (Pengkotbah 3: 3,5,7,11)

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan selesai. Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis memohon kerelaan pembaca untuk memberikan saran dan kritik demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan terutama bagi perkembangan Ilmu Sejarah di Indonesia.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMA JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN

  ........................................................................ iii

  HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  ....................................................... vi

  

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI

  .................................................................................................. xiv

  DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

  BAB I PENDAHULUAH

  .............................................................................. 1 A.

  1 Latar Belakang Masalah.................................................................

  B.

  5 Perumusan Masalah .......................................................................

  C.

  5 Tujuan Penulisan ..........................................................................

  D.

  6 Pembatasan Masalah .....................................................................

  E.

  7 Manfaat Penulisan .........................................................................

  F.

  7 Teori dan Metodologi Penulisan ...................................................

  G.

   Hipotesa ........................................................................................ 11 H. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 12 I. Sistematika Penulisan .................................................................... 14

  BAB II SITUASI POLITIK INDONESIA MENJELANG PERISTIWA MADIUN 1948 ................................................................................

  40

  PKI di Madiun ......................................................................... 59 C.

  Strategi Penghancuran PKI Dari Yogyakarta .......................... 56 2. Usaha Pertahanan Laskar-Laskar Rakyat dan

  Peristiwa Madiun 1948 ................................................................. 50 B. Usaha Penghancuran Orang-Orang Kiri ....................................... 56 1.

  47 BAB III PKI DAN PERISTIWA MADIUN 1948 ...................................... 49 A.

  45 2. Peristiwa Surakarta 1948 ..........................................................

  42 D. Peristiwa-Peristiwa Menjelang Peristiwa Madiun 1948 ............... 45 1. Peristiwa Delanggu 1948 ..........................................................

  2. Reaksi Laskar-Laskar Rakyat Terhadap Program Reorganisasi dan Rasionalisasi Militer .....................

  36 C. Program Reorganisasi dan Rasionalisasi Militer Kabinet Hatta ... 40 1. Program Reorganisasi dan Rasionalisasi Hatta.........................

  17 A. Kondisi politik Indonesia setelah perjanjian Renville 1948 ....... 18 1. Perjanjian Renville 1948 dan Mundurnya Amir Syarifudin ...

  2. Djalan Baru Musso dan PKI Agustus 1948 Sampai September 1948 .........................................................................

  31

  27 B. Partai Komunis Indonesia Menjelang Peristiwa Madiun 1948 … 30 1.PKI dan Perubahan Garis Kebijakan Kiri ..................................

  b. Perpecahan Partai Sosialis dan Pembentukan Front Demokrasi Rakyat.............................................................

  20

  20 a. Pembentukan Pemerintahan Hatta 1948. ..........................

  18 2. Pemerintahan Hatta dan Perpecahan Partai Sosialis ...............

  Analisa Kesalahan PKI Dalam Peristiwa Madiun 1948 ................ 64

  BAB IV : STRATEGI PKI TAHUN 1950 SAMPAI TAHUN 1955 DI BAWAH KEPEMIMPINAN DIPA NUSANTARA AIDIT .. 69 A. PKI Masa Transisi dan Kepemimpinan Alimin Tahun 1950 Sampai tahun 1951.....................................................

  71 1. PKI di Bawah Alimin 1950 Sampai 1951............................... 71 2.

  Konflik Golongan Tua dan Golongan Muda PKI di Bawah Kepemimpinan Alimin Tahun 1950 Sampai Tahun 1951 ......

  75 B. Strategi Pembangunan PKI 1951 Sampai Tahun 1955.................. 78 1.

  Perkembangan Pemikiran PKI Tahun 1950 Sampai Tahun 1955.................................................................

  79 2. Proses Pendisiplinan dan Gerakan Studi PKI ......................... 83 3.

  Pembentukan Front persatuan Nasional ................................. 86

  BAB V : HUBUNGAN PKI DENGAN ORGANISASI-ORGANISASI DI LUAR PARTAI .........................................................................

  88 A. Organisasi-Organisasi Massa Yang Berafiliasi Dengan PKI .............................................................................

  89 1. Sentral Organisasi Buruh Indonesia (SOBSI) ................... 89 2. Barisan Tani Indonesia (BTI) ............................................ 93 3. Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI)........................... 95 4. Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA)........................... 98 5. Pemuda Rakjat (PR)........................................................... 101 B.

  Hubungan Politik PKI dengan Masjumi ................................ 102 1.

  Hubungan PKI dan Masjumi Dalam Sebuah Tantangan Menjawab Demokrasi ......................................................................... 102 2. PKI dan Front Anti Komunis (FAK) ................................. 109

  

BAB VI : PKI DAN PEMILIHAN UMUM 1955 ...................................... 115

A. Proses Pengesahan Undang-Undang Pemilihan Umum dan Pembentukan Panitia Pemilihan Indonesia (PPI)..................... 116 B. Kampanye Pemilihan Umum dan Strategi PKI Dalam Persaingan Antar Partai............................................................. 124 1. Hubungan PKI dan PNI Selama Masa Kampanye............. 129 2. Hubungan PKI dan Masjumi Selama Masa Kampanye..... 132 C. Perhitungan suara PKI dan Dinamika Politik Setelah Pemilihan Umum 1955 ............................................................ 137 1. Analis Hasil Perolehan Suara PKI Dalam Pemilihan Umum 1955 ........................................................................ 137 2. Kondisi Politik Indonesia Setelah Pemilihan Umum 1955........................................................................ 143

BAB VII : PENUTUP ................................................................................... 145

BIODATA PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Makloemat PKI No 1 tanggal 17 November 1945 3. Djalan Baru Untuk Republik Indonesia Bab I tentang lapangan keorganisasian 4. Hasil Perhitungan Suara Partai-Partai Dalam Pemilihan Umum Dewan

  Perwakilan Rakyat dan Dewan Konstituante 1955

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah partai tertua di Indonesia

  dibandingakan dengan partai-partai yang muncul setalah Proklamasi kemeerdekaan Indonesia 17 Agustus tahun 1945. Partai ini memiliki tujuan untuk menciptakan masyarakat proletar atau masyarakat tanpa kelas dan untuk mecapai tujuannya tersebut PKI harus memiliki sifat revolusioner. Dalam komunis, partai komunis adalah alat untuk mencapai tujuan dari ideologi. Struktur dalam organisasi partai komunis memiliki sistem distribusi partai dan keanggotaan yang cukup ketat. Hal ini terlihat dari proses penyeleksian keanggota serta ketatnya jalur informasi melalui

   sistem partai yang terpusat.

  Pada awal tahun 1948 PKI menjadi bagian dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dibentuk oleh Amir Syarifudin. Posisi PKI dalam FDR berada di bawah Partai Sosialis (PS). Hal ini kemudian berubah setelah kedatangan Musso pada bulan Agustus tahun 1948. Sejak kembalinya dari Moskow pada bulan Agustus 1948, Musso melakukan kritik terhadap strategi yang telah dilakukan oleh orang-orang dari 55

  “...perinsip dasar organisasi partai adalah sentralisme demokratis. Begitu dalam

statuta Partai Sosial Demokrat Russia yang disahkan dalam kongres partai ke-4 dinyatakan

bahwa “ Semua organisasi partai berdasarkan perinsip setralisme demokratis“ dan 14 tahun

kemudian Lenin menegaskan kepada komiteren bahwa “partai-partai yang termasuk dalam

Asosiasi Komunis Internasional harus diorganisasikan menurut sentralisme demokratis...“

Franz Magnis-Suseno. 2003. Dalam Bayangan Lenin. Enam pemikir Marxisme dari Lenin golongan komunis dan golongan kiri selama proses revolusi 1945 sampai 1948 di Indonesia. Melalui resolusi “Djalan Baru”-nya, Musso berusaha untuk mengembalikan arah strategi perjuangan orang-orang kiri yang dianggap menyimpang. dari yang seharusnya yaitu bahwa dalam proses revolusi PKI harus menjadi partai pelopor revolusioner dan juga bahwa selama ini gerakan kiri telah mendukung dan bekerja sama dengan kelompok yang seharusnya mereka tentang. Salah satu kekecewaan Musso adalah penandatanganan Perjanjian Linggar Jati dan Perjanjian Renville yang dianggap telah merugikan Indonesia. Setelah kongres besar FDR di Surakarta pada tanggal 27 Agustus 1948, akhirnya PKI mendapat tempatnya kembali sebagai partai pelopor dalam proses revolusi yaitu berada di atas PS dan Bartai Buruh Indonesia (PBI).

  Akan tetapi perkembangan PKI pada tahun 1948 tersebut tidak didukung oleh kondisi politik dalam pemerintahan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tahun 1948 banyak dari kelompok dan golongan yang tidak menyukai keberadaan komunis dan gerakan kiri di Indonesia. Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri berusaha menekan perkembangan komunis dan kelompok kiri radikal lainnya terutama yang ada di dalam tubuh ketentaraan. Sementara itu di tubuh TNI sendiri, salah satu tokoh penting yang tidak menyukai keberadaan orang-orang kiri tersebut adalah Abdul Haris Nasution. Akhirnya melalui kebijakan politik ketentaraan Hatta bertujuan untuk membatasai keberadaan nonreguler (laskar-laskar rakyat) yang jumlahnya lebih banyak dari pada tentara reguler (Tentara eks KNIL) Kebijakan militer ini didukung oleh Nasution yang juga merupakan salah satu formatur konsep program tersebut.

  Sesungguhnya Peristiwa Madiun 1948 hanya merupakan sebuah permasalahan interen dalam tubuh TNI. Permasalahan itu timbul dari kekecewaan tentara nonreguler yang merasa bahwa kebijakan pemerintah pusat menegenai pengurangan keanggotaan dan pemangkasan divisi-divisi yang ada terkesan lebih untung memperkuat posisi keberadaan tentara reguler dalam kesatuan TNI. Konflik interen TNI ini mencapai puncaknya pada Peristiwa yang terjadi pada tanggal 17 September 1948 di Madiun. Peristiwa Madiun 1948 akhirnya menyeret nama PKI dan menyebabkan partai ini kemudian menjadi partai terlarang di Indonesia pada tahun 1948.

  Antara tahun 1950 sampai 1955 perkembangan partai beraliran Marxis-Lenin ini cukup menakjubkan. Setelah pimpinan Comimte Central (CC) partai dipegang oleh Dipa Nusantara Aidit pada tahun 1951, PKI secara bertahap mampu untuk meraih simpati masyarakat dan kelompok-kelompok lain non komunis. Hal ini terkait dengan perubahan garis orientasi dari partai dari yang bersifat ekslusif menjadi sebuah partai yang memiliki sifat massa. Selain perubahan orientasi partai, perkembangan PKI juga terkait dengan munculnya pemiliran-pemikiran baru dalam CC yang kemudian dipakai sebagai sebuah pedoman umum dalam melakukan strategi PKI antara tahun 1950 sampai tahun 1955.

  Hubungan PKI dengan beberapa partai politik dan organisasi politik lain lebih dengan PNI terutama sejak tahun 1953. Hubungan PKI dengan PNI sesungguhnya didasari atas sebuah hubungan segitiga antara PKI, PNI dan Masjumi dalam parlemen. Antara PKI dan PNI dalam Parlemen saling membutuhkan sebab untuk melemahkan pengaruh Masjumi dalm Parlemen aliansi partai sangat diperlukan.

  Selain aliansinya dengan PNI, dalam Front Nasional itu juga membangun jaringan dengan beberapa organisasi massa. Strategi yang dilakukan PKI ini juga terkait dengan pemikiran mengenai konsep kelas yang ada di Indonesia oleh Aidit dan CC Politbiro partai. Aidit memiliki pandangan bahwa Indonesia memiliki potensi politik di kelas-kelas yang semula dianggap oleh gerakan komunis tidak mermiliki fungsi revolusioner.

  Lawan politik PKI pada masa demokrasi liberal yang cukup kuat dalam Parlemen dan Pemerintahan adalah Majelis Suryo Muslimin Indonesia (Masjumi).

  Pertentangan antara keduanya terjadi bukan hanya berada di tingkat tataran ideologi akan tetapi juga sampai pada tingkat politik praktis. Hubungan PKI dan Masjumi lebih terlihat dalam perdebatan antara pemerintah dan parlemen. langkah dari orang- orang Masjumi PKI sejak tahun 1951 selalu memilih menjadi partai oposisi yang melakukan counter politik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah terutama jika orang-orang dari Masjumi menduduki kepala pemerintahan. Usaha Masjumi untuk menjatuhkan nama PKI kembali pada tahun 1950 sampai tahun 1955 merupakan fenomena yang harus mendapatkan pehatian khusus dari seorang peneliti. Razia Agustus tahun 1951 yang salah satu usaha penghancuran gerakan kiri dilakukan oleh dari Jawa Barat yang dipimpin oleh Isa Anshari. Isa Anshari adalah pemimpin Masjumi cabang Jawa Barat.

  Usaha PKI dalam membangun image partainya kembali pada tahun 1950 sampai tahun 1955 memang memiliki polemiknya sendiri. Akan tetapi walau polemik tersebut ada akan tetapi tidak mencegah PKI untuk terus berkembang. Salah satu bukti penting pada Pemilihan Umum 1955 PKI berhasil meraih posisi keempat sebagai partai pemenang Pemilihan Umum.

  B. Perumusan Masalah

  Untuk mencermati perkembangan Partai Komunis Indonesia tahun 1948 sampai tahun 1955 secara kritis, maka terdapat beberapa pertanyaan yang perlu dijawab : 1.

  Bagaimanakah PKI dapat terlibat dalam peristiwa Madiun 1948 ? 2. Bagaimanakah strategi PKI membangun kembali partainya setelah kehancurannya dalam peristiwa Madiun 1948 antara tahun 1950-1955?

  3. Bagaimanakah hubungan PKI dengan organisasi-organisasi di luar partai antara tahun 1950-1955?

  C. Tujuan Penulisan

  Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan sejarah perkembangan Partai komunis Indonesia tahun 1948 sampai tahun 1955 adalah sebagai berikut:

  1. Mendiskripsikan dan menganalisa sebab-sebab kehancuran PKI dalam peristiwa Madiun 1948.

  2. Mendiskripsikan dan menganalisa Perkembangan PKI pada tahun 1950 sampai tahun 1955.

  3. Mendiskripsikan dan menganalisa hubungan PKI dengan organisasi-organisasi di luar partai Komunis Indonesia.

D. Pembatasan Masalah

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi pokok pembahasan mengenai kondisi politik yang mempengaruhi perkembangan PKI baik itu pada perkembangannya pada tahun 1948 dan perkembangannya pada tahun 1950 sampai tahun 1955. Selain itu juga penulis akan lebih membatasi tulisan ini lebih pada melihat langkah-langkah yang diambil oleh PKI baik itu PKI–Musso dan PKI-Aidit. Keduanya memang memiliki langkah strategi yang hampir sama. Pada tahun 1948 Musso memakai strategi pembangunan partai massa. Hal ini juga di lakukan oleh Aidit pada tahun 1951. Akan tetapi dalam hal ini Aidit lebih memilih sifat toleran terhadap situasi politik Indonesia yang berkembang. Pada tahun 1951, Aidit juga memakai konsep “Djalan Baru” yang digunakan Musso>

  Hal penting yang harus dilihat dalam pokok kajian perkembangan PKI tahun 1950 sampai 1955 adalah pemikiran-pemikiran partai yang muncul. Pemikiran- pemiran-pemikiran yang muncul adalah mengenai kebijakan mengeani proses pengkaderan dan juga menganai pandangan-pandangan partai mengenai itu juga penulis juga akan membatasi hubungan PKI dengan organisasi di luar partai yaitu hubungan antara PKI dengan PNI, Masjumi dan beberapa organisasi Massa yang berada diluar partai yaitu: SOBSI, BTI, Gerwani, Lekra, Pemuda Rakjat E.

   Manfaat Penulisan

  Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk kajian kesejarahan di Indonesia khususnya sejarah politik pada saat masa transisi pada periode tahun 1948 sampai tahun 1955. Selain itu juga penulisan skripsi ini diharapkan dapat membantu pemahaman situasi politik Indonesia di tahun 1950 sampai tahun 1955 serta melihat kembali PKI sebagai sebuah partai yang pernah hidup dan sebuah partai yang memiliki hak untuk dihargai dalam sejarah. Untuk diri sendiri penulis berharap agar tulisan ini menjadi sebuah pembelajaran diri baik itu untuk penulisan secara sistematis dan untuk menganalisa fakta. Hal ini di harapkan menjadi sebuah awal bagi diri penusia dalam memahami lebih dalam lagi mengenai persoalan komunis di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya.

F. Teori dan Metodologi Penulisan

  Bagi manusia, politik merupakan sebuah obyek kajian yang selalu menarik untuk dibahas. Hal itu disebabkan karena manusia merupakan makhluk zoon

  

politicon . Sepanjang perjalanan sejarah, banyak dari penulisan sejarah politik telah

  memberikan begitu banyak ilham dan inspirasi bagi sebuah bangsa, masyarakat,

  Ilmu sejarah, penulisan sejarah politik dituntut untuk tidak hanya mampu mengkaji dan menarasikan sebuah peristiwa, akan tetapi dalam penulisan sejarah politik juga dituntut untuk membahas sesuatu yang lebih juga mendasar seperti permasalahan sosial, ekonomi bahkan budaya bahakan perkembangan pemikiran. Penulisan sejarah politik juga dituntut untuk mampu menunjukan sebuah kebenaran dan bukan hanya ditulis menjadi sebuah alat legitimasi. Perkembangan ini kemudian dapat mencerminkan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia dituntut untuk menjadi sebuah alat pengungkapan kebenaran dan bukannya menjadi sebuah komodidti kekuasaan yang meligitimasi dalam sebuah sistem pemerintahan

  Dalam tulisan ini, penulis akan membahas sejauh mana kondisi politik berpengaruh pada suatu kelompok dan masyarakat, terutama dalam penulisan sejarah perkembangan partai radikal revolusioner yaitu PKI. Sejarah perkembangan partai cukup menarik sebab di dalamnya terangkai sebuah sistem antara kepentingan pribadi individu, ideologi dan keorganisasian, yang memunculkan doktrin dan garis kebijakan partai. Satu partai dengan partai lain dapat mempunyai sebuah konsep yang sama, akan tetapi dinamika individu dan kelompok memiliki keunikan masing- masing. Menurut Louis Althusser ideologi membuat manusia muncul sebagai sebuah subyek yang memiliki tanggung jawab dan juga sekaligus memiliki kebebasan sebab ia (manusia) harus memiliki identitas yang berbeda dari yang lainnya. Selain itu juga Ideologi memiliki fungsi sebagai perekat antara individu dengan struktur. Dengan ideologi memberikan ide lain yang berhubungan dengan tindakan-tindakan yang

   ideologi yang berupa struktur (dalam hal ini partai-penulis).

  Dalam teori politik partai moderen, Sigmund Neuman mengelompokkan sifat partai menjadi dua kelompok besar yaitu partai yang berkuasa (in group) dan partai yang tidak berkuasa (out group). Kedua kelompok partai ini memiliki sifat yang berbeda-beda. Partai-partai yang termasuk ke dalam kategori in group biasanya disebut dengan istilah status quo. Partai pada golongan status quo cenderung tumbuh sebagai partai konservatif sedang partai-partai yang berada dalam kategori out group lebih cenderung memiliki peran oposisi. Biasanya partai out group menghendaki

  

  perubahan, pembaharuan dan memiliki sifat militan tentunya. Selama masa demokrasi liberal, PKI tergolong partai yang berada dalam kelompok partai yang tidak berkuasa (out group). Meski PKI memiliki jumlah kursi dalam Parlemen sementara sebanyak 17 kursi dibandingkan dengan partai-partai lain selain PNI, Masjumi dan organisasi-organisasi lain akan tetapi ia memilih untuk tidak masuk ke

   dalam pemerintahan.

  Dalam analisa Weberian di Indonesia pada tahun 1950 muncul penempatan “kelas” (posisi ekonomi) yang berhubungan dengan “status” (distribusi kehormatan

  56 Louis Althusser. 2004. Tentang Ideologi: Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies . Bandung: Jala Sutra. Hlm: 44. 57 Miriam Budiardjo(penyuting) Sigmund Neumann. 1981. Partisipasi dan partai politik. Sebuah bunga rampai . Jakarta: PT Gramedia Jakarta. Hlm: 68-69. 58 Herbert Feith. 1999. Pemilihan Umum 1955 di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm: 84-85.

  

  dan prestise) dan kekuasaan politik. Tiga faktor inilah yang kemudian melahirkan sebuah kecenderungan sikap extraconstitusional behaviour yaitu sebuah perilaku penyimpangan penggunaan kekuasaan dalam pemerintahan untuk menghancurkan

   lawan-lawan politiknya.

  Dalam menganalisa perkembangan interen PKI sendiri dalam pembahasan akan mencoba memakai “pisau” teori Marxis dimana penulis akan memakai konsep

  

Diktaktur Proletariant . Konsep Diktaktur Proliteraiant adalah menjalankan

  kekuasaan mutlak atas nama proletar. Sebagai penguasa politik, diktaktur proletariant adalah pelaksana kekuasaan politik. Sedang dalam konsep komunis sendiri tujuan komunisme adalah untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas. Masyarakat yang tercipta setelah revolusi adalah masyarakat tanpa kelas (classless

  

society ) dan memiliki konsekwensi masyarakat tersebut adalah menjadi masyarakat

   tanpa konflik.

  Penulis melalui empat tahap proses penulisan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pada tahap pertama heuristik atau proses pengumpulan data untuk keperluan subyek yang akan diteliti. Data tersebut diperoleh dari tulisan- tulisan yang ada di perpustakaan yang berupa buku pustaka, surat kabar, dokumen, 59 Richard Tanter. Kneth Young (Ed). 1993. Politik kelas menengah Indonesia.

  Jakarta: LP3ES. Hlm: 4 60 Boyd R. Compton. 1993. Kemelut Demokrasi Liberal. Surat-surat rahasia Boyd R. Compton . Jakarta: LP3ES. Hlm: xl 61 Maswadi Rauf. 2001. Konsensus dan konflik politik. Jakarta: Derektorat Jendral atau publikasi lainnya yang bersifat primer atau sekunder.

  Tahap kedua adalah kritik sumber yang bertujuan untuk mengetahui kredibilitas dan keontentikan sumber. Kritik sumber terdiri dari kritik interen dan kritik eksteren. Kritik interen dilakukan dengan membandingkan sumber, sedang kritik eksteren adalah dengan meneliti bahan yang akan digunakan, sifat dan jauh dekatnya dari peristiwa. Hasil dari kritik sumber adalah fakta yang merupakan unsur- unsur bagi penyusunan dan rekonstruksi.

  Tahap ketiga adalah interpretasi yang dilakukan setelah data diuji kebenarannya. Dalam tahap ini dituntut untuk mencermati dan mengungkapkan data- data yang diperoleh. Dalam tahap ini diperlukan analisa yang benar-benar cermat untuk memperoleh data yang obyektif. Tahap terakhir adalah historiografi yang merupakan proses penyusunan kembali satu peristiwa berdasarkan data-data yang diperoleh dan diuji kebenarannya.

G. Hipotesa

  Kebijakan partai merupakan satu hal yang paling penting bagi sebuah perkembangan sebuah partai di masyarakat. Selain itu juga kelompok yang berkuasa juga mempengaruhi pekembangan strategi PKI . Dalam kebijakan tersebut peran tokoh sangat berpengaruh juga terhadap perkembangan partai.

  Peristiwa Madiun 1948 merupakan titik puncak dari langkah strategi partai dalam mengambil kebijakan atas satu peristiwa. Sementara itu pada tahun 1950an yang dibuat oleh partai lebih menjamin untuk perkembangan partai dalam meraih keberhasilan dalam pemilihan umum 1955

H. Tinjauan Pustaka

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menggunakan bahan pustaka sebagai sumber utama dalam menganalisis dan mendeskripsikan perkembangan PKI pada tahun 1948 sampai tahun 1955. Terdapat beberapa buku yang membahas Partai Komunis Indonesia, akan tetapi sedikit yang membahas mengenai perkembangan PKI tahun 1948-1955 secara khusus.

  Buku pertama yang penulis pakai adalah The Communist Party Of

  

Indonesia 1951-1963 karangan Donald Hindely. Buku yang diterbitkan oleh

  University of California Press Berkeley and Los Angeles tahun 1964 ini berisi mengenai perkembangan PKI pada masa kepemimpinan Aidit. Pada awal penjelasan buku terdapat informasi mengenai konflik interen partai paska peristiwa Madiun tahun 1948 (hal: 22 –26). Dalam buku Hindely ini dijelaskan secara rinci mengenai perkembangan PKI di bawah kepemimpinan Aidit. Dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana strategi PKI menggalang basis massanya. Hubungan PKI dengan organisasi-organisasi lain pun jelas dipaparkan oleh Hindley. “Djalan Baru” yang menjadi titik dasar perjuangan partai oleh Hindley dipaparkan (hal : 54). Buku ini memiliki data yang cukup spesifik dan detail mengenai permasalahan PKI di Indonesia atahun 1950-1963.

  Buku kedua adalah The Indonesia Election of 1955 yang ditulis oleh Hebert Feith. Diterbitkan oleh South Asia Program Cornel University Press Ithaca, New York in 1971. Buku ini juga sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul

  

Pemilihan Umum di Indonesia tahun 1955 yang diterbitkan oleh Kepustakaan

  Populer Gramedia Jakarta. Buku ini berisi keterangan mengenai perkembangan partai-partai serta dinamikanya dalam pemilihan umum 1955. dalam buku ini juga dijelaskan mengenai perkembangan partai-partai di Indonesia pada tahun 1953 sampai tahun 1955. Informasi dalam buku ini cukup banyak terutama pada hubungan antara partai dan bagaimana satu partai mencoba untuk menarik simpati massa. Pada bagian perhitungan suara serta perolehan suara keakuratan data dalam buku Feith ini berasal dari laporan dan pengamatannya selama ia di Indonesia pada tahun 1955. Dari buku ini lebih melihat bagai manakah dinamika kehidupan demokrasi liberal di Indonesia antara tahun 1950 sampai 1955 khususnya hubungan atara PKI dengan PNI dan Masjumi.

  Buku ketiga adalah The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia yang juga ditulis oleh Hebert Feith. Buku ini diterbitkan oleh Cornell University Press. Isi dari buku ini adalah informasi lengkap mengenai keadaan politik Indonesia tahun 1945 hingga tahun 1955. Proses pergantian dan kondisi Indonesia secara konstitusional dituliskan begitu lengkap oleh Feith. Pergantian kabinet ke kabinet yang relatif singkat serta gejolak yang ada di Indonesia antara tahun 1950 sampai tahun 1955 dibahas secara detail. Untuk kajian Indonesia tahun 1950 buku ini Buku ini digunakan oleh penulis untuk melihat latar belakang politik yang terjadi pada tahun 1950 sampai tahun 1955 Buku keempat yang dipakai oleh penulis sebagai tinjauan pustaka adalah buku tulisan Imam Soedjono yang berjudul Yang Berlawan. Membongkar tabir pemalsuan

  

sejarah PKI. Buku ini diterbitkan oleh Resist Book, Yogyakarta. Dalam tulisan ini

  oleh Imam Soedjono menggambarkan golongan kiri dan kelompok komunis di Indonesia. Dalam buku ini PKI di gambarkan sebagai sebuah partai penuh dengan pertemuan serta benturan-benturan antara satu individu satu dengan Individu lain.

  Tarikan pembahasan permasalahan dalam buku ini adalah dari kemuncula PKI tahun 1920 hingga tahun 1965.

I. Sistematika Penulisan

  Dalam tulisan ini penulis akan membagi menjadi enam bab. Bab I berisi pendahulan dan pada bab II sampai bab IV adalah pembahasan permasalahan dan bab V merupakan bagian penutup.

  Bab II berisi pembahasan latar belakang kondisi politik Indonesia pada tahun 1948 yang menyebabkan Peristiwa Madiun terjadi. Selain itu juga apa saja yang menyebabkan PKI juga dapat ikut terkait dengan Peristiwa Madiun 1948. Sub bab pertama berisi perkembangan FDR dan PKI pada saat kedatangan Musso. Selain membahas FDR pada bab ini juga akan membahas mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan Musso dan keterkaitannya dengan “Djalan Baru”. Selain itu juga militer yang menjadi sumber konflik interen Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kecenderungan usaha-usaha untuk menyingkirkan kekuatan kelompok kiri yang ada di Indonesia oleh kelompok yang berkuasa.

  Bab III berisi Peristiwa Madiun itu sendiri. Dalam bab ini penulis mencoba memaparkan peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi dalam Peristiwa Madiun. Reaksi apa saja yang dilakukan oleh PKI-Musso sehingga partai komunis ini terseret dalam peristiwa ini dan seolah-olah menjadi partai yang harus bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Dalam bab ini juga penulis hendak memaparkan operasi militer yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha untuk mengahacurkan kekuatan kiri di wilayah Republik Indonesia.

  BAB IV berisi mengenai strategi PKI di bawah kepemimpinan Dipa Nusantara Aidit antara tahun 1950 sampai tahun 1951. Pertama-tama dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan proses perubahan garis PKI pada tahun 1950 sampai tahun 1951. Perubahan garis itu terjadi setelah peralihan kepengurusan CC Politbiro dalam tubuh PKI dari golongan tua ke golongan muda tahun 1951. Sub bab kedua adalah munculnya garis pemikiran partai baru dalam menyikapi kondisi politik Indonesia tahun 1951 sampai 1955. Perubahan pemikiran partai ini meliputi juga rancangan-rancangan kebijakan PKI yang tercermin dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh PKI. Konsep pemikiran baru mengenai kesadaran kelas di Indonesia sampai pemahaman mengenai strategi perjuangan melalui Front Nasional.

  BAB V berisi mengenai hubungan PKI dengan organisasi-organisasi di luar bagaimana PKI berhubungan dan mempengaruhi kelompok-kelompok lain baik itu di Parlemen atau di luar Parlemen. Sub bab pertama yaitu pembahasan hubungan PKI dengan PNI dan hubungan PKI dengan Masjumi antara tahun 1950 sampai tahun 1955 terutama mengenai Razia Agustus 1951 dan kemunculan Front Anti Komunis (FAK) tahun 1954. Organisasi ini adalah salah satu aksi yang paling menonjol yang muncul dari Masjumi yang merupakan sebuah bentuk keradikalan Masjumi dalam menentang PKI. Selain itu juga dalam sub bab pokok kedua adalah aliansinya dengan organisasi-organisasi massa yang memiliki pengaruh dalam masyarakat: SOBSI, BTI, Gerwani, Lekra dan Pemuda Rakjat.

  Bab VI berisi mengenai pembahasan Pemilihan Umum tahun 1955. Dalam tulisan ini penulis akan terlebih dahulu membahas mengenai proses terbentuknya Undang-Undang Pemilu tahun 1953. Setelah itu tulisan ini dilanjutkan dengan pembahasan mengenai sistem pemilihan umum. Pembahasan mengenai Pemilu di Minahasa dan Yogyakarta yang dianggap sebagai pemilu percobaan. Memasuki pokok bahasan berikutnya penulis akan melihat kampanye-kampanye yang dilakukan oleh PKI serta permasalahan apa saja yang dialami. Bagaimana kampanye itu berjalan. Pada sub bab berikutnya penulis akan melanjutkan pembahasan mengenai analisa hasil suara PKI pada Pemilu Parlemen dan Konstituante tahun 1955.

  Bab VII berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang ada dalam bab kedua hingga bab kelima. Kesimpulan ini diambil penulis sebagai jawaban dari pertanyaan yang diutarakan pada awal penulisan.