Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual [PMS] terhadap pengetahuan dan sikap pekerja seks komersial [PSK] jalanan Yogyakarta tahun 2006 - USD Repository

  

PENGARUH EDUKASI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

(PMS) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SEKS

KOMERSIAL (PSK) JALANAN YOGYAKARTA TAHUN 2006

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi

  Oleh : Themy Roestian Lavatinova

  NIM: 018114160

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

. . . sesungguhnya Kami

telah menciptakan manusia

dalam bentuk yang sebaik-baiknya . . .

  

( Surat At-tiin : 4 )

  Karya kecil ini kupersembahkan untuk: Penciptaku atas segala keajaibanNya untukku

  Allah SWT

  Keluargaku terCinta : Mama Yani ter Sayang, Papa, Mama Dewi dan Della yang selalu mendukung dan doakan aku Teman-teman dan sahabat Almamaterku

KATA PENGANTAR

  Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan anugerah serta kehendaknya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Allah SWT atas petunjuk, berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

  2. Walikota Yogyakarta c.q BAPEDA DIY yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di kota Yogyakarta.

  3. Bapak Mukhotib, Md. selaku direktur PKBI DIY yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di lokasi jalanan (Badran dan jalan Magelang) Yogyakarta.

  4. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen pembimbing II atas kesabarannya dalam memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.

  5. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.

  6. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

  7. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

  8. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan.

  9. Kedua orang tuaku tercinta atas kasih sayang yang begitu besar, kepercayaan, bimbingan, pelajaran hidup dan doa serta dukungannya baik moril maupun materiil.

  10. Adikku Della yang selalu mendoakan yang terbaik. Hidup menjadi lebih indah karena persaudaraan kita.

  11. Mas Fx. Ari “botax” Bandioko atas pengertian dan kesabarannya selama ini.

  12. Relawan PKBI DIY: Dhini, mbak Titin, Dudi, Mala, Dewi, Maulana, Riza, Indy atas bantuan dan kerjasamanya saat pengambilan data.

  13. Teman-teman di Badran dan jalan Magelang yang sudah mau menjadi responden dalam penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

  14. Anak-anak kost Unix: Ira, Vita, Siwi, Gothe, Kadek, Emi, Pence, Eti terima kasih atas bantuan, dukungan dan kebersamaan kita yang indah.

  15. Anak-anak kost Sekar Ayu: Mami, Sita, Hana, Jun, mas Vier, mas Soer, aa’,

  16. Temen-temen seperjuangan: jenk Ririn yang baik hati, Anjar ”ndut” Trilaksono yang lutchu, Adistyawan Yoga ”kobo” Wicaksono yang jenius, Ferawati Klau”dichay” Ida my soulmate, plus Maharani ”si menthel” Eka Sati atas kerjasama, semangat, keceriaan, dan masukannya. Makasih semua.

  17. Sahabat-sahabatku: Dessy, Yono, Putut, Sunu, Deni atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini.

  18. Teman-teman angkatan 2001, kelas C dan kelompok praktikum F: atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini.

  19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini lebih mendekati sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, 20 Agustus 2007 Penulis

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Agustus 2007 Penulis

  Themy Roestian Lavatinova NIM. 018114160

  

INTISARI

  Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit yang dapat menular dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual. Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi terhadap PMS. Penyebabnya adalah pengetahuan mereka yang relatif rendah tentang PMS sehingga banyak diantara mereka dalam melayani tamu tanpa menggunakan pelindung (kondom) Keadaan ini dapat menyebarkan PMS secara luas di masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh edukasi PMS di kalangan PSK jalanan Yogyakarta terhadap pengetahuan dan sikap mereka dalam ketaatan penggunaan kondom.

  Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan sikap PSK jalanan Yogyakarta setelah pemberian edukasi tentang PMS dalam ketaatan penggunaan kondom. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

  

one group pretest-posttest . Metode survei yang digunakan dengan instrumen

  penelitian kuisioner sebanyak 29 orang. Analisis yang dilakukan adalah analisis statistik deskriptif evaluatif dan statistik uji menggunakan Paired Sample T Test.

  Hasil untuk uji dengan Paired Sample T Test menujukkan perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan dan sikap tentang PMS pada PSK jalanan Yogyakarta setelah edukasi. Persentase nilai pengetahuan bila ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama kerja yang menunjukkan peningkatan paling tinggi yaitu: SLTP (9,1%), 21-40 tahun (10,5%) dan lebih dari 4 tahun (11,4%). Persentase nilai sikap bila ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama kerja yang menunjukkan peningkatan paling tinggi yaitu: SLTP (23,3%), 21-40 tahun (11,7%) dan lebih dari 4 tahun (12,5%). Kata kunci: edukasi, penyakit menular seksual, pekerja seks komersial, kondom

  

ABSTRACT

  Sexually Transmitted Diseases (STD) is a diseases that is to be able to affect from someone to others through commercial sex workers sexual intercourse that is a group that has a high risk toward STD. This is couse by they have a relatively low in knowledge on STD so that many of them in their service to their customers without using a protector (condom). This situation can speard STD widely in society. Relating with the subject, so it held a research about STD education effects in Yogyakarta street commercial sex workers toward their knowledge and attitude in using condoms.

  The objection of this research is to identify Yogyakarta street commercial sex workers knowledge and attitude change after given education about STD in using condom. This research covers quasi experimental research, while research design to use is one group pretest posttest design. Survey methods be used is by questionnaire research instrument to 29 person. The analysis and examination statistics by Paired Sample T Test.

  The result for this examination is Paired Sample T Test shows a significant difference in knowledge and attitude variable about STD in Yogyakarta street commercial sex workers after the education. Knowledge change percentage if is viewed from education grade, age and work duration that shows the highest changes are: Junior High School (9,1%), 21-40 years old (10,5%), and more than 4 years (11,4%). Attitude change percentage if viewed from education grade, age and work duration that shows the highest changes are: Junior High School (23,3%), 21-40 years old (11,7%) and more than 4 years (12,5%).

  Keywords: education, sexually transmitted diseases, commercial sex workers, condoms.

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... viii

  INTISARI.................................................................................................................... ix

  

ABSTRACT ................................................................................................................... x

  DAFTAR ISI............................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

  1. Perumusan masalah................................................................................. 2

  2. Keaslian penelitian .................................................................................. 2

  3. Manfaat penelitian................................................................................... 3

  B. TUJUAN ....................................................................................................... 3

  1 Tujuan Umum ......................................................................................... 3

  2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 4

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.......................................................................... 5 A. Penyakit Menular Seksual............................................................................. 5

  1. Pengertian................................................................................................ 5

  2. Gejala-gejala umum ................................................................................ 5

  3. Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual..................................................... 6

  B. Kondom......................................................................................................... 9

  C. Edukasi........................................................................................................ 11

  D. Pengetahuan ............................................................................................... 11

  E. Sikap............................................................................................................ 13

  F. Pekerja Seks Komersial ............................................................................. 13

  G. Landasan Teori............................................................................................ 15

  H. Hipotesis...................................................................................................... 15

  BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 16 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 16 B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 16

  1. Variabel bebas....................................................................................... 16

  2. Variabel tergantung............................................................................... 16

  C. Definisi Operasional ................................................................................... 16

  D. Tempat Penelitian ....................................................................................... 17

  E. Subjek Penelitian......................................................................................... 18

  F. Teknik Sampling ......................................................................................... 18

  G. Instrumen Penelitian ................................................................................... 19

  H. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 19

  1. Analisis Situasi ..................................................................................... 19

  2. Pembuatan Kuisioner ............................................................................ 20

  3. Pembuatan Booklet ............................................................................... 21

  4. Penyebaran Kuesioner........................................................................... 22

  5. Pemberian Edukasi................................................................................ 22

  6. Pengolahan Data ................................................................................... 22

  I. Analisis Data Penelitian ............................................................................. 23 J. Kesulitan Penelitian .................................................................................... 24

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 26 A. Karakteristik Responden ............................................................................. 26

  1. Tingkat Pendidikan ............................................................................... 26

  2. Umur ..................................................................................................... 27

  3. Lama Kerja............................................................................................ 27

  B. Pengaruh Edukasi tentang PMS terhadap Pengetahuan dan Sikap PSK jalanan Yogyakarta Tahun 2006 ......................................................... 28

  C. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur dan Lama Kerja terhadap Pengetahuan dan Sikap PSK jalanan Yogyakarta Tahun 2006................... 30

  D. Rangkuman Pembahasan ............................................................................ 38

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 40 A. Kesimpulan ................................................................................................. 40 B. Saran........................................................................................................... 41

  DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 42 LAMPIRAN............................................................................................................... 44 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................... 58

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Persentase Tingkat Pendidikan PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006 ........................................................................................................ 26 Gambar 2. Persentase Umur PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006 ....................... 27 Gambar 3. Persentase Lama Kerja PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006.............. 28 Gambar 4. Persentase Jawaban Kuisioner Pretest dan Posttest PSK Jalanan

  Yogyakarta Tahun 2006 ......................................................................... 30 Gambar 5. Persentase Nilai Pengetahuan PSK Jalanan Yogyakarta tentang

  PMS Tahun 2006 berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 31 Gambar 6. Persentase Nilai Pengetahuan PSK Jalanan Yogyakarta tentang

  PMS Tahun 2006 berdasarkan Umur ..................................................... 32 Gambar 7. Persentase Nilai Pengetahuan PSK Jalanan Yogyakarta tentang

  PMS Tahun 2006 berdasarkan Lama Kerja ........................................... 34 Gambar 8. Persentase Nilai Sikap PSK Jalanan Yogyakarta dalam Ketaatan

  Penggunaan Kondom Tahun 2006 berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 35 Gambar 9. Persentase Nilai Sikap PSK Jalanan Yogyakarta dalam Ketaatan

  Penggunaan Kondom Tahun 2006 berdasarkan Umur .......................... 36 Gambar 10. Persentase Nilai Sikap PSK Jalanan Yogyakarta dalam Ketaatan

  Penggunaan Kondom Tahun 2006 berdasarkan Lama Kerja................. 37

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Surat ijin penelitian .................................................................. 44 Lampiran 2. Kuisioner penelitian .................................................................. 46 Lampiran 3. Hasil skoring pretest ................................................................. 48 Lampiran 4. Hasil skoring posttest ................................................................. 49 Lampiran 5. Hasil uji normalitas data dan uji T ............................................ 50 Lampiran 6. Booklet PMS .............................................................................. 51

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit yang dapat menular

  dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual (Munajat dan Bisri, 1998). Seseorang dapat berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal (Anonim, 2007a).

  Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan kelompok yang terbiasa melakukan aktivitas seksual dengan pasangan yang tidak tetap, dengan imbalan berupa uang yang telah disepakati sebelumnya (Aprilianingrum, 2002).

  Berdasarkan data Klinik Griya Lentera, dari bulan Januari sampai dengan September 2006 dilaporkan jenis infeksi gonore dengan jumlah penderita mencapai 23 kasus, diikuti penderita klamidia sebanyak 3 kasus, sedangkan untuk kasus sifilis belum ditemukan angka kejadian selama periode tersebut.

  Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi terhadap PMS. Penyebabnya adalah pengetahuan mereka yang relatif rendah tentang PMS sehingga banyak diantara mereka dalam melayani tamu tanpa menggunakan pelindung (kondom), kecuali atas permintaan si tamu (Sutama, 2005). Keadaan ini dapat menyebarkan PMS secara luas di masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh edukasi tentang PMS di kalangan PSK jalanan Yogyakarta terhadap pengetahuan dan sikap mereka dalam ketaatan penggunaan kondom.

  Pemberian edukasi dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan PSK jalanan Yogyakarta tentang PMS. Meningkatnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat merubah sikap mereka dalam ketaatan penggunaan kondom, sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melayani pengguna layanan mereka dan kesadaran akan bahaya PMS akan lebih meningkat.

1. Perumusan Masalah

  a. Seperti apakah karakteristik PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama kerja ?

  b. Adakah pengaruh edukasi tentang PMS terhadap pengetahuan dan sikap PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini? c. Adakah pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja terhadap pengetahuan dan sikap PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini? 2.

   Keaslian Penelitian

  Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu “Studi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika di Kalangan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta” oleh Sutama (2005).

  Pada penelitian kali ini metitikberatkan pada pengaruh edukasi tentang Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu terletak pada tema yang diangkat, subjek yang di teliti, lokasi penelitian, waktu pelaksanaan, serta metode penelitian yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode pretest dan posttest untuk melihat pengaruh edukasi yang sudah diberikan.

  Edukasi diberikan melalui suatu penyuluhan dalam program kamis sehat dan pemberian edukasi perindividu antara peneliti dan PSK jalanan Yogyakarta dengan menggunakan booklet. Pemberian edukasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang PMS pada PSK jalanan Yogyakarta dan mengetahui pengaruhnya terhadap sikap mereka dalam ketaatan penggunaan kondom.

3. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang PMS.

  b. Manfaat praktis Memberikan informasi tentang PMS pada PSK jalanan Yogyakarta sehingga diharapkan timbul kesadaran mereka dalam ketaatan penggunaan kondom.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

  Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang PMS pada PSK jalanan Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui karakteristik PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama kerja.

  b. Untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang PMS terhadap pengetahuan dan sikap PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini.

  c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja terhadap pengetahuan dan sikap PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Penyakit Menular Seksual (PMS) Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan dari

  satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Gejala awal yang menjadi pertanda PMS, diantaranya : 1. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin 2. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin 3. bengkak atau merah di sekitar alat kelamin 4. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil 5. buang air kecil lebih sering dari biasanya 6. demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh 7. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari 8. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal 9. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi

  (Setyawan, 2006) Gejala umum PMS pada laki-laki biasanya muncul di bagian dalam saluran kencing, kalau sudah parah PMS ini juga dapat masuk ke saluran sperma sampai ke dalam testis. Sebagian PMS yang lain muncul di luar penis maupun di sekitar alat kelamin. Gejala muncul antara 2-3 hari setelah berhubungan seks dengan orang yang terkena PMS. Gejala-gejala yang sering dijumpai adalah rasa bintil atau luka di alat kelamin serta pembengkakan di pangkal paha (Anonim, 2005).

  Pada perempuan PMS seringkali tidak menunjukkan gejala. Gejala biasanya muncul di bagian dalam vagina atau mulut rahim, kalau sudah parah, PMS ini bisa naik ke dalam rahim dan saluran telur. Sebagian gejala PMS akan muncul di luar vagina maupun di sekitar alat kelamin. Selain di daerah organ reproduksi, gejala juga dapat muncul di daerah anus dan tenggorokan. Gejala muncul antara 3 hari sampai 1 bulan setelah hubungan seks dengan orang yang terkena PMS. Gejala yang sering dijumpai adalah rasa sakit atau gatal di alat kelamin, cairan yang berbau atau berwarna (yang tidak biasa keluar dari alat kelamin), benjolan, bintil-bintil atau luka di sekitar kemaluan, pembengkakan di pangkal paha, serta rasa sakit pada perut bagian bawah (Anonim, 2005).

  Penyakit Menular Seksual (PMS) bisa dicegah dengan tidak melakukan hubungan seks sama sekali, saling setia dengan satu pasangan dan menggunakan kondom tiap kali berhubungan seks (Anonim, 2005). Jenis-jenis PMS diantaranya adalah sebagai berikut: 1. gonore

  Gonore adalah PMS yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoea, dengan cara penularan melalui hubungan seks. Pada beberapa kasus, gonore tidak menunjukkan gejala, tetapi jika gejala muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah hubungan seks dengan orang yang terkena PMS. Gejala berupa rasa panas atau gatal saat buang air kecil (Anonim, 2005).

  Pada laki-laki gejala timbul dalam waktu satu minggu berupa rasa sakit pada saat buang air kecil dan ereksi, keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari dan sering tidak ada gejala pada stadium dini. Pada perempuan juga sering tidak terjadi gejala apapun, mengalami nyeri di daerah perut bagian bawah yang kadang-kadang disertai keputihan dengan bau yang tidak sedap (Munajat dan Bisri, 1998).

  2. sifilis (Raja Singa) Sifilis adalah PMS yang disebabkan oleh Treponema pallidum, dengan cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks, namun penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual. Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh tubuh (Anonim, 2005).

  3. herpes genital Herpes genital adalah PMS yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus

  (HSV). Herpes genital menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks. Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau terbakar, rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah alat kelamin dan keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah alat lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat muncul kembali (Anonim, 2005).

  4. klamidia Klamidia adalah PMS yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, terutama menyerang leher rahim. Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak menunjukkan gejala.

  Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada testis (Anonim, 2005). 5. trikomoniasis vaginalis

  Trikomoniasis vaginalis adalah PMS yang disebabkan oleh parasit

  

Trichomonas vaginalis yang menular melalui kontak seksual. Trichomonas

vaginalis dapat bertahan hidup pada benda-benda seperti pakaian yang dicuci dan

  dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian tersebut.

  Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa dan berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan saat berhubungan seksual juga sering terjadi. Terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau tidak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki akan terjadi radang pada saluran kencing dan luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.

  Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini (Anonim, 2005).

B. Kondom

  Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari karet, berbentuk tabung yang tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kelebihan kondom:

  a. efektif sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar

  b. murah dan mudah didapat tanpa resep dokter dan dapat didistribusikan oleh dan untuk masyarakat c. praktis dan dapat dipakai sendiri

  d. tidak ada efek hormonal

  e. dapat mencegah kemungkinan penularan PMS

  f. mudah dibawa

  g. kondom menggunakan pelicin/pelumas sehingga dapat menambah frekuensi hubungan seksual dan secara psikologis menambah kenikmatan h. kondom membantu suami yang mengalami ejakulasi dini i. adanya jaminan pengawasan kualitas produksi bahwa produk layak dipasarkan Keterbatasan kondom:

  a. kadang-kadang ada pasangan yang alergi terhadap karet kondom c. secara psikologis kemungkinan mengganggu kenyamanan

  d. kondom yang kadaluarsa mudah sobek dan bocor (Farida, 2006)

  Saat ini telah dikembangkan sejenis kondom yang digunakan oleh perempuan, yang biasa disebut femidom. Memang masih agak jarang dijual dipasaran dan harganya pun relatif masih mahal. Secara teknik penggunaannya sama dengan kondom pria, demikian juga fungsinya. Kelebihan dan kekurangan dari femidom relatif sama dengan kondom pria. Demikian juga persentase keberhasilan atau kegagalannya. Dengan cara penggunaan yang tepat alat ini sama efektifnya dengan kondom pria (Anonim, 2003).

  Kondom wanita terbuat dari karet. Kondom wanita mempunyai panjang 17 cm, lebar 6-7 cm, dan mempunyai beberapa aroma tertentu untuk menghilangkan bau karet. Kondom wanita biasanya berwarna cerah seperti merah jambu atau bening. Kondom khusus wanita ini cukup elastis dan fleksibel, sehingga mudah mengikuti kontur vagina. Bentuknya silinder dengan ujung terbukanya berbentuk cincin, dan ujung lainnya tertutup. Ujung yang tertutup diberi spons untuk menyerap sperma (Anonim, 2007b).

  Pemasangan kondom wanita ini sama sekali tidak sulit dan di setiap kemasan kondom yang dijual disertai cara pemakaiannya. Prinsip kondom wanita yaitu kondom ini akan menutupi dinding vagina dan mulut rahim, sehingga sperma atau penyakit dari pasangan tidak bisa tembus (Anonim, 2007b).

  C.

  

Edukasi

Edukasi kesehatan merupakan upaya agar masyarakat berperilaku sehat

dengan cara bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan

kesadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau

penyuluhan kesehatan. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan tersebut

mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai

pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo,

2003).

D. Pengetahuan

  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

  Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

  a. tahu Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

  b. memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  c. aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

  d. analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

  e. sintesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

  Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

  f. evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.

E. Sikap

  Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu objek. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung ataupun perasaan tidak mendukung terhadap objek tersebut (Azwar, 1988). Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan

  a. menerima Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

  b. merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

  c. menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

  d. bertanggungjawab Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

  (Notoatmodjo, 2003)

F. Pekerja Seks Komersial (PSK)

  Perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) didefinisikan sebagai perempuan yang pekerjaannya menjual diri kepada siapa saja, pada banyak laki- laki yang membutuhkan pemuasan nafsu seksual atau dengan kata lain perempuan

  Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan kelompok yang terbiasa melakukan aktivitas seksualnya dengan pasangan yang tidak tetap, dengan imbalan berupa uang yang telah disepakati sebelumnya, sehingga PSK merupakan kelompok risiko tinggi IMS (Aprilianingrum, 2002).

  Ciri-ciri khas dari PSK perempuan adalah : 1. cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif, menarik, baik wajah maupun tubuhnya bisa merangsang selera seks kaum pria.

  2. berusia muda, biasanya di bawah umur 30 tahun. Yang terbanyak adalah umur 17-25 tahun.

  3. pakaiannya sangat mencolok, beraneka ragam, sering aneh-aneh/eksentrik untuk menarik perhatian kaum pria. Mereka sangat memperhatikan penampilan lahiriah, yaitu: wajah, rambut, pakaian, alat-alat kosmetik dan parfum yang merangsang.

  4. menggunakan teknik-teknik seksual yang mekanistis, cepat, tidak hadir secara psikis, tanpa emosi, tidak pernah bisa mencapai orgasme 5. mobilitas tinggi, kerap berpindah dari tempat/kota yang satu ke tempat/kota lainnya. Biasanya mereka memakai nama samaran dan sering berganti nama.

  6. pekerja seks kelas rendah dan menengah kebanyakan berasal dari strata ekonomi dan strata sosial rendah. Mereka biasanya tidak memiliki ketrampilan khusus dan kurang pendidikannya. Pelacur amatir, disamping bekerja sebagai buruh di pabrik, restoran bar, toko-toko, sebagai sekretaris, mereka menyempatkan diri beroperasi sebagai wanita panggilan. Pelacur atau lulusan akademi dan perguruan tinggi, yang beroperasi secara amatir atau secara profesional.

  (Kartono, 1999)

G. Landasan Teori

  Pengetahuan merupakan pandangan subyek terhadap suatu stimulus yang ditangkap melalui indera dan dikenal serta dipahami sehingga menimbulkan pembentukan sikap negatif maupun positif. Sikap dapat berubah dengan adanya perkembangan pengetahuan. Pemberian edukasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap seseorang terhadap sesuatu hal yang baru bagi orang tersebut atau lebih memperjelas sesuatu yang sudah diketahui.

  Pemberian edukasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap PSK terhadap PMS. Berubahnya tingkat pengetahuan PSK akan mempengaruhi perubahan sikap PSK dalam menghadapi masalah PMS tersebut.

  Tingkat pengetahuan yang semakin bertambah diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dari dalam diri PSK untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha untuk mencegah penularan PMS di masyarakat yaitu dengan menggunakan kondom setiap melayani tamu

H. Hipotesis

  Edukasi tentang PMS berpengaruh terhadap perubahan nilai pengetahuan dan nilai sikap pada PSK jalanan Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu pertama untuk melihat pengaruh

  edukasi tentang PMS terhadap pengetahuan dan sikap PSK jalanan Yogyakarta menggunakan jenis penelitian eksperimental semu dengan rancangan penelitian

  

one group pretest-posttest . Bagian kedua menggunakan jenis penelitian deskriptif

  dengan rancangan penelitian evaluasi untuk melihat karakteristik PSK jalanan Yogyakarta, serta untuk melihat pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja terhadap pengetahuan dan sikap PSK jalanan Yogyakarta.

  B.

  

Variabel Penelitian

  1. Variabel bebas dalam penelitian adalah pemberian edukasi tentang PMS yang diberikan pada PSK jalanan Yogyakarta.

  2. Variabel tergantung dalam penelitian ini: a. pengetahuan PSK jalanan Yogyakarta tentang PMS.

  b. sikap PSK jalanan Yogyakarta dalam ketaatan penggunaan kondom.

C. Definisi Operasional

  1. Pekerja Seks Komersial (PSK) jalanan Yogyakarta adalah perempuan yang memberikan pelayanan seksual dengan imbalan berupa uang yang bekerja di

  2. Edukasi adalah pemberian informasi tentang PMS melalui program kamis sehat dan booklet pada PSK jalanan Yogyakarta untuk mempengaruhi pengetahuan mereka tentang PMS dan sikap mereka dalam ketaatan penggunaan kondom.

  3. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh PSK jalanan Yogyakarta tentang PMS meliputi cara penularan, gejala, terapi dan cara pencegahannya.

  4. Sikap adalah suatu kesadaran yang timbul dari dalam diri PSK jalanan Yogyakarta dalam menghadapi PMS dengan menggunakan kondom setiap saat berhubungan seksual dengan pelanggan.

  5. Responden adalah subjek penelitian yang bekerja sebagai PSK jalanan Yogyakarta.

D. Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di dua lokasi jalanan, yaitu pertama di daerah Badran tepatnya di sebelah barat Stasiun Tugu, lokasi ini berupa rel kereta api yang aktif digunakan sebagai jalur perjalanan kereta api. Tempat ini lebih dikenal dengan istilah ”Bong Suwung” atau di kalangan masyarakat umum disebut dengan istilah ”ngebong”. Lokasi penelitian kedua di jalan Magelang, tepatnya di daerah Denggung Sleman dan di Hotel Melati selatan perempatan ringroad Jombor.

E. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian yang digunakan adalah para PSK jalanan di Yogyakarta (Badran dan jalan Magelang) yang merupakan PSK dampingan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan populasi sejumlah 91 orang dengan rincian 71 orang di Badran dan 20 orang di jalan Magelang. Peneliti mengambil 29 subjek penelitian yaitu 17 orang dari Badran dan 12 orang dari jalan Magelang. Jumlah subjek ditentukan berdasarkan syarat penelitian deskriptif oleh Gay (cit., Sevilla et al., 1993) menyatakan ukuran minimum pengambilan sampel diperlukan 10% dari populasi atau untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20%. Sehingga jumlah subjek penelitian yang diambil sudah memenuhi syarat penelitian.

F. Teknik Sampling

  Pada penelitian ini dilakukan teknik sampling secara non-random

  

sampling dengan jenis quota sampling, yaitu peneliti menetapkan jumlah sampel

yang diperlukan (quota) untuk dijadikan responden (Notoatmodjo, 2002).

  Sampel yang diambil sesuai dengan perhitungan yaitu 10-20% dari populasi (91 orang). Jumlah responden yang diambil sudah memenuhi syarat penelitian yaitu minimal 9-18 orang. Pemilihan metode ini mengingat PSK jalanan yang memiliki kesediaan untuk bekerja sama terbatas jumlahnya.

G. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuisioner dan booklet. Lembar kuisioner dibuat dengan bahasa sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh subjek penelitian dalam hal ini adalah para PSK jalanan Yogyakarta yang secara umum mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Sebagai media edukasi digunakan booklet yang berisi pengetahuan mengenai PMS. Booklet dibuat semenarik mungkin agar responden tertarik untuk membacanya.

H. Tata Cara Penelitian 1.

   Analisis Situasi

  Pada tahap ini dilakukan observasi dengan cara mengumpulkan informasi mengenai kemungkinan bisa tidaknya diadakan penelitian dan melihat keseharian subjek sebelum dilakukan penelitian. Pada proses ini peneliti banyak dibantu oleh teman-teman dari PKBI DIY agar lebih mudah diterima oleh komunitas PSK jalanan Yogyakarta.

  Para PSK jalanan mulai bekerja pada malam hari sekitar jam 8 hingga dini hari, karena semakin malam biasanya pelanggan yang datang semakin banyak.

  Pemberian edukasi personal lebih banyak dilakukan pada sore hari di tempat tinggal mereka. Pada sore hari mereka memiliki waktu yang cukup luang karena pada malam hari akan mengganggu mereka bekerja. Selain itu, faktor lokasi tempat mereka bekerja yang cukup gelap dan berupa rel kereta api yang aktif digunakan dapat mengganggu konsentrasi para PSK dalam menerima edukasi yang diberikan.

2. Pembuatan Kuisioner

  Pertanyaan disusun dan dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel penelitian yang ingin diketahui. Dalam penyusunan kuisioner ini peneliti banyak bertanya pada dosen pembimbing ataupun rekan dari Fakultas Psikologi yang dianggap menguasai tata cara pembuatan kuisioner penelitian. Sebelum dilakukan penyebaran kuisioner, dilakukan uji coba terlebih dahulu supaya pertanyaan yang diajukan pada kuisioner dapat dipahami oleh responden dengan bantuan teman- teman dari PKBI DIY yang sudah terbiasa melakukan interaksi dengan responden sebelumnya.

  Setelah kuisioner sebagai alat ukur selesai disusun, belum berarti kuisioner tersebut dapat langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Kuisioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan reliabilitas.

  Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar- benar dapat mengukur apa yang akan diukur (Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dengan menggunakan tipe validitas isi. Validitas dilakukan melalui professional judgement, yaitu melalui diskusi dengan dosen pembimbing dan dosen dari Fakultas Psikologi. Uji validitas dilihat dari

  

item pertanyaan dari kuisioner yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang

diinginkan.

  Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang (Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan cara mengujikan kuisioner pada responden, apakah bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dimengerti atau tidak oleh responden.. Berdasarkan hasil uji, ada beberapa item pertanyaan yang belum dapat dimengerti oleh responden. Hasil ini kemudian didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk dilakukan beberapa perbaikan.

  Kuisioner yang digunakan terdiri dari 17 item pertanyaan berbentuk obyektif dengan dua pilihan jawaban (ya atau tidak). Peneliti menggunakan format pertanyaan ”ya dan tidak” dengan pertimbangan sederhana, mudah dipahami dan mudah dikerjakan oleh subjek penelitian. Kuisioner dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pertanyaan untuk mengukur variabel pengetahuan dan pertanyaan untuk mengukur variabel sikap. Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat satu jawaban yang benar, sehingga cara penilaian adalah dengan memberikan skor 0 bagi setiap jawaban yang salah atau tidak diisi, dan skor 1 bagi jawaban yang benar. Bila responden menjawab “ya” untuk item pertanyaan jenis favourable maka akan mendapatkan skor 1 dan jika pertanyaan tidak diisi atau dijawab “tidak” maka akan mendapat skor 0. Hal ini berlaku sebaliknya untuk item pertanyaan jenis non favourable. Item-item pertanyaan yang ada dalam kuisioner, juga terdiri dari 13 item untuk pertanyaan jenis favourable dan 4 item untuk pertanyaan jenis non favourable.

3. Pembuatan Booklet

  Booklet berfungsi sebagai media pemberian edukasi tentang PMS pada mungkin, jelas, singkat dan lengkap dengan bahasa yang mudah dipahami oleh subjek penelitian.

  4. Penyebaran Kuisioner

  Kuisioner ditujukan kepada subjek penelitian yaitu para PSK jalanan, dengan melakukan pendekatan-pendekatan terlebih dahulu. Kuisioner diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Dalam penyebaran kuisioner ini ada pembagian tugas antara rekan-rekan satu kelompok penelitian dengan maksud memudahkan dalam mendapatkan data dan mempercepat proses pengumpulan data. Dimana kelompok penelitian tersebut terdiri dari 3 orang dan terbagi menjadi 2 lokasi yang berbeda yaitu, Vincensius Anjar Trilaksono di lokasi jalan Magelang, Ferawati Klaudia Ida dan penulis di lokasi Badran Yogyakarta.

  5. Pemberian Edukasi

  Pemberian edukasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang PMS yang berupa penyuluhan pada saat program Kamis Sehat berlangsung, acara tersebut diadakan setiap hari kamis minggu ke-2 setiap bulannya di kantor PKBI.

  Penyuluhan diberikan sebulan sekali selama 3 bulan oleh dosen-dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu pemberian edukasi berupa booklet yang dilakukan berulang untuk mengingatkan subjek penelitian di lokasi jalanan Yogyakarta. Pada pemberian edukasi ini dibantu oleh teman-teman dari PKBI DIY.

  6. Pengolahan Data