TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MAKALAH

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MAKALAH BISNIS ONLINE
“GRAB BIKE”

NAMA :

NIM

1. LULU ULFA

3101150060

2. HERLIANA AMANDA

3101150078

3. AYU PUTRI SEPTIANI

3101150075

KELAS : 4MNP2

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUNG KARNO

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................

1
2

BAB I (PENDAHULUAN)
Latar Belakang........................................................................................................................

3

BAB II (ISI)
Sejarah Perusahaan Grab Taxi.................................................................................................
Sosialisasi Grab Bike di Indonesia............................................................................................
Sistem Perekrutan...................................................................................................................
Pelayanan Grab Bike................................................................................................................

Sistem Gaji dan Bonus............................................................................................ ………….
Pengalaman Pengguna Grab Bike..................................................................................... …...
Persaingan di Pasar Lokal........................................................................................................
Konflik Grabbike dengan Ojek Pangkalan.................................................................. …….....
Grabbike VS Gojek...................................................................................................................

4
4
5
6
7
7
7
7
9

BAB III (PENUTUP)
Kesimpulan................................................................................................................................ 10
Saran........................................................................................................................................
10

Daftar Pustaka.........................................................................................................................

11

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Sebuah bisnis yang bisa dijalankan secara online. Pada masa sekarang,
perkembangan bisnis online sangat fanatik.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya iklaniklan yang ada di internet baik dari Indonesia maupun di luar negeri sana. Seolah-olah
bisnis online telah menjamur dikalangan masyarakat di dunia. Baik perusahaan yang
besar, perusahaan menengah, ataupun yang home industri. Mereka berlomba-lomba
untuk melakukan bisnis online di internet, sebab bisnis online dapat menekan biaya
promosi yang mahal. Jadi bisnis online dapat memberi untung yang besar terhadap kita
yang menjalankan bisnis tersebut asalkan kita serius dan menjalankan bisnis tersebut
dengan benar.
Salah satu bidang usaha adalah jasa. Jasa sering dipandang sebagai suatu
fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunya banyak arti, dari mulai pelayanan

pribadi sampai jasa sebagai suatu produk. (Rambat Lupiyoadi:2013). Sebenarnya
bangyak pakar mengemukakan mengenai apaitu jasa, seperti yang dikemukakan oleh
kotler (2004) dalam Rambat Lupianto (2013) mendefinisikan jasa adalah setiap
tindakan dan kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi
jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
Teknologi transportasi merupakan satu dari sedikit sektor usaha jasa dimana lalu
lintas di jalan sama pentingnya dengan lalu lintas di dunia maya. Jakarta sendiri
memiliki kondisi kemacetan terparah di dunia. Bagi kebanyakan pihak, masalah ini
sering diabaikan. Namun ada beberapa pihak yang melihat masalah ini sebagai solusi
bisnis menjanjikan.
Bagaimanapun, karena ranah transportasi Indonesia menampilkan salah satu
peluang terbesar di Asia Tenggara, GrabBike tidak dapat secara mudah memenangkan
pasar ini tanpa menghadapi banyak rintangan. Khususnya di Jakarta, salah satu
tantangannya datang dari pesaing lokal Go-Jek yang mendapat julukan “Uber untuk
sepeda motor”.
Go-Jek dan Grabbike lahir karena perkembangan teknologi sehingga sulit rasanya
menolak kehadiran mereka, bagi para tukang ojek di pangkalan kiranya perlu berpikir
lebih cerdas, meskipun segmen pasar berbeda, tetapi bagaimana memanfaatkan
teknologi sehingga memiliki kesempatan yang sama dalam mencari penumpang.


BAB II
ISI
A.

Sejarah Perusahaan Grab Taxi
GrabTaxi diciptakan di Malaysia oleh lulusan MBA Harvard Business School,
Anthony Tan. Sebelum memulai perusahaan ini pada 2012, Anthony bekerja sebagai
kepalamarketing di perusahaan keluarganya, Tan Chong & Sons Motor Company.
Perusahaan ini dikenal menangani waralaba Nissan dan Subaru, dan mewakili
Changan Automobile di Singapura, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Perusahaan ini merupakan anak usaha dari perusahaan di Hong Kong, Tan Chong
International. Tan Chong & Sons Motor melayani penjualan mobil, namun tidak untuk
motor. Usaha tersebut juga melayani perbaikan dan servis mobil.
Di akhir Mei, startup unicorn GrabTaxi membuka layanan GrabBike di Jakarta.
GrabTaxi menggelontorkan dana sebesar $340 juta (Rp4,5 triliun) untuk meluncurkan
layanan ini. Seperti yang dikemukakan CEO dan Co-Founder GrabTaxi, Anthony Tan,
pengguna dapat mencoba layanan ini secara gratis selama hampir dua minggu.
GrabBike melaporkan telah mendapat 8.000 pengguna layanan ini dalam seminggu
pertama peluncurannya.

Banyak orang bisa saja berpendapat bahwa Anthony memang terlahir sebagai anak
konglomerat karena perusahaan keluarganya tersebut. Bagaimanapun, perlu diketahui
bahwa Anthony membangun GrabTaxi tanpa adanya campur tangan dari bisnis
keluarganya. Ia hanya mendapat bantuan dana dari sang ibu. Di
ranah startup transportasi Indonesia, kekuatan Anthony terletak pada sumber daya dan
infrastruktur GrabTaxi. Namun ia belum familier dengan kondisi pasar lokal.

B.

Sosialisasi Grab Bike di Indonesia
Sosialiasi yang dilakukanolehpihakgrabbikeyaitu penjelasan dan pendekatan lisan
bahwa Grabbike hadir bukan sebagai pesaing para ojek pangkalan, melainkan untuk
merangkul ojek pangkalan agar bisa bergabung di Grabbike dan menikmati rangkaian
keuntungan yang bisa didapatkan selama mengemban karier menjadi driver
Grabbike.Lewat proses sosialisasi tersebut, memang tidak sedikit ojek pangkalan yang
mengubah pikiran mereka untuk bergabung dengan Grabbike.
C. Sistem Perekrutan
Grabbike merupakan ojek online yang bisa dipesan melalui smartphone. Kali ini
Grabbike akan membuka pendaftaran skala besar pada tanggal 1 September
2015.Layanan transportasi sepeda motor GrabBike hari ini (12/8) secara resmi

melakukan proses perekrutan massal bertajuk GrabBike Kingdom untuk armadanya.
GrabBike menggelar walk-in registration bagi para calon driver yang ingin terdaftar.

Pihak GrabBike mencatat sekitar 3500 calon driver yang telah melakukan pendataan,
dan 5000 lainnya yang melakukan walk-in registration.
Sebanyak lebih dari tiga ribu calon driver yang hadir melakukan serangkaian tahap
seleksi dengan menerapkan sistem standarisasi penerimaan. Seleksi tahap pertama
terdiri dari dari uji kelayakan kendaraan, pemenuhan detil informasi pribadi, dan
pembagian smartphone. Seleksi tahap kedua melingkupi penggunaan aplikasi
dan smartphone dengan lebih komprehensif. Tahap akhir ialah pelatihan dan
penyuluhan berkendara aman dan prosedur antar-jemput lainnya yang ditandai dengan
penyerahan atribut sebagai tanda resminya driver tergabung dalam keluarga besar
GrabBike.
Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, GrabBike memiliki komitmen
untuk menciptakan layanan transportasi ojek yang aman dan efisien di tanah air. dan
kami menyambut siapa saja yang ingin menjadi bagian keluarga GrabBike. Oleh karena
itu kami selalu menerapkan standar pada layanan kami, di mana melalui proses
penerimaan ini kami dapat menyaring para calon pengendara dan memberi mereka
pelatihan yang memadai.
Driver yang telah mengikuti seleksi dapat langsung menerima pemesanan hari ini

juga, sementara lima ribu calon driver lainnya yang melakukan walk-in registration perlu
menunggu beberapa minggu lagi.
Menurut Kiki, waktu tersebut dibutuhkan bagi pihaknya untuk melakukan pendataan
latar belakang dan kelayakan untuk mengikuti tahap selanjutnya. Selain kendaraan
pribadi, Surat Izin Mengemudi (SIM) dinyatakan sebagai syarat utama yang tak dapat
dinegosiasi. Pihaknya juga menerapkan batas usia maksimal pelamar yakni berumur 50
tahun. Berumur di atas itu akan ada serangkaian tes medis untuk membuktikan
kesehatan driver mereka.
Dengan amunisi baru ini, GrabBike berusaha segera menguasai pasar transportasi
di Ibukota. Sementara kompetitornya memiliki berbagai macam layanan, GrabBike
mengambil momentum ini berusaha menjadi layanan transportasi berbasis sepeda
motor yang terbaik di Jakarta dan sekitarnya.
Adapun persyaratan - persyaratannya yang harus dipenuhu sebagai berikut:


KTP dan Fotocopy (JABODETABEK)



SIM C dan Fotocopy




Umur maksimal untuk menjadi driver grabbike 50 tahun



Siapkan Materai Rp. 6000 cukup 1 lembar



Uang Rp. 100.000,-



Motor dengan kondisi prima



Mampu membawa penumpang di sekitar Jabodetabek



Mengenal jalan JABODETABEK ( merupakan option karena nanti akan dibekali
smartphone bisa menggunakan GPS googlemap)


Skck asli dan fotocopy harus di bawa untuk ditunjukkan kepada staf grabbike.


Bagi yang berumur 50 tahun keatas diusahakan membawa surat keterangan
sehat dari dokter.


Pada saat pengambilan atribut motor dan kelengkapan wajib standar.

Memberikan Jaminan pilih salah satu bisa berupa:

Kartu keluarga

D.




Ijasah



Bpkb



Buku nikah
Pelayanan Grab Bike

Aplikasi ini akan mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat
menentukan besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga
dapat memberi catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan
tambahan.
Mengenai keamanan pelanggan dibenarkan salah seorang staff GrabBike yang tak
ingin disebutkan namanya. Dia mengatakan, GrabBike punya sistem yang ketat untuk
mengawasi drivernya. Bahkan, GrabBike tak segan memberikan sanksi kepada driver
yang ugal-ugalan.
Jika dilihat dari komunikasi antar muka aplikasi GrabBike di ponsel pintar, pelanggan
diberikan kesempatan untuk memberikan komentar, kritik dan saran bagi drivernya. Tak
hanya itu, nama driver, nomer handphone serta plat kendaraan yang dimiliki pun
terpampang jelas.
Pelanggan bisa melaporkan driver ketika ia mendapatkan perlakuan tak enak. "Pasti
langsung hari itu juga dipanggil dan diproses," tutupnya.
E.

F.

Sistem Gaji dan Bonus
Sistem bagi hasil di grabbike adalah 90% untuk driver dan 10% untuk
perusahaan. Serta bonus setiap kali mengantar / order penumpang serta bonus akan
diberikan minimal jika mendapat 10 Order / penumpang.
Pengalaman Pengguna Grab Bike

Untuk memesan GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi.
Aplikasi ini terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi pengguna,
dan cukup akurat.
Layanan aplikasi GrabBike ternyata primadona bagi kaum Hawa, khususnya bagi
mereka pekerja kantoran. Layanan jasa ini dinilai memberikan keamanan yang terjamin.
"Data dari kantor lebih banyak perempuan. Hampir 60 persen lebih perempuan yang
naik GrabBike. Biasanya saya dapat penumpang habis pulang kantor malam," kata
salah satu driver GrabBike.
Kaum wanita memilih layanan karena sistem keamanan terjamin. Tiap data driver
sudah disimpan di kantor. Bahkan, untuk mengawasi drivernya, GrabBike menahan
barang berharga milik driver sebagai jaminan.
Promo yang sedang digencarkan GrabBike menambah permintaan pelanggan.
Meski pelanggan membayar murah, namun driver tetap mendapat harga penuh dari
kantor.
"Karena murah, cuma Rp 15 ribu sudah bisa kemana-mana.” Jelas salah satu
pelanggan.
G.

Persaingan di Pasar Lokal
Untuk saat ini, adil rasanya mengatakan Go-Jek memiliki poin lebih dibandingkan
GrabBike. Go-Jek telah memiliki setidaknya 2.500 armada ojek di Jakarta, dan “ojek
jaket hijau” telah familier untuk masyarakat di ibukota. Go-Jek telah lama membangun
infrastruktur untuk menyediakan berbagai layanan, termasuk layanan kurir, belanka,
dan pengantaran makanan yang disebut Go-Food (yang menjadi pesaing dari
FoodPanda). Go-Jek juga telah merambah bisnis ke daerah lain seperti Bandung, Bali,
dan Surabaya.
Namun, Anthony Tan dan GrabTaxi miliknya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dengan banyaknya dana dan reputasi besar, GrabBike juga berpotensi mengungguli
Go-Jek jika mengembangkan teknologi yang lebih bagus, merekrut lebih banyak
pengemudi, dan menggencarkan upayamarketing. Semua hal tersebut tentunya bisa
dilakukan dengan mudah oleh perusahaan sekelas GrabTaxi. Semuanya tergantung
dari seberapa besar Anthony Tan ingin menyaingi Go-Jek di Indonesia

H.

Konflik Grabbike dengan Ojek Pangkalan
Uber di Indonesia juga mengalami masalah. Tapi dalam bulan ini, konflik antara
pengemudi aplikasi ojek pesanan seperti Go-Jek dan GrabBike dengan pengemudi ojek
pangkalan rasanya jauh lebih panas daripada yang dialami Uber. Sejumlah orang yang

mengatas namakan pengemudi ojek bekerja sama, memasang banner, dan
menggunakan taktik intimidasi untuk mencegah Go-Jek dan GrabBike masuk ke area
tertentu.
Kalibata City, sebuah kompleks apartemen besar di Jakarta Selatan, tampaknya
menjadi titik paling panas. Penghuninya yang berjumlah ribuan membuat tempat ini
cukup menguntungkan, dan tiap lima gerbang masuk utamanya punya pojokan dengan
pengemudi ojek yang nongkrong, siap menunggu penumpang.
Tapi, banner di pohon dan pagar memperlihatkan bahwa Go-Jek dan GrabBike tidak
diterima di wilayah ini
Pengemudi ojek di Kalibata City cukup blak-blakan dengan penolakan (atau
kebencian) mereka terhadap aplikasi seperti Go-Jek dan GrabBike. Mereka bahkan
muncul di koran dan TV, keributan. Satpam berseragam dari kompleks apartemen dan
seorang pengemudi ojek berjalan mendekati pengemudi Go-Jek dan mengusirnya.
I.

Grabbike VS Gojek
Baik Go-Jek maupun GrabBike menawarkan in-app user experience yang mirip.
Untuk memesan GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi.
Aplikasi ini terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi pengguna,
dan cukup akurat.
Aplikasi ini akan mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat
menentukan besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga
dapat memberi catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan
tambahan. Sepertinya aplikasi ini masih butuh perbaikan atau penambahan pengemudi
GrabBike. Ketika saya mencoba melakukan pemesanan, aplikasi ini menampilkan
sekitar 10 pengemudi di sekitar lokasi saya, namun saya tetap tidak berhasil
mendapatkan ojek. Hal ini dapat membuat pengguna jengkel, dan akhirnya lebih
memilih langsung mencari ojek terdekat.
Sedangkan Go-Jek, meski masih jauh dari kesempurnaan, membuat pengguna
lebih mudah mendapat ojek. Bisa dibilang, dari sepuluh pemesanan yang dilakukan,
delapan di antaranya berhasil. Go-Jek tidak menampilkan pilihan untuk memberi tip,
mungkin karena memberi tip bukan hal yang umum di Indonesia. Bagaimanapun, jika
pengemudi memberikan pelayanan yang memuaskan, tidak tertutup kemungkinan
pelanggan akan memberi tip.
Salah satu masalah dari Go-Jek adalah pengenalan fitur peta untuk daerah tujuan.
Setiap kali memesan, aplikasi masih sulit menemukan lokasi tujuan. Hal ini terkadang
membuat pengguna dan pengemudi bingung, dan sedihnya, tarif pembayaran bisa saja
tidak sesuai karena tujuan sebenarnya ternyata lebih jauh atau lebih dekat. Secara
keseluruhan, bagaimanapun, sepertinya Go-Jek memiliki keunggulan dari segi user
experience di Jakarta.
Namun pada akhirnya tidak ada yang menang ataupun kalah, keduanya “Go-Jek
dan Grab Bike” sama-sama menjadi pemenang. Ojek pangkalan akan tersingkir dan

cara satu-satunya adalah melakukan perlawanan fisik seperti di Kalibata City dan
beberapa kawasan lain yang dengan terang-terangan sudah dibuat papan
pengumuman “Go-Jek dan Grab Bike” dilarang masuk. Ibarat seolah-olah persaingan
Indomaret dan Alfamaret yang pada akhirnya mereka justru mereka hidup
berdampingan memperbesar pasar minimarket yang terimbas adalah toko kelontong di
perumahan/perkampungan yang perlahan tutup.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Go-Jek, dan Grabbike dinilai merupakan pilihan yang realistis untuk saat ini di
tengah perkembangan teknologi yang semakin berkembang serta kemapanan ekonomi
masyarakat. Dengan perkembangan teknologi masyarakat saat ini sangat dimanjakan
cukup satu klik di tangan "ojek" pun datang ke rumah, tak perlu pilih waktu, karena
layanan sistem online adalah 24 jam.
Go-Jek dan Grabbike sepertinya memberi harapan, baik kepada para penumpang,
ataupun bagi para tukang ojek di lapangan. Dengan aplikasinya sistem layanan ojek
online telah memberikan harapan bagi para penumpang, para calon pengguna jasa
tinggal mengklik pada aplikasi yang telah tersedia.
Demikian pula sebenarnya Sistem Ojek Online (Go-Jek Grabbike) jugamemberikan
harapan bagi para tukang ojek di pangkalan. Jika mereka berkemauan merubah pola
operasinya, bisa dengan cara bergabung atau menggunakan layanan sejenis atau
dengan merubah cakupan wilayahnya. Cara ini di samping menghindari gesekan antar
sesama pengojek, namun juga merupakan alternatif cerdas karena jika menggunakan
sistem online jumlah penumpang tidak terbatas, berbeda jika mereka hanya pasrah
duduk di pangkalan menunggu pelangganan atau komsumen yang tak tahu kapan akan
menggunakan jasanya.

B.

Saran
Ojek online merupakan inovasi yang sangat revolusioner, terutama di Indonesia.
Penggunaan ojek online membawa perubahan yang cukup besar di Indonesia karena
tidak terbatas hanya untuk mengantar orang saja, namun juga makanan dan dokumen.
Namun ternyata masih ada kelemahan dari ojek online berupa perlindungan privasi
dari penggunanya. Mungkin memang bukan kesalahan dari aplikasinya, namun dari
kualitas sumber daya manusianya yang perlu diperbaiki.Kita tidak ingin ke depannya
ojek online dilarang oleh pemerintah karena permasalahan privasi.
Kami berharap Go-jek maupun GrabBike memberikan pelayanan yang lebih baik
karena ojek online sangatlah membantu kepentingan banyak orang.

Daftar Pustaka

https://id.techinasia.com/perbandingan-layanan-gojek-grabbike-di-indonesia/
https://id.techinasia.com/mengapa-ojek-benci-go-jek-dan-grabbike/
http://www.kompasiana.com/ariefnulis/perang-go-jek-vs-grab-bike-siapaterjungkal_55d36120b27a61c70bd7d32b
https://productiveproactive.wordpress.com/2015/09/07/fenomena-tukang-ojek/
http://www.liputan6.com/tag/ojek-pangkalan-vs-ojek-online