NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL- SHIRAZY - Test Repository

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH

DALAM NOVEL BUMI CINTA

KARYA HABIBURRAHMAN EL- SHIRAZY

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

ELFA RAFIKA

  

NIM: 111-12-107

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

MOTTO

ًَ١ِل اَر ِئَٚ ُُۡۖۡىٌَ ٌٍَُّٗٱ ِحَغۡفَ٠ ْاُٛحَغۡفٱَف ِظٍََِٰدٌَّۡٱ ِٟف ْاُٛحَّغَفَر ُُۡىٌَ ًَ١ِل اَرِئ ْإََُِٰٓٛاَء َٓ٠ِزٌَّٱ بَُّٙ٠َأَََٰٰٓ٠

بَِّث ٌٍَُّٗٱَٚ ۚ ฀ ذََٰخَسَد ٍَُِۡؼٌۡٱ ْاُٛرُٚأ َٓ٠ِزٌَّٱَٚ ُُۡىِِٕ ْإَُِٛاَء َٓ٠ِزٌَّٱ ٌٍَُّٗٱ ِغَفۡشَ٠ ْاُٚضُشٔٱَف ْاُٚضُشٔٱ

  ٔٔ ฀ ش١ِجَخ ٍََُّْٛۡؼَر

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",

maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

  Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Mujadilah: 11) :َيبَل ٍُعٚ ٗ١ٍػ للها ٍٝص ِِّٟجٌََّٕا ْٓ َػ , - بََُّْٕٙػ ٌٍََُّٗا َِٟضَس - َشَُّػ ِْٓث ٌٍََِّٗا ِذْجَػ َْٓػَٚ )

  

ُِّٞزِِْشِّزٌَا َُٗخَشْخَأ ) ِْٓ٠َذٌِاٌََْٛا ِطَخَع ِٟف ٌٍََِّٗا ُطَخَعَٚ ,ِْٓ٠َذٌِاٌََْٛا بَضِس ِٟف ٌٍََِّٗا بَضِس

Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa

Sallam bersabda: "Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan

Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." (H.R. Tirmidzi)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Bapak dan Ibu yang tulus memberikan cinta sucinya kepadaku, dengan tetesan air mata, keringat dan doa yang tidak hentinya diberikan kepadaku, serta membekaliku dengan pendidikan dunia dan pendidikan akhirat demi tercapainya cita-citaku.

  2. Bapak Ibu Mertua yang senantiasa memberikan doa serta petuah-petuah untuk bekal kehidupan di dunia ini.

  3. Suamiku tercinta (Widi Mahfukin) yang telah mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya serta selalu mendampingi dalam segala keadaan baik suka maupun duka.

  4. Adikku tersayang (Aida Ainur Masroh) yang selalu menghadirkan keceriaan di dalam penatnya pembuatan skripsi.

  5. Mbah Kakung Mbah Putri yang tidak pernah lelah memberikan nasihat- nasihat kepada para cucunya supaya menjadi manusia yang berguna dan bermartabat.

  6. Rekan-rekan guru SD Negeri Mendongan yang selalu memberikan dukungan serta masukan untuk kesuksesanku di masa mendatang.

  7. Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan di PAI 2012 mbak faid, mbak afif, luluk, sari, latifah, lia terimakasih atas dukungannya. Aku bersyukur karena Allah telah memilihku untuk berjalan bersama kalian.

  8. Sahabatku dari SD yang masih setia sampai sekarang (Nurul Agia Minta Sari) yang selalu menemaniku kemanapun saya pergi, terimakasih selama ini sudah sabar mendengarkan setiap curhatan-curhatanku. Semoga Allah mengizinkan untuk kita meraih kesuksesan bersama-sama. Amin.

9. Anak-anak SD Negeri Mendongan yang selalu memberikan keceriaan.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy dapat diselesaikan.

  Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan baginda Rasulullah Muhammad SAW, manusia inspirasi penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa‟atnya dihari kiamat. Tidak lupa shalawat serta salam juga disampaikan kepada keluarga sahabat dan orang-orang yang senantiasa Istiqomah di jalan kebaikan.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelessaikan skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

  4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta tenaganya untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran.

  5. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis mulai dari awal semester I sampai dengan terselesainya skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

  6. Bapak dan Ibu dosen karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis.

  7. Bapak Habiburrahman El-Shirazy selaku pengarang novel Bumi Cinta yang telah menciptakan sebuah karya sastra pembangun jiwa serta meluangkan waktunya untuk penulis dalam melakukan wawancara.

  8. Bapak dan Ibu Penulis (Bapak Sakori dan Ibu Mursiyah), Aida Ainur Masroh (adik penulis) yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  9. Suami penulis (Widi Mahfukin) yang tak henti-hentinya memberikan semangat untuk terselesainya skripsi ini.

  10. Sarifah, Lia, Faid, Afif. Kalian adalah sahabat dan saudara terbaik yang pernah kumiliki.

  Jazakumullah ahsanul jaza‟ atas dukungan, motivasi, serta inspirasinya.

  11. Teman-teman senasib seperjuangan tahun 2012, khususnya kelas PAI C.

  Terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya.

  Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik secara subtantif ataupun teknis.

  Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar bisa menjadi evaluasi dan perbaikan untuk kedepannya. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 08 September 2016 Penulis

  Elfa Rafika NIM. 111-12-107

  

ABSTRAK

  Rafika, Elfa. 2016. Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum M. Pd. Kata kunci: Pendidikan, Akidah, Novel Bumi Cinta.

  Pendidikan akidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ada banyak cara untuk menyampaikan pendidikan akidah, salah satunya yang digunakan oleh Habiburrahman El-Shirazy lewat karya sastranya yang berupa novel berjudul Bumi Cinta. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini yaitu: (1) Apa saja bentuk pendidikan akidah yang terdapat dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy (2) Bagaimana karakter tokoh yang ditampilkan dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.

  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

  

research). Adapun sumber data yang diperoleh melalui wawancara serta menelaah

buku primer karya Habiburrahman El-Shirazy.

  Penelitian ini menemukan 6 bentuk pendidikan akidah dalam novel Bumi

  

Cinta yaitu: keyakinan kepada Allah, keyakinan terhadap Malaikat, keyakinan

  terhadap Kitab-kitab Allah, keyakinan terhadap Rasulullah, keyakinan terhadap Hari Akhir, k eyakinan terhadap Qadha‟ dan Qadar. Keenam keyakinan di atas diperoleh dengan 3 tingkatan yaitu tingkat taqlid, yakin, dan ainul yakin.

  Penelitian ini juga menemukan 6 karakteristik tokoh dalam novel Bumi

  

Cinta yang mencerminkan akidah islamiyah yaitu tokoh Ayyas yang memiliki

  karakter senantiasa menanamkan dan berpegang teguh dengan akidah serta keyakinannya yang kuat kepada Allah. Yelena memiliki karakter yang meyakini setiap manusia memiliki fitrah untuh berTuhan. Linor memiliki karakter yang meyakini akidah yang benar akan menimbulkan jiwa keberanian. Doktor Anastasia memiliki karakter yang meyakini kepercayaan dan akidah seseorang adalah sesuatu yang tidak bisa dicampuri dengan apapun. Devid memiliki karakter yang meyakini bahwa mengikuti perkata maksiat bukan merupakan jalan menuju kebahagiaan. Pak Joko memiliki karakter yang mengajarkan bahwa dengan sesama umat beragama harus tolong menolong karena itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN LOGO……………………………………………………………….i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............... Error! Bookmark not defined.

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia beberapa tahun terakhir ini banyak menghadapi

  masalah kekerasan, baik yang bersifat masal maupun yang dilakukan secara individual. Kondisi seperti ini membuat perempuan dan anak-anak menjadi lebih rentan untuk menjadi korban kekerasan. Bentuk kekerasan yang dilakukan bukan hanya kekerasan secara fisik, akan tetapi juga kekerasan terhadap perasaan, kekerasan ekonomi, kekerasan seksual dan yang lainnya. Pelaku kekerasan tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, akan tetapi banyak melibatkan kaum remaja dan anak di bawah umur.

  Dewasa ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat perhatian di kalangan masyarakat. Banyak ditemui di koran atau majalah maupun saluran televisi berita tentang tindak pidana perkosaan. Kasus perkosaan yang marak terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa pelaku tidak hanya menyangkut pelanggaran hukum, namun terkait pula dengan akibat yang akan dialami oleh korban dan timbulnya rasa takut dalam masyarakat.

  Tindak kejahatan perkosaan akhir-akhir ini disertai dengan pembunuhan. Seperti kasus yang sedang hangat diperbincangkan yaitu pada bulan Maret 2016 siswi SMP di Bengkulu bernama Yuyun meninggal setelah diperkosa oleh belasan remaja yang sedang mabuk minuman keras. Dalam perjalanannya pulang sekolah, dia dihadang oleh belasan remaja tersebut. Setelah diperkosa ramai-ramai, Yuyun kemudian dibunuh dan mayatnya dibuang ke jurang. Pelakunya kebanyakan masih remaja dan masih berstatus pelajar.

  Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) 2016 Komnas Perempuan, dari kasus kekerasan terhadap perempuan, kekerasan seksual berada di peringkat kedua, dengan jumlah mencapai 2.399 kasus dengan persentase 72 %, pencabulan mencapai 601 kasus dengan persentase 18 %, dan pelecehan seksual mencapai 166 kasus dengan persentase 5 %

  Dari data tersebut dapat diketahui bahwa angka kriminal bangsa Indonesia masih sangat tinggi. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Krisis moral yang dialami bangsa Indonesia harus dibenahi supaya kasus Yuyun tidak terulang di kemudian hari.

  Permasalahan tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi membutuhkan peran serta aktif orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak-anaknya. Para orang tua harus memberikan pendidikan yang layak untuk pemenuhan hak bagi anak.

  Selain daripada itu pendidikan juga dimaksudkan untuk pembentukan akhlak, moral, dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat serta sesuai dengan nilai-nilai Islami. Untuk mewujudkan hal yang demikian, maka selain pendidikan formal yang diberikan di sekolah-sekolah, seorang anak juga membutuhkan pendidikan akidah yang dapat diajarkan dimana saja, baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga.

  Pendidikan akidah adalah pendidikan yang sangat vital dalam dunia pendidikan Islam, karena pendidikan akidah sangat berarti bagi seluruh umat. Pendidikan adalah faktor yang menyiapkan suatu bangsa dalam menghadapi masa mendatang. Maka pendidikan yang berkembang dalam suatu masyarakat mencerminkan bagi masa mendatangnya. Apabila pendidikan dalam suatu bangsa baik, maka baiklah bekasannya.

  Sebaliknya apabila pendidikan itu tidak berkeadaan baik, maka binasalah umat itu dan kehancuranlah yang akan dihadapinya (Ash Shiddieqy, 2001: 42). Pendidikan yang baik tersebut dapat dicapai salah satunya melalui pendidikan akidah.

  Arti penting pendidikan akidah yaitu memberi didikan yang baik dalam menempuh jalan kehidupan, menyucikan jiwa lalu mengarahkannya kejurusan yang tertentu untuk mencapai puncak dari sifat-sifat yang tinggi dan luhur agar sampai tingkatan ma‟rifat yang tertinggi (Sabiq, 1991: 19).

  Akidah adalah masalah fundamental dalam Islam, ia menjadi titik tolak permulaan muslim. Sebaliknya, tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akidah atau menunjukkan kwalitas iman yang ia miliki (Razak, 1993: 120).

  Manusia hidup atas dasar kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai kepercayaan memberikan corak kepada kehidupan. Atau dengan kata lain, tinggi rendahnya nilai kehidupan manusia tergantung kepada kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama dalam Islam dimulai dengan iman (Razak, 1993: 120).

  Tuhan telah menetapkan seluruh perkara dan menuntut manusia untuk beriman kepada-Nya. Sedangkan iman adalah akidah yang pasti dan sesuai dengan kenyataan berdasarkan keterangan-keterangan. Akidah tidak akan bisa dicapai oleh setiap keterangan. Ia hanya bisa dicapai oleh keterangan pasti yang tidak dicampuri keraguan pada-Nya (Syaltut, 1986: 83).

  Islam telah menjadikan tanda bukti akidah pada manusia dengan pengakuan, bahwa Allah itu Esa dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya (Syaltut, 1986: 17).

  Allah SWT berfirman:           

           “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang- orang yang benar” (QS. Al-Hujurat: 15). Ayat di atas dan yang senada jumlahnya banyak, menunjukkan bahwa iman yang diterima dan yang benar adalah keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan dan amalan yang diantaranya berupa jihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah SWT.

  Firman Allah SWT:             

    “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang- orang yang merugi”. (QS. Az-Zumar: 65).

  Ayat di atas menunjukkan bahwa segala amal tidak diterima jika tidak bersih dari syirik. Karena itulah perhatian Nabi Muhammad SAW yang pertama kali adalah pelurusan akidah. Hal pertama yang didakwahkan para rasul kepada umatnya adalah menyembah Allah SWT semata dan meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia.

  Akidah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dapat dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran yang sistematik agar dapat mencapai akidah yang kokoh, kuat dan tidak mungkin terobohkan dan dengan akidah yang benar kita dapat menjadi pemimpin dan penuntun umat manusia sedunia dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat (Sabiq, 1991: 29).

  Ada banyak cara untuk menyampaikan pendidikan Akidah, salah satu cara yang digunakan oleh Habiburrahman El-Shirazy lewat karya sastranya yang berupa novel yang berjudul Bumi Cinta.

  Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy ini adalah sebuah novel tentang perjuangan seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas yang selalu menjaga teguh aqidah keimanannya. Dia adalah mahasiswa pasca sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri salaf. Muhammad Ayyas mendapatkan tugas dari dosen pembimbingnya yaitu Professor Najmuddin untuk melakukan penelitian tentang sejarah Islam di Rusia.

  Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman lamanya yang bernama David. David inilah yang mencarikan apartemen untuk tempat tinggal Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget dan lokasi apartemen yang strategis David hanya bisa mendapatkan sebuah apartmen yang berbagi dengan orang lain. Ternyata teman seapartmennya itu adalah dua orang wanita Rusia yang sangat cantik jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari sini.

  Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah dua wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartmen yang memiliki tiga kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sugguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim.

  Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Professor Najmuddin tidak bisa melakukan bimbingan kepada Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan bimbingan ini kepada asistennya yang bernama Anastasia. Dia adalah seorang gadis muda yang sangat cantik jelita penganut Kristen Ortodoks yang sangat taat. Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih dari hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas. Linor menyiapkan rekaya fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagi pelakunya.

  Nuansa romansa memang terasa sangat kental dalam novel ini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas terhadap wanita- wanita jelita yang dijumpainya. Itulah ujian iman terbesar bagi Ayyas.

  Ujian keimanan yang sangat berat bagi siapapun yang menjalani hidup di negeri yang sangat menjunjung tinggi free sex, apalagi bagi seorang pemuda seperti Ayyas yang belum mempunyai istri. Kemanapun kaki melangkah, dia akan terus tergoda oleh wanita-wanita cantik dari Moskwa.

  Dalam novel ini yang tak kalah menarik adalah cerita tentang ketuhanan. Membaca novel ini kita diyakinkan kembali bahwa Tuhan itu memang benar-benar ada. Tuhan berkuasa atas segala-galanya. Adanya alam semesta lengkap dengan segala aksesorisnya adalah wujud keberadaan Tuhan. Manusia yang paling anti dengan Tuhan pun ketika dalam keadaan sangat kritis tetap mengingat adanya Tuhan. Manusia boleh saja mengingkari adanya Tuhan, tapi hati nurani tetap mengakui bahwa Tuhan itu ada.

  Dosen Pemikiran Islam IIUM Malaysia Dr. Syamsuddin Arif, MA., di dalam novel Bumi Cinta memberikan komentar sebagai berikut: “Kisah Ayyas mempertahankan imannya sebagai pemuda muslim di tengah kehidupan Moskwa, Rusia yang penuh tantangan itu disajikan dalam novel dengan sangat memukau, indah lagi mengaharukan.”

  Lili Wong, seorang pemerhati novel keturunan Tionghoa berkome ntar sebagai berikut: “Novel yang sangat humanis, cerdas, mengharukan, dan memuat nilai universal.”

  Irwan Kelana, seorang Redaktur senior harian Nasional Republika memberikan komentar sebagai berikut: “Perpaduan romantisme Shidney Sheldon dan suspens ala Frederick Forsyth. Mengasyikkan sejak baris pertama sampai baris terakhir.”

  Novel Bumi Cinta merupakan novel yang masih sangat segar dan patut untuk dibaca. Banyak pesan dan hikmah yang terkandung dalam tulisan ini. Kisah keteladanan Ayyas dalam menjaga kehormatannya bersumber dari hadits-hadits Rasulullah sehingga novel ini berisi pesan yang sangat aplikatif. Novel ini sangat direkomendasikan khususnya pada remaja supaya dapat membentengi dirinya dengan iman dan taqwa.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kandungan akidah yang terdapat dalam novel tersebut, dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-

  Shirazy.” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk Pendidikan Akidah yang terdapat dalam Novel Bumi

  Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy? 2.

  Bagaimana karakter tokoh yang ditampilkan dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui bentuk pendidikan akidah yang terkandung dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.

  2. Untuk mendeskripsikan karakter tokoh yang ditampilkan dalam novel karya Habiburrahman El-Shirazy.

  Bumi Cinta

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan adalah: 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Dapat memperluas khasanah ilmu dalam karya ilmiah terutama dalam bentuk cerita.

  b.

  Sebagai wahana pemikiran dalam menetapkan teori-teori yang ada dengan realitas yang ada di masyarakat.

2. Manfaat Praktis a.

  Dapat memberikan kontribusi bagi pembaca dalam pengajaran terutama memahami makna atau hikmah dalam suatu cerita.

  b.

  Dapat memberikan masukan kepada peneliti untuk penelitian selanjutnya.

  c.

  Sebagai transformasi nilai pendidikan yang terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis menegaskan istilah sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Akidah

  Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga preferensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan- perbuatannya (Maslikhah, 2009: 106). Pengertian yang lain menjelaskan bahwa nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam hal mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian

  Pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti ajaran, pimpinan, sedangkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Suwarno, 2006: 22). Dalam pembahasan ini, yang dimaksud pendidikan yaitu suatu proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari dalam rangka pembentukan sikap dan kepercayaan agar nantinya menjadi individu yang bermoral.

  Ak idah menurut bahasa berasal dari kata „aqada ya‟qidu „aqdan‟aqidatan yang berarti ikatan, janji dan keyakinan yang mantap (Busyra, 2010: 10). Sedangkan secara istilah terdapat beberapa definisi Akidah, antara lain: a.

  Menurut Hasan al-Banna (tanpa tahun: 465) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan. b.

  Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy (1978: 21) adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihannya dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, nilai pendidikan akidah adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang maupun sekelompok orang melalui pengajaran dan latihan berdasarkan akidah yang benar sehingga terbentuk manusia yang taat kepada sang khaliq.

2. Novel Bumi Cinta

  Novel merupakan karya fiksi yang berbentuk teks naratif (Nurgiyantoro, 2005: 9). Jadi, Novel Bumi Cinta adalah sebuah karya sastra Habiburrahman El-Shirazy berisi tentang perjuangan seorang pemuda yang selalu menjaga teguh keimanannya di tengah kehidupan bebas Negara Rusia.

F. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, papers, artikel, tesis, dan lain-lain (Sukardi, 2003: 19).

  Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang sudah ada baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang telah ada sebelumnya. Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil yang besar dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan judul dalam penelitian ini. Sebelum penulis memperlebar pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan aqidah dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy, maka penulis mencoba menelaah buku yang ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan dalam penulisannya. Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai rumusan berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya adalah:

  Skripsi Siti Zulaicha (STAIN Salatiga) tahun 2012 yang berjudul

  

“Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Hapalan Shalat Delisa Karya

Tere Liye ”. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi

  tersebut meliputi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah (shalat, dzikir, dan berdoa kepada Allah, ikhlas menerima takdir Allah, tajut akan siksaan Allah dan takut akan kehilangan rahmat Allah); nilai pendidikan akhlak pada diri sendiri yang terdiri dari akhlak mahmudah (sabar, ikhlas, syukur, optimis, tolong menolong, kerja keras dan disiplin) dan akhlak madzmumah (jahil, bandel, berdusta dan pencemburu); akhlak terhadap keluarga (hak kasih sayang suami istri, hak-hak bersama suami istri, birul walidain); serta nilai pendidikan akhlak pada lingkungan (memelihara serta merawat semua ciptaan Allah SWT dengan baik dan bencana alam yang sering terjadi sebenarnya adalah disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri).

  Skripsi Khusnul Ariefah Budiarti (STAIN Salatiga) tahun 2014 yang berjudul

  “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Serial Anak- anak Mamak Karya Tere Liye”. Nilai-nilai yang terdapat dalam skripsi

  tersebut meliputi: nilai pendidikan akidah/keimanan (iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada qadha‟ dan qadar); nilai pendidikan syari‟ah/ibadah (shalat, wudhu, adzan, zakat, khitan, berdoa, menuntut ilmu); nilai pendidikan akhlak yang terdiri dari akhlak kepada Allah (tawakal, ikhlas, khauf, bertaubat, bersyukur), akhlak terhadap diri sendiri (shidiq/jujur, amanah, sabar, khusnudzon, optimis, disiplin, qana‟ah, tanggung jawab, menutup aurat

  , syaja‟ah, tawadhu‟), akhlak terhadap orang tua (birrul walidain, sopan santun), akhlak terhadap sesama (menjaga silaturrahmi, berbuat adil, menjaga aib, gotong royong, saling memaafkan, peduli), akhlak terhadap lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik).

  Skripsi Nurhidayah (IAIN Salatiga) tahun 2015 yang berjudul

  

“Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel 99 Cahaya di Langit Eropa

(Telaah Kajian dari Aspek Unsur-unsu r Pendidikan)”. Nilai-nilai yang

  terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: nilai akidah yang terdiri dari nilai ubudiyah (ajaran untuk selalu beriman kepada Allah dan meyakini adanya malaikat Allah) serta nilai muamalah (ajaran untuk sabar san ikhlas); nilai ibadah (ajaran untuk mendirikan shalat dan perintah untuk puasa ramadhan); nilai pendidikan akhlak (akhlak berbicara yang baik, akhlak berhubungan dengan beda agama, akhlak untuk saling memaafkan, dan akhlak untuk saling tolong menolong).

  Berdasarkan beberapa kajian pustaka yang telah ada, peneliti belum menemukan judul yang sama dengan yang akan peneliti ajukan yaitu Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy. Dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memiliki unsur pembaharuan.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam penelitian kepustakaan

  (library research) karena data yang diteliti berupa naskah-naskah, atau majalah-majalah yang bersumber dari khasanah kepustakaan (Arikunto, 2010: 54).

  2. Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pesan nilai- nilai aqidah dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.

  3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).

  Sedangkan metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam. Dalam hal ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada Habiburrahman El- Shirazy seputar novel Bumi Cinta.

  Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder.

  a.

  Data Primer Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya (Suryabrata,

  2009: 39). Sumber data primer dari penelitian ini adalah novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.

  b.

  Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial (Saraswati, 2011: 65). Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang mempunyai relevansi untuk memperkuat argumentasi dan melengkapi hasil penelitian ini diantaranya adalah Dienul Islam, Akidah Islam (Ilmu Tauhid), Islam Akidah dan

  Syari‟ah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, dan lain sebagainya serta hasil wawancara yang telah dilakukan dengan penulis.

4. Metode Analisis Data

  Analisis data dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara pengorganisasian data kategori dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiono, 2007: 89). Untuk menganalisis Novel

  Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy, penulis menggunakan content analysis , yaitu teknik penelitian untuk membuat referensi data

  yang valid dan dapat diulang ke konteks aslinya (Sarosa, 2012: 70).

  Langkah-langkah dalam content analysis dimulai dengan peneliti menyusun satu set kategori (juga disebut kode) untuk mengelompokkan kata dan frase. Kode tersebut kemudian diaplikasikan ke teks. Setelah keseluruhan teks diklasifikasikan ke kode atau criteria tadi, berbagai alat statistic dapat digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa content analysis adalah metode kuantitatif untuk menganalisis data kualitatif (Sarosa, 2012: 70).

H. Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan, terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Teoritik tentang Novel dan Pendidikan Aqidah, terdiri dari: Pengertian Pendidikan Akidah, Ruang Lingkup Akidah, Tingkatan Akidah, Pengertian Novel, Unsur-unsur Pembangun Novel, Macam-macam Novel.

  Bab III Gambaran Umum Novel Bumi Cinta, terdiri dari: Sinopsis Novel Bumi Cinta, Unsur Intrinsik Novel Bumi Cinta dan Unsur Ekstrinsik Novel Bumi Cinta. Bab IV Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akidah Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy. Bab V Penutup, berisi tentang: Kesimpulan dan Saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Akidah Pendidikan akidah berasal dari dua suku kata, yaitu pendidikan dan

  akidah. Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan

  educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam

  bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006: 19).

  Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

  Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya (Syam dkk, 1981: 2).

  Beberapa definisi pendidikan menurut para ahli (Suwarno, 2006: 20) adalah sebagai berikut: 1.

  George F. Kneller, pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan dari generasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga lain.

  2. John Dewey, memandang pendidikan sebagai sebuah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman yang akan didapat berikutnya.

  3. John S. Brubacher, pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemauan, dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

  4. Carter V. Good, pendidikan adalah: pertama, keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk- bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di tempat hidupnya; kedua, proses sosial dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus yang datang dari sekolah), sehingga orang tersebut bisa mendapat atau mengalami perkembangan kemampuan sosial maupun kemampuan individual secara optimal.

  5. Driyarkara, inti pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda. Pada dasarnya pendidikan adalah pengembangan manusia muda ke taraf insani.

  6. Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan anak-anak. Artinya, pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak, agar mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

  Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan adalah usaha atau proses untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya serta memberikan nilai-nilai dalam rangka pembentukan sikap dan kepercayaan seseorang dalam keberlangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

  Sedangkan akidah ( ) menurut bahasa Arab (etimologi)

  ُحَذْ١ِمَؼٌَْا

  berasal dari „aqada-ya‟qidu-uqdatan wa „aqidatan artinya ikatan atau perjanjian. Kata al- ) yang berarti ikatan, at-tautsiqu ( ) „aqdu ( ُذْمَؼٌَْا ُكْ١ِثَّْٛزٌَا yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu ( )

  َُبَىْحِلإَا

  yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabtu bi quwwah (

  ُطْثَّشٌا ) yang berarti mengikat dengan kuat (Yazid, 2006: 27). ِحَُّٛمِث

  Ahli bahasa memberi definisi tentang akidah (Anshari, 1992: 90) ialah:

  ُشْ١َِّّضٌاَٚ ُتٍَْمٌْا ِْٗ١ٍََػ َذِمَػ بَِ

  “Yang dengan dia diikatkan hati dan perasaan halus manusia.”

  َُٖذَمَزْػاَٚ ُْ بَغِْٔءبٌْا ِِٗث ََّٓ٠َذَر بَِ

  “Yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikannya pegangan” Definisi akidah yang lainnya yaitu: 1. Menurut Hasan al-Banna (tanpa tahun: 465)

  ْٛىرٚ هغفٔبٙ١ٌا ٓئّطرٚ هجٍلبٙث قذص٠ ْأ تد٠ ٝزٌاسِٛلأا ٟ٘ذئبمؼٌا هش ٗطٌبخ٠لاٚ ت٠س ٗخصبّ٠لا نذٕػبٕ١م٠

  Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.

2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy (1978: 21)

  حشطفٌاٚ غّغٌاٚ ًمؼٌبثخّ ٍغٌّا ذ١٘ذجٌا كحٌاب٠بضل ِٓخػّٛدِ ٟ٘حذ١مؼٌا ٛجثٚ ب٘دٛخٛث بؼطبل بٙزحصثبِصبخ ٖسذصبٙ١ٍػ ٕٝث٠ٚ ٗجٍل ْبغٔلإا بٙ١ٍػذمؼ٠ اذثأ ْٛى٠ٚأ حص٠ ٗٔأبٙفلاخ ٜش٠لا بٙر

  Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

  Sedangkan ulama‟ fiqh mendefinisikan akidah sebagai sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh, sukar sekali untuk diubah. Ia beriman berdasarkan dalil-dalil yang sesuai dengan kenyataan, seperti beriman kepada Allah Swt, para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, dan Rasul-rasul Allah, adanya kadar baik dan buruk, dan adanya hari akhir (Ahmad, 2008: 116).

  Berdasarkan pengertian pendidikan dan akidah di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan akidah adalah suatu proses usaha yang berupa bimbingan, pengarahan, pembinaan kepada manusia agar nantinya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan akidah Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, mengembangkan dan memantapkan kemampuannya dalam mengenal Allah, serta menjadikan akidah Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya dalam berbagai kehidupan baik pribadi, keluarga, maupun kehidupan masyarakat demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat dengan dilandasi oleh keyakinan kepada Allah semata.

B. Ruang Lingkup Akidah

  Akidah dalam pembahasan ini ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam. Kedudukannya sangat sentral dan fundamental, oleh karena itu menjadi asas dan sekaligus sangkutan atau gantungan segala sesuatu dalam Islam (Ali, 1998: 199). Asas seluruh ajaran Islam tersebut jumlahnya ada enam, yaitu: 1.

  Keyakinan Kepada Allah Pokok utama agama Islam ialah bahwa kita harus mengenal

  Allah, yakni kita wajib percaya bahwasanya Dialah Tuhan yang sesungguhnya, dan tidak ada Tuhan lain yang patut disembah kecuali Dia, Allah Yang Maha Pencipta Dialah yang mesti Ada, Yang awal dan tiada bermula dan yang akhir tiada berkesudahan, tiada sesuatupun yang menyerupai-Nya, Maha Esa dalam Ketuhanan-Nya, sifat-Nya maupun af‟al (pekerjaan) Nya, Yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, Maha Mendengar dan Maha Melihat, Maha Kuasa atas segala sesuatu (Munir dan Sudarsono, 2001: 1).

  Menurut Osman Raliby ajaran Islam tentang Kemaha Esaan Tuhan (Ali, 1998: 202) adalah sebagai berikut: a.

  Allah Maha Esa dalam Zat-Nya Kemaha Esaan Allah dalam Zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga. Dia berbeda dalam segala- galanya. Keyakinan kepada Zat Allah Yang Maha Esa seperti itu mempunyai konsekuensi. Konsekuensinya adalah bagi umat Islam yang mempunyai akidah demikian, setiap atau segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindera mempunyai bentuk tertentu, tunduk pada ruang dan waktu, hidup memerlukan makanan dan minuman seperti manusia biasa, mengalami sakit dan mati, lenyap dan musnah, bagi seorang muslim bukanlah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

  b.

  Allah Maha Esa dalam Sifat-sifat-Nya Kemahaesaan Allah dalam sifat-sifat-Nya ini mempunyai arti bahwa sifat-sifat Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamai-Nya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat diperkirakan. Namun demikian, dari al-

  Qur‟an dapat diketahui sembilan puluh sembilan (99) nama sifat Tuhan yang biasanya disebut al-

  Asma‟ul Husna. Di dalam Ilmu Tauhid,

  dijelaskan dua puluh sifat Tuhan, yang disebut dengan Sifat Dua

  Puluh, yaitu: Ada, Awal (tidak ada permulaan-Nya), Kekal (Abadi