PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD PROSPECTIVE

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD
PROSPECTIVE AND EQUITY ANALYSIS

KELOMPOK 9

AGA ADIGUNA ZACHMAN

0134141061

CALVIN LIM

0134141055

CHYNTIA OCTAVIA DHARMA

0134141012

Akuntansi 5A
Desember 2016


DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 2
Data-Data Terkait Analisis Prospektif Perusahaan ................................................................................... 2
Kinerja Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera ................................................................................................. 4
DASAR ANALISIS PROSPEKTIF.................................................................................................................... 5
Earning Persistence dan Earning Power ................................................................................................... 6
BAGIAN II : ANALISIS PROSPEKTIF ................................................................................................................. 7
Projected Income Statement PT Tiga Pilar Sejahtera ............................................................................... 7
Projected Balance Sheet PT Tiga Pilar Sejahtera ...................................................................................... 8
Projected Statement of Cash Flow PT Tiga Pilar Sejahtera ....................................................................... 9
BAB III : ANALISIS EKUITAS .......................................................................................................................... 11
Recasting dan Adjusting Laporan Laba Rugi Perusahaan ....................................................................... 11
Analisa Hasil Earning Persistence dan Earning Power ............................................................................ 12
Analisis Market Performance Measures ................................................................................................. 13
KESIMPULAN ............................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA : ..................................................................................................................................... 16
LAMPIRAN : ................................................................................................................................................. 17

1


BAB I : PENDAHULUAN
Data-Data Terkait Analisis Prospektif Perusahaan
Dari sisi makroekonomi di Indonesia, ada beberapa data terkait dengan kinerja PT Tiga Pilar
Sejahtera untuk tahun 2016 :
a. Sektor makanan dan minuman diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kemenperin.go.id, diperoleh data bahwa selama
tahun 2016, industri makanan dan minuman akan diproyeksikan mengalami pertumbuhan
sebesar 7.4 – 7.8%, hal ini diperoleh berdasarkan data yang diunkapkan oleh Direktur
Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Abdul Rochim. Pemerintah cukup optimis atas
peningkanan ini karena menilik kembali pertumbuhan pada triwulan III tahun 2015 cukup
tinggi, yaitu pada triwulan III tahun 2015, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar
6.95% dan berkontribusi sebesar 4.73% terhadap PDB.
Proyeksi tersebut memiliki bukti nyata dimana terlihat pada kuartal I tahun 2016, industri
makanan dan minuman di indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 7.55%. Pertumbuhan
ini dikatakan tidak terlalu signifikan namun akan cukup stabil jika melihat pada periode sama
pada tahun 2015, industri makanan dan minuman juga mengalami pertumbuhan serupa yaitu
sebesar 7.54%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh realisasi investasi yagn terjadi pada kuartal
I tahun 2016 sebesar Rp8.9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri dan 486.86 juta
dolar AS untuk penanaman modal asing.

b. Indonesia tidak melakukan impor beras selama 2016
Secara umum, industri makanan dan minuman (mamin) memiliki tingkat pertumbuhan yang
lebih stabil dibandingkan dengan industri lainnya karena industri mamin merupakan salah
satu kebutuhan pokok. Namun, pertumbuhan pada sektor pertanian seperti beras selama ini
memiliki tingkat fluktuasi yang cukup besar selama beberapa tahun terakhir. Tingginya
konsumsi masyarakat akan beras menyebabkan permintaan beras tinggi dan harus segera
dipenuhi. Akibatnya pada tahun 2015, pemerintah sempat melakukan impor 1 juta ton beras
untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
Namun, pada tahun 2016, peningkatan produksi beras dalam negeri yang cukup tinggi dapat
memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Tercatat selama 2016 pemerintah tidak melakukan
impor beras dikarenakan terdapat surplus dari produksi dalam negeri. Meskipun dari sisi lain,
terdapat data BPS yang menyatakan bahwa terdapat nilai impor beras hingga mencapai US$
480.33 juta pada Januari hingga Oktober 2016, namun nilai tersebut diakibatkan karena
kebijakan impor beras tahun lalu yang baru diterima di tahun 2016.
Dari sisi PT Tiga Pilar Sejahtera, ada beberapa kegiatan pengembangan bisnis perusahaan, yaitu:
a. Pengembangan Perusahaan melalui pabrik baru
PT Tiga Pilar Sejahtera terus memperkuat lini bisnis beras dengan membangun pabrik beras
baru. Pabrik beras tersebut berlokasi di Sragen, Jawa Tengah dengan kapasitas produksi
2


240.000 ton beras per tahun, dimana kapasitas tersebut dua kali lipat lebih besar dari dua
pabrik sebelumnya. Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera mengatakan bahwa dengan
dibangunnya pabrik ini, maka PT Tiga Pilar Sejahtera dapat memproduksi 480.000 ton beras
per tahun.
b. Penandatanganan perjanjian produksi dan distribusi merk „Capri Sun‟
Pada bulan Oktober 2015, PT Tiga Pilar Sejahtera melalui salah satu entitas anak, PT Poly
Meditra Indonesia telah menandatangani Exclusive Appointment dengan Capri Sun A.G yang
akan dilanjutkan dengan pendirian pabrik sebelum dapat beroperasi secara komersial yaitu
pada tahun 2017. Dengan adanya penandatanganan perjanjian ini, maka PT Tiga Pilar
Sejatera dapat melakukan produksi dan mendistribusikan produk Capri Sun di Indonesia dan
negara-negara lain di Asia.
c. Peluncuran produk baru „Mie Kremezz Wave
Selain melakukan ekspansi pada kapital perusahaan dan perjanjian kerja sama, PT Tiga Pilar
Sejahtera juga melakukan peluncuran produk baru Mie Kremezz Wave. Peluncuran produk
ini dilakukan pada tanggal 26 Juli 2016 yang diikuti dengan kegiatan National Sales Blitz.
Peluncuran produk baru ini diharapkan dapat memperkuat posisi produk di pasar setelah PT
Tiga Pilar Sejahtera memiliki Brand Mie Kremezz yang cukup kuat di pasar. Hal ini
didasarkan karena Brand Mie Kremezz telah memperoleh beberapa penghargaan seperti Top
Brand for Kids Award pada 2015 dan 2016 dari Majalah Marketing dan Frontier Consulting
Group

Perkembangan perusahaan kompetitor juga akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan
bagi perkembangan PT Tiga Pilar Sejahtera di kedepannya. Berikut adalah informasi terkait
perkembangan kompetitor dari PT Tiga Pilar Sejahtera, yaitu PT Indofood Sukses Makmur:
a. Pembangunan pabrik baru
PT Indofood Sukses Makmur berencana membangun 3-4 pabrik baru pada tahun 2016.
Berdasarkan rilis dari PT NH Korindo Securities, keempat pabrik tersebut akan fokus
memproduksi mi instan (noodle). Tapi tidak tertutup kemungkinan dipergunakan juga untuk
lini bisnis Indofood yang lain. Untuk satu pabrik yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat,
dibutuhkan investasi sekitar Rp 400 miliar, sehingga diperkirakan dibutuhkan investasi
minimal Rp 1.6 triliun untuk pembangunan keempat pabrik tersebut. Dalam pendanaannya,
pembangunan pabrik akan menggunakan kas internal.
b. Peluncuran beberapa produk baru
PT Indofood Sukses Makmur merupakan perusahaan besar yang memiliki lini bisnis yang
cukup banyak. PT Indofood sendiri kami ambil sebagai kompetitor utama PT Tiga Pilar
Sejahtera dari sisi lini bisnis mie dan makanan ringan. Selama tahun 2016 sendiri, terdapat
banyak sekali produk baru yang diluncurkan oleh PT Indofood Sukses Makmur, seperti :
Produk Mie Instan : Chicken Opor Flavored Supermi, Indomie Real Meat, Indomie Bite Mie
Produk Makanan Ringan : Lay‟s Honey Butter, Lay‟s Sour Cream and Onion, Cheetos Puffs
BBQ Steak and Cheddar Cheese, Chitato #Foodie, Chitato Indomie Goreng, Indomie Soupy
flavor with no soup

3

Produk Minuman Ringan : Fruitamin Cocobit Splash Lychee

Kinerja Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera
Total Aset PT Tiga Pilar Sejahtera periode hingga September 2016 mengalami penurunan.
Tercatat bahwa sejak Desember 2015 hingga
TOTAL ASSETS
September 2016, total aset dari PT Tiga Pilar
Sejahtera mengalami penurunan sebesar 4.85% atau 10,000,000
sebesar 439 miliar.
9,000,000
Penurunan pada total aset PT Tiga Pilar Sejahtera
8,000,000
disebabkan karena menurunnya total aset tidak
7,000,000
lancar perusahaan. Tercatat, aset tidak lancar dari PT
6,000,000
Tiga Pilar Sejahtera mengalami penurunan yang
5,000,000

cukup signifikan, yaitu sebesar 20.48% atau 942
4,000,000
miliar dari tahun 2015. Beberapa komponen yang
3,000,000
menyebabkan penurunan aset tidak lancar yaitu
2,000,000
penurunan other non-current financial assets sebesar
1,000,000
97% dan deferred tax assets sebesar 57.61%.
Dec - 2015
Sep - 2016
Penurunan lainnya yang signifikan terdapat pada
komponen plantations dan deferred landrights cost.
Current Assets
Non-Current Assets
Tercatat bahwa kedua komponen tersebut mengalami
penurunan di bulan Mei 2016 dimana PT Tiga Pilar Sejahtera memutuskan untuk melakukan
divestasi atas anak perusahaan perkebunan sawit PT Golden Plantation Tbk. dengan transaksi
divestasi sebesar Rp521.43 miliar.
Dari sisi aset lancar, terdapat peningkatan tipis dari PT Tiga Pilar Sejahtera, yaitu sebesar

11.25% atau 502 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan pada beberapa
komponen aset lancar seperti third party trade receivables sebesar 12.57% dan inventories
sebesar 20.86%

TOTAL LIABILITIES
Total Liabilities menurun
Berbeda dengan kondisi keuangan PT Tiga Pilar
Sejahtera selama 5 tahun terakhir dimana total
hutang PT Tiga Pilar Sejahtera biasanya akan
meningkat 30-40% setiap tahunnya, pada periode 30
September 2016, terdapat penurunan tipis pada total
utang perusahaan, yaitu penurunan sebesar Rp 427
miliar atau sebesar 8.39% dibanding total utang per
desember 2015. Penurunan ini sebagian besar
didominasi pada penurunan utang jangka pendek
perusahaan yang mengalami penurunan sebesar
17.41% atau sebesar Rp 429 miliar. Sedangkan pada
hutang jangka panjang, jumlah hutang masih konstan

6,000,000

5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
-

Dec - 2015
Current Liabilities

Sep - 2016

Non-Current Liabilities

4

dengan periode sebelumnya dimana jumlah hutang jangka panjang perusahaan hanya mengalami
peningkatan sebesar 2.19% atau sebesar Rp 51 miliar.
Penurunan yang besar pada hutang jangka pendek perusahaan disebabkan karena penurunan
yang signifikan pada beberapa komponennya seperti trade payables sebesar 50%, accrued

expenses sebesar 38%, employee benefit liabilities sebesar 44%, bank loans sebesar 70% dan
other current financial liabilities sebesar 96%.

DASAR ANALISIS PROSPEKTIF
Berdasarkan trend, data makroekonomi, mikroekonomi, data perkembangan perusahaan dan data
perkembangan kompetitor, ada beberapa komponen yang terpengaruh dari data-data tersebut,
yaitu:
a. Pertumbuhan sales dari PT Tiga Pilar Sejahtera
Berdasarkan data makroekonomi, diperoleh data bahwa prospek industri di sektor
makanan dan minuman memiliki prospek yang cukup baik. Pertumbuhan industri pada
sektor mamin akan mempengaruhi tingkat sales dari PT Tiga Pilar Sejahtera. Terlihat
bahwa pertumbuhan pada industri makanan dan minuman pada kuartal I 2016 sama
seperti pada kuartal 1 2015. Hal ini memberikan gambaran bahwa diperkirakan PT Tiga
Pilar Sejahtera akan mengalami tingkat pertumbuhan sales pada tahun 2016 yang serupa
dengan pertumbuhan pada 2015.
Dari sisi internal perusahaan, kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan akan
memberikan efek yang signifikan ke kinerja keuangan perusahaan. Diketahui selama
tahun 2016, PT Tiga Pilar Sejahtera melakukan peluncuran atas produk baru yaitu „Mie
Kremezz Wave‟. Dengan adanya peluncuran produk baru tersebut, diperkirakan akan
terjadi peningkatan pada jumlah sales perusahaan. Selain peluncuran produk baru,

penandatangan perjanjian kerja sama dengan perusahaan minuman „Capri Sun‟ juga akan
mempengaruhi meningkatnya sales perusahaan.
Namun dari banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan pada sales,
banyaknya produk baru yang diluncurkan oleh kompetitor dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan sales perusahaan dikarenakan banyaknya jumlah produk baru
yang diluncurkan oleh kompetitor.
b. Penurunan cost of goods sold disertai peningkatan profit margin
Dibangunnya pabrik beras perusahaan dari satu sisi dapat meningkatkan penjualan
perusaahaan dari 240.000 ton menjadi 480.000 ton. Dengan dibangunnya pabrik beras
ini, perusahaan dapat meningkatkan sales sekaligus menurunkan cost of goods sold
perusahaan karena perusahaan memproduksi sendiri beras yang dijual. Penurunan pada
cost of goods sold dapat menyebabkan peningkatan pada profit margin perusahaan.
c. Total aset perusahaan akan mengalami penurunan
PT Tiga Pilar Sejahtera terkenal memiliki strategi ekspansi yang cukup agresif, namun
tercatat pada Mei 2016, perusahaan melakukan divestasi atas entitas anak yang bergerak
di bidang agribisnis, hal tesebut akan mengakibatkan penurunan pada total aset
5

perusahaan di tahun 2016. Perusahaan juga tentunya akan melakukan investasi dan
pengembangan secara terus menerus terhadap aset perusahaan, sehingga aset perusahaan
akan meningkat. Dari kedua hal tersebut, diperkirakan total aset perusahaan pada 2016
akan mengalami penurunan.
d. Utang perusahaan mengalami penurunan
Divestasi atas entitas anak yang dilakukan oleh perusahaan akan menurun jumlah utang
perusahaan. Hal ini disebabkan karena selama ini, entitas anak perusahaan memerlukan
investasi yang sangat besar yang memakan sekitar 20% dari utang perusahaan namun
dengan imbal balik yang sedikit. Dengan pelepasan atas entitas tersebut, maka
diperkirakan jumlah utang dari PT Tiga Pilar Sejahtera tahun 2016 akan mengalami
penurunan sekitar 10-15% dan mengalami penurunan penuh di tahun 2017.

Earning Persistence dan Earning Power
Earning persistence merupakan salah satu cara efektif untuk menganalisa equity dan valuasi.
Dalam proses penghitungan earnings persistence ada 2 metode yang dapat digunakan yaitu;
Recasting of income statement dan adjusting of income statement. Recasting of income statement
adalah metode dimana semua komponen income akan diatur ulang dan diklasifikasikan atau
diformat agar dapat lebih mudah dianalisa. Adjusting of income earning adalah metode yang
digunakan untuk menempatkan komponen earning pada periode yang paling cocok atau paling
sesuai, disaranakan untuk menggunakan data yang didapat dari recast income statements dan
informasi lain yang didapat, Kedua metode ini juga dapat membantu menentukan earning power.
Earning power adalah tingkat pendapatan yang akan diprediksikan akan dicapai di masa yang
akan datang, analis. Penghitungan earning power akan memperlihatkan pendapatan dan semua
komponen pendapatan, kestabilitas pendapatan dan para komponen, dan juga sustainable trends
dalam pendapatan. Kelompok kami akan menggunakan data income statement PT Tiga
PilarSejahtera Food dari tahun 2010-2016 untuk menganalisa earning persistence dan earning
power perusahaan tersebut.

6

BAGIAN II : ANALISIS PROSPEKTIF
Projected Income Statement PT Tiga Pilar Sejahtera

Dengan basis data-data makroekonomi, mikroekonomi, data perkembangan perusahaan,
perkembangan kompetitor dan juga data historikal, data diatas adalah hasil proyeksi laporan laba
rugi pada tahun 2016. Terlihat bahwa tahun 2016 terjadi peningkatan pada sales perusahaan
sebesar 17%. Peningkatan ini didukung dengan penurunan pada cost of goods sold perusahaan
yang memiliki pabrik baru untuk melakukan kegiatan produksi sehingga cost of goods sold atas
barangnya dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini menyebabkan peningkatan pada profit
margin perusahaan yang meningkat hingga 38%. Peningkatan ini dibuat berdasarkan asumsi
bahwa pabrik beras dan minuman telah selesai didirikan dan memiliki full capacity production.
Untuk melakukan proyeksi atas laporan laba rugi perusahaan, digunakan rasio-rasio untuk
beberapa akun tertentu. Untuk akun lainnya yang tidak menggunakan rasio, digunakan analisis
komparatif menggunakan data historikal dan tren dari akun tersebut selama 5 tahun terakhir.

7

Projected Balance Sheet PT Tiga Pilar Sejahtera

8

Dengan basis data-data makroekonomi, mikroekonomi, data perkembangan perusahaan,
perkembangan kompetitor dan juga data historikal, data diatas adalah hasil proyeksi laporan
posisi keuangan pada tahun 2016. Dari data diatas dapat terlihat bahwa terjadi penurunan pada
total aset perusahaan sebesar 7.06%. Penurunan pada total aset perusahaan disebabkan karena
penurunan pada current asset sebesar 3.08% dan penurunan pada non-current asset sebesar
10.93%. Penurunan yang cukup signifikan pada non-current asset ini didapatkan berdasarkan
asumsi dari hasil pelepasan entitas anak oleh perusahaan pada mei 2016 yang menyebabkan
penurunan yang signifikan pada non-current asset perusahaan.
Hasil divestasi tersebut juga akan berpengaruh pada penurunan liabilities perusahaan karena
anak perusahaan tersebut menyebabkan timbulnya banyak debt pada perusahaan. Dengan
divestasi tersebut, diproyeksikan terjadi penurunan yang sangat signifikan pada long-term debt
perusahaan yang dapat menurun hingga 90%. Komponen short-term debt tidak terpengaruh
secara signifikan karena debt tersebut digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Bukan
untuk kegiatan investasi. Dari hasil analisa tersebut, diproyeksikan total liabilitas perusahaan
akan mengalami penurunan sebesar 23% dengan penurunan pada non-current liabilities sebesar
50.67%.

Projected Statement of Cash Flow PT Tiga Pilar Sejahtera

9

Dengan basis data-data makroekonomi, mikroekonomi, data perkembangan perusahaan,
perkembangan kompetitor dan juga data historikal, data diatas adalah hasil proyeksi laporan arus
kas pada tahun 2016. Laporan arus kas ini diambil berdasarkan data hasil proyeksi pada laporan
laba rugi dan laporan posisi keuangan perusahaan pada tahun 2016. Data pada arus kas dari
aktivitas operasional diambil dengan menggunakan peningkatan atau penurunan komponen yang
terkait pada laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan. Data pada arus kas dari aktivitas
investasi diambil berdasarkan peningkatan atau penurunan pada komponen terkait pada laporan
posisi keuangan, misalnya peningkatan atau penurunan pada property, plant and equipment. Data
pada arus kas dari aktivitas pembiayaan diambil dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh
perusahaan, misalnya kebijakan perusahaan untuk tidak membagikan dividen dan lain-lain.

10

BAB III : ANALISIS EKUITAS
Recasting dan Adjusting Laporan Laba Rugi Perusahaan

11

Analisa Hasil Earning Persistence dan Earning Power
Recasting yang bisa dilakukan dalam Laporan laba rugi PT Tiga Pilar Sejahtera adalah dengan
cara melakukan klasifikasi kembali terhadap Reccuring dan non reccuring revenue serta expense
yang dimiliki oleh AISA. Melalui cara ini , kita dapat melihat seberapa pengaruh non reccuring
revenue maupun expense terhadap laba perusahaan.
Setelah melakukan Recasting serta Adjusting terhadap unsur-unsur laporan laba rugi perusahaan
Tiga Pilar Sejahtera kita bisa melihat bagaimana Earning Persistence yang dimiliki oleh
perusahaan Tersebut. Selama 5 tahun belakang ini memang kita tidak melihat bahwa dari PT
TPS ini memiliki Revenue yang cukup besar dari bagian non reccuring revenue. Nilai Non
Reccuring Revenue yang dimiliki oleh PT TPS sangat kecil dan sedikit jika dibandingkan dengan
pendapatan utama mereka.
Laba yang dimiliki oleh PT TPS ini pun terus meningkat, meskipun kita telah mengeluarkan
unsur unsur yang unusual dari laporan laba rugi TPS. Hal ini menunjukkan kualitas laba dimasa
mendatang pun tercermin dari 5 tahun terakhir ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa Unusal
gains atau loss yang didapati oleh PT TPS tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap
Income Statement mereka. kondisi ini juga mengindikasikan tidak ada risiko distorsi informasi
yang diberikan dari laporan keuangan TPS, karena tidak ada tanda mereka memanfaatkan pos
non reccuring items untuk meningkatkan persistensi hasil laporan laba rugi mereka.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas informasi laba yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar
Sejahtera ini sangat baik, dan tren yang ditunjukkan dalam 5 tahun terakhir bisa menjadi sumber
yang baik juga sebagai dasar valuasi perusahaan atau pun penilaian lainnya
Jika earning persistence melihat kualitas informasi dari laporan yang ada, earning power adalah
salah satu instrument utama juga dalam menilai perusahaan , menilai kemampuan perusahaan
dalam mencapai laba ditahun tahun mendatang, earning power juga bisa menjadi dasar dalam
melakukan valuasi terhadap perusahaan. Valuasi yang berguna sebagai dasar investasi atau
memberikan pinjaman dan sebagainya.
Jika melihat dari laba perusahaan, tren yang meningkat yang merupakan salah satu cerminan
earning power yang dimiliki perusahaan, ini mencerminkan perusahaan terus mengalami
peningkatan dan itu cukup bagus buat perusahaan Tiga Pilar Sejahtera, namun sayangnya
peningkatan Aset yang dimiliki oleh perusahaan juga meningkat, jadi secara rasio kemampuan
perusahaan dalam meraih keuntungan tidak begitu meningkat, dan hal ini juga yang harus
diperhatikan dalam melakukan forecasting. Jika kita menggunakan rasio Basic Earning Power,
maka hasilnya perusahaan memiliki tren rasio basic earning power yang menurun dalam 4 tahun
terakhir, dan ini mencerminkan pada dasarnya perusahaan tidak memiliki profitabilitas yang
baik.
EARNING BASIC POWER RATIO

Earning
Power

2015
0.08

2014
0.09

2013
0.12

2012
0.12

2011
0.08

12

Analisis Market Performance Measures
Book Value
Share
Outstanding
Stock Price
Book Value
/ Shares
P/B Ratio

2016
3,616,614

2015
3,609,363

2014
3,234,143

2013
2,006,882

2012
1,683,314

2011
1,547,786

3,218,6

3,218,6

2,926

2,926

2,926

2,926

1950

1035

2150

1555

1140

475

1,123.66

1,121.41

1,105.31

685.88

575.30

528.98

1.74

0.92

1.95

2.27

1.98

0.90

P/B Ratio
Dalam menganalisa permodalan dari suatu perusahaan, selain melihat kualitas laporan laba dan
juga profitabilitas perusahaan, bisa juga dengan melakukan analisa terhadap performa
perusahaan di mata pasar. Instrumen yang digunakan dalam melakukan analisa performa ini
adalah P/B Ratio dan P/E Ratio.
P/B Ratio atau Price to Book Ratio adalah rasio yang melihat harga pasar yang hubungannya
dengan nilai buku modal perusahaan tersebut. Kebanyakan Investor akan menganggap
perusahaan itu baik jika memiliki P/B Ratio dibawah 1 atau saat Undervalued.
Jika kita melihat P/B Ratio yang dimiliki oleh AISA, maka seringkali P/B Ratio nya
menunjukkan rasio di atas 1, namun masih dikisaran 1 lebih, sehingga masih berada diangka
yang wajar. Hal ini menunjukkan juga bahwa harga saham yang dimiliki AISA ini Overvalued .
Namun Overvalued juga mengindikasikan hal positif, dimana AISA memiliki nilai yang tinggi
dimata Investor, secara “brand” AISA dianggap baik, dan tentunya diekspektasi untuk
mempunyai performa yang baik juga , bahkan peningkatan harga saham di satu tahun terakhir
cukup signifikan. AISA diharapkan memiliki prospek yang baik, namun sejauh ini belum
menunjukkan kinerja yang baik tersebut. Namun dengan predikat “Overvalued” ini akan
membuat Investor untuk berpikir 2x dalam membeli saham AISA karena kondisinya pun
fluktuatif dan tidak stabil.

2016 (Q3)
Net Income After
Effect of Pro-Forma
Adjustment
EPS

2015

2014

2013

2012

2011

410379

373750

377903

347635

253664

149951

127.50

116.12

129.15

118.81

86.69

51.25

13

PE Ratio
15.3
8.91
16.65
13.09
13.15
9.27
P / E Ratio
Selain P / B Ratio, instrumen lainnya yang bisa menggambarkan performa dari suatu perusahaan.
P/E Ratio ini menggunakan dasar dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan, lalu dibandingkan
dengan jumlah saham serta harga saham yang beredar di pasaran. Pada intinya P/E Ratio
menunjukkan ekspektasi yang diharapkan oleh investor terhadap uang yang telah mereka
investasikan.
Secara keseluruhan rasio yang dimiliki oleh Tiga Pilar Sejahtera cukup fluktuatif, namun bisa
dibilang bahwa P/E Ratio yang dimiliki oleh TPS berada di angka yang baik karena selalu
undervalue jika dibandingkan dengan P/E Ratio yang dimiliki oleh Industry meskipun secara P/B
Ratio tidak Undervalued, namun jika dibandingkan dengan Industri, secara keseluruhan
performa AISA terbilang baik, dan memiliki prospek dan ekspektasi yang tinggi kedepannya.
Namun sayangnya kondisi ini terus sama selama 5 tahun, secara kuantitatif baik, namun belum
tentu jika melihat secara kualitatif. Ada kemungkinan bahwa dari sisi manjemen perusahaan ada
yang salah sehingga kondisi Undervalued terus menerus, tanpa membuahkan perkembangan
yang signifikan secara performa keuangan, terutama dari sisi earning power
Komparasi dengan Earning Persistence serta Earning Power
Setelah melakukan analisa dari sisi Earning Persistence , Earning Power, lalu juga dari
perspektiv P/B Ratio, dan P/E Ratio maka bisa dilihat ke empat unsur tersebut menunjukkan
korelasi yang positif, yang saling berhubungan dan mengarahkan kepada kejelasan kondisi
keuangan serta performa AISA.
Jika dari sisi earning persistence kita bisa melihat kualitas informasi laba sudah baik dan bisa
dijadikan acuan dalam menganalisa, sehingga mendukung pula untuk bisa menggunakan P/B
Ratio maupun P/E Ratio. Secara earning power kita bisa melihat penurunan dan rasio yang kecil
dari Perusahaan AISA, hal ini terbukti dari kondisi P/E Ratio yang selalu undervalued dalam 5
tahun terakhir , sehingga mengindikasikan bahwa ada satu bagian yang salah dari sisi
manajemen, meskipun secara keseluruhan performa perusahaan itu sudah cukup baik dalam
menjaga persistensinya, dibuktikan juga dengan harga saham yang satu tahun belakangan ini
meningkat signifikan. P/B Ratio yang fluktuatif menunjukkan kondisi yang kurang menentu dari
perusahaan terhadap pasar, namun dengan adanya persistensi dari laba perusahaan, akan
membangun citra dari perusahaan AISA juga dimata Investor.
Sehingga secara keseluruhan performa keuangan perusahaan sudah cukup baik meskipun tidak
stabil dan secara earning power masih kurang serta mereka mengalami kondisi yang janggal
karena dalam 5 tahun terus berada di posisi Undervalued.

14

KESIMPULAN
Analisa prospektif yang melihat keadaan makro dari Industri yang dialami oleh AISA, lalu
melihat kondisi historical maupun perencanaan kedepannya yang akan dilakukan manajemen
AISA menunjukkan bahwa akan ada perkembangan perusahaan yang signifikan dan mengarah
ke arah yang positif. Meningkatnya Sales perusahaan merupakan komponen yang sangat
diharapkan karena akan membawa kondisi perusahaan bertumbuh ke arah yang lebih baik lagi.
Komponen selanjutnya yang sangat diharapkan akan memberikan dampak signifikan adalah
penurunan COGS yang merupakan dampak dari ekspansi perusahaan. Meskipun selama 5 tahun
belakangan ini Margin Profit AISA tidak mengalami peningkatan signifikan walaupun sudah
melakukan ekspansi terus menerus. Hal ini juga berhubungan dengan Earning Power yang cukup
rendah yang dimiliki oleh AISA.
Proyeksi yang diprediksikan akan meningkatkan performa AISA secara signifikan juga
berhuubungan dengan kondisi performa keuangan 5 tahun belakangan ini, meskipun fluktuatif di
P/B Ratio, namun sempat juga mengalami Undervalue yang menunjukkan kondisi yang baik.
Diharapkan tahun depan juga akan membuat kondisi equity perusahaan lebih baik lagi.
Selain itu meskipun terdapat indikasi kerancuan dari P/E Ratio yang terus menerus Under Value,
yang menjadi buruk bagi perusahaan, ada kemungkinan pula dengan proyeksi meningkatnya
performa perusahaan akan membuat perusahaan tidak lagi berada di kondisi di Under Value
namun meningkat performa nya sehingga mampu memenuhi ekspektasi para Investor yang telah
menginvestasikan dana mereka kepada AISA. Alhasil AISA juga harus cepat keluar dari kondisi
yang terlalu bergantung dengan pinjaman jangka panjang jika sudah berhasil meningkatkan
performa mereka dalam meraih laba secara signifikan di masa mendatang.

15

DAFTAR PUSTAKA :
http://bisnis.liputan6.com/read/2653968/ada-data-impor-beras-di-tahun-ini-begini-penjelasanmentan-amran
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/11/30/143115026/mentan.tak.ada.impor.beras.baw
ang.dan.cabai.pada.tahun.2016
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/06/090777096/indofood-bangun-empat-pabrik-barukhusus-produksi-mi-instan
http://koran.bisnis.com/read/20160519/442/549090/keleluasaan-aisa-setelah-lepas-anak-usaha
http://www.indofood.com/new-product-launch
http://www.tigapilar.com/press_release/63
http://utama.seruu.com/read/2016/05/25/283852/pendapatan-tiga-pilar-sejahtera-fooddiperkirakan-capai-rp7049-t
http://www.tigapilar.com/news/122
http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/03/24/tiga-pilar-resmikan-pabrik-baru-di-sregen
http://www.tigapilar.com/news/127
http://kemenperin.go.id/artikel/15441/Sektor-makanan-dan-minuman-topang-pertumbuhanIndustri
http://www.kemenperin.go.id/artikel/13987/Komitmen-Peningkatan-Daya-Saing-IndustriMamin-Nasional-di-Era-MEA

16

LAMPIRAN :
Lampiran 1 : Ikhtisar Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. 2011 – 2015

17

Lampiran 2 : Laporan Interim PT Tiga Pilar Sejahtera

18

19

20

Lampiran 3 : Berita mengenai kebijakan impor beras pemerintah pada tahun 2016
Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya impor berassepanjang
Januari-Oktober 2016. Nilai impor beras mencapai US$ 7,79 juta dengan berat 17,19 juta
kilogram (kg).
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan jika impor beras tersebut merupakan
kebijakan tahun lalu yang baru terealisasi di tahun ini.
"Impor beras itu luncuran 2015. Jadi kita beli tahun lalu sebesar lebih dari 1 juta ton," jelas dia di
kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Menurut Amran, beras impor yang dibeli tahun lalu itu tertahan di luar negeri. Kemudian diambil
atau dikirim saat Indonesia membutuhkan stok.
"Kita tahan (beras impor) di luar negeri, nanti kalau butuh diambil. Nah sekarang sudah masuk.
Dia (BPS) kan menghitung yang masuk ke pelabuhan, sedangkan kita menghitungnya pada saat
transaksi beli," jelas Amran.
Berdasarkan data BPS yang diterimaLiputan6.com, Jakarta, Rabu (16/11/2016), nilai impor beras
di Oktober ini tercatat US$ 7,79 juta dengan berat 17,19 juta kilogram (kg). Realisasi ini turun
dari bulan sebelumnya sebesar US$ 8,35 juta seberat 17,78 juta kg. Sementara di Oktober 2015,
nilai impor beras US$ 10,51 juta seberat 21,09 juta kg.
Pada bulan kesepuluh ini, ada nilai impor beras senilai US$ 2,58 juta dari Thailand, Pakistan
senilai US$ 3,87 juta, India US$ 1,17 juta, dan dari negara lainnya US$ 169,56 ribu.
Impor beras sepanjang Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 480,33 juta. Nilai ini meningkat
signifikan dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 110,39 juta.
Paling besar pasokan beras berasal dari Thailand ke Indonesia senilai US$ 218,83 juta, Vietnam
dan Pakistan masing-masing mengimpor US$ 212,52 juta dan US$ 26,38 juta. Impor beras dari
India US$ 12,90 juta, dari Myanmar US$ 5,48 juta, dan dari negaranya US$ 4,21 juta.
"Impor beras kita untuk memenuhi kebutuhan beras khusus restoran Jepang, India, Timur
Tengah, serta komunitas mereka di Indonesia. Juga untuk cadangan dan antisipasi fluktuasi
harga," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo.(Fik/Nrm)
http://bisnis.liputan6.com/read/2653968/ada-data-impor-beras-di-tahun-ini-begini-penjelasanmentan-amran

21

Lampiran 4 : Berita mengenai rencana pembangunan pabrik baru PT Indofood Sukses Makmur
TEMPO.CO, Jakarta - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) terus meningkatkan penetrasi
pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Untuk mendukungnya, perseroan ini berencana
membangun tiga-empat pabrik baru tahun ini.
Berdasarkan rilis dari PT NH Korindo Securities, keempat pabrik tersebut akan fokus
memproduksi mi instan (noodle). Tapi tidak tertutup kemungkinan dipergunakan juga untuk lini
bisnis Indofood yang lain.
Salah satu pabrik yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat, menelan investasi sekitar Rp 400
miliar. Tapi angka ini menggunakan tiga line produksi. Jumlah line bisa disesuaikan dengan
kebutuhan produksi dan bisa mencapai enam line.
"Setidaknya manajemen perlu menyiapkan investasi minimal Rp 1,6 triliun untuk pembangunan
keempat pabrik tersebut," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada dalam
siaran tertulis, Senin, 6 Juni 2016.
Adapun sumber pendanaan pembangunan pabrik ini berasal dari kas internal. Perusahaan telah
menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 7,6 triliun.
Anggaran capex tersebut menurun 15 persen dibanding tahun lalu, yakni Rp 9 triliun. Sejauh
ini, capex tersebut telah terserap sekitar Rp 18 persen atau setara dengan Rp 1,37 triliun.
Keberadaan pabrik tersebut diharapkan bisa menjaga performa kinerja perseroan.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/06/090777096/indofood-bangun-empat-pabrik-barukhusus-produksi-mi-instan

22

Lampiran 5 : Berita mengenai divestasi entitas anak PT Tiga Pilar Sejahtera
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. resmi melepas kepemilikan 78,18% saham di perusahaan
perkebunan sawit PT Golden Plantation Tbk. kepada perusahaan afiliasi PT JOM Prawarsa
Indonesia. Lantas, bagaimana prospek emiten berkode saham AISA ini pascadivestasi itu?
Transaksi divestasi senilai Rp521,43 miliar itu diteken pada 11 Mei 2016. Perusahaan yang
didirikan di Sukoharjo pada 1959 ini ingin memperbaiki profil keuangan dan fokus pada bisnis
inti, yakni divisi makanan dan divisi beras.
Selama menjadi induk usaha Golden Plantation, profil keuangan AISA bisa dikatakan terbebani
oleh emiten kebun ini, terutama dari sisi liabilitas dan dukungan modal kerja yang harus
dikucurkan kepada Golden Plantation dan sembilan entitas anaknya yang bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit.
Hingga akhir 2015, jumlah liabilitas anak usaha yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia
dengan kode saham GOLL itu mencapai Rp1,29 triliun dengan rasio utang terhadap jumlah
ekuitas (debt to equity ratio) sebesar 135%.
Tak hanya itu, prospek bisnis GOLL yang dibayangi volatilitas harga minyak sawit juga dinilai
menimbulkan risiko terhadap kinerja keuangan AISA secara konsolidasian.
"Dana dari transaksi divestasi dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dan pengembangan
usaha maupun investasi lainnya yang diharapkan dapat memberikan tingkat balikan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan investasi pada GOLL," ujar perseroan dalam keterangan resmi.
Martin Johannes H. Pandiangan, Manager Corporate Ratings PT Pemeringkat Efek Indonesia,
menuturkan divestasi GOLL merupakan langkah yang baik bagi AISA. Pasalnya, divestasi dapat
mengurangi leverage perseroan.
Selain itu, mempertahankan anak usaha di sektor kebun akan membebani AISA karena harga
komoditas masih tertekan dan investasi kebun relatif besar dengan periode balik modal yang
cukup panjang.
"Kontribusi GOLL terhadap pendapatan AISA masih minim, baru 5%, sedangkan kontribusi
utangnya sekitar 20%-30%. Jadi divestasi langkah kebun langkah yang favorable bagi
perusahaan," tuturnya kepada Bisnis, Rabu (18/5).
Pada kuartal I/2016, kontribusi pendapatan AISA dari lini bisnis kebun tercatat sebesar Rp25,23
miliar, atau hanya 1,5% dari total pendapatan yang mencapai Rp1,66 triliun.
Pascadivestasi GOLL, lanjutnya, AISA harus mampu memperbaiki profil keuangan perseroan.
Untuk itu, AISA harus menegaskan alokasi dana hasil divestasi dan rencana bisnis divisi beras
dan makanan dalam menopang kinerja produsen mi kering dan bihun ini.
Pada Januari 2016, Pefindo menyematkan rating idA- dengan outlook stabil untuk korporasi
dengan kapitalisasi pasar Rp4,5 triliun ini. "Peringkat bisa dinaikkan apabila divestasi terealisasi
dan perusahaan bisa perbaiki profil keuangannya," pungkas Martin.
Sepanjang Januari-Maret 2016, AISA membukukan penjualan neto sebesar Rp1,66 triliun, atau
meningkat 3,75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

23

Namun, laba bersih perusahaan yang digawangi oleh Stefanus Joko Mogoginta ini menyusut
0,79% secara year-on-year menjadi Rp122,97 miliar.
BISNIS BERAS
Dari sisi prospek bisnis, analis Pefindo Riset Konsultasi menuturkan AISA sangat agresif dalam
memperbesar bisnis utamanya, yaitu bisnis beras.
Dalam lima tahun terakhir, kapasitas produksi beras AISA naik dari 240.000 ton/tahun pada
2011 menjadi 480.000 ton/tahun pada 2015. Pendapatan dari divisi beras pun meningkat dari
Rp725,8 miliar menjadi Rp4,1 triliun.
Antusiasme mengembangkan divisi beras tercermin dari langkah AISA membangun tiga pabrik
baru di Sulawesi Selatan yang bakal mendongkrak kapasitas produksi menjadi 720.000 ton/tahun
pada 2017.
Inovasi produk pun terus dilakukan. Beras curah kini dikemas dan dipasarkan dengan merek
Ayam Jago yang memberikan margin lebih tinggi. Produk makanan ringan Taro pun
mengeluarkan varian baru jenis premium, yakni Taro 3D.
Sejalan dengan itu, penetrasi pasar diperluas lewat kerja sama dengan dua jaringan minimarket
terbesar di Indonesia, yakni Indomart dan Alfamart.
Dengan kerja sama itu, penyebaran produk AISA telah meningkat dari 76 kota menjadi hampir
140 kota, dengan jumlah gerai mencapai 181.977 gerai yang terdiri dari kategori general
tradesebanyak 149.544 gerai, modern trade 18.954 gerai, dan motorist retailers 13.479 gerai.
"Kami berpandangan bahwa AISA menargetkan pasar medium-high yang kurang sensitif
terhadap perubahan harga, sehingga memberikan margin yang lebih tinggi," tulisnya dalam riset
yang dipublikasikan Senin (16/5).
Pefindo juga memandang positif atas langkah anak usaha AISA PT Poli Meditra Indonesia
menjalin kesepakatan eksklusif dengan perusahaan minuman asal Jerman, Capri Sonne untuk
memproduksi dan mendistribusikan produk tersebut di Indonesia dan negara-negara lain di Asia.
AISA pun siap mengucurkan belanja modal sebesar Rp78 miliar untuk membangun mesin baru
yang ditargetkan mulai berproduksi pada 2017.
"Meskipun pasar minuman di Indonesia relatif ketat, tetapi kami optimistis AISA akan
mengamankan pangsa pasar untuk produk tersebut, karena Cappri Sun adalah merek yang kuat di
industri minuman global," ujarnya.
Dengan prospek tersebut, Pefindo Research and Consulting memproyeksi kinerja AISA dapat
tumbuh sebesar 22,1% CAGR selama periode 2015-2020. Proyeksi target harga saham pun
disesuaikan menjadi Rp1.960-Rp2.360 per saham dengan asumsi risk free rate 7,72%, equity
premium 3,40%, dan beta 1,20.
Stevanus Juanda dan Posmarito Pakpahan, analis UOB Kay Hian, menuturkan AISA
menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% year-on-year pada tahun ini.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp600 miliar
yang diarahkan untuk divisi beras Rp300 miliar dan industri makanan olahan Rp300 miliar.

24

"Kami ingin melihat bukti peningkatan kinerja keuangan perseroan yang lebih meyakinkan.
Kami estimasi pertumbuhan laba sebesar 8,6% pada 2016 dan 11,8% pada 2017," tulisnya dalam
riset yang diterbitkan baru-baru ini.
http://koran.bisnis.com/read/20160519/442/549090/keleluasaan-aisa-setelah-lepas-anak-usaha

Lampiran 6 : Dasar perhitungan Laporan Laba Rugi PT Tiga Pilar Sejahtera tahun 2016
a. Sales
Sales diproyeksikan berdasarkan asumsi bahwa sales perusahaan pada tahun 2016 sama
seperti sales growth perusahaan pada tahun 2015. Dari data historikal, dapat dilihat
bahwa sales growth perusahaan pada tahun 2015 adalah sebesar 16.94% sehingga
diasumsikan bahwa sales growth perusahaan pada 2016 adalah 16.94%.
b. Cost of Goods Sold
Cost of goods sold dihitung berdasarkan asumsi bahwa gross profit margin perusahaan
mencapai 25%. Hal ini berdasarkan data bahwa perusahaan memiliki pabrik beras dan
pabrik minuman baru pada tahun 2016 sehingga akan menurunkan cost of goods sold
perusahaan. Penurunan pada cost of goods sold akan menyebabkan peningkatan pada
gross profit margin perusahaan. Setelah mengukur gross profit margin perusahaan
sebesar 25%, maka dapat dicari selisih antara sales dan gross profit perusahaan untuk
menemukan nilai cost of goods sold.
c. Selling expenses
Selling expenses dihitung berdasarkan pertumbuhan rasio antara selling expense / sales
d. General and administrative expense
General and administrative expenses dihitung berdasarkan pertumbuhan rasio antara
general and administrative expense / sales
e. Depreciation expense
Depreciation expense dihitung menggunakan rasio depreciation expense / gross prioryear PPE
f. Interest income
Interest income dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren interest income
perusahaan selama 5 tahun terakhir
g. Interest expense
Interest expense dihitung menggunakan rasio depreciation expense / gross prior-year
long-term debt
h. Fee sukuk ijarah
Fee sukuk ijarah dihitung berdasarkan data historikal
i. Other revenue/gains
Other revenue/gains dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren other
revenue/gains perusahaan selama 5 tahun terakhir
25

j. Other expenses/losses
Other expenses/losses dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren other
expenses/losses perusahaan selama 5 tahun terakhir
k. Income tax expense
Income tax expenses dihitung berdasarkan pertumbuhan rasio antara income tax expense /
pre-tax income
l. Total of other comprehensive income attributable to owners of the parent and NCI
Pembagian other comprehensive income perusahaan dibagi berdasarkan tren presentase
antara perusahaan induk dan non-controlling interest selama 5 tahun terakhir. Karena
presentase antara perusahaan induk dan non-controlling interest selama 5 tahun terakhir
sangat stabil, maka presentase tersebut digunakan sebagai dasar pembagian other
comprehensive income pada tahun 2016.
Lampiran 7 : Dasar perhitungan Laporan Posisi Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera tahun 2016 :
a. Cash and cash equivalents
Cash and cash equivalents dihitung berdasarkan selisih dari total current asset dengan
komponen-komponen current assets yang lain.
b. Trade receivables – third parties
Trade receivables-third parties didapatkan dari rasio accounts receivable turnover rate
pada tahun 2015.
c. Other current financial assets
Other current financial assets dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren other
current financial assets perusahaan selama 5 tahun terakhir
d. Inventories
e. Prepaid taxes
Prepaid taxes dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren prepaid taxes
perusahaan selama 5 tahun terakhir
f. Prepaid expenses
Prepaid expenses dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren prepaid expenses
perusahaan selama 5 tahun terakhir
g. Advances
Advances dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren advances perusahaan
selama 5 tahun terakhir
h. Other non-current financial assets
Other non-current financial assets dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren
other non-current financial assets perusahaan selama 5 tahun terakhir
i. Deferred tax assets
Deferred tax assets dihitung berdasarkan data historikal mengenai tren deferred tax
assets perusahaan selama 5 tahun terakhir

26