Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat

  2. Sistem Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan

   Mengarahkan pengembangan simpul jaringan penyeberangan lintas provinsi dengan interaksi kuat, meliputi : Sorong - Patani, Sorong - Wahai, Fakfak - Wahai, Sorong - Biak, Timika - Dobo dan Merauke - Dobo;

   Mengarahkan pengembangan simpul jaringan penyeberangan lintas antar kabupaten/kota

  B A B

  I I

  I A B B

  I I

  I

  dengan interaksi kuat, meliputi : Biak - Jayapura, Biak - Nabire, Serui - Biak, Serui - Nabire, Mapurajaya - Pomako, Tanah Merah - Merauke; pengembangan simpul jaringan penyeberangan lintas dalam

   Mengarahkan

  T

  I N J A U A N K E B

  I J A K A N

  I N J A U A N E B

  kabupaten/kota dengan interaksi kuat meliputi : Jefman - Kalobo, Sorong - Seget, Seget - Teminabuan, Serui - Waren, Agats - Ewer, Biak - Numfor, Merauke - Atsy, Atsy - Asgon, Atsy - Agast, Merauke - Poo, Tanah Merah - Kepi.

  I J A K A N T K

  P E M B A N G U N A N P E M B A N G U N A N

  3. Sistem Jaringan Transportasi Udara

   Bandar udara bukan pusat penyeberan untuk pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di Toreo Fakfak, Utarom, Bintuni, Ijahabra, Wasior, Babo, Anggi, Kebar, Ransiki, Inanwatan, Teminabuan, Ayawasi, Kambuaya (Ayamaru), Werur, Merdel, Kokonao,

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Papua

  Agimuga, Ombano, Moannamai, Kebo, Waghete (Waghete Baru), Bilai, Bilorai, Enarotali,

  3.1.1 Strategi Pengembangan Rencana Struktur Ruang kota

  Sudjarwo, Tjondronegoro, Numfor, Tanah Merah, Kepi, Mindiptanah, Senggo, Bomakia, Dalam pengembangan sistem permukiman Pulau Papua, Kota Ayamaru dikembangkan sebagai pusat

  Ewer, Bade, Kamur, Kimam, Manggelum, Bokondini, Oksibil, Batom, Ilaga, Elelim, Illu, pengembangan kegiatan wilayah (PKW) yang diarahkan untuk pengendalian pengembangan kota Karubaga, Kelila, Kiwirok, Tiom, Yusuf, Mulia, Mararena, Leleh, Molof, Dabra, Okaba, sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Strategi pengembangan Kota Ayamaru sebagai Senggeh, Utaruh, Waris, Klamono, Bako dan Manam. pusat kegiatan wilayah di Pulau Papua adalah Kota Ayamaru diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang berorientasi pada upaya untuk mendorong hasil

  4. Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air

  produksi hasil hutan, mengembangkan kualitas pelayanan prasarana sarana dasar (PSD) kota yang  Penanganan wilayah-wilayah sungai yang berada pada kondisi kritis, yaitu satuan Wilayah mendukung fungsi kota pemerintahan dan kehutanan, meningkatkan aksesibilitas Kota Ayamaru ke

  Sungai Mamberamo, Wasi - Omba dan Digul Bikuma; Sorong sebagai satu kesatuan sistem jaringan jalan Sorong - Klamono - Ayamaru – Maruni -

   Penerapan konsep “Satu Sungai, Satu Rencana, Satu Pengelolaan Terpadu” dari hulu Manokwari, menyiapkan rencana tata ruang kawasan Sorong - Ayamaru untuk keterpaduan hingga hilir; pembangunan sektor dan daerah otonom, mengembangkan Kota Ayamaru sebagai pusat pelayanan

   Pemeliharaan, peningkatan dan perluasan jaringan irigasi teknis pada sentra-sentra kegiatan industri kehutanan hingga produk-produk derivatifnya. produksi pangan nasional meliputi kawasan pertanian tanaman pangan, yang meliputi kawasan Inanwatan, Bintuni. Digul Bawah, Merauke, Manokwari dan Nabire;

  3.1.2 Indikasi Program

   Penyediaan air baku untuk mendukung pengembangan kawasan budidaya perkebunan di

1. Sistem Jaringan Jalan

  Pulau Papua, meliputi kawasan Manokwari, Bintuni, Mimika, Kaimana, Nabire, Boven,  Penanganan 11 (sebelas) ruas jalan strategis yaitu ruas-ruas : Nabire - Wagete - Enarotali, Digoel, Waropen, Sarmi, Jayauran dan Kerom;

  Jayapura - Nimbrokang - Sarmi, Serui - Menawi - Saubeba, Timika - Mapurujaya - Pomako,  Perlindungan daerah tangkapan air, sempadan sungai, sempadan waduk dan danau dari

  Jayapura - Wamena - Mulia, Merauke pemanfaatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

  I I I - 1

  I I I - 2

   Perikanan buidaya laut di Kepulauan Raja Ampat, pesisir selatan Kabupaten Kaimana, Teluk Cenderawasih dan Jayapura;

  Prioritas pananganannya meliputi Kawasan Andalan Manokwari dsk, Fakfak dsk, Sorong dsk, Timika (Tembagapura) dsk, Biak, Nabire dsk (Aran, Moswaren, Legare), Merauke dsk, Mamberamo - Lereh (Jayapura), serta Wamena dsk.

  g. Kawasan Andalan

   Kawasan pertambangan bahan galian logam di Kabupaten Merauke, Timika, Manokwari, Sorong, Jayapura, Fakfak, Nabire dan Pulau Waigeo.

   Kawasan pertambangan batubara, minyak bumi dan gas di sebagian besar Kabupaten Merauke, Timika, Kaimana, Fakfak, Bintuni, Teminabuan, Sorong, Manokwari dan Pantai Utara Papua;

  f. Kawasan Pertambangan

  Wondama, Enarotali, Mimika, Puncak Jaya, Wamena, Sarmi, Yahokimo, Pegunungan Bintang serta Merauke.

   Pengembangan kawasan hutan produksi sebagai sentra industri pengolahan hasil hutan (kayu dan non kayu) di Kota Sorong, Fakfak, Biak, Serui, Bintuni dan Merauke;  Pembangunan kawasan hutan penunjang industri pariwisata di Kabupaten Sorong,

   Pembangunan sentra produksi hasil hutan (kayu dan non kayu) di Kabupaten Sorong, Teminabuan, Manokwari, Bintuni, Fakfak, Kaimana, Nabire, Waropen, Enarotali, Mimika, Jayapura, Kerom, Sarmi, Yahukiumo dan Boven Digoel;

  e. Kawasan Budidaya Kehutanan

   Perikanan budidaya air payau (tambak) di Sarmi, Sorong Selatan dan Yapen Waropen;  Perikanan budidaya air tawar (kolam) di Kabupaten Jayawijaya, Jayapura dan Manokwari.

   Pengembangan perikanan tangkap meliputi : 1) Laut Papua Utara dikembangkan untuk penangkapan ikan dengan pusat kegiatan di Sorong, Biak dan Jayapura; 2) Laut Kepala Burung - Teluk Bintuni dikembangkan untuk penangkapan ikan dengan pusat kegiatan di Sorong; 3) Laut Papua Selatan dikembangkan untuk penangkapan ikan dengan pusat kegiatan di Timika, Merauke dan Kaimana.

  d. Kawasan Budidaya Kelautan dan Perikanan

   Penghutanan kembali kawasan-kawasan konservasi pada hulu danau-danau kritis di Pulau Papua, meliputi hulu Danau Sentani, Danau Bian dan Danau Enarotali;

   Sentra perkebunan terutama di Kabupaten : Manokwari, Bintuni, Mimika, Kaimana, Nabire, Waropen, Sarmi, Jayapura, Kerom, Merauke dan Boven Digoel.

   Sentra produksi pangan terutama di Kabupaten : Inanwatan, Bintuni, Digul Bawah, Wamena, Merauke, Nabire, Jayapura dan Manokwari;

  c. Kawasan Budidaya Pertanian dan Perkebunan

   Menetapkan kawasan sekitar mata air sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota.

   Menetapkan kawasan sekitar danau/waduk sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota meliputi Danau Sentani, Danau Ayamaru dan Danau Bian;

   Menetapkan kawasan sempadan pantai sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota, meliputi Satuan Wilayah Sungai Mamberamo, Wasi - Kais - Omba, Eilanden Edera dan Digul Bikuma;

   Menetapkan kawasan sempadan pantai sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota;

  b. Kawasan Budidaya Pertanian dan Perkebunan

  Bintuni, Taman Nasional Lorentz bagian selatan, Kabupaten Sorong bagian selatan, Teluk Cendrawasih dan sebelah utara Waropen.

   Mempertahankan luasan hutan lindung Pulau Papua dengan lokasi dan luasan yang diatur departemen terkait;  Mencegah terjadinya erosi dan/atau sedimentasi pada kota-kota atau kawasan-kawasan budidaya khususnya yang berada pada kelerengan terjal;  Memanfaatkan kawasan bergambut yang mempunyai kedalaman kurang dari 3 meter melalui pemanfaatan yang berkelanjutan;  Mempertahankan keberadaan zona-zona resapan air di Pulau Papua;  Mempertahankan dan meningkatkan keberadaan hutan mangrove di Cagar Alam Teluk

  a. Kawasan yang memberikan perlindungan setempat

   Pengendalian pencemaran sungai air permukaan lain secara ketat yang bersumber dari kegiatan pertambangan, permukiman, perkotaan, pertanian, industri dan kegiatan pariwisata.

5. Pengelolaan Ruang

  diarahkan sebagai pusat-pusat pelayanan nasional dan regional dengan cakupan seluruh

3.2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat provinsi/lintas provinsi maupun kegiatan ekonomi lokal.

  3.2.1 Pola Pemanfaatan Ruang

  Pola pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung sebagai wilayah yang secara fisik

  Tabel 3.1

  mempunyai limitasi untuk dikembangkan sekaligus untuk menjaga kelestariannya. Dalam hal ini

  Sistem Kota-kota kawasan lindung diarahkan pada wilayah konservasi alam. Orde Kota Fungsi

  Pola pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya baik yang berfungsi sebagai “penyangga” Kota Manokwari

  Fungsi dominan skala nasional dan regional, Kota Orde I terhadap kawasan lindung maupun yang bersifat budidaya intensif (perkebunan, tanaman pangan). cakupan seluruh provinsi/lintas provinsi

  Kota Sorong Pola pengembangan kawasan budidaya intensif akan dikembangkan di wilayah perkotaan Kota Kota Teminabuan

  Fungsi skala nasional dan regional, cakupan Kota Fakfak

  Kota Orde Sorong, Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Fakfak. seluruh provinsi - kegiatan ekonomi lokal dan

  II Kota Kaimana regional Strategi pengembangan kawasan lindung diarahkan pada :

  Kota Bintuni  Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing, baik untuk melindungi

  Ibukota Kabupaten Teluk Kota Orde Fungsi dominan skala regional, cakupan terbatas –

  Wondama kawasan bawahannya (fungsi hidrologis), melindungi kawasan setempat, memberi perlindungan

  III kegiatan ekonomi lokal dan regional tertentu Ibukota Kabupaten Raja Ampat terhadap keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya serta melindungi kawasan yang

  Sumber : BP3D Provinsi Papua Barat

  rawan terhadap bencana alam; Strategi pengembangan kota-kota di Provinsi Papua Barat diarahkan dengan :

   Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan.

   Memantapkan fungsi Kota Manokwari sebagai ibukota provinsi dan memantapkan sistem kota melalui pengembangan kota-kota dengan orde yang lebih rendah di sekitarnya; Strategi pengembangan kawasan budidaya diarahkan pada :

   Mengembangkan dan meningkatkan fungsi kota-kota kecil terutama sebagai pusat wilayah  Pemanfaatan ruang untuk kegiatan-kegiatan budidaya baik produksi maupun permukiman secara belakangnya (pemasaran dan perdagangan, pusat komunikasi serta pusat kegiatan usaha dan optimal sesuai dengan kemampuan daya dukung lingkungan. Secara umum pengembangan produksi); kawasan budidaya diarahkan untuk mengakomodasikan kegiatan produksi (perkebunan, pertanian tanaman pangan lahan kering dan basah), permukiman (kota dan perdesaan), kegiatan  Meningkatkan keterkaitan antarkota baik secara fungsional dengan pengembangan fungsi pelayanan kota yang berintegrasi satu sama lain, maupun secara spasial dengan meningkatkan pertambangan, industri dan pariwisata; aksesibilitasnya terutama melalui pengembangan jaringan jalan.  Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya agar tidak terjadi konflik antar kegiatan/sektor.

  Sementara itu Provinsi Papua Barat terbagi dalam 6 satuan Wilayah Pengembangan (SWP), SWP mencerminkan karakteristik kegiatan dominan yang diwadahi oleh masing-masing wilayah

  3.2.2 Struktur Ruang

  yang ada di lingkungan Provinsi Papua Barat sekaligus menggambarkan keterkaitan antar wilayah Struktur tata ruang terbentuk dari sistem pusat-pusat permukiman yang meliputi hirarki kota melalui fungsi-fungsi dominan yang ada di dalamnya. dan fungsi kota. Hirarki kota-kota di Provinsi Papua Barat meliputi kota yang berfungsi sebagai pusat pelayanan berorde I, pusat pelayanan berode II dan pusat pelayanan berorde III. Pusat pelayanan berorde I yakni kota yang mampu berfungsi sebagai pusat kegiatan di wilayah Papua Barat. Pusat pelayanan berorde II merupakan kota yang mampu melayani beberapa kota yang hirarki lebih rendah.

  Sedangkan pusat pelayanan berorde III merupakan kota yang hanya melayani wilayah kotanya sendiri dan desa-desa sekitar. Berdasarkan fungsinya maka pengembangan kota-kota di Provinsi Papua Barat

  I I I - 3

3.2.3 Sistem Sarana dan Prasarana Wilayah

  I I I - 4 Tabel 3.2 Pusat Satuan Wilayah Pengembangan No Pusat Pengembangan (SNVT) Wilayah

  Penyusunan RPJM-D didasarkan pada filosofi pembangunan yang mempunyai cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah untuk menentukan visi, misi dan arah pembangunan. Filosofi yang mempunyai arti dan kekuatan serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kabupaten Maybrat, yaitu melalui moto membangun bersama rakyat. Moto mengandung makna bahwa bersama rakyat dalam perencanaan (bottom up), bersama rakyat dalam pelaksanaan dan bersama rakyat dalam pengendalian/pengawasan pembangunan. Selain itu rakyat melalui wakil-wakil rakyat di DPRD dapat berperan dalam perumusan, pengawasan/pengendalian serta dalam evaluasi kebijakan pembangunan. Selain itu terkandung maksud untuk memposisikan rakyat sebagai obyek dan subyek pembangunan dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Maybrat menuju terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan.

   Akuntabilitas. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat (civil society) dan lembaga-lembaga pemangku kepentingan (Stakeholder).

   Transparansi. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses, lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan dan harus dapat dipahami dan dimonitor;

   Demokrasi. Menjunjung tinggi kebebasan mengeluarkan pendapat dalam kehidupan masyarakat;  Partisipasi. Setiap warga memiliki suara yang sama dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun melalui internalisasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya;

  A. Prinsip-prinsip

  Prinsip-prinsip dan nilai yang perlu dikembangkan untuk mencapai visi dan misi daerah Kabupaten Maybrat adalah sebagai berikut :

  Visi Pemerintah Daerah diambil dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maybrat, yaitu terwujudnya pertumbuhan Kabupaten Maybrat yang maju dalam keseimbangan menuju kemandirian dan kesejahteraan. Untuk mengimplementasikan visi tersebut diatas, maka yang menjadi misi Pemerintah Kabupaten Maybrat adalah :  Peningkatan aksesibilitas daerah dan pembangunan infrastruktur dasar;  Pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat;  Pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintah untuk menciptakan aparatur pemerintah yang mempunyai kapabilitas dan kinerja yang baik;  Peningkatan pelayanan publik;  Peningkatan peran serta stakholder dan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan;  Penciptaan kawasan pertumbuhan baru untuk mendukung pengembangan kawasan selatan Provinsi Papua Barat.

  3.3.2 Visi dan Misi Pembangunan

   Mengembangkan sistem prasarana pengairan untuk menunjang pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah.

  1 I Regionalisasi Sorong

  Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah :  Mengembangkan sistem prasarana utama wilayah yang terdiri dari sistem jaringan transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas antara kota-kota sebagai pusat pertumbuhan dengan daerah belakangnya serta antar kota sesuai dengan fungsinya;

  Pola pengembangan jaringan transportasi utama wilayah Provinsi Papua Barat sebagai pemacu perkembangan wilayah.

  Pola pengembangan sistem kota-kota yang diarahkan menjadi sistem kota yang mantap yaitu dengan sistem kota Primer pada Kota Sorong, Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Fakfak serta kota sekunder dan tersier pada ibukota-ibukota kabupaten lainnya.

  Sumber : BP3D Provinsi Papua Barat

  6 VI Regionalisasi Kaimana

  5 V Regionalisasi Sorong Selatan

  4 IV Regionalisasi Teluk Bintuni

  3 III Regionalisasi Fakfak

  2 II Regionalisasi Manokwari

3.3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maybrat 2009 – 2014

3.3.1 Moto Pembangunan

B. Nilai-Nilai

  I I I - 5

   Mengembangkan perencanaan partisipatif dalam pembangunan daerah;  Penguatan lembaga-lembaga adat, perempuan, agama dan sosial kemasyarakatan, LSM dan fasilitasi dunia usaha dalam pembangunan daerah;  Percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, pengembangan, pelestarian dan pengelolaan budaya.

   Program pembangunan infrastruktur dasar;  Program peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas;  Program peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas;  Program pembangunan daerah perdesaan;  Program pembangunan pertanian;  Program peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  A. Mewujudkan Kabupaten Maybrat yang maju dalam berbagai aspek pembangunan :

  3.3.4 Agenda Pembangunan

   Peningkatan pembangunan pertanian;  Perbaikan pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup.

   Penataan kawasan-kawasan pertumbuhan baru (kawasan permukiman, perdagangan, konservasi, perindustrian, pariwisata, perkebunan, jasa, dll) yang berfungsi sebagai daerah penyangga bagi bergeraknya ekonomi regional;

  F. Penciptaan kawasan pertumbuhan baru untuk mendukung pengembangan kawasan selatan Provinsi Irian Jaya Barat dengan kebijakan :

  E. Peningkatan peran serta stakeholder dan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan dengan kebijakan :

   Keadilan. Sikap dan tindakan aparatur yang memperlakukan organisasi lain sesuai dengan fungsi, peran dan tanggungjawabnya dan memperhatikan hak dan kewajiban masyarakat;  Profesional. Terampil, handal dan bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya;  Integritas. Kepribadian yang dilandasi unsur kejujuran, keberanian, kebijaksanaan dan pertanggungjawaban sehingga menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat;  Tanggungjawab. Kesediaan menanggung sesuatu yaitu bila salah, wajib memperbaikinya atau berani dituntut atau diperkarakan;  Kemandirian. Sifat, watak dan tindakan yang jelas dan tidak tergantung pada pihak lain;  Disiplin. Sikap yang selalu taat kepada aturan, norma dan prinsip-prinsip tertentu;  Kerjasama. Komitmen diantara anggota organisasi untuk saling mendukung satu sama lain, menghindari ego sektoral yang mementingkan bagian organisasinya sendiri;  Kesetaraan. Semua bagian organisasi akan bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing dengan tetap memperhatikan pencapaian hasil akhir bagi organisasi secara keseluruhan;  Kebersamaan dalam keragaman. Sikap dan perilaku yang secara bersama-sama pada suatu ruang atau waktu yang sama menunjukkan tingkah laku spontan demi kepentingan dan tujuan yang sama.

   Penyusunan dan penetapan kelembagaan pemerintah yang miskin struktur dan kayu fungsi sesuai kebutuhan daerah;  Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pemerintah;  Penataan perangkat hukum daerah;  Pengembangan kemampuan keuangan daerah;  Pengembangan penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;  Peningkatan pelaksanaan pengawasan daerah yang efektif;  Peningkatan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

  D. Peningkatan pelayanan publik dengan kebijakan :

3.3.3 Kebijakan Pembangunan Daerah

   Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dalam Sistem Kepegawaian Daerah;  Peningkatan profesionalisme.

  C. Pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintah untuk menciptakan aparatur pemerintah yang memiliki kapabilitas (capable) dan kinerja (performance) baik dengan kebijakan :

   Peningkatan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas;  Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas;  Pengembangan dan pemberdayaan industri kecil, koperasi, usaha kecil, mikro dan menengah;  Peningkatan pelayanan, perlindungan dan kesejahteraan sosial;  Peningkatan pelayanan dan kualitas kehidupan beragama.

  B. Pembangunan di bidang : pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dengan kebijakan :

   Penerobosan isolasi daerah (Program pembangunan infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara, serta infrastruktur informasi dan telekomunikasi);  Pembangunan infrastruktur dasar.

  A. Peningkatan aksesibilitas daerah dan pembangunan infrastruktur dasar :

  Peningkatan kualitas sumberdaya alam untuk peningkatan pendapatan daerah dan kemakmuran rakyat;

3.3.5 Arah Kebijakan Umum 1.

  Berdasarkan arahan tata ruang atasan dinyatakan bahwa tata jenjang pusat kegiatan secara hirarkis pada lingkup adalah menunjuk Kota Ayamaru sebagai pusat pelayanan lokal kabupaten yang berorde II. Berdasarkan analisis pusat-pusat permukiman yang berfungsi sebagai pusat

  A. Tata Jenjang Pusat Pelayanan

  3.4.1 Rencana Struktur Tata Ruang

  3.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maybrat 2009 - 2028

  Program pembangunan daerah merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Program tersebut dijabarkan dalam program SKPD, Program Lintas SKPD dan Program Kewilayahan, Berkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maybrat, Program Kewilayahan meliputi :  Program pengembangan kerjasama pengelolaan kawasan antar wilayah;  Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh;  Program pengembangan kawasan pusat pertumbuhan baru di Kambuaya Distrik Ayamaru;  Program pengembangan kawasan Pesisir Selatan;  Program pengembangan kawasan budidaya perikanan;  Program percepatan pembangunan daerah tertinggal;  Program pengembangan kawasan perbatasan;  Program pengembangan kawasan perkotaan;  Program perlindungan Hutan Pesisir Pantai;  Program pengembangan Distrik.

  3.3.6 Program Pembangunan Daerah

  6. Peningkatan kualitas aparatur pemerintahan terutama di tingkat distrik dan kampung, agar mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai ujung tombak pemerintahan paling depan yang dapat berhubungan langsung dengan masyarakat; 7. Peningkatan kemampuan lembaga musywarah kampung, gereja dan lembaga keamanan lainnya LSM dan lembaga sosial lainnya sebagai mitra kerja pemerintah daerah (stakeholder) secara efektif dan berhasil guna.

  5. Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam untuk peningkatan melalui pendidikan formal dan pelatihan ketrampilan;

  I I I - 6

  B. Membangun Kabupaten Maybrat Menuju Kemandirian

  2. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar yang mencukupi sandang, pangan dan gizi, perumahan, pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama dan peningkatan pendapatan masyarakat; 3.

  1. Penerobosan isolasi wilayah melalui pembangunan jaringan ruas-ruas jalan, jembatan, lapangan terbang dan dermaga dengan dilengkapi sarana angkutan darat, laut dan udara;

  Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka prioritas pembangunan di Kabupaten Maybrat adalah :

  4. Pengembangan pembangunan kelembagaan pemerintahan distrik dan kampung yang efektif dan efisien yang didukung oleh aparatur yang tangguh serta masyarakat yang teroganisasi secara baik dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan secara sinergis.

  Penerobosan isolasi wilayah untuk terbukanya akses bagi masyarakat, transportasi dan komunikasi, siklus pasar, pertumbuhan ekonomi maupun transformasi informasi dengan dunia luar; 2. Pengembangan sumberdaya manusia baik kualitas maupun kuantitasnya; 3. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Maybrat melalui penentuan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan akses pasar yang efektif;

   Program pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah;  Perbaikan iklim ketenagakerjaan;  Peningkatan kualitas kehidupan beragama;  Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur;  Peningkatan keamanan dan ketertiban dan penanggulangan kriminalitas.

  C. Mendorong Pembangunan Kabupaten Maybrat yang memiliki keseimbangan :

   Program penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa;  Program pengembangan dan pemberdayaan koperasi dan usaha kecil, mikro dan menengah;  Program pengembangan industri kecil dan menengah, perdagangan dan penanaman modal;  Program peningkatan pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup  Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.

  Pengentasan kemiskinan melalui penataan dan pengembangan terutama bagi dunia usaha ekonomi perkampungan, pembentukan koperasi, penyiapan sarana pasar, penyiapan sarana pasar, penyiapan sarana angkutan dan lain-lain; 4.

B. Jangkauan Pusat-pusat Kegiatan

  I I I - 7 pelayanan di wilayah Kabupaten Maybrat dapat dikategorikan dalam 3 tingkat pusat permukiman.

  Fungsi pusat kegiatan mencakup fungsi pemerintahan (tingkat kabupaten maupun distrik), pusat permukiman, pusat pelayanan wilayah khususnya pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan sosial (tingkat kabupaten maupun distrik), pusat pendidikan, pusat perhubungan maupun pusat kegiatan produksi. Meskipun secara umum setiap pusat menjalankan fungsi-fungsi tersebut, namun tetap dalam kemampuan masing-masing, sehingga pusat-pusat tersebut mempunyai spesifikasi fungsi tertentu. Pusat-pusat hirarki tinggi memiliki fungsi lengkap dalam intensitas tinggi dan skala besar ; sedang pusat hirarki bawah relatif terbatas fungsi kegiatannya, baik ragam maupun intensitasnya.

  Sebagai suatu sistem permukiman yang terbagi secara fungsional maka suatu wilayah juga merupakan suatu jaringan interaksi sosial, ekonomi dan fisik. Jaringan interaksi ini terbentuk oleh keterkaitan antara pusat-pusat permukiman. Bentuk keterkaitan antar pusat permukiman di Kabupaten Maybrat meliputi keterkaitan fisik, keterkaitan ekonomi, keterkaitan gerakan penduduk dan keterkaitan penyediaan pelayanan. Berdasarkan jalinan interaksi dapat satuan-satuan permukiman maka wilayah Kabupaten Maybrat dapat dibagi dalam 3 satuan wilayah antara pusat-pusat permukiman. Bentuk keterkaitan antar pusat permukiman di Kabupaten Maybrat meliputi keterkaitan fisik, keterkaitan ekonomi, keterkaitan gerakan penduduk dan keterkaitan penyediaan pelayanan. Berdasarkan jalinan interaksi antar satuan-satuan permukiman maka wilayah Kabupaten Maybrat dapat dibagi dalam 3 satuan wilayah pengembangan. Ketiga satuan wilayah pengembangan tersebut dipilahkan berdasarkan interaksi satuan-satuan permukiman yang

  D. Rencana Satuan Wilayah Pengembangan

  II Lokal Pemerintahan distrik, Perdagangan, Jasa, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Transportasi dan Permukiman

  Aifat Timur

  Pemerintahan distrik, Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Transportasi dan Permukiman

  II Regional Distrik, Sub Regional, Lokal

  Ayamaru Utara

  I Regional Kabupaten dan Distrik Pemerintahan kabupaten dan distrik Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Perdagangan, Jasa, Industri, Transportasi dan Permukiman.

  Ayamaru

Tabel 3.3 Hirarki Pusat Kegiatan di Wilayah Kabupaten Maybrat Pusat Permukiman Hirarki Jangkauan/Skala Pelayanan Fungsi Kegiatan

  Pusat pelayanan dengan jangkauan lokal adalah permukiman di Distrik Aifat Timur. Pusat permukiman di Distrik Aifat Timur masih mempunyai pelayanan lokal yang terbatas.

  1. Hirarki I

  4. Tingkat Lokal

  Pelayanannya meliputi beberapa distrik yang berada di sekitarnya.

  2. Tingkat Sub Regional Pusat kegiatan dengan jangkauan sub regional adalah pusat permukiman di Distrik Ayamaru.

  Pusat pelayanan dengan jangkauan regional adalah Kumurkek sebagai Ibukota Kabupaten Maybrat.

  1. Tingkat Regional

  Jangkauan pusat kegiatan dibedakan atas jangkauan tingkat wilayah regional kabupaten, sub reginal (beberapa distrik) dan tingkat lokal (distrik). Jangkauan pusat kegiatan ini serupa dengan hirarki pusat-pusat permukiman. Semakin tinggi hirarki semakin besar wilayah pengaruhnya dan semakin luas jangkauan pelayanannya.

  Pusat pelayanan ketiga adalah Aifat Timur. Pusat permukiman ini berfungsi untuk membangkitkan kegiatan pada lingkup distrik dan wilayah sekitarnya yang relatif rendah aksesibilitasnya serta sekaligus memberikan pelayanan kepada wilayah distrik tersebut.

  3. Jangkauan Pusat-pusat Kegiatan

  Pusat pelayanan kedua adalah pusat permukiman Ayamaru Utara. Ayamaru Utara merupakan pusat pelayanan kedua yang melayani wilayah-wilayah di sisi utara Kabupaten Mabrat. Sementara Ayamaru Timur sebagai pusat pelayanan kedua berfungsi melayani wilayah-wilayah di sisi Timur khususnya pesisir Kabupaten Maybrat.

  2. Hirarki II

  Pusat pelayanan pertama adalah Kota Ayamaru. Ktoa ini merupakan Ibukota Kabupaten Maybrat yang berfungsi sepenuhnya sebagai pusat seluruh kegiatan wilayah kabupaten.

C. Fungsi Pusat-pusat Kegiatan

  memiliki hubungan fungsional yang kuat. Pengelompokkan dalam tiga satuan wilayah  Menyerasikan laju perkembangan antar wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana pengembangan tersebut dipilahkan berdasarkan interaksi satuan-satuan permukiman yang pelayanan serta memperluas keterkaitan ekonomi dan ruang antar-wilayah dan intra-wilayah; memiliki hubungan fungsional yang kuat. Pengelompokkan dalam tiga satuan wilayah

   Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam secara arif dengan orientasi perbaikan dan pengembangan tersebut akan menjadi penanda bagi penyusunan program pembangunan peningkatan kualitas hidup. wilayah.

Tabel 3.4 Rencana Satuan Wilayah Pengembangan Kabupaten Maybrat SWP Cakupan Wilayah Fungsi Kawasan Pusat

  I Ayamaru Pemerintahan Ayamaru Pertanian lahan basah Pertanian lahan kering Perikanan Perdagangan Industri Permukiman perkotaan Permukiman perdesaan

  II Ayamaru Hutan lindung Ayamaru Ayamaru Utara Pertanian lahan kering Mare Perkebunan Aifat Permukiman perdesaan Aifat Timur Aitinyo

  III Ayamaru Utara Pertanian lahan basah Ayamaru Utara Pertanian lahan kering Perikanan Permukiman perdesaan

3.4.2 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah

  Pada dasarnya pemanfaatan ruang wilayah terbagi menjadi kawasan yang berfungsi dominan lindung dan kawasan yang berfungsi dominan budidaya. Dalam merencanakan pemanfaatan ruang suatu wilayah diperlukan suatu strategi yang mampu mengatur dan mengendalikan ruang secara terpadu dengan pemanfaatan secara optimal terbagi sumberdaya baik sumberdaya alam, sumberdaya buatan maupun sumberdaya manusia yang tersedia, melalui:  Penegasan fungsi kawasan yang bersifat lindung maupun budidaya dalam suatu pola pemanfaatan ruang;  Pengembangan potensi sektor-sektor unggulan (driving force) yang mampu meningkatkan perekonomian wilayah;  Menciptakan peluang bagi pusat-pusat pertumbuhan baru agar dapat berperan sebagai pembangkit pertumbuhan bagi wilayah-wilayah belakangnya;

  I I I - 8