Pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)-HPMC E-15 - USD Repository

  PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI DISPERSI PADAT SPRAY DRIED ISOLAT EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica C-95)-HPMC E-15 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  Eka Permatasari NIM: 078114020

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

  

PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI DISPERSI

PADAT SPRAY DRIED ISOLAT EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

(Curcuma domestica C-95)-HPMC E-15

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  Eka Permatasari NIM: 078114020

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  

If you can't fly then run, if you can't run then

walk, if you can't walk then crawl, but

whatever you do you have to keep moving

forward

  Martin Luther King Jr.

  

Kasih ibu

adalah bahan bakar

yang memungkinkan

manusia bisa melakukan hal yang luar biasa

  

Merion C. Garretty

Karya ini kupersembahkan untuk Tuhan

  Mama, papa koko, phopho tercinta Sahabat, teman Almamaterku

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Eka Pematasari Nomor Mahasiswa : 07 8114 020

  Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI DISPERSI PADAT SPRAY DRIED ISOLAT EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma

  domestica C-95 )-HPMC E-15

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 21 Februari 2011 Yang menyatakan (Eka Permatasari)

  

PRAKATA

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

  Selama perkuliahan, penelitian, dan penyusunan skripsi, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, sarana, dukungan, semangat, doa, kritik dan saran. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  Pengaruh Proporsi Drug Load Terhadap Disolusi Dispersi Padat Spray Dried Isolat Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica C-95)-Hpmc E-15”.

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, nasehat, solusi, masukan, motivasi, ilmu, pengetahuan baru, semangat kepada penulis, dan menanggung biaya selama penulis melakukan penelitian.

  3. Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, nasehat, solusi, masukan, motivasi, ilmu, pengetahuan baru, dan semangat kepada penulis.

  4. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia untuk meluangkan waktu guna menguji, memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran kepada penulis.

  5. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia untuk meluangkan waktu guna menguji, memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran kepada penulis.

  6. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. Atas pemberian eksklusif kurkumin standar, bimbingan, dan bantuannya selama skripsi.

  7. PT Colorcon Asia PacificPvt.Ltd. Singapore atas pemberian bahan HPMC E- 15.

  8. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan selama kuliah dan penyusunan skripsi.

  9. Mas Bimo, Pak Mus, Mai Iswandi, Mas Agung, Mas Wagiran, Mas Kunto, Mas Parlan, Mas Sigit, Mas Ottok, Pak Parjiman, Mas Heru, Mas Yuono, Pak Timbul dan segenap satpam atas bantuannya dalam kemudahan dan kelancaran melakukan skripsi.

  10. Pak Bambang, Mas Sigit, Mas Faris, dan Mas Jink atas bantuan, kerja sama dan pengetahuan baru yang diberikan selama melakukan skripsi di Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi di Universitas Gadjah Mada.

  11. Mas Dwi, Pak Mukimin, dan Mas Narto atas bantuannya selama ini.

  12. Evina, Oki Christina, Reka Sudi, teman-teman satu bimbingan, dan teman seperjuangan saat di lab. Terima kasih atas dukungan, dan atas semangat dan kebersamaannya.

  13. Lia Natalia Setiomulyo, I Gusti Ngurah Agung Windra Wartana Putra, dan Benny Nugroho yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  14. Segenap keluargaku di Jogja, yaitu teman-teman di kost. Terima kasih atas kebersamaan dan semangat yang kalian berikan.

  15. Teman-teman satu angakatan, angkatan 2007 baik minat FST maupun FKK, KKN XL kelompok 25 untuk kebersamaan dan semangatnya selama ini baik dalam suka maupun duka yang telah dilewati.

  16. Kepada segenap teman-temanku yang jauh disana, terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan selama ini.

  17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

  Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan akan skripsi ini karena keterbatasan akan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...…………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………..... iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………. vi PRAKATA ……………………………………………………………...... vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………... x DAFTAR TABEL ………………………………………………………... xiii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xiv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xv

  INTISARI ………………………………………………………………… xvi

  

ABSTRACT ……………………………………………………………….. xvii

BAB I. PENGANTAR …………………………………………………....

  1 A.

  1 Latar Belakang ……………………………………………...................

  1.

  3 Perumusan masalah ………………………………………………...

  2.

  3 Keaslian penelitian ………………………………………................

  3.

  3 Manfaat penelitian ……………………………………….................

  B.

  4 Tujuan Penelitian ……………………………………………...............

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………………..

  5

  A.

  5 Kurkumin ………………………………………………….……….....

  B.

  6 Serbuk kunyit………………………………………………….............

  C.

  7 Dispersi padat ........................................................................................

  1.

  7 Pengertian ……………………………………………......................

  2.

  8 Penggunaan ………………………………………….......................

  3.

  8 Mekanisme ........................................................................................

  D.

  8 HPMC ....................................................................................................

  E.

  10 Spray Drying ..........................................................................................

  F.

  10 Spektrofotometer UV/VIS .....................................................................

  G.

  11 Uji disolusi .............................................................................................

  H.

  12 Validasi metode .....................................................................................

  I.

  13 Landasan teori ........................................................................................ J.

  14 Hipotesis ................................................................................................

  BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………

  15 A.

  15 Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………….................

  B.

  15 Variabel Penelitian ………………………………………….................

  C.

  15 Definisi Operasional …………………………………………..............

  D.

  16 Bahan Penelitian ……………………………………............................

  E.

  17 Alat Penelitian ………………………………………….......................

  F.

  17 Tata Cara Penelitian …………………………………………...............

  1.

  17 Pembuatan dispersi padat kurkumin ….............................................

  2.

  17 Pembuatan campuran fisik ................................................................

  3.

  18 Uji disolusi …………………………................................................

  4.

  18 Validasi metode…………….............................................................

  G.

  21 Analisis Hasil ……………………………………………….................

  BAB IV. PEMBAHASAN ………………………………………………..

  22 A.

  22 Pembuatan dispersi padat ………..........................................................

  B.

  23 Pembuatan campuran fisik …………….................................................

  C.

  23 Pembuatan larutan baku .........................................................................

  D.

  25 Penetapan panjang gelombang maksimum ............................................

  E.

  25 Validasi metode .....................................................................................

  F.

  29 Uji disolusi .............................................................................................

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….

  35 A.

  35 Kesimpulan …………………………………………………................

  B.

  35 Saran ………………………………………………………….............. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….

  36 LAMPIRAN ………………………………………………………………

  39 BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………

  71

  

DAFTAR TABEL

Tabel I. HPMC E-15 …………………………………………….....

  9 Tabel II. Elemen-elemen data yang dibutuhkan untuk uji validasi ....

  13 Tabel III. Proporsi drug load ……………...........................................

  Proporsi drug load ……………...........................................

  17

  22 Tabel IV. Pengukuran kurva baku ………............................................ 24 Tabel V. Linearitas... ........................................................................... 26 Tabel VI.

  Tabel VII. Tabel VIII.

  Nilai r ……………................................................................ Nilai recovery........................................................................ Nilai presisi ...........................................................................

  26

  27

  27 Tabel IX. Nilai presisi dari recovery ………........................................ 27 Tabel X.

  Tabel XI.

  Kurva baku ........................................................................... Korelasi proporsi drug load dengan persen kurkumin terdisolusi pada waktu 60 menit............................................

  28

  33

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurkumin ………………………......……..........................

  5 Gambar 2. Hasil degradasi kurkumin dalam larutan ……....................

  6 Gambar 3. Kunyit (Curcuma domestica) ........……………………….

  7 Gambar 4. Struktur HPMC ………......…………………....................

  9 Gambar 5. Kurva baku …….................................................................

  24 Gambar 6. Kurva persen kurkumin terdisolusi vs waktu pada drug load 0,66%.............................................................................

  30 Gambar 7. Kurva persen kurkumin terdisolusi vs waktu pada drug load 1%..................................................................................

  31 Gambar 8. Kurva persen kurkumin terdisolusi vs waktu pada drug load 2%..................................................................................

  31 Gambar 9. Persen kurkumin terdisolusi vs waktu pada dispersi padat...

  32 Gambar 10. Kurva proporsi drug load vs disolusi ...................................

  34

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Certificate of Analysis isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95) …………….....………….......

  39 Lampiran 2. Pernytaan jaminan keaslian bahan kurkumin standar hasil sintesis.................................................................................

  40 Lampiran 3. Scan λ maksimum............................................................... 41 Lampiran 4. Kurva baku dan validasi.....................................................

  45 Lampiran 5. Perhitungan penimbangan dispersi padat dan campuran fisik …................................................................................

  48 Lampiran 6. Hasil pengukuran kadar dispersi padat dan campuran fisik

  54 Lampiran 7. Data Normalitas, Uji Komparatif, SPSS, Spearman...........

  62 Lampiran 8. Dokumentasi........................................................................ 70

  

INTISARI

  Kurkumin merupakan senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit (Curcuma domestica Rhizome) yang memiliki efek farmakologi sebagai antiinflamasi dan antioksidan, anti inflamasi, anti bakteri, dan antikanker. Selain itu, kurkumin memiliki kelarutan yang rendah pada air, pH asam atau pH netral karena nilai log P kurkumin yang kecil yaitu 2,56 dan mudah terdegradasi pada pH alkali saat penggunaan farmasetik. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap bioavailabilitas dari kurkumin.

  Penelitian ini berisi bagaimana drug load berpengaruh dalam meningkatkan disolusi kurkumin yang dibuat menjadi bentuk dispersi padat. Pembuatan dispersi padatan amorphous dapat meningkatkan laju disolusi obat yang kelarutannya rendah. Penambahan pembawa (HPMC E-15) dengan drug

  

load yang semakin kecil dalam pembuatan dispersi padat menggunakan teknik

spray driying dapat meningkatkan kelarutan dari kurkumin yang dilihat dari

  meningkatnya disolusi dari kurkumin.

  Setelah dibandingkan dengan campuran fisik, terjadi peningkatan yang tidak signifikan disolusi kurkumin dari dispersi padat. Secara statistik tidak ada korelasi yang bermakna antara peningkatan drug load dengan disolusi kurkumin dengan nilai sig >0,05.

  

Kata Kunci : isolat ekstrak kunyit, dispersi padat, spray dried, HPMC E-15, drug

load , spektrofotometer VIS

  

ABSTRACT

  Curcumin is a derivate of phenolic that isolated from rhizomes of turmeric (Curcuma domestica Rhizome), which has pharmacology effect as an anti-inflamatory, anti-bacterial, anti-cancer. Curcumin has low solubility in water, acidic pH or neutral pH because log P value of curcumin that small is 2,56 and easily degraded at alkali pH when pharmaceutical use. So this effect on the bioavailability of curcumin.

  This study includes how the drug load can increase the dissolution of curcumin that was made into the solid disperse. Preparation of amorphous solid disperse can increase dissolutioun rate of low solubility drug. Addition of carrier (HPMC E-15) with the smallers drug load use the spray drying technique can increase solubility of curcumin that can see from increase the dissolution of curcumin.

  After compared with physical mixture, occur increase not significant of dissolution the solid disperse. Statistically, there is a no correlation between drug load increase with dissolution of curcumin with sig value >0,05.

  

Keyword : isolate turmeric extract, solid disperse, spray dried, HPMC E-15, drug

  load, VIS spectrophotometer

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kurkumin merupakan senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang

  tanaman kunyit (Curcuma domestica Rhizome ) yang mengandung desmetoksikurkumin, kurkumin (sebanyak 60% (Parinussa dan Timotius, 2010)) dan bisdesmetoksikurkumin, yang ketiganya sering disebut sebagai kurkuminoid. Rimpang tanaman kunyit sering digunakan untuk antikoagulan, antiedemik, menurunkan tekanan darah, obat malaria, obat cacing, obat sakit perut, memperbanyak ASI, stimulan, mengobati keseleo, memar dan rematik. Kurkumin juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi, antioksidan, anti bakteri, dan antikanker (Kaewnopparat, dkk., 2009).

  Tetapi kurkumin praktis tidak larut dalam air pada kondisi pH asam maupun netral. Kurkumin tidak terabsorbsi sempurna dengan bioavailabilitas oral sekitar 60% (Kaewnopparat, dkk., 2009). Kurkumin memiliki kelarutan yang rendah pada air pada pH asam atau pH netral karena kurkumin memiliki nilai log P yang kecil yaitu 2,56. Sehingga hal ini menurunkan bioavailabilitas dari kurkumin.

  Cara untuk meningkatkan kelarutan kurkumin antara lain dengan membuat dispersi padatan, pembentukan garam, pelarutan, nanopartikel, dan penguapan pelarut. Metode yang dipilih dalam penelitian kali ini adalah pembuatan dispersi padatan.

  Metode pembuatan dispersi padat paling sering dilakukan untuk meningkatkan kelarutan dan kecepatan disolusi (Malviya, dkk., 2010). Selain itu metode ini dapat mendispersikan satu atau banyak bagian zat aktif pada pembawa atau matriks yang inert, yang disiapkan dengan cara dilarutkan (Rajarajan, Baby, Ramesh, dan Singh, 2009). Beberapa macam metode dalam pembuatan dispersi padat antara lain dengan vacuum drying, spray drying, fusion method, liofilisasi, dan super critical fluid technology (Sharma dan Joshi, 2007).

  Pembuatan dispersi padatan dilakukan dengan cara menambahkan bahan pembawa dan serbuk kunyit yang sesuai dengan proporsi drug load. Drug load yang semakin meningkat dengan penambahan pembawa polisakarida akan menyebabkan laju disolusi berjalan lambat. Adanya fenomena ini menandakan kristalisasi dari obat yang tidak terkontrol terjadi karena adanya supersaturasi. Pembuatan dispersi padatan amorphous dapat meningkatkan laju disolusi obat yang kelarutannya rendah (Srinarong, Kouwen, Visser, Hinirichs, dan Frijilink, 2009).

  Bahan pembawa yang digunakan adalah Hydroxypropylmethylcellulose (HPMC) E-15 yang merupakan polimer semisintetik yang bersifat inert dan biasa digunakan sebagai agen penggranul (Greatvista, 2010). HPMC merupakan polisakarida berantai panjang (19%-30% gugus metoksi (-OCH

  3 ) dan 3%-12%

  gugus hidroksipropil (-OCH CHOHCH )) yang dapat membantu meningkatkan

  2

  

3

kelarutan dalam air.

  1. Perumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh proporsi drug load pembawa terhadap disolusi dari kurkumin dengan pembentukan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)-HPMC E-15?

  2. Keaslian penelitian

  Sejauh pengetahuan penulis belum ada penelitian mengenai uji disolusi dan pembuatan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma

  

domestica C-95 )-HPMC E-15 menggunakan metode spray drying dengan

  pengaruh proporsi drug load. Penelitian mengenai HPMC E-15 yang sudah pernah ada adalah Study of Drug Release from Pellets Coated with Surelease

  Containing Hydroxypropylmethylcellulose (Sadeghi, Ford, Rubinstein, Rajabi, 2001).

  3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis.

  b.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai cara peningkatan disolusi kurkumin dengan pembuatan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C- 95 )-HPMC E-15.

  Manfaat metodologis.

  c.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai metode yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu obat. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif formulasi obat-obat lipofilik.

  B.

  

Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi kurkumin setelah pembentukan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95 )-HPMC E-15.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Kurkumin Kurkumin (1,7-bis-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6-heptadiene-3,5-

  

dione ) adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit

  (Curcuma domestica Rhizome ). Senyawa tersebut memiliki 2 gugus vinilguaiacol (karbonil tak jenuh) yang saling dihubungkan dengan rantai alfa beta diketon (Prasetyo, 2010). Senyawa tersebut memiliki efek farmakologi sebagai anti inflamasi, anti bakteri, dan antikanker. (Kaewnopparat, dkk., 2009).

  Kurkumin praktis tidak larut dalam air pada kondisi pH asam maupun netral. Kurkumin tidak terabsorbsi sempurna, dengan bioavailabilitas oral sekitar 60% (Kaewnopparat, dkk., 2009).

  O O HO OH H CO 3 OCH 3 Log P: 2,56

  Gambar 1. Kurkumin (Anonim a, 2010).

  Kurkumin memiliki stabilitas yang baik pada pH asam, sedangkan pada pH basa, kurkumin mudah mengalami dekomposisi atau degradasi (Tonnesen dan Karlsen , 1985).

  

Gambar 2. Hasil degradasi kurkumin dalam larutan (Wang, Pan, Chang, Hsieh, dan

  Lin, 1997) B.

   Serbuk kunyit

  Rimpang kunyit (Curcuma domestica Rhizome) berbentuk bulat panjang dan bercabang-cabang, tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, kulitnya kuning muda dan berdaging kuning (Riwan, 2008).

  Rimpang kunyit mengandung bahan-bahan seperti minyak atsiri,

  

zingiberence, turmeron, camphor, curcumene , dan zat pewarna yang mengandung

  alkaloid kurkumin. Kurkumin adalah zat warna kuning yang dikandung oleh kunyit, memiliki aktifitas biologis berspektrum luas (Riwan, 2008).

  Kurkumin dapat berfungsi sebagai antiinflamasi dan antioksidan (Masuda et al., 1993). Menurut Supriadi, kurkumin juga berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding empedu dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga mampu mengobati diare. Selain itu, juga bisa digunakan untuk meredakan batuk dan antikejang.

  Kurkumin praktis tidak larut dalam air pada kondisi pH asam maupun netral. Kurkumin tidak terabsorbsi sempurna, dengan bioavailabilitas oral sekitar 60% (Kaewnopparat, dkk., 2009).

  Gambar 3. Kunyit (Curcuma domestica)

  (Anonim b, 2010)

C. Dispersi Padat

1. Pengertian

  Metode dispersi padat ini mendispersikan satu atau banyak bagian zat aktif pada pembawa atau matriks yang inert, yang disiapkan dengan cara dilarutkan (Rajarajan dkk., 2009).

  2. Penggunaan dispersi padat

  Dispersi padat sering digunakan untuk meningkatkan laju disolusi dari obat dengan kelarutan yang rendah (Srinarong, dkk., 2009).

  3. Mekanisme

  Mekanisme dari dispersi padat :

  a. Meningkatkan kebasaan obat melalui kontak langsung obat dengan matriks hidrofilik b. Konsentrasi jenuh pada partikel kecil lebih besar dibandingkan pada partikel besar c. Meningkatkan luas permukaan

  d. Obat memiliki energi yang tinggi pada tingkat amorphous dibandingkan tingkat kristalin, pada konsentrasi jenuh (Waard, Hinrichs, Visser, Bologna, dan Frijlink, 2008).

D. HPMC E-15

  Hydroxypropylmethylcellulose (HPMC) merupakan polimer semisintetik

  yang bersifat inert dan biasa digunakan sebagai agen penggranul dan bahan tambahan untuk obat controlled release (Ishikawa, Watanabe, Takayama, Endo, dan Matsumoto, 2000). HPMC terdiri dari 19%-30% gugus metoksi (-OCH

  3 ) dan 3%-12% gugus hidroksipropil (-OCH CHOHCH ).

  2

  3 Memiliki ciri-ciri : 1. Penampilan: serbuk putih.

  2. Ukuran Partikel: di atas 98,5% efisiensi partikel melewati ukuran mesh 100 dan 100% di 80 mesh

  2 Apparent viscosity (2%, w/w in water) 12 - 18 cps 14.10 cps

  8 Hydroxypropoxy (Percent) About 8.2% 8.3%

  7 Methoxy (Percent) About 23.7% 23.8%

  6 Heavy metals <0.001% <0.001%

  5 Arsenic <3.0 ppm <3.0 ppm

  4 Residue on ignition <1.0% 0.80%

  3 Loss on drying <10% 2.60%

  1 Description White powder White powder

  3.

  Tests Specifications Results

  Sr no.

  Tabel I. HPMC E-15 (Alfakimia, 2010) adhesi (Greatvista, 2010).

  HPMC memiliki karakteristik lainnya seperti stabilitas pH, retensi air, membentuk properti film yang sangat baik dan menyebarkan yang baik dan kekuasaan

  5. pH.

  280-300. Larut dalam air dan beberapa pelarut organik. Kelarutan bervariasi dengan viskositas, semakin rendah viskositas memiliki kelarutan yang tinggi. HPMC yang berbeda berbeda dalam beberapa sifat dan kelarutan dalam air tidak dipengaruhi oleh

  . Suhu karbonisasi: 4.

  Gambar 4. Struktur HPMC (Anonim c, 2010)

  E.

  

Spray Drying

  Metode pengeringan spray drying merupakan metode pengeringan yang paling banyak digunakan dalam industri terutama industri makanan. Metode ini mampu menghasilkan produk dalam bentuk bubuk atau serbuk dari bahan-bahan seperti susu dan buah buahan (Rohman, 2008).

F. Spektrofotometri UV-VIS

  Spektrofotometri UV/VIS adalah alat yang mempunyai dua sumber cahaya (sinar ultra ungu dan sinar tampak). Masing-masing sumber cahaya dipergunakan untuk penentuan kandungan aromatik dan senyawa anionik dalam sampel (Lemigas, 2010).

  Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai, yaitu : 1) Pelarut tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna 2) Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis, dan 3) Kemurnian atau derajat analisis harus tinggi (Mulja, 1995).

  Pada umunya, pelarut yang sering dipakai adalah air, etanol, sikloheksan, dan isopropanol. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam masalah pemilihan pelarut adalah polaritas pelarut yang dipakai, karena akan berpengaruh terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis (Mulja, 1995).

  Pergeseran serapan ke arah panjang gelombang yang lebih pendek disebabkan substitusi atau pengaruh pelarut, yaitu pergeseran hipsokromik disertai efek hipokromik (penurunan intensitas serapan) (Sastroamidjoyo, 1991).

G. Uji Disolusi

  Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu.

  Banyak cara untuk mengukur hasil kecepatan pelarutan suatu zat atau sediaan, antara lain dengan metode sebagai berikut:

  1. Metode Wagner Metode ini dapat menghitung tetapan kecepatan pelarutan (k) dengan berdasarkan pada asumsi bahwa kondisi percobaan dalam keadaan sink, proses pelarutan mengikuti orde satu, luas permukaan spesifik turun secara eksponensial terhadap waktu.

  2. Metode klasik Metode ini menunjukkan jumlah zat aktif yang terlarut pada waktu t, yang kemudian dikenal dengan T20, T50, T90 dan sebagainya. Metode ini hanya menyebutkan satu titik saja, sehingga proses yang terjadi di luar (sebelum dan sesudah) titik tersebut tidak diketahui. Titik tersebut menyatakan jumlah zat aktif yang terlarut pada waktu tertentu (Hadi, 2007). Misalnya bisa dilihat nilai T80, dimana itu menunjukkan waktu yang diperlukan untuk melarutkan80% zat aktif (Waard, Hinrichs, Visser, Bologna, dan Frijlink, 2008).

  3. Jumlah zat aktif yang melarut pada waktu tertentu, misalnya C30 adalah dalam waktu 30 menit zat aktif yang melarut sebanyak x mg atau x mg/ml (Shargel dan Yu, 1999)

H. Validasi Metode Analisis

  Validasi metode menurut USP dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis bersifat akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Secara singkat, validasi merupakan aksi konfirmasi bahwa metode analisis yang akan digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan (Rohman, 2009).

  Kategori yang terdapat dalam USP dan ICH :

  1. Kategori I Metode untuk kuantifikasi komponen mayor dalam produk ruahan API, termasuk senyawa-senyawa pengawet dalam produk akhir obat, diklasifikasikan dalam kategori I. Metode uji dan keseragaman kandungan masuk dalam kategori ini.

  Analisis sekelumit ini tidak diisyaratkan pada uji keseragaman kandungan ini, karenanya penentuan LOD dan LOQ dalam uji ini tidaklah penting (Rohman, 2009).

  2. Kategori II Metode kategori II ditujukan untuk menentukan pengotor/ pengganggu

  (impurities) dalam ruahan obat (bulk), produk-produk degradasi dalam produk akhir obat atau dalam proses pembersihan (cleanng process). Metode ini lebih lanjut dibagi menjadi 2 yaitu ke dalam uji kuantitatif dan uji batas (limit test) (Rohman, 2009).

  3. Kategori III Metode-metode yang digunakan untuk menentukan karakteristik kinerja produk akhir jatuh pada kategori III. Uji disolusi (tidak termasuk pengukurannya) dan uji-uji pelepasan obat merupakan contoh metode yang masuk kategori ini (Rohman, 2009).

  Tabel II. Elemen-elemen data yang dibutuhkan untuk uji validasi(Rohman, 2009)

  Parameter Pengujian Pengujian kategori II Uji kategori Kinerja kategori I

  III

  Kuantitatif Uji Batas

  Analisis

  • Akurasi Ya Ya

  Presisi Ya Ya Tidak Ya

  • Spesifisitas Ya Ya Ya

  LOD Tidak * Tidak Ya

  • LOQ Tidak Ya Tidak * Linieritas Ya Ya Tidak

  Kisaran Ya Ya * * (range) Ruggedness Ya ya Ya Ya

  • *mungkin dibutuhkan, tergantung pada uji spesifiknya I.

   Landasan Teori

  Kurkumin merupakan senyawa turunan fenolik yang didapat dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit (Curcuma domestica Rhizome). Kurkumin bermanfaat sebagai obat anti inflamasi, anti bakteri, dan antikanker. Kurkumin dibuat menjadi bentuk dispersi padat dengan mendispersikan bagian serbuk kunyit yang ditambahkan dengan pembawa yaitu HPMC E-15 untuk mempengaruhi laju

  Hydroxypropylmethylcellulose (HPMC) merupakan polimer semisintetik

  yang bersifat inert yang biasa digunakan sebagai agen penggranul. Alat yang digunakan untuk membuat dispersi padat dalam penelitian ini adalah spray drier yang memiliki prinsip kerja, yaitu mengubah bahan yang ingin dikeringkan ke dalam bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer.

  Air dari bahan kemudian di kontakan dengan udara panas yang menyebabkan air dalam bentuk tetesan-tetesan mengering dan berubah menjadi serbuk. Kemudian terjadi proses pemisahan antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan

  

cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudian diturunkan suhunya

sesuai dengan kebutuhan produksi.

  Setelah itu dilakukan uji disolusi menggunakan alat uji disolusi. Metode uji disolusi yang dilakukan adalah dengan metode klasik. Metode ini mengukur jumlah zat aktif yang terlarut hanya pada waktu tertentu.

  Spektrofotometer UV/VIS merupakan alat yang memiliki dua sumber cahaya. Dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer visibel, dapat dilakukan pengukuran kecepatan disolusi kurkumin.

  J.

  

Hipotesis

  Dengan adanya pengaruh proporsi drug load pembawa dalam pembuatan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)-HPMC E- 15 dapat meningkatkan disolusi kurkumin.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan

  melakukan percobaan dan tidak ada manipulasi. Peneliti melakukan penambahan pembawa dalam pembuatan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)-HPMC E-15 guna mempengaruhi disolusinya.

B. Variabel 1.

   Variabel bebas

  Proporsi drug load yang digunakan 2.

   Variabel tergantung

  Persen kurkumin yang terdisolusi

3. Variabel pengacau

  a. Variabel pengacau terkendali. Intensitas cahaya selama penyimpanan

  b. Variabel pengacau tak terkendali. Suhu dan kelembaban ruangan

C. Definisi Operasional 1.

   Dispersi padat adalah mendispersikan satu atau banyak bagian zat aktif pada pembawa atau matriks yang inert, yang disiapkan dengan cara dilarutkan.

2. Spray dried adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan dengan cara

  bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air dari bahan yang telah berbentuk tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara panas.

  Peristiwa pengontakkan ini menyebabkan air dalam bentuk tetesan-tetesan tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudian kembali diturunkan suhunya sesuai dengan kebutuhan produksi.

  3. Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu.

  4. Spektrofotometer UV-VIS adalah alat yang mempunyai dua sumber cahaya (sinar ultra ungu dan sinar tampak). Masing-masing sumber cahaya dipergunakan untuk penentuan kandungan aromatik dan senyawa anionik dalam sampel.

D. Bahan – bahan Penelitian

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurkumin standar (pemberian ekslusif dari Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt.), serbuk ekstrak rimpang kunyit (dari PT Phytochemindo Reksa), HPMC E-15 (dari PT Colorcon Asia PacificPvt.Ltd. Singapore), kapsul cangkang keras gelatin No.00 (PT Brataco Chemica), metanol p.a. (E. Merck), etanol 70%, asam klorida pekat dan aquades (PT Brataco-Yogyakarta).

  E.

  

Alat – alat Penelitian

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex- Germany), timbangan analitik (OHAUS carat series), micropipete (Socorex, Propette), desikator, mortir, stamper, Spray dried (LabPlant-London), Spektrofotometer UV-VIS merk Perkin Elmer, alat uji disolusi (Sotax), magnetic stirer (Labinco BV-Netherlands), ph indikator universal (Merc).

  F.

  

Tata cara Penelitian

1. Pembuatan dispersi padat ekstrak rimpang kunyit

  Dispersi padat ekstrak rimpang kunyit : HPMC E-15 dan ekstrak rimpang kunyit ditambahkan sesuai dengan persen drug load 2%, 1%, 0.66% dibuat dengan metode spray drying. Serbuk ekstrak rimpang kunyit sebanyak 350,8772 mg dilarutkan dalam 250 ml etanol 70% lalu ditambahkan larutan HPMC E-15 sesuai dengan dengan persen drug load 2%, 1%, 0,66% . Pelarut dihilangkan dengan teknik Spray drying dengan operating parameter sebagai berikut: suhu

  o o

  inlet, 110 C; suhu exhaust 68 C; feed rate 4 ml/ min; tekanan udara atomisasi 2

  2 kg/cm dan aspirasi -280 mmWC.

  Tabel III. Proporsi drug load

  

HPMC E-15-pembawa dispersi padatan

HPMC E-15 (g) Kurkumin(mg) Drug load (%mg/ml)

  2

  

40

  2

  4

  

40

  1

  6

  

40

  0.66

  2. Pembuatan campuran fisik

  Campuran fisik dibuat dengan mencampurkan serbuk ekstrak rimpang kunyit dan HPMC E-15, yang masing-masing telah diayak sebelumnya dengan ayakan no. mesh 60. Jumlah serbuk ekstrak kunyit dan HPMC E-15 yang dicampurkan dihitung berdasarkan jumlah dispersi padat yang diperoleh tiap replikasinya. Pencampuran kedua serbuk dilakukan dengan mortir dan stamper sehingga homogen.

  3. Uji disolusi

  Disolusi dispersi padat dan campuran fisik diukur menggunakan peralatan disolusi. Media disolusi terdiri dari 900 ml cairan lambung buatan tanpa pepsin pH lebih kurang 1,2. Paddle akan berputar dengan kecepatan 50±1 rpm dan pada suhu 37±0,5°C. Setiap 5, 10, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit, cuplikan sebanyak 5 ml diambil dan disaring, medium disolusi diganti dengan 5 ml medium disolusi yang baru setelah pengambilan sampel. Kurkumin dalam cuplikan diukur dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum. Konsentrasi kurkumin dihitung dan dinyatakan sebagai persentase kurkumin terlarut.

  4. Validasi metode

  a. Larutan stok kurkumin Sebanyak 10,0 mg serbuk kurkumin ditimbang lebih kurang seksama, masukkan ke dalam labu ukur 25,0 ml. Encerkan dengan metanol p.a hingga tanda. Simpan dalam wadah terlindung cahaya b. Larutan intermediet Larutan stok kurkumin diambil sebanyak 1,0 ml, masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml. Encerkan dengan metanol p.a hingga tanda. Larutan intermediet dibuat sebanyak 3 kali.

  c.

  )

  maks

Dokumen yang terkait

Pengaruh rasio poloxamer 407/Kitosan dalam sistem dispersi padat ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap disolusi kurkumin.

0 2 64

Pengaruh formulasi ekstrak kunyit dalam sistem dispersi padat manitol terhadap disolusi kurkumin.

0 3 46

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying.

2 6 96

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying.

0 2 87

Pengaruh formulasi ekstrak kunyit dalam sistem dispersi padat manitol terhadap disolusi kurkumin

1 1 44

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam polivinil pirolidon dengan vaccum rotary evaporator.

1 3 90

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Hydroxypropyl Methycellulose (HPMC) dengan spray drying

1 3 85

Pengaruh proporsi Drug Load terhadap profil disolusi dispersi padat kurkumin ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam Polyvinyl Pyrrolidone (PVP) dengan spray drying

0 2 94

Standarisasi ekstrak rimpang kunyit [curcuma domestica val.] - USD Repository

0 4 88

Pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma donestica C 95)-HPMC E-5 - USD Repository

0 2 118