Dukungan Pasangan Frekuensi Persentase
JURNAL KESEHATAN HOLISTIK
Vol 8, No 3, Juli2014 :110-114
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI
OLEH AKSEPTOR KB BARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TITIWANGI
KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN 2013
1
2
2 Yenni Marina , Arianty Wardiyah , Rilyani
ABSTRAK
Kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan.Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).Menurut SP2TP Puskesmas Titiwangi (2012), didapatkan data dari bulan Januari-Desember terdapat 308 akseptor KB baru. Akseptor Kb baru yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang hanya 3,19%, sedangkan akseptor KB baru metode non kotrasepsi jangka panjang sebesar 96,81%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan.
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode pendekatan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah akseptor KB baru yang ada di kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan
Candipuro Lampung Selatan pada 26 November-5 Desember 2013, dengan teknik total populasi yaitu 40 orang. Analisa bivariat yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara umur (Pvalue 0,033; OR=5,625), pendidikan (Pvalue 0,000; OR=14), ada hubungan jumlah anak (Pvalue 0,011; OR=8,250), ada hubungan dukungan pasangan (Pvalue 0,011; OR=7,333), tidak ada hubungan antara pendapatan dengan pemilihan metode kontrasepsi (P value 0,712). Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan upaya pendidikan kesehatan mengenai penggunaan metode kontrasepsi tepat dan efektif bagi pasangan usia subur (PUS) sejak awal penggunaan kontrasepsi, atau pada wanita usia subur (WUS) sejak hamil hingga masa nifas.
Kata kunci : Pemilihan metode kontrasepsi, Akseptor KB baru, Faktor yang mempengaruhi
PENDAHULUAN jumlah PUS sebanyak 45.189.997 pasangan, sehingga
tingkat kesertaan ber-KB dari seluruh PUS sebesar Hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2010 71,39% pada tahun 2011 menjadi peserta KB (BKKBN, menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 237,6 2012). Secara nasional tercatat PUS yang bukan peserta juta jiwa, melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebesar 234,2 juta KB sebanyak 12.929.484 pasangan atau 28,61%. PUS jiwa. Angka Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) periode bukan peserta KB yang Ingin Anak ditunda (IAT) dan Tidak tahun 2000-2010 sebesar 1,49 % meningkat dibandingkan Ingin Anak Lagi (TIAL) merupakan sasaran pelayanan KB dengan LPP periode tahun 1990-2000 yaitu 1,45 %. LPP yang belum terlayani atau disebut Unmet Need KB pada tahun 2014 diharapkan turun menjadi 1,1 % (BPS, (BKKBN, 2012). 2010).
Menurut perencanaan tingkat Puskesmas Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di seluruh Titiwangi, didapatkan data dari bulan Januari-Desember
Indonesia yang tercatat pada Pendataan Keluarga Tahun 2012 terdapat 308 akseptor KB baru. Akseptor Kb baru 2011 sebanyak 45.189.997 pasangan. Di tingkat provinsi, yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang angka persentase PUS berumur di bawah 20 tahun di hanya 3,19%, sedangkan akseptor KB baru metode non Propinsi Lampung 13,2%. Jarak sebar ini untuk PUS kotrasepsi jangka panjang sebesar 96,81% (SP2TP berumur 20-29 tahun antara 39,01%, sedangkan PUS Puskesmas Titiwangi, 2012). Hasil prasurvey yang berumur 30 tahun ke atas antara 27,51% (BKKBN, 2012). dilakukan peneliti di Puskesmas Titiwangi Lampung
Tingkat kesertaan ber-KB diukur dari angka Selatan terhadap 10 orang akseptor KB baru, sebanyak persentase PUS yang menjadi peserta KB. Data pada 70% akseptor KB baru yang dianjurkan oleh pasangan, tahun 2011 menunjukkan bahwa secara nasional jumlah sebanyak 80% ibu berpendidikan rendah, 80% akseptor peserta KB tercatat sebanyak 32.260.513 peserta, dan
1. Puskesmas Titiwangi Candipuro Lampung Selatan.
2. Prodi Ilmu Keperawatan FK Universitas Malahayati Bandar Lampung
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru Di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013
KB dengan jumlah anak kurang dari dua (<2), 80% tidak panjang, dan 26 orang (65%) akseptor memilih metode bekerja, 70% ibu memiliki pengetahuan yang kurang non kontrasepsi jangka panjang. tentang macam-macam metode kontrasepsi, 50% akseptor KB baru umur dibawah 20 tahun dan 20% akseptor KB
b. Distribusi Frekuensi Umur baru di atas umur 35 tahun.
Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang Tabel 2 telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk melakukan Distribusi Frekuensi Umur Akseptor KB Baru Di Wilayah penelitian tentang “Faktor-faktor yang berhubungan Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB Lampung Selatan 2013 baru di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013”. Adapun tujuan dari
Umur Frekuensi Persentase
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang Tidak Berisiko 18 45% berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh Berisiko
22 55% akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi Total 40 100,0 Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013.
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa sebanyak 45% akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas
METODE PENELITIAN
Titiwangi umur tidak berisiko, 55% akseptor dalam ranah umur berisiko. Rancangan penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
c. Distribusi Frekuensi Pendidikan
yang mengukur variabel dependen dan independent secara bersamaan dalam waktu yang bersamaan.
Tabel 3 Populasi dalam penelitian ini adalah wanita pasangan usia
Distribusi Frekuensi Pendidikan Akseptor KB Baru Di subur yang merupakan akseptor KB baru yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro
Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013
Lamsel sebanyak 40 orang. Penentuan besar sampel dengan metode total populasi, yaitu 40 orang.
Pendidikan Frekuensi Persentase
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya Tinggi 12 30% hubungan antara variabelvariabelindependen dengan
Rendah 28 70% variabel dependen. Untukmembuktikan adanya tidaknya Total 40 100,0 hubungan tersebut, dilakukan statistikuji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% ( α=0,05). Bila p value <
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa 30% 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi antara variabel independen dengan variabel dependen. berpendidikan tinggi, dan sebagian besar yaitu sejumlah 70% berpendidikan rendah.
HASIL & PEMBAHASAN
d. Distribusi Frekuensi Pendapatan
a. Distribusi Frekuensi Pemilihan Metode
Tabel 4
Kontrasepsi
Distribusi Frekuensi Pendapatan Akseptor KB Baru Di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro
Tabel 1 Lampung Selatan 2013
Distribusi Frekuensi Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru Di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi
Pendapatan Frekuensi Persentase
Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013 Tinggi 17 42,5%
Rendah 23 57,5%
Metode Kontrasepsi Frekuensi Persentase
Total 40 100,0 MKJP 14 35%
Non MKJP 26 65% Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa sebanyak
Total 40 100,0 42,5% akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi memiliki pendapatan yang tinggi, dan sebanyak
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa sebanyak 57,5% akseptor KB memiliki pendapatan rendah. 14 orang (35%) akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi memilih metode kontrasepsi jangka
Yenni Marina, Arianty Wardiyah, Rilyani e. Distribusi Frekuensi Jumlah Anak
Umur 0.003 5.625 (1.349-23.449) Pendidikan 0,000 14 (3.682-53.226)
value<0,05), sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa P value yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05(P
Berdasarkan tabel di ats, diketahui bahwa dari 12 akseptor KB baru dengan pendidikan tinggi sebanyak 11 orang (91,6%) menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang, sedangkan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang hanya 1 orang (8,4%). Selanjutnya, dari 28 akseptor KB baru dengan pendidikan rendah yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 3 orang (10,7%), sedangkan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 25 orang (89,3%).
b. Hubungan Pendidikan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013
bahwa terdapat hubungan umur dengan pemilihan metode kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan. Analisa keeratan data OR=5,625 yang berarti bahwa akseptor KB baru dengan umur tidak berisiko, mempunyai peluang sebesar 5,625 kali untuk memilih MKJP sebagai metode kontrasepsinya dibandingkan akseptor KB baru umur berisiko.
value<0,05), sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa P value yaitu 0,033 lebih kecil dari 0,05(P
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 18 akseptor KB baru dengan umur tidak berisiko dan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 10 orang (55,6%), dan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 8 orang (44,4%). Selanjutnya, dari 22 akseptor KB baru dengan umur berisiko dan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 4 orang (18,2%), sedangkan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 18 orang (81,8%).
a. Hubungan Umur dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013
Dukungan Pasangan 0,011 7.333 (1.633-32.925)
Pendapatan 0.712 - - Jumlah Anak 0,011 8.250 (1.797 - 37.881)
Analisis Bivariat Variabel p-Value OR OR (95% CI)
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Akseptor KB Baru Di
47,5% akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi mendapat dukungan suami, dan sebanyak 52,5% tidak mendapat dukungan suami.
Total 40 100,0 Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa sebanyak
Mendukung 12 30% Tidak mendukung 28 70%
Dukungan Pasangan Frekuensi Persentase
Baru Di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Dukungan Pasangan Akseptor KB
f. Distribusi Frekuensi Dukungan Pasangan
47,5% akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi memiliki anak ≤2 orang, dan sebanyak 52,5% memiliki anak lebih dari 2 orang.
Total 40 100,0 Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa sebanyak
≤ 2 anak 19 47,5% > 2 anak 21 52,5%
Jumlah Anak Frekuensi Persentase
Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013
bahwa terdapat hubungan pendidikan dengan pemilihan metode kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan. Analisa keeratan data OR=14 yang berarti bahwa akseptor KB baru dengan pendidikan tinggi, mempunyai peluang sebesar 14 kali untuk memilih MKJP sebagai metode kontrasepsinya dibandingkan akseptor KB berpendidikan rendah.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru Di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan 2013
Berdasarkan tabel 4.11, diketahui bahwa dari 12 akseptor KB baru yang mendapat dukungan dari pasangan dan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 8 orang (66,7%), dan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 4 orang (33,3%). Selanjutnya, dari 28 akseptor KB baru tidak didukung oleh pasangan yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 6 orang (21,4%), sedangkan yang tidak didukung oleh pasangan dan menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 22 orang (78,6%).
Ada hubungan jumlah anak dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013 (P value 0,011; OR=8,250)
Tidak ada hubungan antara pendapatan dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013 (Pvalue 0,7120)
Ada hubungan antara pendidikan dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013 (Pvalue 0,000; OR=14)
Ada hubungan antara umur dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013 (Pvalue 0,033; OR=5,625)
Pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB baru di wilayah kerja Puskesmas Titiwangi sebanyak 35% memilih MKJP, sisanya sebanyak 65% memilih Non MKJP. Akseptor KB baru umur tidak berisiko sebesar 55%, dan akseptor KB umur berisiko sebanyak 55%.Akseptor KB baru dengan pendidikan tinggi sebanyak 30%, dan yang berpendidikan rendah sebanyak 70%. Akseptor KB baru dengan pendapatan keluarga tinggi sebanyak 42,5%, dan akseptor KB dengan pendapatan keluarga rendah sebanyak 57,5%. Akseptor KB yang memiliki jumlah anak ≤2 orang sebanyak 47,5%, dan yang memiliki jumlah anak >2 orang sebanyak 52,5%. Akseptor KB yang mendapat dukungan suami sebanyak 30%, dan yang tidak mendapat dukungan suami sebanyak 70%.
SIMPULAN & SARAN
bahwa terdapat hubungan dukungan pasangan dengan pemilihan metode kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan. Analisa keeratan data OR=7,333 yang berarti bahwa akseptor KB baru yang mendapat dukungan pasangan mempunyai peluang sebesar 7,333 kali untuk memilih MKJP sebagai metode kontrasepsinya dibandingkan akseptor KB baru yang tidak mendapat dukungan dari pasangan.
value<0,05), sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa P value yaitu 0,011 lebih kecil dari 0,05(P
e. Hubungan Dukungan Pasangan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013
c. Hubungan Pendapatan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013
bahwa terdapat hubungan jumlah anak dengan pemilihan metode kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan. Analisa keeratan data OR=8,250 yang berarti bahwa akseptor KB baru dengan jumlah anak ≤2 orang mempunyai peluang sebesar 8,250 kali untuk memilih MKJP sebagai metode kontrasepsinya dibandingkan akseptor KB baru dengan jumlah anak >2 orang.
value<0,05), sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa P value yaitu 0,011 lebih kecil dari 0,05(P
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 19 akseptor KB baru dengan jumlah anak ≤2 orang yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 11 orang (57,9%), dan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 8 orang (42,1%). Selanjutnya, dari 21 akseptor KB baru dengan jumlah anak >2 orang dan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 3 orang (14,3%), sedangkan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 18 orang (85,7%).
d. Hubungan Jumlah Anak dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Oleh Akseptor KB Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013
bahwa tidak terdapat hubungan pendapatan dengan pemilihan metode kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Titiwangi Kecamatan Candipuro Lampung Selatan.
value>0,05), sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa P value yaitu 0,712 lebih besar dari 0,05(P
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 17 akseptor KB baru dengan pendapatan tinggi sebanyak 7 orang (41,2%) menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang, sedangkan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 10 orang (58,8%). Selanjutnya, dari 23 akseptor KB baru dengan pendapatan rendah yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 7 orang (30,4%), sedangkan yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 16 orang (69,6%).
Ada hubungan dukungan pasangan dengan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB baru di
Yenni Marina, Arianty Wardiyah, Rilyani
Pustaka-SP, Jakarta, 2007 Puslitbang BKKBN, Faktor yang Mempengaruhi
2007 Manuaba, Ilmu Penyakit, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana, EGC,Jakarta, 2010
Mochtar, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta, 2002 Murti, B, Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang kesehatan,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2006 Notoatmodjo, Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Notoatmodjo, Soekidjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Edisi 4, Rineka Cipta, Jakarta, 2007
Notoatmodjo, Soekidjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Edisi Revisi 2010, Rineka Cipta, Jakarta,
2010 Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina
Penggunaan MKJP di Enam Wilayah Indonesia,
2007 Isti, Haniva, Faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan
2011 Saifuddin, Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,
Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2003
Soeroso, Santoso, Mengarusutamakan Pembangunan
Berwawasan Kependudukan di Indonesia, EGC,
Jakarta, 2002 Sofian, Amru, Sinopsis Obstetri Edisi Ketiga, EGC,
Jakarta, 2012 Sternberg, Robert J, Psikologi Kognitif Edisi Keempat,
Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2008 Sugiarti, Imas, Faktor yang Mempengaruhi Jenis
Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya. Skripsi,
Universitas Padjajaran, 2012 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),
Alfabeta, Bandung, 2011 Tobing, Naek L, Kesehatan Maternal dan KB, EGC,
Jakarta, 2010 Widyastuti, Yani, Kesehatan Reproduksi, Fitramaya,
Jogjakarta, 2009
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kec.Gunung Pati Kota Semarang. Skripsi, Undip,
Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta,
wilayah kerja Puskesmas Titiwangi Kec.Candipuro Lampung Selatan 2013 (Pvalue 0,011; OR=7,333).
Harapan, Jakarta, 2004 Hidayat, Aziz Alimul, Metode Penelitian Keperawatan dan
2010 Hartanto, H, KB dan Kontrasepsi, Penerbit Pustaka Sinar
Teori dan Praktik Edisi kelima, EGC, Jakarta,
Friedman, M.M, Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,
Sedangkan saran yang dapat, penulis rekomendasikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan mampu meningkatkan upaya pendidikan kesehatan mengenai penggunaan metode kontrasepsi tepat dan efektif bagi pasangan usia subur (PUS) sejak awal penggunaan kontrasepsi, atau pada wanita usia subur (WUS) sejak hamil hingga masa nifas. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu untuk melakukan penelitian terkait dengan metode kuantitatif maupun kualitatif, dan dengan rancangan studi penelitian lainnya yang lebih mendalam, sehingga dapat menggali info dan fenomena kesehatan mengenai kontrasepsi yang terjadi di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, Balai Pustaka, Jakarta, 2005
BKKBN, Pedoman Materi KIE Keluarga Berencana, 2003 BKKBN, Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011,
Penggunaan metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Pancormas Kota Depok. Skripsi, Universitas Indonesia, 2012
Depnakertrans, Upah Minimun Propinsi Lampung, 2012 Fienalia, Rainy Alus, Faktor yang Berhubungan dengan
Safer di Indonesia, Depkes RI, Jakarta, 2009
Arifuddin, Musdalifah. Faktor yang Berhubungan dengan
Pemilihan Kontrasepsi Pasutri di Wilayah Kerja Puskesmas Lampa Kabupaten Pinrang Makassar.Skripsi, Universitas Hassanudin, 2013
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2006
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direkorat Pelaporan dan Statistik, Jakarta, 2012
dan Etik, EGC, Jakarta, 2003
BKKBN, Kajian Implementasi Kebijakan Penggunaan
kontrasepsi
IUD, Pusat Penelitian dan
Depkes RI, Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy
Kependudukan dan KB Tahun 2011. Makalah
tidak di Publikasikan, 2011 BPS, Statistik Kependudukan, Badan Pusat Statistik,
Jakarta, 2009 Darwis, Sudarwan, Metode Penelitian Prosedur Kebijakan
Pengembangan KB-KS BKKBN, Jakarta, 2011 BKKBN, Arah Kebijakan dan Strategi Program