Proposal Penelitian Dan Program Pascasarjana

Proposal Penelitian
Program Pascasarjana Teknik Fisika ITB

Topik Penelitian:

ANALISIS KARAKTERISTIK PENCAHAYAAN LED
UNTUK OBYEK VISUAL DENGAN CORAK MOTIF DAN
TEKSTUR
Tahun Akademik 2015/2016

REVANTINO
33315001

Persetujuan Calon Pembimbing
Tanggal: 10 Desember 2015

______________________________

____________________

Ir. F.X. Nugroho Soelami, M.B.Env., Ph.D.


Dr.

Rizki

Armanto, S.T., M.T.
Teknik Fisika ITB

Teknik Fisika ITB
1

Ringkasan Proposal Penelitian Mahasiswa
Program Pascasarjana Teknik Fisika
Institut Teknologi Bandung
1. Nama

: Revantino

NIM


2. Pembimbing I: Ir. F.X. Nugroho Soelami, M.B.Env., Ph.D.

: 33315001
Instansi

:

Instansi

:

TF – ITB
Pembimbing II

: Dr. Rizki Armanto, S.T., M.T.

TF – ITB
3. Judul/Topik
Analisis Karakteristik Pencahayaan LED untuk Obyek Visual dengan Corak
Motif dan Tekstur.

Keywords : Kinerja fotometri, aspek kolorimetri, keberterimaan visual,
pengukuran dan pemodelan pencahayaan.
4. Pendahuluan
Teknologi Light-emitting Diode (LED) telah tumbuh sangat pesat dalam
dekade terakhir. Diversifkasi fungsi LED untuk pencahayaan umum, telah
banyak dijumpai pada aplikasi interior maupun eksterior. Dibandingkan
dengan percahayaan konvensional, seperti lampu pijar (incandescent) dan
lampu pendar (fluorescent), LED memiliki keunggulan dalam efkasi luminus
(efsiensi energi) dan prediksi umur pemakaian. Namun demikian, aspek
keberterimaan visual dari sistem pencahayaan LED masih perlu dikaji lebih
lanjut. Hal ini dilakukan dalam rangka menilai kemampuan LED untuk
menggantikan sistem pencahayaan konvensional secara dominan di masa
depan.
Tingkat keberterimaan dikaji berdasarkan karakteristik obyektif sumber
cahaya LED, maupun kriteria subyektif pengamat (observer). Parameter
obyektif ditinjau dari kuantitas fsis, seperti spektrum cahaya (Power
Spectral Density), kualitas warna : Suhu Korelasi (CCT) dan Indeks Renderasi
(CRI & CQS); maupun skala-skala penilaian visual yang dikembangkan
2


(diturunkan) lebih lanjut. Skala penilaian visual tersebut terdiri dari aspek
persepsi, estetika-emosional dan kognitif (interpretasi semantik).
Aspek persepsi antara lain berupa : kinerja (performance) dan kenyamanan
(comfort) visual; preferensi putih (white preference) dan kecerahan ruang
(spatial brightness); kejelasan (clarity) dan ketepatan (fdelity); serta
kejenuhan (gamut) dan mampu-terima (perceptibility). Aspek estetikaemosional berupa preferensi tampilan warna (color appearance) serta
harmoni dan kesamaan (similarity), yang dipengaruhi oleh ingatan jangkapanjang (long-term memory) pegamat (observer). Sedangkan kriteria
subyektif dipengaruhi oleh faktor fsiologis maupun psikologis pengamat;
berdasarkan latar belakang jenis kelamin (gender), usia, pendidikan dan
profesi, serta geografs budaya (regional culture).
Dalam mengamati suatu obyek, selain ditentukan oleh subyektiftas
pengamat tersebut, juga dipengaruhi oleh karakteristik sumber cahaya yang
digunakan untuk meneranginya. Salah satu kelebihan sistem pencahayaan
LED adalah memiliki feksibilitas mampu-tala (tunable), dalam menghasilkan
karakteristik spektrum cahaya yang diinginkan. Kombinasi komponen LED
yang bersifat monokromatis (warna tunggal) dapat dimodifkasi sedemikian
hingga dihasilkan rancangan/desain model pencahayaan yang sesuai dan
dapat diterima oleh pengamat.
(1) Perumusan Masalah.
Dalam


penelitian

ini

dirumuskan

permasalahan

untuk

mejawab

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah

orang

Indonesia


memiliki

kriteria

visual

khusus

dalam

mengamati obyek dengan corak motif dan tekstur?
2. Bagaimana karakteristik cahaya LED yang sesuai terhadap preferensi
visual dalam mengamati obyek tersebut?
3. Apakah terdapat korelasi berarti (sigifkan) antara parameter obyektif
(kuantitas fsis dari sumber cahaya LED) dan kriteria subyektif yang
dimaksud?
4. Apakah signifkansi tersebut lebih lanjut dapat dikuantifkasikan dalam
bentuk pemodelan visual dan/atau persamaan matematis?

3


(2) Ruang-Lingkup dan Batasan Penelitian.
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Sistem yang diteliti adalah aplikasi LED untuk pencahayaan umum
dalam bentuk lampu atau luminer.
2. Kuantitas fsis yang ditinjau dari kinerja pencahayaan LED adalah
parameter fotometri dasar dan aspek kolorimetri lanjutan (turunan).
3. Obyek visual yang diamati adalah corak motif dan tekstur, yang telah
teridentifkasi unik khas Indonesia.
4. Subyek/pengamat yang menjadi responden adalah orang Indonesia,
dengan klasifkasi memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian
(assessment) visual, baik ahli (empu) maupun awam. Responden juga
dipersyaratkan dalam kondisi fsik (jasmani) dan jiwa (psikis) yang baik
(sehat) dan siap untuk melakukan pengukuran visual (survey).
(3) Asumsi-asumsi yang Digunakan.
Beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut :
1. Aspek keberterimaan visual dari kinerja suatu sistem pencahayaan,
ditentukan


berdasarkan

karakteristik

obyektif

dari

parameter

fotometri dan kolorimetri dari sumber cahaya yang digunakan, serta
dipengaruhi oleh preferensi subyektif pengamat.
2. Terdapat preferensi visual yang unik dari orang Indonesia, berdasarkan
karakter / latar belakang regional, dalam mengamati obyek dengan
identifkasi corak motif dan tekstur khas Indonesia.
3. Terdapat korelasi

signifkan antara parameter obyektif

(sumber


cahaya) dengan kriteria subyektif pengamat, yang lebih lanjut dapat
dikuantifkasi dalam bentuk pemodelan visual dan/atau persamaan
matematis.
(4) Hipotesa-hipotesa yang Dikemukakan.
Beberapa hipotesa yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah,
sebagai berikut :

4

1. Terdapat karakteristik cahaya LED yang sesuai terhadap preferensi
visual orang Indonesia, dalam mengamati obyek dengan corak motif
dan tekstur.
2. Terdapat korelasi signifkan antara parameter obyektif dan kriteria
subyektif yang dimaksud dan lebih lanjut dapat dikuantifkasikan
dalam bentuk pemodelan visual dan/atau persamaan matematis.
(5) Tujuan dan Justifkasi Penelitian.
Penelitian ini dirancang untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Menentukan


karakteristik

pencahayaan

LED

yang

sesuai

dalam

mengamati (menilai) obyek dengan corak motif dan tekstur, yang juga
dipengaruhi oleh preferensi visual pengamat.
2. Menentukan korelasi antara parameter obyektif dan kriteria subyektif
yang dimaksud dan lebih lanjut dapat dikuantifkasikan dalam bentuk
permodelan visual dan/atau persamaan matematis.
Justifkasi diadakannya penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1. Keunikan preferensi visual dari orang Indonesia, dalam mengamati
obyek dengan corak motif dan tekstur, turut menentukan kriteria

pencahayaan LED yang relevan.
2. Kuantifkasi korelasi antara parameter obyektif dan kriteria subyektif
yang

dimaksud,

dapat

dijadikan

sebagai

salah

satu

identitas

keberterimaan visual terhadap sistem pencahayaan LED di Indonesia.
(6) Makna Penelitian dan Kontribusi.
Penelitian ini dirancang untuk memiliki makna dan kontribusi dalam hal,
sebagai berikut :
1. Identifkasi/kuantifkasi kriteria keberterimaan visual terhadap sistem
pencahayaan LED yang sesuai dalam menilai obyek khusus, dengan
identitas keunikan corak motif dan tekstur khas Indonesia.
2. Lebih lanjut hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
persyaratan kesesuaian (conformity requirement), untuk dipenuhi oleh
produk pencahayaan LED di Indonesia.

5

3. Pemilihan kasuistik berupa obyek visual dengan corak motif dan
tekstur, dapat membantu pelestarian khasanah budaya menjadi lebih
bermanfaat.
5. Latar Belakang
Sistem pencahayaan LED yang berkembang pesat saat ini, memiliki
keunggulan dalam efsiensi energi dan umur pemakaian. Namun aspek
keberterimaan visual dari LED masih perlu dikaji lebih lanjut. Aspek
keberterimaan tersebut ditentukan dari karakteristik obyektif (kuantitas fsia)
sumber cahaya LED dan kriteria subyektif (preferensi visual) pengamat.
Kriteria subyektif yang dimaksud dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya latar belakang regional atau budaya. Selain itu, sistem LED yang
feksibel (tunable) dapat dimodifkasi untuk menghasilkan

rancangan

pencahayaan yang relevan berdasarkan karakteristik obyek visual dan
preferensi pengamat.
Dalam penelitian ini dipilih obyek visual berupa corak motif dan tekstur yang
khas, serta klasifkasi subyek/pengamat orang Indonesia. Dengan demikian,
hasil penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai identitas (keunikan)
dalam menentukan keberterimaan visual dari sistem pencahayaan LED di
Indonesia.
Beberapa tinjauan pustaka yang dijadikan acuan penting dalam penelitian ini
adalah, sebagai berikut :
No
.
1.

Penulis

Penerbit

Khanh,

Wiley-VCH

Bodrogi,

Verlag GmbH

Vinh &

& Co. KGaA

Tahu

Topik

n
2015

Bahasan
LED

Kelebihan :

Lighting,

Identifkasi

Technolog

cahaya LED secara umum,

y&

berupa renderasi warna dan

Perceptio

sifat

n

meningkatkan

Winkler

Kontribusi

karakteristik

spektral,

tampilan

obyek

untuk
kualitas
yang

diterangi
Kekurangan :
Klasifkasi cahaya LED yang
6

relevan terhadap tampilan
obyek yang diterangi, dapat
berbeda

dengan

sistem

konvensional.

Dengan

demikian, perbedaan obyek

2.

Islam, M.S.

pengamatan

akan

memberikan

kriteria

User

pencahayaan yang unik.
Kelebihan :

University

acceptanc

Penelitian

publication

e studies

booth dan mock-up, dengan

series:

for LED

kombinasi

Doctoral

Ofce

yang berbeda spektrum dan

Dissertations

Lighting:

CCT,

33/2015

Light

ditentukan parameter yang

spectrum

mempengaruhi

& CCT

pengamat

Aalto

2015

model

bertahap

sumber

cahaya

sehingga

dapat
preferensi
terhadap

pencahayaan LED di ruang
kantor.
Kekurangan :
Belum

mendefnisikan

korelasi berdasarkan kriteria
subyektif

pengamat

terhadap

parameter

pencahayaan

LED,

yang

mempengaruhi

aspek

keberterimaan.
Namun

demikian

pengukuran

metode

visual

dua

tahap akan diadopsi dalam
3.

Oh, Yang &

Light:

Do

Science &

2014

Applications

7

Healthy,

penelitian ini.
Kelebihan :

natural,

Defnisi kriteria LED-tunable

efcient &

untuk kinerja visual dengan

tunable

kualitas warna yang baik,

lighting:

berupa

4-package

warna antara berkas sempit

white

dan berkas lebar.

kombinasi

kontrol

LEDs for

Kekurangan :

optimizing

LED-tunable yang digunakan

the

merupakan

circadian

cahaya “putih”. Penggunaan

effect,

kontrol monokromatis dapat

color

memberikan

quality

keberterimaan lebih defnitif.

kombinasi

kriteria

and vision
performan
4.

Saito, M.

ce
A

Kelebihan :

comparati

Analisis

Vol. 83,

ve study

menunjukkan

bahwa

Issue pp.

of color

masing-masing

negara

115-128

preferenc

memiliki

es in

“putih” yang unik.

Japan,

Kekurangan :

China and

Penelitian

Indonesia,

mendefnisikan

with

khusus

emphasis

untuk

on the

preferensi tersebut.

Perceptual &

1996

Motor Skills:

korespondensi

preferensi

warna

tidak
yang

obyek
digunakan
menentukan

preferenc
e for
white

Berdasarkan pembahasan referensi-referensi di atas, maka dirancang
konsep penelitian sebagai berikut :
1) Menghasilkan klasifkasi cahaya LED yang relevan terhadap obyek yang
diterangi dan juga dipengaruhi oleh preferensi pengamat.
2) Mengkuantifkasi

korelasi

signifkan

antara

parameter

obyektif

dari

pencahayaan LED dan kriteria subyektif pengamat, yang didefnisikan
sebagai aspek keberterimaan visual.
3) Penggunaan LED-tunable mampu memberikan kriteria pencahayaan yang
relevan terhadap keberterimaan visual, menjadi lebih akurat (tepat) dan
defnitif.

8

4) Pengukuran visual yang dilakukan dengan metode/langkah booth dan
mock-up, yang hasilnya diverifkasi dengan simulasi dan pemodelan.
6. Tujuan Penelitian
Aspek keberterimaan visual dari suatu sistem pencahayaan (termasuk LED),
ditentukan oleh karakteristik obyektif (kuantitas fsis) sumber cahaya dan
kriteria subyektif (preferensi visual) pengamat. Berbeda dengan sistem
konvensional, LED dapat dimodifkasi untuk menghasilkan

rancangan

pencahayaan yang relevan terhadap obyek visual dan preferensi pengamat.
Di sisi lain, keunikan preferensi visual (yang salah satunya) dipengaruhi oleh
latar belakang regional/budaya dan juga karakteristik obyek pengamatan
(corak motif dan tekstur), dapat dijadikan sebagai identifkasi yang unik
dalam menentukan keberterimaan visual dari sistem pencahayaan LED.
Berdasarkan pokok permasalahan, ruang-lingkup dan asumsi-asumsi yang
digunakan, maka didefnisikan tujuan dari penelitian ini adalah, sebagai
berikut :
1) Menentukan

karakteristik

pencahayaan

LED

yang

relevan

dalam

mengamati obyek dengan corak motif dan tekstur dan dipengaruhi oleh
preferensi visual pengamat (orang Indonesia).
2) Menentukan korelasi berarti antara parameter obyektif dan subyektif yang
dimaksud

dan

lebih

lanjut

dapat

dikuantifkasikan

dalam

bentuk

permodelan visual atau persamaan matematis.
7. Sasaran Penelitian
Sasaran (hasil-hasil minimum) yang akan dicapai dari penelitian ini adalah,
sebagai berikut :
1) Diperoleh

karakteristik

pencahayaan

LED,

berdasarkan

parameter

fotometri dan kolorimetri, yang relevan dalam mengamati obyek dengan
corak motif dan tekstur khas Indonesia.
2) Diperoleh kriteria keberterimaan pencahayaan LED terhadap obyek yang
dimaksud, berupa korelasi signifkan antara parameter obyektif (kuantitas
fsis) dan subyektif (preferensi) pengamat. Hal ini akan disimpulkan
berdasarkan analisis data pengukuran dan simulasi, yang lebih lanjut
9

dikuantifkasi dalam bentuk pemodelan visual dan/atau pemodelan
matematis.
8. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dirancang dalam 4 (empat) tahapan, dengan metodologi dan
pendekatan sebagai berikut :
I) Tahap awal (inisiasi) penelitian berupa :
1. Identifkasi karakteristik corak motif dan tekstur yang akan dijadikan
sebagai obyek pengamatan, yang dilakukan berdasarkan kajian literatur
dan diskusi (konsultansi) dengan narasumber (ahli atau empu).
2. Persiapan sumber cahaya yang akan digunakan berupa LED-tunable,
yang dapat dimodifkasi (rekayasa) komposisi kerapatan spektrumnya.
Kemudia akan dikelompokkan

berdasarkan kombinasi parameter

obyektif (kuantitas fsis) yang berbeda-beda, antara lain :
a) Panjang gelombang puncak (λp)  Reddish – Yellowish – Greenish –
Bluish;
b) Correlated Color Temperature (CCT)  2700 K, 3000 K, 3500 K, 4000
K, 5000 K, 5700 K dan 6500 K;
c) Color Rendering Index (CRI) dan Color Quality Scale (CQS)  70 – 80 –
90 – 100.
3. Klasifkasi subyek (pengamat) yang akan dijadikan sebgaia responden
dalam penelitian. Secara garis besar akan dibedakan menjadi ahli
(empu)

dan

awam

bersyarat.

Pengelompokkan

berdasarkan

kemampuan dalam melakukan penilaian visual, di samping kesiapan
kondisi fsik yang sehat. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir variansi
hasil pengamatan visual (classifed random).
II) Tahap pengukuran visual (survey) terhadap responden yang telah
dikondisikan, menggunakan sumber cahaya yang telah dipersiapkan
(dikelompokkan), dengan obyek pengamatan yang telah diidentifkasi
pada Tahap I (inisiasi penelitian). Percobaan akan dilakukan dalam 2 (dua)
langkah, yaitu :
1. Eksperimental

(pengukuran

visual)

menggunakan

pojok

(booth)

pencahayaan di ruang gelap (dark room). Langkah ini dilakukan untuk
10

memperoleh gambaran awal berupa interaksi murni antara karakteristik
cahaya LED yang relevan terhadap preferensi visual subyek, dalam
menilai obyek pengamatan.
2. Studi komparasi pada aplikasi pencahayaan ruang (mock-up) dari
komponen-komponen pecobaan di atas, untuk mengamati konsistensi
dari pemilihan (preferensi) parameter obyektif dan subyektif terhadap
faktor ruang (spatial).
III) Analisis signifkansi, penarikan korelasi dan pemodelan kuantitatif
berdasarkan parameter-parameter konsisten yang telah dipilih dari kedua
tahapan pengukuran visual (booth dan mock-up).
1. Analisis signifkansi antar parameter obyektif dan subyektif, yang
berpengaruh dominan terhadap kriteria persepsi visual.
2. Penarikkan korelasi antara parameter obyektif dan subyektif, yang
kemudian dikuantifkasi dalam bentuk pemodelan visual dengan analisis
pemetaan (mapping) variabel jamak.
IV) Pembuktian
dikembangkan,

ketegaran
melalui

(robustness)
simulasi

dari

pemodelan

(komputasi)

visual

pencahayaan,

yang
dalam

beberapa desain latar ruang (ambience). Desain tersebut dipilih dengan
memperhatikan faktor kontras pewarnaan (colorfulness) dan kecerahan
(brightness), antara obyek pengamatan dengan latar ruang. Dengan
demikian akan dipastikan bahwa model tersebut dapat diterima secara
umum dalam aplikasi pencahayaan.
Mengenai kesiapan dan kelaikan sumber daya serta tempat pelaksanaan
penelitian, beberapa hal sebagai berikut :
1. Perekayasaan atau modifkasi sumber cahaya LED-tunable dilakukan
berdasarkan model SimpLED yang telah dikembangkan oleh TF – ITB.
2. Pengukuran kuantitas fsis dari sumber cahaya, dilakukan menggunakan
fasilitas Goniometer di TF – ITB dan Integrating-sphere di Balai Besar
Bahan dan Barang Teknik (B4T) – Bandung.
3. Identifkasi corak motif dan tekstur dilakukan dengan konsultansi kepada
narasumber dari Kria Tekstil dan Desain Interior ITB, serta Balai Besar
Kerajinan dan Batik (BBKB) – Yogyakarta.
11

4. Klasifkasi pengamat bersumber dari subyek yang memiliki kecakapan
dalam melakukan penilaian visual, baik industri kerajinan maupun
perlampuan dalam negeri di lingkup pulau Jawa.
5. Instalasi pojok (booth) pencahayaan dilakukan pada Ruang Gelap yang
tersedia di TF – ITB.
6. Penggunaan mock-up untuk aplikasi pencahayaan ruang dilakukan pada
ruang eksibisi galeri interior (ITB atau Yogyakarta).

Pelaksanaan penelitian dijadwalkan sebagai berikut :
Tempat &
No.
1.

Kegiatan & Waktu

Tujuan & Sasaran

Tahap I (Semester III) :

Tujuan :

1) Identifkasi obyek

Inisiasi

visual.
2) Pengelompokkan

yang

Institusi
1) TF – ITB.
komponen-komponen

akan

digunakan

Sasaran :

LED.

Diperolehnya

(pengamat).

adalam

percobaan penelitian.

sumber cahaya
3) Klasifkasi subyek

Keterlibatan

ITB.
komponen-

komponen pecobaan yang telah
dikondisikan,

berupa

sumber

responden.

3.

IV) :

Mengamati

1) Pengukuran visual

karakteristik cahaya LED yang

interaksi
terhadap

antara

(eksperimental)

relevan

pada booth

subyek, dalam mengamati obyek

pencahayaan di

visual.

ruang gelap.

Sasaran :

preferensi

Yogyakarta.
6) Industri

2) B4T – Bandung.
3) Desain Interior –
ITB.
4) BBKB –
Yogyakarta.

parameter-parameter

pengukuran dalam

obyektif (pencahayaan LED) dan

aplikasi

subyektif (preferensi visual) yang

pencahayaan ruang

konsisten.

(mock-up).
Tahap III (Semester

5) BBKB –

dalam negeri.
1) TF – ITB.

Tujuan :

Diperoleh

4) B4T – Bandung.

perlampuan

Tahap II (Semester

2) Komparasi

ITB.
3) Desain Interior –

cahaya, obyek pengamatan dan

2.

2) Kriya Tekstil –

Tujuan :

TF – ITB
12

V) :

Menganalisis signifkansi dan

1) Analisis signifkansi

korelasi antara parameter

parameter

obyektif dan subyektif dari hasil

pencahayaan LED

pengukuran visual.

(obyektif) yang

Sasaran :

telah dipilih sesuai

Diperoleh hubungan/korelasi

terhadap kriteria

antara parameter obyektif dan

visual pengamat

subyektif yang signifkan dan

(subyektif).

terkuantifkasi dalam bentuk

2) Penarikkan korelasi
dari parameter

pemodelan visual dan/atau
persamaan matematis.

obyektif dan
subyektif tersebut,
yang kemudian
dikuantifkasi dalam
bentuk pemodelan
visual dan/atau
persamaan
4.

matematis.
Tahap IV (Semester VI)

Tujuan :

:

Menguji robustness dari model

Simulasi (komputasi)

visual yang dikembangkan, dalam

pencahayaan

bebarapa desain latar ruang.

menggunakan model

Sasaran :

visual yang

Terbuktinya ketegaran dari model

dikembangkan, dalam

visual tersebut untuk aplikasi

beberapa desain latar

pencahayaan umum.

TF – ITB

ruang (ambience).

9. Sasaran Penelitian pada Tahap I & II (Semester III & IV)
Sasaran (hasil-hasil minimum) yang akan dicapai dari Penelitian Tahap I
adalah, sebagai berikut:
1) Teridentifkasinya corak motif dan tekstur yang akan dijadikan sebagai
obyek pengamatan dalam percobaan/pengukuran visual.
2) Diperolehnya kelompok sampel LED yang akan digunakan sebagai sumber
cahaya dalam percobaan penelitian.

13

3) Terklasifkasinya

(grouping)

responden/pengamat,

berdasarkan

karakteristik kemampuan dalam melakukan penilaian visual.
Selanjutnya pada Penelitian Tahap II, sasaran yang akan dicapai adalah
diperolehnya parameter (kuantitas fsis) dari pencahayaan LED, yang dipilih
berdasarkan kriteria persepsi visual pengamat, yang konsisten terhadap
tanpa atau dengan faktor ruang (spatial).
10.

Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tahap I & II

Untuk mencapai sasaran Penelitian Tahap I, akan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Pengidentifkasian corak motif dan tekstur untuk obyek pengukuran visual,
diperoleh melalui kajian literatur dan diskusi (konsultansi) dengan
narasumber (ahli atau empu).
2) Pengelompokkan sumber cahaya LED (sampel percobaan), berdasarkan
kombinasi kuantitas fsis, dengan memodifkasi komposisi spektrum
panjang gelombang, menggunakan rancangan SimpLED yang telah
dikembangkan oleh TF – ITB.
3) Klasifkasi pengamat (responden) yang dibedakan menjadi ahli (empu) dan
awam bersyarat, dengan mempertimbangkan kemampuan subyek dalam
melakukan penilaian visual.
Pada Penelitian Tahap II, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
mencapai sasaran adalah, sebagai berikut :
1) Pengukuran visual menggunakan booth pencahayaan di ruang gelap.
Langkah ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal berupa interaksi
murni antara karakteristik cahaya LED yang sesuai terhadap preferensi
visual subyek, dalam menilai obyek pengamatan.
2) Studi komparasi pada
komponen-komponen

aplikasi pencahayaan ruang (mock-up) dari

pecobaan,

untuk

mengamati

konsistensi

dari

pemilihan (preferensi) parameter obyektif dan subyektif terhadap faktor
ruang (spatial).
Pelaksanaan Penelitian Tahap I & II dijadwalkan (perkiraan waktu) sebagai
berikut :
14

Tah
ap
I.

Tempat &
Kegiatan & Waktu

Tujuan & Sasaran

Keterlibatan

Agustus s.d. Desember

Tujuan :

Institusi
1) TF – ITB.

2016 :

Menginisiasi komponen-

2) Kriya Tekstil –

1) Identifkasi karakteristik

komponen percobaan

obyek pengamatan.
2) Pengelompokkan sumber

penelitian, berupa obyek
pengamatan, sumber

ITB.
3) Desain Interior –
ITB.

cahaya LED (sampel

cahaya LED dan

4) B4T – Bandung.

pecobaan)

subyek/pengamat.

5) BBKB –

3) Pengelompokkan subyek
(responden).

Sasaran :
Diperolehnya komponen-

Yogyakarta.
6) Industri

komponen

perlampuan

percobaan/pengukuran

dalam negeri.

visual, yang telah
ditetapkan pada desain
II.

Januari s.d. Mei 2017 :

penelitian.
Tujuan :

1) TF – ITB.

1) Pengukuran visual

Mengamati interaksi antara

2) B4T – Bandung.

menggunakan booth

komponen-komponen

3) Desain Interior –

pencahayaan pada

percobaan (sumber cahaya

Ruang Gelap.

LED, obyek visual dan

2) Komparasi pada aplikasi

responden/pengamat), yang

pencahayaan ruang

konsisten (tanpa dan

(mock-up)

dengan faktor ruang).

ITB.
4) BBKB –
Yogyakarta.

Sasaran :
Diperoleh parameter
obyektif / kuantitas fsis
yang konsisten dari
pencahayaan LED, yang
dipilih berdasarkan persepsi
subyektif dalam mengamati
obyek visual.

11.

Sasaran Penelitian pada Tahap III & IV (Semester V & VI)

Sasaran (hasil-hasil minimum) yang akan dicapai dari Penelitian Tahap III
adalah, sebagai berikut :

15

1) Diperoleh korelasi dari parameter obyektif dan subyektif yang signifkan,
berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hasil Penelitian Tahap II
(pengukuran visual).
2) Dirumuskan pemodelan visual (kuantifkasi) dari korelasi yang dimaksud,
berdasarkan interaksi antara sumber cahaya LED, obyek visual dan
preferensi pengamat.
Selanjutnya pada Penelitian Tahap IV, sasaran akhir yang akan dicapai
adalah terbuktinya robustness dari model visual yang dikembangkan,
terhadap beberapa desain latar ruang (ambience).
12.

Langkah-langkah

Pelaksanaan

Penelitian

Tahap

III

&

IV

(Semester V & VI)
Untuk mencapai sasaran Penelitian Tahap III, akan dilakukan langkahlangkah sebagai berikut :
1) Analisis signifkansi terhadap parameter obyektif sumber cahaya (LED)
yang

dipilih

berdasarkan

subyektif

pengamat,

yang

relavan

dan

berpengaruh dominan terhadap kriteria persepsi visual.
2) Kuantifkasi korelasi antara parameter obyektif dan subyektif tersebut,
dalam bentuk pemodelan visual dengan analisis pemetaan (mapping)
variabel jamak.
Pada Penelitian Tahap IV, langkah yang akan dilakukan untuk mencapai
sasaran akhir dari kegiatan penelitian ini adalah simulasi (komputasi)
pencahayaan terhadap model visual yang dikembangkan, dalam beberapa
desain

latar

ruang

(ambience).

Desain

tersebut

dipilih

dengan

memperhatikan faktor kontras pewarnaan (colorfulness) dan kecerahan
(brightness), antara obyek pengamatan dengan latar ruang. Dengan
demikian dapat dibuktikan bahwa model visual tersebut dapat diterima
secara umum dalam aplikasi pencahayaan.

16

Pelaksanaan Penelitian Tahap III & IV dijadwalkan sebagai berikut :
Tah
ap
III.

Tempat &
Kegiatan & Waktu

Keterlibatan
Institusi
TF – ITB

Agustus s.d. Desember

Tujuan :

2017 :

Menganalisis signifkansi

1) Analisis signifkansi

dan korelasi antara

parameter pencahayaan

parameter obyektif dan

LED (obyektif), yang

subyektif dari hasil

telah dipilih sesuai

pengukuran visual.

terhadap kriteria visual

Sasaran :

pengamat (subyektif).

Diperoleh

2) Penarikkan korelasi dari

IV.

Tujuan & Sasaran

hubungan/korelasi antara

parameter obyektif dan

parameter obyektif dan

subyektif tersebut, yang

subyektif yang signifkan

kemudian dikuantifkasi

dan terkuantifkasi dalam

dalam bentuk

bentuk pemodelan visual.

pemodelan visual.
Januari s.d. Mei 2018 :

Tujuan :

Simulasi (komputasi)

Menguji robustness dari

pencahayaan

model visual yang

menggunakan model visual

dikembangkan, dalam

yang dikembangkan, dalam

bebarapa desain latar

beberapa desain latar

ruang.

ruang (ambience).

Sasaran :

TF – ITB

Terbuktinya ketegaran dari
model visual tersebut untuk
aplikasi pencahayaan
umum.

13.

Pustaka Utama

Pustaka kunci yang digunakan serta kontribusinya terhadap pembangunan
hipotesa dan solusi penelitian adalah, sebagai berikut :
No.

Pustaka Kunci

Kesimpulan & Kontribusi
17

[1]

[1]

Khanh, T.Q., Bodrogi,

Kesimpulan Pustaka :

P., Vinh, Q.T. &

1) Perkembangan

mutakhir

dari

teknologi

Winkler, H. (2015)

pencahayaan LED, bahwa dengan menggunakan

LED Lighting,

sistem fosfor pada panjang gelombang hijau (mulai

Technology and

dari 505 nm) hingga merah (antara 605 nm s.d.

Perception,

670

Wiley-VCH Verlag

menghasilkan

GmbH & Co. KGaA.

karakteristik / kualitas warna yang baik.

nm),

merupakan

prasyarat

cahaya

“putih”

untuk
dengan

(lanjutan)
Lebih tepatnya fosfor merah (puncak emisi antara
630

nm

s.d

660

nm)

diperlukan

untuk

menghasilkan indeks rendering warna yang tinggi.
2) Klasifkasi visual terhadap warna putih dari cahaya
LED yang relevan, dapat diusulkan sangat berbeda
dibandingkan sistem binning konvensional (elips
MacAdam), sehingga homogenitas mutu warna
dari

permukaan

obyek

yang

diterangi

tidak

mengalami perubahan (degradasi).
Kontribusi terhadap Proposal Penelitian :
Rekomendasi

komposisi

spektrum

panjang

gelombang yang menghasilkan warna putih tersebut,
akan

dijadikan

sebagai

klasifkasi

awal

sumber

cahaya yang digunakan dalam tahapan pengukuran
[2]

Islam, M.S. (2015)

visual.
Kesimpulan Pustaka :

User acceptance

Dalam pustaka ini, penelitian dilakukan dengan dua

studies for LED ofce

tahap pengukuran visual, pada booth dan aplikasi

lighting: light spectrum

pencahayaan ruang (mock-up).

and correlated colour

1) Percobaan langkah pertama (booth) menggunakan

temperature,

sumber cahaya LED dengan 21 distribusi spketral

Aalto University

daya (SPDs) yang berbeda, dengan klasifkasi CCT

publication series:

pada 2700K (warm-white), 4000K (neutral-white)

Doctoral Dissertations

dan 6500K (cool-daylight). Pengamatan dilakukan

33/2015.

pada level pencahayaan 500 lux.
Dari tahap percobaan ini, pengamat lebih memilih
SPDs LED CCT 4000K & 6500 K, yang memberikan
nilai Qp dan/atau Qg lebih tinggi, serta perbedaan
18

kromatisitas (DUV) pada nilai negatif (di bawah
Planckian locus).
2) Hasil pengukuran tahap booth tersebut dicobaulang pada aplikasi pencahayaan ruang (mock-up),
dengan 6 SPDs yang telah dipilih pada CCT 4000K
&

6500K,

namun

dengan

level

pencahayaan

divariasikan pada 500 lux & 300 lux. Hasilnya
pengamat lebih memilih CCT 4000K pada 500 lux,
[2]

yang konsisten memberikan nilai Qp & Qg lebih
tinggi, serta DUV pada nilai negatif.
(lanjutan)
Dengan

demikian

kuantitas

fsis

terbukti

dari

bahwa

cahaya

LED

karakteristik
yang

dipilih,

memberikan kualitas pencahayaan & visibilitas yang
baik di ruang perkantoran (ofce room).
Kontribusi terhadap Proposal Penelitian :
Salah

satu

metodologi

yang

dirancang

dalam

proposal penelitian ini adalah pengukuran visual,
dengan

dua

tahapan

Pertimbangannya

seperti

adalah

pustaka

untuk

di

atas.

mengamati

konsistensi preferensi visual terhadap karakteristik
cahaya LED yang akan ditentukan, tanpa dan dengan
[3]

Oh, J.H., Yang, S.J. &

faktor ruang (spatial).
Kesimpulan Pustaka :

Do, Y.R.

1) Penelitian

diinisiasi

efcient and tunable

(komersial), yang mampu memberikan cahaya

lighting: four-package

putih – yang sehat, efsien dan alami. Dengan

white LEDs for

membandingkan

optimizing the

kinerja visual dan sirkadian, maka diperlukan

circadian effect, color

karakteristik

quality and vision

mengoptimalkan pengendalian spektrum warna

performance,

sumber cahaya.

sifat

optis

mampu-tala

hari)

dan

data

pencahayaan

Applications (2014).

(siang

analisis

Healthy, natural,

Light: Science &

alami

dengan

(kualitas
(tunable)

buatan

warna),
untuk

2) Kombinasi kontrol warna antara LED biru InGaN
(berkas sempit) dengan 3 berkas lebar – (hijau,
kuning, merah), menyediakan kemampuan untuk
kinerja visi dan kualitas warna yang lebih tinggi,
19

serta efek sirkadian yang lebih baik.
Kontribusi terhadap Proposal Penelitian :
Dalam proposal penelitian ini akan digunakan LEDtunable, agar karakteristik sumber cahaya dapat
dioptimalkan, sesuai dengan preferensi visual dalam
[4]

Saito, M. (1996)

mengamati obyek corak motif dan tekstur.
Kesimpulan Pustaka :

A Comparative Study

1) Beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi

of Color Preferences in

warna (subyektif) adalah usia, jenis kelamin dan

Japan, China and

wilayah geografs (regional). Meskipun banyak

Indonesia,

penelitian tentang pengaruh perbedaan usia dan

With Emphasis on The

jenis kelamin dalam preferensi warna, namun

Preference for White,

masih sangat sedikit (saat itu) yang berkonsentrasi

Perceptual and Motor

pada wilayah geografs, terutama perspektif lintas

Skills: Volume 83,

budaya.

Issue pp. 115-128.
2) Dalam studi komparatif ini dilakukan pengukuran
dan

perbandingan

preferensi

(kecenderungan

pemilihan) warna utama di Jepang, Cina dan
Indonesia;

dengan

490

subyek

yang

diminta

memilih 3 grafk warna yang paling banyak disukai
dan 3 grafk warna yang paling sedikit disukai,
serta

menyatakan

Analisis

alasan

korespondensi

menunjukkan

bahwa

pemilihan

(statistik)

tersebut.

antar

pilihan

masing-masing

negara

menunjukkan preferensi yang unik dan berbeda
signifkan, dalam frekuensi pemilihan warna dan
corak tertentu.
Kontribusi terhadap Proposal Penelitian :
Pembuktian adanya preferensi warna yang unik
berdasarkan
Indonesia),

faktor
akan

menggunakan

regional

diteliti

obyek

lebih

pengamatan

motif dan tektur yang khas pula.

14.

Publikasi
20

(salah

satunya

lanjut
dengan

dengan
corak

Rancangan, kemajuan dan hasil dari kegiatan penelitian ini direncanakan
untuk dipublikasikan pada media-media, sebagai berikut :

No.
1.

Keterangan

Topik/Masalah

Media Publikasi

(Perkiraan

penelitian

Sustainable Environment

Waktu)
2016

karakteristik

& Architecture (SENVAR),

(Kontribusi)
Inisiasi

rancangan

tentang

pencahayaan LED yang sesuai

Seminar & Conference.

terhadap preferensi visual, dalam
mengamati obyek dengan corak
2.

motif dan tekstur khas Indonesia.
Tahapan kemajuan (progress)
penelitian,

berupa

pencahayaan
diperlukan

kriteria

LED
dalam

1) Jurnal Teknologi Bahan
& Barang Teknik

yang

mengamati

2016 – 2018

(JTBBT) – B4T.
2) ITB Journal of

obyek dengan corak motif dan

Engineering &

tekstur.

Technological
Sciences.
3) Seminar Nasional
Desain Interior &
Arsitektur
(Design Lighting Expo).

3.

Korelasi

parameter

(sumber

cahaya

obyektif
LED)

dan

subyektif (preferensi visual) yang

International Symposium

2017 – 2018

on the Science &
Technology of Lighting.

relevan dalam pengamatan corak
4.

motif dan tekstur.
Pemodelan visual dari korelasi

1) Journal of Solid-state

parameter obyektif dan subyektif
yang dimaksud, sebagai salah
satu

identifkasi

keberterimaan
LED,

dalam

Lighting.
2) CIE Lighting Quality &

kriteria

Energy Efciency

pencahayaan
lingkup

Conference

batasan

(International Year of

penelitian.

Light).

21

2017 – 2018