Pola Pendidikan Islam di Sisilia spi .do

PENDIDIKAN ISLAM SISILIA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam
Dosen pengampu: Ischak Suryo N., M.S.I.
Disusun oleh:
Dewi Riyani Puspitasari

(1617404009)

Dwi Nur Dianti

(1617405097)

Iif Afri Rahayu

(1617405105)

Rohmah Isnaini

(1617405122)


JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kepulauan Sisilia merupakan negara jajahan umat Islam sebagai batu
loncatan dari penjajahan Itali. Negara ini terletak di ujung daerah Italia Utara. Di
bawah kekuasaan Abu al-Futuh Yusuf ibn Abdullah (989 – 998), Dinasti
Kalbiyah, muslim Sisilia mencapai puncak kejayaannya. Telah diceritakan bahwa
ibn Hawqal, seorang ahli geografi dari Timur, mengungkapkan dalam
perjalanannya, ia mengatakan bahwa di kota Palermo terdapat sekitar 300 masjid
yang megah dan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dengan 300 guru
sekolah umum yang dianggap masyarakat sebagai orang shaleh, mulia dan
istimewa disamping kelakuan mental yang buruk dalam diri guru-guru tersebut.
Di bawah kekuasaan orang Arab, kebudayaan Timur tersebar luas
sehingga ketika bangsa Norman, di bawah perintah Pangeran Roger I,

mengalahkan Dinasti Kalbiyah dan menaklukan Sisilia sebagai daerah jajahannya,
bangsa Norman mengikutsertakan kebudayaan Kristen pada daerah jajahan dalam
kebudayaan Islam yang sudah tertanam dalam kepulauan Sisilia. Pangeran Roger
mengembangkan kebudayaan Kristen-Islam yang menarik sehingga masa ini
menjadi masa-masa yang baik untuk meningkatkan dan mengembangkan serta
menyebar ilmu pengetahuan bagi para cendekiawan.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana proses masuknya Islam di Pulau Sisilia?
2. Bagaimanakah perkembangan Pulau Sisilia pada masa penjajahan
Islam dan Kristen?
3. Bagaimana proses masuknya pendidikan Islam dalam Sisilia?
4. Apa bentuk dari pola pendidikan Islam di Sisilia pada masa
penjajahannya?
BAB II
1

PEMBAHASAN
A. Sejarah Masuknya Islam di Sisilia
Sisilia adalah sebuah pulau di Italia dan terbesar di Lautan
Mideterian dengan luasnya sekitar 25,708 km2. Posisinya sangat strategis

dan tidak berjauhan dengan negeri-negeri di Afrika Utara sekarang
(Maroko, Aljazir, Libia, Tunisia dan Mesir). Ia memiliki tiga wilayah
yang sangat besar pengaruhnya, yakni Val di Mazarra, Val di Noto dan
Val di Demone. Islam telah menjadi agama resmi di Val di Mazarra dan
mengembangkan berbagai aktivitas kebudayaannya, saat Islam menguasai
wilayah

Lautan

Mideterranian,

sekalipun

dua

wilayah

lainnya

mayoritasnya Kristen.

Pada masa ekspedisi Islam zaman Umar bin Khattab (634-644 M),
Sisilia masih berada di tangan Bizantium. Mereka menjadikan Sisilia
sebagai markas untuk menyerang orang-orang Arab yang saat itu sudah
menguasai

Barqah

(Libia

sekarang).

Umar

menghendaki untuk menaklukan wilayah ini.

bin

Khattab

tidak


Baru pada masa Utsman

bin Affan (644-656), usaha penaklukan sudah mulai dilakukan oleh
gubernurnya di Damaskus yakni oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dengan
pimpinan pasukan Mua’wiyah bin Khudaij. Sekalipun gagal, ia telah
berhasil merampas harta kekayaan perang dari pasukan Bizantium.1
Pada masa-masa selanjutnya terus dilakukan penyeranganpenyerangan terhadap wilayah ini, tapi tampaknya memberikan kesan
bahwa motivasi penyerangan tersebut bukan untuk menaklukan
wilayahnya tapi hanya sekedar mengambil harta rampasannya saja.
Penaklukan-penaklukan itu dilakukan pada masa Dinasti Amawiyah I
Damaskus seperti Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), Gubernur Musa
bin Nushair tahun 704 M dan tahun 710 M, Bishr bin Safwan 727 M,

1

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar
Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam ( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), hlm.
84.


2

Mustansie bin Al-Hadits 729 M, Abdul Malik bin Qathan 730 M dan
putranya Abdurrahman bin Abdul Malik 753 M.
Melihat serangan umat Islam terhadap Sisilia terus-menerus
dilakukan, maka Constantine V sebagai kaisar Bizantium menetapkan
pusat ketentaraannya di wilayah ini. Dan hampir selama 50 tahun tentara
Islam tidak lagi melakukan upaya-upaya ekspansinya. Malah sebaliknya,
tentara Bizantium terus-menerus melakukan ancaman terhadap wilayahwilayah Islam di Afrika Utara ini. Untuk mengikis serangan ini, gubernur
Afrika Utara, Hartamah bin A’yan terpaksa membuat pangkalan militer di
Tripoli (Libia) yang dilanjutkan oleh Monastir tahun 796 M yang pada
masa itu di bawah kekhalifahan Abbasiyah. 2
B. Sisilia Masa Dinasti Aghlaby
Pada masa Harun Al-Rasyid, diciptakanlah upaya damai terhadap
Bizantium ini dengan mengantarkan gubernur barunya, Ibrahim bin
Aghlab, menemui Raja Charlemagne yang saat itu bertahta di Vercelly
dan Ivrea. Ia diberi kuasa menertibkan kawasan ini. Sebagai bukti
kesetiaannya, ia berkewajiban membayar upeti pada khalifah sekitar
40.000 dinar per tahun. Pada masa Ibrahim bin Aghlab, situasi damai di
Afrika Utara ini dimanfaatkan olehnya untuk membangun wilayah

perdagangan Mediterian. Setelah digantikan oleh anaknya, Abdullah bin
Ibrahim, kebijakannya diubah dengan membangun kembali kekuatan
armada laut. Melihat gejala seperti ini, Bizantium melakukan permohonan
perjanjian damai kembali dengan umat Islam pada tahun 813 M dengan
upaya melakukan pertukaran tawanan perangnya. Perjanjian ini berhenti
pada tahun 819 M saat Dinasti Aghlabiyah ini dilanjutkan oleh cucunya,
Muhammad bin Adullah bin Ibrahim Aghlaby, penyerangan terus
dilakukan sampai tahun 902 M Sisilia sepenuhnya digantikan oleh
kekuatan Islam. 3

2
3

Ibid., hlm. 85.
Ibid., hlm. 86.

3

Pajak dan cukai perdagangan serta pajak kepala diterapkan jauh
lebih murah dari masa Bizantium. Para petani mendapat hak-haknya yang

jauh lebih repesentatif, terutama untuk menghidupkan lahan-lahan mati,
sehingga tanah-tanah wilayah ini secara otomatis sangat produktif dan
cukup meningkatkan bagi penghasilan wilayah ini. Kebijakan tanah
dibagi lima kategori, yaitu:
a. Tanah orang Islam yang sudah dimiliki ketika ia belum masuk
Islam, baginya seluruh penghasilan.
b. Tanah orang kafir yang dikenakan pajak.
c. Tanah yang terus-menerus harus membayar pajak baik dari
kalangan muslim atau kafir.
d. Tanah hibah yang diberikan kepada para tentara yang ikut
berjuang menaklukan wilayah tersebut.
e. Tanah milik pemerintah.

4

C. Sisilia Masa Dinasti Fatimiyah
Kemenangan Ubaidillah Al-Mahdi dari Dinasti Fatimiyah atas
Dinasti Aghlabiyah di Qairawan tahun 909 M secara tidak langsung
menggantikan kekuasaan amir di Sisilia. Ali Ahmad bin Abi Al-Fawaris
telah menyokong upaya dinasti baru ini. Atas kesetiaannya, kemudian

diangkat menjadi amir di negeri ini, menggantikan Ahmad bin Abi
Husain. Nama-nama khalifah Fatimiyah mulai disebut-sebut dalam setiap
shalat jumat menggantikan nama-nama khalifah-khalifah Abbasiyah di
Baghdad serta amir-amir Aghlaby. 5
Pada tahun 914 M, Ziyadatullah bin Qurhub, seorang bangsawan
Arab, muncul di Palermo menolak kehadiran Dinasti Fatimiyah di Sisilia.
Ia berafiliasi kepada khalifah Abbasiyah di Baghdad, ia juga penganut
madzhab Sunni dan dekat dengan keluarga Aghlaby, serta mendapat
sokongan yang sangat kuat dari para ulama-ulama madzhab Maliki. Para
ulama ini secara massif berimigrasi dari Afrika Utara untuk menghindari
4
5

Ibid., hlm. 87.
Ibid., hlm. 88.

4

tekanan Dinasti Fatimiyah yang Syi’ah. Ziyadatullah terus-menerus
melakukan penyerangan terhadap tanah Italia (915-916 M) dan

Eusthathius di Calabria wakil Kerajaan Bizantium terpaksa harus
membayar upeti kepadanya. Akan tetapi, pada akhirnya ia ditangkap oleh
Dinasti Fatimiyah.
Pada tahun 917 M, Ubaidillah Al-Mahdi Al-Fatimy akhirnya
melantik Salim bin Rasyid sebagai amir di Sisilia. Ia memerintah selama
20 tahun sampai tahun 937 M. Pada masa kekhalifahan Al-Manshur AlFatimy, Sisilia akhirnya jatuh ke tangan keluarga Arab suku Kalb. Sejak
masa pemerintahan Fatimiyah, kehidupan sosial secara demografis tidak
banyak mengalami perubahan yang berarti. Penduduk Islam tetap
bertumpu di wilayah Val di Mazarra dan mayoritas Kristen bertumpu di
bagian Timur yakni Val Demonce.
D. Sisilia Masa Dinasti Kalby
Keluarga besar Al-Kalby ini mewakili Dinasti Fatimiyah di
Tunisia. Pemimpin utamanya adalah Hasan bin Ali Al-Kalby. Keluarga
ini memerintah sekitar 90 tahun. Antara tahun 958-968 M, Hasan dan
anaknya, Ahmad, telah melakukan beberapa ekspedisi penaklukan ke
tanah Itali. Untuk beberapa tahun berikutnya, Italia membayar upeti
kepada umat Islam, khususnya keluarga Kalby. 6
Akan tetapi antara tahun 1037-1038 M, tentara Bizantium terusmenerus melakukan penyerangan terhadap keluarga besar Al-Kalby ini,
dan mereka membentuk pasukan dengan bantuan orang-orang Sisilia
sendiri, Rusia dan Norman. Sejak tahun 1041 M, hampir semua kota

Sisilia telah ditaklukan kemudian Hasan disingkirkan dan sejak saat itu
keluarga Kalby sebagai dinasti di Sisilia berakhir.
E. Masuknya Pendidikan Islam di Sisilia
Ilmu pengetahuan islam mengalir ke Eropa melalui Pulau Sisillia.
Jembatan mengalirnya ilmu pengetahuan islam ke Eropa yaitu Pulau
Sisilia (Siqiliah). Penguasaan islam atas pulau ini dimulai oleh
6

Ibid., hlm. 89.

5

Muawwiyah pada tahun 652 M, kemudian disempurnakan pada tahun 827
M oleh amir Bani Aghlab masa Al-Ma’mun. Selanjutnya, pulau ini
selama 189 tahun merupakan satu profinsi daulauh Bani Aghlab ibu
kotanya Palermo. Penguasaan Bani Aghlab sampai ke semenanjung italia,
kota Nopels (Napoli), Venesia, Vatikan, demikian juga kota Roma,
sehingga Paus Johans VIII (872-822 M) menganggap perlu mengadakan
pembayaran upeti selama dua tahun. Sementara ada berita yang
mengatakan bahwa kekuasaan Bani Aghlab mungkin sampai ke Eropa
Tengah melalui Pegunungan Alpen. Dugaan itu didasarkan pada ada
sejumlah benteng, tembok, dan beberapa nama di Swiss, seperti Gaby dan
al-Gaby yang mungkin berpangkal pada bahasa Arab.
Penguasaan Bani Aghlab sampai pulau ke Pulau Malta dan pulaupulau lain di Laut Tengah.7 Oleh karena itu, Laut Tengah pada zaman
pertengahan disebut Laut Arabia karena di timur, barat, selatan, dan
pulau-pulaunya sudah di bawah kekuasaan islam. Ketika Bani Aghlab
melemah keeadaan berbalik daerah kekuasaannya di semenanjung Italia,
Pulau Sisila dan Malta direbut kembali oleh Raja Nurmandia Kristen.
Pangeran Roger I merebut daerah-daerah itu pada tahun (1090 M)
penguasaan Bani Aghlab atas daerah itu berakhir.
Sesudah Italia direbut kembali oleh orang Kristen, di kota Salerno
dekat Nepals didirikan sekolah kedokteran oleh Costantin African.
Sekolah Tinggi kedokteran inilah yang pertama di Eropa, pengembang
ilmu kedokteran Islam. Costantin juga mendirikan badan penerjemah dan
ia bertindak sebagai pemimpinnya. Buku yang diterjemahkan adalah
buku-buku ilmu kedokteran karangan Hunain bin Ishaq, Ali Abbas, dan
ar-Razi. Buku Hunain “Sepuluh Masalah Mata” menjadikan nama
Costantin masyhur. Karangan Ali Abbas “Liber Regalis” dan karangan
Arrazi “Liber Experimenterum” diterjemahkan juga.8
7

Sunanto, Musyrifah., Sejarah Islam Klasik:Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, (Jakarta:Kencana), 2003, Hlm. 227-233.
8

Oemar Amin Hoesen, Op. Cit., h. 80.

6

Di bawah pemerintahan orang-orang Norman, Sisilia mengalami
tumbuhnya kebudayaan Kristen-Islam yang menarik. Ketika masa
penguasaan islam, kebudayaan timur memasuki pulau ini, pulau yang
telah kaya akan kenang-kenangan peradaban kuno. Kebudayaan ini
(kebudayaan islam), bercampur dengan warisan kebudayaan Yunani dan
Romawi, menjadi suatu bentuk kebudayaan yang unik di bawah raja-raja
Norman.
Dimulai dari Roger I, Pulau Sisilia selanjutnya menjadi markas
kebudayaan islam. Sungguhpun Roger I adalah seorang Kristen tetapi
pengetahuan dilindungi, ahli-ahli filsafat, astonomi, dan tabib timur
banyak berada

di

sekelilingnya.

Kepada

mereka

diperkenankan

menjalankan ibadah agamanya secara leluasa. Istananya di Palermo lebih
cenderung kepada gaya timur dari pada barat. Lebih dari seabad sesudah
masa ini, Sisilia masih tetap merupakan satu kerajaan Kristen yang unik
di mana beberapa jabatan tinggi tetap dipegang oleh islam.
Kerajaan Norman ini mencapai puncaknya dalam lapangan ilmu
pengetahuan di bawah Raja Roger II dan Federick II. Roger II memakai
pakaian islam sehingga lawan menyebutnya “half heathen king” (raja
setengah kafir), bahkan di masa cucunya, wanita-wanita Palerno
berpakaian muslimat.9
Dari Sisilia, ilmu pengetahuan islam meluas ke daratan Italia,
apalagi semenjak didirikannya Universitas Nepals. Di antara siswanya
yaitu Thomas Aquinas pemimpin Khatolik yang terkenal. Di sini Federick
menghimpun naskah-naskah arab. Buku-buku Aristoteles dan Averoes
yang diterjemahkan, dipergunakan dalam daftar pelajaran. Salinan
terjemahan tersebut juga dikirim ke Universitas Paris dan Bologna.
Itulah Sisilia yang menjadi jembatan tempat mengalirnya ilmu
pengetahuan islam ke Eropa Tengah di samping Andalusia dan Syiria.

9

Sunanto, Musyrifah., Sejarah Islam Klasik:Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam,
(Jakarta:Kencana), 2003, Hlm. 239.

7

Lama setelah Sisilia jatuh ke tangan Kristen, tukang-tukang dan
seniman muslim terus menjalankan kewajibannya. Pabrik tenun
termasyhur yang didirikan di istana Palermo itulah yang membuat pakaian
kebesaran istana raja-raja di Eropa yang bermotif huruf arab. Permintaan
barang buatan timur ini demikian banyaknya hingga pada suatu masa
orang Eropa belum merasa sempurna jika belum memiliki ini.
Dengan masuknya studi-studi islam di dalam berbagai perguruan
tinggi dan masyarakatnya, terjadi renaisance Eropa. Dari Toleda di
Andalusia, alumnus pertama adalah Abelard Bath yang kemudian menjadi
ahli matematika dan filosof Inggris termasyhur. Ia membawa pengaruh
Toledo ke Inggris dengan mendirikan Universitas Oxford dan Cambridge.
F. Pola Pendidikan Islam di Sisilia
1.) Kuttab
Kuttab adalah lembaga pendidikan terendah yang banyak terdapat
di Sisilia. Tentang pola pendidikan kuttab di Sisilia ini, dikatakan oleh
Abu Bakar Ibnul Arabi, mereka mempunyai cara yang baik dalam
mengajar, yaitu bila telah kelihatan gejala-gejala kecerdasan pada
seorang anak, dikirimlah dia ke Maktab. Di sana anak itu belajar
menulis, berhitung, dan bahasa Arab. Masih dalam buku yang sama
Syalabi menyebutkan, bahwa pada kota Palermo terdapat 300 orang
guru kuttab, jumlah ini termasuk hitungan yang sangat banyak pada
masa itu.10
Dengan bukti banyaknya kuttab-kuttab yang berkembang dan
lembaga pendidikan dapat diprediksi bahwa, pantas dalam waktu yang
singkat Sisilia dapat mewujudkan impian besarnya yang terbukti
sampai sekarang dengan masih eksisnya Universitas Palermo yang
menjanjikan untuk kemajuan peradaban di dunia. Kehadiran Palermo

10

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 104.

8

dapat menjawab dan menyalurkan generasi masih muda yang belajar
di kuttab, sehingga memekarkan kasturi intelektual di masa lalu.
2.) Science and Technology
Perguruan tinggi di Sisilia ini (Palermo) dapat menjawab semua
harapan perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu dengan adanya pusat
kajian sains dan teknologi yang sangat “wah” di kala itu. Ini dialah
yang menjadi cikal bakal muncul dan menjalarnya ilmu pengetahuan
di Benua Eropa, terutama di Itali dan kota-kota lainnya.
Sisilia telah menorehkan sejarah yang tidak dapat didustakan untuk
peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan, karena daerah ini
telah menetaskan ulama-ulama besar yang melahirkan karya-karya
besar, diantaranya yaitu:
a. Muhammad ibn Khurasan dan Ismail ibn Khalaf, di bidang
ilmu al-Qur’an dan Qira’at.
b. Abbu Abbas dan Abu Bakar ibn Muhammad al-Yamimi, dalam
bidang Hadits.
c. Ibnu ar-Farra dan Musa ibn Hasan, dalam bidang ilmu kalam.
d. Ali Hamzah al-Bashri dalam bidang sastra.11
e. Abu Sa’id Ibrahim dan Abu Bakar al-Shiqali, bidang fisika,
kimia dan matematika.
f. Abu Abbas Ahmad ibn al-Slam, dalam bidang kedokteran.
3.) Faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan Islam di Sisilia
a. Para penguasa muslim di Sisilia adalah orang pencinta ilmu
dan berwawasan luas. Mereka mengirim siswa-siswa berbakat
untuk belajar di universitas-universitas terkemuka di dunia
Islam.
b. Menggaji para dosen, peneliti, dan ilmuwan.
c. Membebaskan para dosen, peneliti, dan ilmuwan dari wajib
militer.

11

Ibid., hlm. 105.

9

d. Migrasi para ilmuwan, peneliti, dosen dan guru dari berbagai
penjuru dunia Islam ke Sisilia, karena tertarik dengan
tunjangan yang memadai.
Dari beberapa faktor penyebab majunya pendidikan Islam
di Sisilia, tidak terlepas dari sosiokultural masyarakat ketika
itu yang sangat haus dan mencintai ilmu pengetahuan. Di sisi
lain, belahan Eropa waktu itu berada dalam kegelapan dan di
ambang keterbelakangan, sehingga keadaan itu menjadi
pelajaran

berharga

bagi

pemerintahan

Sisilia.

Karena

kebodohan akan menghantarkan kita kepada keterbelakangan.
Sangat dapat dipahami bahwa kebijakan dan perhatian
pemerintah Sisilia untuk kemajuan bidang pendidikan telah
pula berdampak besar bagi orang-orang yang hidup di zaman
sekarang. Semua itu tentu akan dapat dijadikan mutiara
berharga bagi umat yang mau menjadikan pelajaran,
bagaimana kiat-kiat untuk memajukan pendidikan dan peluang
besar juga untuk ditiru oleh pemerintah yang ada sekarang.
4.) Perang Salib dan Akibatnya Terhadap Pendidikan Islam dan
Ilmuwan Muslim di Andalusia dan Sisilia
Philip K. Hitti berpendapat bahwa perang Salib terjadi tiga
angkatan, segala negara Kristen mempersiapkan tentara yang lengkap
persenjataannya untuk pergi berperang merebut Palestina. Dari sinilah
bermula suatu penyerbuan barat Kristen ke dunia Islam yang berjalan
selama 200 tahun lamanya dari tahun 1095-1293 M dengan 12 kali
penyerbuan.
Tentara Alp Arsenal yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit,
dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang
berjumlah 200.000 orang, terdiri dari tentara Romawi terhadap umat
Islam, yang kemudian mencetuskan perang Salib.
Dengan akal sehat dapat dipahami bahwa peperangan yang
memakan waktu begitu lama, mau tidak mau memporak-porandakan

10

segalanya. Keadaan seperti ini mengakibatkan leburnya seluruh
perjuangan yang sudah ditata dengan baik. Keamanan tidak bisa
dijamin, penduduk saling mencurigai, pendidikan tidak lagi berjalan
seperti yang diharapkan. Ketidakdinamisan ini tinggal menunggu
kehancuran. 12
Dari beberapa kisah sejarah dapat dipatok bahwa tujuan perang
Salib ini tersirat minimal ada tiga tujuan; 1) Umat Kristen ingin
kembali menguasai kota Yerussalem yang ketika itu Bani Saljuk telah
mengumumkan peraturan-peraturan untuk pendatang yang berkunjung
ke sana, 2) Adanya kesumat dan unsur agama terselubung yang sangat
susah untuk diterka karena Yerussalem adalah kota suci tiga umat
beragama (Islam, Kristen, dan Yahudi), 3) Membalaskan dendam
Timur Barat dan faktor ekonomi yang sangat potensial di Yerussalem.
Akibat yang ditimbulkan oleh Perang Salib yang berlangsung
selama dua abad itu amat banyak, di antaranya adalah:
 Pemeluk Islam yang menduduki Andalusia dan Sisilia
terpaksa hengkang dari dua daerah ini, karena kemenangan
Ratu Isabella dan Raja Ferdinand membuat mereka
memberikan tiga tawaran yang tidak menguntungkan satu
pun (keluar dari Spanyol, memeluk agama Kristen atau
dibunuh).
 Delapan dari Perang salib hanya serangan pertama yang
dianggap menang oleh K. Hitti, sedangkan yang lainnya
gagal, sehingga tujuan perang dialihkan untuk merebut kota
Mesir.
 Kegagalan

merebut

Mesir

membuat

perang

Salib

selanjutnya tidak terarah, maka Spanyol dan Sisilia yang
jauh berada dari Baghdad diserang dengan membabibuta
tanpa pandang bulu, sehingga daerah ini mendapat getah
dari perang salib.
12

Ibid., hlm. 106.

11

 Dengan dikuasainya Sisilia dan Spanyol oleh Raja
Ferdinand dan Ratu Isabella yang sangat membenci agama
Islam karena perang salib, sehingga mereka mengikis habis
seluruh jejak islam dan peradabannya, kecuali bangunanbangunan yang dianggap perlu yang masih eksis sampai
sekarang dan lain-lain. 13

13

Ibid., hlm. 107.

12

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ketika masa penguasaan islam, kebudayaan timur memasuki pulau
ini, pulau yang telah kaya akan kenang-kenangan peradaban kuno.
Kebudayaan ini (kebudayaan islam), bercampur dengan warisan
kebudayaan Yunani dan Romawi, menjadi suatu bentuk kebudayaan yang
unik di bawah raja-raja Norman. Dari Sisilia, ilmu pengetahuan islam
meluas ke daratan Italia, apalagi semenjak didirikannya Universitas
Nepals. Itulah Sisilia yang menjadi jembatan tempat mengalirnya ilmu
pengetahuan islam ke Eropa Tengah di samping Andalusia dan Syiria.
B. SARAN
Penyusun mengharapkan kritik dan saran agar dapat menjadi suatu
pengajaran dalam penyusunan makalah-makalah berikutnya
C.

13

DAFTAR PUSTAKA
Hitti, Phillip K..2008.History of the Arabs.Jakarta:PT.Serambi.
Hoesin, Oemar Amir.1964.Kultur Islam.Jakarta:Bulan Bintang Djakarta.
Nizar, Samsul.2007.Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah
Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia.Jakarta: Kencana.
Sunanto, Musyrifah.2003.Sejarah Islam Klasik:Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Islam.Jakarta:Kencana.
Thohir, Ajid.2009.Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam: Melacak
Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam.Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.

14