Tata letak taman pada bangun

Dalam permasalahan model transportasi pada Program Linier, ada banyak cara yang dapat
digunakan untuk menemukan solusi, salah satunya dengan metode Northwest Corner.
Metode ini merupakan metode untuk menentukan solusi awal yang pengalokasiannya
berawal dari pojok kiri atas (Barat Laut/North West) hingga ke pojok kanan bawah
(Tenggara/South East). Selanjutnya, pengalokasian dilakukan pada kotak X[i,j+1] bila
permintaan di kolom j telah terpenuhi dan pada kotak X[i+1,j] bila permintaan di baris i
telah terpenuhi.

Sebagai contoh, kita perhatikan tabel di bawah ini:

Langkah-langkah pengerjaan dengan metode North-West Corner: (sumber: Tjutju Tarliah
Dimyati-Ahmad Dimyati, “OPERATION RESEARCH, Model-model Pengambilan Keputusan”,
Sinar Baru Algensindo, 2003)

1. Tampilkan persoalan dalam matriks.
2. Selalu memulai pengisian yang pertama kali pada jalur yang berada pada pojok kiri
atas. Pengisian atau pengalokasian barang pada jalur ini harus berpedoman kepada
kapasitas yang ada dan jumlah permintaan yang harus dipenuhi.

3. Lakukan gerakan zig-zag dari pojok kiri atas ke arah kanan bawah, sampai semua
barang yang diproduksi habis terdistribusi dan memenuhi semua permintaan yang

ada.

4. Hitung total biaya yang diperoleh.
Pada persoalan di atas, kita mulai dari pojok kiri atas yaitu Kotak AP. Untuk kotak ini nilai
Supply-nya adalah 5000 dan untuk Demand-nya adalah 6000. Kita pilih yang bernilai 5000
(minimum antara supplu dan demand). Selanjutnya, karena permintaan di P belum
terpenuhi dan alokasi dari A sudah habis, kita bergerak ke bawah yaitu Kotak BP. Nilai
Supply untuk kotak ini adalah 6000 dan Demand-nya adalah 1000 (6000-5000). Kemudian,
yang kita pilih adalah 1000. Sekarang, permintaan di P sudah terpenuhi jadi kita bergerak ke
kanan yaitu Kotak BQ. Nilai Supply dan Demand untuk kotak ini berturut-turut adalah 5000
(6000-1000) dan 4000. Kita pilih yang terkecil yaitu 4000. Permintaan di Q sudah terpenuhi

dan alokasi dari B masih ada, jadi selanjutnya kita bergerak ke kanan ke Kotak BR. Supply
dan Demand untuk kotak ini adalah 1000 (5000-4000) dan 2000. Nilai terkecilnya adalah
1000. Kondisi sekarang yaitu alokasi dari B sudah habis dan permintaan di R belum
terpenuhi, maka gerakan selanjutnya adalah ke bawah yaitu Kotak CR. Nilai Supply dan
Demand untuk kotak ini adalah 2500 dan 1000 (2000-1000). Kita pilih nilai 1000 sebagai
nilai terkecil. Permintaan di R sudah terpenuhi dan alokasi dari C masih ada, sehingga kita
bergerak ke kanan yaitu Kotak CS. Nilai Supply dan Demand-nya adalah 1500 (2500-1000)
dan 1500. Karena keduanya sama, maka kita dapat memilih salah satu saja. Sekarang,

permintaan di S sudah terpenuhi dan alokasi dari C juga sudah habis. Solusi terpecahkan!!
Dan tabelnya menjadi seperti berikut:

Langkah selanjutnya adalah menghitung Total Biaya pengiriman:

Untuk menyelesaikan masalah di atas, saya telah membuat aplikasi sederhana
menggunakan bahasa C. Berikut source codenya:

Teknik Pencarian Heuristik (Heuristic
Search)



Heuristik adalah sebuah teknik yang mengembangkan efisiensi dalam prosespencarian,
namum dengan kemungkinan mengorbankan kelengkapan (completeness).



Fungsi heuristik digunakan untuk mengevaluasi keadaan-keadaan problema individual
dan menentukan seberapa jauh hal tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan solusi

yang diinginkan.



Jenis-jenis Heuristic Searching:
– Generate and Test.
– Hill Climbing.
– Best First Search.
– Means-EndAnlysis, Constraint Satisfaction, dll.

Metode Transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari
sumber – sumber yang menyediakan produk – produk yang sama di tempat- tempat yang
membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat
perbedaan biaya transportasi (alokasi) dari suatu sumber ke beberapa tujuan yang berbeda – beda
dan dari beberapa sumber ke suatu tujuan juga berbeda – beda.
Ada tiga macam metode dalam metode transportasi:
1. Metode Stepping Stone
2. Metode Modi (Modified Distribution)
3. MetodeVAM (Vogel’s Approximation Method)
Pada sesi ini hanya akan dibahas mengenai metode transportasi dengan metode VAM, sedangkan

metode Stepping Stone dan MODI sudah dibahas pada sesi tulisan sebelumnya.
Metode VAM
Teknik pengerjaan pada metode ini berbeda dengan dua metode sebelumnya yaitu metode
transportasi Stepping Stone dan MODI dimana untuk mendapatkan solusi yang optimal
dilakukan berulang-ulang sampai kondisi optimal tersebut terpenuhi. Sedangkan pada metoda
VAM ini, sekali kita menentukan alokasi pada satu cell maka alokasi tersebut tidak berubah lagi.
Untuk mempermudah penjelasan, kita gunakan contoh yang sama seperti pada metode
transportasi sebelumnya.
Suatu perusahaan mempunyai pabrik W, H, O dengan kapasitas produksi tiap bulan masingmasing 90 ton, 60 ton, dan 50 ton.; dan mempunyai 3 gudang penjualan di A, B, C dengan
kebutuhan tiap bulan masing-masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton
produk dari pabrik W, H, O ke gudang A, B, C adalah sebagai berikut:

Langkah – langkah pengerjaan:
1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya pengangkutan ke dalam
matriks transportasi

2. Carilah perbedaan dari 2 biaya terkecil, yaitu biaya terkecil dan terkecil ke dua untuk setiap
baris dan kolom
3. Pilihlah 1 nilai perbedaan- perbedaan yang terbesar diantara semua nilai perbedaaan pada
kolom dan baris. Baris O mempunyai nilai perbedaan terbesar yaitu 9. Bila nilai perbedaan

biaya ada 2 yang besarnya sama, maka pilihlah baris atau kolom yang mempunyai biaya
terendah.
4. Isilah pada salah satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris terpilih, yaitu pada
segi empat yang mempunyai biaya terendah. Isikan sebanyak mungkin yang bisa dilakukan.

5. Karena baris O sudah diisi penuh sesuai dengan kapasitas, maka selanjutnya hilangkan baris
O karena baris O sudah tidak mungkin diisi lagi. Kemudian tentukan kembali perbedaan biaya
untuk kolom dan baris yang belum terisi. Ulangi langkah-langkah ini sampai semua baris dan
kolom sepenuhnya teralokasi.

Karena B mempunyai perbedaan terbesar yaitu 15, maka isilah sebanyak mungkin yang bisa
diangkut pada kolom B yang mempunyai biaya terendah.

Baris W mempunyai perbedaan terbesar yaitu 12 dan langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

Jadi biaya transportasi yang harus dikeluarkan: 60 (3) +30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) =
1890

Vogel’s Approximation Methode
11 Jun


Mengacu pada permasalahan transportasi, maka dapat diidentifikasi variabel-variabel yang
digunakan dalam metode ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel keputusan yaitu variabel yang menguraikan secara lengkap
keputusan-keputusan yang akan dibuat. Dalam hal ini, variabel keputusan
akan menentukan berapa banyak jumlah produk barang yang ada pada
sumber (supply) dan berapa jumlah barang yang harus dialokasikan dari
sumber (supply) i ke tujuan (demand) j.
2. Fungsi tujuan yaitu merupakan fungsi dari variabel keputusan dimana dalam
Penelitian ini adalah pencapaian biaya transportasi yang optimal.

Setelah data-data transportasi seperti total kapasitas produksi, jumlah barang yang harus

didistribusikan dari pabrik ke gudang, dan biaya transportasi didapatkan maka selanjutnya
dilakukan analisa dan pengolahan data guna memecahkan masalah yang ada.
Contoh Kasus :
Dalam masalah di bawah ini akan dipecahkan dengan beberapa metode yaitu North West Corner,
Least Cost, dan Vogel’s Approximation Method. Dari hasil perhitungan bandingkan manakah
dari hasil perhitungan yang paling optimal :
Diket supply :


Demand :

Pabrik 1

: 90

Gudang A :

50

Pabrik 2

: 60

Gudang B :

110

Pabrik 3


: 50

Gudang C :

40

Biaya :
# Dari pabrik 1 ke gudang A = 20
# Dari pabrik 1 ke gudang B = 5
# Dari pabrik 1 ke gudang C = 8
# Dari pabrik 2 ke gudang A = 15
# Dari pabrik 2 ke gudang B = 20
# Dari pabrik 2 ke gudang C = 10
# Dari pabrik 3 ke gudang A = 25
# Dari pabrik 3 ke gudang B = 10
# Dari pabrik 3 ke gudang C = 19

v Penyelesain Dengan Metode VAM ( Vogel Aproximation Method )


Gudang

A

B

C

Supply

Pabrik

P1

20

P2

5


15

90

8

20

60

10

P3

25

10

19


50

Demand

50

110

40

200

Langkah 1
Dengan kasus yang sama, penyelesaian kasus dengan metode VAM alokasi dimulai dengan
mencari selisih antara biaya terendah pertama dan kedua, dari setiap baris dan kolom pada tabel
transportasinya. Sebagai contoh, untuk baris 1, biaya terendah pertama adalah 5 dan terendah
kedua adalah 8, sehingga selisihnya adalah 3, begitu seterusnyasampai kolom ke-3. Dari tabel
transportasi yang ada dapat diperoleh hasil :
Baris 1 à 8 – 5 = 3
Baris 2 à 15 – 10 = 5
Baris 3 à 19 – 10 = 9 à (dipilih karena memiliki selisih terbesar)
Kolom 1 à 20 – 15 = 5
Kolom 2 à 10 – 5 = 5
Kolom 3 à 10 -8 = 2
Gudang

A

Pabrik

P1

20

B

5

C

8

Supply

Selisih

90

3

P2

15

20

10

60

5

9

P3

25

10

19

50

Demand

50

110

40

200

Selisih

5

5

2

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa alokasi pertama akan diberikan pada baris 3,
karena memiliki selisih terbesar. Pertanyaannya adalah, di baris 3 ada tiga sel, sel mana yang
akan dialokasinya terlebih dahulu ?

Tentu saja alokasi akan diberikan kepada sel yang biayanya paling rendah di baris 3 tersebut,
yakni sel C32 (kebutuhan kota B dengan kapasitas Pabrik 3). Dengan demikian alokasi pertama
dengan metode VAM ini adalah dengan mengirim sejumlah 50 ke kota B, dan masih kurang 60
ton, karena kapasitas Pabrik 3 hanya 50, sementara kebutuhan kota B 110 ton :

Gudang

A

Pabrik

P1

P2

20

15

25

B

C

5

20

10

8

90

60

10

19

P3

Demand

Supply

0
0

50

0

50

60

40

200

Langkah 2
Alokasi kedua berikutnya dilakukan dengan cara yang sama, yakni dengan mencari selisih antara
biaya terendah pertama dan kedua, di setiap baris dan kolom pada tabel transportasinya. Sebagai
catatan, baris ketiga tidak diikutkan lagi karena kapasitas pabrik 3 telah habis. Dengan demikian,
hasil perhitungan selisih menghasilkan :

Baris 1 à 8 – 5 = 3
Baris 2 à 15 – 10 = 5
Baris 3 à tidak perlu dihitung lagi, kapasitas Pabrik 3 sdh habis
Kolom 1 à 20 – 15 = 5
Kolom 2 à 20 – 5 = 15 à dipilih karena memiliki selisih terbesar
Kolom 3 à 10 -8 = 2

Gudang

A

B

C

Selisih

Pabrik

P1

P2

20

5

8

15

20

5

15

3

5

10

P3

Selisih

2

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa alokasi kedua akan diberikan pada kolom 2,
karena memiliki selisih terbesar. Pertanyaannya adalah, di Kolom 2 ada dua sel, sel mana yang
akan dialokasinya terlebih dahulu ?
Tentu saja alokasi akan diberikan kepada sel yang biayanya paling rendah di kolom 2 tersebut,
yakni sel C12 (kebutuhan kota B dengan kapasitas Pabrik 1). Dengan demikian alokasi
selanjutnya dengan metode VAM ini adalah dengan mengirim sejumlah 60 ton ke kota B
(kekurangan kebutuhan kota B), à karena kapasitas Pabrik 1 ada 90 ton, saat ini kapasitas Pabrik
1 inggal 30 ton,. Hasil alokasi sampai tahap ini adalah :

Gudang

A

Pabrik

20

B

C

5

Supply

8

P1

30
60

15

20

P2

10

60
0

25

10

19

P3

Demand

0
0

50

0

50

0

40

200

Dengan alokasi seperti di atas, Baris 3 dan Kolom 2 tidak perlu dicari selisihnya lagi, karena
kapasitas Pabrik 3 sudah habis, dan kebutuhan kota B sudah terpenuhi semua.

Langkah 3
Dengan demikian perhitungan selisih untuk menentukan alokasi berikutnya adalah :
Baris 1 à 20 – 8 = 12 à dipilih karena memiliki selisih terbesar
Baris 2 à 15 – 10 = 5
Baris 3 à tidak perlu dihitung lagi, kapasitas Pabrik 3 sdh habis
Kolom 1 à 20 – 15 = 5
Kolom 2 à tidak perlu dihitung lagi, karena kebutuhan kota B sudah terpenuhi
Kolom 3 à 10 -8 = 2
Gudang

A

Pabrik

P1

P2

P3

B

C

20

15

Selisih

8

10

12

5

Selisih

5

2

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa alokasi ketiga akan diberikan pada baris 1,
karena memiliki selisih terbesar. Pertanyaannya adalah, di baris 1 ada dua sel, sel mana yang
akan dialokasinya terlebih dahulu ? Tentu saja alokasi akan diberikan kepada sel yang biayanya
paling rendah di baris 1 tersebut, yakni sel C13 (kebutuhan kota C dengan kapasitas Pabrik 1).
Dengan demikian alokasi selanjutnya dengan metode VAM ini adalah dengan mengirim
sejumlah 30 ton ke kota C (karena sisa kapasitas Pabrik 1 tinggal 30 ton), Hasil alokasi sampai
tahap ini adalah :
Gudang

A

Pabrik

20

B

C

5

Supply

8

P1

0
0

60

15

20

30

10

P2

60
0

25

10

19

P3

Demand

0
0

50

0

50

0

10

200

Dengan alokasi seperti di atas, Baris 1, Baris 3 ,dan Kolom 2 tidak perlu dicari selisihnya lagi,
karena kapasitas Pabrik 1 dan 3 sudah habis, dan kebutuhan kota B sudah terpenuhi semua.

Langkah 3
Dengan demikian perhitungan selisih untuk menentukan alokasi berikutnya adalah :
Baris 1 à tidak perlu dihitung lagi, kapasitas Pabrik 1 sdh habis

Baris 2 à 15 – 10 = 5
Baris 3 à tidak perlu dihitung lagi, kapasitas Pabrik 3 sdh habis
Kolom 1 à tidak bisa dihitung, karena kapasitas Pabrik 1 dan 3 habis
Kolom 2 à tidak perlu dihitung lagi, karena kebutuhan kota B sudah terpenuhi
Kolom 3 à tidak bisa dihitung, karena kapasitas Pabrik 1 dan 3 habis
Gudang

A

Pabrik

B

C

Selisih

P1

P2

15

10

5

P3

Selisih

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa alokasi keempat akan diberikan pada baris 2,
karena merupakan satu-satunya baris yang bisa dihitung selisihnya. Pertanyaannya adalah, di
baris 2 masih ada dua sel, sel mana yang akan dialokasinya terlebih dahulu ?

Tentu saja alokasi akan diberikan kepada sel yang biayanya paling rendah di baris 2 tersebut,
yakni sel C23 (kebutuhan kota C dengan kapasitas Pabrik 2). Dengan demikian alokasi
selanjutnya dengan metode VAM ini adalah dengan mengirim dari Pabrik 2 sejumlah 10 ton ke
kota C (karena kebutuhan kota C tinggal kurang 10 ton, 30 ton sebelumnya sudah dikirim dari
Pabrik 1). Hasil alokasi sampai tahap ini adalah :
Gudang

Pabrik

A

B

C

Supply

20

5

8

P1

0
0

60

15

20

30

10

P2

50

25

0

10

10

19

P3

Demand

0
0

50

0

50

0

0

200

Dengan alokasi seperti di atas, tentunya tidak perlu dilakukan perhitungan selisih biaya terendah
pertama dan kedua lagi, karena tinggal memenuhi kebutuhan kota A saja sebesar 50 ton dari
kapasitas Pabrik 2 yang memang tinggal 50 ton, sehingga alokasi terakhirnya adalah :

Gudang

A

Pabrik

20

B

C

5

8

P1

0
0

60

30

15

20

50

0

10

25

10

19

10

P2

P3

Supply

0

0

Demand

0

50

0

0

0

0

200

UJI DATA : M + N – 1
3+3–1=5
Untuk mengetahuinya, dicoba hitung masing-masing biaya pendistribusian tersebut yakni:

Biaya mengirim dari P1 ke gudang B = 60 x 5 = 300
Biaya mengirim dari P1 ke gudang C = 30 x 8 = 240
Biaya mengirim dari P2 ke gudang A = 50 x 15 = 750
Biaya mengirim dari P2 ke gudang C = 10 x 10 = 100
Biaya mengirim dari P3 ke gudang B = 50 x 10 = 500

Total biaya pengirimannya

= 1890

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22