Bab 10 ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 2830331fdf BAB XBab 10 Aspek Kelembagaan

Bab 10 ASPEK KELEMBAGAAN Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang

  optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan. bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing- masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

  

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

  PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari

  Pasal 7 Bab III, yang berbunyi

  (1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

  Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kota.

Gambar 7.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

  Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah di mulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

  1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

  2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

  3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

  4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

  memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya.

  

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar

Pelayanan Minimum

  Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang kePU- an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

  

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

  Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah yang harus diperhatikan adalah beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

  Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2. Kondisi Kelembagaan Saat Ini

  Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kota Surakarta yang menangani bidang Cipta Karya.

10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. e. Perencanaan bidang sosial budaya;

  f. Pengelolaan data dan laporan;

  g. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;

  h. Penyelenggaraan sosialisasi; i. Pembinaan jabatan fungsional.

  Susunan Organisasi

  (1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahkan :  Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

   Subbagian Keuangan;  Subbagian Umum dan Kepegawaian.

  c. Bidang Penataan Ruang dan Prasaran Kota, membawahkan :  Subbidang Penataan Ruang dan Lingkungan;  Subbidang Prasarana Kota.

  d. Bidang Ekonomi, membawahkan :  Subbidang Investasi dan Keuangan;  Subbidang Pengembangan Dunia Usaha.

  e. Bidang Sosial Budaya, membawahkan :  Subbidang Pemerintahan dan Kependudukan;

  (4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (5) Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala

  Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

  KEPALA Sekretariat

  Bidang Penataan ruang dan prasarana kota Bidang Ekonomi Subbidang Penataan ruang dan lingkungan

  Subbidang Pemerintahan dan kependudukan Subbidang

  Kesejahteraan rakyat Subbidang Investasi dan keuangan Subbagian

  Perencanaan, evaluasi dan pelaporan Sub bagian Keuangan

  Subbidang Prasarana kota Subbidang Pengembangan

  Dunia usaha Kelompok Jabatan fungsional

  Sub bagian Umum dan kepegawaian Bidang Sosial budaya Bidang Data dan pelaporan

  Subbidang Data dan dokumentasi Subbidang Evaluasi dan pelaporan

  Bidang Penelitian dan pengembangan Subbidang Sosial, budaya dan pemerintahan Subbidang

  Ekonomi dan prasarana kota

Gambar 7.3 Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta

2. Badan Lingkungan Hidup Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

  (1) Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang erkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

  (2) Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan

  Lingkugan Hidup menyelenggarakan fungsi :

  a. Penyelenggaraan kesekretariatan badan;

  b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

  c. Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan;

  d. Pemantauan dan pemulihan lingkungan;

  e. Pematuhan hukum lingkungan dan pengembangan kapasitas;

  f. Penyelenggaraan sosialisasi; g. Pembinaan jabatan fungsional.

  Susunan Organisasi

  (1) Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup, terdiri dari : a. Kepala.

  b. Sekretariat, membawahkan :

  (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

  (3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

  (4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris;

  (5) Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang;

Gambar 7.4 Bagan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta KEPALA

  Kelompok SEKRETARIAT

  Jabatan fungsional Subbagian subbagian Subbagian Perencanaan, keuangan Umum dan

evaluasi dan

kepegawaian

pelaporan

  Bidang Bidang Bidang pengendalian pencemaran Pengendalian Penaatan hukum dan lingkungan hidup lingkungan hidup dan pengembangan konservasi SDA kapasitas subbidang pengendalian Subbidang Subbidang pencemaran lingkungan Pengendalian kerusakan Kepatuhan hukum hidup lingkungan hidup Subbidang Subbidang

  Subbidang Dokumen lingkungan hidup Konservasi SDA

3. Dinas Pekerjaan Umum Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

  (1) Dinas Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;

  (2) Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum; (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas

  Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:

  a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;

  b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

  c. Pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan jalan, jembatan dan pengelolaan peralatan; d. Pembangunan, operasi dan pemeliharaan drainase;

  e. Pembangunan dan pemeliharaan gedung-gedung pemerintah dan rumah dinas; f. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan pemukiman serta pengelolaan rumah sewa; g. Penyelenggaraan sarana prasarana dan pelayanan pemadaman kebakaran;

  h. Penyelenggaraan sosialisasi; e. Bidang Cipta Karya, membawahkan :  Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas;  Seksi Perumahan dan Pemukiman.

  f. Bidang Pemadam Kebakaran, membawahkan :  Seksi Manajemen Penanggulangan Kebakaran;  Seksi Peralatan.

  g. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

  h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

  (3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. (4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. (5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Gambar 7.5 Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta KEPALA SEKRETARIAT

  Bidang Drainase Seksi Pembangunan drainase

  Subbagian Perencanaan, evaluasi dan pelaporan Subbagian

  Keuangan Seksi Operasi dan pemeliharaan drainase

  Kelompok Jabatan fungsional

  Subbagian Umum dan kepegawaian Bidang

  Bina marga Seksi Pembangunan jalan dan jembatan

  Bidang Cipta karya Seksi Gedung pemerintahan dan rumah dinas Seksi

  Perumahan dan pemukiman Seksi Pemeliharaan jalan dan jembatan

  Bidang Pemadam kebakaran Seksi Manajemen penanggulangan kebakaran Seksi

  Peralatan

4. Dinas Tata Ruang Kota Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

  (1) Dinas Tata Ruang Kota dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

  (2) Dinas Tata Ruang Kota mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pengembangan Kota dan Tata Ruang Kota. (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas

  Tata Ruang Kota menyelenggarakan fungsi:

  a. Penyelenggaan kesekretariatan dinas;

  b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan;

  c. Pengendalian pengembangan kota;

  d. Pengendalian tata ruang kota;

  e. Penyelenggaraan pemanfaatan ruang;

  f. Pengendalian tata bangunan dan lingkungan;

  g. Penyelenggaraan konservasi bangunan cagar budaya;

  h. Penyelenggaraan sosialisasi; i. Pembinaan jabatan fungsional.

  Susunan Organisasi

  (1) Susunan Organisasi Dinas Tata Ruang Kota, terdiri dari :

   Seksi Pemeliharaan, dan Perlindungan Bangunan Cagar Budaya;  Seksi Revitalisasi Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya.

  g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. (4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. (5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Gambar 7.6 Bagan Organisasi Dinas Tata Ruang Kota Kota Surakarta

  KEPALA SEKRETARIAT Kelompok Jabatan fungsional

  Subbagian Subbagian Subbagian Perencanaan, evaluasi Keuangan Umum dan dan pelaporan kepegawaian

  Bidang Bidang Pemanfaatan Bidang Bidang Tata ruang Ruang Tata bangunan dan

  Kawasan cagar budaya lingkungan Seksi Seksi

  Seksi Seksi Perencanaan tata Kawasan konservasi Tata bangunan dan Pemeliharaan dan ruang lingkungan perlindungan bangunan cagar budaya Seksi

  Seksi Seksi Seksi

  Tata guna tanah dan Evaluasi dan Revitalisasi kawasan dan Pengendalian tata ruang hijau pengendalian tata bangunan cagar budaya bangunan dan ruang lingkungan

5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

  (1) Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. (2) Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kebersihan, pertamanan, pemakaman, penerangan jalan dan pengelolaan sampah. (3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas

  Kebersihan dan Pertamanan menyelenggarakan fungsi:

  a. Penyelenggaan kesekretariatan dinas;

  b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan;

  c. Pengelolaan kebersihan lingkungan dan pendapatan;

  d. Pelaksanaan pengelolaan taman, pemeliharaan jaringan, perkuburan umum dan penerangan jalan; e. Penyelenggaraan pengelolaan sampah;

  f. Penyelenggaraan sosialisasi; g. Pembinaan jabatan fungsional.

  Susunan Organisasi

  (1) Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan, terdiri dari

   Seksi Angkutan Sampah;  Seksi Pengelolaan Sampah.

  g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. (4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. (5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Gambar 7.7 Bagan Organisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surakarta KEPALA SEKRETARIAT

  Bidang Pertamanan & penerangan jalan

  Bidang Persampahan Seksi Pertamanan

  Seksi Kebersihan kota Seksi Angkutan sampah

  

Subbagian

Perencanaan,

evaluasi dan

pelaporan

  Subbagian Keuangan Seksi Pengelolaan sampah

  Kelompok Jabatan fungsional Subbagian Umum dan kepegawaian Bidang

  Kebersihan Seksi Pelayanan persampahan dan Seksi

  Penerangan jalan Bidang Pemakaman Umum Seksi

  Pelayanan pemakaman Seksi Pengelolaan pemakaman umum

10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

  Tabel 7.1

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota Surakarta

  Peran Instansi dalam Unit/ Bagian yang Menangani No. Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK

  

1 Bappeda Penataan Ruang dan Bidang Penataan Ruang dan

Lingkungan Prasarana Kota

  Tugas dan Fungsi Instansi dalam No. Nama SOP Instansi yang Terlibat SOP Kota Surakarta

  c. DPU bidang Cipta Pelaksanaan pengaturan, Karya penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman

  2 Penataan Bangunan

  a. Dinas Tata Ruang penyusunan rencana detail tata dan Lingkungan Kota Surakarta ruang, penyusunan rencana teknis ruang dan penyusunan rencana zonasi b. Badan Perencanaan penyusunan perencanaan tata ruang Pembangunan Daerah dan lingkungan

  Kota Surakarta

  c. DPU bidang Cipta Pelaksanaan pengaturan, Karya penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman

  3 Pengembangan Air

  a. PDAM Kota Surakarta Sebagai penyedia, pengelolaan Minum layanan air bersih di Kota Surakarta

  4 Pengembangan PLP a. DPU bidang drainase Khususnya di bidang drainase, sebagai pe b. Dinas Pertamanan  Mengelola sampah yang ada di dan Kebersihan

  Kota Surakarta baik itu proses bidang kebersihan pengangkutan dari TPS sampai ke TPA dan

   pengelola sarana prasarana persampahan

  5 SOP Non-Teknis

  a. Dinas Tata Ruang penyiapan perumusan kebijakan Kota Surakarta teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan rinci tata ruang dan perencanaan kawasan strategis kota

Tabel 7.3 Pelatihan Bidang Cipta Karya No Jenis Pelatihan

  10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

  16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

  15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

  14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

  13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

  12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

  11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

  9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan

  1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

  8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

  7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

  6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

  5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan- undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

  2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

  17 Diklat Jabatan Fungsional