Nilai Nilai Pancasila pada Masa Kerajaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila terdiri atas dua kata yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang
berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila berarti lima dasar. Pancasila adalah
dasar filsafat negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7 bersama-sama dengan
batang tubuh UUD 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama
penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undangundang Dasar 1945.
Sejarah lahirnya Pancasila pada tanggal 1 agustus 1945 tidak dapat dibantah,
dimana Ir. Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu: Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum
mendirikan Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui
suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian
timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV yaitu kerajaan Kutai di Kalimantan.
Kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII,
yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang.
Kemudian muncul kerajaan Mataram Kuno di jawa Tengah dan kerajaan Singasari
di Jawa Timur. Kemudian kerajaan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaankerajaan lainnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu
sebagai berikut:
1) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Kutai?
2) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Sriwijaya?
3) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Mataram Kuno?
4) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Singasari?
5) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Majapahit?
1.3. Tujuan Penulisan
1
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Kutai.
2) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Sriwijaya.
3) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
4) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Singosari.
5) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Majapahit.
1.4. Manfaat Penulisan
Ada pun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Kutai.
2) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Sriwijaya.
3) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Mataram
Kuno.
4) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Singasari.
5) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Majapahit.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan se-asia tenggara yang
bercorak Hindu. Kerajaan Kutai terletak di muara Kamam Kalimantan Timur di
Sungai Mahakam. Raja pertama dan sekaligus pendiri kerajaannya adalah raja
Kudungga. Raja Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman.
Aswawarman dijadikan raja oleh Kudungga. Setelah berpindah tangan, raja
Aswawarman memiliki tiga orang anak yang salah satunya bernama Mulawarman.
Mulawarman pada saat itu menggantikan Aswawarman. Pada saat pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya
meliputi hampir seluruh kawasan Kalimantan Timur. Pada saat itu raja
mulawarman member 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana. Atas
kebaikannya itu, para Brahmana membuatkan tujuh buah Yupa sebagai tanda
terima kasih. Hal tersebut menunjukan nilai social politik dan Ketuhanan telah ada
pada kerajaan Kutai. Dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai
pengikat kewibawaan raja.
Nilai Pancasila:
1) Nilai Ketuhanan
: memeluk agama Hindu
2) Nilai Kerakyatan
: rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur
3)
Nilai Persatuan
: wilayah kekuasaannya meliputi
hampir seluruh kawasan Kalimantan Timur
2.2. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa
Sailendra dikenal sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan
laut. Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, supaya rakyat mengalami
kemudahan dalam pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan yang bertugas
mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan yang menjadi pengawas
teknis pembangunan dan patung-patung suci sehingga kerajaan dapat menjalakan
sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.
Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam
Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua
Criwijaya Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
Pada hakekatnya nilai-niai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan
nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut:
3
1) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang
hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Buddha.
2) Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah
tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif.
3) Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
4) Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas
meliputi Siam dan Semenanjung Melayu.
5) Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
2.3. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah bagian selatan, daerah
intinya disebut Bhumi Mataram dengan ibukota Medang Kamulan. Raja
merupakan pemimpin tertinggi Kerajaan Medang. Sanjaya sebagai raja pertama
memakai gelar Ratu. Pada zaman itu istilah Ratu belum identik dengan kaum
perempuan. Gelar ini setara dengan Datu yang berarti "pemimpin". Keduanya
merupakan gelar asli Indonesia. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar
adalah bertani. Sebagian besar penduduk beragama Hindu.
Faktor yang mendukung kebesaran Mataram Kuno:
Memiliki raja yang arif dan bijaksana
Adanya ikatan baik antara raja dengan para Brahmana
Wilayahnya subur
Adanya toleransi antara pemeluk agama Hindu dengan agama Buddha
Menjalin hubungan baik dengan kerajaan sekitar.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Mataram Kuno:
1) Nilai Ketuhanan
: memeluk agama Hindu – Buddha
2) Nilai Kemanusiaan
: menghargai agama lain
3) Nilai Persatuan
: ingin mempersatukan mataram dengan sekitarnya.
4) Nilai kerakyatan
: kehidupan rakyat sejahtera.
4
2.4. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Kerajaan Singasari
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah
kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Menurut Pararaton, Tumapel (Singasari) semula hanya sebuah daerah
bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel
saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh secara licik oleh pengawalnya
sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Tidak hanya
itu, Ken Arok bahkan berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan
kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang
mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan
oleh pihak Tumapel
Kertanegara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singasari
(1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa.
Faktor pendorong kebesaran Singasari:
Memperkuat angkatan perang
Mengadakan politik luar negeri
Mengajak kerjasama lawan politiknya
Wilayahnya subur.
Keruntuhan Singasari:
Kerajaan Singasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa
akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanagara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja
dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari
pun berakhir.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Singasari:
1) Nilai Ketuhanan
: memeluk agama Buddha.
2) Nilai Kemanusiaan
: terbuka dengan kebudayaan asing yang masuk.
3) Nilai Persatuan
: ingin mempersatukan nusantara.
4) Nilai Kerakyatan
: rakyat hidup makmur.
5) Nilai Keadilan
: tidak membeda – bedakan kedudukan.
5
2.5. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Majapahit
Sebelum Kerajaan Majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di Jawa Tengah
dan Jawa Timur secara silih berganti yaitu, Kerajaan Kalingga(abad ke-VII),
Sanjaya(abad keVIII), sebagai refleksi puncak budaya kerajaan tersebut
dibangunnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Agama yang dilaksanakan pada zaman Kerajaan Majapahit ini adalah
Agama Hindu dan Budha yang saling hidup berdampingan secara damai. Pada
masa ini mulai dikenal beberapa istilah dan nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan
Majapahit, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai sila pertama, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup
berdampingan
secara
damai.
Istilah
Pancasila
terdapat
dalam
bukuNegarakertagama karangan Empu Prapanca dan Empu Tantular
mengarang buku Sutasoma yang terdapat Sloka persatuan nasional yang
berbunyi”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang artinya,
walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua dan tidak ada agama yang
memiliki tujuan berbeda.
2) Nilai sila kedua, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan
Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga
menjalin persahabatan dengan Negara-negara tetangga.
3) Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang
Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331
4) Nilai sila keempat, terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan
Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut Prasasti
Kerajaan Brambang (1329), dalam tata Pemerintahan Kerajaan Majapahit
terdapat semacam penasehat kerajaan. Seperti, Rakryan I Hino, I Sirikan dan I
Halu yng berarti memberikan nasehat kepada Raja. Kerukunan dan gotong
royong dalam kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah
untuk mufakat dalam memutuskan masalah bersama.
5) Nilai sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad
yang ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi, nilai-nilai Pancasila sudah terbukti telah diterapkan pada masa
kerajaan. Mulai dari kerajaan Kutai, kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno,
Kerajaan Singasari, hinnga kerajaan Majapahit. Dengan adanya nilai-nilai
Pancasila yang sudah diterapkan pada masa kerajaan, maka bisa dikatakan bahwa
sistem pemerintahan kita sekarang tak jauh dari sistem pemerintahan kerajaan
dahulu yang juga berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Jika kita bisa
mempertahankan dan memperjuangkan nilai Pancasila yang kita gunakan sebagai
ideologi negara pada saat ini, maka kita akan bisa mencapai kemakmuran,
kesejahteraan dan mempertahankan kesatuan negara Republik Indonesia.
3.2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan adalah sebagai generasi muda Indonesia
yang hidup pada masa modern, sudah semestinya kita mempertahankan nilai-nilai
Pancasila dengan mempraktekannya pada kehidupan kita sehari-hari. Agar kita
menjadi manusia yang ber-Pancasila, sehingga nantinya kita bisa memberi contoh
yang baik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Kaelan H., 2014, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
Internet:
http://sugikshare.blogspot.co.id/2013/10/nilai-nilai-Pancasila-pada-masa-kerajaan.html
http://mettaadnyana.blogspot.co.id/2014/06/makalah-Pancasila-nilai-Pancasila-sila.html
http://asheep-show.blogspot.co.id/2009/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html
8
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila terdiri atas dua kata yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang
berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila berarti lima dasar. Pancasila adalah
dasar filsafat negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7 bersama-sama dengan
batang tubuh UUD 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama
penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undangundang Dasar 1945.
Sejarah lahirnya Pancasila pada tanggal 1 agustus 1945 tidak dapat dibantah,
dimana Ir. Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu: Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum
mendirikan Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui
suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian
timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV yaitu kerajaan Kutai di Kalimantan.
Kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII,
yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang.
Kemudian muncul kerajaan Mataram Kuno di jawa Tengah dan kerajaan Singasari
di Jawa Timur. Kemudian kerajaan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaankerajaan lainnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu
sebagai berikut:
1) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Kutai?
2) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Sriwijaya?
3) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Mataram Kuno?
4) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Singasari?
5) Bagaimana nilai Pancasila pada masa Kerajaan Majapahit?
1.3. Tujuan Penulisan
1
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Kutai.
2) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Sriwijaya.
3) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
4) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Singosari.
5) Untuk mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Majapahit.
1.4. Manfaat Penulisan
Ada pun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Kutai.
2) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Sriwijaya.
3) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Mataram
Kuno.
4) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Singasari.
5) Agar pembaca dapat mengetahui nilai Pancasila pada masa Kerajaan Majapahit.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan se-asia tenggara yang
bercorak Hindu. Kerajaan Kutai terletak di muara Kamam Kalimantan Timur di
Sungai Mahakam. Raja pertama dan sekaligus pendiri kerajaannya adalah raja
Kudungga. Raja Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman.
Aswawarman dijadikan raja oleh Kudungga. Setelah berpindah tangan, raja
Aswawarman memiliki tiga orang anak yang salah satunya bernama Mulawarman.
Mulawarman pada saat itu menggantikan Aswawarman. Pada saat pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya
meliputi hampir seluruh kawasan Kalimantan Timur. Pada saat itu raja
mulawarman member 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana. Atas
kebaikannya itu, para Brahmana membuatkan tujuh buah Yupa sebagai tanda
terima kasih. Hal tersebut menunjukan nilai social politik dan Ketuhanan telah ada
pada kerajaan Kutai. Dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai
pengikat kewibawaan raja.
Nilai Pancasila:
1) Nilai Ketuhanan
: memeluk agama Hindu
2) Nilai Kerakyatan
: rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur
3)
Nilai Persatuan
: wilayah kekuasaannya meliputi
hampir seluruh kawasan Kalimantan Timur
2.2. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa
Sailendra dikenal sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan
laut. Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, supaya rakyat mengalami
kemudahan dalam pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan yang bertugas
mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan yang menjadi pengawas
teknis pembangunan dan patung-patung suci sehingga kerajaan dapat menjalakan
sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.
Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam
Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua
Criwijaya Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
Pada hakekatnya nilai-niai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan
nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut:
3
1) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang
hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Buddha.
2) Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah
tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif.
3) Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
4) Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas
meliputi Siam dan Semenanjung Melayu.
5) Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
2.3. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah bagian selatan, daerah
intinya disebut Bhumi Mataram dengan ibukota Medang Kamulan. Raja
merupakan pemimpin tertinggi Kerajaan Medang. Sanjaya sebagai raja pertama
memakai gelar Ratu. Pada zaman itu istilah Ratu belum identik dengan kaum
perempuan. Gelar ini setara dengan Datu yang berarti "pemimpin". Keduanya
merupakan gelar asli Indonesia. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar
adalah bertani. Sebagian besar penduduk beragama Hindu.
Faktor yang mendukung kebesaran Mataram Kuno:
Memiliki raja yang arif dan bijaksana
Adanya ikatan baik antara raja dengan para Brahmana
Wilayahnya subur
Adanya toleransi antara pemeluk agama Hindu dengan agama Buddha
Menjalin hubungan baik dengan kerajaan sekitar.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Mataram Kuno:
1) Nilai Ketuhanan
: memeluk agama Hindu – Buddha
2) Nilai Kemanusiaan
: menghargai agama lain
3) Nilai Persatuan
: ingin mempersatukan mataram dengan sekitarnya.
4) Nilai kerakyatan
: kehidupan rakyat sejahtera.
4
2.4. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Kerajaan Singasari
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah
kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Menurut Pararaton, Tumapel (Singasari) semula hanya sebuah daerah
bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel
saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh secara licik oleh pengawalnya
sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Tidak hanya
itu, Ken Arok bahkan berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan
kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang
mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan
oleh pihak Tumapel
Kertanegara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singasari
(1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa.
Faktor pendorong kebesaran Singasari:
Memperkuat angkatan perang
Mengadakan politik luar negeri
Mengajak kerjasama lawan politiknya
Wilayahnya subur.
Keruntuhan Singasari:
Kerajaan Singasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa
akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanagara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja
dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari
pun berakhir.
Nilai Pancasila yang terdapat pada kerajaan Singasari:
1) Nilai Ketuhanan
: memeluk agama Buddha.
2) Nilai Kemanusiaan
: terbuka dengan kebudayaan asing yang masuk.
3) Nilai Persatuan
: ingin mempersatukan nusantara.
4) Nilai Kerakyatan
: rakyat hidup makmur.
5) Nilai Keadilan
: tidak membeda – bedakan kedudukan.
5
2.5. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Majapahit
Sebelum Kerajaan Majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di Jawa Tengah
dan Jawa Timur secara silih berganti yaitu, Kerajaan Kalingga(abad ke-VII),
Sanjaya(abad keVIII), sebagai refleksi puncak budaya kerajaan tersebut
dibangunnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Agama yang dilaksanakan pada zaman Kerajaan Majapahit ini adalah
Agama Hindu dan Budha yang saling hidup berdampingan secara damai. Pada
masa ini mulai dikenal beberapa istilah dan nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan
Majapahit, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai sila pertama, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup
berdampingan
secara
damai.
Istilah
Pancasila
terdapat
dalam
bukuNegarakertagama karangan Empu Prapanca dan Empu Tantular
mengarang buku Sutasoma yang terdapat Sloka persatuan nasional yang
berbunyi”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang artinya,
walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua dan tidak ada agama yang
memiliki tujuan berbeda.
2) Nilai sila kedua, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan
Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga
menjalin persahabatan dengan Negara-negara tetangga.
3) Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang
Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331
4) Nilai sila keempat, terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan
Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut Prasasti
Kerajaan Brambang (1329), dalam tata Pemerintahan Kerajaan Majapahit
terdapat semacam penasehat kerajaan. Seperti, Rakryan I Hino, I Sirikan dan I
Halu yng berarti memberikan nasehat kepada Raja. Kerukunan dan gotong
royong dalam kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah
untuk mufakat dalam memutuskan masalah bersama.
5) Nilai sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad
yang ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi, nilai-nilai Pancasila sudah terbukti telah diterapkan pada masa
kerajaan. Mulai dari kerajaan Kutai, kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno,
Kerajaan Singasari, hinnga kerajaan Majapahit. Dengan adanya nilai-nilai
Pancasila yang sudah diterapkan pada masa kerajaan, maka bisa dikatakan bahwa
sistem pemerintahan kita sekarang tak jauh dari sistem pemerintahan kerajaan
dahulu yang juga berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Jika kita bisa
mempertahankan dan memperjuangkan nilai Pancasila yang kita gunakan sebagai
ideologi negara pada saat ini, maka kita akan bisa mencapai kemakmuran,
kesejahteraan dan mempertahankan kesatuan negara Republik Indonesia.
3.2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan adalah sebagai generasi muda Indonesia
yang hidup pada masa modern, sudah semestinya kita mempertahankan nilai-nilai
Pancasila dengan mempraktekannya pada kehidupan kita sehari-hari. Agar kita
menjadi manusia yang ber-Pancasila, sehingga nantinya kita bisa memberi contoh
yang baik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Kaelan H., 2014, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
Internet:
http://sugikshare.blogspot.co.id/2013/10/nilai-nilai-Pancasila-pada-masa-kerajaan.html
http://mettaadnyana.blogspot.co.id/2014/06/makalah-Pancasila-nilai-Pancasila-sila.html
http://asheep-show.blogspot.co.id/2009/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html
8