Kepercayaan diri remaja anggota klub scooter [scooteris] - USD Repository

  SCOOTER

(SCOOTERIS)

KEPERCAYAAN DIRI REMAJA ANGGOTA KLUB

  S k r i p s i Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh: Nama : Emanuel Merry Christiyanto

  NIM : 009114094

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

ABSTRAK

EMANUEL MERRY CHRISTIYANTO: Kepercayaan Diri Remaja Anggota

Klub Scooter (Scooteris). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Psikologi

Jurusan Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2008.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri remaja anggota klub scooter (scooteris). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif . Subyek penelitian ini adalah remaja anggota klub scooter atau scooteris berjumlah 60 orang. Metode pengumpulan data menggunakan skala kepercayaan diri. Metode analisis data adalah analisis deskriptif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri remaja anggota klub scooter berada pada kategori sedang. Hal ini dibuktikan bahwa 81,66% subjek penelitian dikategorikan memiliki kepercayaan diri berada dalam kategori sedang.

  Kata Kunci: Kepercayaan Diri Remaja

  

ABSTRACT

EMANUEL MERRY CHRISTIYANTO: The Self Confidence of Scooter

Club’s Teenage Members. A Thesis. Yogyakarta: Psychology Study

Program, Department of Psychology, Sanata Dharma University of

Yogyakarta, 2008

  The aim of this research was to measure the level of self confidence of the scooter club’s teenage members (teenage “scooterists”). The research used quantitative descriptive. The population of this research included 60 members of the scooter club. The method used to obtain the data for this research was the scale of self confidence. The researcher used descriptive analysis to process the data.

  The result of this research showed that the self confidence of the teenager club’s teenage members was in medium level. It was proved that 81,66%

  scooter of the population of the research was categorized in the medium level.

  Keyword: Teenager’s Self Confidence

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan karunia yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : “KEPERCAYAAN DIRI REMAJA ANGGOTA KLUB SCOOTER (SCOOTERIS)

  Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, kelemahan, dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, demi kesempurnaan tulisan ini dan juga wawasan penulis khususnya, maka penulis sangat mengharapkan segala nasehat dan saran yang membangun.

  Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan penulisan hukum ini, khususnya kepada: 1.

  Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu ML. Anantasari, S. Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan masukan, motivasi, dan kritik yang membangun kepada penulis untuk dapat segera

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Matur nuwun......Berkah Dalem.....Amen.

  3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si., selaku pembimbing akademik Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang senantiasa sabar membimbing,

memberikan semangat dan dorongan bagi penulis untuk dapat segera menyelesaikan

  4. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku Ketua Jurusan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang selalu membantu memberikan semangat

agar penulis cepat menyelesaikan penulisan ini. Terima kasih atas masukan, diskusi

dan segala pencerahannya.

  5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tak pernah berhenti memberikan ilmu dan berbagi pengalamannya.

  6. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang selalu sabar, mau meluangkan waktunya dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua.

  7. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Fransiskus Xaverius Tiyarno dan Cecilia Sudjiarti atas doanya, dorongan, semangat dan anugerah yang mungkin tak akan bisa terbalas sepanjang masa, terima kasih atas semuanya, yang akhirnya penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

  8. Kedua adikku, Agustina Putri Pramudyartanti dan Mario Lanang Dwi Pratolo (alm) yang selalu memberikan doa dan semangat supaya selalu memberikan apa yang terbaik.

  Thank’s yap!! 9. Semua kerabat dan keluarga besarku, terima kasih untuk bantuan dan doanya yang tiada henti-hentinya. Thank’s All !!

  10. Pak Dhe dan Bu Dhe Suradi sekeluarga di Alamanda CTX 08 Gejayan, yang telah memberi ijin dan tempat tinggalnya sehingga saya dapat berteduh dari panas dan hujan selama tinggal di Yogya. Matur nuwun....

  11. Seluruh warga Almanda CTX 08, Karangasem, Gejayan, terima kasih atas keramahan dan senyumannya sehingga aku betah dan kerasan tinggal di Yogyakarta. Nuwun nggih.....

  12. Kakak-kakak kelasku angkatan ’98 kapan kita makrab lagee.....asik banget tuh dan tak akan terlupakan kenangan makrabnya di Puskat Sinduadi tahun 2000. Ok!!

  13. Teman-teman angkatan ’99 dan komunitas suketnya, selalu ceria di setiap suasana.

  Karya-karyamu selalu berkesan dalam perjalanan hidupku selama di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  14. Seluruh angkatanku 2000 Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta, khususnya

kelas B: Widya “ ndut”, Antok, Dodo, Wiwin, Ucok, Yanu, Yosi, Dini, Ette, Yani,

Ricky, Kampret, Sinta, Heni, Yeni, Nana, Echy, Ridez, Ajeng, Andre, Etik, Fatma,

Sinta “cilik”, Anang, Krisna, Adri, Bagus, Bayu, dll maap ya gak bisa aku sebutkan

semuanya. Terima kasih atas canda tawanya, kekonyolan, cerita-cerita lucunya yang

bikin kangen, bantuan, dorongan dan kerjasamanya yang tak terhingga. Sorry, aku telat nyusulee...hehehe. Keep smile and brother!!! Thanks All...

  15. Terima kasih juga buat Rini, Ellen, Ucup, Adri, Andre, Doni “maradona”, Anggit, Monic, Wiwid dll. Kapan kita jalan-jalan dan makan-makan lagee? Hehehe.....kenangan yang tak terlupakan dan selalu berkesan.

  16. Seluruh tempat wisata kuliner di yogya, terima kasih untuk makan dan minumnya sehingga aku tidak kelaparan dan haus, pokokke mak...nyusss...!!!

  17. Seluruh sahabat dan teman-teman sejak penulis kecil sampai bisa buat skripsi kaya gini!!Buat keluarga besar Realino Scooter Jogjakarta, robert “babi”, bemo, gomez, mike, della, santo, ade, bobby, tedy, adit, arie, githong, agung, mamok, nino, alek,

  berly, bety, epo, iyus, wempie, ochin, bernard, pakdhe, apri, bejo, edo, borneo, ipunk, lio, kethul, tomi, mamek, yosi, koko, aan, antok, bimo, theo, ardi, boti, andrek, dadang, fanu, adull, agus, kulit, londo, hosea, aryo, artha, koplo, nika, arie “jeep”, bambung ‘scrambler’ , gery “pace” dll, semoga tetap kompak, eksis dan menjaga nama baik Realino Scooter Yogyakarta. Hidup... Realino Scooter Yogyakarta !!! Thanks for all bro...!!! 18.

  Seluruh komunitas scooter kampus, penggemar dan simpatisan scooter khususnya di Yogyakarta yang tidak dapat saya sebutkan semuanya, terima kasih atas dukungan, saran, kritik dan kerjasamanya. Thanks for all bro!!keep smile and friends forever!!”.

  Let’s Scoot bro!! Ayo hidupkan kembali suasana kota Yogyakarta dengan scooter...!!! 19.

  Seluruh klub scooter di Indonesia yang pernah saya datangi, yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu terima kasih atas tempatnya. Pokoknya asik bangettt.....thanks broo...!!! 20.

  Teman-teman scooterist baik di Pulau Jawa dan di Luar Jawa, terima kasih atas suka dukanya di perjalanan, persahabatan yang tidak dapat digantikan dengan suatu apapun, semoga tetap kompak selalu, terima kasih atas sambutannya dan mau mengantarku kemanapun saya pergi. Keep brother forever...!!! Visit to Yogyakarta by scooter...ok !!! Saya tunggu kedatangannya di Yogyakarta....ok.

  21. Metro TV Biro Yogyakarta Bang Aswandi As’aan, Mas Tanto selaku Kepala Biro Yogyakarta, Pak Cahyo, Mas Dedi, Pak Piet, Mas Anes, Mas Yudi “Crew SNG”, Um Otoy, Mas Angga, Mas Wahyu “Kameramen”, Mbak Monic “Editor”, Mbak Yuni “Media Indonesia” , Lalita Gandaputri, Risa Karmida, Nancy, Gloria Anastasya “Reporter” , Devi dan Teguh, Um Budiman, Um Yudi, Um Paul “Security”, Um Edi

  dan Pak Basiyo “Driver” terima kasih atas kerjasamanya. Saya tidak akan melupakan kalian semua.....liputan luar kota lagi yukkk....GBU all!!!

  22. Seluruh sahabat kecilku di rumah yang senantiasa memberikan keceriaan di masa

kecilku hingga dapat bertahan sampai sekarang ini. Terima kasih atas semuanya.....i

love u so much...!!! 23.

  Si Buluk vespaku super 74, yang selalu mengantarku kemanapun aku pergi untuk selalu berpetualang. Thanks yap kuda besiku.....!!!

  24. Seluruh saudara, sahabat, teman dan siapa saja yang belum disebut tapi yang

mengenal penulis, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Thanks all

bro...!!! I love u all...!!!

  Yogyakarta, 7 Juli 2008 Penulis

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................. v ABSTRAK ......................................................................................................... vi ABSTRACT ...................................................................................................... vii PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................................. viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...........................................................

  5 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

  D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri……..…………………………………. 8

  1. Pengertian Kepercayaan Diri…..……………………… 8

  2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri……….………………. 9

  3. Ciri-ciri orang yang Memiliki Kepercayaan Diri……… 10

  4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri…. 11

  B. Remaja ............................................................................... 15

  1. Pengertian Masa Remaja……………………………… 15

  2. Batasan dan Usia Masa Remaja…….. ………………… 16

  3. Ciri-ciri Masa Remaja ................................................... 17

  4. Tugas Perkembangan Remaja ………………………… 20

  C. Klub Scooter .................................................................... 22

  1. Berdirinya Scooter …………………………………….. 22

  2. Keanggotaan …………………………………………… 23

  3. Kegiatan Klub Scooter…………………………………. 24

  D. Kepercayaan Diri Remaja Anggota Klub Scooter ............ . 25

  BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….…………………………………. 29 B. Variabel Penelitian …..…………………………………. 29 C. Subjek Penelitian ……………………………………….. 29 D. Definisi Operasional …………………………………… 30 E. Metode Pengumpulan Data …………………………….. 30 F. Validitas dan Reliabilitas ………………………………. 32 G. Metode Analisis Data ………………………………….. 33 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 35 B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................... 35 C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas …………………….. . 38 D. Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................... 41 E. Pembahasan ……………………………………………… 42 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………….. 49 B. Saran ……..……………………………………………….. 49 C. Keterbatasan Penelitian …………………………………… 50

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 51

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

  dewasa. Masa ini merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia. Pada masa ini, seseorang tidak lagi disebut anak kecil, tetapi belum dapat disebut orang dewasa. Remaja atau adolescene berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2001).

  Pada masa ini, remaja mempunyai tuntutan, tangung jawab dan harapan terhadap tugas-tugas perkembangannya. Masa remaja juga merupakan masa mencari suatu identitas. Dalam mencari suatu identitas, remaja berusaha untuk mengetahui siapa dirinya, mengetahui apa yang akan dan harus dilakukannya, mengetahui kapan dan bagaimana harus melakukan sehingga ia mengetahui peranannya dalam masyarakat. Oleh karena itu, remaja diharapkan mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan yang besar dalam sikap dan perilakunya, sehingga sesuai dengan harapan yang ada di masyarakat dimana mereka berada (Hurlock, 2001).

  Untuk dapat mencapai tugas perkembangannya tersebut, remaja membutuhkan wadah atau sarana yang sesuai dengan minat, bakat atau hal-hal yang baru (Hurlock, 2001). Terkait dengan hal tersebut di atas, telah banyak berdiri perkumpulan klub otomotif, khususnya klub scooter di kota Jogjakarta. Salah satu dari klub scooter tersebut adalah klub Realino Scooter Jogjakarta yang berdiri pada tahun 2001. Realino Scooter Jogjakarta merupakan salah satu klub

  

scooter yang berdiri secara independen, artinya tidak menginduk pada organisasi

otomotif lainnya. Klub scooter tersebut sebagian besar anggotanya adalah remaja.

  Anggota klub scooter tersebut juga dikenal dengan nama scooteris. Hal ini dikarenakan mereka memang menyukai motor tua atau klasik, tertarik terhadap motor tua atau klasik, khususnya jenis scooter. Scooter merupakan salah satu jenis motor tua atau klasik yang masih menggunakan tehnologi lama, unik, antik dan memiliki nilai sejarah atau historis yang tinggi yang harus dijaga keberadaan dan kelestariannya (AD/ART Realino Scooter Jogjakarta, 2001).

  Klub scooter merupakan suatu organisasi otomotif yang bertujuan untuk menggalang para penggemar otomotif, khususnya penggemar motor tua atau klasik, yaitu scooter. Klub scooter ini mempunyai misi sebagai ajang peningkatan kemampuan berorganisasi, minat, bakat dan wadah penyaluran kreatifitas anggotanya, yang sebagian besar adalah remaja. Klub scooter tersebut juga diharapkan menjadi salah satu organisasi yang bersifat sosial, menjalin persaudaraan tanpa membedakan unsur SARA (Suku, Ras, dan Agama), sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, keberadaan klub

  

scooter ini dapat dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa dan aset budaya bangsa

ini (AD/ART Mataram Scooter Club, 1998).

  Pada umumnya anggota klub scooter tersebut harus memenuhi persyaratan keanggotaan yang telah ditentukan oleh pengurus klub. Syarat untuk menjadi anggota klub scooter misalnya mengisi formulir pendaftaran anggota, melakukan touring wajib yang telah ditentukan oleh pengurus klub, dan bersedia mengikuti pelantikan sebagai anggota klub (AD/ART Mataram Scooter Club, 1998). Selain syarat utama yang telah tersebut di atas, seorang scooteris juga harus memiliki

  

scooter , mempunyai hobi di bidang otomotif khususnya scooter, suka

berpetualang dan suka berorganisasi (AD/ART Realino Scooter Jogjakarta, 2001).

  Anggota klub Realino Scooter Jogjakarta sebagian besar adalah remaja. Jumlah anggota klub scooter tersebut sekarang ini adalah 63 orang. Anggota klub

  

scooter tersebut cenderung melakukan aktifitasnya lebih banyak berada diluar

  rumah bersama dengan teman-temannya yang juga merupakan anggota klub

  

scooter daripada bersama dengan keluarganya. Kegiatan-kegiatan dalam klub

scooter tersebut misalnya rapat bulanan klub, pertemuan atau kumpul rutin setiap

  malam minggu, menghadiri undangan atau acara dari klub scooter lain di luar kota, aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemanusiaan, melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan sebagai media promosi salah satu produknya dengan menggunakan scooter, media promosi pariwisata untuk menarik para wisatawan baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, dan sebagainya (AD/ART Mataram Scooter Club, 1998).

  Oleh karena itu, sejauh pengamatan peneliti yang juga anggota klub

  

scooter, seringkali muncul beberapa masalah dalam klub ini. Beberapa masalah

  tersebut misalnya anggota klub scooter atau scooteris merasa tidak aman karena selalu mendapat ancaman dari klub scooter lain, sehingga mereka cenderung untuk mencari perlindungan, menghindar atau menjauh karena takut bila terjadi sesuatu yang dapat menimpa dirinya. Scooteris juga seringkali terlibat konflik melepaskan diri dari tanggung jawab. Anggota klub scooter juga seringkali ragu- ragu ketika mengambil suatu keputusan penting, misalnya pada saat mereka melakukan touring, tiba-tiba ada anggota keluarganya yang mendapatkan musibah atau sakit, sehingga mereka harus berani mengambil suatu keputusan yang utama, penting dan bijaksana.

  Scooteris juga terkadang merasa tidak berani ketika harus tampil bicara

  mewakili klubnya di depan umum, mereka seringkali merasa malu sehingga saling menunjuk antara scooteris satu dengan yang lain. Selain itu, seorang scooteris ada yang kurang toleran terhadap scooteris dari klub lain yang mendapatkan suatu musibah atau masalah, mereka cenderung cuek, kurang peduli dan tidak mau membantu karena kurang percaya diri dan belum mengenal lebih dekat scooteris dari klub lain tersebut. Scooteris juga seringkali merasa tidak mempunyai sikap optimis dan tidak yakin dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu hal yang menjadi tanggung jawabnya sebagai anggota klub, terutama terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh klubnya.

  Banyaknya permasalahan anggota klub scooter tersebut di atas, menunjukkan bahwa seorang anggota klub scooter atau scooteris dituntut untuk memiliki rasa percaya diri sehingga dapat mengemban atau melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai scooteris dengan baik. Hal ini juga selaras dengan pernyataan Liedenfield (1997) yang mengemukakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena rasa percaya diri dapat menjadikan seseorang menjadi lebih bahagia dan lebih mampu untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi pribadi mereka.

  Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang mendorong dirinya untuk mengembangkan penilaian positif bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Rasa percaya diri ini akan merujuk pada aspek kehidupan individu tersebut dimana individu merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa (Bandura, dalam Baron dan Byrne, 1997).

  Kepercayaan diri seseorang telah berkembang semenjak seseorang bergaul dengan lingkungannya. Timbulnya rasa percaya diri merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu secara unik dengan lingkungan, orang tua, saudara-saudara, serta pergaulan yang lebih luas (Widyastuti. 2002).

  Myers (1999) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang ada dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang pertama adalah faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri, misalnya kondisi fisik, konsep diri, harga diri, pengalaman, kemampuan dan jenis kelamin. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar individu, misalnya lingkungan sosial dan tingkat pendidikan.

  Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, peneliti bermaksud mengetahui gambaran tingkat kepercayaan diri dengan harapan hasilnya dapat menjadi suatu masukan yang berarti untuk peningkatan organisasi klub scooter tersebut.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dibentuk suatu rumusan permasalahan untuk diteliti lebih lanjut, yaitu bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri remaja anggota klub scooter (scooteris)?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kepercayaan diri remaja anggota klub scooter (scooteris).

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu psikologi sosial tentang kepercayaan diri, khususnya tentang kepercayaan diri remaja anggota klub scooter (scooteris).

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi remaja anggota klub scooter (scooteris): Hasil penelitian ini dapat memberikan referensi tentang kepercayaan diri remaja anggota klub scooter (scooteris) di Indonesia, khususnya

  scooteris yang ada di Jogjakarta. Selain itu, hasil penelitian ini juga

  dapat sebagai wacana reflektif scooteris dari klub lain sehingga dapat meningkatkan rasa percaya dirinya. b.

  Bagi Pengurus klub scooter: Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tingkat kepercayaan diri pada pengurus sehingga dapat membantu pengembangan organisasi klubnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

  Kepercayaan diri merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena rasa percaya diri dapat menjadikan seseorang menjadi lebih bahagia dan lebih mampu untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi pribadi mereka (Liedenfield, 1997).

  Bandura (dalam Kumara. 1998) mengemukakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri ditunjukkan pada keyakinan bahwa seseorang dapat menyebabkan sesuatu terjadi sesuai dengan harapan-harapannya.

  Lauster (1990) mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan sifat kepribadian yang sangat menentukan, karena kepercayaan diri dapat mempengaruhi sikap hati-hati, ketidak tergantungan, ketidak serakahan, toleransi dan cita-cita seseorang. Rosenberg (Kumara, 1998) mengatakan bahwa esensi rasa percaya diri terletak pada kepercayaan bahwa individu dapat menyebabkan terjadinya harapan-harapannya.

  Angelis (2001) mengatakan bahwa kepercayaan diri sebagai tekad untuk melakukan sesuatu sampai tercapai tujuan yang diinginkan. Tentunva tekad tersebut didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

  Afiatin (1998) berpendapat bahwa kepercayaan diri adalah aspek dari kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Selain itu, kepercayaan diri juga dapat mendorong individu untuk meraih sukses.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas. dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap apa yang dimilikinya dan mampu berperilaku sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai harapannya.

2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri Ada beberapa aspek yang merupakan wujud dari kepercayaan diri.

  Lauster (1990) mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting, terutama berkaitan dengan tingkah laku sosial. Lauster (1990) juga mengemukakan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri pada individu antara lain: a.

  Memiliki perasaan aman Memiliki perasaan aman adalah terbebas dari perasaan takut dan ragu- ragu terhadap situasi atau orang-orang disekitarnya.

  b.

  Memiliki ambisi normal Memiliki ambisi normal adalah ambisi yang sesuai dengan kemampuan sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan bertanggung jawab. c.

  Yakin pada kemampuan diri sendiri Yakin pada kemampuan diri sendiri adalah tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain secara berlebihan dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain yang mengakibatkan ketidak yakinan pada diri sendiri.

  d. Mandiri Mandiri adalah tidak takut pada orang lain dalam melakukan sesuatu dan tidak membutuhkan dukungan orang lain secara berlebihan.

  e. Tidak mementingkan diri sendiri dan toleran Tidak mementingkan diri sendiri dan toleran adalah mengerti kekurangan yang ada pada dirinya, mau menerima pendapat orang lain dan memberi kesempatan pada orang lain.

  f.

  Optimis Optimis adalah memiliki pandangan dan harapan yang baik tentang dirinya.

  Berdasarkan aspek-aspek di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri terdiri dari enam aspek, yaitu memiliki perasaan aman, memiliki ambisi yang normal, yakin pada kemampuan sendiri, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri dan toleran, dan optimis.

3. Ciri-ciri orang yang Memiliki Kepercayaan Diri

  Douglas (1990) mengemukakan bahwa orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi tidak akan merasa cemas, takut, ragu-ragu dalam bertindak dan menguasai pikiran dalam setiap situasi yang dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang.

  Walgito (1993) mengatakan bahwa orang yang memiliki percaya diri adalah orang yang yakin akan kemampuan dirinya, orang yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan sesuatu.

  Afiatin (1996) mengemukakan bahwa orang yang kurang memiliki kepercayaan diri akan merasa apa yang dilakukan tidak tepat, merasa tidak diterima kelompok, tidak percaya terhadap dirinya, dan mudah gugup. Orang yang kurang percaya diri cenderung menghindari situasi komunikasi karena takut disalahkan atau direndahkan oleh orang lain

  Berdasarkan ciri-ciri kepercayaan diri dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki kepercayaan diri adalah orang yang mampu mengembangkan keyakinan pada kemampuanya sendiri, tenang, sikap optimisme, sikap toleran dalam mengahadapi situasi lingkungan, menyukai pengalaman atau hal-hal yang baru, bertanggung jawab dan adanya perasaan aman dalam dirinya dalam kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui oleh orang-orang atau kelompok di lingkungan sekitarnya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

  Myers (1999) mengemukakan bahwa pada dasarnya kepercayaan diri dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam individu tersebut antara lain: a.

  Konsep diri Konsep diri merupakan pandangan individu tentang keadaan diri. individu yang memiliki konsep diri positif akan mengembangkan sikap yang realistik dan obyektif dalam memandang kehidupannya sehingga akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri negatif akan merasa cemas ketika menilai dirinya sehingga menimbulkan tekanan emosional yang dapat mengurangi kepercayaan dirinva.

  b.

  Harga diri Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.

  Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung lebih kuat kepercayaan dirinya dibanding individu yang harga dirinya rendah.

  c.

  Kemampuan Kemampuan adalah daya yang dimiliki individu untuk melakukan suatu perbuatan, misalnya kemampuan akademis. Hurlock (2001) mengungkapkan bahwa remaja yang memiliki kecerdasan tinggi akan lebih popular daripada remaja yang memiliki kecerdasan rendah. sehingga mereka akan memandang diri secara positif yang kemudian akan meningkatkan rasa percaya dirinya. d.

  Jenis kelamin Perlakuan orang tua dalam keluarga terhadap anak pria dan wanita yang berbeda menjadi awal mula perbedaan dalam membangun kepercayaan diri bagi seseorang, hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosial yang berkembang dalam masyarakat.

  Perbedaan perlakuan dari orang tua adalah anak laki-laki didorong untuk menjadi kompetitif, bertujuan pada prestasi, mandiri, mampu mengendalikan ekspresi perasaan, dominan, ambisius, dan memiliki sifat petualang. Sebaliknya, anak perempuan lebih didorong untuk mampu mengekspresikan perasaan dan permasalahan, tidak agresif, tidak ambisius, dan mudah mengalah e.

  Kondisi fisik Gambaran tubuh dan kondisi fisik merupakan salah satu segi dari gambaran diri. Oleh karena itu, gambaran tubuh dan kondisi fisik akan membawa pengaruh pada kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang merasa puas akan keadaan fisiknya, biasanya cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Sebaliknya, orang yang memiliki kondisi fisik yang kurang menarik akan merasa rendah diri yang kemudian akan berkembang menjadi tidak percaya diri.

  f.

  Pengalaman Pandangan tentang diri seseorang dipengaruhi juga oleh pengalaman, keberhasilan dan kegagalannya. Pengalaman yang sukses cenderung akan memberi seseorang rasa percaya diri. Sebaliknya, orang yang mengalami kegagalan terus-menerus yang akan menimpa seseorang dapat menghancurkan dirinya sehingga dapat mempengaruhi rasa percaya diri yang dimilikinya.

  Kepercayaan diri seseorang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar individu. Faktor-faktor tersebut antara lain: a.

  Lingkungan sosial Lingkungan sosial adalah orang-orang yang berada di sekitar kehidupan individu, seperti keluarga dan teman sebaya. Lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepercayaan diri individu. Penerimaan dari lingkungan sosial akan membangkitkan suatu konsep diri yang positif pada diri individu sehingga membentuk rasa percaya diri yang kuat dalam menghadapi lingkungan sosial.

  Sebaliknya, penolakan dari lingkungan sosial akan memberi suatu konsep diri yang negatif dalam diri individu sehingga muncul perasaan cemas dan tidak percaya diri.

  b.

  Tingkat pendidikan Pendidikan memegang peranan penting dan dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang dalam menguasai tugas-tugas kehidupannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan semakin luas kesempatan yang diperolehnya di dalam segala bidang kehidupan. Sebaliknya, seseorang yang kurang mendapat pendidikan akan merasa tersisih dan kalah bersaing dengan mereka yang pendidikannya lebih tinggi. Pendidikan juga mampu membawa seseorang mengembangkan kognisinya. Sejalan dengan hal tersebut, aspek konasi dan afeksinya cenderung akan meningkat sehingga akan membawa individu ke arah percaya diri.

  Berdasarkan uraian di atas, rasa percaya diri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor internal atau faktor dari dalam individu antara lain: konsep diri, harga diri, kemampuan, jenis kelamin, kondisi fisik, pengalaman. Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar individu, yaitu lingkungan sosial dan tingkat pendidikan. Selaras dengan hal tersebut di atas, individu juga dituntut untuk mengambil sikap atau tindakan sendiri yang positif dan bertanggungjawab sehingga rasa percaya diri tersebut menjadi lebih baik.

B. REMAJA

1. Pengertian Masa Remaja

  Hurlock (1991) mengatakan bahwa remaja atau adolescene berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.

  Masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mulai mengalami banyak perubahan pada fisik dan psikisnya (Zulkifli. 1996). Piaget (dalam Hurlock, 1991) mengemukakan bahwa secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat dengan orang-orang yang lebih tua, melainkan dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Gunarsa dan Gunarsa (1996) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, masa remaja merupakan suatu perjalanan meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang disertai dengan adanya perubahan-perubahan baik dari segi fisik, psikis dan sosialnya dan pada masa ini remaja dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.

2. Batasan Usia Masa Remaja

  Pengertian remaja yang menunjukkan ke masa peralihan sampai tercapainya dewasa yang akan sulit dalam menentukan batasan usianya.

  Zulkifli (1996) memberi batasan bahwa anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan masa remaja. Hurlock (1996) mengatakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja berlangsung dari usia 16 atau 17 tahun.

  Monks dan Haditono (1991) mengatakan bahwa masa remaja secara global berlangsung antara usia l sampai 21 tahun dengan pembagian sebagai berikut: usia 12 tahun sampai 15 tahun termasuk dalam masa remaja awal, usia 15 sampai 18 tahun termasuk dalam remaja pertengahan, dan usia 18 sampai 21 tahun termasuk remaja akhir.

  Sarwono (1998) mengemukakan untuk usia remaja di Indonesia digunakan batasan 11 sampai 24 tahun dan belum menikah. Dengan mempertimbangkan bahwa usia 11 tahun adalah usia dimana tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak dan batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang sampai batas usia tersebut masih menguntungkan diri bagi orang tua dan belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa.

  Berdasarkan batasan usia di atas, secara kronologis masa remaja berlangsung dari usia 11 sampai 24 tahun. Masa tersebut terbagi dalam tiga fase, yaitu masa remaja awal yaitu usia 11 sampai 15 tahun, masa remaja pertengahan yaitu usia 15 sampai 18 tahun dan masa remaja akhir yaitu usia 18 sampai 24 tahun.

3. Ciri-ciri Masa Remaja

  Hurlock (1996) mengemukakan bahwa masa remaja mempunyai ciri- ciri sebagai berikut: a.

  Masa remaja sebagai periode penting Periode yang penting ini adalah akibat dari perubahan fisik dan psikologis. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat yang baru.

  b.

  Masa remaja sebagai periode peralihan Masa ini merupakan sebuah peralihan dari suatu tahap ke tahap perkembangan selanjutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan dating. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini, juga menguntungkan karena status ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

  c.

  Masa remaja sebagai periode perubahan Pada masa ini, ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal, yaitu perubahan emosi, perubahan tubuh, perubahan minat, dan pola perilaku, perubahan nilai dan perubahan akan kebebasan.

  d.

  Masa remaja sebagai masa bermasalah Ada dua alasan untuk hal tersebut di atas, pertama dikarenakan sepanjang masa anak-anak. masalah yang ada sebagian diselesaikan oleh guru dan orang tua, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa dirinya mandiri sehingga menolak bantuan dalam menyelesaikan masalah.

  e.

  Masa remaja sebagai masa mencari identitas Remaja mengalami ketegangan dalam proses pencarian identitas.

  Remaja seringkali merasakan kekacauan identitas dan mengalami kebingungan antara kenyataan dengan idealismenya. Remaja ingin berperan dan dihargai dalam kelompoknya. Remaja lebih suka meluangkan waktu bersama kelompok daripada dengan orang tua.

  Bersama kelompoknya, remaja ingin mencoba semua hal yang baru. f.

  Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Adanya stereo tipe dari masyarakat yang mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya. Anggapan stereo tipe budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat di percaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertangungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

  g.

  Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita.

  h.

  Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Masa ini adalah proses transisi menjadi manusia dewasa. Remaja harus berhadapan dengan banyak peran dan status orang dewasa, misalnya yang berhubungan dengan karir dan cinta. Jika remaja bisa melalui proses transisi tersebut dengan sehat, dia akan mendapatkan identitas positif. Sebaliknya, jika remaja tidak punya kesempatan untuk mempelajari berbagai peran dan cara serta mengalami paksaan identitas tertentu dari orang tua, maka dia akan mengalami kekacauan identitas.

  Salah satu ciri perkembangan remaja yang menonjol adalah perkembangan sosialnya. Aspek sosial yang berkembang dalam diri remaja antara lain adalah minat terhadap teman sebaya. Kelompok teman sebaya akan sangat berperan dalam kehidupan remaja. Mereka merasa senasib sehingga kelompok teman sebaya dijadikan wadah penyatuan aspirasi. Apabila mereka mengalami tekanan dari orang tua atau kelompok lain, biasanya remaja akan pergi meninggalkan kelompok tersebut. Bagi remaja, kelompok teman sebaya merupakan kelompok orang yang sangat mereka percayai (Mappiare, 1982).

  Berdasarkan uraian ciri-ciri remaja di atas dapat dikemukakan bahwa pada masa remaja penuh gejolak akibat perbandingan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan sosialnya. Selain adanya keinginan untuk mencoba segala sesuatu yang baru, keinginan untuk bebas, dan berkelompok dengan teman sebayanya mengakibatkan terjadinya perbedaan pendapat yang semakin besar dengan orang tua. Selaras dengan hal tersebut, maka remaja selalu berusaha agar diterima dan diakui oleh kelompok teman sebayanya (Hurlock, 2001).

4. Tugas Perkembangan Remaja

  Menurut Havighurts (dalam Hurlock, 2001) mengemukakan bahwa tugas perkembangan remaja antara lain: a) mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, b) mencapai peran sosial pria dan wanita, c) menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif, d) mengaharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, e) mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, f) mempersiapkan karir ekonomi, g) mempersiapkan perkawinan dan keluarga, h) memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologinya.

  Sebagai bahan perbandingan, peneliti juga mengemukakan tugas perkembangan remaja dari tokoh-tokoh lain yang relatif sama dengan tugas perkembangan remaja yang dikemukakan oleh Havighurts dalam Hurlock (1999) di atas.

  Menurut Bernard (Mappiare, 1982) mengemukakan tugas perkembangan remaja terdiri dari: a.

  Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sejenis atau lawan jenis b.

  Belajar menerima peran dirinya sebagai pria dan wanita c. Memanfaatkan keadaan fisiknya sesuai dengan pilihan bidang pekerjaan yang diamati d.

  Mencapai kebebasan dalam mengurangi ketergantungan terhadap orang lain e.

  Mengembangkan kemampuan diri sendiri dalam hal keuangan f. Merencanakan dan mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja g.

  Menentukan sikap dan memperoleh pengalaman yang dipergunakan sebagai persiapan perkawinan dan berumah tangga h.

  Mengembangkan ketrampilan dan konsep yang dipergunakan untuk berpartisipasi hidup bernegara i.

  Mengembangkan diri untuk bertingkah laku dan bertanggung jawab secara sosial j.

  Memperoleh sikap-sikap dan nilai-nilai sebagai pedoman bertingkah laku yang dapat diterima dan produktif