Kepercayaan diri pada waria.

(1)

ABSTRAK

Kepercayaan Diri Pada Waria

ELMAN ANDRESON SARAGIH Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar kepercayaan diri yang dimiliki oleh para waria. Waria adalah seseorang dengan kondisi fisik sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan genital fisiknya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang waria yang biasa mangkal diseputaran wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta yang berusia antara 20 tahun – 29 tahun.

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala kepercayaan diri. Reliabilitas dari skala ini adalah sebesar 0,899. Daya deskriminasi aitem dalam penelitian ini menggunakan batas nilai > 0,3.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki oleh waria adalah tinggi (mean empirik > mean teoritik secara signifikan). Aspek kepercayaan diri yang dominan dari subjek penelitian adalah internal locus of control.


(2)

ABSTRACT

Self Confidence On Hermaphrodite

ELMAN ANDRESON SARAGIH Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The Purpose of this research is to look how big the self confidence that the hermaphrodite has. Hermaphrodite is a kind of people that physically is a man but has a desire to be a woman so that in interact with the environment, they shown some attitudes and behavior that doesn’t match with their physic.

The type of this research is a descriptive research with quantitative approach. The subjects in this research are 30 hermaphrodites that usually stay around BI (Bank Indonesia) Yogyakarta who is between 20-29 years old.

Data collector instrument which is used in this research is self confidence scale. The reliability of this scale is 0,899. The discriminate item power of this research uses the value > 0,3.

The result of this research show that self confidence which hermaphrodite has is high (empiric mean > theoretic mean significantly). Self confidence aspect which dominant from the research subject is internal locus of control.


(3)

KEPERCAYAAN DIRI PADA WARIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Elman Andreson Saragih

029114131

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

Persembahan

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk …

My Lord…

Jesus Christ, the king in my life

Mama tercinta…

Karya kecil ini kupersembahkan untuk mama yang selalu mencintaiku tanpa hentinya bagai air yang mengalir. Cinta kasihmu kan selalu ada dihatiku

“ I LOVE U mam.. ”

Bapak…

Terima kasih tuk perjuangan dan kerja keras bapak untuk kami

ke-2 kakakku yang sangat kusayangi…

Karena kalianlah uchox bisa nyelesaikan tugas yang nyaris putus di ujung jalan ini. Sekarang uda saatnya kita yang berjuang untuk bapak. Makasih banyak ya kak

buat semangat dan doa kalian

Bang Erwin…

Makasih ya bang buat semua bantuan abang tuk kami. Aku yakin DIA melihat semua bantuan dan pengorbanan abang untuk kami

Molly & Onti…

Terima kasih, kalian banyak buat aku mengerti apa arti cinta dan ketulusan. Aku bangga bisa kenal kalian

Melanie…


(7)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku

( Filipi 4 : 13 )

Bermimpilah tentang apa yang kamu impikan,

Raihlah apa yang ingin kamu raih,

Dan jadilah seperti apa yang kamu inginkan,

Karma kamu hanya memiliki satu kesempatan dan satu kehidupan

Untuk mewujudkan segala hal yang ada didalam hati kecilmu

“Kemenangan terbesar kita bukanlah karena kita tidak pernah jatuh, tetapi karena kita mau bangkit setiap kali kita jatuh”


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Desember 2007 Penulis


(9)

ABSTRAK

Kepercayaan Diri Pada Waria

ELMAN ANDRESON SARAGIH Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar kepercayaan diri yang dimiliki oleh para waria. Waria adalah seseorang dengan kondisi fisik sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan genital fisiknya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang waria yang biasa mangkal diseputaran wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta yang berusia antara 20 tahun – 29 tahun.

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala kepercayaan diri. Reliabilitas dari skala ini adalah sebesar 0,899. Daya deskriminasi aitem dalam penelitian ini menggunakan batas nilai > 0,3.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki oleh waria adalah tinggi (mean empirik > mean teoritik secara signifikan). Aspek kepercayaan diri yang dominan dari subjek penelitian adalah internal locus of control.


(10)

ABSTRACT

Self Confidence On Hermaphrodite

ELMAN ANDRESON SARAGIH Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The Purpose of this research is to look how big the self confidence that the hermaphrodite has. Hermaphrodite is a kind of people that physically is a man but has a desire to be a woman so that in interact with the environment, they shown some attitudes and behavior that doesn’t match with their physic.

The type of this research is a descriptive research with quantitative approach. The subjects in this research are 30 hermaphrodites that usually stay around BI (Bank Indonesia) Yogyakarta who is between 20-29 years old.

Data collector instrument which is used in this research is self confidence scale. The reliability of this scale is 0,899. The discriminate item power of this research uses the value > 0,3.

The result of this research show that self confidence which hermaphrodite has is high (empiric mean > theoretic mean significantly). Self confidence aspect which dominant from the research subject is internal locus of control.


(11)

KATA PENGANTAR

Terima kasih yang begitu besar kepada juruslamatku yang hidup, YESUS KRISTUS TUHAN dan RAJA diatas segala RAJA. Penulisan skripsi ini melibatkan bantuan banyak pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Untuk mas Gandung, mbak Naniek, mas Muji, mas Doni dan pak Gie yang uda banyak membantu penulis selama perkuliahan dan di dalam penulisan skripsi ini.

5. Untuk teman-teman waria yang mangkal di BI (Bank Indonesia) Yogyakarta, khususnya mbak Ambar, terima kasih banyak buat semua bantuan dan kerja sama dari teman-teman.

6. Kenny ndut, pengorbananmu selama ini sungguh sangat berarti buatku. Thx.. 7. Mbak Imel, terima kasih ya buat pelajaran yang mbak berikan. Aq tak kan


(12)

8. Jontol, Ewin dan teman-teman dikontrakan yang sudah bubar, terima kasih buat rasa kekeluargaan yang telah tercipta.

9. Yanti, tidak ada kata lain yang bisa aku ucapin ke kamu selain terima kasih yang sebesar-besarnya buat ketulusan kamu.

10. Hause of praise, 2 tahun bersama kalian sunggung menyenangkan. Maafin aku kalau selama tinggal bersama, aku banyak buat kalian jengkel dengan ulahku. 11. Jono, Ohaq, Dodi, Alex, dan Tanti ’03, terima kasih banyak buat

persahabatannya selama ini. Aku bangga bisa kenal dan dekat sama kalian. 12. Buat semua teman-teman di www.Wisma Rayan.Com, thank’s ya atas

kebersamaaan dan kekompakan kalian selama ini. Pertahankan!!!

13. Untuk bang Sam, makasih bang buat semangat dan dukungan yang abang berikan sejauh ini.

14. Teman-teman Pinky Boy, khususnya b’ Erda, Vincent, Frista & Mikha, terima kasih buat kebersamaan dan hari-hari yang uda qta lalui bersama.. 15. Sehabat terbaikku Q-noy, makasih ya buat dukungan dan semangatnya.

16. Buat teman-teman seperjuangan ’02, khususnya kelas D semester 1 & 2, terima kasih buat hari-hari yang uda kita lalui bersama di kampus.

17. Buat semua teman-teman yang uda mau mengenal & mendukungku dalam segala hal yang tidak bisa aku sebutin satu-persatu, terima kasih.

Yogyakarta, Oktober 2007 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

HALAMAN MOTTO ………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………... vi

ABSTRAK ……… vii

ABSTRACT ……….. viii

KATA PENGANTAR ……….. ix

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………. 5


(14)

BAB II LANDASAN TEORI ………... 6

A. Kepercayaan Diri ……….. 6

B. Waria ……….... 10

C. Kepercayaan Diri Waria ……….. 14

BAB III METODE PENELITIAN ……….... 17

A. Jenis Penelitian ………. 17

B. Identifikasi Variabel ………. 17

C. Defenisi Operasional ……….... 17

D. Subjek Penelitian ………... 18

E. Prosedur penelitian ………... 19

F. Metode Pengambilan Data ………... 19

G. Validitas dan Reliabilitas ………. 23

H. Tehnik Analisis Data ……… 24

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….... 25

A. Persiapan Penelitian ………. 25

B. Pelaksanaan Penelitian ………. 28

C. Hasil Penelitian ……….... 29

D. Pembahasan ……….. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 36


(15)

B. Saran ………. 36

DAFTAR PUSTAKA ………... 38


(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Skor Jawaban Skala Kepercayaan Diri……….... 20

Tabel II Jumlah Aitem Setiap Aspek Sebelum Uji Coba Kepercayaan Diri………. 21

Tabel III Sebaran Aitem-aitem Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba……… 22

Tabel IV Jumlah Aitem Setiap Aspek Setelah Uji Coba… 27 Tabel V Sebaran Aitem Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba………... 28

Tabel VI Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia………. 29

Tabel VII Deskripsi Data Penelitian………. 30

Tabel VIII Norma Kategorisasi Skor………. 31

Tabel IX Kategorisasi Tingkat Kepercayaan Diri Pada Waria……… 32


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji Kesahihan Butir dan Reliabilitas Skala

Kepercayaan Diri Pada Waria ……… 40

Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Coba Skala Kepercayaan

Diri Pada Waria ……….. 56

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian Skala Kepercayaan

Diri Pada Waria ……….. 63

Lampiran 4 Uji Reliabilitas dan Normalitas Skor

Kepercayaan Diri Pada Waria ……...……… 67 Lampiran 5 Uji-t Kepercayaan Diri Pada Waria ………... 69 Lampiran 6 Skala Kepercayaan Diri Pada Waria Sebelum

Uji Coba ………. 70

Lampiran 7 Skala Kepercayaan Diri Pada Waria Setelah


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri ditujukan pada keyakinan bahwa seseorang dapat menyebabkan sesuatu terjadi sesuai dengan harapan-harapannya(www.e-psikologi.com).

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Dan menurut Jacinta F. Rini (e-psikologi.com), beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang profesional, diantaranya adalah mempunyai cara pandang yang positif, punya pengendalian diri yang baik, memiliki internal locus of controldan percaya akan kompetensi/kemampuan diri.

Waria adalah seseorang dengan kondisi fisik sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan genitalnya.


(19)

Dari sisi psikologis, fenomena waria tetap saja merupakan salah satu bentuk penyakit mental yang disebut disorientasi. Artinya, ke-waria-an tetaplah suatu penyimpangan yang seharusnya sebisa mungkin diluruskan.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Waria adalah kependekan dari wanita pria, banci, pria yang jiwa, tingkah laku serta fisiknya bersifat wanita atau kewanita-wanitaan memang bukan dibuat-buat, tetapi bawaan lahir.

Sementara waria menurut Pakar Kesehatan Masyarakat dan pemerhati waria dr. Mamato Gultom adalah subkomunitas dari manusia normal. Bukan sebuah gejala psikologis, tetapi sesuatu yang biologis. Kaum ini berada pada wilayah transgender: perempuan yang terperangkap dalam tubuh lelaki

(Kompas, 07/04/2002).

Kenapa orang bisa menjadi waria, menurut guru besar psikologi UGM Prof Dr Koentjoro, seseorang menjadi waria bisa diakibatkan bila peran ibu dalam mengasuh anaknya lebih besar dan memperlakukan anak laki-laki layaknya perempuan. Mungkin mereka hidup dalam keluarga mayoritas perempuan sehingga jiwa yang terbentuk adalah jiwa perempuan

(Jawa Pos.com,08/06/2005).

Menjadi seorang waria bukanlah suatu cita-cita atau untuk mengikuti tren. Hal tersebut muncul secara natural, dan tidak bisa dimanipulasi apalagi melarikan diri darinya. Hal ini seperti layaknya tuntutan hati nurani yang tidak bisa dianggap sebagai hasrat semata tetapi ini akan menjadi suatu yang sangat terpuaskan bila di turuti. Hal ini sangat berpengaruh pada identitas diri fisik, psikis dan sosial yang terkadang masih ambigu di dalam diri mereka.


(20)

Sejak dahulu, pandangan masyarakat umum menunjukkan bahwa waria selalu dianggap sebagai penyakit masyarakat. Hal ini disebabkan karena selama ini para waria selain dianggap menyalahi kodrat manusia juga dikenal sebagai pelaku dunia prostitusi, akibatnya hidup mereka menjadi terpisahkan dari masyarakat normal lainnya.

Bagi para waria, pandangan tersebut membuat diri mereka menjadi tidak mudah untuk membuka identitas mereka yang sebenarnya di tengah-tengah masyarakat. Kesadaran akan keadaan seks fisiknya yang berbeda itu tidak jarang membuat diri mereka malu dan kepercayaan diri mereka menjadi rendah hingga pada akhirnya mereka menjadi menutup diri dari dunia luar. Banyak dari mereka yang memilih menjadi tertutup untuk mengurangi represi dari keluarga dan masyarakat sekitar, dan mereka yang mencoba untuk menutup diri biasanya akan menimbulkan perasaan tertekan dan terganggu keseluruhan hidupnya.

Gerungan (2002), mengatakan bahwa dalam interaksi sosial manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual, sebab tanpa timbal balik dalam interaksi sosial itu ia tidak dapat merealisasikan kemungkinan-kemungkinan dan potensi-potensinya sebagai individu, yang baru memperoleh perangsangannya dan asuhannya di dalam kelompok dengan manusia lainnya. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa lingkungan psikis atau rohaninya, walaupun secara biologis-fisiologis mereka dapat mempertahankan dirinya pada tingkat kehidupan vegetatif. Begitu pula yang terjadi pada kaum waria dimana mereka dengan pandangan negatif yang diberikan oleh


(21)

masyarakat juga tetap harus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan untuk dapat melakukan hal tersebut perlu adanya kepercayaan diri yang tinggi didalam diri mereka agar tetap dapat berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Karena pada dasarnya mereka juga memiliki suatu keinginan untuk mendapatkan pengakuan yang positif dimata masyarakat dan ingin menunjukkan bahwa kaum waria bukan untuk diasingkan tetapi dapat juga diterima dan diakui keberadaannya di lingkungan sekitar mereka. Waria yang merasa bahwa dirinya mendapatkan suatu penerimaan tentu akan memiliki perasaan dihargai juga sebagai seorang individu dan merasa bahwa mereka memang ada ditengah masyarakat sehingga mereka memiliki rasa percaya diri yang kuat untuk tampil sebagaimana mestinya di depan masyarakat umum.

Adanya Penolakan dari orang lain, pemberian label buruk, harapan yang rendah dari masyarakat sekitar, dan perasaan bahwa dirinya berbeda dari kebanyakan orang membuat mereka mengalami kesulitan untuk membuat persepsi yang tepat akan kemampuan dan keterbatasan yang mereka miliki dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ketidaktepatan itu sering membuat kaum waria merasa inferior dan menjadi tidak percaya diri, sementara ada kebutuhan untuk selalu dapat berinteraksi dengan lingkungan yang artinya mereka harus mempunyai kepercayaan diri. Dilandasi oleh pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kepercayaan diri kaum waria.


(22)

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah “bagaimana kepercayaan diri kaum waria ?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui secara umum kepercayaan diri yang dimiliki oleh kaum waria.

D. MANFAAT PENELITIAN

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Menambah informasi kepada masyarakat mengenai kehidupan kaum waria. Khususnya rasa percaya diri kaum waria.

b. Memberikan sumbangan bagi kaum waria sendiri agar mengetahui bahwa dengan adanya rasa percaya diri yang baik merupakan salah satu faktor pendukung dalam menjalin suatu relasi dengan masyarakat sekitar.

2. Manfaat Teoritis

Menambah kajian dalam bidang psikologi, khususnya dalam bidang klinis dan sosial mengenai kepercayaan diri yang dimiliki kaum waria.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KEPERCAYAAN DIRI

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri(www.e-psikologi.com).

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri ditujukan pada keyakinan bahwa seseorang dapat menyebabkan sesuatu terjadi sesuai dengan harapan-harapannya(www.e-psikologi.com).

Rahmat (2002), mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu kekuatan untuk melakukan komunikasi. Ketika seorang individu mampu untuk berkomunikasi maka secara otomatis ada suatu kekuatan


(24)

dalam dirinya untuk menunjukkan dirinya. Sedangkan menurut Breneche dan Amich (Kumara, 1988), kepercayaan diri merupakan suatu perasaan atau sikap yang tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan karena merasa telah cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini. Orang yang mempunyai kepercayaan diri tidak memerlukan orang lain sebagai standar karena sudah dapat menentukan standar sendiri dan selalu mengembangkan motivasinya.

Kumara (1988), mengatakan bahwa dengan adanya kepercayaan diri yang memadai maka seorang individu mampu berpikir original, berprestasi, aktif, mampu bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil, serta mampu menatap fakta dan realitas secara obyektif yang didasari akan kemauan dan kemampuan. Kepercayaan diri dapat timbul dari kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi dan memperhitungkan sumber dayanya. Dorongan yang diberikan difokuskan pada sumber daya individu sehingga dapat membangun harga diri, kepercayaan diri dan perasaan berharga dalam diri seseorang (Dinkmeyer dan Losoncy, 1980).


(25)

Berbagai studi dan pengalaman telah menjelaskan bahwa kepercayaan diri seseorang terkait dengan dua hal yang paling mendasar dalam praktek hidup kita. (Ubaydillah,AN dalam e-psikologi.com)

a. Kepercayaan diri terkait dengan bagaimana seseorang memperjuangkan keinginannya untuk meraih sesuatu (prestasi atau performansi). Ini seperti dikatakan Mark Twin “Apa yang anda butuhkan untuk berprestasi adalah memiliki komitmen yang utuh dan rasa percaya diri yang kuat.

b. Kepercayaan diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah yang menghambat perjuangannya. Orang yang kepercayaan dirinya bagus akan cenderung berkesimpulan bahwa dirinya “lebih besar” dari masalahnya. Sebaliknya, orang yang punya kepercayaan diri rendah akan cenderung berkesimpulan bahwa masalahnya jauh lebih besar dari dirinya.


(26)

2. Karakteristik atau ciri-ciri individu yang percaya diri

Menurut Jacinta F. Rini (e-psikologi.com), beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang profesional, diantaranya adalah :

a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, tidak menunjukkan sikap konformis, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain

b. Punya pengendalian diri yang baik (tidakmoodydan emosinya stabil) c. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)

d. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya serta memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri tanpa perilaku membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.


(27)

B. WARIA

1. Pengertian Waria

Dalam pengertian secara umum, waria adalah seorang yang secara jasmani sempurna dan jelas. Tetapi secara psikis cenderung bertingkah laku sebagai orang dari jenis kelamin yang berlainan (koeswinarno,1996).

Waria sendiri termasuk dalam kategori transgender. Dimana

transgender adalah orang yang berdandan, menginginkan dan menjalani operasi untuk menjadikan dirinya atau mengidentifikasikan dirinya sebagai individu lawan jenisnya. Beberapa hal yang termasuk sub kategori

transgender adalah drag queens, transvestite atau transeksual. Drag queens/kings biasanya adalah cowok yang memakai pakaian cewek atau sebaliknya (kalau kings) dan banyak dijumpai dalam drag show.

Transvestiteumumnya adalah pria yang mengadopsi identitas wanita lewat dandanan dan kelakuan sehari-hari, dan biasanya dianggap “wanita full time”. Dan transeksual adalah orang yang mengidentifikasi diri sebagai anggota dari lawan jenisnya dan biasanya menjalani operasi ganti kelamin agar menjadi orang dengan jenis kelamin yang didambakan. Kelompok ini berbeda dengan orang yang punya dua kelamin, separuh pria, separuh wanita alias hermaphrodite atau intersexual (Koeswinarno, 2004).

Waria sendiri memang ditujukan untuk penderita transeksual atau seseorang yang memiliki fisik berbeda dengan keadaan jiwanya. Secara lebih jelas mengemukakan bahwa transeksual (waria) adalah seorang yang invert yang mempunyai keinginan kuat sekali untuk mengubah alat-alat


(28)

seksnya dengan jalan pembedahan dan pengobatan hormon agar dicapai bentuk anatomis serta fisiologis sesuai dengan seks yang diyakininya, bukan dalam arti psikologis dan sosial saja (P. Esty dan Sugoto, 1998).

Pada dasarnya secara fisiologis,waria itu sebenarnya adalah pria. Cuma pria (waria) ini mengidentifikasikan dirinya menjadi seorang wanita. Baik dalam tingkah dan lakunya. Misalnya, dalam penampilan atau dandanannya, ia mengenakan busana dan aksesoris seperti halnya wanita. Begitu pun dalam berprilaku sehari-hari, ia juga merasa dirinya sebagai seorang wanita yang memiliki sifat lemah lembut, “ungkap Drs. Marcel Latuihamallo, Msc, Ketua Mitra Indonesia.

Waria termasuk dalam kelainan seksual yang disebut dengan transeksualitas, yaitu terdapat keinginan untuk menolak sebagai laki-laki dan merasa memiliki seksualitas yang berlawanan dengan struktur fisiknya. Implikasi lebih lanjut adalah orientasi seksual mereka bukan heteroseksual yang tidak terganggu identitas seksualnya, seorang waria terganggu identitas seksualnya (Kartono,1989).

Keberadaannya, meski tidak secara langsung diakui sebagai bagian dari warga masyarakat, tetap saja diwarnai kontroversi. Hal ini dikarenakan waria merupakan sosok laki-laki, yang sudah tentu berkelamin laki-laki, tetapi berpenampilan seperti wanita. Waria, melihat dirinya sebagai laki-laki yang rangkap yaitu sebagai wanita dalam bentuk tubuh laki-laki, dengan mengubah tatanan penampilan bagai wanita.

Dapat disimpulkan bahwa waria adalah pria yang bersifat, memiliki tingkah laku dan perasaan seperti wanita. Artinya mereka memiliki keadaan jenis kelamin serta jasmani yang jelas, tetapi secara psikis cenderung untuk menampilkan diri sebagai lawan jenis yang


(29)

terdapat keinginan untuk menolak diri sebagai laki-laki dan memiliki orientasi seksual homoseksual, karena identitas seksual mereka terganggu.

2. Faktor-faktor Penyebab

Beberapa faktor penyebab seseorang menjadi waria antara lain:

a. Keluarga

Menurut guru besar psikologi UGM Prof Dr Koentjoro, bisa diakibatkan bila peran ibu dalam mengasuh anaknya lebih besar dan memperlakukan anak laki-laki layaknya perempuan. Mungkin dalam kehidupan keluarga mayoritas perempuan sehingga jiwa yang terbentuk jiwa perempuan(JawaPos.Com, 08/06/2005).

Ada kemungkinan keinginan-keinginan terpendam dari orang tua untuk memiliki anak dari jenis kelamin yang berlawanan mengakibatkan cara mengasuh dan mendidik anak yang keliru, dan ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terciptanya pribadi waria (Koeswinarno,1996).

b. Lingkungan

Freud mengatakan bahwa sebagian besar penyebab menjadi waria adalah pengaruh dari luar atau sesudah dilahirkan. Dalam beberapa teori psikologi disebutkan bahwa kecendrungan orang menjadi waria salah satunya disebabkan oleh heterophobia, yaitu adanya ketakutan pada hubungan seks dari jenis kelamin yang lain


(30)

karena pengalaman yang salah (Davidson dan Neala, dalam Koeswinarno,1996).

c. Biologis

Dari hasil penelitian yang didapat, dapat disimpulkan bahwa identitas gender dikembangkan dari interaksi antara perkembangan otak dan hormon seksual. Hasil dari penelitian tersebut mendukung hipotesis yang mengatakan bahwa perkembangan identitas gender merupakan interaksi antara perkembangan otak dan hormon seks. Tetapi ini bukan berarti bahwa proses belajar dari suatu budaya atau lingkungan sekitar tidak mempengaruhi. Menurut Witelson, penelitian ini hanya untuk menjelaskan adanya hubungan anatomi dan perilaku (Yanti dalam Kusuma, 2001).

d. Proses Belajar

Salah satu faktor penyebab seseorang menjadi waria adalah adanya suatu tokoh identifikasi, karena hal tersebut juga menjadi salah satu peranan penting dalam perkembangan seksual. Misalnya seorang anak laki-laki harus mengidentifikasikan ayah, sedangkan anak perempuan mengidentifikasikan dirinya kepada ibunya. Jika hal ini terjadi sebaliknya, maka kekacauan akan dapat terjadi. Pada umumnya para orang tua tidak menyadari secara lebih dini bahwa anak mereka mengalami kelainan kepribadian. Para orang tua tidak terlalu menyadari bahwa akibat dari perilaku sehari-hari yang dianggap wajar pada akhirnya menciptakan pribadi yang menyimpang. Meskipun


(31)

tahap-tahap perkembangan libido ditentukan secara biologis, harus diakui bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh reaksi tokoh-tokoh penting, yakni melalui cara-cara pengasuhan, sikap orang tua dan lainnya (Koeswinarno, 1996).

C. KEPERCAYAAN DIRI WARIA

Waria adalah seorang dengan kondisi fisik sebagai laki-laki tetapi mempunyai keinginan menjadi wanita sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungannya waria menunjukkan sikap dan prilaku yang tidak sesuai dengan genital fisiknya. Dalam kehidupan mereka yang dianggap aneh itu, mereka selalu saja diidentikkan dengan kejahatan, alat pemuas sex, dan pengamen jalanan. Hal itu terjadi karena kaum waria pada umumnya sudah dianggap sampah masyarakat. Diperlakukan sebagai wabah yang menjijikkan dan bahkan tidak jarang mereka diperlakukan tidak layak. Waria memang dikondisikan untuk menjadi seperti itu, karena sikap penolakan dari masyarakat. Tidak hanya sikap dari masyarakat itu sendiri, bahkan dari keluarga atau orang tua pun menolak anak mereka yang menjadi waria.

Kaum waria sering mendapat tekanan sosial menyangkut toleransi dari masyarakat disekitarnya, padahal mereka menginginkan perlakuan dan hak yang sama dengan manusia normal lainnya. Akibatnya dari masalah tersebut waria cenderung menarik diri dari lingkungannya, bersikap hati-hati, selalu curiga terhadap lingkungan sekitar, tertutup dan tidak memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar.


(32)

Seorang aktivis waria di Yogyakarta mengemukakan harapannya pada masyarakat banyak agar mau menerima kaum waria apa adanya karena bagaimanapun juga waria manusia yang ingin dihargai dan diberi perlindungan yang sama dengan yang lainnya (Riniastuti, 2003).

Kesadaran akan adanya persepsi negatif terhadap kaum waria membuat waria itu sendiri merasa malu dan tidak puas dengan keadaanya. Perasaan tertekan, penolakan sosial dan perasaan bahwa dirinya tidak berharga menyebabkan kurangnya perasaan positif pada diri waria sehingga perasaan-perasaan seperti percaya diri dan harga diri dengan sendirinya akan sulit berkembang.

Rasa percaya diri itu sendiri tidaklah tumbuh dengan sendirinya. Kaum waria membutuhkan perasaan didukung oleh orang-orang sekitar dan dapat dipercaya karena kepercayaan diri berkembang melalui interaksi individu dengan lingkungan. Perasaan didukung tersebut sangat penting dan berpengaruh bagi waria dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, serta terbentuknya mental yang baik dan kepuasan psikologisnya.

Pandangan positif dari orang lain yang berupa perasaan dihargai dan harapan yang tinggi dari masyarakat sekitar merupakan dukungan yang dirasakan dapat menumbuhkan sikap yang positif. Sikap yang positif akan menumbuhkan keyakinan pada diri waria dan kemampuan untuk lebih merasa dihargai sebagai manusia yang juga ciptaan Tuhan akan dapat lebih percaya diri secara emosional.


(33)

Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa waria yang merasa tertekan akibat penolakan sosial dan tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar akan membuat perasaan positif dan rasa percaya diri kaum waria sulit untuk tumbuh dan berkembang karena rasa percaya diri tidak dapat tumbuh dengan sendirinya. Sebaliknya jika waria itu sendiri merasa mendapatkan rasa penerimaan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya maka perasaan percaya diri akan tumbuh secara perlahan dan kesejahteraan psikologis juga perlahan meningkat karena merasa dihargai dan diterima oleh masyarakat sekitar yang menimbulkan suatu sikap positif terhadap diri sendiri dan juga terhadap masyarakat sekitarnya.

Dilihat dari realita yang ada dan persepsi negatif dari lingkungan terhadap waria, dapat dikatakan bahwa akibat penolakan masyarakat terhadap waria menyebabkan kepercayaan diri yang dialami oleh waria menjadi rendah karena mereka (waria) merasa menjadi tidak yakin terhadap potensi yang di miliki untuk mengmbangkan kemampuan yang ada sehingga tidak dapat mengekspresikan diri terhadap lingkungan.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan batasan, memperlihatkan penerapan pendekatan pengukuran atau numerik terhadap masalah yang diteliti juga pada pengumpulan dan analisis data (Brannen, 2002).

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti.

Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah kepercayaan diri.

C. DEFENISI OPERASIONAL

Kepercayaan diri adalah sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri tanpa perilaku membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.


(35)

Ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri adalah (Jacinta F. Rini dalam e-psikologi.com) :

a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, tidak menunjukkan sikap konformis, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain

b. Punya pengendalian diri yang baik (tidakmoodydan emosinya stabil) c. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)

d. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya serta memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Skor skala yang telah diperoleh akan menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh subjek. Tingginya nilai skor yang diperoleh maka akan tinggi tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh subjek dan demikian juga sebaliknya.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek pada penelitian ini adalah kaum waria sebanyak 30 orang yang berada di Yogyakarta.


(36)

E. PROSEDUR PENELITIAN

Pada penelitian ini prosedur yang akan digunakan adalah : 1. Membuat skala kepercayaan diri.

2. Melakukan uji coba skala kepercayaan diri pada sekelompok waria untuk mendapatkan data yang valid dan akurat yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3. Menyebarkan skala kepercayaan diri yang telah diuji keakuratannya pada waria untuk melihat tinggi atau rendahnya rasa kepercayaan diri yang dimiliki oleh waria tersebut.

4. Menganalisa data yang didapatkan dan membuat kesimpulan dari hasil analisa tersebut.

F. METODE PENGAMBILAN DATA

Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala kepercayaan diri. Metode skala yang digunakan dalam skala kepercayaan diri adalah summated rating dengan menggunakan skala Likert yang terdiri atas empat kategori jawaban. Yaitu : (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak Setuju. Peneliti tidak menggunakan respon jawaban ragu-ragu karena biasanya subjek memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban yang ada ditengah atau yang disebut

control tendency effect. Untuk menghindari kecenderungan tersebut maka peneliti tidak memberikan jawaban tengah dan hanya memberikan 4 pilihan jawaban.


(37)

Setiap aitem diberi skor sesuai dengan jawaban yang telah diberikan subjek. Penilaian untuk aitem-aitem yang bersifat favorable bergerak dari angka 4 sampai dengan angka 1. sedangkan untuk aitemunfavorablebergerak dari angka 1 sampai dengan angka 4. pemberian skor dapat dilihat pada tabel diberikut.

Tabel I

Skor Jawaban Skala Kepercayaan Diri Pernyataan Jawaban

Favorable Unfavorable

SS → (Sangat Setuju) 4 1

S → (Setuju) 3 2

TS → (Tidak Setuju) 2 3

STS → (Sangat Tidak Setuju) 1 4

Dari defenisi operasional mengenai variabel penelitian dengan aspek-aspeknya, peneliti mengembangkan menjadi 67 aitem yang terbagi menjadi 34 aitem Favorable dan 31 aitem unfavorable. Dikatakan favorable jika suatu pernyataan mendukung sikap kepercayaan diri yang ada dan dapat dikatakan

Unfavorablejika suatu pernyataan tidak mendukung adanya rasa kepercayaan diri.


(38)

Berikut ini adalah aitem-aitem favorable dan unfavorable yang terdapat dalam angket penelitian ini.

Tabel II

Jumlah Aitem Setiap Aspek Sebelum Uji Coba Skala Kepercayaan Diri Jumlah Pertanyaan

Sikap

Favorable Unfavorable

Percaya akan kompetensi/kemampuan diri 14 13

Punya pengendalian diri yang baik 5 5

Memilikiinternal locus of control 5 5

Mempunyai cara pandang yang positif 10 10


(39)

Tabel III

Sebaran Aitem-aitem Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba

Sikap

F /

UF Nomor Soal

Jumlah Total

Item

F

1, 3, 12, 13, 22, 31, 40, 42, 43, 47, 49, 50, 52, 55,

Percaya akan kompetensi/kemampuan diri

UF

2, 5, 6, 14, 16, 20, 21, 23, 32, 41, 48, 53, 56

27 (40,3%)

F 4, 15, 24, 57, 61 Punya pengendalian diri yang baik

UF 8, 17, 38, 44, 54

10 (14,9%) F 7, 25, 33, 62, 64

Memilikiinternal locus of control

UF 34, 35, 39, 46, 58

10 (14,9%)

F

9, 10, 18, 19, 26, 29, 36, 45, 59, 66 Mempunyai cara pandang yang positif

UF

11, 27, 28, 30, 37, 51, 60, 63, 65, 67

20 (29,9%)

Jumlah 67

67 (100%)


(40)

G. VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal utama yang menentukan baik buruknya suatu penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang seharusnya diukur, jadi validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi mengukur suatu tes (Suryabrata, 1999). Validitas yang tinggi pada suatu tes dikarenakan apabila alat tes benar-benar menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan dari pengetesan tersebut. Apabila terjadi sebaliknya, data yang diperoleh tidak relevan dengan maksud dan tujuan dari tes tersebut maka validitasnya adalah rendah.

Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Setelah aitem-aitem disusun dengan berdasarkan teori-teori yang digunakan, selanjutnya aitem-aitem tersebut dikonsultasikan dengan ahlinya. Dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing.

Aitem-aitem yang telah disetujui tersebut diteruskan dalam suatu uji coba pada populasi yang diambil. Setelah data diperoleh, dilakukan seleksi aitem sesuai dengan prosedur. Agar didapatkan aitem-aitem yang memiliki daya beda yang memadai maka aitem-aitem yang terpilih adalah aitem-aitem yang memiliki koefisien korelasi dengan aitem total (rix) = 0,3. karena aitem-aitem yang memiliki rix≥0,3 dianggap memiliki


(41)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Namun reliabilitas alat ukur tidak harus selalu diuji dengan melakukan tes ulang kembali karena berbagai tehnik telah memungkinkan pengujian reliabilitas dengan tidak memerlukan lebih dari satu kali pengukuran (Azwar, 1986).

H. TEHNIK ANALISIS DATA

Untuk memperoleh kesimpulan yang baik dan benar sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dilakukan analisis data penelitian sebagai berikut : 1. Membuat deskripsi subjek penelitian.

2. Membuat deskripsi data penelitian. 3. Membuat kategori data hasil penelitian.

4. Melakukan uji t dari mean empirik dan mean teoritik. 5. melihat aspek yang dominan dari kepercayaan diri.


(42)

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN PENELITIAN

Persiapan penelitian yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan skala kepercayaan diri untuk mengetahui secara umum kepercayaan diri yang dimiliki oleh kaum waria.

b. Mencari subjek yang tepat untuk tujuan dari penelitian ini. Dalam hal ini adalah para waria yang pada malam hari mangkal di seputaran wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta.

c. Melaksanakan uji coba penelitian. Hal ini untuk mengetahui layak atau tidaknya skala yang ada jika digunakan dalam pengambilan data.

d. Melaksanakan penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti setelah persiapan penelitian dilakukan adalah :

1. Pelaksanaan Uji Coba

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji coba terhadap skala penelitian. Tujuan dari uji coba itu sendiri adalah untuk menguji kesahihan dan keandalan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 2-4 Agustus 2007, dengan memilih kondisi yang tidak jauh berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu pada kaum waria yang pada malam hari mangkal di


(43)

seputaran wilayah (BI) Bank Indonesia Yogyakarta sebanyak 30 orang waria.

Setelah subjek selesai mengisi skala keperayaan diri yang diberikan, peneliti memeriksa kembali satu-persatu skala yang telah dikembalikan kepada peneliti untuk memastikan apakan subjek telah benar-benar mengisi semua pernyataan yang ada di dalam skala.

2. Hasil Uji Coba ALat Ukur

a. Uji daya beda aitem

Daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2000). Suatu aitem dikatakan memiliki daya beda aitem yang baik bila koefisien korelasi total mencapai nilai > 0,3. Hasil pengujian terhadap 67 aitem skala kepercayaan diri menunjukkan daya beda aitem yang berkisar antara 0,507 sampai dengan 0,774. Sehingga semua aitem pada dasarnya layak untuk dipergunakan dalam penelitian ini.

Untuk menentukan aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya, peneliti memilih 40 aitem terbaik dari 67 aitem yang ada. Pengurangan sebanyak 27 aitem ini dilakukan dengan asumsi bahwa 40 aitem yang terbaik mewakili setiap aspek yang hendak diukur dan dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh subjek penelitian.


(44)

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas skala kepercayaan diri dihitung dengan tehnik Alpha Cronbach’s dengan program SPSSfor windows versi 13.0. dari hasil perhitungan, skala kepercayaan diri ini mempunyai reliabilitas sebesar 0,899.

c. Skala yang dipergunakan

Setelah uji coba dilakukan dan menganalisis item, dari 67 item yang ada akan disaring untuk diperoleh 40 aitem yang benar-benar layak untuk dijadikan skala kepercayaan diri dalam penelitian ini.

Tabel IV

Jumlah Aitem Setiap Aspek Setelah Uji Coba

Jumlah Pertanyaan

Sikap

Favorable Unfavorable

Percaya akan kompetensi/kemampuan diri 7 3

Punya pengendalian diri yang baik 5 4

Memilikiinternal locus of control 5 5

Mempunyai cara pandang yang positif 5 6


(45)

Tabel V

Sebaran Aitem Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada tanggal 28-30 Agustus 2007, dilaksanakan di sekitar wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta kepada waria yang biasa mangkal di wilayah tersebut.

Penelitian berlangsung selama 3 hari, dikarenakan jumlah waria yang ada setiap malamnya tidak tentu dan dikarenakan oleh petugas keamanan yang

Sikap

F /

UF

Nomor Soal

Jumlah Total

Item

F

6, 12, 24, 28, 29, 30, 32

Percaya akan kompetensi/kemampuan diri

UF 7, 17, 23

10 (25%)

F 1, 8, 13, 33, 36 Punya pengendalian diri yang baik

UF 3, 9, 25, 31

9 (22,5%) F 2, 14, 18, 37, 38

Memilikiinternal locus of control

UF 19, 20, 22, 27, 34

10 (25%) F 4, 10, 11, 21, 26

Mempunyai cara pandang yang positif

UF

5, 15, 16, 35, 39, 40

11 (27,5%)

Jumlah 40

40 (100%)


(46)

kebetulan pada waktu peneliti melakukan penelitian sedang bertugas menertibkan para waria sehingga penelitian sedikit terhambat karena kebanyakan dari para waria tersebut lari untuk menyelamatkan diri.

C. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para waria yang pada malam hari mangkal di seputaran wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta. Rentang usia subjek berkisar antara 20 tahun sampai dengan 29 tahun. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Distribusi subjek akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel VI

Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia No Usia Jumlah

1 20 2

2 22 2

3 23 4

4 24 8

5 25 5

6 26 4

7 27 3

8 28 1

9 29 1


(47)

2. Deskripsi Data Penelitian

Tabel VII

Deskripsi Data Penelitian

Keterangan Nilai

N 30

Skor Minimum Teoritik 40

Skor Minimum Empirik 85

Skor Maksimum Teoritik 160

Skor maksimum Empirik 137

Mean Teoritik 100

Mean Empirik 120,13

Standar Deviasi Teoritik 20


(48)

3. Hasil Penelitian

a. Kategori Subjek

Untuk membuat kategorisasi skor pada kepercayaan diri digunakan norma kategorisasi sebagai berikut :

Tabel VIII Norma Kategorisasi Skor

Rumus Skor Kategori

(µ + 1,5σ) < X 130 < X Sangat Tinggi

(µ + 0,5σ) < X≤(µ + ,5σ) 110 < X≤130 Tinggi

(µ - 0,5σ) < X≤(µ + 0,5σ) 90 < X≤110 Sedang

(µ - 1,5σ) < X≤(µ - 0,5σ) 70 < X≤90 Rendah

X≤(µ - 1,5σ) X≤70 Sangat Rendah

Keterangan :

σ → Standar Deviasi µ→ Mean Teoritis

Rentang minimum dan maksimum untuk kepercayaan diri adalah 1 x 40 = 40 sampai dengan 4 x 40 = 160. Dengan demikian luas jarak sebarannya adalah 160 – 40 = 120. Sehingga setiap satuan deviasi standarnya bernilaiσ= 120/6 = 20 dan mean teoritisnya adalah µ = (40 + 160) : 2 = 100.


(49)

Berikut ini adalah kategorisasi tingkat kepercayaan diri pada waria.

Tabel IX

Kategorisasi Tingkat Kepercayaan Diri Pada Waria Kategori Jumlah Subjek Persentase

Sangat Tinggi 6 20%

Tinggi 17 56,67%

Sedang 6 20%

Rendah 1 3,33%

Sangat Rendah 0 0%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh rentangan kategori skor antara kategori rendah sampai dengan sangat tinggi. Subjek yang termasuk dalam kategori rendah berjumlah 1 orang (3,33%), kategori sedang berjumlah 6 orang (20%), sedangkan kategori tinggi berjumlah 17 orang (56,67) dan kategori sangat tinggi adalah berjumlah 6 orang (20%). Dari data tersebut jumlah subjek yang termasuk dalam kategori tinggi mendapatkan persentase tertinggi dibandingkan dengan subjek yang menduduki kategori lainnya.


(50)

b. Perbandingan Mean Empirik dan Mean Teoritik

Dari hasil uji t-test yang diperoleh, nilai t = 8,635 dengan p = 0,000 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik atau mean empirik > mean teoritik sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh subjek penelitian tinggi.

c. Aspek yang dominan

Tabel X Mean Tiap Aspek

No Aspek M Teoritik M Empirik

1 Percaya akan kompetensi/kemampuan diri 25 30,7 2 Punya pengendalian diri yang baik 22,5 27,89 3 Memilikiinternal locus of control 25 31,58 4 Mempunyai cara pandang yang positif 27,5 29,97

Total 100 120,13

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa aspek kepercayaan diri yang dominan pada penelitian ini adalah aspek memilikiinternal locus of controldengan nilai mean empirik 31,58.


(51)

D. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini, waria (subjek penelitian) memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyebutkan ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik atau mean empirik > mean teoritik dengan nilai t = 8,635 dengan p = 0,000. Jika dilihat dari latar belakang yang ada, adanya pandangan negatif dari masyarakat membuat kepercayaan diri waria menjadi rendah. Padahal waria tetap harus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan untuk dapat melakukan hal tersebut mereka harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga tidak ada pilihan lain bagi waria untuk bisa tetap mempertahankan eksistensi mereka dilingkungan masyarakat kecuali dengan cara tidak menyembunyikan identitas diri mereka sehingga mereka harus berani untuk mengekspresikan diri ditengah lingkungan sekitarnya. Karena Orang yang mempunyai identitas diri yang jelas dapat mengekspresikan diri dalam suatu masyarakat serta mampu menatap fakta dan realitas secara objektif adalah ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, serta memiliki sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri tanpa perilaku membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan (Kumara, 1988).

Berdasarkan kategori skor pada aspek kepercayaan diri yang ada, aspek yang paling dominan pada diri waria adalah memilikiinternal locus of control dengan nilai mean empirik 31,58. Tingginya aspek memiliki internal locus of control menunjukkan bahwa subjek secara umum memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak


(52)

mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain (Jacinta F. Rini dalam e-psikologi.com). Hal ini disebabkan bahwa mereka sadar menjadi waria akan selalu mendapatkan penolakan dari masyarakat sekitar dan secara otomatis pula mereka tidak akan pernah mendapatkan perhatian dan dukungan dari lingkungan sekitar. Pada akhirnya tidak ada pilihan lain bahwa mereka sebagai individu yang ditolak harus menunjukkan kejelasan identitas diri mereka dalam keterasingan dimasyarakat dengan berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada pada diri mereka serta kepercayaan diri yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang mereka ingin dapatkan tanpa mengharapkan bantuan dari orang disekitar mereka.


(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki oleh waria (subjek penelitian) rata-rata tinggi. Di mana aspek dari kepercayaan diri yang paling dominan dalam diri waria adalah internal locus of control.

B. SARAN

Penelitian yang telah dilakukan ini tidak lepas dari berbagai kekurangan yang ada, dalam keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti dalam membuat penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan kesimpulan yang ada adalah :

1. Bagi Waria

Diharapakan dapat tetap mempertahankan kepercayaan diri yang tinggi, walaupun waria secara umum dipandang sebelah mata oleh masyarakat tetapi para waria tetap berani untuk menunjukkan diri sebagai individu yang berbeda dan berani untuk mengekspresikan diri ditengah lingkungan sekitar. Melalui keaktifan dan keterlibatan diri di dalam suatu masyarakat bukan tidak mungkin dapat membuat suatu pandangan yang positif dimata masyarakat terhadap waria itu sendiri.


(54)

2. Bagi Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang memiliki minat untuk melakukan penelitian terhadap kaum waria diharapkan agar meneliti variabel yang lain sehingga pengetahuan kaum awam terhadap kaum waria yang pada umumnya memiliki pandangan yang negatif dapat berubah menjadi positif terhadap waria. Perlu disadari bahwa pada dasarnya waria adalah sama dengan manusia normal lainnya.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

__________

.

Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Azwar, Saifuddin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, Saifuddin. (1986).Reliabilitas dan Validitas, Interpretasi dan komputasi.

Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Bismoko, J., dan Supratiknya, A. (2004). Pedoman Penulisan Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Brannen, J. (2002). Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuntitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin. (2000).Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dinkmeyer, D, dan Losoncy, L. E. (1980).The Encouragement Book : Becoming A Positive Person. New Jersey : Prentice Hall Inc.

F. Rini, Jacinta. 16 Oktober 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri.

www.e-psikologi.com.

Gerungan, W. A. (2002).Psikologi Sosial.Bandung: Refika Aditama. Hadi, S. (2000).Statistik Jilid 2. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Hariyanti. (2004).Interaksi Waria Dengan Masyarakat Disekitar Tempat Meraka Tinggal. Skripsi: Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Jawa Pos.com, 8 Juni 2005.Kenapa Orang Bisa Menjadi Waria.

Kartono, Kartini. (1989). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.

Bandung: Mandar Maju.

Koeswinarno. (1996).Waria Dan Penyakit Menular.Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Koeswinarno. (2004). Hidup Dengan Waria. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.


(56)

Kompas. 7 April 2002.Perempuan Yang Terperangkap Dalam Tubuh Lelaki.

Kusuma, Enrico R dkk. (2001). Studi Deskriptif Tentang Interaksi dan Norma Dalam Kelompok Sosial Waria Pekerja Seks. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (Makalah Penelitian).

Kumara, A. (1988). Studi Pendahuluan Tentang Validitas dan Reliabilitas The Test Of Confidence. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

P. Esty. J & Sugoto. P. Srisuni. (1998). Hubungan Penerimaan Diri Terhadap Kondisi Fisik Dengan Kesehatan Mental Pada Waria. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya: Anima, vol.VIII – No.51, April-Juni 1998.

Poerwandari, E. Kristi. (2005). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia.Jakarta: Perfecta.

Rahmat, J. (2002).Psikologi Komunikasi.Bandung : Remaja Rosdakarya

Riniastuti, Ceacilia. S. (2003). Studi Deskriptif Diri Dan Identitas Diri Kaum Waria. Skripsi: Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Suryabrata. (1999). Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Budaya. Triton P.B. (2005).SPSS 13.0 Terapan.Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Ubaydillah, AN. 10 November 2006. Bagaimana Menjadi Percaya Diri.


(57)

(58)

LAMPIRAN 1

Uji Kesahihan Butir dan Reliabilitas Skala

Kepercayaan Diri Pada Waria


(59)

Reliability

Case Processing Summary

30 100,0

0 ,0

30 100,0 Valid

Excludeda

Total Cases

N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

,975 67

Cronbach's


(60)

Item-Total Statistics

180,50 1164,741 ,596 ,975

181,37 1168,033 ,598 ,975

180,53 1159,085 ,508 ,975

180,73 1162,616 ,558 ,975

180,73 1163,099 ,583 ,975

180,93 1161,237 ,605 ,975

180,53 1161,223 ,605 ,975

180,97 1158,447 ,698 ,975

180,43 1161,771 ,586 ,975

180,13 1163,499 ,524 ,975

181,23 1152,875 ,585 ,975

180,57 1162,116 ,703 ,975

180,70 1159,390 ,672 ,975

181,00 1151,517 ,706 ,975

180,93 1167,926 ,507 ,975

180,77 1157,909 ,603 ,975

180,73 1164,961 ,546 ,975

180,40 1162,524 ,637 ,975

180,23 1160,392 ,627 ,975

181,47 1161,499 ,570 ,975

180,60 1155,834 ,607 ,975

180,67 1157,333 ,687 ,975

181,07 1154,547 ,651 ,975

181,07 1162,961 ,531 ,975

180,57 1159,082 ,565 ,975

180,37 1162,930 ,514 ,975

181,10 1149,610 ,675 ,975

181,43 1153,909 ,561 ,975

180,73 1163,444 ,514 ,975

181,20 1150,855 ,724 ,975

180,40 1166,800 ,546 ,975

181,33 1149,471 ,678 ,975

180,80 1156,028 ,698 ,975

181,47 1153,223 ,579 ,975

181,37 1154,792 ,693 ,975

180,50 1162,466 ,509 ,975

181,23 1155,771 ,505 ,975

180,83 1150,557 ,654 ,975

181,37 1156,654 ,527 ,975

180,57 1164,875 ,551 ,975

181,50 1151,500 ,666 ,975

180,57 1163,289 ,583 ,975

180,27 1155,926 ,774 ,975

181,27 1154,133 ,759 ,975

180,23 1160,323 ,724 ,975

181,27 1148,271 ,615 ,975

180,47 1160,947 ,658 ,975

180,60 1162,593 ,617 ,975

180,60 1153,697 ,752 ,975

180,57 1155,357 ,698 ,975

181,00 1156,621 ,564 ,975

180,60 1162,869 ,612 ,975

181,37 1152,033 ,619 ,975

181,10 1152,369 ,689 ,975

180,50 1157,914 ,652 ,975

181,03 1161,206 ,511 ,975

180,67 1168,368 ,543 ,975

181,30 1150,631 ,606 ,975

180,37 1165,826 ,519 ,975

181,03 1147,551 ,634 ,975

180,57 1162,806 ,527 ,975

180,57 1159,840 ,580 ,975

181,50 1154,741 ,565 ,975

180,40 1160,248 ,571 ,975

181,13 1152,189 ,694 ,975

180,40 1161,352 ,501 ,975

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted


(61)

Frequencies

1

1 3,3 3,3 3,3

3 10,0 10,0 13,3

19 63,3 63,3 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

2

2 6,7 6,7 6,7

21 70,0 70,0 76,7

6 20,0 20,0 96,7

1 3,3 3,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

3

2 6,7 6,7 6,7

7 23,3 23,3 30,0

9 30,0 30,0 60,0

12 40,0 40,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

4

1 3,3 3,3 3,3

9 30,0 30,0 33,3

14 46,7 46,7 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(62)

5

2 6,7 6,7 6,7

5 16,7 16,7 23,3

19 63,3 63,3 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

6

1 3,3 3,3 3,3

13 43,3 43,3 46,7

12 40,0 40,0 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

7

2 6,7 6,7 6,7

2 6,7 6,7 13,3

19 63,3 63,3 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

8

1 3,3 3,3 3,3

13 43,3 43,3 46,7

13 43,3 43,3 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

9

2 6,7 6,7 6,7

1 3,3 3,3 10,0

18 60,0 60,0 70,0

9 30,0 30,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(63)

10

1 3,3 3,3 3,3

3 10,0 10,0 13,3

8 26,7 26,7 40,0

18 60,0 60,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

11

6 20,0 20,0 20,0

13 43,3 43,3 63,3

6 20,0 20,0 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

12

1 3,3 3,3 3,3

3 10,0 10,0 13,3

21 70,0 70,0 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

13

2 6,7 6,7 6,7

4 13,3 13,3 20,0

20 66,7 66,7 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

14

4 13,3 13,3 13,3

8 26,7 26,7 40,0

15 50,0 50,0 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(64)

15

1 3,3 3,3 3,3

12 40,0 40,0 43,3

14 46,7 46,7 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

16

1 3,3 3,3 3,3

11 36,7 36,7 40,0

11 36,7 36,7 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

17

1 3,3 3,3 3,3

8 26,7 26,7 30,0

16 53,3 53,3 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

18

1 3,3 3,3 3,3

2 6,7 6,7 10,0

18 60,0 60,0 70,0

9 30,0 30,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

19

1 3,3 3,3 3,3

2 6,7 6,7 10,0

13 43,3 43,3 53,3

14 46,7 46,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(65)

20

6 20,0 20,0 20,0

17 56,7 56,7 76,7

5 16,7 16,7 93,3

2 6,7 6,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

21

3 10,0 10,0 10,0

3 10,0 10,0 20,0

16 53,3 53,3 73,3

8 26,7 26,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

22

1 3,3 3,3 3,3

7 23,3 23,3 26,7

16 53,3 53,3 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

23

2 6,7 6,7 6,7

16 53,3 53,3 60,0

7 23,3 23,3 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

24

4 13,3 13,3 13,3

9 30,0 30,0 43,3

15 50,0 50,0 93,3

2 6,7 6,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(66)

25

3 10,0 10,0 10,0

2 6,7 6,7 16,7

17 56,7 56,7 73,3

8 26,7 26,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

26

2 6,7 6,7 6,7

2 6,7 6,7 13,3

14 46,7 46,7 60,0

12 40,0 40,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

27

4 13,3 13,3 13,3

13 43,3 43,3 56,7

8 26,7 26,7 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

28

10 33,3 33,3 33,3

9 30,0 30,0 63,3

8 26,7 26,7 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

29

2 6,7 6,7 6,7

7 23,3 23,3 30,0

15 50,0 50,0 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(67)

30

4 13,3 13,3 13,3

14 46,7 46,7 60,0

9 30,0 30,0 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

31

1 3,3 3,3 3,3

2 6,7 6,7 10,0

18 60,0 60,0 70,0

9 30,0 30,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

32

6 20,0 20,0 20,0

15 50,0 50,0 70,0

5 16,7 16,7 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

33

3 10,0 10,0 10,0

4 13,3 13,3 23,3

20 66,7 66,7 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

34

9 30,0 30,0 30,0

13 43,3 43,3 73,3

4 13,3 13,3 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(68)

35

4 13,3 13,3 13,3

19 63,3 63,3 76,7

4 13,3 13,3 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

36

2 6,7 6,7 6,7

4 13,3 13,3 20,0

14 46,7 46,7 66,7

10 33,3 33,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

37

7 23,3 23,3 23,3

12 40,0 40,0 63,3

5 16,7 16,7 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

38

3 10,0 10,0 10,0

9 30,0 30,0 40,0

11 36,7 36,7 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

39

8 26,7 26,7 26,7

12 40,0 40,0 66,7

6 20,0 20,0 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(69)

40

2 6,7 6,7 6,7

2 6,7 6,7 13,3

20 66,7 66,7 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

41

8 26,7 26,7 26,7

15 50,0 50,0 76,7

4 13,3 13,3 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

42

1 3,3 3,3 3,3

5 16,7 16,7 20,0

17 56,7 56,7 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

43

1 3,3 3,3 3,3

1 3,3 3,3 6,7

16 53,3 53,3 60,0

12 40,0 40,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

44

3 10,0 10,0 10,0

17 56,7 56,7 66,7

8 26,7 26,7 93,3

2 6,7 6,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(70)

45

1 3,3 3,3 3,3

17 56,7 56,7 60,0

12 40,0 40,0 100,0

30 100,0 100,0

STS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

46

8 26,7 26,7 26,7

10 33,3 33,3 60,0

7 23,3 23,3 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

47

1 3,3 3,3 3,3

3 10,0 10,0 13,3

18 60,0 60,0 73,3

8 26,7 26,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

48

1 3,3 3,3 3,3

5 16,7 16,7 20,0

18 60,0 60,0 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

49

1 3,3 3,3 3,3

6 20,0 20,0 23,3

16 53,3 53,3 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(71)

50

2 6,7 6,7 6,7

3 10,0 10,0 16,7

18 60,0 60,0 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

51

3 10,0 10,0 10,0

13 43,3 43,3 53,3

8 26,7 26,7 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

52

1 3,3 3,3 3,3

5 16,7 16,7 20,0

18 60,0 60,0 80,0

6 20,0 20,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

53

6 20,0 20,0 20,0

17 56,7 56,7 76,7

2 6,7 6,7 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

54

3 10,0 10,0 10,0

14 46,7 46,7 56,7

9 30,0 30,0 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(72)

55

1 3,3 3,3 3,3

5 16,7 16,7 20,0

15 50,0 50,0 70,0

9 30,0 30,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

56

3 10,0 10,0 10,0

13 43,3 43,3 53,3

9 30,0 30,0 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

57

1 3,3 3,3 3,3

5 16,7 16,7 20,0

20 66,7 66,7 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

58

8 26,7 26,7 26,7

10 33,3 33,3 60,0

8 26,7 26,7 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

59

1 3,3 3,3 3,3

3 10,0 10,0 13,3

15 50,0 50,0 63,3

11 36,7 36,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(73)

60

5 16,7 16,7 16,7

11 36,7 36,7 53,3

7 23,3 23,3 76,7

7 23,3 23,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

61

2 6,7 6,7 6,7

4 13,3 13,3 20,0

16 53,3 53,3 73,3

8 26,7 26,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

62

2 6,7 6,7 6,7

4 13,3 13,3 20,0

16 53,3 53,3 73,3

8 26,7 26,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

63

10 33,3 33,3 33,3

11 36,7 36,7 70,0

6 20,0 20,0 90,0

3 10,0 10,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

64

2 6,7 6,7 6,7

2 6,7 6,7 13,3

15 50,0 50,0 63,3

11 36,7 36,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(74)

65

3 10,0 10,0 10,0

15 50,0 50,0 60,0

8 26,7 26,7 86,7

4 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

66

3 10,0 10,0 10,0

1 3,3 3,3 13,3

14 46,7 46,7 60,0

12 40,0 40,0 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

67

2 6,7 6,7 6,7

13 43,3 43,3 50,0

10 33,3 33,3 83,3

5 16,7 16,7 100,0

30 100,0 100,0

STS TS S SS Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(75)

LAMPIRAN 2

Tabulasi Data Uji Coba Skala

Kepercayaan Diri Pada Waria


(76)

N item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11

1 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2

2 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3

3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2

4 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2

5 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4

6 3 2 4 2 3 2 3 4 3 4 2

7 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2

8 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 1

9 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 1

10 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 3

11 3 2 4 3 3 2 3 3 4 4 2

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3

14 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2

15 4 2 4 3 3 2 3 2 3 4 2

16 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

18 3 2 4 4 4 2 3 2 3 4 4

19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

20 3 2 2 2 4 2 3 2 1 2 1

21 4 2 4 3 3 3 2 3 3 4 1

22 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 3 2 2 2 2 3 4 3 3 4 2

26 3 3 4 2 3 2 4 2 3 4 4

27 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2

28 2 2 3 4 3 4 4 2 4 4 1

29 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4


(77)

item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21

3 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 1 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 1 3 4 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 1 1 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 4 4 1 4 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 1 3 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3


(78)

item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31

3 2 2 3 4 2 1 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 1 3 4 3 3 1 3 3 2 2 3 3 4 3 1 3 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 2 1 3 1 3 2 3 3 3 3 1 1 3 1 3 3 2 2 4 4 2 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 2 1 1 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 4 3 2 1 1 3 1 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 3 4 4 2 4 3 3 4 1 3 4 3 2 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3


(79)

item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41

2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 1 2 1 3 2 3 4 1 2 4 1 3 3 4 4 2 3 4 3 1 4 2 3 1 2 3 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 1 3 1 3 2 3 3 3 3 1 2 2 1 2 4 1 2 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 1 1 4 2 2 1 3 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 4 1 2 2 3 2 1 2 2 2 4 1 3 1 3 3 1 1 3 2 1 2 3 4 2 1 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 1 3 1 1 4 1 1 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2


(80)

item42 item43 item44 item45 item46 item47 item48 item49 item50 item51

2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 2 1 4 1 3 4 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 1 4 3 4 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 1 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 4 1 4 1 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 1 4 2 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2


(81)

item52 item53 item54 item55 item56 item57 item58 item59 item60 item61

3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 1 2 3 3 3 1 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 2 2 3 2 3 1 4 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 1 4 2 4 2 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 1 3 1 3 1 3 4 2 2 3 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 1 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 4 3 2 3 4 2 4 3 2 1 4 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 1 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 2 3 1 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3


(82)

item62 item63 item64 item65 item66 item67 Jumlah 4 2 4 2 4 2 177 3 2 3 3 3 2 180 4 3 3 3 4 3 205 2 1 4 2 3 2 156 3 3 4 1 1 3 207 3 4 3 2 3 2 183 3 2 3 2 3 2 174 3 1 4 2 3 2 185 3 1 3 2 3 2 162 1 1 1 1 1 4 163 4 1 4 2 3 1 176 4 4 4 4 4 4 268 4 3 4 3 4 3 205 3 3 3 2 3 3 172 2 2 4 2 4 3 172 2 3 3 2 2 3 169 3 3 3 3 3 3 201 3 1 3 2 3 2 175 3 1 2 2 4 2 179 3 2 2 3 4 3 158 3 2 3 3 4 2 188 3 2 3 2 3 2 173 4 2 3 3 4 2 193 1 1 1 1 1 1 67 3 2 3 3 3 3 181 3 1 3 4 4 4 211 2 2 4 4 4 4 215 4 1 4 2 3 3 178 4 4 4 4 4 4 266 3 2 3 2 3 2 168


(1)

75 56 Kemampuan diri saya biasa-biasa saja.

57

Saya bisa mengendalikan diri saya ketika saya lagi dalam keadaan yang tidak menyenangkan.

58

Saya pantas untuk dipandang sebelah mata karena saya adalah seorang waria.

59

Saya bergaul dengan lingkungan sekitar saya tanpa memandang siapa dia.

60

Saya benci terhadap orang-orang yang tidak mau bergaul sama saya.

61

Ketika saya marah terhadap orang lain, saya lebih memilih pergi dari hadapannya dari pada meladeninya.

62

Sebagai waria, saya harus bisa menunjukkan kepada orang lain bahwa saya pantas untuk tidak dipandang sebelah mata.

63 Saya malu terhadap diri saya sendiri. 64

Saya bukan tipe orang yang mudah putus asa.

65

Saya tidak menyukai orang-orang yang tidak mau menerima kehadiran saya.

66

Walaupun saya waria, tetapi saya bangga atas diri saya sendiri.

67

Membuat orang lain agar bisa menerima keberadaan saya adalah sesuatu yang sulit untuk saya wujudkan.


(2)

LAMPIRAN 7

Skala Kepercayaan Diri Pada Waria

Setelah Uji Coba


(3)

76

Skala Kepercayaan Diri Pada Waria

Identitas Diri

Nama/(Samaran) :

Umur :

Petunjuk Khusus

Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan. Jawablah seluruh pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah, semua pilihan yang anda pilih adalah benar.

Pilihan jawaban :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS :Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Atas perhatian dan kesediaannya untuk mengerjakan skala ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih.


(4)

N

O PERNYATAAN SS S TS STS

1

Saya dapat menguasai amarah saya jika saya merasa diejek oleh orang lain karena saya waria.

2

Ketika saya merasa telah gagal, itu bukan karena orang lain melainkan karena kesalahan saya sendiri.

3

Perlakuan orang-orang disekitar tempat tinggal saya sering membuat saya marah.

4

Walaupun saya dianggap berbeda dilingkungan sekitar saya, saya tetap menghargai mereka.

5

Saya adalah orang yang pesimis dalam segala hal.

6

Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki sebagai seorang individu.

7

Saya takut untuk dijauhi hanya karena saya sedikit berbeda dari kelompok saya.

8

Saya bukan tipe orang yang suka marah-marah.

9 Suasana hati saya sering berubah-ubah.

10

Saya sangat menghargai diri saya sendiri walaupun lingkungan sekitar saya memandang saya buruk.

11

Saya mempunyai suatu cita-cita yang harus saya wujudkan dihari esok.

12

Saya akan tetap menjadi waria walaupun keluarga saya menolaknya.

13 Emosi saya jarang memuncak. 14

Saya tidak akan meminta bantuan orang lain jika saya bisa untuk melakukannya sendiri.


(5)

78 15

Saya dipandang negatif oleh lingkungan saya.

16

Saya seorang waria, dan saya memang buruk dimata masyarakat sekitar saya.

17

Saya jarang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar tempat tinggal saya karena saya takut diejek.

18

Apa yang saya inginkan, sebisa mungkin harus saya dapatkan.

19

Untuk bisa diterima dilingkungan sekitar saya, adalah mimpi belaka.

20

saya jarang berhasil dalam melakukan suatu hal karena teman-teman saya tidak mau membantu saya.

21

Ketika saya gagal, saya menganggap itu suatu pelajaran, bukan kesalahan.

22

Lebih baik berdiam diri daripada saya gagal lagi dalam melakukan suatu hal.

23

Saya tidak mau bergabung dalam kegiatan apapun dilingkungan tempat tinggal saya karena saya berbeda.

24

Saya percaya bahwa apa yang saya lakukan adalah yang terbaik buat saya.

25 Saya memiliki kontrol diri yang rendah.

26

Saya akan terus berusaha agar kehadiran saya dapat diterima oleh lingkungan sekitar saya.

27

Keadaan saya sebagai waria membuat saya tidak bisa melakukan banyak hal.

28

Saya tidak ragu untuk bekerja sama dalam suatu pekerjaan bersama orang lain.


(6)

29

Ditolak masyarakat sekitar adalah resiko yang harus saya hadapi.

30

Saya tidak malu menunjukkan kepada masyarakat sekitar bahwa saya adalah seorang waria.

31

Ketika suasana hati saya tidak baik, saya sering melampiaskan amarah saya kepada teman-teman saya.

32

Saya siap menghadapi resiko apapun karena saya menjadi waria.

33

Saya bisa mengendalikan diri saya ketika saya lagi dalam keadaan yang tidak menyenangkan.

34

Saya pantas untuk dipandang sebelah mata karena saya adalah seorang waria.

35

Saya benci terhadap orang-orang yang tidak mau bergaul sama saya.

36

Ketika saya marah terhadap orang lain, saya lebih memilih pergi dari hadapannya dari pada meladeninya.

37

Sebagai waria, saya harus bisa menunjukkan kepada orang lain bahwa saya pantas untuk tidak dipandang sebelah mata.

38

Saya bukan tipe orang yang mudah putus asa.

39

Saya tidak menyukai orang-orang yang tidak mau menerima kehadiran saya.

40

Membuat orang lain agar bisa menerima keberadaan saya adalah sesuatu yang sulit untuk saya wujudkan.