PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DI KELAS V SD NEGERI 3 CARACAS KABUPATEN KUNINGAN.

(1)

i

SD NEGERI 3 CARACAS KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh SAHADAH NIM : 0905513

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2011


(2)

ii

SD NEGERI 3 CARACAS KABUPATEN KUNINGAN

Oleh SAHADAH NIM : 0905513

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING Pembimbing I

Drs. Respaty mulyanto, M.Pd. NIP. 19590520 198803 1 002

Pembimbing II

Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. NIP. 19721228 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si. NIP. 19801125 200501 2 002


(3)

iii

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal cerita di Kelas V SDN 3 Caracas Kabupaten Kuningan” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, November 2011 Yang Membuat Pernyataan

SAHADAH NIM. 0905513


(4)

i

Halaman JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GRAFIK...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah...1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah...6

1. Rumusan Masalah...6

2. Pemecahan Masalah...6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...8

1. Tujuan Penelitian...8

2. Manfaat penelitian...9

D. Batasan Istilah...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis...11

1. Hakikat Matematika...11

2. Karakteristik Matematika pada Siswa SD...13

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD...14

4. Teknik-teknik Pembelajaran Matematika yang Baik...15

5. Teori Belajar Matematika untuk Mengajar Matematika di SD...18

6. Pembelajaran Matematika Realistik...22

7. Soal Cerita...33

B. Kajian Praktis...38

C. Hipotesis Tindakan...41

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian...42

1. Lokasi Penelitian...42

2. Waktu penelitian...43

B. Subjek Penelitian...43

C. Metode dan Desain Penelitian...44


(5)

ii

4. Tahap Analisis dan Refleksi...49

E. Instrumen Penelitian...50

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data...52

G. Validasi Data...60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal...62

B. Paparan Data Tindakan...66

1. Paparan Data Tindakan Siklus I...66

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus I...66

b. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I...67

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I...70

d. Analisis dan Refleksi Siklus I...78

2. Paparan Data Tindakan Siklus II...83

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus II...83

b. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II...84

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II...86

d. Analisis dan Refleksi Siklus II...94

3. Paparan Data Tindakan Siklus III...99

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus III...99

b. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III...100

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III...102

d. Analisis dan Refleksi Siklus III...110

C. Pembahasan Data ...114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...120

B. Saran/Rekomendasi...121

DAFTAR PUSTAKA……...………...89

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….92


(6)

iii

Tabel 2.1 Sintaks Implementasi Pendekatan Realistik...31

Tabel 3.1. Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika...54

Tabel 4.1. Data Awal Hasil Tes Siswa...62

Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Awal Hasil Tes Siswa...65

Tabel 4.3. Data Hasil Penilaian Perecanaan Pembelajaran Siklus I...71

Tabel 4.4. Data Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I...73

Tabel 4.5. Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I...76

Tabel 4.6. Data Hasil Tes Siswa Siklus I...77

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus I...78

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I...79

Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I...80

Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I...82

Tabel 4.11. Data Hasil Penilaian Perecanaan Pembelajaran Siklus II...87

Tabel 4.12. Data Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II...89

Tabel 4.13. Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II...92

Tabel 4.14. Data Hasil Tes Siswa Siklus II...93

Tabel 4.15. Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran Siklus II...94

Tabel 4.16. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II...95

Tabel 4.17. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II...97

Tabel 4.18. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II...98

Tabel 4.19. Data Hasil Penilaian Perecanaan Pembelajaran Siklus III...103

Tabel 4.20. Data Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III...105

Tabel 4.21. Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III... ...108

Tabel 4.22. Data Hasil Tes Siswa Siklus III...109

Tabel 4.23. Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran SiklusIII..110

Tabel 4.24. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III...111

Tabel 4.25. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III...112


(7)

iv

Halaman Grafik 4.1. Peningkatan Persentase Perencanaan Pembelajaran Siklus I sampai Siklus III...114 Grafik 4.2. Peningkatan Persentase Kinerja Guru Siklus I sampai Siklus III

...115 Grafik 4.3. Peningkatan Persentase Aktivitas Siswa Siklus I sampai Siklus III

...116 Grafik 4.3. Peningkatan Persentase hasil Belajar Siswa Data Awal sampai


(8)

v

Halaman Gambar 3.1. Siklus PTK model spiral kemmis dan Mc. Taggart...46


(9)

vi

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...126

Lampiran 2. Soal Post-Tes Siklus I...130

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...134

Lampiran 4. Soal Post-Tes Siklus II...138

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III...142

Lampiran 6. Soal Post-Tes Siklus III...146

Lampiran 7. Instrumen pengolahan Data Tes Hasil Belajar Siswa...149

Lampiran 8. Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa...150

Lampiran 9. Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1...153

Lampiran 10. Instrumen penilaian Kinerja Guru 2...155

Lampiran 11. Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 Siklus I...158

Lampiran 12. Instrumen penilaian Kinerja Guru 2 Siklus I ...160

Lampiran 13. Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 Siklus II...163

Lampiran 14. Instrumen penilaian Kinerja Guru 2 Siklus II...165

Lampiran 15. Instrumen Peniaian Kinerja Guru 1 Siklus III...168

Lampiran 16. Instrumen penilaian Kinerja Guru 2 Siklus III...170

Lampiran 17. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing...173

Lampiran 18. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...174

Lampiran 19. Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi ...175 Lampiran 20. Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran………...………..176


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern seperti sekarang ini, matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Ini berarti sampai batas tertentu matematika perlu dikuasai baik penerapan maupun pola pikirnya. Matematika sekolah merupakan bagian dari matematika, yang dipilih atas dasar kepentingan pengembangan kemampuan dan kepribadian siswa sebagai peserta didik serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus sejalan dengan tuntutan kepentingan peserta didik dalam menghadapi tuntuan masa depan.

Upaya-upaya dalam meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai lulusan (keluaran) yang berkualitas terus menerus diupayakan oleh berbagai pihak, terutama oleh guru sebagai pengajar di sekolah. Upaya peningkatan mutu proses belajar ini dengan sendirinya harus diartikan sebagai upaya perbaikan dalam pendidikan, memang tidak akan pernah mencapai pada titik akhirnya. Karena pendidikan ini berhadapan langsung dengan peserta didik bukan dengan hal lain di luar lingkungan sekolah (Soedjadi,2000:155).

Para guru matematika perlu merenungkan kembali “sebenarnya untuk apa matematika diajarkan pada peserta didik?”. Tentu bukan untuk mengetahui semua matematika yang ada atau sebanyak mungkin mengetahui matematika. Namun, yang bisa menjadi jawabanya adalah matematika diberikan untuk membantu


(11)

peserta didik agar tertata nalarnya, terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupannya kelak. Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang berkaitan dengan kehidupan nyata yang ada di lingkungan peserta didik, diharapkan mampu meningkatkan minat dan kreativitas dalam belajar matematika. Kehidupan nyata yang dimaksud adalah masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar peserta didik (Soedjadi,2003:138).

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan matematika disamping penguasaan bidang studi lainnya. Dengan demikian dalam pembelajaran di kelas, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif, baik secara intelektual, fisik maupun sosial. Oleh sebab itu, Pembelajaran matematika di sekolah dasar harus diarahkan terhadap pentingnya memahami matematika, artinya siswa tidak cukup hanya sekedar menguasai konsep-konsep matematika, melainkan mampu menyelesaikan masalah sehari-hari secara sistematik.

Dari sekian banyak materi pembelajaran matematika di SD, salah satu kesulitan peserta didik adalah dalam menyelesaikan soal cerita. Soal cerita biasanya disajikan pada setiap akhir pokok bahasa. Pembelajaran soal cerita diajarkan dengan maksud agar siswa mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif melalui latihan secara nalar dengan menggunakan konsep-konsep matematika agar dapat menarik kesimpulan dari suatu objek atau permasalahan. Mengingat bahwa matematika merupakan ilmu dengan objek abstrak melalui penalaran deduktif aksiomatis.


(12)

Salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan pembelajaran soal cerita adalah pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat oleh guru sehingga dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran soal cerita. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat, efektif, dan menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran soal cerita sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

Pada kenyataan di lapangan, fenomena yang terjadi pada umumnya siswa Sekolah Dasar, khususnya pada kelas V SDN 3 Caracas terlihat bahwa peserta didik masih belum mampu menyelesaikan soal-soal matematika dalam bentuk cerita. Dilihat dari data hasil ulangan matematika kelas V SDN 3 Caracas menunjukan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebagian besar siswa masih rendah. Dari data hasil ulangan matematika siswa kelas V SDN 3 Caracas yang berjumlah 16 orang siswa, hanya sekitar 18,75% (3 siswa dari 16 siswa) yang mendapatkan nilai diatas angka 65 (KKM) sedangkan sisanya sebanyak 81,25% mendapat nilai di bawah angka 65. Jadi dari data tersebut, dapat disimpulkan siswa kelas V SDN 3 Caracas pada umumnya masih mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah matematika dalam bentuk soal cerita.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dilapangan, terlihat ada beberapa penyebab hal ini bisa memungkinkan terjadi, yaitu: kemampuan siswa dalam memaknai bahasa soal masih kurang, siswa belum dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, serta kemampuan siswa dalam menentukan model matematika yang digunakan dalam penyelesaian soal. Semua


(13)

ini dikarenakan siswa tidak dapat menyelesaikan soal cerita sesuai dengan prosedur sistematik menyelesaikan soal cerita seperti yang dianjurkan oleh Polya.

Selain itu, rendahnya hasil pembelajaran matematika salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru di sekolah. Rendahnya kualitas pembelajaran diakibatkan oleh bermacam-macam sebab, diantaranya guru cenderung untuk menjelaskan atau memberitahukan segala sesuatu kepada siswa karena dalam kegiatan pembelajaran guru tidak melibatkan aktivitas siswa. Pemberian materi atau bahan ajar yang dapat dipahami siswa jarang dilakukan oleh guru, juga dalam hal pemecahan masalah maupun pengerjaan latihan secara individu maupun kelompok. Hal ini disinyalir karena kurang tepatnya model pemberlajaran yang dipilih oleh guru dalam pengembangan silabus dan pengembangan skenario yang dirumuskan, yang bermuara pada kurangnya keefektifan pembelajaran yang dikembangkan di kelas. Memperhatikan kondisi yang telah di uraikan di atas, maka untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran matematika salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan memilih model pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Salah satunya model pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika adalah pembelajaran matematika realistik atau Realistic

Mathematic Education (RME) (Zaenurie, 2007).

Pembelajaran matematika realistik merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran.


(14)

Melalui matematisasi horizontal-vertikal peserta didik diharapkan dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, peserta didik diberi kesempatan menerapkan konsep-kosep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain pembelajaran dengan pendekatan realistik mengarahkan siswa pada belajar dengan bermakna.

Kebermaknaan yang timbul sebagai akibat pembelajaran dengan pendekatan realistik akan memberi peluang kepada peserta didik mengembangkan potensi dan kemampuan berpikir alternatif, mengembangkan cara penyelesaian berbeda terhadap suatu permasalahan, memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sehari-hari dan menumbuhkan konsep diri yang kesemuanya itu mengarah kepada peningkatan kemampuan peserta didik dalam memecahkan setiap soal matematika bahkan dalam aplikasinya dengan kehidupan sehari-hari atau bidang lainnya.

Berlatar belakang untuk meningkatkan kemampuan dan mengoptimalkan hasil belajar peserta didik terhadap pembelajaram matematika yang mampu memberikan kebermaknaan dan pengalaman belajar yang nyata pada peserta didik, maka peneliti mencoba untuk menerapkan pembelajaran matematika realistik dalam menyelesaikan soal cerita dan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita di Kelas V SDN 3 Caracas Kab. Kuningan.


(15)

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya permasalahan maka peneliti mencoba merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SD Negeri 3 Caracas ?

b. Bagaimana kinerja guru selama pelaksanaan penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SD Negeri 3 Caracas ?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam belajar melalui penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SD Negeri 3 Caracas ?

d. Bagaimana hasil belajar siswa dalam penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SD Negeri 3 Caracas ?

2. Pemecahan Masalah

Apabila kegiatan pembelajaran menyelesaikan soal cerita dilakukan dengan model pembelajaran matematika realistik atau Realistic Mathematic

Education (RME) yang bertitik tolak pada hal-hal yang real bagi siswa,

menekankan keterampilan “process of doing mathematics”, yang berorientasi


(16)

dan berkaitan dengan kehidupan siswa maka akan terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

Untuk memecahkan permasalahan di atas, maka akan dilakukan tidakan-tindakan sesuai dengan kaidah penelitian tidakan-tindakan kelas yaitu sebagai berikut : a. Mengadakan tes untuk mengetahui kemamapuan awal matematika siswa.

Hasil tes ini kemudian menjadi dasar bagi peneliti untuk membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok untuk merangsang pertukaran pendapat dan interaksi antar guru dengan siswa dan antar siswa, saling menghormati pendapat yang berbeda dan menumbuhkan konsep diri siswa.

b. Menyusun perencanaan pembelajaran yang mengacu pada karakteristik pembelajaran matematika realistik.

c. Melaksanakan skenario pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran matematika realistik untuk tiap-tiap sklus tindakan, evaluasi dan refleksi. d. Tindakan di kelas disesuaikan dengan implementasi pembelajaran

matematika realistik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, yaitu: 1) Melaksanakan sknario pembelajaran melalaui penyajian masalah

yang kontektual untuk menghubungkan matematika dengan dunia sekitar (sebelum siswa masuk pada sistem formal, terlebih dahulu siswa dibawa ke situasi formal).

2) Mengusahakan keterlibatan siswa dengan bantuan guru untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi konsep sendiri sesuai materi matematika yang dipelajari.


(17)

3) Mengaplikasikan konsep yang telah ditemukan ke dalam masalah sehari-hari atau bidang lain.

e. Evaluasi dilaksanakan selama dan setelah proses pembelajaran. Evaluasi selama proses pembelajaran dilakukan melalui observasi bagaimana siswa mengkomunikasikan matematika. Pada akhir setiap siklus tindakan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Hasil dari evaluasi pada akhir setiap siklus akan direfleksi untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan.

C. Tujuan dan manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti sejalan dengan rumusan masalah yang peneliti kemukaan di atas, adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SDN 3 Caracas.

b. Untuk memperoleh gambaran tentang kinerja guru selama pelaksanaan penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SDN 3 Caracas.

c. Untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam belajar melalui penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan


(18)

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SDN 3 Caracas.

d. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa dalam penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SD Negeri 3 Caracas.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai pedoman cara peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran matematika di SD melalui penerapan pembelajaran matematika realistik. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berkut :

a. Bagi Guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan atau memperbaiki cara praktik pembelajaran di kelas, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan efesiensi pengelolaan pendidikan dan memperluas wawasan pengetahuan mengenai model pembelajaran untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika khususnya yang berhubungan dengan penyelesaian soal cerita.

b. Bagi Siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan motivasi, minat dan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep matematika sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.


(19)

c. Bagi Sekolah, dengan penerapan pembelajaran matematika realistik diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran matematika di sekolah.

D. Batasan Istilah

Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan (KBBI, 2001: 157). Pembelajaran Matematika Realistik adalah pembelajaran matematika yang menggunakan situasi dunia nyata atau suatu konteks sebagai titik tolak dalam pembelajaran matematika (Treffers).

Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi (KBBI, 2001: 148). Soal Cerita adalah soal yang disajikan dan digambarkan dalam bentuk cerita yang berkaitan dengan pemecahan masalah sehari-hari (Sutawidjaja, 1991/1992 : 25).


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya untuk mengatasi kesulitan siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita di kelas V SDN 3 Caracas Kabupaten Kuningan. Penelitian yang dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach), sedangkan penelitian tindakan kelas menurut

Wardhani, dkk. (2007 :14), “Penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat”.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN 3 Caracas, yang terletak di Jalan Raya Caracas Gang. Pasir Endah No.52 RT 10/Rw 03 Dusun Pon Desa Caracas Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan. Alasan penelitian ini dilakukan di SDN 3 caracas adalah :

a. SDN 3 Caracas merupakan salah satu sekolah yang harus ditingkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam pencapaian hasil belajar siswanya, terutama siswa kelas V.

b. Peneliti lebih mengetahui terhadap sifat, karakter, dan kebiasaaan peserta didiknya, sehingga memudahkan dalam proses mengidentifikasi peserta


(21)

didiknya yang selama ini bermasalah dan juga mempermudah dalam proses pemantauan serta mencari data yang diperlukan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011, karena penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti mempunyai tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa, maka kegiatan penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus, oleh karena alasan tersebut diperlukan waktu yang lama.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 3 Caracas Kec.Cilimus Kab.Kuningan Tahun Ajaran 2011/2012, dengan jumlah 16 orang siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Adapun alasan peneliti memilih subjek penelitian didasari oleh pertimbangan bahwa siswa kelas V SDN 3 Caracas masih belum mampu menyelesaikan soal cerita dengan baik. Sehingga peneliti merasakan perlu dilakukannya inovasi pembelajaran dalam mata pelajaran matematika dengan harapan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan hasil belajar siswa.


(22)

1. Metode Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN 3 Caracas dalam menyelesaikan soal cerita melalui penerapan pembelajaran matematika realistik. Kasbolah (1998/1999: 29) Mengemukakan bahwa, “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.”

Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis memposisikan diri sebagai peneliti dan guru kelas V sebagai observer, karena guru tersebut adalah orang yang mengetahui semua permasalahan yang ada di dalam kelas dan lebih berpengalaman dari peneliti. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Kasbolah (1998/1999: 29), yaitu:

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program di kelas guru merupakan sosok yang benar-benar mengenal lapangan tempat dia mengajar, guru di kelas inilah yang mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk masalah yang ada di dalamnya dan mengadakan perbaikan-perbaikan.

Metode Penelitian yang penulis gunakan yaitu metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini digunakan oleh peneliti karena beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.

b. Menyajikan secar langsung hakikat hubungan peneliti dengan responden.

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyelesaikan diri dengan banyak penajaman bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Moleong, 2000 : 5).


(23)

Moleong (2000 : 236) mengemukakan bahwa : “Desain pada dasarnya merencanakan kegiatan sebelum dilaksanakan”. Adapun Desain penelitian tindakan kelas yang penulis gunakan mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Taggart Hopkins . Kemis (Hardjodipuro, 1997 : 31) mengatakan :

Dalam melakukan penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pada tahap perencanaan tindakan terdapat serangkaian tindakan kegiatan yang dilakukan secara daur ulang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Desain penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2008: 74)

“Model spiral yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan

berkelanjutan (siklus spiral)”. Artinya semakin lama diharapkan semakin

mengingkat pencapaiannya. Penelitian tindakan ini merupakan suatu rangkaian lengkap (a spiral of steps) yang terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) perencanaan (planning), yaitu rencana tindakan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan; 2) tindakan (acting), yaitu pelaksanaan sesuai rencana; 3) pengamatan (observing), yaitu dilakukan bersamaan dengan tindakan; dan 4) refleksi (reflecting), yaitu kegiatan mengemukakan implementasi rencana tindakan. Keempat komponen ini dipandang sebagai suatu siklus spiral atau siklus ini berulang terus sampai masalah yang dihadapi dapat terpecahkan. Rangkaian siklus tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :


(24)

Gambar 3.1

Siklus PTK Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah 1998/1999)

D. Prosedur Penelitian

Refleksi Pelaksanaan

Tindakan

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan Tindakan

Observasi Refleksi

SIKLUS I

SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan Tindakan

Observasi


(25)

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus yang setiap siklusnya terdiri dari satu kali pertemuan. Adapun prosedur penelitian tindakan tersebut da[at dijabarkan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan ini diawali dengan merencanakan ide penelitian, kemudian ditindaklanjuti dengan observasi pelaksanaan proses. Kegiatan ini merupakan kegiatan pendahuluan yang tujuannya untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan fakta yang ada di kelas. Adapun tahap perencanaan tindakan ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

a. Permintaan izin penelitian kepada kepala sekolah SDN 3 Caracas, permintaan izin ini dapat dengan mudah diperoleh karena peneliti merupakan salah satu tenaga pendidik di SDN 3 Caracas dan kepala sekolah beserta dewan guru telah menyatakan kesiapannya untuk memberi dukungan dan partisipasinya.

b. Melakukan observasi dan wawancara untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan pembelajaran matematika di kelas V SDN 3 Caracas. c. Identifikasi masalah dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas V

SDN 3 Caracas.

d. Merumuskan hipotesis tindakan melalui penerapan pendekatan realistik untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas V SDN 3 Caracas dalam menyelesaikan soal cerita.


(26)

e. Melakukan telah terhadap jadwal pelajaran yang ada, terhadap pokok bahasa pada mata pelajaran matematika di kelas V semester II yang akan di ajukan sesuai dengan jadwal pelajaran yang berlaku, dan telaah terhadap kurikulum mata pelajaran matematika yang harus disampaikan pada semester II.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

g. Menyusun instumen penelitian yang berupa lembar observasi, lembar wawancara dan alat evaluasi berupa tes kemamapuan memecahkan masalah matematika untuk memeperoleh skor akhir.

h. Melaksanakan tindakan kelas siklus I dan siklus-siklus berikutnya sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya.

2. Tahap Pekansanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian dilaksanakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengupayakan inovasi dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dirasakan. Dalam hal ini Kasbolah (1999, 72) mengungkapkan bahwa “Tindakan yang dilaksanakan harus sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di kelas”. Artinya, segala aktivitas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajaran dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan pencapaian tujuan pembelajaran yang sebenarnya.


(27)

3. Tahap Observasi

Pelaksanaan kegiatan observasi dilakukan dengan mengunakan pedoman observasi yaitu instrumen-instrumen yang telah disiapkan sebelumnya. Tahap observasi ini dilakukan secara sadar, kritis, dan objektif oleh guru kelas sehingga peneliti dapat mengetahui sejauh mana kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perencanaan tindakan yang telah dibuat pada setiap siklus.

Observasi merupakan kegiatan teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas dengan cara mengamati segala sesuatu yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini merupakan suatu kegiatan yang penting, karena peneliti dapat memperbaiki, mengubah, menambah dan mengurangi serta dapat memberhentikan sekaligus, jika terdapat indikasi masalah yang dapat mengakibatkan suasana pembelajaran kurang kondusif dan cenderung menurunkan hasil pembelajaran siswa.

Hasil observasi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi terhadap rencana dan tindakan yang telah dilakukan dan untuk menyusun rencana dan tindakan yang akan dilakukan berikutnya agar lebih baik dari tindakan sebelumnya.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap refleksi ini merupakan pembahasan sebagai tindak lanjut dari temuan-temuan yang diperoleh pada waktu proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran, karena pada dasarnya tahap refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi dan eksplansi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan kelas (kasbolah, 1998: 74). Informasi dan


(28)

temuan-temuan yng diperoleh dari pelaksanaan tindakan, dikaji dan dicari hubungannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, serta dikaitkan dengan teori tertentu dan hal-hal yang relevan. Hasil informasi atau data yang telah dianalisis kemudian melalui proses refleksi untuk ditarik kesimpulan yang tegas dan terpercaya yang akan memberikan makna pada proses pembelajaran selanjutnya.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang lebih otentik, maka peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa observasi, wawancara dan tes hasil belajar.

1) Lembar Observasi

Lembar observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus yang berkenaan dengan aktivitas siswa, prilaku, dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan realistik. Lembar observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu lembar observasi untuk guru yang berupa (Format Observasi Kinerja Guru) dan lembar observasi untuk siswa yang berupa (Format Observasi Aktivitas Siswa).

2) Lembar Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memeberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2000: 135).


(29)

Lembar wawancara dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan untuk mengetahui lebih jauh persepsi (komentar dan kesan) dari guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan realistik, selain itu lembar wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kesulitan dan hambatan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi terhadap rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

3) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan siswa dalam mengerjakan soal cerita operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis guna mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

4) Tes Hasil Belajar

Menurut pendapat Supardi (Arikunto, 2006: 129), “Hasil tes belajar digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi/pokokbahasan yang diajarkan”. Tes hasil belajar yang diberikan berupa tes tertulis berbentuk soal uraian, pemberian tes dilakukan sesudah diberikan tindakan. Tujuan dikumpulkannya tes hasil belajar dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan penerapan pembelajaran matematika realistik dalam pembelajaran.


(30)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis data

Sebelum melakukan pengolahan data dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu. Berdasarkan pernyataan Spradley (dalam Kasbolah 1998/1999: 87), jika data yang diperoleh merupakan data kualitatif, maka teknik analisis data yang cocok dipakai adalah teknik analisis kualitatif.

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari observasi, wawancara, dan tes hasil belajar yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN 3 Caracas Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada tahun ajaran 2011/2012.

1. Teknik Pangolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini menjelaskan tentang aktivitas siswa dalam kelompok yang diobservasi adalah aspek ketepatan dan kerjasama. Sedangkan dalan mengobservasi kinerja guru dalam proses kegiatan berlangsung, guru sejawat mengobservasi peneliti mengenai kegiatan awal, kegiatan inti (langkah-langkah penggunaan media), dan kegiatan akhir, pemberian tes hasil belajar siswa sebagai tolak ukur pemahaman siswa terhadap materi soal cerita oprasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu data kualitatif (berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (berbentuk angka). Data kuantitatif menurut Hatimah, dkk (2006: 193) adalah

“Data yang berbentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka”. Dalam mengolah

data kualitatif caranya adalah dengan melihat dan menganalisis hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan data kuantitatif menurut Hatimah,


(31)

dkk (2006: 193) adalah “Data yang berbentuk angka atau bilangan”. Cara mengolah data kuantitatif ini yaitu dengan menggunakan teknik penghitungan matematika/statistika dengan cara memeriksa hasil pekerjaan siswa.

Agar lebih jelas proses pengumpilan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Observasi yang dilakukan peneliti selama penerapan pembelajaran matematika realistik dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan yaitu observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.

b. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai, dalam penelitian ini wawancara diberikan kepada siswa.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan oleh siswa sebagai pedoman dalam mengerjakan soal sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis guna mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

d. Tes hasil belajar diberikan kepada siswa secara individu setelah pembelajaran selesai.


(32)

Tabel 3.1

Penskoran Tes Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita

S K O R Memahami masalah Merencanakan model (menulis kalimat matematikanya) Menyelesaikan/ Menghitung Menyimpulkan hasil yang diperoleh 0 Salah

menginterpretasikan atau tidak

memahami soal

Tidak ada rencana strategi penyelesaian Tidak ada penyelesaian sama sekali Tidak ada penarikan kesimpulan atas jawaban/ hasil

1 Interpretasi soal kurang tepat/salah menginterpretasikan sebagian soal/mengabaikan kondisional Merencanakan strategi penyelesaian tetapi tidak lengkap/ tidak relevan Melaksanakan prosedur yang benar&mungkin menghasilkan jawaban yang benar tapi salah perhitungan/pen yelesaian tidak lengkap Adanya penarikan kesimpulan atas jawaban/hasil tetapi tidak tuntas

2 Memahami soal

dengan baik Membuat rencana strategi penyelesaian yang benar dan mengarah pada jawaban yang benar Melakukan prosedur/proses yg benar & mendapatkan hasil yang benar Adanya penarikan kesimpulan atas jawaban/hasil dengan tepat


(33)

Setelah data terkumpul maka dilakukanlah pengolahan data. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan dengan data kualitatif. Pengolahan dimulai pada saat melakukan refleksi dari setiap tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus dalam penelitian. Seluruh data yang diperoleh melalui instrumen penelitian (hasil observasi, wawancara, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan tes hasil belajar), kemudian dibaca dan ditelaah secara mendalam.

Data hasil ini dikatakan telah mencapai hasil yang diharapkan jika indikator yang dilaksanakan diatas 75%. Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar, dilakukan dengan menentukan skor dari setiap nomor soal, menghitung jumlah sekor yang diperoleh tiap siswa, penghitungan skor dan nilai, menghitung persentase ketercapaian dan mengetahui siswa yang lulus dan tidak lulus. Target hasil yang ingin dicapai pada pembelajaran ini yaitu apa bila jumlah seluruh siswa kelas V lebih dari 75% dinyatakan lulus dengan kata lain penelitian ini dikatakan berhasil jika target proses dan hasilnya lebih dari 75%. Berikut ini gambaran pengolahan nilai target hasil :

1) Soal terdiri dari 3 soal. 2) Setiap soal memiliki skor = 8. 3) Skor Ideal = 24.

4) Nilai Akhir = x 100

5) KKM = 65, artinya siswa dinyatakan lulus ketika memperoleh nilai minimal 65.


(34)

Target proses yang ingin dicapai pada pembelajaran ini yaitu apabila aktivitas siswa dan kinerja guru mencapai angka lebih dari 75%. Berikut Deskriptor penilai terhadap aktivitas siswa pada materi soal cerita operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan menerapkan pendekatan realistik.

a) Deskriptor aktivitas siswa pada proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik :

Keaktifan

4 : Jika siswa terlihat sangat aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan kerja kelompok tanpa diperintahkan guru.

3 : Jika siswa terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan kerja kelompok tanpa diperintahkan guru.

2 : Jika siswa terlihat cukup aktif dan cukup antusias dalam mengikuti kegiatan kerja kelompok tanpa diperintahkan guru.

1 : Jika siswa terlihat kurang aktif dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan kerja kelompok tanpa diperintahkan guru.

Tanggung Jawab

4 : Jika siswa terlihat sangat bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugasnya tanpa bimbingan guru.

3 : Jika siswa terlihat bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugasnya tanpa bimbingan guru.

2 : Jika siswa terlihat cukup bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugasnya dengan bimbingan guru.


(35)

1 : Jika siswa terlihat kurang bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugasnya walaupun dengan bimbingan guru.

Kerjasama

4 : Jika siswa mampu bekerjasama dengan sangat baik dalam kegiatan tanpa bimbingan guru.

3 : Jika siswa mampu bekerjasama dengan baik dalam kegiatan tanpa bimbingan guru.

2 : Jika siswa mampu bekerjasama dengan cukup baik dalam kegiatan dengan bimbingan guru.

1 : Jika siswa kurang mampu bekerjasama dalam kegiatan walaupun dengan bimbingan guru.

b) Nilai, diisi dengan tanda cek list () sesuai dengan criteria. c) Skor Ideal : 4 x 4 = 12

d) Kriteria Penilaian :

Sangat Baik = Jika memperoleh skor 10 - 12 Baik = Jika memperoleh skor 7 - 9 Cukup = Jika memperoleh skor 4 - 6 Kurang = Jika memperoleh skor 1 - 3

e) Teknik pengolahan dan analisis data untuk hasil observasi aktivitas siswa dilakukan dengan menghitung persentase komponen yang di observasi.

Dengan Rumus :


(36)

Keterangan :

P = Persentase pelaksanaan setiap indikator S = Jumlah skor perolehan untuk setiap indikator N = Jumlah skor total (Ali, 1993: 184)

Selanjutnya hasil tersebut ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu: 86% - 100% = Baik

71% - 85% = Cukup 56% - 70% = Kurang Baik < 55% = Tidak Baik 2. Analisis Data

Analisis data menurut Patton (Moleong,2005: 103), “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam pola kategori dan satu uraian dasar”. Sedangkan menurut Moleong (2005: 190) proses analisis data kulitatif adalah :

Dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sember, yaitu: wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah makna. Langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, prosesa dan pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan itu kemudian dikatagorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan


(37)

dikatagorikan. Kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya.

Kegiatan tersebut dapat dicontohkan ketika guru mulai masuk ke dalam kelas dengan melakukan kegiatan inti yaitu melakukan kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran matematika realistik dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Data yang terkumpul kemudian diseleksi sehingga menjadi lebih sederhana.

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah mengadakan validari data. Adapun teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validasi data dalam penelitian ini adalah teknik member check, triangulasi, dan expert opinion. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu hasil tes dianalisis secara kualitatif, hasil kerja kelompok pada Siklus I berupa LKS dianalisis dan direfleksi.

Ada beberapa teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini, yaitu :

a. Wawancara secara terbuka, dimana dalam wawancara ini dikembangkan pertanyaan-pertanyaan secara mendalam dengan rumusan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian agar mendapatkan data yang lebih akurat.

b. Observasi partisipasif, yaitu mengikuti jalannya kegiatan proses belajar-mengajar yang dilakukan guru dari awal hingga akhir pembelajaran. Jadi observasi ini dilakukan untuk melihat pola interaksi, prilaku dan penampilan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(38)

c. Dokumentasi, yaitu teknik untuk melihat atau memperoleh data tentang kualitas hasil belajar siswa dengan melihat hasil tes yang telah dikerjakan oleh siswa.

G. Validasi Data

Pada penelitian ini bentuk validitas data berpedoman pada pendapat Hopkins (Wiriatmadja, 2005: 168-171). Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah member check, triangulasi, audit trail, dan expert

opinion.

1. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan/informasi

selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikannya dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan. Sehingga apakah informasi itu tetap sifatnya atau tidak berubah (ajeg), dan data itu terperiksa kebenarannya.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. Tujuannya adalah untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.

3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan

cara mendiskusikannya dengan guru senior, atau dengan pembimbing. 4. Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan

temuan-temuan peneliti kepada pakar yang profesional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan temuannya kepada dosen pembimbing. Pembimbing


(39)

akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dengan memberikan arahan terhadap maslah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan sehingga dapat dipertanggungjawabkan validasi data hasil temuan penelitian.

Dalam penelitian ini, bentuk validasi yang akan digunakan yaitu :

1) Member check, dilakukan untuk mengetahui data-data yang dikumpulkan

selama penelitian.

2) Triangulasi, dilakukan dengan cara membandingkan hasil observasi yang

dilakukan peneliti dengan mitra dalam melakukan penelitian, untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh dari berbagai sudut pandang. 3) Audit Trail, dilakukan untuk mengecek kebenaran prosedur dan metode

pengumpulan dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

4) Expert Opinion, dilakukan untuk mendapatkan masukan yang berarti dalam

kegiatan pengumpulan data saat penelitian, bentuk ini dipilih untuk meningkatkan derajat kepercayaan terhadap penelitian yang dilakukan.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian melalui proses pengolahan dan analisis data, serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SDN 3 Caracas, peneliti menyimpulkan bahwa :

1. Perencanaan pembelajaran matematika realistik yang meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada karakteristik dan langkah-langkah dalam pembelajaran matematika realistik, penyajian soal yang kontekstual untuk menghubungkan matematika dengan dunia sekitar, dan pedoman pensekoran dalam menyelesaikan soal cerita yang sesuai dengan prosedur Polya untuk setiap operasi hitung berbagai bentuk pecahan dapat membantu memudahkan siswa lebih memahami setiap materi pelajaran yang diberikan.

2. Kinerja guru selama pelaksanaan penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita kelas V SDN 3 Caracas terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase yang pada siklus I 63,19% meningkat menjadi 71,53% pada siklus II dan meningkat kembali menjadi 88,89% pada siklus III. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kinerja guru yang yang selalu


(41)

melakukan perbaikan-perbaikan untuk setiap aspek yang diamati yang masih kurang tercapai dengan baik dalam setiap siklusnya.

3. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan realistik menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung siswa mulai menunjukan keaktifan dalam belajarnya ditandai dengan siswa mulai dapat mengemukakan gagasannya seperti mengemukakan pendapat atau menanggapi pendapat lain dalam berdiskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas, menunjukan adanya motivasi yang besar dan tanggung jawab dalam belajar dimana siswa menjadi bersemangat dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang diberikan guru. Bila dibandingkan dengan pembelajaran biasa ini merupakan sebuah peningkatan yang sangat besar mengingat selama ini siswa selalu pasif dalam pembelajaran.

4. Setelah penerapan pembelajaran matematika realistik, kemampuan siswa Kelas V SDN 3 Caracas dalam menyelesaikan soal cerita menunjukan adanya peningkatan yang baik. Dari tiga kali perbaikan, siswa yang tuntas belajar di atas nilai KKM yang ditentukan yaitu 65, mencapai persentase pencapaian klasikal pada siklus I 43,75% (7 orang dari 16 orang siswa) terjadi peningkatan menjadi 62,50% (10 orang dari 16 orang siswa) pada siklus II dan terjadi peningkatan kembali pada siklus II menjadi 81,25% (13 orang dari 16 orang siswa).


(42)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, peneliti mengajukan beberapa saran/rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Agar keberhasilan kegiatan pembelajaran matematika tercapai sebaiknya diberikan melalui model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

b. Dalam kegiatan pembelajaran matematika sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisifasi aktif, bermakna, dan meyenangkan sehingga membuat siswa tidak merasa bosan atau takut belajar matematika.

c. Dalam memberikan soal cerita sebaiknya soal cerita yang banyak menyajikan permasalahan yang kontekstual atau dikenal siswa dan berkaitan dengan pengalaman yang sering dialami dalam kehidupan siswa sehari-hari.

d. Pengenalan konsep matematika sebaiknya diperkenalkan memalui realita dan konteks tertentu yang diwujudkan dalam kehidupan nyata sehingga siswa akan benar-benar merasa bahwa konsep matematika yang abstrak dapat dibangun dari fenomena-fenomena alam dan sebaliknya yang abstrak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari


(43)

2. Bagi Sekolah

Alangkah lebih baik, jika sekolah memberikan keleluasaan dan motivasi baik moril maupun materil kepada guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas agar dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti hendaknya memahami dengan baik model pembelajaran yang akan diterapkan apakah cocok dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

b. Bagi peneliti yang berminat akan penerapan pembelajaran matematika realistik, agar dapat mengembangkan penelitian ini menjadi penelitian dalam wilayah penelitian yang lebih luas.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M.Z. (2010). Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik Setting

kooperatif Materi aritmatika Sosial Pada Siswa Kelas VII SMP. [online].

Tersedia:http://meetabied.wordpress.com/2010/03/20/implementasi- pembelajaran-matematika-realistik-setting-kooperatif-materi-aritmetika-sosial-pada-siswa-kelas-vii-smp/. [ 10 April 2011].

Agustini, A. (2010). Penerapan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan

Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas V SDN 3 Caracas Kec.Cilimus Kab.Kuningan (PTK). Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI

Purwakarta. Tidak diterbitkan.

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Arikunto, S dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Candra, A. (2008). Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika.

[Online]. Tersedia: http://ya2ns.blogspot.com. [16 Desember 2009].

Depdiknas. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Hambali, J dan Siskandar. (1991/1992). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPMPGSD.

Hardjodipuro. (1997). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : IKIP Jakarta. Hatimah, I dkk. (2008). Penelitian Pendidikan. Bandung : UPI Press.

Huri, D. (2006). Penerapan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Siswa Kelas V SD Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Kec.Padalarang Kab.Bandung (PTK). Skripsi Jurusan

PGSD FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Kasbolah.(1998/1999). Penelitian tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud. Maulana, A.E. (2006). Kurikulum Diklat Perkuliahan Konsep Dasar Matematika

untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Edisi Revisi ke -2). Bandung : Tidak

Diterbitkan.


(45)

Nahrowi, A. (2006). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung UPI Press. Pitajeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:

Depdiknas.

Prabawanto, S dan Puji Rahayu. (2009). Bilangan. Bandung : UPI Press.

Purwaningsih. (2005). Pendekatan Realistik Dalam Pembelajaran Matematika

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas V SDN Cimeyan III Kab. Bandung (PTK Terhadap Siswa Kelas V SDN Cimeyan III Kab.Bandung).

Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Tarigan, D. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Rozanie, I. (2010). Realistic Mathematic education (RME atau Pembelajaran

Matematika Realistik Indonesia (PMRI). [online]. Tersedia:

http://ironerozanie.wordpress.com/2010/03/03/realistic-mathematic-education-rme-atau-pembelajaran-matematika-realistik-pmr/. [10 April 2011].

Setiawan, Y. (2006). Terobosan Metode Pengajaran Matematika. [online]. Tersedia : http://www.slaksoft.Net/Index.Php. [ 15 Desember 2007].

Soedjadi.R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.Yogyaharta: Universitas gajah Mada Dirjen Dikti depdiknas.

Subarinah, S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Suharta, I Gusti Putu. (2001). Pembelajaran Pecahan dalam Matematika

Realistik. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME) di Jurusan Matematika FMIPA UNESA,

24Pebruari2001.[online].Tersedia:http//:pendidikanmatematika.Files.wordp

ress.com. [16 Desember 2010]

.

Suharyati, I. (2006). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Gandasoli 2 Kec.Cireunghas Kab.Sukabumi (PTK dengan pokok bahasan pecahan). Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sundari, S.S. (2004). Penggunaan Pendekatan Realistik Dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SDN pasir Jengkol III Kec.Majalaya Kab.Kerawang (PTK).


(46)

Sutawidjaja, A. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

Wiraatmadja, R. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda. Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

Zaenurie. (2007) .Pembelajaran Matematika Realistik (RME) [online].Tersedia : http//www.zaenurie.wordpress.com.about.[6 Februari 2011].


(1)

melakukan perbaikan-perbaikan untuk setiap aspek yang diamati yang masih kurang tercapai dengan baik dalam setiap siklusnya.

3. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan realistik menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung siswa mulai menunjukan keaktifan dalam belajarnya ditandai dengan siswa mulai dapat mengemukakan gagasannya seperti mengemukakan pendapat atau menanggapi pendapat lain dalam berdiskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas, menunjukan adanya motivasi yang besar dan tanggung jawab dalam belajar dimana siswa menjadi bersemangat dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang diberikan guru. Bila dibandingkan dengan pembelajaran biasa ini merupakan sebuah peningkatan yang sangat besar mengingat selama ini siswa selalu pasif dalam pembelajaran.

4. Setelah penerapan pembelajaran matematika realistik, kemampuan siswa Kelas V SDN 3 Caracas dalam menyelesaikan soal cerita menunjukan adanya peningkatan yang baik. Dari tiga kali perbaikan, siswa yang tuntas belajar di atas nilai KKM yang ditentukan yaitu 65, mencapai persentase pencapaian klasikal pada siklus I 43,75% (7 orang dari 16 orang siswa) terjadi peningkatan menjadi 62,50% (10 orang dari 16 orang siswa) pada siklus II dan terjadi peningkatan kembali pada siklus II menjadi 81,25% (13 orang dari 16 orang siswa).


(2)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, peneliti mengajukan beberapa saran/rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Agar keberhasilan kegiatan pembelajaran matematika tercapai sebaiknya diberikan melalui model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

b. Dalam kegiatan pembelajaran matematika sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisifasi aktif, bermakna, dan meyenangkan sehingga membuat siswa tidak merasa bosan atau takut belajar matematika.

c. Dalam memberikan soal cerita sebaiknya soal cerita yang banyak menyajikan permasalahan yang kontekstual atau dikenal siswa dan berkaitan dengan pengalaman yang sering dialami dalam kehidupan siswa sehari-hari.

d. Pengenalan konsep matematika sebaiknya diperkenalkan memalui realita dan konteks tertentu yang diwujudkan dalam kehidupan nyata sehingga siswa akan benar-benar merasa bahwa konsep matematika yang abstrak dapat dibangun dari fenomena-fenomena alam dan sebaliknya yang abstrak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari


(3)

2. Bagi Sekolah

Alangkah lebih baik, jika sekolah memberikan keleluasaan dan motivasi baik moril maupun materil kepada guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas agar dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti hendaknya memahami dengan baik model pembelajaran yang akan diterapkan apakah cocok dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

b. Bagi peneliti yang berminat akan penerapan pembelajaran matematika realistik, agar dapat mengembangkan penelitian ini menjadi penelitian dalam wilayah penelitian yang lebih luas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M.Z. (2010). Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik Setting kooperatif Materi aritmatika Sosial Pada Siswa Kelas VII SMP. [online].

Tersedia:http://meetabied.wordpress.com/2010/03/20/implementasi- pembelajaran-matematika-realistik-setting-kooperatif-materi-aritmetika-sosial-pada-siswa-kelas-vii-smp/. [ 10 April 2011].

Agustini, A. (2010). Penerapan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas V SDN 3 Caracas Kec.Cilimus Kab.Kuningan (PTK). Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI Purwakarta. Tidak diterbitkan.

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Arikunto, S dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Candra, A. (2008). Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika.

[Online]. Tersedia: http://ya2ns.blogspot.com. [16 Desember 2009].

Depdiknas. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Hambali, J dan Siskandar. (1991/1992). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPMPGSD.

Hardjodipuro. (1997). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : IKIP Jakarta. Hatimah, I dkk. (2008). Penelitian Pendidikan. Bandung : UPI Press.

Huri, D. (2006). Penerapan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Siswa Kelas V SD Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Kec.Padalarang Kab.Bandung (PTK). Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Kasbolah.(1998/1999). Penelitian tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud. Maulana, A.E. (2006). Kurikulum Diklat Perkuliahan Konsep Dasar Matematika

untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Edisi Revisi ke -2). Bandung : Tidak Diterbitkan.


(5)

Nahrowi, A. (2006). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung UPI Press. Pitajeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:

Depdiknas.

Prabawanto, S dan Puji Rahayu. (2009). Bilangan. Bandung : UPI Press.

Purwaningsih. (2005). Pendekatan Realistik Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas V SDN Cimeyan III Kab. Bandung (PTK Terhadap Siswa Kelas V SDN Cimeyan III Kab.Bandung). Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Tarigan, D. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Rozanie, I. (2010). Realistic Mathematic education (RME atau Pembelajaran

Matematika Realistik Indonesia (PMRI). [online]. Tersedia:

http://ironerozanie.wordpress.com/2010/03/03/realistic-mathematic-education-rme-atau-pembelajaran-matematika-realistik-pmr/. [10 April 2011].

Setiawan, Y. (2006). Terobosan Metode Pengajaran Matematika. [online]. Tersedia : http://www.slaksoft.Net/Index.Php. [ 15 Desember 2007].

Soedjadi.R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.Yogyaharta: Universitas gajah Mada Dirjen Dikti depdiknas.

Subarinah, S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Suharta, I Gusti Putu. (2001). Pembelajaran Pecahan dalam Matematika Realistik. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME) di Jurusan Matematika FMIPA UNESA, 24Pebruari2001.[online].Tersedia:http//:pendidikanmatematika.Files.wordp

ress.com. [16 Desember 2010]

.

Suharyati, I. (2006). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Gandasoli 2 Kec.Cireunghas Kab.Sukabumi (PTK dengan pokok bahasan pecahan). Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Sundari, S.S. (2004). Penggunaan Pendekatan Realistik Dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SDN pasir Jengkol III Kec.Majalaya Kab.Kerawang (PTK). Skripsi Jurusan PGSD FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(6)

Sutawidjaja, A. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

Wiraatmadja, R. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda. Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

Zaenurie. (2007) .Pembelajaran Matematika Realistik (RME) [online].Tersedia : http//www.zaenurie.wordpress.com.about.[6 Februari 2011].


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA.

0 1 14

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN.

0 1 32

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD DALAM MEMODELKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN.

1 3 5

PENGGUNAAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL Penggunaan Metode Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 03 Ngargoyoso Karanganyar.

0 1 15

PENDAHULUAN Penggunaan Metode Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 03 Ngargoyoso Karanganyar.

0 2 7

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA BILANGAN PECAHAN.

0 1 40

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA BILANGAN PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon.

0 0 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VI SD NEGERI 32 POASIA KENDARI DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

0 1 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SD | Kamsiyati | Paedagogia 6361 13532 1 SM

0 0 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI MEJING 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TAHUN AJARAN 2014/2015.

6 22 173