02 I P3DI Januari 2014 H U K U M Kajian
Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN 2007 TERHADAP PENANGANAN
BENCANA BANJIR
Harris Y. P. Sibuea*)
Abstrak
UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana lahir dengan tujuan di antaranya memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dan menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Namun setelah diimplementasikan hampir kurang lebih tujuh tahun, masyarakat khususnya korban bencana banjir belum merasakan manfaatnya dalam memberikan perlindungan yang cepat dan tepat bagi mereka berikut dampak yang muncul akibat bencana banjir. Sejumlah permasalahan yang muncul dalam implementasi UU No. 24 Tahun 2007 antara lain terkait dengan sejumlah hal, yakni kebijakan, penetapan status bencana, koordinasi antar lembaga, pendanaan, serta belum dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah di beberapa kabupaten/kota.
Pendahuluan
ini. Peristiwa tahunan seperti ini seharusnya Bencana silih-berganti menyambangi
menjadikan Indonesia lebih pengalaman negeri belakangan ini. Gunung meletus,
dalam penanganan bencana. Bencana tanah longsor sampai pada bencana banjir
banjir tersebut seharusnya dapat ditangani seakan-akan sudah menjadi pengunjung
dampaknya lebih awal, jika Indonesia tetap. Namun, semua itu tidak menjadikan
mau belajar dan memperbaiki kesalahan- pemerintah dan masyarakat semakin sigap
kesalahan dari penanganan bencana banjir menangani bencana. Banjir yang pada
sebelumnya.
akhir-akhir ini melanda hampir di seluruh Data jumlah korban tertanggal 18 wilayah Indonesia yakni Jakarta, Bandung,
Januari 2014 di DKI Jakarta sudah terdapat Semarang, Cirebon, Jambi, Makassar
7 korban tewas akibat bencana banjir dengan termasuk peristiwa tsunami kecil yang terjadi
perinciannya Jakarta Timur 3 (tiga) orang; di Manado, Sulawesi Utara membuat seluruh
Jakarta Selatan 1 (satu) orang; Jakarta Barat masyarakat panik dan segera membutuhkan
1 (satu) orang; dan Jakarta Utara 2 (dua) penanganan dari Pemerintah atas bencana
orang. Meskipun bencana banjir tahun
*) Peneliti Muda bidang Hukum pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI, e-mail: harris.sibuea@dpr.go.id
Info Singkat
© 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351 © 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351
penanggulangan bencana dan badan tersebut dapat menunjukkan bahwa sekecil
bencana daerah apapun bencana banjir yang terjadi pasti
penanggulangan
mempunyai tugas dan fungsi antara menimbulkan korban.
lain pengkoordinasian penyelenggaraan Tanggung jawab pemerintah terhadap
bencana secara bencana banjir didasarkan pada Pembukaan
penanggulangan
terencana dan terpadu sesuai dengan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945
kewenangannya
penanggulangan bahwa “Pemerintah atau Negara Kesatuan
(UUD RI Tahun 1945) yang mengamanatkan
3. Penyelenggaraan
dilaksanakan dengan Republik Indonesia melindungi segenap
bencana
hak masyarakat bangsa dan seluruh
memperhatikan
lain mendapatkan Indonesia,
tumpah darah
yang
antara
pemenuhan kebutuhan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
mendapatkan perlindungan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
dasar,
sosial, mendapatkan pendidikan dan yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
keterampilan dalam penyelenggaraan abadi dan keadilan sosial”. Sebagai tindak
penanggulangan bencana, berpartisipasi lanjut dari amanat tersebut, secara yuridis
dalam pengambilan keputusan. sudah ada peraturan perundang-undangan
penanggulangan bencana sebagai solusi dalam hal terjadinya bencana
4. Kegiatan
dengan memberikan alam termasuk banjir yaitu Pemerintah
dilaksanakan
kesempatan secara luas kepada lembaga bersama DPR RI pada tahun 2007 telah
usaha dan lembaga internasional. menetapkan UU No. 24 Tahun 2007
penanggulangan tentang Penanggulangan Bencana (UU
5. Penyelenggaraan
bencana dilakukan pada tahap pra Penanggulangan Bencana).
bencana, saat tanggap darurat, pasca Kajian singkat ini bertujuan untuk
bencana, karena masing-masing tahapan menggambarkan
mempunyai karakteristik penanganan hukum
bagaimana implementasi
UU
yang berbeda.
Penanggulangan
6. Pada saat tanggap darurat, kegiatan penanggulangan bencana banjir yang terjadi
Bencana
terhadap
bencana selain secara musiman di hampir seluruh wilayah
penanggulangan
didukung dana APBN dan APBD juga Indonesia serta memberikan masukan
disediakan dana siap pakai dengan kepada
pertanggungjawaban melalui mekanisme penanganan bencana dalam hal koordinasi
para pemangku
kepentingan
khusus.
penanganan bencana.
7. Pengawasan terhadap seluruh kegiatan penanggulangan bencana dilakukan oleh
Materi UU Penanggulangan Bencana Pemerintah, pemerintah daerah, dan terkait Penanganan Bencana Banjir
masyarakat pada setiap tahapan bencana, Materi muatan UU Penanggulangan
agar tidak terjadi penyimpangan dalam Bencana khususnya yang berkaitan langsung
dana penanggulangan dengan penanganan bencana banjir berisikan
penggunaan
bencana.
ketentuan-ketentuan pokok sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan
penanggulangan
Permasalahan UU Penanggulangan
bencana merupakan tanggung jawab dan wewenang Pemerintah dan pemerintah
Bencana
daerah, yang dilaksanakan secara Implementasi UU Penanggulangan terencana, terpadu, terkoordinasi, dan
Bencana pada saat ini perlu dikaji lebih menyeluruh.
dalam dengan tujuan agar ke depannya
2. Penyelenggaraan
masyarakat dapat lebih cepat tertolong bencana dalam tahap tanggap darurat
penanggulangan
jika terjadi bencana banjir. Permasalahan dilaksanakan sepenuhnya oleh badan
implementasi UU Penanggulangan Bencana nasional
tersebut antara lain, pertama, permasalahan dan badan penanggulangan bencana
penanggulangan
bencana
kebijakan, terkait dengan implementasi UU daerah. Badan penanggulangan bencana
Penanggulangan Bencana terdapat sejumlah tersebut terdiri dari unsur pengarah
peraturan perundang-undangan baik di tingkat pusat maupun daerah yang tidak peraturan perundang-undangan baik di tingkat pusat maupun daerah yang tidak
ini disebabkan tidak jelasnya petunjuk Penanggulangan Bencana dan peraturan
pelaksanaan.
pelaksanaannya tidak berhenti pada tingkat
permasalahan tentang normatif, sejak disahkan dan diterbitkan
Keempat,
pendanaan, hal-hal yang terkait dengan (enactment), maka harus dipastikan juga
pendanaan dan penegakannya (enforcement).
sumber-sumber
pengunaannya. Anggaran yang berasal dari Kedua, status bencana memiliki
DIPA (APBN/APBD), sementara dana untuk implikasi sangat
keperluan tanggap darurat berasal dari dana operasional penanganan bencana. Perlu
besar bagi
sistem
siap pakai, selain itu terdapat pula dana- kejelasan status dengan indikator yang
dana yang berasal dari masyarakat. Masalah jelas, baik dari sisi kemampuan daerah
yang terkait dengan penganggaran meliputi dalam menangani dampak bencana, jumlah
masalah akuntabilitas dan transparansi, penduduk terkena bencana, luasan, dampak
serta masalah yang terkait penggunaan sehingga penetapan status bencana obyektif
anggaran untuk mendorong upaya-upaya dan terhindar dari kepentingan lain. Selain
penanggulangan bencana. itu juga belum ada kategori tentang status
Kelima, belum terlaksananya secara bencana apakah termasuk bencana lokal,
menyeluruh Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) UU provinsi, atau nasional. Hal ini sangat
Penanggulangan Bencana yang menyatakan penting, karena akan terkait erat dengan
bahwa Pemerintah daerah membentuk sumber daya yang akan digunakan dalam
badan penanggulangan bencana daerah yang mengatasi kejadian bencana, apakah hanya
terdiri dari: (a) Badan pada tingkat provinsi berasal dari APBD atau APBN atau dengan
dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di tambahan bantuan luar. Jika status bencana
bawah gubernur atau setingkat eselon Ib; tidak jelas maka dikhawatirkan pemerintah
dan (b) Badan pada tingkat kabupaten/kota akan mengeluarkan dana secara sewenang-
dipimpin oleh seorang pejabat setingkat wenang atau sebaliknya apabila bencana
di bawah bupati/walikota atau setingkat tidak dianggap sebagai bencana maka
eselon IIa. Tercatat saat ini 94 kabupaten/ angggaran tidak akan dikeluarkan sehingga
kota atau hampir seperempat dari total 496 jumlah korban akan semakin meningkat.
kabupaten/kota di seluruh Indonesia belum Ketiga, permasalahan pelaksanaan
memiliki BPBD.
dan pengorganisasian dalam hal koordinasi Sutopo Purwo Nugroho, Kepala antar-lembaga. Masalah perencanaan dan
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB pelaksanaan atas UU Penanggulangan
menyatakan bahwa tanpa BPBD, penanganan Bencana dalam kenyataannya merupakan
bencana hanya dilakukan secara ad hoc. Jika pekerjaan yang dilakukan oleh berbagai
di daerah dibentuk BPBD penanggulangan sektor. Hal ini mengakibatkan BNPB
bencana dapat berjalan dengan baik. mengalami kesulitan dalam menjalankan
Penanganan bencana antara pusat, provinsi, fungsi koordinasi guna mencegah terjadinya
dan kabupaten/kota akan menjadi lebih tumpang tindihnya kebijakan, progam dan
terorganisasi. Tidak ada sanksi bagi daerah anggaran baik tingkat nasional maupun
yang belum memiliki BPBD menjadi salah di tingkat daerah yang berimplikasi pada
satu faktor kabupaten/kota tidak segera masalah koordinasi.
membentuk BPBD.
Lemahnya koordinasi tersebut juga Semua permasalahan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Menteri
harus dilengkapi dengan penekanan pada Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto bahwa
pendidikan masyarakat agar tidak membuang koordinasi lemah antar-instansi menjadi
sampah sembarangan, tidak membangun penyebab penanganan banjir di salah satu
di wilayah resapan air, dan tidak mengubah wilayah di Indonesia, misalnya Jakarta,
fungsi lahan di daerah hulu seperti Bogor. berjalan setengah-setengah. Sebenarnya
Dari tataran yuridis UU Penanggulangan pemerintah sudah memiliki masterplan
Bencana disarankan dilengkapi dengan penanganan banjir, namun koordinasi antar-
pembuatan peraturan perundang-undangan pemerintah perlu didorong terutama dalam
terkait dengan manajemen penanganan menangani sungai, melalui Tim Koordinasi
bencana dari skala kecil sampai dengan skala Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA).
nasional, sehingga segala bentuk bencana dari skala kecil sampai skala nasional dapat ditangani dengan cepat dan terorganisir.
Penutup
Rujukan
1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang seluruh wilayah Indonesia terjadi secara
Bencana banjir yang melanda hampir
Penanggulangan Bencana. musiman yang seharusnya sudah dapat
2. “Banjir tidak Kunjung Tuntas karena diprediksi oleh pemerintah. Beberapa
Koordinasi Lemah”, Media Indonesia, 16 permasalahan pokok yang tidak dapat
Januari 2014.
Manajemen Dampak tersebut antara lain kebijakan, penetapan
diselesaikan UU Penanggulangan Bencana
3. “Membenahi
Bencana”, Media Indonesia, 18 Januari status bencana, koordinasi antar lembaga,
2014.
pendanaan serta
4. “Seperempat Daerah tanpa Badan BPBD di beberapa kabupaten/kota. Dari
belum
dibentuknya
Bencana”, Media Indonesia, 23 Januari beberapa permasalahan tersebut maka
2014.
UU Penanggulangan Bencana tidak dapat
5. “Harus Ada Revitalisasi Sistem diimplementasikan dengan baik sampai
Penanggulangan Bencana di Indonesia”, sekarang ini.
http://www.tribunnews.com/ Sebagai masukan agar ke depannya
nasional/2013/11/28/harus-ada- bencana musiman banjir yang melanda
revitalisasi-sistem-penanggulangan- beberapa wilayah di Indonesia, disarankan
bencana-di-indonesia, diakses tanggal 16 para pemangku kebijakan untuk membuat
Januari 2014.
peraturan perundang-undangan
6. “Tujuh Orang Meninggal Akibat Banjir manajemen penanganan bencana baik
yakni
2014 s.d. Sabtu (18/01)”, http://bpbd. bencana skala kecil sampai skala nasional
jakarta.go.id/tujuh-orang-meninggal- yang nantinya ketika disahkan akan berjalan
akibat-banjir-2014-s-d-sabtu-1801/, dengan UU Penanggulangan Bencana.
diakses tanggal 18 Januari 2014.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Vol. VI, No. 02/I/P3DI/Januari/2014
Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini KRISIS POLITIK THAILAND DAN DAMPAKNYA TERHADAP KAWASAN
Sita Hidriyah*)
Abstrak
Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dituntut oleh masyarakat Thailand untuk mundur dari jabatannya. Demonstrasi besar-besaran ini dipicu kontroversi RUU Amnesti Politik yang didukung pemerintah. Para demonstan menilai dukungan pemerintah atas RUU tersebut merupakan upaya untuk memberi peluang Thaksin kembali ke Thailand tanpa menjalani hukuman atas kasus korupsi. Untuk menghentikan demontrasi, PM Yingluck berencana mengadakan Pemilu di bulan Februari. Usul tersebut ditolak oposisi yang menghendaki pembentukan dewan rakyat untuk menjalankan pemerintahan sebelum pemilu, serta melaksanakan reformasi yang memerangi korupsi. Krisis politik yang berlangsung telah sejak tahun 2013 tersebut memukul perekonomian Thailand dan menelan korban jiwa. Hal ini memicu kekhawatiran terkait stabilitas politik dan keamanan di Thailand dan di Asia Tenggara pada umumnya.
Pendahuluan
setidak-tidaknya satu tahun lagi. Mereka Demonstrasi anti-pemerintah secara
menginginkan terbentuknya "dewan rakyat" besar-besaran telah berlangsung di Bangkok
yang ditunjuk untuk mengawasi reformasi sejak tanggal 13 Januari 2014. Kelompok anti
sebelum pemilu mendatang. Dekrit keadaan pemerintah (oposisi) serta Komite Reformasi
darurat diberlakukan untuk meningkatkan Demokrasi Rakyat atau People's Democratic
keamanan dan memastikan bahwa pemilu Reform Committee (PDRC) menuntut
dini 2 Februari yang ditentang oleh para PM Yingluck mundur dan melakukan
demonstran dapat berjalan tanpa gangguan. reformasi sebelum pemilu. Demonstrasi
Sampai pada tanggal 22 Januari 2014, ini melumpuhkan Bangkok (Bangkok
demonstrasi anti-pemerintah terus berlanjut Shutdown). Kelompok oposisi bersikukuh
di ibukota Bangkok sementara demonstrasi reformasi sistem pemilu harus dilakukan
dengan kekerasan telah meluas di wilayah sebelum pemilu yang independen siap digelar
Thailand utara.
*) Peneliti bidang Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI, e-mail: sita.hidriyah@dpr.go.id
Info Singkat
© 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351
Bangkok Shutdown
PDRC mengancam akan melumpuhkan Bangkok (Bangkok Shutdown) dengan tidak mengenal batas waktu. Hal tersebut dilakukan dengan menutup jalan utama ke kompleks pemerintahan serta pusat perekonomian. Demi alasan keamanan para pegawai pemerintah diliburkan, namun pusat-pusat bisnis masih tetap beroperasi secara normal. Pelumpuhan tersebut baru akan dihentikan setelah PDRC memenangkan pertarungan.
menuai gerakan massa propemerintah di bagian utara Thailand, yang pada pemilu sebelumnya dikuasai partai Pheu Thai yang pro pemerintah. Sejauh ini para pemimpin partai masih percaya bahwa militer tidak akan melancarkan kudeta.
Perdana Menteri
Yingluck
telah
menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur. Ia menyatakan bahwa sudah menjadi tugasnya untuk menjaga demokrasi dan mempunyai tugas konstitusional untuk tetap menjabat sebagai perdana menteri. PM Yingluck berkeras bahwa satu-satunya jalan untuk menyelesaikan krisis politik yang semakin dalam di Thailand adalah lewat pemilihan umum. PM Yingluck telah memberikan usulan untuk menunda pemilu menjadi 4 Mei 2014 serta mengusulkan pembentukan dewan reformasi nasional sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan krisis politik yang sudah berlangsung beberapa bulan. Jika rakyat tidak lagi menginginkan pemerintahan ini, maka mereka harus datang dan memberikan suara dalam pemilihan umum. Sebagian besar lawan politik Yingluck tidak menginginkan digelarnya pemilu Mereka khawatir lewat pemilu justru keluarga Shinawatra atau sekutunya yang akan berkuasa kembali di Thailand. Kelompok oposisi menolak semua tawaran politik yang diajukan pemerintah berkuasa. Pertikaian politik yang sedang terjadi sepertinya tidak memiliki jalan tengah. Sehingga Yingluck harus mencari alternatif solusi bagi kalangan rakyatnya.
Dampak Terhadap Perekonomian Thailand
Ketidakstabilan politik di Thailand dapat mengikis prospek jangka pendek pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Thailand terlihat tidak mengalami dampak negatif.. Namun demikian, jika pertikaian masih terus terjadi, prediksi masa depan suram bisa saja terjadi bagi ekonomi Thailand. Konfrontasi politik telah
prospek ekonomi tahun 2014. Selain itu, momentum pertumbuhan produk domestik bruto Thailand telah melambat tajam dari tingkat pertumbuhan 6,5 persen pada tahun 2012 menjadi hanya 2,7 persen pada kuartal ketiga tahun 2013. Pemerintah Thailand sendiri baru saja memangkas perkiraan PDB untuk 2014. Menteri Perdagangan Thailand Niwattumrong Boonsongpaisan menyatakan, pada awal Januari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2014 akan berada di kisaran 3 persenmenjadi 3,5 persen, ini jauh lebih rendah dari perkiraan pemerintah sebelumnya empat dan lima persen. Dampak kerusuhan yang utama adalah kemungkinan penundaan proyek- proyek belanja infrastruktur.
Sektor pariwisata, yang menyumbang
7 persendari PDB mengalami penurunan mengeluarkan peringatan perjalanan ke
Thailand. Wisatawan mancanegara yang dating ke Bangkok pada pekan pertama Desember 2013
merosot 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Bahkan Singapore Airlines membatalkan 19 penerbangan ke Bangkok mulai 14 Januari hingga 25 Februari seiring dengan menurunnya permintaan. Asosiasi Perhotelan Thailand memprediksi tingkat hunian di Bangkok akan anjlok hingga menjadi 70-75 persen pada kuartal pertama dari biasanya yang mencapai 80 persen.
gangguan terhadap perdagangan dan jasa keuangan perbankan dan industri yang terutama berlokasi di ibukota. Arus masuk investasi langsung asing juga cenderung melambat. Namun, produksi sektor pertanian, yang merupakan bagian gangguan terhadap perdagangan dan jasa keuangan perbankan dan industri yang terutama berlokasi di ibukota. Arus masuk investasi langsung asing juga cenderung melambat. Namun, produksi sektor pertanian, yang merupakan bagian
Dampak Terhadap Kawasan
Krisis politik Thailand yang belum menemukan solusi ini dikhawatirkan dapat memicu kudeta militer. Jika hal ini terjadi, akan dapat berdampak buruk terhadap kawasan Asia Tenggara, khususnya ASEAN. Dampak buruk bisa saja terjadi pada sektor ekonomi dan politik di kawasan. Dengan posisi sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di ASEAN, lumpuhnya Thailand tentunya dapat mempengaruhi seluruh kawasan. Berbagai kerjasama ekonomi di tingkat ASEAN dapat tidak berjalan. Hal ini tentu mengganggu perekonomian di kawasan ASEAN.
Intervensi ASEAN dalam masalah instabilitas
dimungkinkan karena prinsip non-intervensi atau tidak turut campur rumah tangga suatu negara. (ASEAN Way). Instabilitas politik Thailand yang berlarut-larut dikhawatirkan dapat
penyatuan komunitas ekonomi ASEAN 2015, untuk menyatu dan bersaing secara sehat dalam satu wadah yang sama di bidang ekonomi. Dengan kondisi tersebut, ASEAN berharap semua pihak di dalam Thailand mampu menahan diri agar tidak melakukan kekerasan dan menghormati aturan hukum.
Bagi Indonesia secara langsung, kisruh politik di Thailand tidak banyak berpengaruh karena gelombang demostrasi lebih terfokus di ibukota Bangkok, dan hampir tidak terjadi di daerah-daerah lain sehingga arus produk dari Thailand ke luar negeri tidak banyak pula terkena dampaknya. Indonesia dapat memperoleh dampak positif dari gelombang demonstrasi di Thailand. Dari segi pariwisata, situasi memanas di Bangkok telah memaksa sebanyak 46 negara mengeluarkan travel warning ke Thailand. Terkait kondisi politik Thailand, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok telah mengeluarkan surat pemberitahuan. Surat tersebut berisi himbauan kepada WNI di Thailand atas adanya aksi demonstrasi. Hal ini sebagai peringatan agar WNI tetap merasa aman dan terlindungi.
Situasi politik Thailand juga mendapat reaksi dari negara luar kawasan seperti Amerika Serikat (AS). Walaupun AS tidak mendapat dampak secara nyata, AS mendesak Thailand untuk mencari jalan damai guna menyelesaikan perbedaan pendapat di negeri itu dan menghormati aturan hukum. Selain itu AS juga memuji pengekangan diri pihak berwenang sejauh ini yaitu aparat keamanan dengan sikap menahan diri dalam menyikapi aksi unjuk rasa. AS sendiri sedang bekerja dengan berbagai negara untuk mendorong dialog dan transisi demokrasi yang damai. Thailand merupakan sekutu AS tertua di Asia. Kedua negara menandatangani perjanjian pada tahun 1833. Diplomasi AS yang bertujuan untuk menyelesaikan instabilitas Thailand sempat menuai protes setelah utusan AS bertemu dengan pihak pro-Thaksin. Pada perkembangannya, travel warning dari Departemen Luar Negeri AS telah dikeluarkan sejak 21 Januari 2014 yang mendesak warganya untuk menjauhkan diri dari protes dan pertemuan-pertemuan besar di Bangkok.
Penutup
Apa yang terjadi di Thailand merupakan sebuah indikasi bahwa proses demookrasi di Asia Tenggara masih akan melalui tahapan yang panjang. Krisis politik Thailand yang berlanjut akan mendorong adanya gelombang ketidakpastian, ketakutan bahkan kekacauan politik yang terjadi lagi sehingga dapat mengguncang stabilitas dan kemanan Asia Tenggara. Krisis politik di Thailand tidak hanya mengancam industri pariwisata, melainkan juga menurunkan kepercayaan publik pada pemerintah yang belum menjamin stabilitas keamanan dalam negeri. Seringnya pergantian pemerintahan di Thailand dapat memperkuat asumsi bahwa hal tersebut menjadi semacam tradisi. Dampaknya menjadi tidak terjaganya stabilitas keamanan terutama dalam jangka panjang di Thailand khususnya dan di Asia Tenggara pada umumnya.
Dengan terjadinya krisis politik yang terjadi di Thailand, dapat menjadi pintu masuk bagi Pemerintah Indonesia untuk mengambil prakarsa dalam yang lebih aktif dalam upaya penyelesaian krisis politik di Thailand. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat siap memberikan dukungan secara Dengan terjadinya krisis politik yang terjadi di Thailand, dapat menjadi pintu masuk bagi Pemerintah Indonesia untuk mengambil prakarsa dalam yang lebih aktif dalam upaya penyelesaian krisis politik di Thailand. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat siap memberikan dukungan secara
keluarkan-gelombang-pertama-bahan- non-intervensi menjadi salah satu prasyarat
senjata-kimia diakses tanggal 14 Januari bagi konstelasi hubungan antar-negara
ASEAN. Menyongsong Komunitas ASEAN pada tahun 2015, upaya penyelesaian krisis politik di Thailand menjadi tantangan semua negara anggota ASEAN.
Pemerintah Indonesia sebagai salah satu pemimpin di ASEAN tentunya memiliki ruang yang lebih legitimate dalam upaya
tersebut. Karena jika terus dibiarkan akan berdampak buruk bagi negara-negara tetangga di wilayah kawasan.
Rujukan
1. “Krisis Politik Memburuk: Yingluck: Tugas Saya Menjaga Demokrasi dan Demokrasi Milik Rakyat”, Kompas 15 Januari 2014.
2. “Protest: Thai PM Insists She Won’t Resign”, The Jakarta Post 15 Januari 2014.
3. “Protesters Shut Down Bangkok’s City Center”, International New York Times
15 Januari 2014.
4. “Demo Oposisi Thailand di Bangkok Masuki Hari Ketiga”, http://www. voaindonesia.com/content/demo- oposisi-di-bangkok-masuki-hari- ketiga/1829547.html, diakses 15 Januari 2014.
5. “Politik Thailand: Oposisï Targetkan Shutdown Hari Ini”, http://www.koran- sindo.com/node/358170, diakses pada tanggal 15 Januari 2014.
6. “PM Thailand Tegaskan Tak Akan Mundur”,
http://www.voaindonesia. com/content/mekipun-sidemo- pm-thailand-bertekad-tidak-akan- mundur/1829553.html, diakses pada tanggal 15 Januari 2014.
7. “Thai Opposition Absent From Forum on Election”, International New York Times
16 Januari 2014.
8. “Teror untuk Hasut Militer Thailand Mengudeta”, Media Indonesia 16 Januari 2014.
9. “Tak Suka
dengan
Pemerintah,
Datanglah ke TPS”, Kompas 16 Januari 2014.
10. Suriah Keluarkan Gelombang Pertama Bahan Senjata Kimia, http://www.
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Vol. VI, No. 02/I/P3DI/Januari/2014
Kajian Singkat terhadap Isu-isu Terkini SOSIALISASI KETENTUAN JAMINAN SOSIAL 2014
Mohammad Mulyadi*) Abstrak
Kebijakan pemerintah tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (BPJS) perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi ketentuan Jaminan Sosial dibutuhkan menyangkut segala hal yang diatur dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, sehingga pada saat pelaksanaannya kelak masyarakat mengerti dan sadar akan hak dan kewajiban mereka serta dapat memanfaatkan jaminan kesehatan dengan baik dan benar. Kurangnya informasi yang diterima masyarakat menjadi kendala pelaksanaan awal BPJS Kesehatan yang mulai diberlakukan 1 Januari 2014 ini. memanfaatkan jaminan kesehatan dengan baik dan benar. Kurangnya informasi yang diterima masyarakat menjadi kendala pelaksanaan awal BPJS Kesehatan yang mulai diberlakukan 1 Januari 2014 ini.
Pendahuluan
pemerintah untuk seluruh rakyat Indonesia. Setiap orang berhak atas jaminan
terselenggaranya sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan
Untuk
menjamin
tujuan SJSN tersebut, maka disahkan dasar hidup yang layak dan meningkatkan
Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 martabatnya
tentang Badan Penyelenggara Jaminan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil,
menuju
terwujudnya
Sosial (BPJS). BPJS merupakan badan dan makmur. Sesuai dengan Undang-
hukum yang memiliki tujuan mewujudkan Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
terselenggaranya pemberian jaminan sosial Jaminan Sosial Nasional (SJSN), jaminan
bagi setiap peserta dan anggota keluarganya. sosial adalah salah satu bentuk perlindungan
Dalam peyelenggaraannya, BPJS ini terbagi sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar
menjadi dua, yaitu BPJS Kesehatan dan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
BPJS Ketenagakerjaan.
dan pekerjaan yang layak. Jaminan sosial Penyelenggaraan SJSN di Indonesia berhubungan dengan kompensasi dan
mulai berlaku sejak 1 Januari 2014, diawali program kesejahteraan yang diselenggarakan
dengan program jaminan kesehatan. PT
*) Peneliti Madya bidang Sosiologi pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI, e-mail:mohammadmulyadi@yahoo.co.id
Info Singkat
© 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351
Askes dan PT Jamsostek yang ditunjuk
kesiapan Kementerian sebagai lembaga penyelenggara BPJS
baik.
Namun,
Kesehatan (Kemenkes) untuk secara aktif kemudian beralih bentuk dalam upaya
menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) menjalankan fungsi BPJS. PT Askes
program tersebut resmi menjadi badan hukum publik BPJS
mensosialisasikan
masih kurang seperti terlihat misalnya, di Kesehatan pada awal 2014 dan PT Jamsostek
Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, akan beralih menjadi badan hukum publik
Provinsi Bengkulu yang masih belum BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Juli 2015
memahami penyelenggaraan BPJS. Selain mendatang.
di Bengkulu, disinyalir hampir 80 persen Pada awal pelaksanaan Jaminan
petugas kesehatan Sukabumi belum paham Kesehatan Nasional (JKN) 1 Januari 2014,
soal BPJS, karena memang belum pernah setidaknya ada 121,6 juta peserta yang
ada sosialisasi apalagi pelatihan untuk terdiri dari peserta asuransi kesehatan sosial
menjalankan program asuransi kesehatan PT Askes (pegawai negeri sipil/PNS dan
pemerintah tersebut. Bahkan pada minggu pensiunan beserta keluarga, anggota dan
pertama tahun 2014 unit layanan BPJS pensiunan TNI/Polri dan keluarga), peserta
untuk masyarakat umum di Sukabumi jaminan kesehatan dari PT Jamsostek,
belum beroperasi. Layanan kesehatan baru perserta yang berasal dari semua BUMN,
diberikan untuk PNS, pensiunan, dan TNI/ serta penduduk miskin yang tercakup
Polri semata-mata karena petugas belum dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat
paham prosedur pelayanannya. (Jamkesmas) yang kemudian menjadi
Selain lembaga pelaksana, sosialisasi Penerima Bantuan Iuran (PBI).
kepada tenaga kesehatan juga masih belum Akan tetapi hingga saat ini, berbagai
memadai, baik dalam hal pelayanan maupun tantangan dan kendala bermunculan dalam
insentif yang diterima sebagai balasan upaya persiapan pelaksanaan BPJS tahun
performanya. Minimnya sosialisasi bukan 2014. Salah satu tantangan yang dihadapi
hanya disebabkan oleh lemahnya koordinasi adalah sosialisasi ketentuan jaminan sosial.
antarlembaga terkait, tapi juga faktor Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang bertujuan meningkatkan derajat masyarakat di daerah pedalaman, seperti di kesehatan masyarakat belum maksimal
Papua dan Garut.
karena sosialisasi yang tidak optimal. Program BPJS masih membingungkan
B. Kurangnya sosialisasi bagi pengguna masyarakat,
Jamkesmas dan Jamkesda. Bahkan, ada Peserta JKN banyak yang belum masyarakat yang menjadi panik dan takut
mengetahui prosedur kepesertaan. Ada tidak memperoleh pelayanan kesehatan
peserta yang tidak mengetahui tempat BPJS karena tidak memiliki kartu Jamsostek
pendaftaran kepesertaan. Ada juga yang dan Askes. Direktur Lembaga Perlindungan
kesulitan mengisi formulir BPJS, seperti dan Pemberdayaan Konsumen Indonesia
kasus di Lebak, Banten. Hal ini karena tidak (LPPKI), Dr. Agus Kasiyanto, mengatakan,
ada petugas yang memandu masyarakat BPJS Ketenagakerjaan maupun BPJS
untuk mempermudah proses pendaftaran. Kesehatan perlu melakukan sosialisasi
belum mengetahui secara menyeluruh agar masyarakat lebih
Peserta
juga
keuntungan apa yang diperolah dengan mengetahui ketentuan tentang jaminan
mengikuti program atau perihal iuran premi kesehatan dan ketenagakerjaan.
yang harus dikeluarkan sebagai peserta JKN. Masyarakat menduga-duga premi yang harus
Keterbatasan Sosialisasi Ketentuan
dikeluarkan sehingga muncul kekhawatiran bahwa iuran ini akan memberatkan mereka.
Jaminan Sosial di Daerah
Selain itu, masih belum terinformasikan Kurangnya sosialisasi JKN dirasakan
dengan baik mengenai tata cara penggunaan baik oleh pelaksana maupun masyarakat
kartu BPJS saat peserta berobat di fasilitas penerima layanan secara umum.
kesehatan. Masyarakat yang sebelumnya memiliki
akses
layanan kesehatan
A. Kurangnya sosialisasi pada pelaksana Jamkesmas kebingungan sebab rumah sakit Program
yang sebelumnya melayani mereka meminta pemerintah
ini sesungguhnya
sangat
kartu BPJS Kesehatan.
Bagan Masalah Sosialisasi BPJS Kesehatan KENDALA SOSIALISASI PENYELENGGARA PESERTA INSENTIF PREMI IURAN PROSEDUR KEPESERTAAN LAYANAN
sumber: analisis dari berbagai berita media massa
masyarakat dengan akses terbatas. Sosialisasi
Arti Penting Sosialisasi Ketentuan
seharusnya dibuat dalam bentuk himbauan,
Jaminan Sosial
penyuluhan, dan pengumuman di berbagai Untuk memberikan sosialisasi mengenai
tempat yang dekat dengan masyarakat, BPJS, Kementerian Kesehatan merilis Buku
terutama di rumah sakit dan puskesmas. Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Selain itu, pemerintah disarankan melakukan (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.
sosialisasi lebih intensif ke tempat-tempat Buku ini secara ringkas memuat informasi
umum dan pusat keramaian. Sosialisasi BPJS tentang JKN yang mencakup arti pentingnya
dapat dilakukan di mall-mall, pasar-pasar, skema jaminan kesehatan nasional serta
terminal, universitas, dan tempat keramaian mekanisme dan penyelenggaraan jaminan
lainnya.
kesehatan nasional. Namun demikian, Sosialisasi yang agak besar pernah masih terdapat kebingungan di masyarakat
dilakukan Presiden SBY namun gaungnya luas, yakni pertama, dalam hal substansi
masih di bawah yang diharapkan, yakni informasi. Informasi yang disampaikan di
pada saat peresmian Badan Penyelenggara media massa belum komprehensif meliputi
Jaminan Sosial sebagai penyelenggaran aspek-aspek praktis yang dibutuhkan
JKN di Istana Bogor, Jawa Barat, pada hari pengguna layanan. Iklan yang disampaikan
Selasa 31 Desember 2013, dan tinjauan di televisi tidak dapat menjelaskan segala hal
Presiden SBY bersama Ibu Ani Yudhoyono mengenai BPJS.
ke Puskesmas Pucang Sewu dan RSUD Dr Kedua, penggunaan media informasi
Soetomo di Surabaya, Sabtu, 4 Januari 2014. yang belum tepat guna. Penggunaan media
Sementara itu, sosialisasi yang dilakukan informasi memiliki dampak yang berbeda
para menteri tidak terdengar. Yang ada bagi penerimanya. Masyarakat dengan akses
hanyalah pernyataan-pernyataan singkat di media elektronik dengan mudah menemukan
media-media soal sudah berjalannya BPJS informasi BPJS di internet atau televisi.
dan diberlakukan JKN sejak tahun baru. Namun demikian, hal ini tidak berlaku bagi dan diberlakukan JKN sejak tahun baru. Namun demikian, hal ini tidak berlaku bagi
Penutup
Kesehatan_Nasional_Masih_Minim- Masyarakat membutuhkan informasi
5194, diakses 21 Januari 2013. yang pasti tentang teknis pelaksanaan BPJS Kesehatan, misalnya, informasi tentang manfaat, iuran dan pendaftaran kepesertaan. Salah satu hambatan penyampaian informasi seputar BPJS kepada masyarakat disebabkan oleh lambannya pemerintah menuntaskan regulasi operasional UU SJSN dan UU BPJS. Oleh karenanya, pemerintah dituntut segera menyelesaikan regulasi operasional BPJS.
BPJS perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan penyebarluasan informasi melalui sosialisasi kepada semua pemangku kepentingan atau
masyarakat pada
umumnya. Sosialisasi ketentuan jaminan sosial penting dilakukan tidak hanya menyasar terhadap pelaksana saja tetapi juga bagi pengguna layanan sehingga JKN dapat digunakan secara optimal.
Rujukan
1. Jaminan Sosial di Indonesia: Sebuah
Analisis Atas Rancangan Undang- Undang Jaminan Sosial Nasional (RUU Jamsosnas). Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU.
2. Yuningsih, Rahmi. 2013. Info Singkat: Permasalahan
Nasional. Jakarta: P3DI Setjen DPR RI.
3. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. 2013. Kementerian
4. “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial”, http://www.bpjs-kesehatan.go.id/statis- 12-peserta.html, diakses 15 Januari 2014
5. “Warga Miskin Ngawi Kesal Ikut Program BPJS Diharuskan Bayar Iuran”,
http://www.tribunnews.com/ regional/2014/01/13/warga-miskin, diakses 15 Januari 2014.
6. “Program JKN
Bingkungkan
Masyarakat”, http://www.suarakarya- online.com/news.html?id=341915, diakses 21 Januari 2014.
7. “Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional Masih Minim”, http://www.bpjs.info/
EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Vol. VI, No. 02/I/P3DI/Januari/2014
Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini
KETIMPANGAN EKONOMI INDONESIA
DI TAHUN POLITIK 2014
Ari Mulianta Ginting*)
Abstrak
Perkembangan indikator makro ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang mengembirakan. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dan berada rata-rata 5,85 persen dalam kurun waktu 2008-2013. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada saat yang bersamaan terjadi ketimpangan. Data Indeks Gini Indonesia dari tahun 2004 hingga tahun 2013 menunjukan tren yang meningkat dan bahkan pada tahun 2013 menunjukkan angka 0,413. Indeks Gini tahun 2013 ini merupakan indeks terbesar sepanjang sejarah Indonesia dari tahun 1964 hingga sekarang tahun 2013. Hal ini menunjukkan secara jelas bahwa terjadi ketimpangan dalam masyarakat atau dengan kata lain jurang antara masyarakat kaya dan miskin semakin melebar. Untuk mengatasi ketimpangan tersebut, pemerintah perlu mendorong kesetaraan dan keadilan dalam mengeluarkan kebijakan. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan kebijakan anggaran dalam APBN yang dapat mengatasi ketimpangan ekonomi Indonesia. Apalagi momentum tahun politik 2014 dapat dijadikan sebagai suatu titik balik bagi pemerintah dan calon legislatif yang baru untuk dapat mengeluarkan kebijakan baru yang lebih berorientasi pada penciptaan kesejahteraan masyarkat secara adil dan makmur.
Pendahuluan
pertumbuhan ekonomi karena justru rata-rata Ketimpangan
ekonomi
Indonesia
meningkat tajam dalam satu dekade terakhir pesat bahkan lebih tinggi dari negara di kawasan dan mencapai rekor tertinggi dengan perubahan
lain dan Anggota BRIC (Brasil, Rusia, India dan Cina).
1990 sampai dengan 1999 dan 2000 sampai Dalam enam tahun terakhir (2008- dengan 2012. Pendapat tersebut disampaikan
nasional mampu oleh Deputi Rektor Universitas Paramadina
perekonomian
tumbuh dengan cukup kuat dengan rata rata Wijaya Samirin dalam orasi ilmiah pada dies
pertumbuhan sebesar 5,85 persen. Pada tahun natalies ke-16 Universitas Paramadina Jakarta.
2008 ekonomi Indonesia tumbuh 6,0 persen Prestasi ekonomi tidak menggambarkan dengan
dengan dorongan dari permintaan domestik jelas siapa yang sesungguhnya menikmati
yang cukup tinggi. Namun pada tahun 2009,
*) Peneliti Muda Ekonomi dan Kebijakan Publik pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI, e-mail: ari.ginting@dpr.go.id
Info Singkat
© 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351 © 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351
ekspor-impor karena menurunnya pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan dunia sehingga hanya tumbuh 4,6 persen. Akan tetapi pada tahun- tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh meningkat dan stabil, bahkan pertumbuhan ekonomi berada di atas 6,0 persen untuk tahun 2010 hingga tahun 2012, dan sempat mengalami penurunan sedikit pada tahun 2013.
Grafik 1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2008-
Sumber: Badan Pusat Statistik (2014) Pertumbuhan ekonomi terjadi peningkatan
dari tahun ke tahun tetapi pada saat yang bersamaan terjadi ketimpangan di Indonesia. Jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan naik 480.000 dari 28,07 juta jiwa pada Maret 2013 menjadi 28,55 juta pada September 2013. Persentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk pun naik dari 11,37 (Maret) menjadi 11,47 persen (September). Apalagi penyebab kenaikan itu kalau bukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Juni 2013. Sejak tahun 2006 jumlah persentase penduduk miskin mengalami penurunan secara konsisten, walaupun kecepatan penurunannya melambat, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Penurunan jumlah orang miskin sejalan dengan tambahan penciptaan lapangan kerja sehingga
Grafik 2 Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : BPS (2014) Namun, ekonom Universitas Indonesia, Faisal
Basri, memaparkan hal yang cukup mengganggu
2001 hingga 2005, tingkat pengangguran naik justru ketika pertumbuhan ekonomi meningkat. Sebaliknya, pada periode 2007-2009 dan 2011-2013, tingkat pengangguran justru terus menurun padahal pertumbuhan ekonomi melambat. Bahkan, pada tahun 2009 ketika krisis keuangan global membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup merosot tajam, tingkat pengangguran tetap turun. Hal ini bisa terjadi karena banyak pekerja di Indonesia terlalu miskin untuk menganggur (too poor to be unemployed). Jika terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) hari ini, besok harinya harus mendapatkan pekerjaan baru, apa pun pekerjaan itu, entah memulung, mengojek, mengobjek, menjadi joki 3 in 1, dan sebagainya. Jadi,
rendahnya
tingkat
penganguran tidak mencerminkan kualitas kerja, tingkat kesejahteraan, atau kualitas pertumbuhan.
Ketimpangan Semakin Memburuk Dalam Sejarah Indonesia
Lebih lanjut Faisal Basri menegaskan bahwa data ketimpangan pendapatan yang kian melebar bisa menjelaskan fenomena perekonomian Indonesia pasca reformasi dan krisis tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi bisa menurunkan jumlah orang miskin, yang mencerminkan peningkatan kesejahteraan rata-rata rakyat Indonesia. Namun, lapisan kelas atas tumbuh jauh lebih cepat ketimbang kelas pendapatan bawah yang tumbuh sangat lamban, sehingga menghasilkan jurang yang cukup dalam antara kelas atas dengan kelas bawah, atau antara si kaya dengan si miskin
yang menginformasikan kecenderungan itu sama seperti yang telah disebutkan oleh Deputi Rektor Universitas Paramadina di atas terkait Indeks Gini di mana selama enam tahun terakhir mengalami peningkatan dan sejak tahun 2011 menembus angka 0,4.
Tahun 2013 Indeks Gini mengalami peningkatan kembali walaupun tipis menjadi
bawah berikut. Pada tahun 1964, ketimpangan memang terjadi namun dalam Indeks Gini yang relatif moderat yaitu 0,35. Demikian pula halnya pada tahun 2000 setelah terjadi reformasi bahkan sempat mengecil menjadi 0,3.
Namun, setelah tahun 2004 hingga sekarang Indeks Gini terus mengalami tren peningkatan, hal ini berarti terjadi ketimpangan pendapatan yang semakin melebar diantara masyarakat.
Grafik 3
menciptakan rasa keadilan dalam masyarakat.
Indeks Gini Indonesia
Menurut Fitra, APBN sekarang kurang berperan optimal untuk mendorong perekonomian
nasional. Tingginya pertumbuhan ekonomi tidak ada artinya jika sebagian besar masyarakat
tidak memperoleh kesejahteraan. Sejalan dengan uraian di atas, maka penulis berpendapat bahwa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi
ketimpangan selama ini, pemerintah harus memulai dengan melakukan revisi dan perbaikan terhadap kebijakan yang dikeluarkan. Sebagai otoritas
untuk mengeluarkan kebijakan mengenai pendapatan dan belanja negara. Apalagi pada tahun 2014 dilakukan pemilihan umum
Sumber: BPS sehingga pemerintahan yang baru memiliki kebebasan
menetapkan kebijakan Untuk
ketimpangan tersebut, menurut Wijayanto demikian, pemerintahan yang baru nanti lebih pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan
memperhatikan aspek keadilan dan pemerataan untuk mendorong kesetaraan dan keadilan.
daripada hanya memperhatikan pertumbuhan Keseteraan
ekonomi yang tinggi tanpa adanya unsur meratakan kemakmuran bukan meratakan
keadilan dan pemerataan.
kemiskinan. Disadari atau tidak , pemerintah Masyarakat sudah menunggu terlalu lama kadang-kadang
untuk merasakan keadilan dan pemerataan yang berpihak kepada kelompok masyarakat
mengeluarkan
kebijakan
hasil proses pembangunan. Langkah pertama yang sudah berpenghasilan menengah hingga
yang dapat pemerintah baru nanti lakukan atas. Selain itu, Anggaran Pendapatan dan
adalah restrukturisasi belanja negara dalam Belanja Negara tahun 2014 masih jauh dari
APBN tahun berikutnya. Selama ini, dalam upaya mengatasi ketimpangan ekonomi di
APBN 2014 maupun tahun sebelumnya dari sisi Indonesia. Saat belanja modal dan infrastruktur
belanja kurang memperhatikan aspek keadilan diperlambat dalam APBN 2014, belanja pegawai
dan pemerataan tersebut, terlihat dari proporsi dan remunerasi justru diangkat. Belanja barang
belanja APBN tahun 2014, sebagian besar diturunkan 2,23 persen menjadi Rp. 201,89
habis untuk belanja pegawai sebesar Rp276 triliun. Namun, di sisi lain belanja modal hanya
triliun dan membayar subsidi Rp336 triliun naik 6,9 persen menjadi Rp. 205,84 triliun,
yang notabene masyarakat berpenghasilan termasuk belanja infrastruktur di dalamnya
rendah dan miskin tidak menikmati belanja yang sekadar meningkat 2,4 persen menjadi
tersebut. Masyarakat membutuhkan rumah Rp. 188, 7 triliun. Padahal berbagai literatur
sederhana, fasilitas pendidikan yang terjangkau ekonomi
dan berkualitas, jaminan kesehatan bagi setiap termasuk belanja infrastruktur merupakan jenis
warga, akses jalan yang menghubungkan antar- belanja pemerintah yang paling memberikan
daerah, dan proyek infrastruktur yang berguna efek berganda (multiplier effect) ke berbagai
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. sektor ekonomi. Efek kontras kebijakan belanja itu terlihat karena pada saat yang sama, belanja
Penutup
pegawai atau belanja pegawai negeri sipil,
pemerintah mengklaim melesat 13,3 persen menjadi Rp. 263,98 triliun.
Walaupun
perkembangan ekonomi banyak mengalami Dalam Diskusi
kemajuan namun perekonomian Indonesia Sipil untuk APBN Kesejahteraan, Sekretariat
Koalisi Masyarakat
tidak terlepas dari berbagai ketimpangan Nasional Forum Indonesia untuk Transparasi
yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan Anggaran (Seknas Fitra) menyampaikan agar
data terakhir berdasarkan Indeks Gini, fokus perhatian pemerintah ke depan dalam
yang mengukur ketimpangan pendapatan penyusunan APBN sebagai landasan untuk
masyarakat menunjukkan fenomena yang cukup mendorong
menghawatirkan. Indeks Gini menunjukkan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-
tren peningkatan sejak tahun 2004 hingga Undang Dasar 1945. Desain anggaran sekarang
tahun 2013, bahkan tahun 2013 Indeks Gini belum ditujukan untuk mendorong kemajuan
sebesar 0,413. Hal ini menunjukkan terjadi bangsa dan mensejahterakan masyarakat serta
ketimpangan
pendapatan yang semakin pendapatan yang semakin
9&'&/7&6*FD3K4
kesenjangan antara kelas atas dengan kelas Q4* !Y80(* Y,* L* 56(:(8#?* U&6.)/(#)* A)(22)#* bawah atau antara si kaya dengan si miskin.
+)60)* SUZ>?* [=..,HIIBBB4.&/,%4C%I6&)$I Untuk itulah diperlukan langkah cepat oleh
#&B'*IFD3FIDMIFLIDMDGK3\L3IY80(JY,J Pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan
LJ56(:(8#JU&6.)/(#)JA)(22)#J+)60)JSUZ?* Rakyat Republik Indonesia untuk melakukan
$()2'&'*\*E)#8)6(*FD3G]4 perubahan reorientasi dan meluruskan tujuan
utama pembangunan nasional. Terlebih pada tahun 2014 merupakan tahun politik, di mana Indonesia melakukan pemilihan umum untuk menentukan arah dan kebijakan bangsa Indonesia dalam dekade mendatang. Pemerintah mendatang harus
kebijakan untuk mengurangi ketimpangan dan meluruskan esensi dari pembangunan itu sendiri. Anggaran Pendapatan dan Belanja pun harus diarahkan dan didorong kepada tujuan untuk memberikan dorongan bagi kemajuan bangsa dan mensejahterakan rakyat, bukannya terjebak kepada belanja rutinitas dan belanja subsidi energi yang semakin mengerikan. Sehingga tahun 2014 dapat dimanfaatkan untuk memilih calon legislatif dan pemerintah baru yang berorientasi pada Indonesia baru yang memiliki visi dan misi menjalankan amanat untuk mencapai tujuan bernegara sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian, kita dapat membangun perekonomian yang tangguh untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur sekaligus menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan disegani secara internasional.
Rujukan
34* !"#$%#&'()* +)$),(* -&.(/,)#0)#* 12%#%/(* 5&678682* 9):)/* ;&<)6)=>?* @#.)6)* A&B'4 C%/?*3D*E)#8)6(*FD3G?*=..,HIIBBB4)#.)6)J 7:84C%/I7&6(.)IF3KLMI(#$%#&'()J =)$),(J2&.(/,)#0)#J&2%#%/(J.&678682J $):)/J'&<)6)=?*$()2'&'*FD*E)#8)6(*FD3G4
F4* !;&0&6)* @.)'(* -&.(/,)#0)#* 12%#%/(>?* -%J 6)#*E)2)6.)?*33*E)#8)6(*FD3G?*=..,HII2%6)#J <)2)6.)4C%/INK3D3J'&0&6)OFD).)'(OFD 2&.(/,)#0)#OFD&2%#%/(?*$()2'&'*F3*E)#J 8)6(*FD3G4
K4* K4*!-&.(/,)#0)#* -()#* P&/78682>?* -%/J ,)'()#)?*3Q*E)#8)6(*FD3G4*=..,HII&2%#%/(4 2%/,)'()#)4C%/I7('#('IFD3GID3I3QI 2&.(/,)#0)#J2()#J/&/78682JQFR3KF4 =./:?*$()2'&'*FD*E)#8)6(*FD3G4
G4* !S(/)* T%28'* U&6=).()#* @UVA* FD3G>?*