BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini - BAB II SITI FATONAH PAUD'12

  

B A B I I

K A J I A N P U S T A K A

A.

   Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini

  Istilah perkembangan tidak lepas dari kehidupan seseorang termasuk anak usia dini. Perkembangan merupakan hal yang harus diperhatikan dengan baik. Menurut Syaodih (2005: 20) bahwa perkembangan merupakan suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi fisik maupun mental dan berhubungan dengan lingkungan. Namun, perkembangan anak juga tidak lepas dari istilah pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan yang sifatnya kuantitatif atau perubahan yang berhubungan dengan fisiologis yakni dari segi fisik akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan. Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis individu. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah hasil dari proses pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis serta dari proses belajar.

  Syaodih (2005: 30) menjelaskan bahwa pertumbuhan fisik yang dialami oleh anak mempengaruhi proses perkembangan motoriknya dan perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah atau badan melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang terkoordinasi. Menurut Corbin (dalam Sumantri, 2005: 48) perkembangan motorik merupakan perubahan berupa kemampuan gerak dari bayi hingga dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak yang saling mempengaruhi satu sama lain.

  Dalam perkembangan anak usia dini terdapat aspek-aspek perkembangan. Menurut Suyanto (2005: 50) aspek-aspek perkembangan anak meliputi fisik-motorik, intelektual, moral, emosional, sosial, bahasa, dan kreativitas.

  Kemampuan motorik atau gerak sangat penting untuk anak usia dini karena kemampuan motorik selalu berhubungan dengan kegiatan sehari-hari anak. Kemampuan motorik anak harus terus dilatih sebaik mungkin dan diberikan kepada anak sejak usia dini.

  Motorik secara umum adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Menurut Gallahue (dalam Samsudin, 2008: 10) motorik berasal dari kata motor yaitu gerak. motorik adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik.

  Muhibbin (dalam Samsudin, 2008: 10) menjelaskan bahwa motorik juga berasal dari istilah motor yaitu berkaitan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakannya, serta kelenjar-kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Dengan kata lain, bahwa motor diartikan sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi atau rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik.

  Menurut Zukifli (dalam Samsudin, 2008: 11) motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh, di mana dalam perkembangan motorik ada 3 (tiga) unsur yang menentukannya yaitu otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur tersebut memilki peranan atau fungsinya masing-masing secara interaksi positif, artinya unsur satu dengan yang lainnya saling berkaitan, menunjang dan melengkapi untuk mencapai kondisi motorik yang baik atau lebih sempurna.

  Perkembangan motorik merupakan proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Menurut Samsudin (2008: 6) aspek-aspek perkembangan motorik anak mencakup tiga hal:

  a. Perkembangan anatomis yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitas pada struktur tulang-belulang, proporsi tinggi, kepala dan badan secara keseluruhan.

  b. Perkembangan fisiologis yaitu ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran darah, dan pernapasan, persyarafan, produksi kelenjar dan pencernaan. Seiring dengan bertambahnya usia anak, maka fungsi organ tubuh anak berubah menjadi lebih mantab.

  c. Perkembangan perilaku motorik yakni memerlukan adanya koordinasi fungsional antara persyarafan dan otot serta fungsi kognitif, afektif (sikap), dan motorik. Dua macam motorik utama yang bersifat umum harus dikuasai oleh setiap anak, yaitu berjalan dan bermain.

  Dalam perkembangan motorik pada anak terdapat pola-pola yang harus diperhatikan sebaik mungkin. Menurut Gasell, Ames, dan Illingsworth (dalam Suyanto, 2005: 51) mengungkapkan ada 8 (delapan) pola umum dalam perkembangan motorik pada anak adalah sebagai berikut: Pertama, Continuity (bersifat kontinyu) artinya bahwa pola ini mulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks sejalan dengan bertambahnya usia anak. Kedua, Uniform Sequence (memiliki tahapan yang sama) artinya bahwa pola ini memiliki tahapan yang sama untuk semua anak, meskipun kecepatan yang dimiliki setiap anak untuk mencapai tahapan tersebut berbeda-beda tergantung dari kemampuan anak tersebut. Ketiga, Maturity (kematangan) artinya bahwa pola ini dipengaruhi oleh perkembangan sel-sel syaraf. Dimana Sel syaraf telah terbentuk semua saat anak lahir, tetapi proses mielinasinya masih terus berlangsung sampai beberapa tahun kemudian dan proses ini mempengaruhi gerak motorik tertentu yang terkoordinasi. Keempat, umum ke khusus artinya bahwa pola ini dimulai dari gerak yang bersifat umum ke gerak yang bersifat khusus. Hal ini disebabkan karena otot-otot besar (gross muscle) berkembang lebih dulu dibandingkan dengan otot-otot halusnya (fine muscle).

  Menurut Gasell, Ames, dan Illingsworth (dalam Suyanto, 2005: 51) pola umum dalam perkembangan motorik pada anak yang kelima, dimulai dari gerak refleks bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi. Sejak anak lahir sudah memiliki refleks, seperti menangis bila lapar, haus, sakit, atau merasa tidak enak. Refleks tersebut akan berubah menjadi gerak yang terkoordinasi dan bertujuan. Keenam, bersifat

  

chepalo-caudal direction artinya bagian yang mendekati kepala

berkembang lebih dahulu daripada bagian yang mendekati ekor.

  Contohnya: Otot pada leher berkembang lebih dahulu daripada otot kaki. Ketujuh, bersifat proximo-distal artinya bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh (tulang belakang) berkembang lebih dulu dari yang lebih jauh. Contohnya: otot dan syaraf lengan berkembang lebih dahulu daripada otot jari. Contoh nyatanya yaitu anak usia TK biasanya menangkap bola dengan kedua lengannya, bukan dengan jari-jarinya.

  

Kedelapan , koordinasi bilateral ke crosslateral artinya bahwa

  koordinasi organ yang sama berkembang lebih dulu sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilangan. Contohnya: orang dewasa melempar bola tennis dengan tangan kanan dan kaki kiri maju. Tetapi sebaliknya, anak usia TK melempar bola dengan tangan kanan, biasanya kaki kanan yang maju.

  Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Melalui perkembangan motorik anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya termasuk lingkungan sekolah. Menurut Noorlaila (2010: 51) perkembangan motorik anak dapat distimulasi dengan kegiatan menulis dan menggambar, keterampilan berolahraga seperti senam, kegiatan permainan (seperti meloncat, berlari, memanjat), kegiatan baris-berbaris, dan gerakan-gerakan sholat.

  Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas gerak tubuh.

  Kemampuan motorik sendiri ada macamnya.

  Sujiono, dkk (2009: 1.13) menjelaskan bahwa perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu pertama, gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak yang terbentuk ketika anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan. Kedua, gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan.

  Menurut Slamet Suyanto (2005: 51) menjelaskan bahwa kemampuan motorik ada dua macam, yaitu: a. Perkembangan otot kasar (gross muscle) atau motorik kasar.

  Motorik kasar adalah otot-otot badan yang tersusun oleh otot lurik dan berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak, seperti berjalan, berlari, melompat, menendang, melempar, memukul, mendorong, dan menarik.

  b. Perkembangan otot halus (fine muscle) atau motorik halus Motorik halus adalah meliputi perkembangan otot halus dan berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, menali sepatu, mengunting, meremas-remas, menulis, dan lain sebagainya.

  Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan fisik motorik adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan gerak tubuh, dimana timbulnya semua gerakan tubuh itu muncul karena adanya pengaruh dari otot, saraf, dan otak. Dalam perkembangan motorik ada dua macam yaitu motorik kasar dan motorik halus.

2. Pengertian Motorik Kasar

  Perkembangan fisik motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerak tubuh, dimana timbulnya semua gerakan tubuh itu muncul karena adanya pengaruh dari otot, saraf, dan otak. Perkembangan motorik kasar sangat berkaitan dengan perkembangan fisik anak. Setiap anak perkembangan motoriknya berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lainnya.

  Syaodih (2005: 31) menjelaskan bahwa motorik kasar ( gross

  motor ) adalah gerakan anggota badan yang lebih banyak menggunakan

  otot-otot kasar seperti aktivitas berlari, memanjat, melompat, melempar, dan lain-lain. Menurut Slamet Suyanto (2005: 51) menjelaskan bahwa Perkembangan otot kasar (gross muscle) atau motorik kasar adalah otot- otot badan yang tersusun oleh otot lurik dan berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak, seperti berjalan, berlari, melompat, menendang, melempar, memukul, mendorong, dan menarik.

  Menurut Sujiono (2009: 1.13) motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.

  Sehingga untuk melakukan gerakan motorik kasar memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot

  • –otot yang besar. Aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh badan anak terlibat dalam gerkan motorik kasar. Perkembangan motorik kasar berkembang lebih dulu dibanding motorik halus. Misalnya: anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum anak mengontrol tangan dan jari-jarinya.

  Perkembangan motorik kasar merupakan kemampuan yang melibatkan otot-otot besar atau kasar. Kemampuan otot-otot besar tergolong pada kemampuan gerak dasar. Di mana kemampuan gerak dasar ada kategorinya. Menurut Samsudin (2008: 9) kemampuan gerak dasar ada 3 (tiga) kategori, yaitu:

  a. Kemampuan Lokomotor merupakan gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, lompat dan loncat, berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop). Namun, untuk kemampuan lokomotor yang gerakan meloncat ada yang tetap di tempat. Gerakan meloncat ini divariasikan ke berbagai arah. Misalnya: meloncat-loncat di tempat kemudian berputar 90º. Ada pula meloncat-loncat di tempat kemudian berputar 180º. Tujuan dari gerakan meloncat di tempat yaitu untuk melatih ketangkasan atau melatih kekuatan kaki.

  b. Kemampuan Non-Lokomotor merupakan gerakan yang dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Misalnya, menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, meliuk dan lain-lain.

  c. Kemampuan Manipulatif, lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.

  Misalnya: gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan menerima (menangkap) objek.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar adalah gerakan anggota badan yang melibatkan otot-otot kasar yang berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak seperti berjalan, berlari, melempar, mendorong, dan lain-lain.

3. Prinsip-Prinsip Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

  Menurut Samsudin (2008: 8) prinsip perkembangan motorik anak usia dini merupakan suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya.

  Sumantri (2005: 48) juga menjelaskan bahwa salah satu prinsip perkembangan motorik anak usia dini yaitu terjadinya perubahan fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Di mana perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan stimulasi aktivitas gerak sesuai dengan masa perkembangannya.

  Menurut Sujiono (2009: 3.5) prinsip pengembangan motorik anak usia dini atau anak usia prasekolah yaitu terjadinya suatu proses perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan anak.

  Dapat disimpulkan bahwa prinsip perkembangan motorik anak usia dini terjadi ditandai dengan adanya suatu perubahan baik fisik ataupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya di mana perkembangan motorik dipengaruhi oleh gizi, kesehatan, dan perlakuan stimulasi terhadap motorik/gerak sesuai dengan perkembangannya.

4. Tahap-Tahap Belajar Motorik Anak Usia Dini

  Anak usia dini adalah anak yang masih membutuhkan stimulus atau rangsangan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang sempurna. Perkembangan fisik motorik anak juga perlu sekali adanya stimulus seperti makanan bergizi, latihan gerak, lingkungan yang mendukung, dan lain-lain.

  Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar secara umum. Tujuan dari belajar gerak yaitu untuk menguasai berbagai keterampilan gerak atau motorik dan mengembangkannya guna menyelesaikan tugas- tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu. Berusaha menguasai keterampilan gerak/motorik diperlukan suatu proses belajar yaitu proses belajar gerak/motorik di mana dalam proses belajar gerak yang paling dominan adalah aspek fisik dan psikomotor.

  Ketika anak usia dini akan melakukan suatu gerak atau motorik, perlu sekali adanya suatu tahapan yang harus dipelajari. Menurut Samsudin (2008: 15) Tahapan Belajar Motorik Anak Usia Dini (TK) dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap verbal kognitif, asosiatif, dan otomatisasi. Tahap verbal kognitif adalah tahap belajar motorik melalui uraian lisan atau menangkap penjelasan konsep tentang gerak yang akan dilakukan. Tahap asosiatif merupakan tahap belajar motorik untuk menyesuaikan konsep ke dalam bentuk gerakan dengan mempersesifkan konsep gerakan pada bentuk perilaku gerak yang dipelajari atau mencoba-coba gerakan dan memahami gerak yang dilakukan. Tahap otomatisasi merupakan tahap belajar motorik untuk melakukan gerakan secara berulang-ulang demi mendapatkan gerakan yang benar secara alamiah.

  Menurut Fitts dan Postner (dalam Sumantri, 2005: 101) proses belajar motorik anak usia dini juga ada 3 tahap yaitu : Tahap verbal kognitif merupakan tahap awal dalam belajar bergerak karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah gerakan yang dipelajari sedangkan penguasaan geraknya masih belum baik karena masih mencoba-coba gerakan tersebut. Tahap asosiatif disebut juga tahap menengah di mana perkembangan anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan yang sedang dipelajari. Kemudian tahap otomasi disebut juga tahap akhir, ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis.

  Pendapat kedua ahli di atas juga sependapat dengan Sujiono. Menurut Sujiono (2009: 1.4) Tahap perkembangan keterampilan motorik atau tahap belajar motorik anak usia dini ada tiga tahap juga, yaitu: Tahap kognitif, dalam tahap ini anak berusaha memahami keterampilan gerak/motorik untuk melakukan suatu gaerakan tertentu.

  Tahap asosiatif yaitu pada tahap ini, anak belajar dengan mencoba-coba gerakan seraya dikoreksi agar tidak terjadi kesalahan. Tahap Autonomous, pada tahap ini gerakan yang dilakukan merupakan respons yang lebih efesien dengan sedikit kesalahan dan gerakan yang dilakukan sudah otomatis.

  Sedangkan Menurut Adam (dalam Sugiyanto, 2005: 9.8) tahap atau fase belajar gerak keterampilan motorik anak ada 2 tahap yaitu: a. Tahap atau fase gerak-verbal

  Fase belajar gerakan di mana gerakan yang dipelajari masih berada dalam pikiran anak. Anak memikirkan gerakan berarti merangkai gerakan dalam bentuk kata-kata. Jadi dapat dikatakan bahwa pada fase gerak-verbal antara aktivitas gerakan dengan berpikir tentang gerakan harus dilangsungkan secara bersama- sama. Fase gerak-verbal sama halnya berada dalam tahap kognitif dan tahap asosiatif.

  b. Tahap atau fase gerak Fase ini kelanjutan dari fase gerak-verbal yaitu ditandai dengan adanya penguasaan gerakan yang sudah baik dan ketika melakukan gerakan seolah-olah tidak memikirkan lagi gerakan yang sedang dilakukan. Fase gerak sama halnya berada pada fase/tahap otomasi.

  Jadi, dari beberapa tahapan itu dapat disimpulkan bahwa anak usia dini ketika mempelajari suatu gerak atau motorik dimulai dari anak menangkap penjelasan konsep tentang gerakan-gerakan yang akan dilakukan, kemudian penjelasan konsep di wujudkan dengan perilaku gerak dan dipahami. Dilanjutkan dengan tahap otomatisasi atau gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan benar dan alamiah. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pada intinya anak mempelajari suatu gerak atau motorik dimulai dari proses peniruan sampai penguasaan keterampilan gerak atau motorik tersebut.

5. Tujuan Dan Fungsi Pengembangan Motorik

  Tujuan dan fungsi pengembangan motorik sebagai upaya dalam meningkatkan penguasaan keterampilan sesuai dengan kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik yang baik dilihat dari kemampuan anak menampilkan tugas motorik dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, maka motorik yang dilakukannya efektif dan efesien.

a. Tujuan Pengembangan Motorik

  Menurut Sujiono (2009: 2.11) ada beberapa tujuan pengembangan motorik anak TK antara lain untuk meningkatkan kemampuan motorik anak, melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasinya, meningkatkan keterampilan tubuh, dan salah satu cara untuk hidup sehat.

  Menurut Samsudin (2008: 29) tujuan pengembangan fisik/motorik di TK adalah untuk mengenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil.

  Sumantri (2005: 9) menjelaskan bahwa tujuan pengembangan keterampilan motorik kasar anak usia dini ada empat yaitu mampu meningkatkan keterampilan gerak, mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, mampu menanamkan sikap percaya diri, dan mampu bekerjasama.

  Sedangkan menurut Depdikbud (1997: 4) tujuan pengembangan jasmani anak usia dini atau TK yaitu untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak dalam mengolah tubuh guna pertumbuhan dan kesehatan. Kemudian tujuan dari pengembangan motorik kasar itu sendiri antara lain: mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar, menanamkan nilai-nilai sportivitas dan disiplin, meningkatkan kesegaran jasmani, memperkenalkan hidup sehat sejak awal/dini, dan memperkenalkan gerakan-gerakan yang indah melalui irama musik.

  Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan motorik anak TK antara lain: meningkatkan kemampuan motorik anak, melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasinya, meningkatkan keterampilan tubuh/gerak dan cara untuk hidup sehat.

b. Fungsi Pengembangan Motorik

  Menurut Ernawulan (2005: 31) ketrampilan motorik itu mempunyai dua fungsi yaitu: Pertama, membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya. Kedua, untuk membantu anak mendapatkan penerimaan sosialnya.

  Menurut Sumantri (2005: 10) ada beberapa fungsi pengembangan fisik/motorik kasar anak usia dini yaitu antara lain: sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan untuk anak usia dini. Selanjutnya, sebagai alat untuk membentuk, membangun dan memperkuat tubuh anak usia dini. Selain itu sebagai alat melatih keterampilan dan ketangkasan gerak juga daya pikir anak usia dini, alat untuk meningkatkan perkembangan emosional, meningkatkan perkembangan sosial, serta untuk menumbuhkan perasaan senang dan memahami manfaat kesehatan pribadi.

  Sedangkan menurut Depdikbud (1997: 4) fungsi dari pengembangan jasmani atau motorik kasar anak usia dini/TK adalah untuk memacu pertumbuhan dan pengembangan jasmani, rohani dan kesehatan anak, untuk membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak, untuk melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak, untuk meningkatkan perkembangan emosional anak, untuk meningkatkan perkembangan sosial anak, dan untuk menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami kesehatan sendiri.

  Dari beberapa pendapat di atas, bahwa fungsi pengembangan motorik antara lain: membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, untuk membantu anak mendapatkan penerimaan sosialnya, untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan anak usia dini, untuk membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak, untuk melatih ketangkasan gerak dan berpikir anak, dan untuk meningkatkan perkembangan emosional, sosial, perasaan senang dan kesehatan.

6. Manfaat Pengembangan Motorik

  Semakin terampil anak menguasai keterampilan motoriknya, semakin baik pula manfaat yang diperoleh. Manfaat tersebut antara lain: kondisi badan semakin sehat karena bergerak, lebih mandiri dan percaya diri.

  Menurut Samsudin (2008: 3) manfaat pengembangan motorik bagi anak adalah sebagai berikut: a. Secara umum manfaat pengembangan motorik yaitu seberapa jauh anak mampu menyelesaikan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik dinyatakan tinggi apabila tugas motorik yang dilakukannya efektif dan efesien.

  b. Manfaat khusus pengembangan motorik bagi anak yaitu meningkatkan perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan , pernafasan dan syaraf, meningkatkan pertumbuhan fisik seperti bertambahnya tinggi dan berat badan, meningkatkan perkembangan keterampilan, intelektual emosi dan sosial.

  Dapat disimpulkan bahwa manfaat pengembangan motorik antar lain: kondisi badan semakin sehat, lenih mandiri, percaya diri, meningkatkan perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernafasan dan syaraf, meningkatkan pertumbuhan fisik, meningkatkan perkembangan keterampilan, intelektual emosi dan sosial.

B. Senam Ritmik Menggunakan Pita 1. Pengertian Senam Ritmik

  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2005: 1080) kata senam artinya gerak badan (gimnastik). Secara Umum Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga. Menurut Sahara (2006: 1.4) senam atau gymnastik adalah suatu sistem latihan yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh. Istilah senam yang dikenal selama ini berasal dari kata gymnastik berakar dari kata Gymnos dan Gymnazien dari bahasa Yunani. Gymnos yang berarti telanjang dan gymnazien yang berarti berlatih tanpa memakai busana.

  Menurut Tim Abdi Guru V (2007: 28) senam irama adalah senam yang diiringi musik, lagu, atau ketukan dan mengutamakan keselarasan gerak. Menurut Tim Abdi Guru VI (2007: 40) senam ritmik dikenal dengan nama senam irama merupakan senam dengan iringan irama musik atau gerakan bebas yang dilakukan mengikuti irama. Senam ritmik atau irama merupakan perpaduan antara tari dan gerakan olahraga. Gerakan senam ritmik juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti gada, simpai, tongkat, pita, bola, topi dan sebagainya.

  Senam ritmik pasti selalu melibatkan musik sebagai pengiring dalam gerakan senam ritmik atau irama. Musik pengiring gerakan senam ritmik dapat dilakukan dengan bermacam-macam irama. Irama yang riang gembira sangat cocok diterapkan untuk anak-anak dalam kegiatan senam ritmik. Misalkan, lagu Naik-Naik ke Puncak Gunung, Naik Kereta Api, Potong Bebek Angsa dan sebagainya.

  Menurut Rodulf Bode (dalam Sahara, 2006: 1.17) bahwa suatu gerakan akan selalu berkaitan atau berhubungan dengan irama tubuh itu sendiri, yaitu antara fase kontraksi dan fase relaksasi dan bertujuan untuk mengembangkan gerakan alamiah tubuh secara menyeluruh. Fase kontraksi (gerakan inti) yaitu tahapan senam di mana otot bergerak atau bekerja secara maksimal, sedangkan fase relaksasi yaitu tahapan senam yang berfungsi merilekskan otot-otot yang telah berkontraksi selama gerakan inti. Pestalozzi (dalam Sahara, 2006: 1.17) juga berpendapat bahwa senam irama merupakan suatu seni ekspresif yang muncul secara alamiah dari dalam diri manusia yaitu jiwa, raga, dan rasa.

  Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa senam ritmik disebut juga senam irama yaitu senam yang diringi lagu atau musik, atau ketukan dan mengutamakan keselarasan gerak. senam ritmik dapat menggunakan alat seperti gada, simpai, tongkat, pita, bola.

2. Tujuan Senam Ritmik

  Senam merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat bermanfaat bagi pesenam khususnya. Artinya bahwa senam memiliki tujuan baik yang dapat dicapai atau diharapkan oleh si pesenam. Terutama untuk kalangan anak usia dini atau usia Taman Kanak-Kanak yaitu untuk meningkatkan kemampuan motoriknya.

  Menurut Sahara (2008: 1.8) Gymnastik atau senam memiliki tujuan atau tugas pokok yaitu pembentukan fisik dan pembelajaran gerak. Sesuai dengan tujuannya, senam dapat dibagi menjadi tiga bentuk utama, yaitu: Pertama, Gymnastik (senam dasar), merupakan pembentukan dasar yang lebih bersifat umum seperti berjalan, berlari, mengayun, dan lain-lain yang dilatih secara siklik (berulang-ulang dengan gerakan yang sama), kalau mungkin dapat dilakukan secara otomatis. Dengan arti lain senam dasar, mengarah kepada gerakan alamiah. Kedua, Gymnastik (senam khusus), merupakan alat bantu latihan khusus, seperti persiapan khusus dan memiliki sifat pembentukan elemen teknik sesuai dengan cabang olahraga tertentu.

  

Ketiga, Gymnastik (senam untuk tujuan prestasi) artinya senam sebagai

cabang olahraga tertentu yang menekankan aspek prestasi.

  Menurut Karl Gaulhofer (dalam Sahara, 2006: 1.8) dan Samsudin (2008: 39) bentuk atau satuan pengajaran senam terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pemanasan atau pendahuluan, latihan inti, dan penutup atau pendinginan. Menurut Samsudin (2008: 39) tujuan dari pemanasan adalah untuk menciptakan, menyesuaikan dan membawa anak untuk siap beraktivitas dengan kata lain dalam kegiatan senam yaitu untuk mempersiapkan tubuh menuju latihan inti yang lebih berat. Tujuan dari latihan inti yaitu untuk meningkatkan keterampilan intelektual, sosial, emosional, dan kualitas fisik. Tujuan dari pendinginan atau penenangan yaitu untuk menyiapkan fisik dan mental anak agar bisa mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.

  Begitu pula senam ritmik atau senam irama juga memiliki tujuan. Menurut Tim Abdi Guru VI (2007: 40) senam ritmik atau irama memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kelenturan pada persendian, dan mempertajam perasaan pesenam dalam menyesuaikan gerakannya dengan irama musik.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa senam ritmik bertujuan untuk meningkatkan kelenturan pada persendian dan mempertajamperasaan pesenam dalam menyesuaikan gerakannya dengan irama musik.

3. Manfaat Senam Ritmik

  Menurut Karel A.L. (dalam Noorlaila, 2010: 53) olahraga bermanfaat bagi perkembangan motorik anak dan perkembangan otak serta psikologis anak. Dari hal itu kegiatan senam juga bermanfaat bagi perkembangan fisik motorik maupun otak serta psikologis anak terutama anak dalam masa usia emas atau The Golden Age yang masih membutuhkan banyak stimulus atau rangsangan.

  Menurut Nurochim (2009) senam ritmik atau irama mempunyai manfaat yaitu untuk membakar lemak yang berlebihan dalam tubuh, meningkatkan daya tahan jantung, dapat dijadikan program untuk menurunkan berat badan, dapat memperbaiki penampilan otot paha, lengan, pinggang, perut, dan dada.

  Selain itu, manfaat senam ritmik atau irama adalah sebagai berikut: a. Manfaat fisik

  Dapat mengembangkan daya tahan, otot, kekuatan, tenaga, kelentukan, koordinasi, kelincahan dan keseimbangan tubuh apabila dilakukan secara rutin.

  b. Manfaat Mental Mampu mempergunakan kemampuan berpikirnya secara aktif dan kreatif melalui pemecahan masalah gerak.

  c. Manfaat Sosial Kegiatan senam dilakukan secara bersama-sama dalam hal ini akan terwujud interaksi sosial.

  Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa manfaat senam ritmik antara lain: bagi perkembangan motorik dan perkembangan otak serta psikologis anak, untuk membakar lemak dalam tubuh, meningkatkan daya tahan jantung, menurunkan berat badan, pembentukan otot, serta manfaat fisik, mental, maupun sosial.

4. Senam Ritmik Menggunakan Pita

  Senam ritmik menggunakan pita ini merupakan salah satu senam ritmik atau irama yang menggunakan alat. Menurut Tim Abdi Guru VI (2007: 96) dalam kegiatan senam ritmik ini, keserasian gerak dan keindahan gerak menjadi hal yang penting. Dalam senam ritmik menggunakan pita harus memperhatikan beberapa hal. Dilihat dari berapa ukuran yang diperlukan, bahan pita yang digunakan, pegangan atau stiknya, ataupun teknik atau cara memegang stiknya.

  Menurut Sahara (2006: 12.3) dalam gerakan senam ritmik menggunakan pita harus luas, lembut, lancar, dengan lengan, kaki dan gerakan-gerakan tubuh harus dapat dikoordinasikan dengan gerakan pita. Menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastique) (dalam Sahara, 2006: 12.3) dalam senam ritmik dengan pita ada standar resminya yaitu pita terbuat dari bahan satin, panjang pita 6 atau 5 meter, lebar pita 4-6 cm, berat pita minimum 35 gram termasuk stiknya, panjang stik 50-60 cm, diameter stik maksimum 1 cm. Namun, karena penelitian ini ditujukan untuk anak Taman Kanak-kanak, tidak perlu mengikuti standar resmi tersebut. Kalau aturan tersebut di terapkan untuk anak Taman Kanak-kanak, anak-anak akan merasa kesulitan karena pita yang terlalu panjang, pita yang terlalu berat, ataupun stik yang terlalu panjang dan besar. Dalam penelitian ini, untuk anak Taman Kanak-kanak mungkin cukup dengan panjang pita sekitar 1 meter, lebar pita 3 cm, panjang stik kira-kira 25 cm, dan diameter stik 1 cm.

  Dalam gerakan menggunakan pita ada teknik yang harus diperhatikan. Teknik tersebut dapat dilakukan bagaimana cara memegang stik pada satu atau dua tangan. Stik atau tangkai dipegang jangan terlalu kuat antara ibu jari dengan jari tengah, jari telunjuk diluruskan menempel lembut segaris dengan stik. Jari keempat dan kelima menempel pada stik. Menurut Sahara (2006: 12.4) ada dua cara dalam memegang stik, tergantung pada bidang yang akan digunakan yaitu Reguler grip dengan telapak tangan menghadap ke bawah dan

  Reverse grip dengan telapak tangan menghadap ke atas.

  Arah pita dan gerakan tubuh diakhir setiap gerakan harus dapat menentukan gerakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pita tidak boleh menyentuh setiap bagian tubuh terkecuali selama gerakan akhir yang mengharuskan pita ditangkap. Ayunan yang luas, gerak lingkar, angka 8 dan lain-lain, harus dilakukan dengan lengan yang lurus. Tenaga gerakan harus muncul dari bahu. Tongkat atau stik harus merupakan kelanjutan pelurus lengan.

  Menurut Sahara (2006: 12.6) gerakan dalam senam ritmik dengan media pita terbagi dalam beberapa kategori: mengayun, melingkar, angka 8, spiral, dan lemparan. Tenaga gerakan diawali dari bahu, siku, atau pergelangan tangan. Gerakan pita harus selalu diikuti dengan gerakan tubuh secara keseluruhan. Menurut Tim Abdi Guru VI (2007: 96) menambahkan gerakan senam ritmik dengan menggunakan pita seperti gerakan menyerupai ular dan gerakan spiral.

  Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa senam ritmik menggunakan pita merupakan salah satu senam ritmik yang menggunakan alat. Senam ritmik menggunakan pita harus memperhatikan beberapa hal yaitu: ukuran pita, bahan pita, pegangan atau stiknya, dan teknik memegang stik. Gerakan senam ritmik menggunakan pita untuk anak mengayun, melingkar, angka 8,

  , lemparan gerakan menyerupai ular dan gerakan spiral.

5. Langkah-Langkah Senam Ritmik Menggunakan Pita

  Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan senam ritmik dengan menggunakan pita, adalah sebagai berikut:

SIKAP PERMULAAN

  Badan berdiri tegak, menghadap ke depan dengan posisi sebagai berikut: a. Tubuh merupakan satu garis tegak lurus dengan lantai mulai dari bahu, pinggul, lutut dan mata kaki.

  b. Tumit rapat, kedua telapak kaki agak dibuka kira-kira selebar kepalan tangan.

  c. Kedua lengan lurus di sisi tubuh, telapak tangan menghadap ke dalam dan jari-jari tangan rapat menempel ke paha.

  d. Pandangan lurus ke depan.

  PEMANASAN

  a. LATIHAN I Gerakan Jalan di tempat dan pernafasan.

  Tujuan Menyiapkan fisik maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar. Pelaksanaan 2 x 8 hitungan. Teknik gerakan

  1. Jalan di tempat dimulai dengan kaki kanan di angkat kira-kira 10 cm dari lantai, bersamaan dengan itu ayunkan lengan kiri dan kanan secara bergantian ke arah dagu, telapak tangan mengepal, hitungan selalu jatuh pada kaki kanan.

  2. Menarik nafas dan menggerakan kedua tangan ke atas lewat samping, ke depan, dan ke bawah.

  b. LATIHAN II Gerakan Tujuan Pelaksanaan Teknik gerakan

  Kepala Melemaskan otot-otot leher. 3 x 8 hitungan.

  1) 1 x 8 hitungan pertama : a) Kedua tangan di pinggang.

  b) Sambil jalan di tempat, anggukan kepala ke bawah dan kembali seperti semula. Tengokkan kepala ke kanan dan kembali seperti semula. 2) 1 x 8 hitungan kedua : a) Kedua tangan di pinggang.

  b) Sambil jalan di tempat, anggukkan kepala ke bawah dan kembali seperti semula. Tengokkan kepala ke kiri dan kembali seperti semula. 3) 1 x 8 hitungan ketiga : a) Kedua tangan di pinggang.

  b) Sambil jalan di tempat, anggukkan kepala ke bawah dan kembali seperti semula. Patahkan kepala ke kanan dan kembali seperti semula. 4) 1 x 8 hitungan keempat : a) Kedua tangan di pinggang.

  b) Sambil jalan di tempat, anggukkan kepala ke bawah dan kembali seperti semula. Patahkan kepala ke kiri dan kembali seperti semula.

  c. LATIHAN III Gerakan Tujuan Pelaksanaan Teknik gerakan Bahu, tangan,dan punggung.

  Melemaskan otot bahu, persendian, dan melemaskan otot punggung. 4 x 8 hitungan

  1) 1 x 8 hitungan pertama :

  a) Kedua lengan di depan dada, gerakan keduanya ke samping dengan hitungan 1,2. b) Kedua lengan direntangkan ke samping dengan hitungan 3,4.

  c) Hitungan 5,6,7,8 mengulang gerakan semula.

  Pinggang Melemaskan atau melentukkan persendian pinggang.

  a) Kedua tangan lurus ke atas dan telapak tangan menghadap ke depan.

  e) Hitungan 7, 8 posisi badan seperti semula. 2) 1 x 8 hitungan kedua :

  d) Liukkan badan ke samping kiri sampai hitungan 5,6.

  c) Hitungan 3,4 posisi badan seperti semula.

  b) Liukkan badan ke samping kanan sampai hitungan 1,2.

  a) Diawali sikap berdiri kangkang, kedua tangan lurus ke atas dan telapak tangan saling berhadapan dan kaki

  5 x 8 hitungan 1) 1 x 8 hitungan pertama :

  d. LATIHAN IV Gerakan Tujuan Pelaksanaan Teknik Gerakan

  d) Kaki digerakan atau jalan ke samping kanan dan kiri. 2) 1 x 8 hitungan kedua :

  f) Kaki digerakan atau jalan ke samping kanan dan kiri. 3) 2 x 8 hitungan selanjutnya mengulang gerakan 1 x 8 hitungan pertama dan kedua.

  e) Hitungan 5,6,7,8 mengulang gerakan semula.

  Telapak tangan mengepal.

  d) Hitungan 3,4 ayunkan tangan kiri ke atas dan tangan kanan di bawah.

  c) Hitungan 1,2 ayunkan tangan kanan ke atas dan tangan kiri di bawah. Telapak tangan mengepal.

  b) Posisi kaki di buka sekitar selebar bahu.

  a) Kedua lengan lurus di sisi tubuh dan telapak tangan mengepal.

  b) Hitungan 1,2 liukkan badan ke depan sampai telapak tangan mau menyentuh tanah.

  c) Hitungan 3,4 posisi badan seperti semula.

  d) Hitungan 5,6 liukkan badan ke belakang.

  e) Hitungan 7,8 posisi badan seperti semula. 3) 2 x 8 hitungan selanjutnya mengulang gerakan hitungan 1 x 8 hitungan pertama dan kedua.

  e. LATIHAN V Gerakan Tangan, pinggang, dan kaki Tujuan Melemaskan persendian tangan dan pinggang Pelaksanaan 4 x 8 hitungan Teknik gerakan 1) 1 x 8 hitungan pertama : a) Kaki dibuka selebar bahu.

  b) Tangan kiri di pinggang, tangan kanan digerakan ke arah kiri dan sebaliknya tang kiri digerakan ke arah kanan. 2) 1 x 8 hitungan kedua : a) Kaki masih dibuka selebar bahu.

  b) Kedua tangan ditekuk ke dalam depan dan belakang secara bergantian. 3) 2 x 8 hitungan berikutnya :

  a) Mengulang gerakan hitungan pertama dan kedua.

GERAKAN INTI

  a. LATIHAN I Gerakan Mengayun Pelaksanaan 2x8 hitungan Teknik gerakan 1) 1 x 8 hitungan pertama :

  a) Keduan tangan direntangkan dan kaki dibuka sedikit, sambil memegang pita.

  Anak mengayunkan kedua tangan ke depan. 2) 1 x 8 hitungan kedua : a) Ayunkan kedua tangan ke belakang. b. LATIHAN II Gerakan Melingkar Pelaksanaan 2x8 hitungan Teknik gerakan 1) 1 x 8 hitungan pertama :

  a) Kaki di buka sedikit, kedua tangan lurus ke samping atas kira-kira 45 derajat.

  b) Kedua pergelangan tangan diputar ke arah dalam. 2) 1 x 8 hitungan kedua :

  a) Kaki di buka sedikit, kedua tangan lurus ke samping atas kira-kira 45 derajat.

  b) Kedua pergelangan tangan diputar ke arah luar.

  c. LATIHAN III Gerakan Angka delapan ( 8 ) Pelaksanaan 2x8 hitungan Teknik gerakan 1) 2 x 8 hitungan :

  a) Kaki tetap dalam posisi di buka sedikit dan kedua tangan menggerakan tangan seperti membentuk angka delapan.

  d. LATIHAN IV Gerakan Menyerupai ular Pelaksanaan 2x8 hitungan Teknik 1) 1 x 8 hitungan pertama : gerakan a) Anak berjalan maju sambil menggerakan tangan yang memegang pita sehingga pita menyerupai ular. 2) 1 x 8 hitungan kedua :

  a) Anak berjalan mundur sambil menggerakan pita menyerupai ular.

  e. LATIHAN V Gerakan Gerakan spiral Pelaksanaan 2x8 hitungan Teknik 1) 2 x 8 hitungan : gerakan a) Kaki dibuka sedikit, kedua tangan direntangkan.

  b) Pita digerakan membentuk spiral. f. LATIHAN VI Gerakan Pelaksanaan Teknik gerakan

  Melompat 2x8 hitungan

  1) 1 x 8 hitungan pertama :

  a) Kedua tangan memegang pita kemudian tangan diletakkan di pinggang, gerakan lompat memutar badan ke kanan searah jarum jam dari hitungan 1-4.

  b) Hitungan 5-8 memutar kebalikan arah jarum jam atau kea rah kiri.

  a. 1 x 8 hitungan kedua mengulang gerakan 1 x 8 hitungan pertama.

  Kembali mengulang gerakan inti 1 X

  

PENDINGINAN

  a. LATIHAN I Gerakan Tujuan Pelaksanaan Teknik gerakan

  Tangan, pinggang, dan kepala Meregangkan persendian pergelangan tangan, pinggang, dan kepala.

  8x8 hitungan 1) 1 x 8 hitungan pertama : a) Kaki dibuka selebar bahu.

  b) Tangan direntangkan dan pergelangan tangan digerakan ke kanan terlebih dahulu. 2) 1 x 8 hitungan kedua : a) Kaki dibuka selebar bahu.

  b) Tangan kiri digerakan ke arah kanan atas, berat dikaki kanan. 3) 1 x 8 hitungan ketiga : 1) Kaki dibuka selebar bahu.

  2) Tangan kiri digerakan ke arah kanan atas dan tangan diam di atas. 4) 1 x 8 hitungan keempat : 1) Kaki dibuka selebar bahu.

  2) Tangan kiri pegang kepala, tekuk ke kiri. 5) 4 x 8 hitungan kedua mengulang gerakan 4 x 8 hitungan pertama. b. LATIHAN II Gerakan Tangan dan kaki Tujuan Melemaskan otot lengan dan kaki. Pelaksanaan 4 x 8 hitungan Teknik gerakan 1) 1 x 4 hitungan pertama :

  a) Kaki kiri di depan, kedua tangan digerakan ke atas dan telapak tangan saling berhadapan. 2) 1 x 4 hitungan kedua :

  a) Kaki kiri di depan dan ditekuk, kedua tangan ke atas dan telapak tangan saling berhadapan tapi diam sampai hitungan ke-8. 3) 1 x 8 hitungan ketiga :

  a) Kaki kiri di depan dan tangan kiri memegang jari kaki kiri. Tangan kanan ke atas. 4) 2 x 8 hitungan kedua, gerakan kebalikan dari gerakan 2 x 8 hitungan pertama.

  c. LATIHAN III Gerakan Pernafasan Tujuan Merilekskan fisik maupun psikologis setelah melakukan senam.

  Pelaksanaan 2x8 hitungan Teknik gerakan 1) 1 x 8 hitungan pertama :

  a) Kaki kanan dibuka, kedua tangan digerakan ke atas lewat depan, ke samping, ke depan, ke bawah, sambil kaki kanan menutup. 2) 1 x 8 hitungan kedua : gerakan kebalikan dari gerakan 2 x 8 hitungan pertama.

C. Kriteria Keberhasilan 1. Pedoman Penilaian

  Penilaian pada pendidikan anak di TK menurut Anita Yus (2005: 31) lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian perkembangan anak. Dengan penilaian dapat diketahui dan ditetapkan aspek-aspek perkembangan yang telah dicapai dan yang belum dicapai oleh anak.

  Melalui penilaian dapat diketahui mana anak-anak yang berhasil dan mana yang belum. Selanjutnya ditetapkan apakah pembelajarandilanjutkan atau diulang.

  Menurut Depdiknas (2004: 6) Prosedur penilaian di Taman Kanak-kanak (TK) yaitu:

  a. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru mengacu pada indikator yang akan dicapai dalam satuan kegiatan harian (SKH) yang telah direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan selama kegiatan berlangsung.

  b. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut: 1) Mencatat hasil penilaian dari perkembangan anak pada kolom penilaian di satuan kegiatan harian (SKH).

  2) Anak yang perilakunya belum sesuai dan belum memenuhi apa yang diharapkan pada kemampuan (indikator), maka pada kolom tersebut guru menuliskan tanda lingkaran kosong (

  ○) dan memberi namanya. Tanda lingkaran kosong ( ○) dapat digunakan juga pada kemampuan anak yang selalu dibantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

  3) Anak yang perilakunya sudah sesuai apa yang diharapkan dan sudah dapat menunjukkan kemampuan melebihi kemampuan (indikator) yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom tersebut guru menuliskan tanda lingkaran isi

  (●) dan memberi namanya. Lingkaran isi (●) dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa kemampuan anak yang dalam menyelesaikan tugas tidak dibantu lagi oleh guru. Menurut Samsudin (2008: 68) prosedur penilaian di Taman

  Kanak-kanak (TK) yaitu:

  a. Mencatat hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di Satuan Kegiatan Harian (SKH).

  b. Anak yang belum mencapai indikator yang diharapkan dan selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong ( ○).

  c. Anak yang sudah melebihi indikator tanpa bantuan, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan penuh ( ●).

  d. Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai indikator dalam SKH, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda check list (

  √). Sedangkan menurut Kemendiknas Dirjen Mandas dan

  Menengah Direktorat Pembinaan TK SD (2010: 11) prosedur penilaian di Taman Kanak-kanak (TK) yaitu: a. Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom penilaian di RKH (Rencana Kegiatan Harian).

  b. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator dan selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian diberi tanda satu bintang ( ).

Dokumen yang terkait

Sosialisasi Anak Usia Dini yang Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Medan

4 37 115

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Stimulasi Perkembangan terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun di Kelurahan Kwala Bekala

22 150 78

Hubungan Antara Kegiatan Menggambar Dengan Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini Di Paud Aisyah Desa Karang Pranti Kecamatan Pajarakan Kabubaten Probolinggo

1 46 79

Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

0 6 146

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia dini - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Ibu dan Pembantu Rumah Tangga sebagai Pengasuh Utama dalam Kegiatan Bermain Anak di Lingkungan Perumahan

0 1 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. DESKRIPSI PUSTAKA 1. Perkembangan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini - PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SHOW AND TELL DI RA NU MAWAQIUL ULUM MEDINI UNDAAN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - STAIN Kudus

0 0 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional Anak 1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini - Suharyati BAB II

0 3 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Usia Dini 1. Definisi - Asif Sulistyo BAB II

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah - Lisa Dwi Mulyani BAB II

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini 1. Pengertian Perkembangan - Khoirul Fuad Hasyim BAB II

0 0 19