HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

  

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN

PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN

KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU

UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MIFTACHUL SAIFUDIN

  

NIM 11109037

JURUSAN TARBIYYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2014

  

MOTTO

ْ يِسَي ْمَلَ فَأ ْوُر َْلا يِف ا ْوُكَتَ ف ِضْر َ ي ٌبوُلُ ق ْمُهَل َن ْوُلِقْع اَهِب َن ا ْوَأ ْوُعَمْسَي ٌناَذ َن

  اَهِب , َل اَهَّ نِإَف َْلا َمْعَ َ َصْب لَو ُرا ْيِتَّلا ُبوُلُقْلا َمْعَ َ ْنِك ِروُدُّصلا يِف

“Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati

yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan

itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang

buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada (QS. Al-

  Hajj: 46)”

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpi saya: 1.

  Kepada ayah saya Muh Amin dan ibu saya Yasiroh, yang selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada kedua anaknya agar lebih baik.

  2. Kakak saya Tatik Nuryati, yang selalu memberi semangat untuk bisa jadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik.

  3. Dosen-dosen Tarbiyah, yang telah memberikan ilmu-ilmu, motivasi, dan segala inspirasi untuk menjadi bekal di masa yang akan datang.

  4. Rekan-rekan HMI Cabang Salatiga, terima kasih atas ilmu-ilmu maupun kerjasamanya selama kegiatan berorganisasi maupun dalam kepengurusan, semoga memberikan manfaat bagi diri pribadi maupun orang lain atas ilmu- ilmu yang telah didapatkan dalam berorganisasi.

KATA PENGANTAR

  

Bismillahirromanirrohim

Assalamu’alaikumWr. Wb.

  Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Rasimin, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi PAI.

  3. Bapak Drs. Djoko Sutopo sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Kepala sekolah dan guru SMK NU Ungaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  

ABSTRAK

  Miftachul Saifudin. 2014. Hubungan Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam

  

dengan Penghayatan Keagamaan Siswa Kelas XII SMK NU UNGARAN Tahun

Pelajaran 2013/2014 . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Strata I Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2014. Pembimbing: Drs. Djoko Sutopo. Kata kunci: Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam, Penghayatan Keagamaan. Pelaksanaan pendidikan Islam bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan

  agama, hafal dalil-dalil maupun hukum-hukum Islam, dan sekedar mempunyai keterampilan dalam ibadah saja, akan tetapi pendidikan Islam bertujuan membentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama agar mempunyai akhlakul karimah dalam keseharian mereka. Maka, dalam pelaksanaan pendidikan Islam diperlukan adanya penghayatan dalam hati agar jiwa keagamaan anak didik mampu berkembang dan mempengaruhi prilaku dalam keseharian mereka.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas pelaksanaan pendidikan Islam dengan penghayatan keagamaan siswa kelas XII SMK NU Ungaran tahun pelajaran 2013/2014.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode angket atau koesioner yang dibagikan kepada 98 responden. Kemudian untuk mengetahui hubungan variabel X dan Vaiabel Y yaitu dengan menggunakan Product Moment.

  Hasil penelitian dari variabel intensitas pelaksanaan pendidikan Islam dengan hasil mean 45,41 diperoleh data 87 (88,74%) responden berkategori Sangat Setuju (SS), 10 (10,2%) responden berkategori Setuju (S), 1 (1,02%) responden berkategori Kurang Setuju (KS), dan 0 (0%) responden berkategori Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan hasil dari variabel penghayatan keagaamaan siswa dengan hasil mean 44,37 diperoleh data 79 (80,58%) responden berkategori Sangat Setuju (SS), 18 (18,36%) responden berkategori Setuju (S), 1 (1,02%) responden berkategori Kurang Setuju (KS), dan 0 (0%) responden berkategori Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dari hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas pelaksanaan pendidikan Islam dengan penghayatan keagamaan siswa SMK NU Ungaran tahun pelajaran 2013/2014, hal ini dibuktikan dengan hasil ro= 0,626 yang dikonsultasikan dengan harga r tabel baik pada taraf kesalahan 1% (0,256) atau 5% (0,195) yang memiliki arti ro lebih besar atau sama dengan rt.

  

Daftar Isi

  Halaman Judul .................................................................................................... i Halaman Nota Pembimbing ............................................................................... ii Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii Deklarasi ............................................................................................................ iv Motto .................................................................................................................. v Persembahan ...................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................... vii Abstrak ............................................................................................................... ix Daftar Isi ............................................................................................................. x Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 D. Hipotesis .................................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian .................................................................... 7 F. Definisi Operasional .................................................................. 8 G. Metode Penelitian ...................................................................... 11 H. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam .................................. 20

  1. Pengertian Pendidikan Islam ............................................... 20 2.

  Dasar-dasar Pendidikan Islam ............................................. 22 3. Tujuan Pendidikan Islam ..................................................... 23 4. Metode Pelaksanaan Pendidikan Islam ............................... 25 5. Pelaksanaan Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah

  .............................................................................................. 25 B. Penghayatan Keagamaan Siswa ................................................ 42 1.

  Pengertian Keagmaan .......................................................... 43 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keagamaan .................. 44 3. Fungsi Agama dalam Kehidupan ........................................ 44 4. Dimensi-dimensi Keagamaan .............................................. 46 5. Penghayatan Keagamaan ..................................................... 47

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ...................... 49 1. Profil SMK NU Ungaran ..................................................... 49 2. Struktur Organisasi SMK NU Ungaran Tahun Pelajaran

  2013/2014 ............................................................................ 49 3. Struktur Organisasi Tata Usaha SMK NU Ungaran Tahun

  Pelajaran 2013/2014 ............................................................ 50 4. Visi SMK NU Ungaran ....................................................... 50 5. Misi SMK NU Ungaran ...................................................... 50 6. Sejarah Berdirinya SMK NU Ungaran ................................ 51 7. Data Siswa SMK NU Ungaran ............................................ 53

  B.

  Penyajian Data Penelitian ......................................................... 54

  BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ................................................................ 65 1. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam .................................... 65 2. Data Penghayatan Keagamaan Siswa .................................. 68 B. Analisis Uji Hipotesis ............................................................... 71 Membuat Tabel Penolong Untuk Menghitung Prosentase Besarnya Hubungan ................................................................................... 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 76 B. Saran-saran ................................................................................ 77

Daftar Pustaka .................................................................................................. 78

Lampiran-lampiran

  

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Kisi-kisi Angket Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam ............ 14Tabel 1.2 Kisi-kis Angket Penghayatan Keagamaan Siswa ............................ 15Tabel 3.1 Data Statistik Siswa SMK NU Ungaran Tahun Pelajaran 2013/2014

  .......................................................................................................... 53

Tabel 3.2 Hasil Skor Angket Aspek Pelaksanaan Pendidikan Islam dalam

  Keluarga .......................................................................................... 55

Tabel 3.3 Hasil Skor Angket Aspek Pelaksanaan Pendidikan Islam dalam

  Sekolah ............................................................................................ 57

Tabel 3.4 Hasil Skor Angket dari Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam .. 60Tabel 3.5 Hasil Skor Angket dari Penghayatan Keagamaan Siswa ................ 62Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam ...... 65Tabel 4.2 Nilai Interval Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam ................. 68Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Penghayatan Keagamaan Siswa .................... 68Tabel 4.4 Nilai Interval Penghayatan Keagamaan Siswa ................................ 70Tabel 4.5 Tabel Penolong Untuk Menghitung Indeks Korelasi Besarnya

  Hubungan ........................................................................................ 71

Tabel 4.6 Tabel Taraf Signifikasi N=98 .......................................................... 75

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani

  berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam (Marimba, 1989: 23).

  Sedangkan menurut Muhaimin (2004: 29) pendidikan Islam atau pendidikan Islami adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al- Qur’an dan As-Sunnah.

  Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani yang berdasarkan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-

  Qur’an dan As-Sunnah agar terbentuknya kepribadian menurut nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.

  Dalam proses pendidikan anak, peran keluarga merupakan peran yang terpenting. Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua (bapak atau ibu) adalah pendidik kodrat (Jalaludin, 2000: 218). Kemudian pendapat lain menyatakan bahwa orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan tak langsung yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya (Arifin, 2008: 60).

  Dari dua pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa keluarga merupakan tempat atau lingkungan pendidikan pertama kali yang memberikan pengaruh besar terhadap kepribadian seorang anak di masa depannya. Jika sikap orang tua baik kepada anaknya maka sikap anaknya pun akan ikut baik sebagaimana orang tuanya, dan begitu pula sebaliknya.

  Setiap muslim mengharapkan untuk mempunyai rumah tangga yang aman, tenteram, dan sejahtera, sehingga dalam kehidupan berkeluarga, setiap keluarga mendambakan anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholeh atau sholehah. Akan tetapi orang tua mempunyai tugas untuk mendidik keluarga khususnya kepada anak-anaknya, secara umum Allah SWT tegaskan dalam Al-

  Qur’an surat At-Tahrim (66) ayat 6:

  

          

            Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

  Dengan demikian orang tua mempunyai tanggungjawab besar terhadap pendidikan keagamaan anaknya agar memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga selamat dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

  Ketika orang tua merasa diri mereka memiliki keterbatasan dalam pengetahuan agama, maka mereka menyerahkan pendidikan keagamaan anak-anak mereka selanjutnya, kepada guru agama di lembaga pendidikan formal atau pendidikan sekolah. Menurut Bambang Syamsul Arifin (2008: 56) menjelaskan bahwa sekolah sebagai kelembagaan pendidikan merupakan pelanjut dari pendidikan keluarga. Karena keterbatasan para orang tua untuk mendidik anak-anaknya, anak-anak mereka diserahkan ke sekolah-sekolah.

  Perkembangan jiwa keagamaan anak diperoleh pertama kali di lingkungan keluarganya. Kemudian perkembangan jiwa keagamaan anak selanjutnya diperoleh di lingkungan sekolah.

  Jalaludin (2000: 220) menjelaskan bahwa pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang tua diberikan beban tanggung jawab. Ada semacam rangkaian ketentuan yang dianjurkan kepada orang tua, yaitu mengazankan ke telinga bayi yang baru lahir, mengakikah, memberi nama yang baik, mengajarkan membaca Al-

  Qur’an, serta bimbingan lainnya yang sejalan dengan perintah agama. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.

  Terkait perkembangan jiwa keagamaan anak, Bambang Syamsul Arifin (2008: 57) juga menjelaskan bahwa fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tak diterima di keluarga. Dalam konteks ini, guru agama harus mampu mengubah sikap anak didiknya agar menerima pendidikan agama yang diberikannya.

  Zakiah Daradjat (1970: 107) menjelaskan bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih keterampilan anak dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi pendidikan agama jauh lebih luas daripada itu, ia pertama-tama bertujuan untuk membentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama. Pembinaan sikap, mental, dan akhlak, jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama yang tidak diresapkan dan dihayatinya dalam hidup.

  Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan prilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan akhir. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat oleh mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi (Djamaludin, 1994: 76).

  Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan pendidikan Islam tidak hanya diukur pada kepandaian menghafal dalil-dalil agama, hukum-hukum agama, dan keterampilan dalam praktek melaksanakan ibadah, akan tetapi perlu adanya aktivitas hati atau penghayatan pada setiap melakukan kegiatan ibadah. Jadi, pelaksanaan pendidikan Islam harus mampu menghubungkan kepada penghayatan dalam hati agar jiwa keagamaan anak didik mampu berkembang dan mempengaruhi perilaku anak untuk mempunyai akhlakul karimah yang dapat diterapkan dalam keseharian.

  Adapun dampak setelah dilaksanakannya pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga maupun sekolah, yaitu seorang anak lebih cenderung terampil dalam pelaksanaan-pelaksanaan ibadah dan aktif kegiatan-kegiatan keagamaan semata, dan berdampak pemahaman agama sekedar untuk dijalankan ritualnya saja dengan tujuan untuk mendapatkan pahala. Sehingga yang sering terjadi seorang anak penampilan ibadah atau ritualnya baik, namun tingkah laku kesehariannya terlihat tidak mencerminkan agamanya atau bisa jadi ia sholat, ngaji, membaca Al-

  Qur’an, dan ikut kegiatan-kegiatan keagamaan, tapi tanpa diikuti aktivitas ibadah dalam hati, atau dengan asumsi bahwa bisa jadi seseorang melakukan ritualitasnya, tapi tanpa diimbangi spiritualitasnya.

  Berdasarkan beberapa uraian singkat di atas peneliti akan berusaha untuk mengetahui keterkaitan antara HUBUNGAN INTENSITAS

  PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah intensitas pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah pada siswa kelas XII SMK NU Ungaran Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah penghayatan keagamaan siswa kelas XII SMK NU

  Ungaran Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara intensitas pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah dengan penghayatan keagamaan siswa kelas XII SMK NU Ungaran Tahun Pelajaran 2013/2014? C.

   Tujuan Penelitian

  Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui intensitas pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah pada siswa kelas XII SMK NU Ungaran Tahun 2013/2014.

2. Untuk mengetahui penghayatan keagamaan pada siswa kelas XII SMK NU Ungaran Tahun 2013/2014.

  3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara intensitas pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah dengan penghayatan keagamaan pada siswa kelas XII SMK NU Ungaran Tahun 2013/2014.

  D. Hipotesis

  Hipotesa adalah jawaban sementara atas masalah penelitian atau kesimpulan sementara atas hasil penelitian yang masih harus diuji kebenarannya melalui pengamatan empirik (pengumpulan, pengolahan dan analisa data) (Arikunto, 1993: 115).

  Proses pelaksanaan pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga maupun sekolah, memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hidup beragama di masa yang akan datang. Di dalam setiap aktifitas keagamaan, diperlukan adanya penghayatan dari dalam hati agar terbentuknya rasa kedekatan diri kepada ilahi. Di sisi lain juga dengan penghayatan, mampu merubah akhlak yang belum baik berubah menjadi berakhlak baik. Dengan demikian, penghayatan setiap aktifitas keagamaan mampu menjadi pengantar untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Maka dalam penelitian ini peneliti beranggapan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas pelaksanaan pendidikan Islam dengan penghayatan keagamaan siswa kelas XII SMK NU Ungaran Kabupaten Semarang.

  E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan praktis.

  1. Secara Teoritis

  Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan wacana baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan agama Islam ke depannya dalam rangka membangun generasi muda yang penuh penghayatan dalam melaksanakan ajaran Islam.

  2. Secara Praktis

  Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi keluarga, guru, dan siswa, diantaranya sebagai berikut : a.

  Meningkatkan pemahaman kepada siswa tentang arti penting pendidikan agama Islam.

  b.

  Meningkatkan pemahaman kepada orang tua arti penting pendidikan agama Islam.

  c.

  Meningkatkan pemahaman kepada orang tua, guru, dan siswa tentang arti penting penghayatan keagamaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari terjadinya salah pengertian dan untuk menjaga sebagai antisipasi timbulnya kesalahpahaman serta pengaburan pemahaman makna, maka sebelum membahas lebih lanjut, terlebih dahulu ditegaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul skripsi ini:

  1. Intensitas

  Kata intensitas mengandung pengertian: Keadaan, tingkatan/ukuran menurut intensnya, intens (hebat/sangat kuat/penuh semangat) (Poerwadarminta, 2001: 438).

  2. Pelaksnaan Pendidikan Islam

  Pendidikan Islam di sini diartikan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakikat kejadiannya. Jadi dalam pengertian ini pendidikan Islam tidak dibatasi oleh institusi (kelembagaan) ataupun pada lapangan pendidikan tertentu. Pendidikan Islam diartikan dalam ruang lingkup yang luas.

  Adapun dimaksud yang bertanggungjawab dalam pengertian ini adalah orang tua. Sedang para guru atau pendidik lainnya adalah merupakan perpanjangan tangan para orang tua. Maksudnya, tepat tidaknya para guru atau pendidik yang dipilih oleh orang tua untuk mendidik anak mereka sepenuhnya menjadi tanggungjawab para orang tua. Maka pendidikan Islam meletakkan dasarnya adalah pada rumah tangga. Seiring dengan tanggungjawab itu, para orang tua dan para guru dalam pendidikan Islam berfungsi dan berperan sebagai pembina, pembimbing, pengembang serta pengarah potensi yang dimilki anak agar mereka menjadi pengabdi Allah yang taat dan setia, sesuai dengan hakikat penciptaan manusia (QS 51: 56) dan juga dapat berperan sebagai khalifah Allah dalam kehidupan di dunia (QS 2: 30) (Jalaludin, 2000: 19).

  Adapun indikator-indikator variabel pelaksanaan pendidikan Islam yaitu: a.

  Memperkenalkan sifat-sifat Allah b. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Sekolah

  Membimbing melaksanakan sedekah 7)

  5) Membimbing membaca Al-Qur’an. 6)

  4) Mendidik ibadah puasa

  3) Mendidik ibadah sholat

  2) Mendidik akidah

  1) Mendidik akhlak

  Memperkenalkan adanya Allah 9)

  Pelaksanaan Pendidikan Islam dalam Keluarga: 1)

  Memperkenalkan rukun islam 8)

  Memperkenalkan rukun iman 7)

  Membimbing akhlak terpuji 6)

  Membimbing puasa 5)

  Membimbing membaca Al-Qur’an 4)

  Membimbing sholat 2) Membimbing berdo’a setiap memulai kegiatan. 3)

  Membimbing membaca do’a ketika memulai atau mengakhiri kegiatan belajar.

  8) Membimbing untuk selalu berbuat baik dan selalu menjauhi perbuatan jelek (Daradjat, 1995: 65).

3. Penghayatan Keagamaan Siswa

  Pengalaman atau penghayatan adalah dimensi yang menyertai keyakinan, pengamalan dan peribadatan. Dimensi penghayatan menunjukan pada seberapa jauh tingkat muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan dan pengalaman-pengalaman religius.

  Adapun indikator-indikator variabel penghayatan keagamaan siswa: a. Perasaan dekat/akrab dengan Allah b.

  Perasaan do’a-do’anya sering terkabul, c. Perasaan tenteram bahagia karena menuhankan Allah d.

  Perasaan bertawakkal (pasrah diri secara positif) kepada Allah, e. Perasaan khusuk ketika melaksanakan sholat atau berdo’a, f. Perasaan tergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al-Qur’an, g.

  Perasaan bersyukur kepada Allah, h. Perasaan mendapat peringatan atau pertolongan Allah (Ancok, 1994: 82).

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

  Penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang terletak pada hasil atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk kategori- kategori atau dalam bentuk sebuah proses.

  Dalam penelitian ini menggunakan teknik metode pengumpulan data berupa angket sebagai standarisasi ukuran hasil dalam penelitian, dan menggunakan metode observasi sebagai pembanding ukuran standar penelitian.

  Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan tiap variabel peneliti menggunakan sebuah analisis statistik product moment.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini telah dilaksanakan di SMK NU Ungaran Jl. Kaligarang No 09 Ungaran, Kecamatan Ungaran BaraPeneliti mengunjungi SMK NU Ungaran dengan membawa surat permohonan izin penelitian dari kampus STAIN Salatiga pada tanggal 05 Maret 2014. Kemudian pada tanggal 06 Maret 2014 peneliti mencari data-data yang berkaitan tentang SMK NU Ungaran. Selesai memperoleh data, peneliti menyebarkan angket kepada siswa-siswi kelas XII SMK NU Ungaran jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) dan Multimedia.

  3. Populasi dan Sampel a.

  Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1993:

  108). Dalam hal ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XII SMK NU Ungaran Kabupaten Semarang yang berjumlah 327 siswa.

  b.

  Sampel Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi (Hadi, 1981: 221). Apabila populasi dalam penelitian ini jumlahnya terlalu besar maka untuk menghemat waktu dan biaya, subyek yang diteliti tidak diambil semua. Penulis melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan sampel, sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1993: 155), bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 orang maka diambil semuanya dan apabila subyeknya lebih dari 100 orang maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25% atau lebih.

  Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Siswa kelas XII SMK NU Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Sebagai sampelnya, peneliti mengambil 30% dari jumlah keseluruhan siswa kelas XII yang berjumlah 327 siswa karena dianggap representatif atau mewakili. Sehingga sampel yang diambil berjumlah 98 siswa kelas XII SMK NU Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

4. Metode Pengumpulan Data a.

  Metode Angket Angket (Questionnaires) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1993: 151). Responden adalah orang yang diberi hak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam angket. Metode angket akan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya/hal-hal yang diketahui. Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data Siswa kelas XII SMK NU Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, yaitu angket tentang Hubungan Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam dengan Penghayatan Keagamaan Siswa Kelas XII SMK NU Ungaran Tahun 2013/2014.

  Berikut ini diuraikan langkah-langkah penyusunan angket: 1)

  Pembuatan kisi-kisi angket

Tabel 1.1 Kisi-kisi Angket Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam

  Aspek yang Nomor Jumlah No Indikator diungkap Item Item 1.

  a. 5,6

  2 Pelaksanaan Membimbing sholat pendidikan b.

  7

  1 berdo’a Membimbing Islam dalam setiap memulai kegiatan. keluarga c.

  8

  1 Membimbing membaca Al-

  Qur’an d.

  9

  1 Membimbing puasa

  e. akhlak

  10

  1 Membimbing terpuji f.

  1

  1 Memperkenalkan rukun iman g.

  2

  1 Memperkenalkan rukun islam h.

  3

  1 Memperkenalkan adanya Allah i. sifat-

  4

  1 Memperkenalkan sifat Allah

  2.

  a.

  11

  1 Pelaksanaan Mendidik akhlak pendidikan b.

  12

  1 Mendidik akidah Islam dalam c.

  13

  1 Mendidik ibadah sholat sekolah d.

  14

  1 Mendidik ibadah puasa e.

  15

  1 Membimbing membaca Al- Qur’an.

  f.

  16

  1 Membimbing melaksanakan sedekah g. 17,18

  2 Membimbing membaca do’a ketika memulai atau mengakhiri kegiatan belajar.

  h.

  5

  3) Penetapan skor angket

  Penyusunan angket dilakukan secara tertutup, dengan menjawab pernyataan-pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban pada angket, sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan responden.

  2) Penyusunan angket

  10

  2 Total Item

  9,10

  1 8. Perasaan mendapat peringatan atau pertolongan Allah

  7

  2 7. Perasaan bersyukur kepada Allah

  Qur’an 3,4

  1 6. Perasaan tergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al-

  1 5. Perasaan khusuk ketika melaksanakan sholat/berdo’a

  Membimbing untuk selalu berbuat baik dan selalu menjauhi perbuatan jelek.

  8

  1 4. perasaan bertawakkal (pasrah diri secara positif) kepada Allah

  2

  1 3. Perasaan tenteram bahagia karena menuhankan Allah

  6

  1 2. Perasaan do’a-do’anya sering terkabul

  1

  Perasaan dekat/akrab dengan Allah

  Nomor Item Jumlah Item 1.

  20 Tabel 1.2

Kisi-kisi Angket Penghayatan Keagamaan Siswa

No. Indikator

  2 Total Item

  19,20

  Adapun asumsi dalam penelitian ini bahwa seluruh siswa kelas XII SMK NU Ungaran mendapatkan pendidikan Islam dan memiliki penghayatan keagamaan yang sama, sehingga penetapan skor dari pernyataan-pernyataan dalam angket dengan jawaban- jawaban alternatif sebagai berikut:

  a) Memberi skor 5 untuk jawaban berkode SS (Sangat Setuju)

  b) Memberi skor 4 untuk jawaban berkode S (Setuju)

  c) Memberi skor 3 untuk jawaban berkode KS (Kurang Setuju)

  d) Memberi skor 2 untuk jawaban berkode TS (Tidak Setuju)

  e) Memberi skor 1 untuk jawaban berkode STS (Sangat Tidak Setuju).

  Kemudian untuk angket intensitas pelaksanaan pendidikan Islam atau variabel X yang berjumlah 20 item pernyataan, maka skor total dibagi dengan angka 2 agar sebanding dengan skor total angket penghayatan keagamaan siswa atau variabel Y yang berjumlah 10 item pernyataan.

  b.

  Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyimpan informasi penelitian seperti; profil sekolah. Sejarah, visi misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi lain yang menunjang penelitian ini.

  c.

  Metode Observasi Metode observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. (Nana Syaodih, 2011: 220).

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum tentang keadaan Siswa kelas XII SMK NU Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

5. Instrumen Penelitian

  Dalam penelitian ini instrumen atau alat dan bahan yang digunakan dalam mengukur hubungan atau pengaruh antar variabel antara lain : a.

  Angket Angket berisikan pernyataan-pernyataan yang mengacu pada indikator penelitian kedua variabel.

  b.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode untuk menyimpan data yang telah terkumpul, sehingga data-data penelitian dapat terakomodir dengan baik. Adapun alat yang digunakan antara lain : 1)

  Flashdisk (penyimpan soft file) 2)

  Kamera ( pengambil gambar) 3)

  Komputer Ms. Exel ( alat pengukur dan penghitung) 6.

   Teknik Analisis Data

  Setelah data telah terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dan penelitian yang sedang dilakukan.

  Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data ini adalah sebagai berikut : a.

  Untuk mengetahui kecenderungan variasi masing-masing variabel, digunakan teknik analisis dengan rumus : F

  P = X 100 %

  N

  Keterangan: P = Angka Presentase F = Frekuensi masing

  • – masing variabel N = Jumlah respoden b.

  Untuk mengetahui persentase pengaruh kedua variabel dan menguji hipotesis yang telah diujikan, digunakan analisis Indeks Korelasi dengan rumus :

  N

  XY    X    Y rxy2 2 2 2 NX    XNY     Y        

  Keterangan : rxy = Koefisien korelasi X dan Y X = Pelaksanaan Pendidikan Islam Y = Penghayatan keagamaan siswa H.

   Sistematika Penulisan Skripsi

  Adapun sistematika skripsi yang dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

  Pendahuluan memuat: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka berisi tentang: Pengertian Pendidikan, Pengertian Pendidikan Islam, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Pelaksanaan Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Pengertian Keagamaan, Faktor-faktor

  yang Mempengaruhi Keagamaan, Fungsi Agama, Dimensi- dimensi Keagamaan, dan Penghayatan Keagamaan.

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Profil Sekolah, Visi dan Misi Sekolah, Sejarah Berdirinya Sekolah, Data-data Sekolah, dan Penyajian Data. BAB IV : ANALISIS DATA Halaman ini berisi: analisis data yang terkumpul dari penelitian,

  meliputi: Deskripsi Data Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian.

  BAB V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, Saran-saran, dan Kata Penutup. LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI A. Intensitas Pelaksanaan Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam a. Pengertian Pendidikan Sebelum membahas pengertian pendidikan Islam, maka terlebih

  dahulu mengetahui arti pendidikan pada umumnya. Pendidikan dalam bahasa Inggris “Education” berakar dari bahasa latin “Educare” yang dapat diartikan pembimbingan yang berkelanjutan (To Lead Forth). Jika diperluas etimologis itu mencerminkan keberadaan pendidikan yang berlangsung dari generasi ke generasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia (Suhartono, 2006: 76). Adapun menurut Ahmad Tafsir (1992: 24) menjelaskan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Kemudian Prof H.M. Arifin (1991: 10) juga menjelaskan bahwasanya pendidikan itu adalah sebagai latihan mental, moral, dan fisik (jasmaniah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, dan menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.

  Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa pendidikan adalah kegiatan bimbingan pendidik terhadap peserta didik secara sadar yang berlangsung dari generasi ke generasi untuk membentuk kepribadian yang bermental, bermoral, dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.

  b.

  Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam atau pendidikan Islami adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-

  Qur’an dan As- Sunnah (Muhaimin, 2004: 29).

  Adapun menurut Zakiah Daradjat (2011: 86) menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran- ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

  Menurut Achmadi (2005: 29), pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan (ireligiousitas) subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran agama Islam yaitu Al-

  Qur’an dan As- sunnah kepada anak didik agar setelah selesai pendidikan, ia mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta menjadikan Islam sebagai agama keselamatan dan kesejahteraan di kehidupan dunia maupun akhirat.

2. Dasar-dasar Pendidikan Islam

  Dasar-dasar pendidikan Islam adalah semua ketentuan dan ajaran yang berasal dari firman Allah SWT dan sunnah RasulNya (Marimba, 1989:41). Sedangkan menurut Zuhairini (1983: 23) yang dimaksud dengan dasar pendidikan Islam adalah Dasar-dasar yang bersumber dari ajaran Islam yang tertera dalam Al-

  Qur’an dan Hadits. Menurut ajaran agama Islam, bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam merupakan perintah dari Allah dan merupakan ibadah kepadaNya.

  Dari kedua pendapat tersebut cukup memberikan alasan karena Al- Qur’an diturunkan kepada umat manusia sebagai petunjuk untuk menjalani kehidupan dunia dan akhirat. Atau dalam kata lain bahwa Al-

  Qur’an adalah pembimbing umat manusia ke arah jalan yang diridhoi Allah SWT.

  Begitu pula dengan sunnah Rasulullah SAW yang mengandung ajaran-ajaran kebaikan. Perilaku Rasulullah menjadi dasar pelaksanaan hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-

  Qur’an. Sunnah berisi petunjuk dan contoh-contoh keteladanan bagi umat manusia, sehingga Rasulullah adalah seorang guru dan pendidik utama.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah merupakan pedoman hidup yang bersifat umum. Keduanya mampu membawa perubahan dan perkembangan umat manusia karena bisa mengundang pikiran manusia untuk menafsirkan ajaran-ajaran dari berbagai cara pandang.

3. Tujuan Pendidikan Islam

  Tujuan pendidikan Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah, berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan gerak dalam hidup setiap muslim, mulai dari perbuatan, perkataan, dan tindakan apa pun yang dilakukannya dengan niat mencapai ridha Allah, memenuhi segala perintah-Nya, dan melaksanakan semua tugas kehidupan itu, baik bersifat pribadi maupun sosial, perlu dipelajari dan dituntun dengan iman dan akhlak terpuji. Dengan demikian identitas muslim akan tampak dalam semua aspek kehidupannya (Daradjat, 1995: 40).

  Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu: (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; (4) dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami, dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Muhaimin, 2002: 78).

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KEAKTIFAN IBADAH SHOLAT SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 6 12

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP NUSANTARA TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 100

PENGARUH KONDISI EKONOMI DAN MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN BANYUBIRU 04 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 106

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI NILAI TEMPAT MELALUI METODE BERMAIN DENGAN MEDIA KANTONG BILANGAN KELAS II MIN DALAMAN TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 161