NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN)

NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN) SKRIPSI

Oleh: USWATUN SIWI P. K1208125 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini. Nama

: Uswatun Siwi P

NIM

: K1208125

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY (KAJIAN SOSIOLOGI

SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN ) ” ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012 Yang membuat pernyataan,

Uswatun Siwi P.

commit to user

iii

NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN)

Oleh : USWATUN SIWI P. K1208125

Skripsi

Ditulis dan Disajikan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Juli 2012

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari

Tanggal

Tim Penguji Skripsi

commit to user

vi

MOTTO

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh ” (Confusius)

“When there is a will, There is a way” (Alm. Ayahanda)

“Jangan merusak apa yang kau miliki sekarang dengan mengejar sesuatu yang tidak mungkin kau miliki. Sebab, apa yang ada padamu saat ini bisa jadi merupakan salah satu dari banyak hal yang paling kau impikan ”

(USP “Penulis”)

“Pintere Butuh Sregep, Sinaune Butuh Greget”

(Zakkiy Nanang Al Rasyid, S.E.)

“Jangan pernah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan, yakinlah suatu saat hal itu akan terwujud karena doa dan usahamu ”

(Niken Eka Cahyani, S.Pd.)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Ya Rabb, dengan segala rasa syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini sebagai salah satu wujud cinta dan terima kasihku untuk:

 Alm.Ayah & Bunda tercinta “Suparman Manduro & Kasih Manduro” Alm.Ayah adalah ayah yang luar biasa yang dulu tak pernah henti memberiku

nasihat, motivasi, menyayangiku, dan memanjakanku. Bunda yang tak pernah jemu mendoakan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan yang telah diberikan untukku selama ini dan mengantarku sampai kini. Tak pernah cukup ku membalas cinta dan kasih sayang kalian. Aku bangga dan bahagia punya kalian.

 Abangku tersayang Zakkiy Nanang Al Rasyid dan kakakku Niken Eka C. Terimakasih abang kau selalu belajar menjadi pengganti Ayah untuk selalu

menasihati dan memotivasiku. Kak Niken terimakasih untuk selalu mendukung hatiku ketika semua tak memihak saat hatiku telah memilih.

 Fandri Minandar

Terimakasih sudah mau mengisi hatiku untuk mengikuti alur hidupku. Aku berharap semoga cerita indah pada akhirnya.

 Sahabatku Five Bamboe (Rina, Nadin, Nita, dan Winda) Terimakasih kalian telah menemaniku selama ini, kalian adalah hal terindah yang aku miliki. Semua kenangan kita selama ini tak akan pernah aku lupakan .

 Teman-teman Bastind angkatan‟08

Terimakasih atas kerja sama dan dukungan kalian selama ini.

 Almamater

commit to user

viii

ABSTRAK

Uswatun Siwi P.. K1208125. NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA

HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN

NILAI PENDIDIKAN). Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Sirazhy, (2) faktor yang melatarbelakangi penciptaan novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Sirazhy, (3) nilai pendidikan dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, (4) tanggapan pembaca mengenai novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dan informan. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen yang berupa novel, langkah-langkahnya: (1) membaca novel Dalam Mihrab Cinta secara berulang-ulang, (2) mencatat kutipan kalimat-kalimat yang menggambarkan objek yang dianalisis. Validitas data yang diperoleh melalui triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis) yang meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Simpulan penelitian ini adalah: (1) unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy; penokohan (tokoh utama: Syamsul; tokoh protagonis: Silvie dan Zizi; tokoh antagonis: Burhan, tokoh tambahan: Ayub, Pak Broto, Pak Heru, Zaim, Bu Bambang, Nadia, Della, Dody Alpad, Kiai Miftah, Kiai Baejuri), plot/ alurnya maju, latar/ setting di pesantren, sudut pandangnya persona ketiga “Dia” jenis mahatahu, temanya tentang lika-liku kehidupan yang harus dilalui oleh seorang, (2) faktor yang melatarbelakangi penciptaan novel Dalam Mihrab Cinta, yaitu adanya becik ketitik ala kethara bahwa yang baik akan terlihat dan yang tidak baik akan tampak nantinya, (3) nilai pendidikan (nilai agama: ketakwaan pada Tuhan; nilai sosial: tolong menolong, menyadari keterbatasan diri, musyawarah; nilai moral: kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung jawab, larangan memfitnah, optimis, husnudzon, menepati janji, dermawan; nilai estetis: penggunaan kata dari bahasa jawa, berhubungan dengan kasih sayang/ romantisme), (4) tanggapan pembaca mengenai novel Dalam Mihrab Cinta, pada umumnya mereka merasa terbawa suasana ketika membaca novel tersebut.

Kata Kunci: novel, sosiologi sastra, nilai pendidikan

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul ”NOVEL DALAM MIHRAB CINTA KARYA HABUBURRAHMAN EL SHIRAZY (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN) ”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S.,M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni yang telah memberikan persetujuan dalam skripsi ini.

3. Dr. Kundharu Saddhono, S.S.,M.Hum., selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga memberikan persetujuan dalam skripsi ini.

4. Almh. Dra. Suharyanti, M.Hum., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi sejak penyusunan, penelitian, hingga skripsi ini selesai.

5. Dr. Suyitno, M.Pd., selaku pengganti pembiming I yang telah mengarahkan saya dalam penyelesaian ujian skripsi hingga akhir.

6. Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd., selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi sejak penyusunan, penelitian, hingga skripsi ini selesai.

7. Dra. Sumarwati, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang selama ini turut memantau, dan menyemangati peneliti

commit to user

memberikan beragam ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 9. Keluarga tercinta yang telah membiayai dan menyediakan sarana prasarana selama kuliah dan selalu memberi doa serta semangat setiap saat.

10. Teman-teman Bastind angkatan‟08 dan berbagai pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan selama penelitian.

Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut mendapat pahala dan imbalan dari Allah SWT. Peneliti berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan dan pengajaran Bahasa Indonesia.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ...........................................................................

25

B. Analisis Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy ......................................................................................

26 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................

94

B. Implikasi ...................................................................................

97

C. Saran .........................................................................................

98 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Berpikir .........................................................................

20

2. Model Analisis Jalinan atau Mengalir ...........................................

24

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ...............................

21

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Biografi Pengarang ........................................................................

102

2. Sinopsis Novel Dalam Mihrab Cinta ............................................

105

3. Hasil Wawancara dengan Pembaca I .............................................

110

4. Hasil Wawancara dengan Pembaca II ...........................................

111

5. Hasil Wawancara dengan Pembaca III ..........................................

113

6. Hasil Wawancara dengan Pembaca IV ..........................................

115

7. Hasil Wawancara dengan Pembaca V ...........................................

117

8. Surat Permohonan Izi Menyusun Skripsi ......................................

119

9. Surat Izin Menyusun Skripsi .........................................................

120

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan, antara lain seperti perasaan, semangat, kepercayaan, dan keyakinan sehingga mampu membangkitkan kekaguman.

Sastra adalah institusi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra “menyajikan kehidupan”, dan “kehidupan” sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga “meniru” alam dan dunia subjektif manusia. (dalam Warren & Wellek, 1990: 109).

Sastra adalah bagian hidup dari sebagian besar pencipta dan penikmat karya sastra. Oleh sebab itu, pada zaman ini kedudukan sastra dianggap mempunyai peran penting. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Hasil dari sastra berupa karya sastra. Karya sastra merupakan bentuk cerminan atau gambaran kehidupan masyarakat yang kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya. Melalui karya sastra pengarang berusaha mengungkapkan kehidupan masyarakat yang mereka alami atau yang mereka rasakan dalam bentuk sebuah tulisan.

Sebuah karya sastra dikatakan baik bukan hanya terlihat dari keberhasilan karya tersebut dalam merangkai kata-kata yang indah, tetapi juga dari kemanfaatan karya tersebut memahami pola-pola kehidupan manusia pada umumnya dan juga memahami adanya nilai-nilai pendidikan dalam suatu karya tersebut.

Karya sastra baik itu novel, cerpen, puisi, dan drama merupakan dokumen sosial, karena di dalamnya terdapat berbagai permasalahan kehidupan manusia

commit to user

yang dialami manusia, juga lukisan penderitaan manusia. Hal tersebut terkadang terasa sangat nyata dan hidup karena jalinan hubungan tokoh, tempat, dan peristiwa-peristiwa yang benar-benar ada atau pernah terjadi pada masyarakat pada kurun waktu tertentu.

Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Bahkan seringkali masyarakat sangat menentukan nilai karya sastra yang hidup di suatu zaman, sementara sastrawan sendiri adalah anggota masyarakat yang terikat status sosial tertentu dan tidak dapat mengelak dari adanya pengaruh yang diterimanya dari lingkungan yang membesarkan sekaligus membentuknya.

Karya sastra bersifat dulce et utile yang artinya bahwa karya sastra itu harus indah dan berguna. Kata indah dapat diartikan bahwa sastra harus dapat menjadi hiburan, sedangkan kata berguna diartikan bahwa sastra mampu memberikan nilai tambah terhadap pembacanya.

Pengarang dalam menciptakan suatu karyanya selalu mengaitkan cerita dengan kehidupan sehari-hari pengarang ataupun masyarakat di sekitarnya. Tinjauan sosiologi sastra berhubungan langsung dengan stabilitas sosial yang menghubungkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini merupakan tinjauan mengenai proses-proses sosial yang terjadi di masyarakat. Sosiologi juga berhubungan dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi secara berangsur- angsur maupun secara revosioner dengan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut.

Sosiologi mempelajari permasalahan manusia dalam kehidupannya. Sosiologi menggambarkan mekanisme sosialisasi, proses belajar secara kultural, yang dengannya individu dialokasikan pada penerimaan peran-peran tertentu dalam struktur sosial.

commit to user

Habiburrahman El Shirazy dalam novelnya yang berjudul “Dalam Mihrab Cinta” merupakan novel pembangun jiwa untuk memukau penggemar sastra agar

bisa dijadikan pedoman hidup. Pembaca novel ini bisa menumbuhkan rasa cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan membekali hidupnya yang bermanfaat, karena novel ini mengisahkan seorang pemuda yang memiliki cita- cita menjadi seorang ulama, tetapi dikarenakan ulah fitnah dari seorang temannya maka nasib pemuda itu terabaikan sehingga ia dikeluarkan dari pesantren, dengan memilih hidupnya merantau ke daerah lain sehingga nasibnya yang malang itu berubah menjadi lebih baik dan cita-citanya tercapai pula dengan ia hidup mandiri.

Novel Dalam Mihrab Cinta ini banyak diminati pembaca dari semua kalangan, selain ceritanya yang membangun jiwa, novel ini juga merupakan novel terbaru dari Kang Abik dan laris di pasaran. Dalam cerita novel ini terdapat banyak konflik dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tokoh utama dalam novel ini. Selain itu, terdapat juga nilai-nilai pendidikan dalam novel tersebut, maka dengan itu semua saya selaku peneliti tertarik untuk menganalisis novel tersebut dengan judul “Novel Dalam Mihrab Cinta karya Habibburrahman EI Shirazy (Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?

2. Faktor apa yang melatarbelakangi penciptaan novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Sirazhy?

3. Bagaimanakah nilai pendidikan dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?

4. Bagaimanakah tanggapan pembaca terhadap novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?

commit to user

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Faktor yang melatarbelakangi penciptaan novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

3. Nilai pendidikan dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

4. Tanggapan pembaca mengenai novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah secara teoretis kepada pembaca dalam hal telaah karya sastra, khususnya untuk kajian sosiologi sastra.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan minat baca khususnya bagi mahasiswa agar lebih memahami karya sastra, dan dapat mengambil nilai positif terhadap karya yang disajikan.

b. Bagi guru/ dosen Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam pembelajaran sastra dan dapat dipraktikkan dalam pengajaran sastra tentang nilai-nilai yang ada dalam karya sastra.

commit to user

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Novel

a. Pengertian Novel

Kata novel berasal dari kata Latin novellus yang diturunkan dari kata novies yang berarti baru. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian (Tarigan, 1991: 164).

Burhan Murgiyantoro (2005: 4) dalam bukunya yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi mengungkapkan bahwa novel sebagai suatu karya fiksi yang menawarkan suatu dunia, yaitu dunia yang berisi suatu model yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibandingkan melalui berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat imajinatif.

Dalam “The American College Dictionary” dapat dijumpai keterangan bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Selain itu, dalam “The Advanced Learner’s Dictionary of Current English ” dapat kita jumpai keterangan bahasa novel adalah suatu cerita dengan suatu alur, cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif (dalam Tarigan, 1991: 164).

Novel menyajikan kehidupan itu sendiri. Sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan kehidupan subyektivitas manusia (Wellek dan Warren, 1990: 109).

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian novel, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan salah satu wujud cerita rekaan yang mengisahkan salah satu bagian nyata dari kehidupan orang-orang dengan

commit to user

dapat mengalihkan jalan kehidupan mereka atau nasib hidup mereka.

b. Jenis-jenis Novel

Mochtar Lubis yang dikutip dalam Henry Guntur Tarigan menyebutkan berpendapat bahwa jenis novel seperti: 1) novel avontur, 2) novel psikologis , 3) novel detektif, 4) novel sosial, 5) novel kolektif (1984: 167).

Novel avontur adalah novel lakon atau hero utama. Pengalaman pertama dimulai pada awal cerita, melalui pengalaman-pengalaman lain hingga ke akhir cerita. Dalam novel avontur tersebut juga terdapat tokoh yang mempunyai sifat-sifat romantis, yaitu heroisme atau lakon wanita. Pengalaman-pengalaman itu sering merupakan rintangan-rintangan bagi lakon untuk mencapai tujuan. Novel psikologis mengutamakan pemeriksaan seluruhnya dari semua pikiran-pikiran para pelaku atau tokoh. Novel detektif merupakan novel yang menceritakan cara membongkar rahasia kejahatan pelaku. Dalam novel detektif dibutuhkan bukti-bukti kejahatan yang kuat agar dapat menangkap si pelaku kejahatan. Dalam novel sosial pelaku pria dan wanita tenggelam dalam masyarakat, dalam kelas atau golongannya. Tiap-tiap golongan suatu waktu akan bentrok, berbenturan, pemogokan, dan revolusi. Fiksi gotik menceritakan cerita-cerita horor fakta-fakta disajikan sedemikian rupa sehingga memancing dan melahirkan mimpi yang menakutkan.

c. Unsur-unsur Novel

Dalam sebuah karya sastra terdapat unsur-unsur yang membangun di dalamnya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Adanya unsur-unsur tersebut merupakan keharusan untuk dimasukkan dalam suatu karya sastra baik novel, cerpen, puisi, dan drama.

1) Unsur Intrinsik Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 23) unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang dimaksud ada tujuh, yaitu: plot/ alur cerita, tema, penokohan, latar/

commit to user

intrinsik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Plot/ Alur cerita Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain.

Abrams (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 113) mengemukakan bahwa plot sebuah karya fiksi merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu.

Lebih lanjut H.G Tarigan (1991: 126) mengemukakan bahwa pada prinsipnya seperti bentuk sastra lainnya, suatu fiksi haruslah bergerak dari suatu permulaan (beginning) melalui suatu pertengahan (middle) menuju suatu akhir (ending) yang dalam dunia sastra lebih dikenal sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi (atau denouement).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa plot/ alur adalah salah satu unsur intrinsik yang merupakan rangkaian kejadian atau peristiwa yang berurutan dan membangun suatu cerita di mana peristiwa yang satu dapat menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain sehingga membuat seseorang tertarik untuk membaca dan mengetahui kejadian yang selanjutnya.

b) Tema Tema sebuah karya sastra selalu berkaitan dengan makna (pengalaman) kehidupan. Melalui karyanya itulah pengarang menawarkan makna tertentu kehidupan, mengajak pembaca untuk melihat, merasakan, dan menghayati makna (pengalaman) kehidupan tersebut dengan cara memandang permasalahan itu sebagaimana ia memandangnya (Nurgiyantoro, 2005: 71).

commit to user

sebagai “makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana”. Tema,

menurutnya, kurang lebih dapat bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose).

Shipley mengartikan tema sebagai subjek wacana, topik umum, atau masalah utama yang dituangkan ke dalam cerita. Shipley membedakan tema-tema karya sastra ke dalam lima tingkatan. Tingkatan tersebut pertama didasarkan tingkatan pengalaman jiwa, yang disusun dari tingkatan yang paling sederhana, tingkat tumbuhan dan makhluk hidup, ke tingkat yang paling tinggi yang hanya dapat dicapai oleh manusia (dalam Nurgiyantoro, 2005: 80)

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tema adalah makna khusus atau gagasan umum dari sebuah cerita yang dipergunakan oleh penulis untuk mengembangkan cerita.

c) Penokohan Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 2005: 165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Tokoh cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 165) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 176-194) tokoh-tokoh dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan. Adapun beberapa tokoh cerita tersebut antara lain:

1. Tokoh utama dan tokoh tambahan

commit to user

diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek.

2. Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

Altenbernd dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2005: 178) mengatakan bahwa tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis juga disebut tokoh baik yang dapat mendatangkan simpati para pembacanya. Tokoh antagonis dapat disebut sebagai tokoh jahat, yaitu yang menimbulkan perasaan antipati dan benci pada para tokoh pembacanya.

3. Tokoh sederhana dan tokoh bulat

Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja. Tokoh sederhana boleh saja melakukan berbagai tindakan, namun semua tindakannya itu akan dapat dikembalikan pada perwatakan yang memiliki dan yang diformulakan itu.

Tokoh bulat, kompleks, berbeda halnya dengan tokoh sederhana adalah tokoh yang memiliki dan diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadiannya dan jati dirinya.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 183) dibandingkan dengan tokoh sederhana, tokoh bulat lebih menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya, karena di samping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga sering memberikan kejutan.

commit to user

Alterbernd dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2005: 188) mengatakan bahwa tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa. Tokoh berkembang, adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan (dan perubahan) peristiwa dan plot yang dikisahkan. Tokoh berkembang secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial, alam, maupun yang lainnya, yang kesemuanya itu akan memengaruhi sikap, watak, dan tingkah laku.

5. Tokoh tipikal dan tokoh netral

Alterbernd dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2005: 190) mengatakan bahwa tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaannya, atau sesuatu yang lain yang bersifat mewakili.

Tokoh netral merupakan tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan berinteraksi dalam dunia fiksi. Tokoh netral hadir (atau dihadirkan) semata-mata demi cerita atau bahkan tokoh inilah yang sebenarnya mempunyai cerita, pelaku cerita dan yang diceritakan. Kehadirannya tidak berprestensi untuk mewakili atau menggambarkan sesuatu yang di luar dirinya, seseorang yang berasal dari dunia nyata.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penokohan merupakan penentuan tokoh- tokoh dalam suatu cerita yang terlibat dalam berbagai peristiwa dalam cerita atau karya naratif.

commit to user

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2005: 216). Selanjutnya, Stanton mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi.

Menurut H.J Waluyo dan Nugraheni (2009: 34) setting adalah tempat kejadian cerita. Tempat kejadian cerita dapat berkaitan dengan aspek fisik aspek sosiologis, dan aspek psikis. Namun, setting juga dapat diartikan dengan tempat dan waktu. Hudson (dalam H.J Waluyo dan Nugraheni, 2009: 34) menyatakan bahwa setting adalah keseluruhan lingkungan cerita yang di dalamnya meliputi adat istiadat, kebiasaan, dan pandangan hidup tokoh.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar atau setting adalah suatu keadaan atau suasana yang menggambarkan suatu tempat, ruang, dan waktu di mana peristiwa itu terjadi.

e) Sudut pandang Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 248) menyatakan bahwa point of view atau sudut pandang merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Point of view atau sudut pandang adalah teknik yang digunakan oleh pengarang untuk berperan dalam cerita itu (H.J Waluyo dan Nugraheni, 2009: 37).

commit to user

pemilihan sudut pandang menjadi penting karena hal itu tak hanya berhubungan dengan masalah gaya saja, waktu tak disangkal bahwa pemilihan bentuk-bentuk gramatika dan retorika juga penting dan berpengaruh. Namun, biasanya pemilihan bentuk- bentuk tersebut bersifat sederhana, di samping hal itu merupakan konsekuensi otomatis dari pemilihan sudut pandang tertentu.

Sudut pandang banyak macamnya tergantung dari sudut mana ia dipandang dan seberapa rinci ia dibedakan. Nurgiyantoro (2005: 256-269) membedakan sudut pandang menjadi tiga bagian, yaitu sudut pandang persona ketiga “dia”, sudut pandang persona pertama “aku”, dan sudut pandang campuran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu sudut pan dang orang pertama “aku”, sudut pandang orang ketiga “dia”, dan sudut pandang campuran.

f) Gaya bahasa Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 276-277) stile (style, gaya bahasa) adalah cara mengucapkan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Lebih lanjut, Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa pada hakikatnya style merupakan teknik, teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan diungkapkan. Teknik itu sendiri di pihak lain, juga merupakan suatu bentuk pilihan, dan pilihan itu dapat dilihat pada bentuk ungkapan bahasa seperti yang dipergunakan dalam sebuah karya.

g) Suasana cerita Forster (dalam Nurgiyantoro, 2005: 91) mengartikan cerita sebagai narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan

commit to user

dalam karya fiksi. Tanpa unsur cerita, eksistensi sebuah fiksi tak mungkin terwujud. Sebab, cerita merupakan inti sebuah karya fiksi yang sendiri. Bagus tidaknya cerita yang disajikan, di samping akan memotivasi seseorang untuk membacanya, juga akan memengaruhi unsur-unsur pembangun lainnya.

Seperti halnya Forster, Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005:

91) juga memberikan pengertian cerita sebagai sebuah urutan kejadian yang sederhana dalam urutan waktu, dan Kenny mengartikannya sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu yang disajikan dalam sebuah karya fiksi. Jadi, dalam cerita peristiwa yang satu berlangsung sesudah terjadinya peristiwa yang lain.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa suasana cerita adalah cara yang digunakan pengarang untuk menggambarkan atau melukiskan secara keseluruhan cerita dalam suatu karya fiksi berdasarkan urutan waktu.

2) Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Atau, secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang memengaruhi bangun cerita karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting.

Wellek dan Warren (dalam Nurgiyantoro, 2005: 24) menyatakan bahwa unsur ekstrinsik terdiri dari sejumlah unsur, di dalamnya terdapat keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan memengaruhi karya yang ditulisnya. Pendek kata, unsur biografi

commit to user

Unsur ekstrinsik selanjutnya adalah psikologi, baik psikologi pengarang, psikologi pembaca, maupun psikologi dalam karya. Keadaan lingkungan pengarang, ekonomi, politik, dan sosial juga akan sangat berpengaruh terhadap karya sastra, dan hal tersebut termasuk juga ke dalam unsur ekstrinsik.

2. Pendekatan Sosiologi Sastra

a. Hakikat Sosiologi Sastra

Secara harfiah s osiologi berasal dari kata Latin “socius” yang berarti “sahabat, kawan atau masyarakat” dan kata Yunani “logos” yang berarti “ilmu”. Jadi, sosiologi adalah ilmu mengenai masyarakat atau ilmu tentang

cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Lewat penelitian mengenai lembaga-lembaga sosial, agama, ekonomi, politik, dan keluarga yang secara bersama-sama membentuk apa yang disebut sebagai struktur sosial, agama, ekonomi, politik, dan keluarga yang secara bersama-sama membentuk apa yang disebut sebagai struktur sosial. Sosiologi dikatakan memeroleh gambaran mengenai cara-cara menyesuaikan dirinya dengan dan ditentukan oleh masyarakat-masyarakat tertentu, gambaran mengenai mekanisme sosialitas, proses belajar secara kultural yang dengannya individu-individu dialokasikannya pada dan menerima peranan tertentu dalam struktur sosial itu.

Menurut Ratna (2009: 332-333) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mengapa sastra memiliki kaitan erat dengan masyarakat dan dengan demikian harus diteliti dalam kaitannya dengan masyarakat, sebagai berikut.

1. Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, ketiganya adalah anggota masyarakat.

2. Karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat.

commit to user

kompetensi masyarakat yang dengan sendirinya telah mengandung masalah kemasyarakatan.

4. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, dan adat-istiadat dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetik, etika, bahkan juga logika. Masyarakat jelas sangat berkepentingan terhadap ketiga aspek tersebut.

5. Sama dengan masyarakat, karya sastra adalah hakikat intersubjektivitas, masyarakat menemukan citra dirinya dalam suatu karya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra dapat meneliti melalui tiga perspektif, pertama, perspektif teks sastra, artinya peneliti menganalisisnya sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Kedua, persepektif biologis, yaitu peneliti menganalisis dari sisi pengarang. Perspektif ini akan berhubungan dengan kehidupan pengarang dan latar kehidupan sosial, budayanya. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.

b. Pendekatan Sosiologi Sastra

Pendekatan sosiologi menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu. Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada semesta, namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra.

Demikianlah, pendekatan sosiologi sastra menaruh perhatian pada

aspek dokumenter sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra

merupakan gambaran atau potret fenomena sosial .

commit to user

sastra yang perlu dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain.

1. Pemahaman terhadap karya sastra dengan pertimbangan aspek kemasyarakatannya.

2. Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek

kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya.

3. Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatarbelakangi.

4. Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat.

5. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interdependensi antara sastra dengan masyarakat. Dalam bukunya A Glossary of Literarye Terms (1981: 178). Abrams menulis bahwa dari sosiologi sastra ada tiga perhatian yang dapat dilakukan oleh kritikus atau peneliti, yaitu:

1. Penulis dengan lingkungan budaya tempat ia tinggal.

2. Karya dengan kondisi sosial yang direfleksikan di dalamnya.

3. Audiens atau pembaca. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra tidak terlepas dari manusia dan masyarakat yang bertumpu pada karya sastra sebagai objek yang dibicarakan.

3. Hakikat Nilai Pendidikan

Nilai merupakan sesuatu yang menjadi faktor kelayakan/ kepatuhan bagi suatu benda, makhluk atau apapun yang ditunjuknya. Istilah pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Inggris to educate yang berarti mendidik dan kemudian berkembang menjadi education yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti pendidikan.

Redja Mudyaharjo (2001: 45-46) mengartikan pendidikan sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

commit to user

disebut sebagai pendidikan. Menurut UU No. 20 th 2003 (dalam Hasbullah, 2005: 4) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat nilai pendidikan adalah suatu kegiatan pengamatan belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup yang secara sadar, disengaja, terencana, dan penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada peserta didik untuk mewujudkan suasana belajar sehingga peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya dalam segala hal.

4. Nilai Pendidikan dalam Sastra

Hubungan antara sastra dan pendidikan sengatlah erat dan tidak terpisahkan. Hubungan ini disebabkan oleh kandungan nilai didik di dalam karya sastra. Nilai pendidikan di dalam karya sastra tidak selalu berupa nasehat atau petuah pembaca, tetapi dapat pula berupa kritikan yang pedas maupun yang membangun bagi seseorang, sekelompok orang atau struktur sosial yang tidak sesuai dengan harapan pengarang di dalam kehidupan nyata.

Berbagai jenis nilai sastra secara garis besar nilai pendidikan dalam sastra dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu nilai agama, nilai sosial, dan nilai moral, dan nilai estetis.

a. Nilai Agama dalam Sastra

Nilai agama adalah nilai yang mendasari dan menuntun tindakan hidup ketuhanan manusia, dalam mempertahankan dan mengembangkan ketuhanan manusia dengan cara dan tujuan yang benar. Atar Semi (1993:

22) memberikan uraian mengenai hubungan agama dengan karya sastra

commit to user

sekaligus karya sastra bermuara pada agama. Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro, 2005: 327) juga berpendapat bahwa kehadiran unsur religious dan keagamaan dalam sastra adalah keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religious.

Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama.

b. Nilai Sosial dalam Sastra

Nilai pendidikan sosial adalah tata sosial tertentu yang mengungkapkan sesuatu hal yang bisa direnungkan. Dalam karya sastra dengan ekspresi pengungkapan nilai sosial pada akhirnya dapat dijadikan cermin sikap para pembacanya. Karya sastra dapat berfungsi sebagai daya penggoncang nilai-nilai sosial yang sudah mapan (Suyitno, 1986: 5).

c. Nilai Moral dalam Sastra

Moral memang sulit dipisahkan dari masalah agama dan sosial. Dalam moral ada unsur moral agama, sosial, dan moral-moral yang lain, sehingga moral ini merupakan sesuatu yang kompleks yang selalu dihadapi seseorang. Budi pekerti teladan seringkali dihubungkan dengan masalah moral. Berkaitan dengan karya sastra yang diibaratkan dengan itikad baik tidak sunyi dari untaian hikmah di antara seru derunya konflik/ peristiwa akan lebih memberikan kekayaan nilai didik bagi pembacanya.

d. Nilai Estetis dalam Sastra

Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk estetis, makhluk yang dapat merasakan dan menghayati keindahan, maksudnya adalah mendidik agar seseorang dapat merasakan dan mencintai segala sesuatu yang indah dan selalu menurut norma-norma keindahan.

commit to user

adalah penampilan karya sastra yang dapat memberi kenikmatan dan keindahan bagi pembacanya. Suyitno (1989: 11) berpendapat bahwa sastra tidak hanya sekedar memberi kesenangan, tetapi juga memberi pengetahuan serta pencernaan yang menghayat tentang hakikat kehidupan bernilai.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Ana Fitria Vivi S (2011), mahasiswa Program Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul Kehidupan Pesantren dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khaleqy (Kajian Sosiologi Sastra). Hasil dari penelian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam novel Geni Jora Karya Abidah El Khaleqy membahas tentang sosiologi sastra yang mempelajari tentang hubungan sosial antara sesama individu, antara individu dengan kelompok dan masyarakat.

2. Penelitian yeng dilakukan oleh Susilowati (2004), mahasiswa Program Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “Kumpulan Cerpen

Mereka Bilang Saya Monyet Karya Djenar Mahesa Ayu (Tinjauan Sosiologi Sastra) ”. Berkesimpulan: 1) keterjalinan unsur intrinsik dalam membangun makna totalitas dalam cerita; 2) pandangan dunia pengarang merupakan gambaran nyata dari realitas sosial yang ada dalam masyarakat; 3) nilai edukatif yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut.

3. Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Hamdan Nugroho (2011), mahasiswa Program Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Analisis Sosiologi Sastra Antara Religiusitas Pengarang dengan Karyanya: Sebuah Studi Literatur Terhadap Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy ”. Hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa novel tersebut membahas hubungan latar belakang sosial pengarang dengan karyanya dan adanya nilai edukatif dalam novel tersebut.

commit to user

C. Kerangka Berfikir

Sastra merupakan realita sosial dan juga lembaga sosial yang tidak lepas dari situasi sosial di luarnya, yaitu masyarakat. Novel sebagai salah satu kajian karya sastra yang merupakan hasil rekaan yang mengutamakan perasaan dan kehidupan. Walaupun rekaan tetapi novel tidak lepas dari kenyataan sosial, baik yang dilihat maupun yang dialami sendiri oleh pengarang.

Melalui novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, penulis mengkaji dengan kajian sosiologi sastra. Pendeskripsian bagaimana cara pengarang mengangkat masalah dalam novel dan dihubungkan dengan keadaan sosial setempat. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah pemahaman pembaca terhadap unsur intrinsik apa yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, latar belakang pengarang dalam menciptakan novel tersebut mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang lewat karyanya, dan tanggapan pembaca mengenai novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, sehingga dapat diketahui eksistensi Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sebagai novel.

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir

Karya Sastra

Eksistensi Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sebagai novel

Sosiologi Sastra

Novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy

Unsur Intrinsik

Latar Belakang Pengarang

Tanggapan

Pembaca

commit to user

21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai kesusastraan, sehingga tidak ada pembatasan khusus terhadap tempat dan waktu karena objek yang dikaji berupa naskah (teks) sastra. Objek penelitian ini adalah novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Pelaksanaan ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan/ Tahun 2012 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Pengajuan Judul

2. Pengajuan Proposal

3. Perizinan Penelitian

4. Pengumpulan Data

5. Analisis Data

6. Penyusunan Laporan

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra, yaitu pendekatan dalam menganalisis karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan untuk mengetahui makna totalitas suatu karya sastra.

Metode atau jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan hubungan kausal fenomena yang diteliti. Data yang ada berupa pencatatan dokumen terurai dalam bentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka.

commit to user

1. Dokumen, yaitu kutipan kalimat-kalimat dari novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan oleh Ihwah Publishing (Jakarta).

2. Informan, yaitu melakukan wawancara dengan pengamat sastra/ dosen dan pembaca umum.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Teknik yang digunakan untuk pengambilan data penelitian ini, yaitu dengan menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan data yang didasarkan pada pertimbangan tertentu (Sutopo, 2002: 56). Pertimbangan tertentu artinya disesuaikan dengan tujuan penelitian, peneliti tidak memilih data secara acak melainkan memilih data yang relevan dengan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah Novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis dokumen yang berupa novel. Langkah-langkah pengumpulan datanya sebagai berikut: 1) membaca novel Dalam Mihrab Cinta secara berulang-ulang; 2) mencatat kutipan kalimat-kalimat yang menggambarkan unsur intrinsik, latar belakang penciptaan novel, dan nilai pendidikan dalam novel Dalam Mihrab Cinta.

F. Uji Validitas Data

Dalam penelitian ini, uji validitas data yang digunakan penulis adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Lexy J Moleong, 2001: 178)

commit to user

1. Triangulasi teori, yaitu melakukan penelitian terhadap topik yang sama dan

datanya dianalisis dengan menggunakan teori yang berbeda-beda.