PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS CERITA ANAK SISWA KELAS V SD NEGERI 179 PEKANBARU
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS CERITA ANAK SISWA KELAS V SD NEGERI 179 PEKANBARU
Oleh
1
2
3 Hayati Nisak , Otang Kurniaman , Lazim ABSTRACT
Type this research is the participatory action research of the class, with respondent from the
th
5 class who total about 37 students, only 7 students (18,92 %) expressed the KKM standard, which get a 72 upward on learning read and write child story. It is caused by several factors, such as : lacking student skills in reading child story rapidly and properly, low students ability in locating the idea of principal and the idea of explanatory in any paragraphs, lacking deftness of students in wrote back story that has read by using his own language and inactivity students in the process of teaching and learning. This participatory action research aims to improve skills read and write the elementary students through the connected learning
th
model on the 5 class in SD Negeri 179 Pekanbaru. The results of the focused group discussion show an increase in learning to read and write a story child through the application of the connected learning model. The average skills read and write for students from
st
preliminary data for reading is 52,70 (the low category), on the 1 cycle average skills in
nd
reading the child story of students are 71,08 (the medium category), and in the 2 cycle average skills in reading the child story of students are 84,86 while preliminary data writing
st
skills for students are 52,70 (the low category) on the 1 cycle average writing skills for
nd
students are 73,64 (the medium category) and in the 2 cycle average writing skills for students are 82,43. According to the results of this research also collected by the use of sheets
st
of observation, on the 1 cycle for the activity of teacher is 82,14 % and on average the
nd
activity of students are 83,33 %. Later in the 2 cycle activity teacher is 96,42 % and on average the activity of students 94,44 %. By virtue of the database analysis then can be inferred that the implementation of the connected learning model can improve reading and writing skills for students. The hypothesis can be accepted.
Keywords : the connected learning model, skills in reading and writing
1. Mahasiswa Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau,
NIM : 0805132297, e-mail : Nisha_debreaks@yahoo.co.id2. Otang Kurniaman, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau.
3. Drs. H. Lazim N., M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau.
PENDAHULUAN
Bahasa mencakup 4 (empat) aspek ketrampilan berbahasa, yaitu ketrampilan membaca, ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara dan ketrampilan menulis (Tarigan, 1981 : 1). Keempat ketrampilan ini memiliki relevansi yang sangat erat satu dengan yang lainnya dan sama pentingnya.
Ketrampilan membaca dan menulis merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh siswa. Ketrampilan tersebut bisa didapat melalui kegiatan pengajaran. Seseorang tidak akan dapat membaca jika tidak diajarkan atau belajar membaca. Demikian halnya juga dengan ketrampilan menulis. Ketrampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Kegiatan pengajaran dengan demikian yang mencakup membaca dan menulis memberikan implikasi positif yang sangat besar, berupa kontribusi terhadap keberhasilan siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Peningkatan ketrampilan membaca dan menulis siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain, dengan penguasaan bahasa yang baik dan benar, terutama kemampuan membaca pemahamannya, pemakaian kata, penulisan kalimat dan penggunaan ejaan. Kemampuan membaca merupakan dasar utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam belajar.
Mengingat begitu pentingnya kegiatan membaca dan menulis dalam menguasai berbagai ilmu, terlebih dalam pengajaran, maka sudah sewajarnya di sekolah apapun melibatkan kegiatan membaca dan menulis, terutama di Sekolah Dasar, hal ini dimaksudkan untuk mencapai sasaran kegiatan pengajaran.
Pengajaran membaca dan menulis cerita anak di SD, sesuai dengan kurikulum 2006 mencakup Kompetensi Dasar memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata per menit dan membaca puisi. Kemampuan membaca dan menulis yang dilakukan di sekolah dapat diperoleh bila dilakukan pengajaran tentang pengetahuan membaca dan menulis seperti pengetahuan tentang gagasan pokok, kalimat pokok, gagasan penjelas, kalimat-kalimat penjelas dalam sebuah paragraf dan latihan-latihan yang teratur dan terus menerus. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik, apabila ia berhasil memenuhi tujuan pengajaran tersebut.
Observasi lapangan (field observation) telah mengungkap fakta-fakta, baik melalui pengamatan langsung (direct observe) di dalam kelas maupun melalui informasi yang diberikan guru (depth interview) kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru, bahwa kemampuan membaca dan menulis cerita anak siswa kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru masih belum maksimal. Rata-rata kemampuan membaca dan menulis cerita anak yang baru dapat diraih oleh 37 siswa kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru hanya 7 (tujuh) orang atau sekitar 18,92 % dan selebihnya 30 orang atau sekitar 81,08 % keterampilan membaca dan menulis cerita anak sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam membaca dan menulis cerita anak masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran di kelas secara komprehensif dan berkelanjutan, sehingga kompetensi dasar pembelajaran dapat dituntaskan.
Apabila melihat kondisi faktual tersebut, maka akan mengungkapkan adanya fenomena atau gejala
- – gejala dalam proses belajar mengajar, antara lain : 1) Kurangnya ketrampilan siswa dalam membacakan cerita anak dengan cepat dan tepat.
2) Rendah kemampuan siswa dalam menemukan gagasan pokok dan gagasan penjelas dalam paragraph.
3) Kurang ketrampilan siswa dalam menuliskan kembali cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri.
4) Ketidakaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan fenomena empirik tersebut, dapatlah kiranya dikemukakan bahwa pembelajaran membaca dan menuliskan kembali cerita anak yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri merupakan pelajaran yang sulit di Sekolah Dasar Negeri 179 Pekanbaru. Menyikapi masalah tersebut, perlu dilakukan teknik, metode, strategi, model pembelajaran yang tepat dalam indikator pembelajaran cerita anak. Dalam hal ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Connected pembelajaran membaca dan menulis cerita anak ini akan dihubungkan dengan aspek dalam bahasa Indonesia, yaitu membaca dan menulis.
Adapun alasan dipergunakannya penerapan model pembelajaran Connected sebagai langkah konkret untuk memperbaiki fenomena atau gejala-gejala empirik di atas adalah agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca cerita anak. Dengan keterhubungan kedua aspek tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah di atas, sehingga pembelajaranpun lebih bermakna dan efisien. Dengan alasan demikian, penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (participatory action of the class research) dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Connected untuk Meningkatkan Ketrampilan Membaca dan Menulis Cerita Anak Siswa Kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 179 Pekanbaru, Kecamatan Rumbai, yang berlokasi di Jl. Damai Palas Indah. Waktu yang dialokasikan dalam penelitian ini adalah mulai tanggal 02 Juli sampai dengan 03 Agustus 2012 dengan matrikulasi jadwal sebagai berikut :
Tabel 01
Jadwal Pelaksanaan Penelitian 2012
No Siklus I Pertemuan Pokok Bahasan Hari/Minggu1. Senin,17 September 2012
1 Membaca dan Menulis Cerita anak
2. Kamis, 20 September 2012
2 Membaca dan Menulis Cerita anak
3. UH I Soal Ulangan Jum’at, 21 September 2012 No Siklus II Pertemuan Pokok Bahsan Hari /Minggu
1. Senin, 24 September 2012
1 Membaca dan Menulis Cerita anak
2. Kamis, 27 September 2012
2 Membaca dan Menulis Cerita anak
3. UH 2 Soal Ulangan Jum’at, 28 September 2012
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru. Siswa berjumlah 37 peserta didik yang terdiri atas 16 orang perempuan dan 21 orang laki-laki. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif. Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008 : 60) adalah untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua ) siklus dengan 4 (empat) tahapan yang akan dilalui pada setiap siklusnya (Arikunto, 2008 : 17), yaitu : perencanaan (planning), tindakan
(actuating) , pengamatan (observing), dan refleksi (reflective). Penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari dua siklus, yakni : siklus I (pertama) dan siklus II (kedua). Siklus ini dipergunakan agar penelitian dapat memberikan solusi (problem solving) berupa tercapainya target yang telah direncanakan.
Penelitian ini dimulai dari perencanaan,pelaksanaan,pengamatan dan refleksi yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Guru membuat perencanaan awal, yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mencari pemecahan masalahnya menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu.
b. Tindakan (Actuating)
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan motode atau model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan metode yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu metode pembelajaran yang hasilnya juga dapat dipergunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan tugas.
c. Pengamatan (Observing)
Mengamati dampak atau implikasi dari tindakan yang dilaksanakan siswa, tujuannya untuk mengetahui situasi kegiatan belajar mengajar, keaktivan siswa dan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis cerita anak. Peneliti dalam tahapan ini melibatkan seorang guru kelas untuk melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
d. Refleksi (Reflective)
Tahap ini merupakan suatu tindakan yang berguna untuk memperbaiki atau menyempurnakan tindakan pembelajaran sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan refleksi ini berlangsung setelah dilakukan tindakan siklus I, maka tindakan siklus II yang dilakukan merupakan tindakan yang berbeda dari siklus I.
Penelitian ini menggunakan instrumen agar memenuhi akurasi atau validitas data yang hendak dicapai, berupa perangkat-perangkat pembelajaran yang mencakup silabus, sistem penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1. Silabus Silabus disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, yang memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penelitian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen dan contoh instrumen, alokasi waktu serta sumber bahan atau alat.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun secara sistematis yang berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, sumber pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang diawali dengan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup yang berpedopan kepada langkah-langkah the connected learning model.
3. Buku Siswa Buku siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang berjudul
“Saya Senang Berbahasa Indonesia” untuk SD Jilid 5, yang diterbitkan oleh Erlangga dan buku Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas 5 terbitan Grasindo. Selanjutnya, data penelitian diambil dari situasi dan seluruh unsurnya yang dikumpulkan melalui teknik tes dan nontes, yaitu :
1. Teknik tes (tertulis) Pemberian tes kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar yang berupa pilihan ganda dengan empat alternatif (a, b. c, d,) dengan skor nilai 1. Untuk mengukur sejauh mana tingkat penguasaan anak terhadap materi yang diajarkan, maka diadakan ulangan harian yang diberikan dalam bentuk obyektif (objective
test) .
2. Teknik nontes (pengamatan) Pengamatan (nontes) digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran. Pengamatan ini ditujukan kepada guru dan siswa. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di mana peneliti sebagai pelaksana dan guru kelas V sebagai peneliti atau observer. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1) Pengamatan membaca cerita anak. 2) Pengamatan menuliskan kembali cerita anak yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri. 3) Pengamatan aktivitaas guru dan pengamatan aktivitas siswa dengan paparan analisis data sebagai berikut : a. Penilaian Ketrampilan Membaca Cerita Anak
Untuk mengetahui ketrampilan membaca cerita anak , peneliti menggunakan lembaran observasi. Tingkat ketrampilan membaca pemahaman dinyatakan dalam angka persentase. Angka persentase dihitung dengan cara menggali hasil bagi antara jumlah skor benar (∑SB) dan skor total (ST) 100 persen. Pernyataan ini dapat diturunkan ke dalam rumus : (Razak, 2007 : 19)
MP = ( ∑SB )/ (ST) x 100 %
Keterangan : MP : Membaca Pemahaman
: Jumlah skor benar (yang diperoleh membaca) ∑SB
ST : Jumlah skor membaca Untuk menentukan kriteria membaca pemahaman rendah, sedang, atau tinggi, dapat ditempuh dengan prosentase sebagai berikut :
1) 56,00
- – 70,00 % dikatakan Rendah (R) 2) 70,00
- – 85,00 % dikatakan Sedang (S) 3) 85,00
- – 100 % dikatakan Tinggi (T)
- – 70,00 % dikatakan Rendah (R) 2) 71,00
- – 85,00 % dikatakan Sedang (S) 3) 86,00
- – 100 % dikatakan Tinggi (T)
b. Penilaian Ketrampilan Menuliskan kembali cerita anak yang telah dibaca Untuk mengetahui ketrampilan siswa dalam menuliskan kembali cerita anak yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri, peneliti menggunakan tes tertulis. Indikator yang dinilai dalam ketrampilan menuliskan kembali cerita anak yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri sebagai berikut yang menggunakan penilaian dari rubrik.
Tabel 02 Penilaian Ketrampilan Menulis Cerita Anak
NO INDIKATOR PENILAIAN SKALA PENILAIAN
1
2
3
4
1. Ketepatan penggunaan huruf kapital
2. Ketepatan menceritakan kembali Alur cerita secara padu
3. Ketepatan dalam penyusunan kalimat Untuk mengetahui ketrampilan menulis cerita anak pada siswa dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
P =
Keterangan : P = Angka prosentase F = Frekuensi skor yang didapat N = Skor maksimum Untuk memudahkan perhitungan deskriptif (kualitatif), peneliti mengacu kepada kriteria penetapan nilai yang dikemukakan oleh Razak sebagai berikut :
Tabel 03
Kategori Penilaian Ketrampilan Menulis Cerita Anak
NOINTERVAL KATEGORI
85 Tinggi
- – 100 1.
70 Sedang
- – 85 2.
56 Rendah
- – 70 3.
(Razak, 2007 : 19)
- – 100
- – 89
- – 69
1 Kurang < 60 (KTSP, 2007 : 367)
2 Cukup 60 - 69
70
3 Baik
4 Baik Sekali 90 - 100
INTERVAL %
Nilai = skor yang didapat X 100 Skor Maksimum Tabel 05 Kategori Aktivitas Siswa NILAI KATEGORI
Untuk menentukan penilaian pada pengamatan aktivitas siswa digunakan rumus :
d. Pengamatan Aktivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa adalah pengamatan kegiatan yang dilakukan selama kegiatan belajar dan pembelajaran yang ditulis melalui lembar pengamatan aktivitas siswa dan mempunyai rubrik penilaian
60
2 Cukup
70
3 Baik
90
4 Baik Sekali
INTERVAL
Nilai = Skor yang didapat X 100
Skor Maksimum Tabel 04 Kategori Aktivitas Guru NILAI KATEGORIc. Pengamatan Aktivitas Guru Pengamatan aktivitas guru adalah hasil pengamatan selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung yang ditulis melalui lembar pengamatan aktivitas guru yang mempunyai rubrik penilaian. Untuk menentukan penilaian pada pengamatan aktivitas guru selama belajar mengajar, maka digunakan rumus :
- – 89
1 Kurang < 60 (KTSP, 2007 : 367)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran membaca dan menulis cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Connected untuk siswa kelas V SDN 179 Pekanbaru.
Data awal ini tidak menggunakan model pembelajaran Connected, melainkan menggunakan metode ceramah. Materi yang diajarkan yaitu tentang membaca dan menulis cerita anak. Pembelajaran ini berpedoman dengan silabus dan RPP.
Pada data awal hanya 7 orang siswa yang dinyatakan memenuhi standar ketuntasan belajar dari guru, yaitu mendapatkan nilai 72 keatas pada pembelajaran membaca dan menulis cerita anak. Ini bisa kita lihat pada tabel hasil keterampilan membaca dan menulis cerita anak siswa pada data awal.
Tabel 06
Data Awal Keterampilan Membaca dan Menulis Cerita Anak Siswa Kelas V SD Negeri
179 Pekanbaru
Kategori Jumlah Persentase Kategori Jumlah Persentase Membaca Siswa Menulis Siswa Tinggi 0 % Tinggi 0 % Sedang 7 18,91 % Sedang 7 18,91 % Rendah 30 81,08 % Rendah 30 81,08 % Jumlah 37 100 % Jumlah 37 100 % Rata-rata 52,70 Rata-rata 59,45
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui keterampilan membaca cerita anak pada data awal rata-rata 52,70 dan keterampilan menulis cerita anak siswa rata-rata 59,45, dari rata-rata tersebut terlihat sekali keterampilan siswa dalam membaca dan menulis cerita anak kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru masih sangat rendah. Berdasarkan data di atas maka penulis berinisiatif untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis cerita anak melalui model pembelajaran Connected.
Peningkatan keterampilan membaca dan menulis cerita anak pada data awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 07
Rangkuman Peningkatan Keterampilan Membaca dan Menulis Cerita Anak Siswa
Kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru
Kategori Data Awal Siklus I Siklus II Membaca Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tinggi 0 % 11 29,72 % 16 43,24 % Sedang 7 81,91 % 8 21,62 % 19 51,35 % Rendah 30 81,08 % 18 48,64% 2 5,40% Jumlah 37 100% 37 100% 37 100% Rata-rata 52,70 71,08 84,86 Kategori Data Awal Siklus I Siklus II Menulis Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tinggi 0 % 6 16,21% 12 43,43 % Sedang 7 81,91 % 14 37,83% 24 64,84% Rendah 30 81,08 % 17 45,94% 1 2,70 Jumlah 37 100% 37 100% 35 100% Rata-rata 59,45 73,64 82,43
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui keterampilan membaca dan menulis cerita anak dari siklus kesiklus mengalami peningkatan. Rata-rata keterampilan membaca cerita anak pada data awal sebesar 52,70 pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 71,08 dengan kategori sedang dan untuk siklus ke II meningkat lagi menjadi 84,86. Sedangkan pada keterampilan menulis cerita anak pada data awal sebesar 59,45 mengalami peningkatan pada siklus I yaitu dengan rata-rata sebesar 73,64 dan untuk sikluss ke II meningkat menjadi 82,43 dengan kategori sedang. Dari data di atas dapat disimpulkan secara individu dan klasikal keterampilan membaca dan menulis cerita anak untuk siswa kelas V SD Negeri 179 pekanbaru telah mengalami peningkatan yang sangat siknifikan yang awalnya rendah menjadi sedang.
Berdasarkan data-data yang telah diuraikan sebelumnya, maka untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 08 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru siklus I dan Siklus II
No Aspek Penilaian Siklus I Siklus II
I Kegiatan Awal
1 II
I II
1. Membuka Pelajaran
3
3
4
3 II Kegiatan Inti
2. Menyampaikan Materi Pelajaran 2 4
3
2
3. Membimbing siswa membaca wacana cerita anak 4 3 4 4
4. Membimbing Siswa menuliskan kembali wacana 3 3
4
4 cerita anak yang telah dibaca
5. Mengamati siswa membaca cerita anak 3 4 3 4
III Kegiatan Akhir
6. Mengarahkan Siswa membuat kesimpulan 3 3 4 4
7. Menutup pelajaran 4 3
4
4 Skor Yang Didapat 22 23 26 27
Skor Maksimum 28 28 28 28 Rata-rata 78,57 82,14 92,85 96,42 Kategori Baik Baik B.S B.S
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa untuk penilaian aktivitas guru pertemuan I siklus I, jumlah Skornya 22 dengan rata-rata 78,57 kategori baik. Pada pertemuan kedua siklus I jumlah skornya 23 dengan rata-rata 82,14 kategori baik. Pada pertemuan pertama siklus I jumlah skor sebesar 26 dengan rata-rata 92,85 dengan kategori baik sekali dan mengalami peningkatan pada pertemuan kedua siklus II dengan skor 27 dengan rata-rata 96,42 dengan kategori baik sekali.Penilaian aktivitas guru dari siklus I dan siklus kedua selalu mengalami peningkatan sehingga mencapai kategori baik sekali.
Peningkatan aktivitas siswa pada pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 09
Peningkatan Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
yang diamati
No Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II
1 II
I II
Mendengarkan guru dalam membuka
1
4
3
4
3
pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan guru dalam membuka
2
3
3
4
4
pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa Membaca Cerita Anak dengan
3
3
3
3
4
benar dan tepat Siswa berdiskusi menentukan gagasan
4
2
3
4
4
pokok, gagasan penjelas yang ada disetiap paragraf Siswa Mengerjakan LKS menentukan
5
2
3
4
4
gagasan pokok, gagasan penjelas dan menuliskan kembali bacaan yang dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri Siswa Membacakan jawaban didepan
6
3
4
4
4
kelas Siswa mendengar dan menanggapi
7
3
4
3
4
jawaban yang dibacakan Melakukan Tanya jawab tentang
8
2
3
4
4
pelajaran Siswa bersama guru menyimpulkan
9
3
4
4
4
pelajaran Skor yang didapat
25
30
34
35 Skor Maksimum
36
36
36
36 Rata-rata 69,44 83,33 94,44 97,22 Kategori Cukup Baik Baik Baik Sekali Sekali
Berdasarkan tabel di atas, penilaian terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I jumlah skor yang didapat 25 dengan rata-rata 69,44 dan berkategori cukup. Jumlah skor yang didapat pada pertemuan II siklus pertama sebesar 30 dengan rata-rata 83,33 dan berkategori baik.Sedangkan pada pertemuan pertama siklus II skor yang didapat sebesar 34 dengan rata-rata 94,44 dengan kategori baik sekali dan pada pertemuan kedua dengan skor 35 rata-rata nilai 97,22 dan berkategori baik sekali. Aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan disetiap pertemuannya.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut : 1) Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh simpulan bahwa keterampilan membaca cerita anak siswa kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Connected. 2) Hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa keterampilan dalam membaca dan menulis cerita anak dari aspek menentukan gagasan pokok, gagasan penjelas dan menuliskan kembali cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri siswa kelas V SD Negeri 179 Pekanbaru berkategori sedang dengan rata
- – rata nilai keseluruhan 71,08 dan 73,64 dimana hanya 19 dan 20 siswa yang tuntas.
3) Hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa keterampilan dalam menentukan gagasan pokok, gagasan penjelas dan menuliskan kembali cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri siswa kelas V SD Negeri 179 pekanbaru berkategori baik dengan rata-rata nilai keseluruhan 84,86 dan 82,43, dimana didalam membaca cerita anak 35 siswa tuntas dan menulis cerita anak 36 siswa tuntas. Secara klasikal siswa sudah tuntas dalam siklus II ini.
Adapun sebagai pengembangan atau tindak lanjut dari penelitian ini, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1) Penerapan model pembelajaran Connected dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 179 Pekanbaru sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
2) Bagi guru penerapan model pembelajaran Connected dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran membaca dan menulis cerita anak, karena dengan model pembelajaran ini memberikan kepada siswa tujuan membaca dan cara menuliskan kembali cerita anak dengan benar. Selain itu, diharapkan kepada guru untuk meningkatkan lagi penggunaan media pembelajaran, seperti penggunaan wacana cerita anak yang bisa dicari dibuku- buku bacaan yang relevan atau majalah-majalah anak. Hal ini bertujuan agar siswa lebih tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran dan tidak merasa bosan dengan pelajaran yang diajarkan. 3) Bagi siswa, setelah penerapan model pembelajaran Connected diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam belajar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan segala kerendahan hati, dihaturkan ucapan terima kasih kepada : 1) Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, M.S., selaku Rektor Universitas Riau. 2) Drs. H. M. Nur Mustafa, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 3) Drs. Zairul Antosa, M.Sn., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. 4) Otang Kurniaman, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan segala kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5) Drs. H. Lazim N., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, menuntun, dan mengarahkan penulis, sehingga dapat disusun skripsi ini. 6) Ayahanda (Umar Usman Ibrahim) dan ibunda (Raja Juslaini) beserta segenap anggota keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil, moril, ataupun spiritual kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. 7) Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu per satu yang telah mencurahkan attensi kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Universitas Riau.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Daryanto, 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2006. Kurikulum 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Sekolah dan Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Handayani, Reza. 2011. “Penerapan Model Connected Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas V SD Negeri 017 Umban Sari Kecamatan Rumbai”.
Skripsi. Tidak diterbitkan Mulyasa, 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya. Rahim, Farida, 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta : Bumi Aksara. Razak, Abdul, 2007. Membaca Pemahaman Teori dan Aplikasi Pengajaran.
Pekanbaru : Autografika. Soedarso, 1993. Sistem membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tampubolon, 1987. Kemampuan Membaca.Teknik membaca Efektif dan Efesien.
Bandung : Angkasa. Tarigan, Hendry Guntur, 1983. Membaca : Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa.
Trianto, 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256057-pembelajaran-terpadu-tipe- connected/#ixzz1mM9w2MUL diakses pada 25 November 2012. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Menulis%20Cerita%20Anak.rtf diakses pada 28 November 2012.