INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS SEN

TUGAS 3
EKOLOGI DESAIN
PASAR MINGGU PUNCLUT

KELOMPOK 6
YUDHA APRILIAN- 31 2013 044
ADE KOMARA- 31 2013 015
LINDA FATMAWATI- 31 2014 025
RIFANI ARMIZAL- 31 2014 067
DUKE MOEHAN S- 31 2014 147
LIDYA DWI PUTRI- 31 2014 051
ULFAH FINURILLAH- 31 2014 079

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
JURUSAN DESAIN INTERIOR

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara
langsung. Laju kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan sistem nilai telah membawa

perubahan. Perubahan terhadap pola kehidupan dan kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan masyarakat muncul berbagai fasilitas perbelanjaan. Pasar sebagai
salah satu fasilitas perbelanjaan selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat penting dalam
kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat, pasar bukan sekedar tempat bertemunya penjual dan
pembeli. Pasar juga wadah interaksi sosial dan representasi nilai-nilai tradisional. Pasar
tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung. Bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar
tradisional merupakan ciri pada negara berkembang. Tingkat pendapatan dan perekonomian
masyaratakat kurang begitu tinggi. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih suka berbelanja ke
pasar tradisional. Menurut Deni Mukbar (2007: 44). Karakteristik pasar tradisional dapat ditinjau
dari beberapa aspek. Berdasarkan aspek kondisi fisik tempat usaha, pasar tradisional memiliki
bangunan temporer, semi permanen, atau permanen. Berdasarkan aspek metode pelayanan, di
pasar tradisional pedagang melayani pembeli dan terjadi tawar-menawar.
Pasar tidak hanya membutuhkan modal finansial dan modal manusia dalam
mempertahankan keberadaannya, tetapi juga membutuhkan modal sosial. Pasar tradisional
telah menunjukkan ketahanannya dalam persaingan dengan pasar modern, meskipun
jumlahnya mulai berkurang. Menurut Syahyuti (2008: 36) dalam keadaan krisis yang sedang
terjadi, ekonomi pasar tradisional telah menunjukkan ketahanannya. Hal ini merupakan bukti
bahwa dalam keadaan krisis, masyarakat mampu menemukan akar-akar kekuatan modal

sosial dari ekonomi pasar tradisional. Pasar tradisional dapat bertahan karena adanya modal
sosial yang hidup di antara para pelakunya. Menurut Awan Santosa (Tim, 2012) perbaikan
fasilitas pasar dan suntikan dana memang penting, tetapi modal sosial juga harus dikawal
karena ini kekuatan yang sesungguhnya dari pasar tradisional. Modal sosial merupakan bagian
dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, jaringan, dan norma yang dapat memperbaiki
efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan terkoordinasi (Field, 2010: 6). Modal sosial
hanya dapat dibangun ketika tiap individu belajar dan mau mempercayai individu lain. Adanya
kepercayaan
membuat
mereka
mau
menghasilkan
komitmen
yang
dapat
dipertanggungjawabkan untuk mengembangkan bentuk-bentuk hubungan yang saling
menguntungkan. Modal sosial menunjuk pada jaringan sosial, norma sosial, dan kepercayaan
yang berpotensi pada produktivitas masyarakat. Pasar tradisonal selalu mendapat tempat
khusus di hati masyarakat indonesia keberadaanya dianggap penting sebagai penunjang
pemenuhan bahan-bahan harian pokok untuk kehidupan sehari-hari, maka dari itu kami

menyusun makalah tentang pasar tradisional yang berdomisili di punclut bandung. Selain
menjadi tugas dalam mata kuliah ekologi desain kami menyusun makalah ini agar para
pembaca dapat memahami unsur- unsur yang ada di dalamnya dan betapa pentingnya
keberadaan pasar tradisional.

B. Tinjauan Umum
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hal ini dikarenakan
karena manusia ditakdirkan menjadi makhluk yang saling membutuhkan. Dari perkembangan
zaman, semakin lama manusia memiliki caranya untuk melengkapi kebutuhan hidupnya. Bukan
hanya kebutuhan sandang, tapi juga pangan, dan papan. Kebutuhannya ini di dukung dengan
adanya sebuah transaksi. Transaksi yang awalnya dilakukan sebelum mengenal mata uang
yaitu dengan cara bertukar barang (barter) yaitu dengan menukar barang yang kita punya
dengan barang yang dibutuhkan. Namun, dengan beerjalannya waktu, terciptalah mata uang di
tiap negara dengan nilai yang berbeda dan bentuk yang berbeda. Mereka pun memiliki cara
bertransaksi yang berbeda di setiap daerahnya. Dan tempat terjadinya sebuah transaksi itu
berawal dari pasar.
Secara teori, pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang
untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. (Stanton, 2000 : 51). Adapula
secara umum yang menyebutkan bahwa pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Di Indonesia sendiri, terdapat berbagai macam jenis pasar menurut bentuk kegiatannya, cara

transaksi, dan berdasarkan sifat serta waktu terjadinya.
 Dimulai dari jenis berdasarkan bentuk kegiatannya, yaitu :
1. Pasar Nyata, adalah pasar yang pembeli dan penjualnya dapat melihat dan merasakan
langsung serta bertemu langsung untuk bertransaksi.
2. Pasar Abstrak, adalah pasar yang para pembelinya tidak menawar barang-barang yang
akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat
dagangannya saja. Contohnya pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar
valuta asing.
 Berdasarkan cara transaksinya, yaitu :
1. Pasar Tradisional, adalah pasar yang para penjual dan pembeli dapat mengadakan
tawar menawar secar langsung.
2. Pasar Modern, adalah pasar yang barang-barang diperjual belikannya diberi harga pas
dan dengan layanan tersendiri. Tempat berlangsungnya biasanya adalah di mall.
 Berdasarkan Sifat dan Waktu Terjadinya, yaitu :
1. Pasar Harian, adalah pasar yang dilaksanakan setiap hari. Contohnya pasar Kiara
Condong, Kosambi, dll.
2. Pasar Mingguan, adalah suatu pasar yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali,
contohnya pasar Minggu di Monumen Perjuangan, Metro ( Soekarno Hatta), Samsat, dan
Punclut.


3. Pasar Tahunan, adalah pasar yang dilaksanakan satu kali dalam setahun, contohnya
Pasar Raya Jakarta (PRJ).
4. Pasar Temporer, adalah pasar yang pelaksanaannya sewaktu-waktu terjadi, contoh
pasar temporer adalah bazar dan pasar murah.
Pada makalah kali ini, materi yang dibahas merupakan salah satu contoh pasar Minggu. Karna
Pasar Minggu di kawasan Punclut ini hanya berlangsung seminggu sekali di tempat yang sama.
Barang yang dijual bermacam-macam, bukan hanya sayuran, adapula makanan, pakaian,
sampai mainan anak. Dari barang-barang yang dijual, artinya terdapat berbagai jenis pembeli
mulai dari dewasa wanita, pria, sampai anak-anak.
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-pasar-menurut-definisi-para.html

C. Pembahasan
1. Lokasi, waktu dan penjelasan cara penjual & pembeli
Lokasinya berada di jl. Bukit raya atas, ciumbuleuit, cidadap, kota bandung, jawa barat
Indonesia. Pasar punclut terletak di sepanjang jalan bukit raya dengan jung awal di depan
gerbang Rumah Sakit Salamunatas hingga jl. Rereongan sarupi dengan panjang jarak pasar
2,1
km dengan jalan menanjak hingga ujung pasar punclut.

(https://www.google.com/maps/dir/6.8502941,107.6148855/Apotek+RS.+Salamun,+Jl.

+Ciumbuleuit+No.203,+Ciumbuleuit,+Cidadap,+Kota+Bandung,
+Jawa+Barat+40142,+Indonesia/@6.857931,107.6078626,2284m/data=!3m1!1e3!4m8!4m7!

1m0!1m5!1m1!1s0x2e68e6c23345443b:0xc930dcfbed3fbf69!2m2!1d107.6048358!2d6.8641118)

Waktu :
Bila ingin berkunjung ke pasar punclut, anda dapat datang pada hanya hari minggu saja
dengan jarak waktu antara 05.30 - 12.00 wib. Namun biasanya jika sudah mendekati siang hari
atau sekitar jam 10.30 wib pengunjung sudah mulai sepi dan matahari sudah mulai panas
sehingga tidak banyak pengunjung yang datang pada jam tersebut terutama dengan area pasar
yang menanjak, belum lagi jalan yang sudah mulai dilewati beberapa mobil dan motor sehingga
rawan dan sedikit beresiko dengan jalan yang tidak begitu besar. Walau masih banyak
pedagang yang berjualan pasar sudah mulai kurang nyaman karena banyak motor dan mobil
yang lalu- lalang tersebut.

Penjualan dan transaksi :
Ada berbagai jenis pedagang dari mulai bahan makanan, perabotan, baju hingga hewan
peliharaan. Penjual akan menjajarkan dagangannya dipinggir jalan sehingga mempermudah
jalannya pasar. Para penjual biasanya akan mengundang kita dengan cara sedikit berteriak
dengan menyebutkan dagangannya atau hanya sekedar menyebutkan konsumen yang diajak

dengan menggunakan campuran bahasa sunda halus dan indonesia seperti “ boleh ibu” atau
“smangga ibu, boleh kesini dulu”.
Bila ingin membeli sesuatu kita hanya perlu menghampiri dagangannya dan memesan agar
bisa di layani, ada beberapa jenis penjual yang menggunakan meja sehingga kita tidak perlu
berjongkok untuk memilih ataupun melihat dangangannya. Namun banyak pula yang tidak
memakai meja atau dapat dikatakan ngampar ( dalam bahasa sunda) sehingga untuk proses
jual beli dilakukan dengan berjongkok. Harga yang ditawarkan terbilang mudah di setiap
dagangan bahkan pembeli dapat menawar atau membeli dengan harga yang lebih murah.
Selain itu tedapat pula rumah makan seperti sate, masakan sunda dan sekedar warung warung
kecil penjual bala-bala dan minuman. Kebanyakan dari tempat makan tersebut dibuat lesehan
dan makanan dijajar agar pembeli dapat memilih sendiri makanannya baru lah dipasak di
tempat seperti digoreng dan dibakar. Ada pula tempat makan yang menyediakan meja kayu
dengan kursi kayu panjang.

2. Sirkulasi
Sistem sirkulasi pedagang dan pengunjung dalam sebuah pasar sangatalah penting.
Selain menambah kenyamanan, kemananan, juga dapat mempermudah transaksi yang terjadi
didalam pasar tersebut. Pengertian sirkulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
peredaran. Pengertian sirkulasi antar ruang, atau sirkulasi penghubung ruang menurut ilmu
Arsitektur adalah “Pergerakkan/ ruang lingkup gerak suatu ruang yang saling berhubungan baik

dengan fungsi, bentuk dan lain-lain”. Sedangkan menurut D. K. Ching alur sirkulasi dapat
diartikan sebagai “tali” yang mengikat ruang-ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruangruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan. Sirkulasi menghubungkan ruang satu
dengan ruang lainnya. Sirkulasi dapat menggunakan ruang yang sudah ada atau memiliki ruang
sirkulasi sendiri.Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi adalah peredaran
atau pergerakan yang menghubungkan antar ruang yang saling berhubungan.Pasar Punclut
merupakan sebuah pasar tradisional yang terjadi dan hanya muncul di hari Minggu di pagi hari
sampai sebelum jan 12 siang. Hal ini dikarenakan oleh area pasar yang mempergunakan area
jalan raya punclut yang biasa dipergunakan kendaraan untuk berlalu lalang. Oleh karena itu,
sarana sirkulasi di pasar ini sedikit kurang tertata dengan sering nya motor atau bahkan mobil
yang melintas di tengah tengah area pasar.
Area parker kendaraan bermotor untuk Pasar Punclut ini juga kurang baik dikarenakan
tidak disediakannya area parker khusus yang terdapat di bagian luar pasar. Namun
mengunakan area parkir yang berada di area Rumah Sakit Salamun dan di dalam tengah
tengah pasar yaitu di depan toko permanen di daerah pasar punclut. Hal ini menjadi perhatian
serius dalam sistem sirkulasi yang terjadi di pasar punclut. Mulai dari area pencarian parker
untuk kendaraan bermotor lebih sulit dan menurunya tingkat kemananan pejalan kaki karena
harus berdampingan dengan pengguna kendaraan bermotor yang hendak parkir.
Sirkulasi di area lapak jualan sendiri sudah tergolong baik namun belum mencapai
tingkat kenyamanan yang maksimal. Posisi penjual yang berada di pinggir pinggir jalan dan
pembeli yang berada di area tengah jalan. Namun terkadang pembeli harus sedikit bergeser

dikarenakan oleh menyediakan area untuk kendaraan motor untuk melintas.
Dari beberapa permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa diperlukan adanya penyesuaian dan penertiban area pasar punclut sebagai pusat
kuliner sarapan khas bandung dan sayur mayur yang mampu mengakomodir kebersihan,
keamanan, dan kenyamanan dalam bertransaksi dan berintegrasi dengan penekanan pada
pola sirkulasi baik di dalam area pasar, maupun di area luar pendukung pasar yaitu area parkir.

3. Keamanan & Kenyamanan
 Kondisi Keamanan
berikut hasil pengamatan mengenai keamanan pasar minggon punclut :
1. Pedagang dikenakan karcis untuk berdagang sebesar RP 1000,00- untuk di pinggir
jalan sebanyak 5 kali oleh lembaga swadaya masyarakat pengelola pasar minggon
punclut
2. Adanya perbedaan harga sesuai lokasi Untuk di lahan kosong depan rumah warga di
kenakan biaya karcis Rp.2000,003. Tarif parkir untuk motor sebesar Rp 2.000,00- dan untuk mobil sebesar Rp 3000,004. Tarif parkir motor dan mobil pada hari Minggu pukul 05.00 – 11.00 diatur oleh
“preman” sedangkan pada pukul 11.00 mulai menggunakan tarif berdasarkan jasa
pengelola parkir rs salamun.
5. Biaya keamanan,sewa lahan/lapak dagang, dan parkir diatur oleh lembaga swadaya
masyarakat penduduk sekitar dan preman.
6. Kondisi keamanan bagi pengunjung dan pedagang masih minim,karena kurangnya

petugas keamanan dan sistem yang mengatur keamanan area pasar kaget.
7. Kondisi pasar punclut masih rawan pencurian dengan modus pencopetan.
8. Kondisi keamanan parkiran pun masih rawan karena banyak volume kendaraan yang
diparkir baik di dalam area rs salamun maupun pada bahu jalan di sekitar halaman
depan rumah warga.
ii. Kenyamanan

Gambar 3.0 Sistem Kenyamanan pasar minggon punclut
(sumber : dokumentasi pribadi)
(diambil 19 Juni 2016, pukul 08.15 WIB)
 Kenyamanan
1. Tingkat kenyamanan bagi pengunjung maupun penjual dinilai kurang karena
sirkulasi pada pasar punclut ini sempit dan juga berdesak- desakan.

2. banyaknya tempat makan lesehan tradisional khas sunda yang bisa dijadikan
tempat untuk beristirahat dan menyantap makanan.
3. Pengelompokan jenis barang dagangan tidak teratur dan belum sesuai pada
tempatnya. Masih sering ditemukannya pedagang sayur yang berjualan di tempat
pakaian.
4. Akses jalan untuk pejalan kaki cukup nyaman bila berjalan pada pukul 06.00 karna

tidak adanya kendaraan yang masuk sedangkan jam menuju siang jalan mulai
beroprasi seperti biasa dengan banyaknya kendara yang melintas membuat akses
jual beli kurang nyaman.
5. Ramai dan Sempitnya sirkulasi berdampak pada lambatnya gerak kendaraan
sehingga sering terjadi kemacetan di sekitar pasar kaget ini.
4. Studi Banding
Kota Bandung memiliki 4 pasar yang cukup legendaris, yaitu Pasar Cicadas, Kosambi,
Andir, dan Pasar Baru. Keempat pasar tersebut memiliki nilai historis dan ekonomis yang
tinggi yang sangat berperan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kota Bandung.
salah satunya Pasar Cicadas yang merupakan sentra perdagangan penyangga di wilayah
pusat kota. Pasar Cicadas dapat menjadi pusat perbelanjaan bagi masyarakat Wilayah
Timur Kota Bandung. Apalagi dengan adanya Terminal Cicaheum dan Kereta Api
Kiaracondong menjadikan pasar ini mudah diakses oleh masyarakat baik dari dalam
maupun luar Kota Bandung. Pasar Cicadas saat ini merupakan hasil revitalisasi dari pasar
tradisional menjadi pasar modern yaitu Bandung Trade Mall (BTM). Ketidak tercapainya
revitalisasi pasar cicadas mengakibatkan banyaknya pedagang yang merasa dirugikan
dengan harga sewa kios yang memberatkan sehingga adanya dualisme pasar yaitu pasar
cicadas (BTM) dan pasar cicadas lama yang berlokasi di bangunan toserba super bazzar.
Adanya permasalahan tersebut akhirnya tumbuh dan berkembangnya pedagang kaki lima
yang muncul di sekitar kawasan Pasar Cicadas Lama.
Kesemerawutan Pedagang kaki lima (PKL) di sekitar areal pasar merupakan persoalan
klasik yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Bandung. Meski Pasar Cicadas telah selesai,
para sebagian PKL itu tetap berjualan / berdagang di kawasan pedestrian Jalan Ahmad
Yani. Dengan demikian, daerah tersebut menjadi makin semerawut karena Pedagang kaki
lima (PKL) menghabiskan hampir setengah bagian badan pedestrian, sehingga
mengganggu / menghambat ruang gerak pengguna jalan khususnya pejalan kaki sehingga
hilangnya keselamatan, kenyamanan, dan keindahan bagi pejalan kaki. Sehingga kinerja
jalur pejalan kaki di koridor Jalan Ahmad Yani tidak efektif karena ruang gerak pejalan kaki
menjadi terhambat dan tidak sesuai. Kelebihan dan kekurangan pasar cicadas dari pasar
minggu punclut adalah tataletak pasar yg lebih teratur dan akses lebih mudah dijangkau
masyarakat.Iyuran pasar lebih jelas meskipun masih ada area area yang masih dikenai
pungutan liar. Sirkulasi di pasar cicadas masih belum bisa disebut baik karena masih ada
pedagang pedagang yang belum mendapat izin dan tidak pada tempatnya sehingga
mengganggu sirkulasi di pasar, interaksi dengan pedagang menjadi lebih sulit.Untuk

pelayanan di pasar punclut lebih ramah para pedagangnya sedangkan di pasar cicadas
pedagang kurang ramah karena terlalu banyak melayani konsumen.

 Kesimpulan
Secara sederhana pasar dapat dikatakan sebagai tempat bertemunya penjual dan
pembeli secara langsung. Namun bagi masyarakat pasar bukan sekedar tempat bertemu
nya penjual dan pembeli, melainkan tempat berinteraksi sosial dan representasi nilai-nilai
tradisional. Ada berbagai macam jenis pasar berdasarkan kegiatan, interaksi, dan waktu
terjadinya di Indonesia. Yang berdasarkan bentuk kegiatannya, yaitu pasar nyata dan pasar
absrak. Yang berdasarkan interaksinya, yaitu pasar tradisional dan modern. Dan yang
berdasarkan waktu terjadinya, yaitu pasar harian, pasar mingguan, pasar tahunan, dan
temporer. Pasar punclut adalah salah satu contoh berbentuk pasar berdasarkan waktunya,
karena pasar punclut hanya ada pada hari minggu saja, pukul 05.30 – 12.00 wib. Dengan
sirkulasi yang belum tergolong baik, maka diperlukan adanya penyesuaian dan penertiban
yang mampu mengakomodir kebersihan, keamanan, dan kenyamanan dalam berinteraksi
dan berintegrasi.

Daftar pustaka
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-pasar-menurut-definisi-para.html
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-pasar-dan-jenis-jenis-pasar.html
http://www.jembersantri.id/2014/07/pengertian-dan-jenis-jenis-tentang.html

 Lampiran foto