Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid dalam Mengubah Pola Konflik Catalonia-Spanyol Tahun 2010-2016

  

S ign ifika n s i Ba rce lo n a FC-Re a l Ma d rid d a la m

Me n gu b a h Po la Ko n flik Ca ta lo n ia -S p a n yo l Ta h u n

2 0 10 -2 0 16

  

Mo h a m m a d Re za Fe rizm a n d a

  Departem en H ubungan Internasion al, Fakultas Ilm u Sosial dan Ilm u Politik, Universitas Airlan gga

  Em ail: ferizm andareza@gm ail.com

  

Abstract

Catalon ia’s separation process from Spain through referen dum in 20 14 becam e differen t because

the presence of Barcelona an d Real M adrid. Their historical backgroun d as the sy m bol of

Catalon ia and Spain play a sign ifican t role in the conflict process. That is because during

referen dum process, their riv alry has tran sform ed not only reflects the riv alry betw een tw o clubs

in the football field, but also in the political sphere through the positioning an d the usin g of both

club as a iden tity con flict platform by the society and the gov ernm en t of Catalonia an d Spain as

a sy m bol of their iden tity . As the result, in the con flict process betw een Catalonia and Spain ,

appeared a new con flict corridor w hich have n ot been con sidered previously by Spain , a con flict

through a popular issues in both Catalon ia an d Spain , a football riv alry . Through this study , the

authors then attem pted to see how the riv alry betw een tw o clubs as a sy m bol of the identity of

these tw o areas then prov ide specific threats in the process of the con flict. By using the

con structivist paradigm an d qualitative data an aly sis techn iques, the study sought to determ in e

chan ges in the role of both clubs in the referen dum process, and how it giv es specific im pacts

durin g the separation con flict takes place.

  

K e y w o r d s : Barcelona FC, Real Madrid, Catalonia, Span y ol, Identity Con flict, Threat

Perception , On thological Security

  Abstrak Upaya separasi Catalon ia dari Span yol m elalui referen dum tahun 20 14 m en jadi berbeda den gan hadirn ya Barcelon a FC dan Real Madrid. Pasaln ya, dari sisi kesejarahan , kedua klub tersebut m erupakan sim bol kewilayahan dari Catalon ia dan Span yol. Rivalitas keduan ya, El-Clasico dalam m asa referendum lan tas bertran sform asi tidak han ya m encerm inkan persain gan kedua klub di dalam lapangan sepakbola, n am un juga pada ran ah politik, bagaim an a keduan ya berupaya dikon struksikan kem bali oleh kedua wilayah sebagai platform persain gan iden titas yan g terjadi. Akibatn ya, dalam kon flik separasi yan g terjadi tersebut, m un cul koridor kon flik lain yan g selam a in i tidak pern ah dipikirkan sebelum n ya oleh Span yol m aupun Catalon ia, yaitu kon flik m elalui ran ah sepakbola yan g m enajdi isu popular di kedua wilayah. Melalui pen elitian in i, pen ulis lan tas berupaya untuk m elihat bagaim an a rivalitas kedua klub yan g m en jadi sim bol iden titas kedua wilayah tersebut lan tas m em berikan an cam an tertentu dalam proses kon flik yan g terjadi. Den gan m en ggun akan paradigm a kon struktivis dan tekn ik an alisa data kualitatif, penelitian in i berupaya un tuk m en getahui perubahan peran an kedua klub dalam proses referen dum , serta bagaim an a dam pak yan g m un cul dari adan ya keterlibatan Barcelon a FC dan Real Madrid tersebut yan g dilihat m elalui berbagai peristiwa yan g terjadi selam a kon flik separasi berlan gsun g.

  

K a t a K u n ci: Barcelon a FC, Real Madrid, Catalonia, Span y ol, Kon flik Iden titas, Persepsi

An cam an , Keam anan On tologis

  192 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 6 No. 1, Januari 2017

  Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid 193

  Pe n d a h u lu a n

  Proses referendum Catalonia tahun 20 14 m en jadi berbeda dari proses referen dum pada um um nya dengan hadirnya klub sepakbola Barcelona FC dan Real Madrid. Keberadaan kedua klub sepak bola tersebut m em iliki posisi krusial dalam proses referendum karena dalam dinam ikanya, pada dasarnya keduanya m erupakan represen tasi dari dua bangsa yang berbeda, yaitu ban gsa Catalan dan ban gsa Spanyol. Rivalitas kedua klub di lapan gan sepakbola m erupakan rivalitas terbesar dalam industri sepakbola, yang dikenal dengan julukan El-Clasico. Pem berian nam a El-Clasico sendiri terjadi bukan hanya karen a keduanya yang m erupakan klub sepakbola terbesar dunia, nam un juga karena pertan dingan antara keduanya m erupakan kon testasi antara dua klub yang m em bawa dua budaya, identitas, dan represen tasi atas dua bangsa yan g berbeda.

  Penelitian ini berfokus pada upaya untuk m elihat bagaim an a rivalitas Barcelon a dan Real tersebut lan tas m em bentuk sebuah konstruksi yang kem udian m em pen garuhi proses referendum yang ada. Apakah konflik identitas an tara Catalonia dan Spanyol kem udian term anifestasikan kedalam rivalitas, atau justru lebih dari itu, rivalitas an tara Barcelona-Real m erubah pola konflik yang ada. H al tersebut m en jadi m enarik untuk dilihat karen a kedua klub tersebut telah m enjadi isu populer yan g tidak bisa dilepaskan dari kehidupan m asyarakat di kedua wilayah. Melalui hal tersebut, penulis berargum en bahwa rivalitas antara Barcelon a dan Real tidak hanya kem udian m erepresen tasikan kon flik yang terjadi, m em berikan peran tersendiri dalam proses separasi yang terjadi di Catalonia.

  Untuk m elihat peran rivalitas kedua klub dalam kaitannya dengan konflik separasi yang terjadi, penulis lantas m em bagi periode penelitian m enjadi tiga, yaitu pra-referen dum , kem udian pada saat proses referendum berlan gsung, dan pos-referen dum . Den gan m enggunakan beberapa teori dan kon sep, yaitu antara lain konsep self determ ination, relasi self dan other yang dikem ukakan oleh Cam pbell, persepsi ancam an dan keam an an ontologis dari Mitzen , penelitian ini kem udian m en em ukan beberapa hal berikut ini.

  Dalam dinam ika konflik yang terjadi, pertan dingan an tara Barcelona dan Real sem akin m em iliki m akn a dan pengaruh yang besar dalam proses politik yang terjadi di Spanyol. Dengan adan ya linierisasi kebijakan dan aksi dari kubu pem erintahan Catalonia, Barcelon a, dan m asyarakat Catalan sebagai pendukung klub, kem udian m em unculkan peningkatan tensi pertandin gan dan proses pem bedaan antara bangsa Catalan dan bangsa Spanyol. H al tersebut kem udian berim plikasi pada adan ya pergeseran pola hubungan antara ban gsa Catalan dan ban gsa Spanyol, dari yang sebelum nya dilihat sebagai satu kesatuan bangsa di bawah naungan negara Spanyol, kem udian m em bentuk pola hubun gan self-other. Dari adanya hal tersebut, Catalonia lantas m em bentuk m oda eksklusi sebagai upaya untuk m em isahkan diri dari Spanyol. Begitu pula dengan Span yol, Spanyol juga lantas m em bentuk persepsi self-other dalam m enen tukan pola hubungannya dengan Catalonia. Nam un berbeda dari Catalonia, m elalui adanya self-other tersebut, Spanyol lantas lebih m em ilih untuk m em pertahankan Catalonia sebagai bagian dari Spanyol sebagai upaya un tuk m enjaga eksistensi negaran ya sebagai kesatuan self, sebagai Spaniard. Dalam proses tersebut, Real yang sebelum nya dipersepsikan sebagai salah satu aktor yang m em berikan perann ya dalam referendum n yatanya tidak hadir sepen uhnya dalam proses determ in asi iden titas yan g terjadi. Akibatnya, dalam konflik yan g terjadi, Barcelona m en jadi aktor tunggal yang m em iliki peran yan g besar dalam m erubah pola konflik identitas yang terjadi. Akibatnya, dalam din am ika yan g terjadi selanjutnya, m uncul persepsi ancam an dari Spanyol atas Barcelon a yang kem udian m em aksa Spanyol untuk m em bentuk berbagai kebijakan dalam konteks pem batasan gerakan Barcelon a

  Mohammad Reza Ferizmanda 194 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 6 No. 1, Januari 2017 sebagai upaya un tuk m en capai keam an an ontologis atas entitasn ya.

  S ign ifika s i Riva lita s B a rce lo n a - Re a l d a la m Me n gu b a h P o la Ko n flik Ca ta lo n ia -S p a n yo l ( Pra - re fe re n d u m , 2 0 10 -2 0 12 )

  Keberadaan Barcelon a dan Real tidak bisa sepenuhnya dilepaskan dari kehidupan m asyarakat Catalonia dan Spanyol karena adanya sisi kesejarahan dari kedua klub yang m en jadi sim bol represen tasi identitas kedua wilayah. Rivalitas antara Barcelon a dan Real berm ula pada m asa pem erin tahan Franco (1920 -1960 ) yang m ana pada m asa itu, Fran co m en gan ut pem erintahan diktator yang banyak m en geluarkan kebijakan yang bersifat represif terhadap Catalonia. Pada m asa itu, Barcelon a digun akan oleh m asyarakat Catalonia sebagai sebuah platform untuk m elawan kebijakan Franco. Dalam m erespon hal tersebut, Franco lantas m engakuisisi klub Madrid FC dari kota Madrid dan m enggan tinya den gan n am a Real Madrid yang kem udian dijadikan sebagai klub sepakbola kerajaan Spanyol yan g digunakan sebagai alat untuk m em batasi perlawan an m asyarakat Catalonia m elalui Barcelona. Sejak saat itulah rivalitas kedua klub tersebut terus m en yim bolkan persaingan iden titas antara Catalonia dan Spanyol.

  Dalam dinam ika yan g terjadi selan jutnya, utam anya pasca 1990 an ketika sepakbola di Spanyol m engalam i intern asionalisasi, term a-term a kedua klub sebagai sim bol kewilayahan lantas m en galam i degradasi karen a adanya kom ersialisasi dan globalisasi klub sebagai klub sepakbola bertaraf global, serta adan ya m asa dam ai antara Catalonia dan Span yol. H al tersebut kem udian m en jadikan peran an kedua klub sebagai sim bol yang m erepresen tasikan iden titas Catalonia dan Span yol m enjadi tidak relevan lagi apabila dikaitkan dengan nasionalism e kewilayahan (Goig, 20 0 8 ). H al yang m enarik dari keberadaan kedua klub tersebut pada m asa referen dum adalah pasca pen gadilan Spanyol m en gesahkan perubahan status otonom i Catalonia sebagai sebuah bangsa yang diajukan oleh pem erintah sentral Spanyol pada tahun 20 10 , kedua m asyarakat lantas m en ggunakan Barcelona dan Real sebagai sym bol identitas m ereka dan digun akan sebagai alat untuk m enyuarakan kepentingan politis kedua wilayah dalam konflik yang terjadi (Ortega, 20 13). H al tersebut m en jadi m enarik karen a dengan adanya degradasi kedua klub sebagai sym bol kewilayahan , dalam dinam ika konflik yang terjadi, terdapat upaya-upaya dari kedua wilayah untuk kem udian m en ggunakan kem bali kedua klub sebagai sym bol yan g m erepresen tasikan identitasnya. Akibatnya, Barcelon a dan Real lan tas terlibat di dalam proses konflik yang terjadi. Manifestasi konflik Catalonia-Spanyol dalam rivalitas Barcelona-Real pada m asa pra- referendum dapat dilihat m elalui beberapa peristiwa sepan jan g pra- referendum , yaitu antara lain pada selebrasi kem enangan klub Barcelon a dan Real, pengibaran bendera Catalonia dan Span yol pada pertandingan kedua klub. (Ortega, 20 13). Dalam m elakukan selebrasi kem en angan klub, utam anya Real, pen dukung Real serin gkali m en eriakkan nyanyian “I’m Spaniard”. Penggun aan kata “I’m Spaniard” untuk selebrasi kem enangan Real m enjadi krusial un tuk dilihat. Terlebih hal tersebut dilakukan pada m asa pra- referendum dim ana konflik iden titas m ulai m un cul. H al tersebut terjadi karena penulis berargum en bahwasan nya penggun aan kata “Im Spaniard” dan kem enan gan Real adalah dua hal yan g tidak relevan apabila hanya dilihat dari sudut pandan g selebrasi kem en angan klub sepakbola sem ata, karena “I’m Spaniard” adalah upaya identifikasi entitas sebagai Spaniard, dan Real adalah klub Madrid sem ata. Dari titik ini pen ulis berpen dapat bahwasan nya penggunaan “I’m Spaniard” dilakukan tidak hanya sebatas pada selebrasi, nam un lebih jauh sebagai upaya-upaya m em bentuk kerangka konstruksi kem en angan Real sebagai kem en angan Spanyol dan m en un jukkan

  Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid 195 bahwa Real beserta pendukungnya m erupakan bagian integral dari Spanishness dan wilayah Span yol. Melalui hal tersebut, pendukun g Real lantas dapat dikatakan m elakukan pem batasan atau pem isahan iden titas yang jelas antara identitas Catalan dan identitas Span iard, den gan m en gkonstruksikan superioritas identitasnya atas Catalan. Selain penggun aan kata “Im Spaniard”, terdapat pula konflik iden titas yang term anifestasikan m elalui pengibaran bendera. Dalam selebrasi kem enangan Real, sebagian besar pendukun g Real m en ggunakan Bendera Spanyol sebagai atribut un tuk m erayakan kem enangan Real. Di sisi Barcelona, pen ggunaan Bendera Catalonia, La Senyera juga seringkali m ewarn ai pertan dingan Barcelona. Pada El-Clasico J uni 20 12 ribuan pendukun g Barcelona m en gibarkan La Senyera di sepan jan g pertan dingan berlangsung. Puncaknya terjadi ketika m enit ke 17:14, Cam p Nou berubah m en jadi arena kon testasi identitas paling besar dari kein ginan referendum m ulai digaungkan pada tahun 20 10 hingga pada m asa itu m elalui pengibaran ribuan La Senyera disertai den gan teriakan “Independencia”. Selain itu, terdapat pula pengibaran bendera La Senyera di Cam p Nou yang dilakukan sebagai upaya iden tifikasi Barcelona sebagai bagian dari wilayah Catalonia. Pada m asa konflik Catalonia-Spanyol pada m asa pra-referendum , rivalitas antara Barcelon a dan Real lantas m en jadi suatu hal yang dapat dikatakan determ in an dalam m en definisikan persaingan iden titas yang m em un gkin kan Barcelona dan Real m en geksploitasi sejarah dan warisan politik m ereka. H al tersebut terjadi karena dalam m asa kon flik yan g terjadi, pertan dingan an tara Barcelona dan Real tidak han ya m enjadi pertandingan sepakbola biasa, n am un telah digun akan oleh m asyarakat dari kedua wilayah untuk m enyuarakan kepentingan politiknya, untuk m em bentuk determ in asi identitas m asin g-m asing. Dalam m erespon penggunaan klub oleh m asyarakat, pihak Barcelona lantas m erespon den gan m enyatakan sikap klubnya yan g m an a anggota pem ilik klub Barcelona m en yetujui penggun aan klub Barcelona sebagai fasilitas yang digunakan untuk m engkoordinasikan proses referendum wilayah Catalonia dari Spanyol. Nam un m elalui tindakannya tersebut, Barcelona lantas tidak kem udian m em berikan keterangann ya secara resm i terhadap posisinya terkait isu referendum .Barcelona dalam keterangann ya hanya m enyebutkan bahwa keberadaan en titasnya sangat penting dalam Catalon ia, yang m ana entitasnya selalu berkom itm en untuk m en dorong terciptanya dem okrasi dan juga m em pertahankan hak asasi yan g m en jadi bagian fun dam ental bagi m asyarakat Catalonia. H al tersebut lantas diikuti dengan serta adanya perubahan susunan placards di Cam p Nou dari yang sebelum nya berwarna m erah-biru keunguan m enjadi berwarna m erah-kuning keem asan yang m erupakan warn a bendera Catalonia serta pen ggantian jersey klub oleh Barcelona pada m usim 20 12-20 13.

  S ign ifika n s i Riva lita s B a rce lo n a - Re a l d a la m Me n gu b a h P o la Ko n flik Ca ta lo n ia -S p a n yo l ( Pra - re fe re n d u m , 2 0 12 -2 0 14 )

  Pasca m unculnya tuntutan politik m asyarakat Catalonia yang ditun jukkan m elalui Barcelona, pihak Catalonia lantas m em unculkan upaya-upaya pem isahan iden titas m ereka dari Spanyol, utam anya pada rentan g waktu 20 12-20 14. Pada m asa tersebut, tidak hanya m asyarakat Catalonia, n am un juga pem erintahnya, m erubah persepsi identitasnya dari yang sebelum nya m en gan ggap Catalonia sebagai kesatuan self den gan Spanyol, lan tas m em ben tuk pola hubun gan yang bersifat self-other, m en gan ggap Spanyol adalah entitas yang berbeda dari Catalonia. Dalam dinam ikanya, terbentuknya pola self- other juga terjadi di pihak Spanyol dalam dinam ika konflik, nam un berbeda dari Catalonia yang m elalui adanya persepsi self-other tersebut lan tas m em bentuk

Mohammad Reza Ferizmanda

  196 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 6 No. 1, Januari 2017 m oda eksklusi dalam rangka m em isahkan diri dari Spanyol, Spanyol lantas tidak kem udian m em bentuk m oda eksklusi atas Catalonia karena tujuannya yang in gin m em pertahankan kesatuan entitasnya sebagai self. (Guibernau, 20 13) H al ini m enjadi pentin g bagi Spanyol untuk m em pertahan kan kesatuan en titasnya, karena seperti yang dijelaskan oleh J efkin s (20 0 1), bahwa pada dasarn ya identitas m en jadi pen ting karena m em iliki keterkaitan dengan istilah autentisitas,kepribadian, serta prinsip iden tifikasi. Melalui hal tersebut, terutam a prinsip identifikasi, iden titas pada dasarnya digunakan untuk m elakukan identifikasi. Apabila hal tersebut ditarik dalam konteks Spanyol, m aka pada dasarnya Spanyol dengan kesatuan identitasn ya pada dasarnya telah m em iliki prinsip-prinsip identifikasi sendiri atas apa yang disebut sebagai Spaniard, yaitu Spanyol secara keseluruhan . Melalui konteks ini, penulis berargum en bahwa apabila Catalonia m em isahkan diri dari Spanyol dan Spanyol kehilangan Catalonia, m aka Spanyol akan kehilangan atau m en galam i perubahan pada prinsip identifikasi entitasnya yang selam a in i dilihat sebagai kesatuan Spaniard m en jadi tidak bisa lagi diidentifikasikan sebagai Spaniard. H al tersebutlah yang kem udian m en yebabkan Spanyol tidak m em bentuk m oda eksklusi atas Catalonia, untuk kem udian m em pertahankan kesatuan Spanyol sebagai Spaniard.

  Dari adanya perubahan persepsi m em bentuk pola hubungan berbasis self- other, utam anya di Catalonia, m uncul upaya-upaya pem bentukan m oda eksklusi un tuk m em isahkan diri dari Spanyol. Di dalam proses pem ben tukan m oda eksklusi tersebut, Barcelona kem udian hadir m em berikan dukun gan resm in ya kepada Catalonia m elalui penan datan gan Catalan Nation al Self- Determ in ation Pact (fcbarcelona.com ). Pasca penandatan ganan Catalan Nation al Self-Determ in ation Pact, Barcelona lantas m erubah m eredefinisi identifikasi entitasnya dalam website resm i Barcelona dari yang sebelum nya m en yatakan entitasnya sebagai klub dari

  Spanyol, lantas m erubahnya m en jadi klub m ilik Catalonia. Selain itu, Barcelona juga kem udian m em berikan perlindungan hukum dan gencar m elakukan prom osi Catalonia yang dilakukan m elalui pertan dingan sepakbola, m aupun dalam konteks diluar sepakbola. H al tersebut lantas m em berikan ruan g baru bagi m asyarakat Catalonia untuk kem udian m enyuarakan kepen tingan politisnya, pada suatu platform yang tidak pernah sebelum nya dipikirkan oleh pihak siapapun yaitu sepakbola. Terlebih, Barcelona yang telah m enjadi klub dengan audience global, m en jadikan Barcelona bertran sform asi tidak hanya sebagai klub sepakbola sem ata, n am un sebagai salah satu alat, sebagai m edia kon testasi identitas terbesar yang dim iliki m asyarakat Catalonia. Melalui hal tersebut, Barcelona lantas m em iliki posisi krusial sebagai en titas yang kem udian m em perjelas batasan dan m em percepat proses pem bentukan self- other yang ada di m asyarakat Catalonia den gan m em posisikan entitasnya sebagai m edia atau platform bagi ribuan m asyarakat Catalonia untuk m en un jukkan eksistensi identitasnya. Sedan gkan disisi yang berbeda, Real di dalam m asa referen dum tidak banyak atau bahkan dapat dikatakan tidak m em berikan peranann ya sam a sekali di dalam proses referendum . Penulis sendiri m elihat, pem osisian Real yan g cenderung tidak am bil bagian di dalam proses referendum terjadi karena dalam dinam ika referen dum yang berlangsung, baik m asyarakat m aupun pem erintah Spanyol tidak kem udian m em bentuk m oda eksklusi atas identitas Catalonia yang dipersepsikan sebagai other. H al tersebut m enjadikan penggun aan atau keikutsertaan Real yang selam a ini dilabelkan sebagai rival dari Barcelona di dalam proses referen dum m en jadi tidak relevan dan bukan m en jadi m om en tum yang tepat un tuk Real bertindak. Sedan gkan dari sudut pandang iden titas, penulis berargum en bahwa ketidakhadiran Real sebagai sim bol wilayah tersebut terjadi karena adanya Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid 197 kegagalan Spanyol dan Real dalam m em pertahankan peran Real sebagai sim bol kewilayahan serta karen a posisi Spanyol yang lebih dom inan daripada Catalonia. H al tersebut terjadi karena berbeda dengan Catalonia yan g dalam proses kon flik, pihaknya diposisikan sebagai pihak yang m elakukan perlawan an terhadap Spanyol dan berupaya untuk m engkonstruksikan identitasnya sebagai identitas yang berbeda dari Spanyol, pem bentukan sim bol-sim bol di Catalonia lantas m em iliki urgensi tersen diri sebagai proses identifikasi en titasnya sebagai entitas dengan sim bol dan iden titas yang berbeda dari Spanyol. Nam un, bagi Spanyol yang berada pada posisi dom inan , pem bentukan sim bol lantas tidak m enjadi suatu urgensi yan g harus dilakukan . Adanya kegagalan Real dalam m em pertahankan peranan klubnya sebagai sim bol kewilayahan Spanyol serta di sisi lain adan ya perkem bangan yang signifikan Barcelona bagi Catalonia dalam m asa referen dum pada akhirnya m en yebabkan di dalam din am ika referendum yan g terjadi, Barcelon a lantas m em iliki posisi sebagai aktor utam a dalam proses “dam aging the old radial structure” dalam industri sepakbola Spanyol, dan rivalitas an tara Barcleona dan Real tidak lagi relevan, karena hanya Barcelona yang terus m em berikan signifikansinya dalam proses kon flik yang terjadi.. Dalam konteks tersebut, Barcelona lantas kem udian dianggap sebagai gam baran profil nasionalis wilayah Catalonia yang dalam perkem bangannya terus m en gadopsi cen trifugal logic terhadap wilayah Spanyol. H al tersebut di dukung den gan Ortega (20 15) yang m en yebutkan, Barcelon a dalam perkem bangannya di dalam konflik identitas Catalonia-Spanyol dipan dang sebagai salah satu m anifestasi dari identitas nasional m asyarakat Catalonia yang m em ainkan peran an penting dalam proses reartikulasi dan redefinisi pola hubungan m asyarakat Spanyol diatas karena keberadaan nya yan g m am pu m em un culkan shared idea m em un culkan efek hom ogenisasi sebagai satu kesatuan dalam lingkungan sosial terten tu. Ortega (20 15) m en am bahkan, dalam perm asalahan m en genai konflik, sepakbola m em iliki kem am puan untuk m enyatukan anggotanya dalam keadaan-keadaan em osional, yang dalam hal ini kem udian m en em patkan sepakbola tidak hanya bertindak sebagai sebuah m ekan ism e untuk m engekspresikan sentim en - sentim en tertentu nam un juga dapat m en jadi sebuah ideologi antagonistik yang m em bawa agenda eksklusi politik dan m en unjukkan suatu perbedaan - perbedaan den gan ideologi lainnya. H al tersebut kem udian ditam bah den gan keberadaan pendukun g yang m em iliki hubungan em osional dengan klub sepakbola dukun gan nya yan g kem udian m en yebabkan pertandingan sepakbola m en jadi sebuah aren a krusial untuk m en un jukkan sebuah diskursus dalam hubungan proses legitim asi suatu ban gsa. Dalam kasus terten tu, sepakbola berperan sebagai alat un tuk nation- building dan n ation-asserting dalam proses diferensiasi kultural dan sosial. Dalam hal ini, sepakbola dilihat sebagai suatu alat yang berfungsi tidak hanya untuk m endorong terbentuknya sebuah konstruksi dari sebuah ban gsa, nam un juga m erubah dan m em bentuk kem bali sebuah ban gsa yan g telah ada m elalui berbagai praktek sosial yang kem udian m em iliki peran besar dalam m em bentuk kem bali dan m erubah bentuk atau pola budaya dan politik dari suatu ban gsa.

  S ign ifika n s i Riva lita s B a rce lo n a - Re a l d a la m Me n gu b a h P o la Ko n flik Ca ta lo n ia -S p a n yo l ( Pa s ca - re fe re n d u m , 2 0 14 -2 0 16 )

  Pasca penandatan ganan Catalan Nation al Pact for Self-Determ ination, Barcelona kem udian terus m em berikan signifikansinya tersendiri bagi wilayah Catalonia, terutam a m elalui proses prom osi wilayah Catalonia dan pem berian m edia kon testasi identitas kepada m asyarakat Catalonia. Pada tahun 20 14 pasca referen dum berlangsung, Barcelona kem udian bekerjasam a den gan DIPLOCAT untuk

Mohammad Reza Ferizmanda

  198 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 6 No. 1, Januari 2017 m en jadi salah satu entitas yan g turut serta dalam m em prom osikan Catalonia ke seluruh dunia. H al tersebut m enjadi penting bagi Catalonia karen a Barcelona yang telah m en jadi klub intern asional, m aka penggunaan Barcelona diharapkan akan m em berikan signifikansi tersendiri bagi Catalonia. Dalam kontrak yan g tertulis, alasan kerjasam a yang dilakukan DIPLOCAT dengan Barcelon a disebutkan karena Barcelon a m erupakan aset yan g pentin g bagi Catalonia dalam kapabilitasn ya untuk m enyebarkan identitas nasional Catalonia (fcbarcelon a.com ).

  Penggun aan Barcelona di dalam proses prom osi tersebut lan tas m en jadi suatu hal yan g m enarik apabila dilihat dari sisi identitas. J efkins (20 0 1) m en yatakan bahwa identitas m en jadi aspek yang kem udian dibutuhkan untuk proses aktualisasi diri yang kem udian dari proses tersebut, identitas m em unculkan kebebasan bagi tiap individu m elalui pem ben tukan social arena dan basis afiliasi kolektif dalam m em persepsikan budaya lain . Melalui konsepsi J efkins tersebut, Barcelona dalam konteks referendum yang digunakan sebagai sim bol kewilayahan dan m edia kontestasi identitas oleh Catalonia dapat dikatakan telah bertransform asi sebagai basis afiliasi m asyarakat Catalonia yan g kem udian m em bentuk aktualisasi diri untuk m en giden tifikasikan entitasnya sebagai Catalan. Sam pai pada titik ini, m elalui berbagai peran Barcelona selam a proses referendum pen ulis berargum en bahwa dalam din am ika pasca referendum , Barcelona telah bertran sform asi dari entitas yang sebelum nya hanya m en jadi representasi konflik identitas antara Catalonia dan Spanyol, bagaim ana m asyarakat Catalonia m enunjukkan konflik iden titas m elalui Barcelona kem udian berubah m en jadi entitas yan g secara aktif turut serta dalam m em pen garuhi arah konflik identitas yang terjadi m elalui pem ben tukan m oda eksklusi yan g diwujudkan m elalui peran nya sebagai m edia atau platform baru bagi m asyarakat dan pem erintah Catalonia selain m elalui konflik den gan Spanyol dalam konteks governm en t to govern m ent.

  Merespon peran an Barcelon a yang dapat dikatakan signifikan dalam m asa referendum , dalam dinam ika yang terjadi selan jutnya, pem erintah Spanyol lantas m en geluarkan kebijakan represif terhadap Barcelona FC. H al tersebut dapat dilihat m elalui adanya ancam an dikeluarkan nya Barcelona FC dari La Liga apabila Catalonia m em isahkan diri dari Spanyol, dan m unculnya kebijakan pelarangan pengibaran Bendera Catalonia, yaitu La Sen yera oleh Spanyol pada pertandingan Barcelona FC yang dilakukan oleh ketua La Liga, J avier Tebas, dan pihak pem erintah Span yol. H al yang m en arik dari berbagai kebijakan tersebut adalah bahwa segala bentuk kebijakan tersebut dinilai terlam bat untuk dim un culkan. H al itu terjadi karena pada dasarnya pengibaran La Senyera dan keterlibatan Barcelona dalam proses referendum adalah isu lam a yan g telah terjadi sejak awal referendum berlangsung. Lantas, pem berian kebijakan m en gen ai pelarangan pengibaran Senyera dan ancam an dikeluarkann ya Barcelona yang baru diberikan pada 20 15 tersebut patut untuk dipertanyakan , karen a relevansi dan urgensinya yang seharusnya diberlakukan sejak pen gibaran Sen yera dan keterlibatan Barcelona saat konflik dim ulai. Dalam m erespon berbagai kebijakan represif tersebut, Barcelona diban tu dengan pem erintah Catalonia lantas berusaha m elawan kebijakan yang m uncul den gan m elaporkan pem erintah Spanyol ke pengadilan Spanyol atas tuduhan pelanggaran hak un tuk bersuara (fcbarcelon a.com ). Dalam konteks pem un culan kebijakan terhadap Barcelona tersebut, pen ulis berargum en bahwa kem un culan kebijakan Spanyol pasca referen dum terhadap Barcelona tersebut tidak lebih terjadi karena adanya kon struksi ancam an di Spanyol. Bagaim ana setelah m elihat signifikansi Barcelona di dalam proses referendum , Barcelona lantas kem udian dianggap m enjadi ancam an tersendiri bagi Spanyol. Ketidakhadiran Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid 199 kebijakan yang m em batasi pergerakan

  Barcelona pada m asa referen dum dapat dikatakan bahwa pada m asa tersebut, Spanyol belum m en gan ggap Barcelon a sebagai sebuah an cam an yang dapat m en gan cam kesatuan iden titasnya. Adanya konstruksi ancam an dari kebijakan yang terbentuk oleh Spanyol tersebut kem udian diperkuat dari adanya keputusan Pengadilan Spanyol untuk m em bolehkan pen dukung Barcelon a m em bawa Senyera ke Pertandin gan final Copa Del Rey dengan m engatakan bahwa pelarangan Senyera m erupakan tindakan yang tidak berdasar pada konstitusi dan tidak m em iliki nilai-nilai yang kem udian dapat diasosiasikan dengan tindakan kekerasan, rasism e, xenophobia, dan segala bentuk diskrim inasi lain yan g m elawan m artabat m an usia, sesuai den gan apa yang diatur dalam konstitusi Spanyol (Burgen, 20 16). Melalui keputusan dari pengadilan Spanyol yang m em bolehkan pen ggunaan Senyera tersebut, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya penggun aan Senyera dalam pertan dingan Barcelon a tersebut tidak m en yalahi peraturan yan g ada di Spanyol. Melalui hal ini, lan tas dapat diartikan kebijakan yan g dibentuk oleh Real dan Pem erin tah Spanyol m engenai pelarangan pen ggunaan Senyera tersebut tidak lebih dari karen a adanya kem unculan konstruksi ancam an di pihak Spanyol atas penggun aan Sen yera yang diasosiasikan sebagai tindakan separatis Catalonia. H al tersebut m en un jukkan, bahwa pada dasarnya Spanyol-lah yang sebenarnya berada dalam keadaan dilem m a dan teran cam apabila Catalonia dan Barcelona keluar dari Spanyol.

  Dalam konteks keterlam batan kem unculan berbagai kebijakan dari Spanyol, penulis lan tas m en yatakan bahwa hal tersebut terjadi selain karen a belum adanya persepsi m en gen ai ancam an juga terjadi karena adanya pada m asa referendum , m unculnya ancam an -an cam an sebagai hasil dari relasi self-other di Span yol belum begitu kuat. Baru kem udian ketika Barcelona m ulai gencar m em bentuk m oda eksklusi dari Spanyol, kem unculan an cam an di

  Spanyol m enjadi sem akin kuat. H al tersebut sesuai den gan pernyataan Cam pbell (20 0 7), bahwa m unculn ya self- other akan berdam pak pada perluasan ancam an yang sebelum nya ancam an dipersepsikan m uncul dalam konteks state-to-state kem udian m en jadi state- to-“otherness”. Dalam konteks ini, m elalui adanya berbagai kebijakan Spanyol sebagai m anifestasi dari adanya self-other tersebut terbukti, bahwa dalam proses referendum Spanyol m eluaskan persepsi ancam an yan g ada di negaran ya bukan lagi ancam an dalam konteks state-to-state sem ata, nam un state-with-othern ess, yang dalam konteks ini, otherness tersebut adalah Catalonia den gan m asyarakat dan pem erintahnya, serta Barcelona.

  Sam pai pada titik ini penulis berargum en bahwa pem berian ancam an kepada Barcelona tersebut bukanlah ancam an dalam kon teks yang seben arnya ingin diberikan kepada Barcelona, n am un m uncul karena adan ya konstruksi- konstruksi ancam an di Spanyol bahwa apabila Catalonia m em isahkan diri dari Spanyol, m aka Barcelon a secara otom atis sesuai dengan hukum Spanyol akan turut keluar dari La Liga. Maka dari itu, lantas Spanyol berharap bahwa antara Barcelona serta Catalonia dan Spanyol “diancam ” agar kedepannya Barcelon a m asih tetap bisa berada dibawah naun gan La Liga, dan lebih jauh, agar Catalonia tetap m enajdi bagian dari Spanyol. Melalui kebijakan tersebut dapat dilihat secara jelas bahwa seben arnya yan g terancam adalah Spanyol sendiri. H al tersebut terjadi, karena di satu sisi ketika Barcelon a keluar dari La Liga m aka hal tersebut akan m em bawa kerugian bagi Spanyol karena Barcelon a adalah klub sepakbola den gan nilai tertinggi kedua setelah Real, yang m ana apabila Barcelon a keluar dari La Liga, Spanyol akan kehilan gan salah satu sum ber ekonom i dari kom oditas sepakbola yang selam a ini ada di Spanyol. Nam un apabila Barcelon a dipertahan kan, m aka Barcelona dan berbagai tin dakannya dapat m engancam kesatuan Spanyol.

Mohammad Reza Ferizmanda

  200 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 6 No. 1, Januari 2017 Melalui konstruksi an cam an tersebut, Spanyol lantas sengaja m em unculkan kebijakan sebagai upaya untuk m em peroleh keam anan ontologis yang hanya bisa dicapai m elalui pengakuan identitas. H al tersebut apabila ditarik dalam kon teks Span yol, keam anan ontologis Spanyol han ya bisa dicapai apabila Spanyol m asih berdiri sebagai kesatuan Spaniard. Den gan adanya keingin an Catalonia untuk m em isahkan diri dari Spanyol, kem an an ontologis Spanyol tidak pernah tercapai jika Catalonia belum sepen uhnya kem bali dalam n aun gan Spanyol. Oleh karenan ya, Spanyol kem udian m em bentuk kebijakan sebagai upaya m en capai keam an an on tologisnya, yaitu m em pertahankan kesatuan identitasnya sebagai Spaniard.

  Sam pai disini Barcelon a lantas dapat dilihat sem akin m em perjelas posisinya sebagai en titas yang berkepentingan untuk m em pertahankan Catalonia untuk m em isahkan diri dari Spanyol m elalui berbagai tindakan dan upaya perlawan an nya terhadap kebijakan represif Real dan Spanyol. Sedan gkan di sisi Real dan Spanyol, pasca referen dum m uncul kon struksi ancam an di Spanyol yang kem udian m ulai m em persepsikan pergerakan Barcelon a dan Catalonia sebagai entitas yang dapat m engan cam kesatuan Spanyol. H al tersebut dapat dilihat m elalui pem bentukan berbagai kebijakan yang digunakan untuk m em batasi Barcelona, serta perubahan sikap dari pem erintah Spanyol dan Real untuk lebih aktif dalam m elawan gerakan -gerakan Catalonia.

  Ke s im p u la n

  Melalui relasi self-other dalam teori m en genai perubahan persepsi iden titas, konstruksi ancam an dan keam an an ontologis, dapat dilihat perm asalahan rivalitas an tara Barcelona dan Real dalam m asa referendum Catalonia penuh atas berbagai konstruksi konflik iden titas dalam kaitannya pencaturan hubungan antara Catalonia dan Spanyol. Berbagai peran dan penggun aan kedua klub oleh kedua pendukun g dan m asyarakat edua wilayah sebagai m edia kon testasi identitas, serta dipersepsikannya Barcelona dan Real sebagai sim bol kewilayahan kem bali, rivalitas an tara Barcelona dan Real lan tas dapat dikatakan m erepresen tasikan konflik identitas yang terjadi antara Catalonia dan Spanyol. Adan ya sejarah m asa lalu kedua klub yan g m enem patkan keduanya sebagai entitas yang tidak bisa dilepaskan sepenuhnya sebagai sim bol kewilayahan berupaya dikonstruksikan kem bali oleh kedua wilayah sebagai pendorong un tuk m elakukan determ in asi identitas dan pem batasan identitas en titas lainnya. Dalam kon teks ini, Barcelona kem udian m uncul sebagai aktor yan g dapat dikatakan m am pu m en em patkan entitasn ya sebagaim an a difungsikan oleh m asyarakat Catalonia sebagai sim bol identitas dan kewilayahan m asyarakat Catalonia. Sedangkan Real di m asa referendum tidak m am pu untuk kem udian m em en uhi pengharapan m asyarakat Spanyol sebagai sim bol identitas Spanyol.

  Keberadaan Barcelona sebagai sim bol dalam konflik m enjadi suatu hal yang penting un tuk kem udian m em bentuk basis pergerakan dan afiliasi Catalonia dalam m engkonstruksikan identitas Catalan dan m em ben tuk kesam aan perasaan m asyarakat Catalonia. Terlebih m asyarakat Catalonia yang m em iliki karakter seny, yaitu m udah untuk m em bentukkesatuan pandangan antar m asyarakat Catalonia, Barcelona lantas m en jadi basis afiliasi yang tepat bagi Catalonia un tuk kem udian m em persepsikan identitas lain selam a proses referendum berlan gsung. Pada akhirnya, m asyarakat dan pem erintah Catalonia m em bentuk sinergi untuk m en ggunakan Barcelon a dalam dua hal, yaitu m edia kontestasi identitas Catalan dan prom osi Catalonia secara lebih luas. Di sisi lain Barcelona m enanggapi sinergi m asyarakat dan pem erintah Catalonia tersebut den gan m en em patkan entitasnya sebagai pihak yang m em percepat dan m em berikan penegasan identitas Catalan . Melalui konteks tersebutlah Barcelon a kem udian Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid 201 dikatakan m erubah pola konflik yang terjadi antara Catalonia dan Span yol. Di sisi lain , dalam kaitannya dengan rivalitas Barcelona dan Real yang kem udian m em pen garuhi pola konflik Catalonia-Spanyol, n yatanya Real hanya diwakilkan oleh pendukungnya diawal konflik dengan m en em patkan Real sebagai sim bol iden titas m ereka. Nam un dalam dinam ika yang terjadi selan jutnya, Real sen diri tidak m em berikan kontribusin ya dalam proses referen dum . Berbeda dengan hal tersebut, Barcelona lantas tidak hanya m erepresentasikan konflik sem ata, n am un juga m erubah pola konflik yan g terjadi m elalui pem ben tukan m edia atau platform konflik bagi m asyarakat dan pem erintah Catalonia untuk m en yuarakan kepen tingan politisnya m elalui sepakbola. Akibatnya, selam a m asa referendum , Catalonia lantas m em iliki dua m edia konflik utam a, yaitu govern m ent-to-governm ent, dan kedua konflik yan g term anifestasikan dalam sepakbola. Melalui titik ini, Spanyol lantas gagal dalam m en gan tisipasi keberadaan dari Barcelona yang kem udian m en yebabkan selam a proses referendum berlangsung, Catalonia den gan Barcelona yang selam a ini dilabelkan den gan pem berontak lantas dipandan g sebagai entitas yang kem udian lebih populer dan dom inan diban ding den gan Spanyol. Melalui sudut pandang identitas, hal tersebut lantas m enjadi an cam an bagi Spanyol terutam a dalam kaitann ya dengan kepen tingan nya dalam m em pertahankan eksistensi identitasnya. Penjelasan m en genai pola rivalitas Barcelona-Real dalam m em pengaruhi pola konflik Catalonia-Spanyol dapat dikatakan m erupakan bentuk baru dari self-determ ination. H al tersebut terjadi karena belum ada proses separasi yang kem udian m em anfaatkan isu populer, terutam a sepakbola yan g ada di m asyarakat sebagai basis pergerakan untuk m elakukan separasi. Melalui adan ya rivalitas Barcelona-Real diatas penulis lantas berusaha untuk m en eliti keterkaitan antara industri sepakbola di Spanyol dengan proses referen dum , terlebih karen a adanya m asa lalu Spanyol yan g tidak bisa dilepaskan dari sepakbola. Melalui pen elitian ini penulis ingin m en unjukkan bahwasan nya dalam dinam ika self-determ ination yan g dilakukan di era kekinian ban yak cara- cara baru yang kem udian digun akan m asyarakat untuk m endeterm inasikan hubungannya dengan entitas lain nya, yang tidak hanya m elulu dalam konteks gerakan separatis yang serin gkali berkonotasi negatif dengan m en ggunakan sarana dan cara-cara kekerasan di dalam nya. Den gan adanya keterlibatan Barcelona dan Real, utam an ya Barcelona dalam proses referendum Catalonia, dapat dilihat bahwa perm asalahan isu popular yang ada di m asyarakat, seperti persaingan sepakbola dalam konteks ini rivalitas Barcelona dan Real dalam El- Clasico n yatanya dapat m en jadi alat berm uatan an cam an yang kem udian m em pen garuhi pola konflik dalam proses separasi m elalui pem anfaatan entitas tersebut sebagai suatu platform untuk m elakukan kontestasi identitas dan m ewujudkan gerakan separasi suatu wilayah. Akibatnya, isu popular tersebut dapat kem udian m enjadi isu sentral yang bahkan dapat m enem patkan sebuah entitas non -state sebagai suatu bentuk ancam an dalam ruang lingkup ken egaraan.

  Buku [1]

  Balcells, Ramon Tremosa. The View From Brussels. Dalam Castro, Liz. “What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

  [2] Bel, Germa, “Strangers in Our Own Land”,

D a fta r Pu s ta ka

  Tersedia dalam Castro, Liz.“What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

  [3] Billings et, al, “Sport and National Identity”,

  Communication and Sport: Surveying the Field. 2012. [4]

  Cardus, Salvador,“What has happened to us Catalans?”,dalam Castro, Liz. “What’s Up

  Mohammad Reza Ferizmanda 202 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 6 No. 1, Januari 2017

  Petithomme, Mathieu, and Alicia Fernandez Garcia, “Catalonian nationalism in Spain’s time of crisis: From asymmetrical federalism to independence?”, The Federal Idea, 2013

  [21] Jenkins, Richards,“The limits of identity: ethnicity, conflict, and politics”, Sheffield

  University, United Kingdom, 2001. [22]

  Lehning Percy B. “Theories of Secession”,New York: Taylor & Francis, ISBN 0-203-98128-6, 2005.

  [23]

  World Politics: State Identity and the Security Dilemma”, Ohio State University. European Journal of International Relations. SAGE Publications and ECPR-European Consortium for Political Research, Vol. 12, 2006. [24]

  Oberschall, A. “Conflict Theory”, Handbook of Politics: State and Society in Global Perspective, 2010. [25]

  O’Brien Jim,“El Clasico and the demise of tradition in Spanish club football: perspectives on shifting patterns of cultural identity”, The LMcM Research Institute, Southampton Solent University, Southampton, UK, 2013. [26]

  Ortega, Vicente Rodriguez,“Soccer, nationalism and the media in contemporary Spanish society: La Roja, Real Madrid & FC Barcelona”, Soccer & Society, DOI:10.1080/14660970.2015.1067793, 2015. [27]

  [28] Ranachan. Emma. K. “Cheering for Barça:

  Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013. [5]

  FC Barcelona and the shaping of Catalan identity”, Department of Art History and Communication Studies McGill University Montréal, Quebec, Canada, 2008. [29]

  Rousseau, David L. Identity, Power, and threat Perception. Department of Political Science University at Albany (SUNY), New York, 2007. [30]

  Stein, J Gross. “Threat Perception in International Relations”,The Oxford Handbook of Political Psychology. Oxford: Oxford University Press, 2013.

  [31] Tkac. John. The Role of Bullfighting and FC

  Barcelona in the Emancipation of Catalonia from Spain. Department of Foreign Languages, Literatures and Cultures, James Madison University (USA)

  [32] Vila, F Xavier.“It’s always Been There”,

  Dalam Castro, Liz. “What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

  [33]

  The Right To Selfdetermination As A Contribution To Conflict Prevention”, Report Of The International Conference Of Experts. Unesco Division Of Human Rights

  Lopez, Jessica,“Real Madrid and FC Barcelona: A new narrative of football rivalry in 1930s Spain”, Departmental Honors in History and Hispanic Literatures and Cultures. Wesleyan University, 2015.

  Discourse analysis and the Bosnian war”,The new International Relations. Routledge 270 Madison Avenue, New York, NY 10016, 2006. [20]

  [19] Hansen, Lene,“Security as Practice

Mitzen, Jennifer. “Ontological Security in

  Bartkus Viva O, “The dynamic of Secession”, Cambridge Studies in International Relations, 1999.

  Castro, Liz. What’s Up Catalonia.Catalonia Press, Ashfield, Massachusetts, USA, 2013. [6]

  Lluis, Carme Forcadell,“Catalonia, a New State In Europe”, Tersedia dalam Castro, Liz. “What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

  [7] Levy, Jack S. “Qualitative Methods in

  International Relations”, in Frank P. Harvey and Michael Brecher (ed.), Evaluating Methodology in International Studies. Ann Harbor: the University of Michigan Press, 2002. [8]

  Mas I Gavvaro, Artur. 2013. Prologue: A new path for Catalonia. Tersedia dalam Castro, Liz.“What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013. [9]

  Partal, Vincent.“Our place in the world: the country of Barcelona”, Tersedia dalam Castro, Liz.“What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

  Jurnal dan Publikasi [10]

  Barcelo, Joan et all. “National identity, social institutions and political values.The case of FC Barcelona and Catalonia from an intergenerational comparison”, Departament de Ciències Polítiques i Socials, Universitat Pompeu Fabra, Barcelona, Spain, 2014. [11]

  [12] Campbell D, “Global Inscription: How

  [18] Goig, Ramon Llopis,“Identity, nation‐state and football in Spain.the evolution of nationalist feelings in Spanish Football”,Department of Sociology and Sosial Anthropology, Faculty of Sosial Sciences, University of Valencia,2008.

  Foreign Policy Constitutes the United States”, Alternatives: Global, Local, Political, Vol. 15, No. 3, Sage Publications Inc, 1990.

  [13] Crameri, Kathryn, “Political Power and

  Civil Counterpower: The Complex Dynamics of the Catalan Independence Movement”, University of Glasgow: Routledge, 2015.

  [14] Flick, Uwe, “Qualitative and Quantitative

  Research”, in An Introduction to Qualitative Research, London: SAGE, 2006. [15]

  Garcia, Cesar,“Nationalism, Identity, and Fan Relationship Building in Barcelona Football Club”, International Journal of Sport Communication, 2012.

  [16] Guba, Egon,The Paradigm Dialog.

  University of Indiana. SAGE Publications, 1990. [17]

  Guibernau, Montserrat. “Prospects for an Independent Catalonia”, Department of Politics and International Relations, Queen Mary University of London, Mile End Road, London E1 4NS, UK, 2013.

Walt, Michael C,“The Implementation Of

  Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid 203

  discovering anti-Catalonia tweets sent two years ago”, 2015,http://www.dailymail.co.uk/sport/footb all/article-3376871/Barcelona-cancel- contract-new-signing-Sergi-Guardiola- discovering-anti-Catalonia-tweets-sent-two- years-ago.html(diakses pada 23/12/2016)

  [47] Anonim. “In pictures: Catalonia rally attracts

  Democracy And Peace And The Unesco Centre Of Catalonia, 1999. [34]

  [48]

  Catalan independence flags at football final”, 2016,http://www.telegraph.co.uk/news/2016 /05/18/spanish-government-bans-catalan- independence-flags-at-football-f/(diakses pada 1/10/2016)

  [49]

  Catalan flags at cup final in Madrid, says judge”, 2016,https://www.theguardian.com/world/20 16/may/20/barcelona-fans-can-wave- catalan-flags-copa-del-rey-madrid-says- judge(diakses pada 22/12/2016)

  [50]

  independent, says Spanish league president Javier Tebas”, 2015,http://www.independent.co.uk/sport/fo otball/european/barcelona-will-be-excluded- from-la-liga-if-catalonia-becomes- independent-says-spanish-league- 10512424.html(diakses pada 20/12/2016)

  [51]

  [52]

  [46]

  Spanish History,” Soccer Politics Pages, Soccer Politics Blog, Duke University,2013,http://sites.duke.edu/wcwp/r esearch-projects/spain//why-el-clasico- matters/(diakses pada 30 September 2016)

  [53] Florentino Pérez Accuses Barcelona Of Sour