DOCRPIJM 1501312780Bab 10 ASPEK KELEMBAGAAN
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 BAB ASPEK KELEMBAGAAN
10
10.1 KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan. Organisasi perangkat daerah Kabupaten Buton dibentuk berdasarkan :
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 1.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat daerah. Berdasarkan ketentuan tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Buton membentuk organisasi perangkat daerahnya dengan peraturan daerah, yang terdiri atas ; 1.
Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daera Kabupaten Buton; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 26 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Buton; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 27 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, BAPPEDA dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Buton.
Adapun rincian perangkat daerah Kabupaten Buton adalah sebagai berikut :
A. Sekretariat :
1. Sekretariat daerah
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
B. Dinas : 1.
Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Perhubungan;
4. Dinas Pekerjaan Umum;
5. Dinas Tata Ruang dan Perumahan Rakyat;
6. Dinas Koperasi dan UKM;
7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi;
8. Dinas Pertanian;
9. Dinas Kehutanan;
10. Dinas Pertambangan dan Energi;
11. Dinas Kelautan dan Perikanan;
12. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
13. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
15. Dinas Pendapatan Daerah; dan
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 16. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman.
C. Lembaga Teknis Daerah : 1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Badan Lingkungan Hidup; 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; 4. Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; 5. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; 6. Badan Pengelola Keuangan Daerah; 7. Badan Komunikasi, Informatika, PDE, Arsip dan Perpustakaan; 8. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan
Ketahanan Pangan; 9. Badan Penelitian dan Pengembangan; 10.
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat; dan 11. Rumah Sakit Umum Daerah.
D. Lembaga lain yang merupakan bagian perangkat daerah : 1.
Inspektorat Daerah; 2. Satuan Polisi Pamong Praja; 3. Badan Penanggulangan Bencana; 4. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu; 5. Kantor Penghubung; 6. Sekretariat KORPRI; 7. Kantor Pengelola Aset Daerah; dan 8. Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lakompa.
E. Kecamatan, terdiri atas 21 (Dua Puluh Satu) kecamatan; dan
F. Kelurahan dan Desa terdiri atas 31 (Tiga Puluh Satu) Kelurahan dan 211
(Dua Ratus Sebelas) DesaDalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah, Bupati Buton selain dibantu oleh perangkat daerah, juga bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga/instansi lain yang ada di Kabupaten Buton. Keseluruhan organisasi perangkat daerah dan lembaga/instansi yang ada di daerah Kabupaten Buton dapat dilihat sebagaimana gambar 10.1 berikut :
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Gambar 10 .1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Buton BUPATI PIMPINAN WAKIL BUPATI
DPRD SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SEKRETAR
IS ASISTEN ASISTEN DPRD
ASISTEN
PEMERINTAHAN PEREKONOMIAN ADMINISTRASI KESEJAHTERAAN & PEMBANGUNAN UMUM BAG. ADM. BAG. ADM. BAGIAN BAG. ADM. BAG. ADM. BAG. BAG. ORGANI BAGIAN BAG. HUMAS BAGIAN PEMERINTHA KESEJAHTE HUKUM PEMBANG PEREKONO LAYANAN SASI & ASET & & UMUM N UMUM RAAN MIAN & SDA U PENGADAA KEPEGAWAIA KEUANGA PROTOKOL RAKYAT NAN N N STAF AHLI DINAS LEMBAGA LEMBAGAPERUSAHAAN KECAMATAN DAERAH TEKNIS TEKNIS LAIN DAERAH BID. HUKUM & POLITIK DINAS PENDIDIKAN INSPEKTORAT SATPOL PP KELURAHAN / DESA PASAR TAKIMPO BID.
PEMERINTAHAN DINAS KESEHATAN
BADAN PERENC. BPBD
PASAR SABO BID. PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DINAS PERHUBUNGAN BPM & PELY. PD. MAINAWA BID. KEMAS & SDM DINAS PEKERJAAN UMUM BADAN LINGK. HIDUP BPM & PEMDES KANTOR PENGHUBUNG PERIZINAN TERPADU SATU PINTU PDAMINSTANSI DINAS TATA RUANG &
VERTIKAL DINAS SOSIAL, TENAGA PERUMAHAN RAKYAT DINAS KOPERASI & UKM KOORDINASIKELUARGA SEKRETARIAT KORPRI BADAN KESATUAN PEMBERDAYAAN BERENCANA & BADAN KANTOR PENGELOLA ASET DAERAH PERPUSTAKAAN DAERAH DINAS KEHUTANAN DINAS PERTANIAN KERJA & BADAN KOM. INFORM.
BADAN PENGELOLA PENGELOLAAN HUTAN
KEUANGAN DAERAH BANGSA & POLITIK PRODUKSI LAKOMPA KANTOR KESATUAN PDE. & ARSIP DAERAH4 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
Bab X -
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
DINAS PERTAMB. & ENERGI DINAS KELAUTAN & DINAS PERIND. & PERDAGANGAN PERIKANAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN BADAN PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN KEHUTANAN & KETAHANAN PANGAN DINAS KEPEND. & PENCT. DINAS KEBUD. & PARIWISATA SIPIL DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN & PEMAKANAN RSUD PASARWAJO
DINAS PENDAPATAN
DAERAH
5 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
Bab X -
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
10.1.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya Beberapa kebijakan yang merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada Pemerintahan Kabupaten Buton.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas- luasnya, dengan tujuan meningkatkan
3 kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi:
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2)
6 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing
- – masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
7 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010- 2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah.
Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu : 1.
Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi; 2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda; 3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat; 4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi; 6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
8 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 7.
Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU); 8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender kedalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip- prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggungjawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggungjawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
9 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
318 9.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerjapelayanan kelembagaan.
10 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
Dinas PU Kabupaten Buton dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2011. Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi dibidang Pekerjaan Umum. Sedangkan fungsi Dinas PU sebagai berikut : 1.
Perumusan kebijakan daerah, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum yang meliputi bidang pengairan/sumber daya air, bina marga, air minum, air limbah, drainase, perumahan, bangunan dan lingkungan, jasa konstruksi, survey dan perencanaan;
2. Pelaksanaan urusan pemerintahan umum sesuai dengan bidang tugasnya; 3.
Pengelolaan barang/kekayaan daerah yang menjadi tanggungjawabnya; 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; 5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan dibidang tugas dan fungsinya kepada Kepala Daerah: dan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Dinas Pekerjaan Umum telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton adalah :
“Tersedianya Sarana dan Prasarana Infrastruktur Pekerjaan Umum
yang Prima
untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Buton ”Untuk mewujudkan visi menjadi hal konkrit, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton menjabarkannya dalam 3 (tiga) misi, yaitu ;
Misi Kesatu : Memberikan pelayanan maksimal dengan mengupayakan
peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur secara berkesinambungan,
Misi Kedua : Memprogramkan perencanaan yang efektif dan effisien
untuk dapat mengidentifikasi infrastruktur yang dibutuhkan guna pelayanan yang prima kepada masyarakat,
11 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
Misi Ketiga : Memaksimalkan pemanfaatan infrastruktur guna
pengelolaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia serta pemberdayaan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan yang berujung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggungjawabnya, Kepala Dinas PU dibantu seorang sekretaris dan 4 (empat) orang kepala bidang (kabid) beserta staf. Sekretaris membawahi 2 orang Kepala Sub Bagian (Kasubag) yaitu
- – Kasubag Keuangan dan Kasubag Umum dan Kepegawaian. Sedangkan masing masing Kepala Bidang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas dan membawahi beberapa Kepala Seksi (Kaseksi) sebagai berikut : 1.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga terdiri atas 2 Sub Bidang : Kepala Seksi Jalan Dan Jembatan; Kepala Seksi Peralatan dan Perbekalan.
2. Kepala Bidang (Kabid) Pengairan, terdiri atas 2 Sub Bidang :
Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan; Kepala Seksi Bina Manfaat.
3. Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya, terdiri atas 2 Sub Bidang : Kepala Seksi Sanitasi Lingkungan dan Air Bersih; Kepala Seksi Bangunan Cipta Karya.
4. Kepala Bidang (Kabid) Survey dan Perencanaan, terdiri atas 2 Sub Bidang : Kepala Seksi Survey; Kepala Seksi Perencanaan.
Adapun secara rinci Struktur organisasi Dinas PU Kabupaten Buton berdasarkan jabatan struktural dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
12 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Kepala Dinas
Kasubag Keuangan
Kelompok Jabatan Fungsional Bendahara Pengeluaran
Kasubag Umum & Kepegawaian
Bendahara Barang Sekretaris Dinas
Bendahara Penerimaan Kepala Bidang
Kepala Bidang Kepala Bidang
Kepala Bidang Bina Marga
Pengairan Cipta Karya
Survey & Perencanaan
Kepala Kepala Seksi Kepala Kepala Seksi Kepala
Kepala Kepala Kepala Seksi
Seksi Jalan Peralt. & Sanitasi
Seksi Seksi
Seksi Seksi Bina
& Perbekalan
Lingkungan & Operasi &
Bangunan Survey Perencanaa
Manfaat Air Bersih Cipta Karya
Gambar- 10.2: Struktur Organisasi PU Kab. Buton
13 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
Bab X -
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
10.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing- masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel 10.1 berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel-10.1: Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton Peran Instansi dalam Pembangunan Unit/Bagian Yang Menangani No. Instansi Bidang CK Pembangunan Bidang CK
1. BAPPEDA
1. Penyusunan Bidang Sarana Prasarana & Pengkordinasian Perencanaan Program Pembangunan Bangwil
2. perencanaan
Sinkronisasi
Pembangunan daerah serta
pengembangan kerjasama pemerintah
kabupaten/kota dan swasta;3. Penetapan petunjuk pelaksanaan
perencanaan dan pengendalian
pembangunan dibidang
keciptakaryaan.RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 4.
Pemantauan dan evaluasi serta
analisis pelaporan perencanaan
pembangunan;2. Dinas PU
1. Bidang Cipta Karya
Perumusan Kebijakan Teknis di
Bidang Cipta Karya 2. Penyusunan Rencana Program kerjaBidang, Pengendalian, Perencanaan
teknis (disain), dan
Pengendalian/PengawasanPelaksanaan pembangunan Bidang
Cipta Karya;3. Pengelolaan gedung-gedung perintah dan perumahan dinas;
4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang Cipta Karya;
5. Penyusunan Laporan Realisasi Fisik
dan Keuangan pada kegiatan Bidang
Cipta Karya.3. Dinas Kebersihan,
1. Bidang Kebersihan dan
Perumusan Kebijakan Teknis dibidang
Pertamanan dan Kebersihan dan Persampahan; Persampahan Pemakaman2. Pemberian Perizinan dan Pelaksanaan
Pelayanan Umum dibidang
kebersihan; 3. Penyediaan Sarana dan Prasaranayang berkualitas penunjang
kebersihan;4. Pemerintah Pemberdayaan
Kecamatan dan Pemerintah
Desa/Kelurahan dalam Pelaksanaan
Kebersihan Kota;4. BLH Kabupaten
1. Bidang Pengawasan Lingkungan
Perumusan Kebijakan Teknis di
Buton Bidang Pengendalian dampak Hidup Lingkungan Hidup;2. Kemampuan dan Meningkatkan
Ketaatan Masyarakat serta Pelaku
Usaha dan/atau kegiatan dalam
Pelestarian Lingkungan Hidup dan
Pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dengan sasaran
meningkatnya etika dan peran serta
masyarakat dalam menjaga
lingkungan;3. Pengendalian Meningkatkan
Pencemaran dan Pengelolaan Limbah
;4. Pengendalian Meningkatkan
Kerusakan dan Pemulihan Kualitas
Lingkungan.Sumber : LAKIP SKPD
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, namun untuk di daerah Kabupaten Buton selama ini belum pernah ada penyusunan Standar Opersional Prosedur (SOP).
10.1.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Pemerintah daerah Kabupaten Buton didukung oleh Sumber Daya Manusia/Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur/pegawai di Pemerintah daerah Kabupaten Buton yang menangani bidang Cipta Karya adalah lulusan Sarjana (S1) dan Magister (S2). Kondisi SDM pada keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton dapat dilihat pada Tabel 10.2 di bawah ini.
Tabel-10.2:
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Latar Belakang Jabatan Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Pendidikan FungsionalDinas PU Kab. -PNS : Pria : 18 Orang SMA/sederajat : Buton (Bid. Cipta Gol. II : Wanita : 4 Orang
7 Orang Karya)
1 Orang Diploma : Gol. III :
2 Orang
6 Orang S1 : 12 Orang
Gol. IV : - S2 : 1 Orang
- Non PNS : Gol. II : 8 orang Gol. III :
7 Orang BAPPEDA (Bidang PNS : Pria : 4 Orang SMA : 3 Orang Sarana Prasarana Gol. II : Wanita : 6 Orang Diploma : & Bangwil)
1 Orang
1 Orang
Gol. III : S1 : 4 Orang
6 Orang S2 : 2 Orang
Non PNS : SMA/Sederajat : 2 Orang S1 : 1 OrangRENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
Dinas Kebersihan, PNS Pria : 23 Orang SD : 20 Orang Pertamanan & Gol. II : Wanita : 13 Orang SMP : 7 Orang Pemakaman
1 Orang SMA : 7 Orang
( Bidang Gol. III: Diploma : - Kebersihan &
4 Orang S1 : 2 Orang
Persampahan ) Non PNS Gol. I:27 Orang Gol. II :
4 Orang BLH Kab. Buton Gol. I : Pria : 5 Orang SMP : 1 Orang (Bidang
1 Orang Wanita : 1 Orang SMA : 1 Orang
Pengawasan) Gol. II : Diploma : -
1 Orang S1 : 3 Orang
Gol. III : S2 : 1 Orang
3 Orang Gol. IV:
1 Orang
Sumber : Lakip SKPD
10.2 ANALISIS KELEMBAGAAN
10.2.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui sejauh mana permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton adalah sebagai berikut :
1. Struktur organisasi
Struktur organisasi perangkat kerja daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton sudah sesuai untuk mendukung pembangunan bidang cipta karya di Kabupaten Buton.
2. Tugas dan fungsi organisasi
a. Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti sistem perencanaan, pengorganisasian dan monitoring evaluasi.
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
b. Koordinasi dan kerjasama instansi sektor terkait dalam merumuskan sistem koordinasi bidang cipta karya masih sangat rendah serta masih kurangnya SDM yang handal.
3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi a.
Belum maksimalnya penerapan peraturan, khususnya undang-undang persampahan bagi masyarakat yang melanggar, yaitu membuang sampah di sembarang tempat.
b.
Ketidaktegasan/kurangnya pemahaman disiplin yang diberikan oleh aparat setempat kepada masyarakat tentang bahaya sampah dibuang bukan pada tempatnya; c. Kurangnya penegakkan Hukum/Pemberian Sanksi oleh aparat setempat kepada masyarakat yang membuag sampah disembarang tempat; d.
Pertumbuhan Penduduk yang cukup besar serta Banyaknya hunian kumuh.
4. Permasalahan dalam keorganisasian a.
Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga teknis b.
Belum Optimalnya Disiplin Kerja Tenaga Operasional; c. Kurangnya Sarana Prasarana Persampahan; d.
Kuragnya sosialisasi tentang Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh Aparat Setempat; e. Masih Rendahnya kualitas SDM; f. Terbatasnya Dana Operasional dan Biaya Pemeliharaan.
10.2.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton adalah sebagai berikut :
1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.
2. Mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
10.2.3. ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA
a. Terbukanya kesempatan mengikuti pelatihan/bimtek terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
c. Dukungan sumber pembiayaan (APBD) untuk melaksanakan program sangat terbatas;
b. Pelatihan dan bimtek tentang keciptakaryaan hanya pada orang
a. Beban kerja dan sasaran tugas sangat luas dan mencakup lintas sektor;
3. Permasalahan dalam manajemen SDM
b. Adanya Gerakan Disiplin Nasional untuk peningkatan Kualitas SDM oleh atasan secara berjenjang; c. Adanya Perhatian dan dukungan Pemerintah pusat.
2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas
SDMKoordinasi dan kerjasama instansi sektor terkait dalam merumuskan sistem koordinasi bidang cipta karya kurang tepat sasaran/masih sangat rendah.
b. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas;
a. SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya.
1. Ketersediaan SDM
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton adalah sebagai berikut :
4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah Dalam menyusun program dan kegiatan terkadang SKPD belum mengacu ke Standar Pelayanan Minimal (SPM).
3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah : Belum maksimalnya Peraturan yang terkait dengan sektor keciptakaryaan.
- – orang tertentu saja yang ikut.
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
Tabel-10.3 :
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya
No Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada Jumlah Pegawai yang Dibutuhkan 1. Bappeda ( Bid.Sarana Prasarana & Bangwil ) SMA/Sederajat Diploma : D3 Teknik S1/Sederajat : S1 Teknik Planologi S1 Ekonomi S1 Hukum S2 : S2 Manajemen Keuangan Daerah S2 Teknik Lingkungan
3 Orang
1 Orang
1 Orang
2 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang Cukup
2. Dinas PU (Bid.
S1 Teknik Arsitek S1 Teknik Sipil S1 Teknik Planologi S1 Teknik Industri S1 Ilmu Sosial S1 Ilmu Agama S2 :
20 Orang
Cipta Karya) SMA/Sederajat Diploma :
1 Orang Kurang Sumber : Data SKPD Teknis
1 Orang
2 Orang
1 Orang
1 Orang
4. BLH (Bidang Pengawasan) SMP / Sederajat SMA / Sederajat S1 / Sederajat : S1 Pertanian S1 Biologi S2 S2 Lingkngan
1 Orang Kurang
1 Orang
7 Orang
7 Orang
S1 Hukum S1 Ekonomi
S2 Teknik Penataan Lingkungan Permukiman
SD SMP SMA/Sederajat S1 :
3. Dinas Kebersihan, Pertamanan & Pemakaman (Bid. Keberihan & Persampahan)
1 Orang Cukup
1 Orang
D3 Teknik S1 :
1 Orang
1 Orang
5 Orang
2 Orang
2 Orang
7 Orang
1 Orang
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 10.2.4. Analisis Swot Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T). Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel-10.4.
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019
Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014
22 RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
Job description yang jelas & tersedianya Sarana Prasarana Kerja
d.
Meningkatkan Disiplin dan Motivasi kerja aparatur serta pemahaman tupoksi kerja bidang cipta karya.
c.
Tim kerja yang solid/kompak.
Menempatkan personil sesuai dengan disiplin ilmu b.
Tersedianya SDM dengan kualitas yang memadai b.
b.
Penyediaan sarana prasarana persampahan.
Melakukan sosialisasi dimasyarakat tentang gerakan cinta kebersihan lingkungan; b.
a.
Memberikan kesempatan kepada personil yang berprestasi untuk mengikuti Bimtek/Pelatihan bidang cipta karya, serta pemberian beasiswa pendidikan oleh Pemerintah daerah kepada personil berprestasi untuk peningkatan kualitas.
a.
Struktur Organisasi Perangkat Kerja Daerah yang menangani Bidang Cipta Karya di daerah Kabupaten Buton Sudah Sesuai untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton.
KEKUATAN (S) a.
Kurangnya penegakkan hukum/pemberian sanksi oleh aparat setempat kepada masyarakat yang membuang sampah disembarang tempat; d. Pencemaran Lingkungan yang disebabkan oleh Pertumbuhan penduduk yang cukup besar serta banyaknya hunian kumuh.
Ketidak tegasan/kurangnya pemahaman disiplin yang diberikan oleh aparat setempat kepada masyarakat tentang bahaya sampah yang dibuang bukan pada tempatnya; c.
Belum maksimalnya penerapan peraturan, khususnya Undang-undang persampahan bagi masyarakat yang melanggar, yaitu membuang sampah sembarangan; b.
ANCAMAN (T) a.
Adanya gerakan Disiplin Nasional untuk peningkatan Kualitas SDM oleh atasan secara berjenjang; c. Adanya perhatian dan dukungan dari Pemerintah Pusat.
Terbukanya kesempatan kepada personil untuk mengikuti Bimtek/pelatihan keciptakaryaan; b.
INTERNAL PELUANG (O) a.
Tabel-10.5: Matriks Analisis SWOT Kelembagaan FAKTOR EXTERNAL FAKTOR
KELEMAHAN (W)
Bab X -
RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 a. a. a.
Belum Optimalnya manajemen Bidang Cipta Karya yang Mengoptimalkan manajemen dibidang Cipta Mengitensifkan pertemuan antara pemerintah
mengikuti sistem Perencanaan, Pelaksanaan & Monev; Karya dengan mengikuti sistem Perencanaan, pusat dengan pemda kabupaten untukPelaksanaan & Monev sesuai dengan time mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai schedule yang ada; penyelenggaraan RPIJM b.
b. Menciptakan suasana yang kondusif dengan b.
Kurangnya dukungan/perhatian atasan terhadap aparatur; Menyediakan sarana prasarana kerja guna mengintensifkan koordinasi antara atasan mendukung pelaksanaan RPIJM; dengan aparatur/personilnya; b. c. Melakukan evaluasi terhadap aparatur/personil Adanya sebagian personil dibidang cipta karya yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing sehingga bidang cipta karya sesuai dengan disiplin ilmu pencapaian tujuan tidak maksimal atau tidak tepat sasaran; masing-masing agar pencapaian tujuan tepat sasaran; c. c. Minimnya anggaran APBD dibidang cipta karya Adanya dukungan dana dari Pemerintah Pusat, yaitu APBN dan sumber-sumber lain (dana Sumber : Hasil Analisis
bantuan dari pihak investor/asing).
23 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014