INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016) SKRIPSI

  

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA

MUHAMMADIYAH

(Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran,

  

Kabupaten Semarang Tahun 2016)

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ANDIKA WISNU

  

NIM 11112224

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

MOTTO

SATU TELADAN JAUH LEBIH BAIK

DARIPADA SERIBU NASIHAT PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Keluargaku tercinta, yang tanpanya penulis bukanlah apa-apa. Orang tuaku, Bapak Arjunaka, Ibu Sri Rochmini, serta kedua adikku Krisna Mukti dan Abimanyu Aditya Saputra.

  2. Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dimana penulis dibesarkan di situ, untuk para pendekar, kader, dan siswa, terutama untuk Pak Samirin, yang membimbing dan melatih penulis menjadi seperti sekarang ini. Yang penulis anggap seperti orang tua sendiri.

  3. Teman-teman se-angkatan, yaitu PAI 2012 yang senantiasa menghiasi rutinitas di kampus menjadi menyenangkan, terutama sekali keluarga besar PAI kelas G 2012, yang sudah seperti keluarga sendiri, yang banyak sekali menghabiskan waktu bersama semasa perkuliahan.

  4. SMP N 1 Tengaran, kepala sekolah beserta jajarannya, lalu para adik- adik siswa-siswi yang baik sekali pada kakak-kakak PPL IAIN Salatiga 2015. Dan juga untuk teman-teman penulis selama PPL, mas adi, mas esa, mas khamim, mas zen, mas ari, mbak ida, mbak lisna, mbak herlina, mbak inayah, dan mbak novi. Seluruh warga Dusun Bulusari, Desa Bawang, Kecamatan Tempuran, 5. Kabupaten Magelang dan seluruh Teman-teman penulis selama KKN di sana, mas dedi, mas willy, mbak ani, mbak dini, mbak farida, mbak maria, dan mbak novi.

KATA PENGANTAR

  Atas segala rahmat Allah SWT yang tercurahkan kepada seluruh mahluk yang telah ia ciptakan, sepantasnya kita untuk lebih banyak bersyukur, serta selalu mengingat akan kuasa Allah yang begitu luas akan segala sesuatu, yang atas ridhanya, penulis telah dimudahkan segala urusannya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016) ”.

  Selain sebagai tugas wajib untuk memperoleh gelar sarjana, skripsi ini dibuat dengan tujuan dapat menjadi jalan alternatif untuk menanamkan peserta didik sebuah karakter yang terpuji sebagai jawaban atas krisis moral, serta degradasi mental yang sedang melanda bangsa indonesia sekarang ini. Harapan penulis bahwa pencak silat sebagai budaya asli indonesia dapat berperan serta memajukan dan memproduksi sumber daya manusia yang berbudi luhur.

  Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK.

  4. Ibu Maslikhah, M. Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  5. Bapak Mufiq, M. Phil. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu menjadi teman menyenangkan ketika membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluarga Besar SMP N 1 Tengaran, atas kesediannya untuk penulis melakukan penelitian disana serta banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data selama proses penelitian.

  7. Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran. Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah membantu penulis sebaik-baiknya kebaikan, yaitu surga atas mereka.

  Masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini, penulis sendiri pun juga mengakui sebagai permohonan maaf yang mendalam, kritik dan saran sangatlah masih penulis butuhkan untuk kedepannya.

  Salatiga, 1 Juni 2016 Penulis

  Andika Wisnu 11112224

  

ABSTRAK

  Wisnu, Andika. 2016. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui

  Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Mufiq, S. Ag, M. Phil.

  Kata kunci : pendidikan karakter, ekstrakurikuler tapak suci.

  Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah studi kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan, bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan faktor apa saja yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Tahun 2016, Kabupaten Semarang. Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang mana penelitian ini metode yang dipakai untuk mengumpulkan data yaitu melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam dan terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan para key informan, sedangkan data tambahan berupa catatan lapangan. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh melalui wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan trianggulasi.

  Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Nilai-nilai pendidikan karakter yang telah ditanamkan dalam ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran antara lain yaitu karakter religius, jujur, disiplin, mandiri, rendah hati, kerja keras, dan tanggung jawab. Proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N

  1 Tengaran yaitu dengan memuat 3 aspek pendidikan yaitu, Kognitif, Psikomotor, dan Afektif yang disesuaikan dengan 2 teori internalisasi dari Muhaimin dan Ahmad Tafsir. Hambatan-hambatan proses internalisasi yang berlangsung, dari dalam diri yaitu malas, kesadaran diri yang masih kurang, mood-moodan atau berkecenderungan melakukan sesuatu berdasar suasana

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................ x DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 E. Penegasan Istilah .......................................................................................... 8 F. Metode Penelitian....................................................................................... 14 G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 20 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 22 A. Internalisasi ................................................................................................ 22 B. Nilai ............................................................................................................ 27 C. Karakter ...................................................................................................... 27 D. Ekstrakurikuler ........................................................................................... 31 E. Tapak Suci Putera Muhammadiyah ........................................................... 35 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................... 41 A. Gambaran Umum Sekolah ......................................................................... 41 B. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran ..................................................................................... 50 C. Penyajian Data ........................................................................................... 51 BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 67 A. Analisis Data .............................................................................................. 67 B. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 73 BAB V PENUTUP ................................................................................................. 79 A. Kesimpulan ................................................................................................ 79 B. Saran ........................................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Sarana dan Prasarana Sekolah.................................................................. 48 Tabel 2.Struktur Pengurus Ekstrakulikuler Tapak Suci ......................................... 51 Tabel 3. Sarana dan Prasarana Ekstrakurikuler Tapak Suci .................................. 51 Tabel 4. Indikator Perilaku dan Ter-Internalisasinya Nilai .................................... 52 Tabel 5 Penyajian Data Karakter Religius. ............................................................ 64 Tabel 6. Penyajian Data Karakter Jujur ................................................................. 64 Table 7. Penyajian Data Karakter Disiplin ............................................................ 65 Table 8. Penyajian Data Karakter Mandiri ............................................................ 65 Table 9. Penyajian Data Karakter Rendah Hati ..................................................... 65 Table 10. Penyajian Data Karakter Kerja Keras .................................................... 66 Table 11. Penyajian Data Karakter Tanggung Jawab ............................................ 66 Table 12. Catatan Lapangan Wakasekbid Kesiswaan............................................ 73 Table 13. Catatan Lapangan Pelatih....................................................................... 73 Table 14. Catatan Lapangan Peserta Didik ............................................................ 74 Table 15. Catatan Lapangan Observasi .................................................................. 75 Table 16. Pedoman Wawancara ............................................................................. 76

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Konteks Mikro Pendidikan Karakter.................................................... 35 Gambar 2. Lambang Tapak Suci ............................................................................ 39 Gambar 3. Penutup Latihan Pelatih Memberi Penjelasan Materi, Nasihat, Motivasi dan Ditutup dengan Berdoa .................................................................................... 77 Gambar 4. Pelatih Mencontohkan Tendangan, Peserta Didik Memperhatikan dan Sabar Mengantri ..................................................................................................... 77

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Dalam rangka peserta didik mengembangkan potensi dirinya, banyak sekali cara yang dapat dipakai guna hal tersebut dapat terwujud, baik yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar (intrakurikuler), ataupun melalui kegiatan diluar kegiatan belajar mengajar (ekstrakurikuler) yang ada pada setiap lembaga pendidikan.

  Pemerintah pun sejak tahun 2010 yang lalu mencanangkan Pendidikan Karakter guna meminimalisir permasalahan yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Keresahan-keresahan akan kepribadian ataupun moral yang dimiliki oleh peserta didik yang timbul karena ketidaksesuaian pen erapan pendidikan, melahirkan “Pendidikan Karakter” sebagai salah satu alternatif solusi untuk memperbaiki mental calon-calon penerus bangsa yakni peserta didik.

  Muhammadiyah sendiri sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi menghindarkan diri dari pemikiran masalah-masalah nasional yang menyangkut kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara (Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah, 2010: 249).

  Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah secara tegas menyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Quran dan Sunnah (Hambali, 2011: 46-47).

  Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, Muhammadiyah memiliki banyak sekali organisasi otonom, salah satunya bernama Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang menjadi bagian sangat penting dalam usaha amar makruf nahi munkar yang menyangkut masyarakat, bangsa, dan negara.

  Tapak Suci Putera Muhammadiyah memberikan andil yang cukup besar dalam gerak langkah kemajuan persyarikatan. Dari mulai menjadi sebuah perguruan seni bela diri, hingga melebur masuk ke dalam setiap lingkup lapisan masyarakat hingga dunia pendidikan dengan menjadi sebuah ekstrakulikuler ataupun UKM baik di sekolah dan perguruan tinggi yang berada dibawah naungan Muhammadiyah ataupun tidak.

  Melalui kegiatan ekstrakurikuler inilah para peserta didik diajarkan ilmu Pencak Silat serta nilai-nilai Agama Islam yang bersih dari syirik dan menyesatkan, semuanya itu dikarenakan demi mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

  Tapak Suci Putera Muhammadiyah biasanya menjadi bagian dari sekolah-sekolah Muhammadiyah dan menjadi bagian dari ekstrakurikuler.

  Kegiatan ekstrakurikuler dalam pendidikan karakter juga mendapat tempat yang cukup diperhitungkan. Adanya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler juga dapat terjadi pembentukan karakter, termasuk dalam Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

  Namun dalam hal ini, Tapak Suci Putera Muhammadiyah menjadi bagian dari sebuah sekolah yang bukan dibawah naungan Muhammadiyah, yaitu SMP N 1 Tengaran yang mayoritas peserta didik nya adalah dari kalangan menengah kebawah dimana banyak sekali “anak desa” dengan latar belakang yang bermacam macam.

  Ada satu hal yang menurut penulis menarik, bahwa jarang sekali peserta didik yang ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah melanggar aturan-aturan yang ada, sebagaimana pengamatan yang dilakukan penulis ketika PPP (Praktikum Pengembangan Profesi) IAIN Salatiga tahun 2015 yang sekaligus pada waktu itu juga diberi amanah mengabdi selama PPP (Praktikum Pengembangan Profesi) di sekolah tersebut sebagai pelatih ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

  Sentuhan pencak silat yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan, yang dimulai dari tingkat dasar akan sangat membantu dalam pembentukan kader bangsa yang berjiwa patriotik, berkepribadian luhur,

  Begitu pula dengan Johansyah Lubis, yang mengatakan gerak dasar pencak silat merupakan gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali yang memiliki aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental, spiritual, beladiri, olah raga dan seni budaya (Lubis, 2004: 7).

  Pada perkembangan selanjutnya, pencak silat bisa dijadikan sarana dan materi pendidikan untuk membentuk manusia-manusia yang mampu melaksanakan perbuatan dan tindakan yang bermanfaat dalam rangka menjalin keamanan dan kesejahteraan bersama. Pencak silat merupakan hasil budi daya manusia yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan bersama, pencak silat merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang diajarkan kepada warga masyarakat yang meminatinya (Oetojo, 2000: 2).

  Pencak silat juga membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang dengan adanya ajaran kerohanian, dengan ini diharapkan bisa mewujudkan keselarasan dan keseimbangan antara diri individu dengan alam sekitarnya (Naharsari, 2008: 10).

  Dapat disimpulkan bahwa pendidikan pencak silat tidak lagi bersifat keterampilan saja, melainkan juga untuk membentuk kualitas manusia kaitannya hubungan manusia dengan manusia, ataupun manusia dengan Tuhan-nya. peran vital agama disini sangatlah penting dalam rangka membentuk karakter manusia-manusia yang taat, dengan iman yang kuat serta dengan akhlak yang kuat sebagaimana motto Tapak Suci Putera Muhammadiyah “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah”.

  Di sinilah peran guru/pelatih dituntut mampu mentransfer cara berfikir, bersikap, dan bertindak dengan mendasarkan pada etika moral yang baik. Ucapan guru, kedisiplinan guru, kasih sayang guru, dan petuah baik dari guru akan diperhatikan dan ditiru oleh para siswa. Keteladanan guru/pelatih akan menjadi pondasi dasar dalam pembentukan karakter anak didiknya (Zuchdi, 2011: 35).

  Karena kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah memberikan warna baru dalam pembentukkan sikap atau mental peserta didik, terlebih setelah melihat latar belakang peserta didik.

  Pembentukan sikap ini dapat dilihat dari perbedaan perilaku peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut.

  Adanya kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMPN 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. sebagai salah satu cara dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Penanaman karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah dinilai menjadi media alternatif yang efektif karena dapat mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri peserta didik.

  Dari beberapa uraian tersebut, penulis merasa perlu melakukan penilitian lebih mendalam mengenai Tapak Suci Putera Muhammadiyah di yang kita sebut dengan karakter. Penulis berusaha meneliti “Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah” yang merupakan studi kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.

  B.

  Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan, di antaranya:

  1. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016? 2. Bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1

  Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016? 3. Faktor apa saja yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

  Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.

  2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.

  3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menghambat proses internalisasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten SemarangTahun 2016.

  D.

  Manfaat Penilitian 1.

  Manfaat Teoretis Memberi kontribusi ilmiah terhadap referensi ilmu pendidikan, khususnya dalam pendidikan karakter yang diinternalisasikan dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Lalu menunjukkan bahwa ilmu beladiri pencak silat tidak hanya untuk melatih kekuatan fisik semata tetapi juga kekuatan mental spiritual sehingga tercipta pribadi-pribadi yang tangguh.

2. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pengajar dan atau para pelatih-pelatih Tapak Suci Putera Muhammadiyah pada khususnya, lalu pelatih-pelatih dari perguruan Pencak Silat lainnya sebagai alternatif pilihan dalam melatih anak didiknya, dan guru-guru yang berusaha menginternalisasikan karakter dalam setiap mata pelajaran dan atau kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

  Bagi peneliti, penelitian ini sangat penting karena berangkat dari alasan pemilihan judul tersebut, yang menjadi keingintahuan peneliti yang juga sebagai seorang pelatih sekaligus pesilat yang dibesarkan dari Tapak Suci akan terjawab. Dan bagi kita semua peneliti berharap mampu memberi solusi terhadap dunia pendidikan dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh khususnya pada generasi muda.

  E.

  Penegasan Istilah 1.

  Internalisasi nilai-nilai Internalisasi dapat diartikan sebagai penghayatan, proses falsafah negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penataran, dan sebagainya. penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Depdiknas, 2002: 439).

  Dalam pengertian yang lain, Internalisasi (internalization) diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat, dan seterusnya di dalam kepribadian (Chaplin, 2005: 256).

  Reber, sebagaimana dikutip Mulyasa mengartikan internalisasi sebagai menyatunya nilai dalam diri seseorang, atau dalam bahasa psikologi merupakan penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, praktik dan

  Pengertian di atas mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang diperoleh harus dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap.

  Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam diri seseorang.

  Jadi masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada pendidikan agama saja, tetapi pada semua aspek pendidikan, pada pendidikan pra- sekolah, pendidikan sekolah, pendidikan latihan dan lain-lain. kaitannya dengan nilai, pengertian-pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli tersebut pada dasarnya memiliki inti sari yang sama.

  Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa internalisasi merupakan sebuah proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan prilaku yang ditampakkan dalam kehidupan sehari hari (menyatu dengan pribadi).

  Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang memang dapat diketahui ciri-cirinya dari tingkah laku. Berikut ini adalah tahapan dariinternalisasi yaitu: a.

  Tahap Transformasi Nilai Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik (Muhaimin, 1996: 153).

  Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan pengetahuan dari guru/pelatih ke muridnya. Nilai-nilai yang pengetahuan ini dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak kuat.

  b.

  Tahap Transaksi Nilai Pada tahap ini pendidikan nilai dilakukan melalui komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta didik yang bersifat timbal balik sehingga terjadi proses interaksi (Muhaimin, 1996: 153).

  Dengan adanya transaksi nilai pendidik dapat memberikan pengaruh pada siswanya melalui contoh nilai yang telah ia jalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang sesuai dengan dirinya.

  c.

  Tahap Tran-Internalisasi Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan aktif (Muhaimin, 1996: 153).

  Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan sikap dan prilakunya agar tidak bertentangan yang ia berikan kepada peserta didik. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa yang menjadi sikap mental dan kepribadian gurunya.

2. Pendidikan Karakter

  Menurut UU Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang artinya mengukir (Munir, 2010: 2).

  Kata karakter juga diambil dari bahasa Inggris character. Sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan disebut sebagai karakter (Munir, 2010: 3).

  Menurut Doni Koesoema A., memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari pembentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil juga bawaan sejak lahir (Munir, 2010: 5).

  Islam mempunyai tiga nilai utama atau nilai yang dijadikan pilar dalam pendidikan karakter dalam Islam, yaitu akhlak, adab,dan keteladanan. Akhlak merujuk kepada tugas dan tanggung jawab selain syari’ah dan ajaran Islam secara umum. Adab merujuk kepada sikap keteladanan merujuk kepada kualitas karakter yang ditampilkan oleh seorang muslim yang baik yang mengikuti keteladanan Nabi Muhammadsaw (Majid, 2013: 58).

  Implementasi akhlak dalam Islam tersimpul dalam karakter pribadi Rasulullah saw. Bersemai nilai-nilai akhlak yang agung dan mulia (Majid, 2013: 59).

  Firman Allah dalam Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:

  اللَّهَ ي َرْللُّو اللّانللَّ ارمللّن ْ اَسللّنللّةللٌّ اَسللّيرة ٌ ا َهَ ا سي ةللِّ ا ي ارك مللّْ اللّانللَّ ارقللّدللّْ اكَ ِللََّ اللَّهَ اللّْللَّللّرللَّ اللّْ ِ ر َ اللّاريللَُّرَْللَّ

  Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ”.

  Lebih lanjut, Ada banyak hadits yang menunjukkan perhatian Islam terhadap berbagai aktivitas olah tubuh. Contohnya seperti ketika Rasulullah saw menyaring para pemuda yang akan mengikuti peperangan beliau dengan adu kekuatan (gulat). Atau ketika beliau diriwayatkan dalam sirah Ibnu Ishaq mengalahkan Rukanah, seorang ahli gulat, sehingga ia bersedia masuk Islam. Diriwayatkan pula bahwa beliau memiliki sembilan buah pedang, baju baja, tameng, dan pisau. Demikian juga kisah Rasulullah saw saat mengajak Aisyah lomba lari, serta riwayat beliau ketika melihat orang-orang Habasyah (Ethiopia) bermain tombak di masjid dan masih banyak lagi riwayat yang selainnya.

  Para pendahulu kita dari generasi awal Islam, menunjukkan pentingnya membentuk jasmani yang kuat sebagaimana kita harus terus memupuk keimanan kita dengan menuntut ilmu agama dan beramal saleh. Umar bin Al-Khaththab ra berkata:

  ا َرَللّ َ اللّرري َ ِللَّ اللّسللّونللّمَ َْْللَّ اللّسللٌّنللّاَ ةَْ اللٌّا ك َللّءنللّنرُُ َري نَ وللّا

  Artinya: Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan menunggang kuda.” Semua contoh aktivitas tersebut adalah dalam rangka mempersiapkan dan melatih jasmani kita agar senantiasa kuat dan sehat di dalam mengemban tugas-tugas yang Allah Swt berikan kepada kita.

  Berkaitan dengan hal-hal yang sudah disampaikan di atas, maka kekuatan jasmani sebagaimana yang kita semua memahaminya, biidznillah dapat dibentuk dengan nutrisi yang baik dan seimbang serta berolah raga secara teratur.

  Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana kaitan-nya bagaimana menanamkan nilai- nilai tertentu dengan tujuan agar nilai-nilai tersebut melekat dalam diri peserta didik, seperti nilai-nilai yang berguna bagi pengembangan pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.

3. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

  Muhammadiyah Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada key

  informan , yaitu Pelatih Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera

  Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran, nilai-nilai yang diajarkan antara lain: a.

  Religius b. Jujur c. Disiplin d. Mandiri e. Rendah Hati f. Kerja Keras g.

  Tanggung Jawab F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif dapat membantu peneliti untuk memperoleh jawaban atas suatu gejala, fakta, dan realita yang dihadapi, sekaligus memberikan pemahaman dan pengertian baru atas masalah tersebut sesudah menganalisis data yang ada (Raco, 2010: 33).

  Dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

  research ) yang berlokasi di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

  Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti dilingkungan masyarakat, lembaga-lembaga, dan organisasi kemasyarakatan dan lembaga pemerintahan (Sarjono, 2004: 21).

  2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti pada awalnya adalah sebagai mahasiswa PPP

  (Praktikum Pengembangan Profesi) yang diamanahi menggantikan pelatih ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Dan dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

  4. Sumber Data Sumber data diperoleh dari informan kunci (key informan) yaitu informan yang dipandang sangat mengetahui aspek-aspek dari yang akan diteliti. Adapun informan kunci dari penelitian ini antara lain peserta didik, khususnya kelas VIII, dan kelas IX yang telah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler ini selama 1(satu) tahun pelajaran. Lalu kesiswaan dan tentu saja pelatih dari kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMP N 1 Tengaran yaitu Ema Apriadi, S.

  Pd.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2010: 193).

  Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan(Sugiyono, 2010: 308).

  a.

  Metode observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.

  Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian inimerupakan observasi partisipatif, yakni peneliti terlibat langsung dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2010: 204).

  Objek observasi dalam penelitian kualitatif terdapat tiga komponen, yakni place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas) (Sugiyono, 2010: 314).

  Tempat penelitian ini adalah SMPN 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sedangkan pelaku penelitian seperti pelatih Tapak Suci dan siswa. Adapun aktivitas yang diobservasi adalah kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran.

  b.

  Metode wawancara(Interview) Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitianini adalah wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara semi berstruktur (semi structured interview). Wawancara terstruktur digunakan dalam studi pendahuluan (pre-

  research ) guna untuk mengetahui gambaran umum tentang

  kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

  Wawancara terstruktur dan wawancara semi terstruktur digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah, untuk mengkaji lebih dalam tentang internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135).

  Dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data seperti profil sekolah terutama kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang, arsip-arsip, peta atau gambar, serta dokumen yang relevan untuk membantu menganalisis data.

6. Analisis Data

  Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan dan melalui penguraian pemaknaan partisipan tentang situasi dan peristiwa (Sukmadinata, 2009: 94).

  Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

  Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagaiberikut: a.

  Reduksi data (Data reduction) Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada hal- hal yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data terpola. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

  b.

  Penyajian Data (Data display) Setelah data direduksi maka data yang diperoleh didisplay, yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.

  c.

  Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing /Verification) Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi yang tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian data.

  Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan menentukan kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian karena penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek penelitian (Sugiyono, 2010: 336-337).

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam menguji keabsahan data diperlukan teknik triangulasi agar data yang didapatkan dalam penelitian valid dan reliabel. Jenis teknik triangulasi yang digunakan antara lain: a.

  Triangulasi sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data melalui beberapa sumber.

  Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pelatih, siswa, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

  b.

  Triangulasi teknik Triangulasi teknik pengumpulan data untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

  Dalam hal penelitian ini dimana peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi pada seorang sumber dengan data permasalahan yang sama.

  c.

  Triangulasi waktu Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang berbeda yakni hari rabu dan pada hari sabtu.

  G.

  Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dalam penulisan ini memuat 5 (lima) bab, yang antara bab satu dengan bab berikutnya mempunyai keterkaitan yang saling mengisi terhadap subtansi yang ada. Adapun rincian sistematis penulisan ini sebagai berikut:

  Bab I, berisi tentang pendahuluan. Merupakan uraian umum latar belakang penelitian. Pada bab ini dibahas beberapa sub bab, yakni: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II, berisi tentang landasan teori dari penelitian, pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang telah di uji kebenarannya yang berkaitan dengan obyek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka pembahasan pada bab ini berisi: defininisi internalisasi, definisi nilai, definisi karakter, dan definisi ekstrakulikuler.

  Bab III, penulis menyajikan hasil penelitian tentang temuan penelitian, yaitu gambaran umum SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah dan Penyajian Data.

  Bab IV, Pada bab ini, penulis akan memaparkan Analisis Data dan Pengecekan Keabsahan Data dari Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter Melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah di SMP N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

  Bab V, merupakan penutup. Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan saran dari penulis sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI A. Internalisasi 1. Pengertian Internalisasi Internalisasi dapat diartikan sebagai penghayatan, proses falsafah

  negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penataran, dan sebagainya. penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Depdiknas, 2002: 439).

  Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang diperoleh harus dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap.

  Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam diri seseorang. Jadi masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada pendidikan agama saja, tetapi pada semua aspek pendidikan.

  Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa internalisasi sebagai proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan prilaku yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari (menyatu dengan pribadi). Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang memang dapat diketahui ciri- cirinya dari tingkah laku.

2. Indikator Terinternalisasi

  Secara garis besar tujuan pembelajaran memuat tiga aspek pokok, yaitu:aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

  a.

  Internalisasi menurut Muhaimin Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang memang dapat diketahui ciri-cirinya dari tingkah laku. Berikut ini adalah tahapan dari internalisasi yaitu: 1)

  Tahap Transformasi Nilai Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik (Muhaimin, 1996: 153).

  Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan pengetahuan dari guru/pelatih ke muridnya. Nilai-nilai yang diberikan masih berada pada ranah kognitif peserta didik dan pengetahuan ini dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak kuat. 2)

  Tahap Transaksi Nilai Pada tahap ini pendidikan nilai dilakukan melalui komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta didik yang bersifat timbal balik sehingga terjadi proses

  Dengan adanya transaksi nilai pendidik dapat memberikan pengaruh pada siswanya melalui contoh nilai yang telah ia jalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang sesuai dengan dirinya.

  3) Tahap Tran-Internalisasi

  Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan aktif (Muhaimin, 1996: 153).

  Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan sikap dan prilakunya agar tidak bertentangan yang ia berikan kepada peserta didik. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa yang menjadi sikap mental dan kepribadian gurunya.

  b.

  Internalisasi menurut Ahmad Tafsir merupakan pencapaian aspek yang terakhir (being). Untuk selanjutnya penulis akan memaparkan ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut secara singkat.

  1) Mengetahui (knowing)

  Disini tugas guru ialah mengupayakan agar murid mengetahui suatu konsep (Tafsir, 2010: 224).

  Dalam bidang keagamaan misalnya murid diajar mengenai pengertian sholat, syarat dan rukun sholat, tata cara sholat, hal- hal yang membatalkan sholat, dan lain sebagainya. Guru bisa menggunakan berbagai metode seperti; diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

  Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai apa yang telah diajarkan guru tinggal melakukan ujian atau memberikan tugas-tugas rumah. Jika nilainya bagus berarti aspek ini telah selesai dan sukses.

  2) Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui

  (doing) Masih contoh seputar sholat, untuk mencapai tujuan ini seorang guru dapat menggunakan metode demonstrasi. Guru mendemonstrasikan sholat untuk diperlihatkan kepada siswa atau bisa juga dengan memutarkan film tentang tata cara sholat selanjutnya siswa secara bergantian mempraktikkan seperti apa yang telah ia lihat di bawah bimbingan guru.

  Untuk tingkat keberhasilannya guru dapat mengadakan ujian praktik sholat, dari ujian tersebut dapat dilihat apakah siswa telah mampu melakukan sholat dengan benar atau belum. 3)

  Menjadi seperti yang ia ketahui (being) Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi miliknya

  Siswa melaksanakan sholat yang telah ia pelajari dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika sholat itu telah melekat menjadi kepriadiannya, seorang siswa akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga sholatnya dan merasa sangat berdosa jika sampai meninggalkan sholat.Jadi ia melaksanakan sholat bukan karena diperintah atau karena dinilai oleh guru.

  Dari kedua teori tersebut, pada dasarnya memliki arah tujuan yang sama misalnya, tahap transformasi nilai dengan being keduanya mengarah pada ranah kognitif yaitu mengenai penyampaian suatu konsep dasar tentang sesuatu dari guru ke murid.