NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH - Raden Intan Repository
NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN RELEVANSINYA
DALAM PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH
SKRIPSIDiajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Dalam Ilmu Ushuluddin Oleh:
Nesia Mu’asyara
NPM: 1331060024 Prodi: Aqidah dan Filsafat Islam
FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439H/2017M
NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT
CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN
RELEVANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN AKHLAK
AL KARIMAH
Pembimbing I : Dr. Himyari Yusuf, M. Hum.Pembimbing II : Dra. Fatonah Zakie, M. Sos.I.
Skripsi
Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) dalam Ilmu Ushuluddin
Oleh
Nesia Mu’asyara
NPM. 1331060024
Prodi: Aqidah dan Filsafat Islam
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H / 2017 M
ABSTRAK
NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHRAZY DAN RELEVANSINYA
DALAM PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH
Oleh: NESIA MU’ASYARA
Skripsi ini mengkaji tentang nilai-nilai tasawuf dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan pentingnya akhlak al karimah yang mulai terkikis akibat globalisasi. Tasawuf sebagai salah satu bidang kelilmuan dalam Islam memiliki beberapa tahap latihan (riyadhah) dalam rangka mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Allah Swt, sehingga melalui riyadhah tersebut akan melahirkan akhlak al karimah. Novel
Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy merupakan karya sastra
pembangun jiwa yang kental akan nilai spiritualitas dan sarat akan nilai-nilai tasawuf. Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sebagai karya sastra yang begitu mahsyur di Indonesia karena muatannya penuh dengan nilai- nilai spiritualitas, sehingga banyak masyarakat yang tercerahkan.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yaitu suatu jenis penelitian yang mengacu pada khazanah kepustakaan antara lain, buku-buku, skripsi, tesis dan dokumen-dokemen lainnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif filosofis dan untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif historis, analisis isi (content analysis) dan interpretasi. Serta dalam penarikan kesimpulan, peneliti menggunakan metode deduktif. Selain itu, penelitian ini memiliki objek formal tasawuf dan novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy sebagai objek materialnya.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1). Novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy mengandung nilai-nilai tasawuf, 2). Nilai-nilai tasawuf yang ada di dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shiazy menempati karakteristik tasawuf akhlaqi, 3). Nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam novel
Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sangat relevan dalam
pengembangan akhlak al karimah antara lain nilai dzikir, sabar, zuhud serta muraqabah dan muhasabah.
KEMENTRIAN AGAMA
U UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS USHULUDDIN
Alamat: Jl. Endro Suratmin Sukarame Tlp. (0721)703289 Bandar Lampung
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH
Nama : Nesia Mu’asyara
NPM : 1331060024 Program Studi : Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas : Ushuluddin
MENYETUJUI
Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Himyari Yusuf, M. Hum Dra. Fatonah Zakie, M.Sos.I
NIP. 196409111996031001 NIP. 196806061996032001
Mengetahui
Ketua Jurusan Akidah dan Filsafat Islam
Prof.Dr.M Baharudin.M.Hum
KEMENTERIAN AGAMA
U U UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS USHULUDDIN
Alamat: Jl. Endro Suratmin Sukarame Tlp. (0721)703289 Bandar Lampung
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-
AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN
RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH,
disusun oleh NESIA MU’ASYARA, NPM: 1331060024, Prodi Aqidah dan
Filsafat Islam, telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Ushuluddin pada Hari/Tanggal: Rabu / 14 Juni 2017.
TIM DEWAN PENGUJI: Ketua : Prof. Dr. Baharudin, M. Hum (..................................) Sekretaris : Dra. Fatonah Zakie, M. Sos.I (..................................) Penguji I : Dr. Afif Anshori, MA (..................................) Penguji II : Dr. Himyari Yusuf, M. Hum (..................................)
Dekan Fakultas Ushuluddin
Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma. Lc. M.Ag
PERNYATAAN KEASLIAN
Assalamu’alaikum, wr, wb.Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Nesia Mu’asyara NPM : 1331060024 Jurusan/ Program Studi : Aqidah dan Filsafat Islam
Menyatakan bahwa SKRIPSI yang berjudul NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHRAZY DAN RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan tidak ada unsur plagiat, kecuali beberapa bagian yang disebutkan sebagai rujukan di dalamnya.
Apabila dikemudian hari dalam skripsi ini ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan tersebut, maka seluruhnya menjadi tanggung jawab saya dan saya menerima segala sanksi sebagai akibatnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Wassalamu’alaikum, wr, wb.
Bandar Lampung, Juni 2017 Yang menyatakan
Nesia Mu’asyara
MOTTO
ٌةِعَل اَيْوُدّلا ُجاَيَحْلا اَمَوَأ اوُمَلّْعا
ٌرُثاَكَتَو ْمُكَنْيَب ٌرُخاَفَتَو ٌحَنيِسَو ٌوْهَلَوۖ
ٍثْيَغ ِمَثَمَك ِداَلْوَؤْلاَو ِلاَوْمَؤْلا يِف
ُجيِهَي َمُث ُهُتاَبَو َراَفُكْلا َةَجْعَأ ۖيِفَو اًماَطُح ُنّوُكَي َمُث اًرَفْصُّم ُياَرَتَف َنِم ٌجَرِفْغَمَو ٌدّيِدَّش ٌباَذَع ِجَرِخآْلا ۚ اَيْوُدّلا ُجاَيَحْلا اَمَو ٌنّاَوْضِرَو ِهَلّلا
ِروُرُغْلا ُعاَتَم اَلِإ
Artinya :
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu me njadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini
1 tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al- Hadid [57]: 20)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini aku persembahkan kepada: Allah Swt, yang selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya yang lemah; Bapak dan Mamak serta Enyek (nenek) ku tercinta yang selalu menjadi motivasi, terimakasih yang tak terhingga untuk segalanya; Adikku tersayang Tubagus Raman Chili yang selalu memberikan dukungan; Teman-teman seperjuangan Ushuluddin, Tarbiyah, Syariah, Dakwah dan FEBI yang senantiasa memberikan motivasi; Sahabat-sahabat Aqidah Filsafat Islam ya ng selalu memberkan do’a dan dukungannya; Seseorang yang kelak akan menjadi imamku dalam damai dan bahagianya keluarga; Serta almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung, semoga Allah Swt
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Desa Tanjung Baru Timur Kecamatan Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 08 Agustus 1995.
Peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Sahril Effendi dan Ibu Nely Erweni.
Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh peneliti antara lain, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Bukitkemuning Lampung Utara lulus pada tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 01 Bukitkemuning Lampung Utara lulus pada tahun 2010 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Bukitkemuning Lampung Utara lulus pada tahun 2013.
Pada Tahun 2013, peneliti terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat Islam UIN Raden Intan Lampung. Peneliti juga pernah mengemban amanah sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Aqidah Filsafat Islam selama satu periode pada tahun 2016-2017.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syujur kehadirat Allah Swt atas kasih sayang-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul NILAI-NILAI
TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA
HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN RELEVANSINYA DALAM
PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, para keluarga, sahabat serta umatnya yang setia pada titah dan cintanya.
Karya berupa skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Strara Satu (S1) jurusan Aqidah Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag).
Atas bantuan dari semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih. Ucapan terimakasih peneliti haturkan kepada:
1. Prof. Dr. Hi. Moh. Mukri, M. Ag, selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung.
2. Dr. Hi. Arsyad Sobby Kesuma, Lc, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung.
3. Prof. Dr. M. Baharudin, M. Hum dan ibu Dra. Fatonah Zakie, M.
Sos.I, selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan aqidah Filsafat Islam.
4. Dr. Himyari Yusuf, M. Hum selaku pembimbing I dan ibu Dra.
Fatonah Zakie, M. Sos.I selaku pembimbing II, terimakasih atas bimbingan dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Pimpinan dan pegawai perpustakaan baik pusat maupun fakultas.
6. Seluruh dosen, asisten dosen dan pegawai Fakultas Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung yang telah mendampingi peneliti selama mengikuti perkuliahan.
7. Kedua orang tua, enyek (nenek), dan adik tercinta yang tidak pernah melepaskan do’a dan dukungannya. Semoga Allah Swt memberi kesehatan, kasih sayang serta ridha-Nya kepada mereka.
8. Rekan-rekan Aqidah Filsafat Islam angkatan 2013 yang tergabung dalam KUMAT (Kumpulan Anak Tasawuf) Lutfi Rohimah, Anggi Ulandari, Suci Rahma, Maharani, Havid Alviani, Memori Tutiana, Siti Rukoyah, Yulya Sari, Nur Hidayah, Yusrin Pakaya, Zalika Kurniati, Rozali Bangsawan, Ricko Yohanes, Abiem Pangestu, M. Kholil Supatmo, Dicka Widyan Pratama. Semoga Allah tetap mempererat kekeluargaan kita.
9. Teman-teman angakatan 2013 jurusan PPI, SAA, IAT, dan Sosiologi Agama.
10. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung, tempatku menempuh studi dan menimba ilmu pengetahuan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kiranya para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya, semoga karya tulus ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Bandar Lampung, Juni 2017 Peneliti
Nesia Mu’asyara NPM. 1331060024
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………….... i
ABSTRAK
………………………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN
……………...……………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN
……………………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN
……………………………………………………. v
MOTTO
…………………………………………………………………………… vi
PERSEMBAHAN
………………………………………………………………… vii
RIWAYAT HIDUP
……………………………………………………………..... viii
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul……………………………………………………....... 1 B. Alasan Memilih Judul………………………………………………….. 3 C. Latar Belakang Masalah………………………………………............... 5 D. Rumusan Masalah……………………………………………………… 12 E. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 13 F. Tinjauan Pustaka……………………………………………………….. 14 G. Metode Penelitian………………………………………………………. 19
A.
Novel Sebagai Karya Sastra……………………………………………. 24 1.
Pengertian Novel…………………………………………………… 24 2. Macam-macam Novel……………………………………………… 26 3. Hakekat Novel……………………………………………………… 29 B. Tasawuf………………………………………………………………… 30 1.
Latar Belakang Munculnya Tasawuf dan Pengertian Tasawuf
…………………………………………………………….. 30 2. Perkembangan Tasawuf……………………………………………. 39 3. Karakteristik Tasawuf……………………………………………… 42
BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURAHMAN EL SHIRAZY A. Tentang Penulis Habiburrahman El Shirazy…………………………... 66 B. Latar Belakang Penulisan Novel Ayat-Ayat Cinta…………………….. 72 C. Sinopsis Ayat-Ayat Cinta…………………………………..................... 74 BAB IV UNSUR TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY A. Nilai-nilai Tasawuf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta………………........ 92 B. Karakteristik Tasawuf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta ………………… 107 C. Relevansi Nilai-nilai Tasawuf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta dalam Pengembangan Akhlak Al Karimah
……………………………............. 108
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 119
C.
Penutup………………………………………………………………… 121
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan interpretasi maupun
pemahaman makna yang terkandung di dalam judul skipsi ini, maka peneliti akan menegaskan beberapa kata dan istilah yang dipergunakan dalam judul skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah
“NILAI-NILAI TASAWUF DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN AKHLAK AL KARIMAH ”.
Menurut Hasan Shadily, nilai adalah sifat-sifat, hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan, nilai juga berarti tujuan dari kehendak
1 manusia yang benar, juga berarti tingkat derajat yang diinginkan manusia.
Sedangkan menurut Bambang Daroeso nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku
2
seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh Darji Darmodiharjo, menurutnya nilai adalah sifat atau kualitas yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik
3 lahir maupun batin.
Berdasarkan istilah-istilah di atas maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud nilai dalam penelitian ini adalah sesuatu yang berharga, bermutu, 1 Hasan Shadily, ct.al, Ensiklopedia Indonesia, Jilid 5, Ichtiar Baru Van Hocvc, Jakarta, 1984, hlm. 239. 2 Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), hlm. 126.
menunjukkan kualitas dan berguna bagi kehidupan manusia. Kemudian mengenai istilah tasawuf terdapat beberapa pendapat, di antaranya adalah sebagai berikut :
Menurut Zakaria al- Anshari, “Tasawuf adalah ilmu yang dengannya diketahui tentang pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti serta pembangunan lahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.” Kemudian Ahmad Zaruq menyatakan bahwa
, “Tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk memperbaiki hati dan memfokuskannya hanya untuk Allah semata.
” Selanjutnya menurut Imam Junaid, “Tasawuf adalah berakhlak luhur dan meninggalkan semua akhlak tercela.” Abu Hasan Asy-Syadzili mengungkapkan
, “Tasawuf adalah melatih jiwa untuk tekun beribadah dan
4 mengembalikannya kepada hukum-hukum ketuhanan.
Akhlak adalah pola perilaku yang berdasarkan kepada nilai-nilai iman, islam dan ihsan. Menurut imam Al-Ghozali akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan dengan senang tanpa memerlukan penelitian dan pemikiran. Jadi bila digabungkan dengan pengertian karimah yang artinya mulia, maka akhlak al-karimah adalah perilaku manusia yang mulia atau perbuatan-perbuatan yang dipandang baik, serta sesuai dengan ajaran Islam (syara) yang bersumber dari al-
Qur‟an dan
5 sunnah Nabi Muhammad saw.
4 5 Syaikh „Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, (Jakarta: Qisthi Press, 2014), hlm. 5-6.
Duriatun Hafiyah, “Pengertian Akhlakul Karimah” (On Line) tersedia di:
Berdasarkan penegasan istilah-istilah di atas maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan nilai-nilai tasawuf dalam penelitian ini adalah nilai-nilai jiwa manusia yang bersih dan berakhlak mulia lahir dan batin atas dasar ketekunan beribadah kepada Allah swt. Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy adalah sebuah teks naratif yang menggambarkan tentang seorang tokoh yang menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa peneliti akan mengkaji dan meneliti tentang nilai-nilai tasawuf dalam kehidupan dengan menggunakan sebuah novel yang berjudul Ayat-Ayat Cinta dan relevansinya dalam pengembangan akhlak al karimah yang di dalamnya terdapat pesan-pesan moralitas dan spiritual. Untuk lebih menyelami nilai- nilai tasawuf yang ada di dalamnya peneliti menggunakan novel Ayat-Ayat
Cinta dan novel Ayat-Ayat Cinta 2.
B. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan peneliti memilih judul ini adalah sebagai berikut: 1. Islam sebagai ajaran keagamaan yang lengkap dan utuh, memberikan tempat kepada jenis penghayatan keagamaan yang bersifat eksoterik
(lahiriyah) dan esoterik (batiniyah). Tekanan yang berlebihan pada salah satunya akan menyebabkan kepincangan yang menyalahi prinsip keseimbangan dalam Islam. Kepincangan ini sangat tampak eksis di era modern saat ini yang mengedepankan aspek eksoterik tanpa esoterik.
Tasawuf sebagai jalan pembentuk watak manusia agar memiliki sikap mental dan perilaku yang baik (akhalk al-karimah) merupakan keserasian antara aspek batiniyah (esoterik) dan aspek lahiriyah (eksoterik), maka Islam mengajarkan keseimbangan antar keduanya.
2. Karya sastra merupakan buah pemikiran dari seorang penulis yang
berisikan renungan terhadap problematika kehidupan termasuk juga problematika mental spiritual sebagai pondasi perilaku yang baik. Dengan menggunakan fiksi, para pelulisnya menyelipkan nilai-nilai berharga termasuk mengenai nilai-nilai spiritual. Namun pada kenyataannya, masih banyak yang menganggap karya sastra hanya karya fiksi pengisi waktu luang yang tidak memiliki relevansi dalam kehidupan sehingga masih banyak yang tidak menghayatinya. Novel Ayat-Ayat Cinta merupakan Novel yang mengangkat mengenai isu mental spiritual pembangun jiwa yang membentuk karakter baik (akhalk al-karimah) di tengah globalisasi saat ini, dimana tasawuf secara esensial bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni (mahdlah) untuk mewujudkan akhalk al-karimah baik secara individual maupun sosial .
C. Latar Belakang Masalah
Arus modernisme yang kian eksis tidak hanya melahirkan sikap rasional dalam memandang alam dan lingkungan hidup namun juga memunculkan desakralisasi duniawi, bahkan lebih jauh lagi ialah lahirnya dekadensi moral dan perbuatan anarkis serta tindakan-tindakan yang menyimpang sehingga menyebabkan manusia mengalami kehampaan spiritual.
Efek negatif ini akan membuat terkikisnya akhlak al karimah, dan melahirkan sikap individualisme bahkan tidak lagi peduli kepada Allah swt. Hal ini telah dirasakan pada masa kini, dimana agama tidak lagi menjadi pedoman dan rambu-rambu dalam kehidupan, agama hanya dipandang sebagai suatu status yang di dalamnya memiliki sub-sub ibadah, ibadah pun hanya dijadikan sebagai rutinitas untuk menggugurkan kewajiban belaka.
Ditinjau dari aspek psikologis, manusia pada akhirnya akan merasakan kejenuhan atas berbagai macam tawaran modernisme yang semakin menggila.
Kesadaran (consiuosness) itu dilandasi perspektif akan hidup dan kehidupan yang semakin profan dan penuh kekosongan. Jalaludin Rakhmat menyebut kondisi seperti ini sebagai sindrom exstensial neorosis, atau ketidakbahagiaan yang
6 bersumber pada pernyataan tentang makna.
Jalaludin Rakhmat juga pernah mensinyalir bahwa sanya hal-hal yang bersifat spiritual merupakan jalan untuk mengatasi pemasalahan tersebut. Menurut peneliti salah satu jalan tersebut ialah melalui jalan tasawuf. Pernyataan ini berangkat dari pengertian tasawuf, bahwa tasawuf sebagai aliran kebaktian dan mistis dalam tradisi Islam telah menjadi sasaran ketegangan modernisme yang
7 dialami seluruh dunia mulim.
Mengenai tasawuf, Al junaid yang terhitung sebagai salah satu seorang tokoh besar dalam ranah tasawuf mengemukakan bahwa tasawuf ialah 6 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama: Sebuah Pengantar, (Bandung: Mizan, 2003), hlm. membersihkan hati dari apa yang menggangu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu mendekati sifat-sifat suci kerohanian dan bergantung kepada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang-barang yang peting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada sesama umat, memegang teguh janji dengan Allah swt dalam hal
8 hakikat dan mengingat contoh Rasulullah saw dalam hal syariat.
Kemudian menurut Abul Husain An Nuri menyatakan bahwa tasawuf bukanlah wawasan atau ilmu, melainkan ia adalah akhlak. Sebab seandainya tasawuf adalah wawasan maka ia dapat dicapai hanya dengan kesungguhan dan seandainya tasawuf adalah ilmu maka ia akan dicapai dengan belajar. Akan tetapi kenyataannya tasawuf hanya dapat dicapai dengan berakhlak yaitu dengan akhlak Allah dan engkau tidak mampu menerima akhlak ketuhanan hanya dengan
9 wawasan dan ilmu.
Tasawuf merupakan bagian dari syariat Islam yakni perwujudan dari
ihsan , salah satu dari tiga kerangka ajaran Islam yang lain yaitu iman dan
10
islam. Sebagai salah satu bidang ilmu keislaman, secara esensial tasawuf bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni untuk mewujudkan akhlak al
karimah baik secara individual maupun sosial, dimana akhlak al karimah
11 merupakan tujuan dalam ilmu tasawuf.
8 9 Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurnian, (Jakarta: Republika, 2016), hlm. 104.
Sokhi Huda, Tasawuf Kultural: Fenomena Shalawat Wahidiyah, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2008), hlm. 27. Dalam dunia tasawuf diajarkan pula, bahwa manusia diharapkan selalu ingat kepada Allah kapan pun dan dimana pun. Dengan mengingat Allah maka segenap aktifitas manusia akan selalu terkontrol karena merasa selalu dalam pengawasan Allah (muraqabah), selalu berbuat baik dan tidak mudah tergoda oleh hawa nafsu dan setan sehingga tidak terjerumus kedalam perbuatan jahat. Untuk selalu ingat kepada Allah (dzikrullah) adalah dengan selalu menyebut nama-nama
12 Allah ( Dengan demikian diharapkan memperoleh makna dari asma‟ul husna).
firman Allah dalam Q.S al- Ra‟d (13): 28.
ِرْكِذِب ْمُي ُبٌُلُّق ُنِئَمْطَتًَ اٌُنَمآ َنيِذَلا ۗ
ُةٌُلُّقْلا ُنِئَمْطَت ِهَلّلا ِرْكِذِب اَلَأ ِهَلّلا
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
13 hati menjadi tenteram ”.
Perintah Al- Qur‟an tersebut diatas menghasilkan perbaikan penting dalam diri setiap manusia yang akan mencapai ketenangan baik kehidupan secara individu maupun kehidupan sosial. Sehingga seseorang merasa dengan
14 kesadaranya itu berada di hadirat-Nya.
Pada abad XXI ini, tasawuf dituntut untuk lebih humanistik, empirik dan fungsional. Penghayatan terhadap ajaran Islam bukan reaktif tetapi aktif serta
12 13 Ibid, hlm. 2-3.
Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2012), memberikan arah kepada sikap hidup manusia didunia ini dalam aspek moral,
15
spiritual, sosial, ekonomi dan sebagainya.Tasawuf dalam rangka membentuk mental spiritual tidak hanya tampil dalam wajah karya formalitas, namun tasawuf juga hadir dengan wajah baru yang termuat dalam karya-karya sastra pembangun jiwa. Salah satu karya sastra tersebut adalah novel. Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia. Dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya. Novel sebagai sebuah teks naratif kisah yang mempresentasikan suatu situasi yang dianggap mencerminkan kehidupan nyata atau merangsang imajinatif.
Novel Ayat-Ayat Cinta yang lahir dari buah pena Habiburrahman El Shirazy mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia dengan gaya dan alur penulisan yang membuat para pembaca tenggelam di dalamnya. Novel ayat-
ayat cinta ini mampu mewakili bagaimana kondisi masyarakat saat ini dimana
nilai-nilai keagamaan tidak lagi tampil sebagai rambu-rambu dalam kehidupan, padahal nilai-nilai keagamaan akan bermuara pada perbaikan akhlak al-karimah.
Habiburrahman El Shirazy dengan apiknya menyajikan sebuah novel pembangun jiwa yang dapat diserap oleh berbagai lapisan masyarakat baik remaja maupun dewasa. Dengan gaya penulisan yang menarik novel ini mampu menjadi magnet dalam perbaikan akhlak dan membangun mental spiritual sedini mungkin.
Muatan nilai-nilai yang kental akan spritualitas tampil pada Novel Ayat-
Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Sirazy, hal ini terlihat pada sosok Fahri
Mahasiswa Universitas Al Azhar yang berasal dari Indonesia. Panas terik matahari yang begitu hebat menyelimuti kota Mesir tidak menjadi halangan bagi semangat Fahri untuk mencari ilmu, namun semangatnya tidak senada dengan fisiknya, Fahri mengalami jatuh sakit yang begitu serius yang mengharuskan Fahri untuk dioperasi. Selama sakit bibir Fahri selalu dibasahi oleh kalam-kalam Allah, hingga suatu malam Fahri bermimpi dijenguk oleh Sahabat Nabi dia memperkenalkan dirinya sebagai Abdullah bin Mas‟ud.
Ketika matahari masih malu-malu menampakan dirinya, seorang dokter kembali memeriksa keadaan Fahri, berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut gumpalan darah yang ada di bagian dalam kepala Fahri sudah tidak ada lagi dan operasi Fahri dibatalkan.
Sikap sopan santun dan budi pekerti yang elok mengantarkan Fahri pada perjodohan dengan gadis Mesir cantik rupanya juga akhlaknya bernama Aisyah, tak berselang lama kebahagiaan itu berganti duka yang dalam, fitnah kejam menghantam Fahri hingga meyeretnya ke dalam jeruji besi yang menjadi dinding pemisah Fahri dan istrinya Aisyah. Hanya tawakkal dan kesabaran yang menjadi penghangat Fahri dalam dinginnya tembok penjara. Segala upaya dilakukan untuk membebaskan Fahri tetapi tidak menemukan jalan keluar apapun hingga terlintas usulan keluarga Fahri untuk melakukan penyuapan. Tersentak dan dengan tegas Fahri menolak usulan tersebut. Bantahan tersebut berlandaskan pada sebuah hadist :
َنَعَل ( :َلاَق هنع للها ًضر َةَرْيَرُى ًِبَأ ْنَعًَ ًَِشاَّرلَا ملّسً هٍلّع للها ىلّص ِهَّلّلَا ُلٌُسَر ,ُتَسْمَخْلَا ُهاًََر ) ِمْكُحْلَا ًِف ًَِشَتْرُمْلاًَ Artinya:
“Abu Huraira Radliyallaahu „anhu berkata: Rasulullah Shalallahu „alaihi wa Sallam menaknat penyuap dan penerima suap dalam maslah hukum. Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits hasan menurut Tirmidzi
16 dan Shahih menurut Ibnu Hibban.”
Novel karya Habiburrahman ini tidak lepas dari pesan moral. Keteguhan Fahri sebagai seorang muslim serta integritasnya sebagai muslim sejati digambarkan melalui sikap Fahri yang tetap hangat kepada orang yang membencinya sekalipun. Bahkan ia menjadi pahlawan bagi seoarang wanita non muslim bernama Keira yang selalu menuding dan menghinanya ketika wanita tersebut terancam menjual diri untuk dapat meraih mimpinya sebagai pemain biola ternama.
Fahri juga dengan tulus membantu nenek Catarina tetangganya dari jeratan anak sang nenek yang menjadi tentara Israel yang bertugas di Palestina. Yang ia tahu mungkin saja orang itu terlibat dalam tragedi hilangnya Aisha, karena sikapnya yang lembut Fahri menjadi perantara bagi Jason seorang anak muda yang begitu membencinya menjadi seorang mu‟alaf. Hanya satu yang menjadi harapan Fahri, ketika di akhirat kelak ia berharap Allah Swt tersenyum padanya atas apa yang ia lakukan.
Berdasarkan cerita tersebut dapat dipahami bahwa karya sastra merupakan potret kehidupan bermasyarakat yang terlahir dari pengalaman batin atau suatu peristiwa yang dialami oleh pengarangnya. Karya sastra yang dilahirkan sudah seharusnya dapat dinikmati, dapat dipahami dan juga dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakat serta memberikan sumbangsih tata nilai figur dan tatanan tuntutan masyarakat. Perlu diperhatikan, sekalipun karya sastra tersebut berupa fiksi, namun pada kenyataannya sastra juga mampu memberikan manfaat baik berupa nilai-nilai moral dan akhlak maupun nilai-nilai pengetahuan lainnya
17 kepada pembacanya.
Dengan begitu, sebuah karya sastra secara tidak langsung bisa menjadi guru bagi pembacanya. Muatan nilai-nilai apapun yang ada dalam sastra tersebut maka akan terserap dalam pemikiran pembacanya hingga menjadi suatu hikmah. Hikmah karya sastra yang baik adalah dapat membuat orang lain tergugah jiwanya hingga mendapat suatu pencerahan. Oleh karena itu, karya sastra tidak hanya sekedar kehampaan sosial melainkan hasil kolaborasi perenungan dan peristiwa yang dialami oleh sastrawan dalam menghadapi problematika dan nilai-nilai tentang hidup dan kehidupan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, fokus persoalan yang akan ditemukan jawabannya dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Adakah nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam novel Ayat-Ayat
Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy? 2.
Bagaimana karakteristik tasawuf dalam novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy?
17 Ratna Fitria, (Eksistensi Perempuan Dalam Perspektif Teologi Feminisme, 2014),
3. Bagaimana relevansi nilai-nilai tasawuf dalam novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dalam pengembangan akhlak al
karimah ? E.
Tujuan dan Keguanaan Peneitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui nilai-nilai tasawuf yang terkandung dalam novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Mengetahui karakteristik tasawuf dalam novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.
3. Mengungkapkan dan mendeskripsikan nilai-nilai tasawuf dalam novel
Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan relevansinya dalam pengembangan akhlak alkarimah.
Adapun penelitian dengan judul “Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel
Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman Al Shirazy
” ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan tentang pengaplikasian nilai-nilai tasawuf.
2. Membuka paradigma masyarakat tentang sastra terutama novel bahwa dalam kenyataannya juga dapat memberikan kemanfaatan dalam kehidupan melalui berbagai nilai yang digambarkan pengarang dalam karyanya.
F. Tinjauan Pustaka
Seperti telah disebutkan di atas pada pokok permasalahan, bahwa telaah ini memfokuskan pada kajian “Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.
” Penelitian ini memiliki objek material yakni
nilai tasawuf dalam novel Ayat-Ayat Cinta, sedangkan objek formalnya adalah tasawuf.
Berdasarkan pelacakan bahan-bahan pustaka yang terdapat pada karya ilmiah berupa skripsi dan tesis yang telah dilakukan oleh peneliti, banyak sekali yang mengkaji permasalahan nilai tasawuf yang terkandung dalam sebuah sastra, bahkan dengan judul yang serupa pun peneliti temukan dalam skripsi yang ditulis oleh Yayan Saputra jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji pada tahun 2013 dengan judul Analisis Nilai-Nilai Tasawuf dalam
Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy . Penelitian tersebut
berisi tentang nilai-nilai tasawuf yang terkandung di dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang pertama, sedangkan yang menjadi kajian peneliti dalam penelitian ini adalah novel Ayat-Ayat Cinta dan novel Ayat-Ayat karya Habiburrahman El Shirazy .
Cinta 2
Sehingga sejauh pengamatan peneliti, nilai-nilai tasawuf dalam novel
Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang kedua belum peneliti temukan sebelumnya. Kajian tentang nilai tasawuf dalam sastra ditemukan dalam karya ilmiah, antara lain: Skripsi yang ditulis oleh Rusmaini fakultas Ushuluddin Institut Agama
Islam Negeri Islam Raden Intan Lampung pada tahun 1999 dengan judul Nilai-
Nilai Sufistik Dalam Karya-Karya Emha Ainun Najib . Berisi tentang kesatuan
hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan serta manusia dengan alam dan penelitian ini melalui pendekatan filosofis.
Skripsi yang ditulis oleh Moh. Fairuzzabady A jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2008 dengan judul
Aspek Mistik Cerpen Danarto dan Relevansinya terhadap Pendidikan Akhlak
Tasawuf (Kajian Terhadap Kumpulan Cerpen Adam Ma‟rifat) berisikanhubungan nyata antara nilai-nilai ketuhanan yang terserap dalam pribadi sang hamba sebagai pengalaman makrifat dan integrasi nilai-nilai kemakrifatan tersebut pada dimensi kehidupan. Dalam cerpen danarto terungkap bahwa Tuhan bukan hanya dalil-dalil dan pembuktian akal atau melalui wahyu yang disampaikan oleh para Nabi saja tetapi dapat juga dikenal secara langsung melalui makrifat, jika matahati yang berada dalam lubuk diri manusi itu mendapat pancaran sinar-Nya dan penelitian ini melalui pendekatan filosofis.
Skripsi yang ditulis oleh Fitrianingsih jurusan Aqidah Filsafat Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung pada tahun 2005 dengan judul Aspek
Sufistik Dalam Karya Kahlil Gibran . Berisi tentang hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan serta manusia dengan alam dan penelitian ini melalui pendekatan filosofis.
Skripsi yang ditulis Nur Siti Samsiah dengan judul Dimensi Sufistik dalam
Puisi A. Musthofa Bisri , karya ini ditulis oleh mahasiswi Universitas Islam Sunan
Kali Jaga jurusan Aqidah Filsafat pada tahun 2009. Skripsi ini menjelaskan bahwa tidak hanya penarikan diri dari hingar bingar peradaban budaya yang menjadi faktor perpuisian yang berjiwa tasawuf, namun para penyair yang memiliki kehidupan santri (islami) juga diduga menjadi salah satu faktor pendorong perpuisian yang bernafaskan sufisme. Nur Siti Samsiah mengungkapkan bahwa didalam puisi karya A. Musthofa Bisri terdapat dua dimensi sufistik yakni, dimensi transenden dan dimensi imanen dan penelitian ini melalui pendekatan sufistik.
Skripsi yang ditulis oleh Yayan Saputra jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji pada tahun 2013 dengan judul
Analisis Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman
El Shirazy . Berisi tentang nilai-nilai tasawuf yang terandung di dalam novel karya
Habiburrahman Al Shirazy, dalam penelitiannya Yayan mengungkapkan terdapat tujuh maqom (station) tasawuf di dalam novel tersebut. Adapun nilai-nilai maqom tersebut dimulai dari taubat, zuhud, wara‟, kefakiran, sabar, tawakkal dan kerelaan (ridha). Sedangkan nilai yang paling dominan yaitu maqom tawakkal dan penelitian ini melalui pendekatan deskriptif naratif.
Skripsi yang ditulis oleh Samkhun Naji jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Syarif Hidayatullah tahun 2014 dengan judul Kandungan Nilai-Nilai
Pendidikan Akhlak Tasawuf (Analisis Isi Novel Jack and Sufi Karya Muhammad
Luqman Hakim). Skripsi ini berisikan tentang pengaplikasian nilai tasawuf dalam