ENDAH AYU ISLAMI MAKALAH PENDIDIKAN KEWA

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI ERA REFORMASI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu dari Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen : Anwar Aulia, M. Pd

DISUSUN OLEH :
ENDAH AYU ISLAMI

(P27903117042)

TLM – 1B

D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2018

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah Pendidikan Kewarganegaraan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas

tentang “Demokrasi Era Reformasi”
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu untuk menyelesaikan makalah ini, Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumber pemikiran kepada
semua pembaca khususnya para mahasiswa Politeknik Kesehatan Banten.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah sederhana ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan penyusunan yang akan datang dan atas saran
yang akan disampaikan sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

Tangrang, 19 Maret 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................... 4

B. Tujuan Masalah ................................................................................... 5
C. Rumusan Makalah ............................................................................... 5
BAB II.............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 6

A. Pengertian Demokrasi dan Reformasi ....................................................... 6
B. Sistem Demokrasi Pada Era Reformasi .................................................... 8
C. Kekurangan dan Kelebihan Demokrasi Era Reformasi ............................ 12
D. Dampak Reformasi Bagi Indonesia .......................................................... 13
BAB III ............................................................................................................................ 15
PENUTUP ....................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat diagungkan dalam
sejarah pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal. Ajaran
demokrasi merupakan ide besar para filsuf untuk mengkonstruksi
rasionalitas kekuasaan yang sulit dijinakkan. Kekuasaan menjadi tema
sentral dalam ide demokrasi.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah sejak
lama menerapkan demokrasi sebagai dasar pemerintahan Indonesia.
Namun samapai saat ini, negara Indonesia belum memiliki kejelasan yang
tepat tentang arti demokrasi itu sendiri. Jika kita melihat sistem demokrasi
dalam struktur pemerintahan Indonesia dari level negara, provinsi,
kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan demokrasi ini
hanya sampai pada pembuatan kebijakan. Sementara jika mencari
demokrasi yang merupakan ciri bahwa negara Indonesia mempunyai ciri
demokrasi itu sendiri dapat dilihat di level desa.
Hal ini sebagaimana seperti yang ditulis oleh Moh. Hatta, “Di
desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai
bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang
komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak
berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam

diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di
desa. Gambaran dari tulisan ini tidak lain merupakan pola-pola demokrasi
tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.
Jadi

dapat

disimpulkan

bahwa

demokrasi

desa

memuat

baik


kepemimpinan.
Mungkin jika kita menanyakan tentang arti demokrasi, kebanyakan
orang akan mengatakan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan

4

untuk rakyat. Hal ini sering diartikan sebagai semua keinginan rakyat
adalah yang paling benar. Dan ada juga yang mengatakan bahwa kehendak
rakyat adalah kehendak Tuhan. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan
konsep demokrasi itu sendiri. Sebagai contoh bila ada dua pendapat yang
saling bertentangan dari rakyat, pastinya kedua pendapat itu tidak mesti
dilaksanakan. Oleh karena itu, perlu adanya sosok pemimpin yang dapat
memimbing dan memutuskan pendapat yang terbaik yang bisa digunakan.
Untuk itu, makalah yang kami susun ini akan membahas tentang
bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini, yang berdasarkan
pada Undang-Undang Dasar 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi dan reformasi?
2. Bagaimana sistem demokrasi pada era reformasi?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan demokrasi pada era reformasi?

4. Apa saja dampak reformasi bagi indonesia?

C. Tujuan Makalah
Guna mengetahui demokrasi di Indonesia pada Era Reformasi

5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi dan Reformasi
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan
di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap
sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum
demokrasi modern.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang
berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga
dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat.
Menurut Almadudi, yang kemudian dikenal sebagai “soko guru
demokrasi”.
Menurut Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16), demokrasi adalah

pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat (Democracy is government of
the people, by the people and for the people).
Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang
membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan
legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling
lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan
agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Ketiga jenis
lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah
yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan

6


kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan
rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan
kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai
aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya
melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan
peraturan.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian
kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip
trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga
harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip
semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan
ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang
begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang
adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali
menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.


Demokrasi berlandaskan dua ide :

a. Kedaulatan di tangan rakyat.
b. Rakyat sebagai sumber kekuasaan.



Demokrasi menyatakan adanya empat macam kebebasan,
yaitu :
a. Kebebasan beragama (freedom of religion)
b. Kebebasan berpendapat (fredom of speech)
c. Kebebasan kepemilikan (freedom of ownership)
d. Kebebasan bertingkah laku (personal freedom)

Sedangkan arti kata Reformasi menurut Hutington adalah
perubahan yang mengarah pada persamaan politik negara, ekonomi lebih
merata, perluasan basis partisipasi politik rakyat. Reformasi yang
dilaksanakan di Negara kita Indonesia sasaran utamanya adalah suatu

7

upaya


meningkatkan

partisipasi

politik

rakyat

dalam

kehidupan

bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Reformasi suatu orde untuk melakukan perubahan untuk
demokratisasi dalam segal bidang kehidupan diantara bidang kehidupan
yang menjadi sorotan utama adalah dibidang politik, ekonomi, hukum.

B. Sistem Demokrasi Pada Era Reformasi
Masa transisi menuju Reformasi dimulai sejak diankatnya B.J

Habibie menggantikan Presiden Soeharto pada tahun 1998. Indonesia
berusaha menuju sistem politik yang demokratis dengan melakukan
reformasi struktural yang mendukung berkembangnya pemerintahan
demokrasi.
Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut
menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi
demokrasi merupakan tahap yang krisis karena dalam fase ini akan
ditentukan kemana arah demokrasi yang akan dibangun, selain itu dalam
fase ini pula bisa terjadi pembalikan arah perjalanan bangsa dan negara
yang akan menghantar Indonesia kembali memasuki masa otoriter
sebagaimana yang terjadi pada periode orde lama dan baru.

Ada 4 kunci yang menjadi penentuan sukses atau gagalnya transisi
demokrasi reformasi :


Komposisi elite politik



Desain institusi politik



Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan
elite dan non elite



Peran civil society (Masyarakat Madani)

Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada
dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD
1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-

8

peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembagalembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan
kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik mulai
menonjol dan menjadi nafas baru untuk Indonesia.
Ciri-ciri Demokrasi Pancasila masa Reformasi :
1. Mengutamakan musyawarah mufakat.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil
musyawarah.
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur.
7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Than Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
8. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan
sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga swadaya
masyarakat.
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif,
Eksekutif dan Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program
parpol yang memiliki partai.
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari
pelaksanaan hak asasi manusia.

Ada banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahankesalahan yang terjadi pada masa lampau pada masa ini. Adapun upaya
yang dilakukan pemerintah misalnya :

9



Keluarnya ketetapan-ketetapan MPR RI dalam sidang istimewa
bulan November 1998 sebagai awal perubahan sistem demokrasi
secara konstitusional.



Ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan UU No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.



Keluarnya UU Politik yaitu UU No.2 Tahun 1999 tentang Parpol,
UU No.3 Tahun 1999 tentang Pemilu, dan UU No.4 tahun 1999
tentang Susduk MPR, DPR, dan DPRD.



Mengadakan proses peradilan terhadap pejabat yang di duga
melakukan KKN serta penyelewengan kekuasaan.



Adanya jaminan kebebasan pendirian partai politik atau ormas.



Pembebasan sejumlah tahanan politik semasa orde baru.



Melaksanakan pemilu 1999 yang diikuti banyak pertai.



Kebebasan pers yang luas dan tidak ada pencabutan SIUPP.



Terbukanya kesempatan yang luas dan bebas untuk warga negara
dalam melaksanakan demokrasi di berbagai bidang kehidupan.

Pada masa Reformasi ini pula kebebasan berpendapat dibuka
seluas-luasanya. Hal inilah yang menjadi perubahan besar dalam
mewujudkan

pemerintahan

demokratis.

Selain

itu,

perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi juga berkembang pesat.
Pada tanggal 07 Juni 1999 diilakukan pemilu dengan jumlah
peserta 48 partai politik. Pemilu ini terbilang cukup demokratis dan jujur
dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Dalam pemilu ini dipilih
anggota DPR dan MPR. Berdasarkan hasil sidang MPR terpilihlah
Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dan Megawati Soekarnoputri
sebagai Wakil Presiden. Sejak itulah Indonesia memasuki masa
pemerintahan Reformasi.
Pemberdayaan

lembaga

negara

diawali

dengan

pemisahan

pimpinan MPR dengan DPR. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
10

kekuasaan presiden, sejak awal sampai akhir masa jabatan MPR
mengadakan sidang tahunan dengan agenda utama menanggapi laporan
presiden

mengenai

perkembangan

bangsa

dan

negara

termasuk

pelaksanaan GBHN.
Pada sidang istimewa MPR Juli 2001, presiden Abdurrahman
Wahid

diberhentikan

dan

digantikan

oleh

Wakilnya

Megawati

Soekarnoputri karena adanya perkataan dan tindakan presiden yang
dianggap kontroversial dengan agenda reformasi. Pada masa pemerintahan
ini telah dilakukan upaya untuk mewujudkan negara demokratis, salah
satunya dengan melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen
sangat penting dilakukan mengingat banyaknya perubahan yang terjadi
sehingga tantangan dan masalah yang dihadapi masyarakatpun semakin
kompleks. Amandemen juga penting untuk mengembalikan arah
perjalanan NKRI menuju cita-cita dan tujuan.
Diselenggarakannya pemilu secara langsung untuk memilih
presiden dan wakil presiden mengidentifikasikan bahwa demokrasi mulai
berkembang. Dalam pemilu tersebut terpilih Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai presiden dan Jussuf Kalla sebagai wakil presiden.
Banyak upaya yang dilakukan pemerintah dengan tujuan
menunjukkan keseriusan untuk mewujudkan negara yang demokratis, adil
dan transparan. Seperti halnya pemerintahan sebelumnya banyak pro dan
kontra serta kelemahan tetapi hal ini bisa dimaklumi karena adanya
pluralitas dalam sebuah negara.

Namun dalam pelaksanaannya demokrasi era Reformasi masih
memeliki masalah sebagai berikut :


Institusi-institusi demokrasi telah dikuasai (kembali) oleh kalangan
elite; sementara para aktivis pro-demokrasi yang dulu merebutnya dari
Orde Baru tetap berada pada posisi marginal. Demokrasi liberal
ternyata hanya menguntungkan kalangan elite, dan menjadi suatu
bentuk demokrasi elitis – untuk tidak menyebutnya oligarki liberal.

11



Korupsi terus tidak tertanggulangi, bahkan makin merajalela sampai
ke tingkat lokal. Sementara desentralisasi berpotensi menyebabkan
munculnya kekuasaan bos-lokal yang pada gilirannya berpotensi
menjadi kaki-tangan berbagai kekuatan sentralistis yang berada di
Jakarta, Tokyo, New York, London dan pusat-pusat kekuasaan
ekonomi politik.



Depolitisasi masyarakat sipil masih terus berlangsung dengan
menguatnya suasana anti-politik yang terus meluas. Partisipasi
memang tumbuh subur, tetapi perluasan partisipasi tampaknya tidak
berbanding lurus dengan perubahan hubungan-hubungan kekuasaan
yang memungkinkan rakyat banyak menikmati sumber-sumber daya
politik dan ekonomi.

C. Kekurangan dan Kelebihan Demokrasi Era Reformasi

Kelebihan :
1. Berhasil menata kehidupan ketatanegaraan dengan amandemen
UUD 1945.
2. Mendorong warganegara meningkatkan kapasitas pribadinya;
misalnya - meningkatkan kesadaran politik, meningkatkan
pengetahuan pribadi dll.
3. Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan.
4. Lebih mudah diterapkan dalam masyarakat yang lebih kompleks.
5. Menjamin stabilitas politik.
6. Penegakan hukum dan diplomasi antar bangsa.
7. Terbukanya pintu informasi yang begitu lebar, sehingga banyak
manfaat yang dapat dipetik.
8. Jumlah partai politik tidak dibatasi.
9. Politisasi birokrat.
10. Membangun klientelisme ekonomi.

12

Kekurangan :
1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan
boleh berbuat sebebas-bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang
berakhir rusuh, pilkada yang berakhir rusuh.
2. Kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan publik tidak
dapat dikontrol langsung oleh rakyat, tetapi harus melalui DPR.
3. Masih banyak pemaksaan yang dilakukan pihak - pihak tertentu.
4. Pendidikan politik rakyat masih rendah.
5. Masih adanya diskriminasi dalam pengambilan keputusan.
6. KKN
7. Lemahnya stabilitas keamanan (konflik kebangsaan).
8. Banyak orang/masyarakat yang salah tafsir mengenai reformasi.

D. Dampak Reformasi Bagi Indonesia
Setiap perubahan sistem yang terjadi di Indonesia menimbulkan
dampak yang besar bagi Indonesia, tak terkecuali pada era reformasi,
dampak dari era reformasi antara lain :
1. Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun
reformasi dan keterbukaan tidak diikuti dengan suasana tenang,
aman, dan tentram dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Konflik antar kelompok etnis bermunculan di berbagai daerah
seperti Kalimantan Barat. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh
masalah-masalah sosial, ekonomi dan agama.
2. Rakyat sulit membedakan apakah sang pejabat bertindak sebagai
eksekutif atau pimpinan partai politik karena adanya perangkapan
jabatan

yang

membuat

pejabat

bersangkutan

tidak

dapat

berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang diembannya.
3. Banyak kasus muncul ke permukaan yang berkaitan dengan
pemberian batas yang tegas pada teritorial masing-masing wilayah,
seperti penerapan otonomi pengelolaan wilayah pengairan.

13

4. Pemerintah tidak lagi otoriter dan terjadi demokratisasi di bidang
politik (misalnya: munculnya parpol-parpol baru), ekonomi
(misalnya: munculnya badan-badan umum milik swasta, tidak lagi
melulu milik negara), dan sosial (misalnya: rakyat berhak
memberikan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah).
5. Peranan militer di dalam bidang politik pemerintahan terus
dikurangi (sejak 2004, wakil militer di MPR/DPR dihapus).

14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 – sekarang)
dimulai sejak berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi
pada dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan
UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan
peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan
kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif.

B. Saran
Demikian paparan mengenai Demokrasi Era Reformasi yang
menjadi pokok bahasan makalah, dan diharapkan makalah ini berguna
agar dapat mengetahui lebih dalam tentang Era Reformasi. Dan
diharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini.

15

DAFTAR PUSTAKA

Hastomo. 2006. Tugas Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Dari Tahun
1945-sekarang. Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta
https://www.scribd.com/doc/22007655/Pelaksanaan-Demokrasi-Di-Indonesia2
Diakses pada tanggal 19 Maret 2018 Pukul 20:00 WIB

Sumanjaya, Ulliyah dkk. 2014. Makalah Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia
Pada Era Reformasi. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta
https://www.academia.edu/8898698/Makalah_Pelaksanaan_Demokrasi_Di_Ind
onesia_Pada_Era_Reformasi
Diakses pada tanggal 19 Maret 2018 Pukul 19.00 WIB

Lestari, Titin Nefia. “Makalah Demokrasi pada Masa Reformasi dan Budaya
Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari”. 11 Desember 2015.
http://lestarittn27.blogspot.co.id/2015/12/makalah-demokrasi-pada-masareformasi.html
Diakses pada tanggal 19 Maret 2018 Pukul 19.20 WIB

16