PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA
PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA DAN
KETAHANAN PANGAN KITA
Materi Siaran RRI (Senin, 10 juni 2013)
Rahmad Purwanto (LPPSP Semarang)
Tema Peringatan “Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013
Jangan biarkan makanan tersisa. Berpikirlah, Makanlah dan Hematlah:
Apa itu Hari Lingkungan Hidup Sedunia ?
Dalam situs unep.org Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment
Day/WED) merupakan acara tahunan yang bertujuan menjadi terbesar dan
paling banyak dirayakan secara mendunia untuk kegiatan aksi lingkungan
positif. Hari lingkungan Sedunia terjadi sepanjang tahun tetapi klimaknya pada
tanggal 5 Juni setiap tahun, yang melibatkan semua orang dari berbagai tempat.
Perayaan Lingkungan Hidup Sedunia dimulai pada 1972 dan telah berkembang
menjadi salah satu kendaraan utama melalui PBB dimana merangsang
kesadaran di seluruh dunia terhadap lingkungan hidup dan mendorong
perhatian politik dan tindakan.
Through World Environment Day, the UN Environment Programme is able to
personalize environmental issues and enable everyone to realize not only their
responsibility, but also their power to become agents for change in support of
sustainable and equitable development.
Melalui
Hari
Lingkungan
Hidup
Sedunia,
Badan
PBB
untuk
Program Lingkungan Hidup (UNEP) dapat mempersonalisasi masalah lingkungan
dan memungkinkan semua orang untuk menyadari tidak hanya tanggung jawab
mereka, tetapi juga kekuatan mereka bisa menjadi agen perubahan dalam
mendukung pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia juga merupakan hari untuk orang-orang dari
semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama untuk memastikan pandangan
1
yang lebih bersih, lebih hijau dan lebih cerah bagi diri mereka sendiri dan
generasi mendatang.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diperingati pada tanggal 5 Juni
2013,
dengan tema diatas
telah dirilis oleh United Nations Environment
Programme (UNEP), organisasi bentukan PBB yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan peringatan World Environment Day setiap tahunnya yang
telah merilis tema dan logo Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013.
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013
Tema
Peringatan
WED
tahun
ini
(2013)
adalah
Think.Eat.Save.
Tema
Think.Eat.Save adalah sebuah kampanye anti terisanya makanan dan
hilangnya makanan yang mendorong manusia untuk mengurangi foodprint
mereka.Menurut data UN Food and Agriculture Organization (FAO), setiap tahun
sebanyak 1.3 Milyar ton makanan terbuang. Ini ekivalen dengan jumlah
makanan yang dihasilkan dari seluruh sub-Sahara Afrika. Pada waktu yang
sama, 1 dari 7 manusia di dunia mengalami kelaparan dan lebih dari 20.000
anak-anak dibawah umur 5 tahun meninggal setiap hari karena kelaparan.
Tema Think.Eat.Save diharapkan dapat mendorong manusia lebih sadar pada
dampak lingkungan terhadap makanan yang menjadi pilihan yang mereka buat
dan pemberdayaan yang mereka putuskan.
Planet bumi yang saat ini dihuni oleh 7 Milyar manusia (akan tumbuh hingga 9
Milyar tahun 2050), menurut FAO diperkirakan bahwa sepertiga produksi dari
pangan global akan terbuang atau hilang. Limbah atau makanan yang terbuang
merupakan sebuah pengurasan sumberdaya yang sangat besar dan menjadi
sebuah kontributor bagi dampak lingkungan yang buruk.
Kampanye tahun ini berharap bisa mengerahkan manusia untuk mengambil
tindakan dari rumah masing-masing dan kemudian membuktikan kekuatan
keputusan kolektif mereka dan orang lain telah dilakukan untuk mengurangi
limbah makanan, menyimpan uang, meminimalkan dampak lingkungan dari
produksi pangan dan proses produksi pangan kekuatan untuk menjadi lebih
efisien.
Jika makanan yang terbuang, itu berarti bahwa semua sumber daya dan input
yang digunakan dalam produksi semua makanan juga hilang. Sebagai contoh,
2
dibutuhkan sekitar 1.000 liter air untuk memproduksi 1 liter susu dan sekitar
16.000 liter masuk ke dalam makanan sapi untuk membuat hamburger. Emisi
gas rumah kaca yang dihasilkan dari sapi itu sendiri, dan seluruh rantai suplai
makanan, semua berakhir sia-sia ketika kita membuang sia-sia makanan.
Bahkan, produksi pangan global menempati 25% dari seluruh lahan yang layak
dihuni makhluk hidup dan bertanggung jawab terhadap 70% dari konsumsi air
tawar, 80% dari deforestasi, dan 30% dari emisi gas rumah kaca. Ini adalah
pendorong tunggal terbesar atas hilangnya keanekaragaman hayati dan
perubahan penggunaan lahan.
Kebijakan tentang Peningkatan Ketahanan Pangan
Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan penenuhan kebutuhan dasar untuk
hidup, dan menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia. Sesuai dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang baru sebagai pengganti
dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Pernyataan
pemenuhan
kebutuhan
pangan
sebagai
hak
dinyatakan
pada kesepakatan Rome Declaration on World Food Security and
World Food Summit pada tahun 1996. Kesepakatan tersebut
asasi
manusia
ditandatangani
oleh 112 kepala negara dari 186 negara, termasuk Indonesia.
Deklarasi tersebut memberikan prioritas pada human right to adequate food
(hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup), dan perlunya aksi
bersama antar negara untuk mengurangi kelaparan ekstrem. Komitmen
bersama tersebut untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem yang
menjadi tujuan satu dari delapan Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium
Development Goals/MDGs) yang harus dapat dicapai pada tahun 2015.
Pemenuhan kebutuhan pangan bagi kelompok masyarakat miskin
menjadi
prioritas program dalam penanggulangan kemiskinan dalam masyarakat, hal ini
mengingat pemenuhan kebutuhan pangan pokok membebani 55% pengeluaran
dari rumah tangga miskin. Menurut Kepala Bappenas (2012) terkait dengan
ketahanan pangan dinyatakan
Ketahanan pangan
sangat penting dalam
rangka pembangunan nasional, sekaligus membentuk manusia Indonesia yang
berkualitas,
mandiri,
dan
sejahtera
melalui
perwujudan
persediaan
dan
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan
beragam serta tersebar merata
dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
3
Berbagai permasalahan yang bersifat komplek terkait dengan pemenuhan
kebutuhan pangan, antara lain :
1. Organisasi Anti Kemiskinan Oxam di Paris (2012) menyatakan bahwa
perubahan iklim menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem, berupa kekeringan
di Amerika Serikat, banyaknya hujan di Asia
yang menjadikan kegagalan
panen banyak komoditas dan mendorong naiknya harga pangan dunia. Disisi
lain, menurunnya daya beli masyarakat akibat kiris ekonomi dunia akan
mengancam menurunnya kualitas hidup masyarakat secara global.
2. Organisasi Pangan Dunia (FAO) pada tahun 2012 memperingatkan tentang
kenaikan harga pangan dunia, terjadi karena kurangnya pasokan dan belum
efisienya distribusi pangan secara internasional yang mendorong naiknya
harga pangan dunia. Maka perlunya pemerintah secara nasional untuk
mengambil kebijakan yang tepat tentang ketahanan pangan agar kenaikan
harga pangan tidak menjadi bumerang bagi pembangunan sektor-sektor
lainnya.
3. Tantangan secara nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan yang
mengarah pada kedaulatan pangan di masa-masa mendatang semakin
berat, hal ini didasarkan pada
semakin membengkaknya import bahan
pangan daripada nilai ekspornya. Data Kementerian Perdagangan tentang
import
makanan dan minuman (tahun 2009) senilai US $ 2,501 juta
meningkat menjadi sebesar US $ 4.871 juta (meningkat 73,74%) dan data
eksport pada tahun
sama 2,785 juta meningkat
menjadi sebesar US $
3,454 juta (meningkat sebesar 28,13%) maka dengan demikian telah terjadi
defisit
neraca perdagangan makanan dan minuman pada tahun 2011,
demikian pula diperkiraakan tahun 2012 (Prof. Purbayu, 2013).
4. Tantangan lain terkait pemenuhan kebutuhan pangan adalah masih cukup
tingginya
jumlah
penduduk
miskin
(tahun
2011)
berdasarkan
garis
kemiskinan BPS (2011) secara nasional sebesar 12,11%, penduduk miskin
Jawa Tengah sebesar 16,21% dan penduduk miskin Kabupaten Batang
sebesar 95.300 jiwa (13,47%) dengan indek garis kemiskinan (poverty line)
sebesar Rp. 184.592 per kapita/ per bulan. Pemenuhan kebutuhan pangan
bagi rumah tangga miskin sangat membebani pengeluaran, berkisar antara
50 – 55% dari rata-rata pengeluaran
per bulan untuk kebutuhan pangan.
Bantuan Raskin sebesar 15 Kg per KK/ per bulan bagi rumah tangga miskin,
menjadikan mereka dapat menghemat pengeluaran rumah tangga per bulan.
4
Selanjutnya : Kemukakan tentang pentingnya pelaksanaan dan komitmen,
tidak hanya oleh pemerintah, tetapi dukungan dunia usaha dan partisipasi
masyarakat, terkait dengan pelaksanaan :
RAD MDG`s Provinsi Jawa Tengah
tentang tujuh dari delapan tujuan
pembangunan milenium.
RAD Pangan dan Gizi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan.
Dan pelaksanaan kebijakan pangan baik melalui (1) swasembada beras,
(2)
swasembada gula; (3) swasembada daging
Catatan Penutup
Membuat keputusan yang tepat sangatlah berarti, misalnya, bahwa kita sengaja
memilih makanan yang memiliki dampak lingkungan yang rendah, seperti :
a.
Mengkonsumsi makanan organik yang tidak menggunakan bahan kimia
dalam proses produksinya.
b.
Memilih untuk membeli pangan lokal juga bisa berarti bahwa makanan
tidak perlu diterbangkan dari seluruh dunia yang karenanya kita bisa
mengurangi emisi.
c.
Mengkonsumsi yang kita butuhkan saja, berarti menghemat.
Kini saya, Anda dan kita semua mungkin baru menyadari bahwa pada sebutir
nasi yang kita makan ada air yang dipakai untuk membuat padi tumbuh dan
memasaknya
menjadi
nasi.
So, jangan sia-siakan makanan kita, walaupun hanya sebutir nasi. Karena
keberkahan nasi yang sebutir terletak pada usaha kita untuk mengurangi
dampak lingkungan yang buruk yang membahayakan keberadaan planet bumi.
5
KETAHANAN PANGAN KITA
Materi Siaran RRI (Senin, 10 juni 2013)
Rahmad Purwanto (LPPSP Semarang)
Tema Peringatan “Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013
Jangan biarkan makanan tersisa. Berpikirlah, Makanlah dan Hematlah:
Apa itu Hari Lingkungan Hidup Sedunia ?
Dalam situs unep.org Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment
Day/WED) merupakan acara tahunan yang bertujuan menjadi terbesar dan
paling banyak dirayakan secara mendunia untuk kegiatan aksi lingkungan
positif. Hari lingkungan Sedunia terjadi sepanjang tahun tetapi klimaknya pada
tanggal 5 Juni setiap tahun, yang melibatkan semua orang dari berbagai tempat.
Perayaan Lingkungan Hidup Sedunia dimulai pada 1972 dan telah berkembang
menjadi salah satu kendaraan utama melalui PBB dimana merangsang
kesadaran di seluruh dunia terhadap lingkungan hidup dan mendorong
perhatian politik dan tindakan.
Through World Environment Day, the UN Environment Programme is able to
personalize environmental issues and enable everyone to realize not only their
responsibility, but also their power to become agents for change in support of
sustainable and equitable development.
Melalui
Hari
Lingkungan
Hidup
Sedunia,
Badan
PBB
untuk
Program Lingkungan Hidup (UNEP) dapat mempersonalisasi masalah lingkungan
dan memungkinkan semua orang untuk menyadari tidak hanya tanggung jawab
mereka, tetapi juga kekuatan mereka bisa menjadi agen perubahan dalam
mendukung pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia juga merupakan hari untuk orang-orang dari
semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama untuk memastikan pandangan
1
yang lebih bersih, lebih hijau dan lebih cerah bagi diri mereka sendiri dan
generasi mendatang.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diperingati pada tanggal 5 Juni
2013,
dengan tema diatas
telah dirilis oleh United Nations Environment
Programme (UNEP), organisasi bentukan PBB yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan peringatan World Environment Day setiap tahunnya yang
telah merilis tema dan logo Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013.
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013
Tema
Peringatan
WED
tahun
ini
(2013)
adalah
Think.Eat.Save.
Tema
Think.Eat.Save adalah sebuah kampanye anti terisanya makanan dan
hilangnya makanan yang mendorong manusia untuk mengurangi foodprint
mereka.Menurut data UN Food and Agriculture Organization (FAO), setiap tahun
sebanyak 1.3 Milyar ton makanan terbuang. Ini ekivalen dengan jumlah
makanan yang dihasilkan dari seluruh sub-Sahara Afrika. Pada waktu yang
sama, 1 dari 7 manusia di dunia mengalami kelaparan dan lebih dari 20.000
anak-anak dibawah umur 5 tahun meninggal setiap hari karena kelaparan.
Tema Think.Eat.Save diharapkan dapat mendorong manusia lebih sadar pada
dampak lingkungan terhadap makanan yang menjadi pilihan yang mereka buat
dan pemberdayaan yang mereka putuskan.
Planet bumi yang saat ini dihuni oleh 7 Milyar manusia (akan tumbuh hingga 9
Milyar tahun 2050), menurut FAO diperkirakan bahwa sepertiga produksi dari
pangan global akan terbuang atau hilang. Limbah atau makanan yang terbuang
merupakan sebuah pengurasan sumberdaya yang sangat besar dan menjadi
sebuah kontributor bagi dampak lingkungan yang buruk.
Kampanye tahun ini berharap bisa mengerahkan manusia untuk mengambil
tindakan dari rumah masing-masing dan kemudian membuktikan kekuatan
keputusan kolektif mereka dan orang lain telah dilakukan untuk mengurangi
limbah makanan, menyimpan uang, meminimalkan dampak lingkungan dari
produksi pangan dan proses produksi pangan kekuatan untuk menjadi lebih
efisien.
Jika makanan yang terbuang, itu berarti bahwa semua sumber daya dan input
yang digunakan dalam produksi semua makanan juga hilang. Sebagai contoh,
2
dibutuhkan sekitar 1.000 liter air untuk memproduksi 1 liter susu dan sekitar
16.000 liter masuk ke dalam makanan sapi untuk membuat hamburger. Emisi
gas rumah kaca yang dihasilkan dari sapi itu sendiri, dan seluruh rantai suplai
makanan, semua berakhir sia-sia ketika kita membuang sia-sia makanan.
Bahkan, produksi pangan global menempati 25% dari seluruh lahan yang layak
dihuni makhluk hidup dan bertanggung jawab terhadap 70% dari konsumsi air
tawar, 80% dari deforestasi, dan 30% dari emisi gas rumah kaca. Ini adalah
pendorong tunggal terbesar atas hilangnya keanekaragaman hayati dan
perubahan penggunaan lahan.
Kebijakan tentang Peningkatan Ketahanan Pangan
Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan penenuhan kebutuhan dasar untuk
hidup, dan menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia. Sesuai dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang baru sebagai pengganti
dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Pernyataan
pemenuhan
kebutuhan
pangan
sebagai
hak
dinyatakan
pada kesepakatan Rome Declaration on World Food Security and
World Food Summit pada tahun 1996. Kesepakatan tersebut
asasi
manusia
ditandatangani
oleh 112 kepala negara dari 186 negara, termasuk Indonesia.
Deklarasi tersebut memberikan prioritas pada human right to adequate food
(hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup), dan perlunya aksi
bersama antar negara untuk mengurangi kelaparan ekstrem. Komitmen
bersama tersebut untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem yang
menjadi tujuan satu dari delapan Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium
Development Goals/MDGs) yang harus dapat dicapai pada tahun 2015.
Pemenuhan kebutuhan pangan bagi kelompok masyarakat miskin
menjadi
prioritas program dalam penanggulangan kemiskinan dalam masyarakat, hal ini
mengingat pemenuhan kebutuhan pangan pokok membebani 55% pengeluaran
dari rumah tangga miskin. Menurut Kepala Bappenas (2012) terkait dengan
ketahanan pangan dinyatakan
Ketahanan pangan
sangat penting dalam
rangka pembangunan nasional, sekaligus membentuk manusia Indonesia yang
berkualitas,
mandiri,
dan
sejahtera
melalui
perwujudan
persediaan
dan
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan
beragam serta tersebar merata
dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
3
Berbagai permasalahan yang bersifat komplek terkait dengan pemenuhan
kebutuhan pangan, antara lain :
1. Organisasi Anti Kemiskinan Oxam di Paris (2012) menyatakan bahwa
perubahan iklim menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem, berupa kekeringan
di Amerika Serikat, banyaknya hujan di Asia
yang menjadikan kegagalan
panen banyak komoditas dan mendorong naiknya harga pangan dunia. Disisi
lain, menurunnya daya beli masyarakat akibat kiris ekonomi dunia akan
mengancam menurunnya kualitas hidup masyarakat secara global.
2. Organisasi Pangan Dunia (FAO) pada tahun 2012 memperingatkan tentang
kenaikan harga pangan dunia, terjadi karena kurangnya pasokan dan belum
efisienya distribusi pangan secara internasional yang mendorong naiknya
harga pangan dunia. Maka perlunya pemerintah secara nasional untuk
mengambil kebijakan yang tepat tentang ketahanan pangan agar kenaikan
harga pangan tidak menjadi bumerang bagi pembangunan sektor-sektor
lainnya.
3. Tantangan secara nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan yang
mengarah pada kedaulatan pangan di masa-masa mendatang semakin
berat, hal ini didasarkan pada
semakin membengkaknya import bahan
pangan daripada nilai ekspornya. Data Kementerian Perdagangan tentang
import
makanan dan minuman (tahun 2009) senilai US $ 2,501 juta
meningkat menjadi sebesar US $ 4.871 juta (meningkat 73,74%) dan data
eksport pada tahun
sama 2,785 juta meningkat
menjadi sebesar US $
3,454 juta (meningkat sebesar 28,13%) maka dengan demikian telah terjadi
defisit
neraca perdagangan makanan dan minuman pada tahun 2011,
demikian pula diperkiraakan tahun 2012 (Prof. Purbayu, 2013).
4. Tantangan lain terkait pemenuhan kebutuhan pangan adalah masih cukup
tingginya
jumlah
penduduk
miskin
(tahun
2011)
berdasarkan
garis
kemiskinan BPS (2011) secara nasional sebesar 12,11%, penduduk miskin
Jawa Tengah sebesar 16,21% dan penduduk miskin Kabupaten Batang
sebesar 95.300 jiwa (13,47%) dengan indek garis kemiskinan (poverty line)
sebesar Rp. 184.592 per kapita/ per bulan. Pemenuhan kebutuhan pangan
bagi rumah tangga miskin sangat membebani pengeluaran, berkisar antara
50 – 55% dari rata-rata pengeluaran
per bulan untuk kebutuhan pangan.
Bantuan Raskin sebesar 15 Kg per KK/ per bulan bagi rumah tangga miskin,
menjadikan mereka dapat menghemat pengeluaran rumah tangga per bulan.
4
Selanjutnya : Kemukakan tentang pentingnya pelaksanaan dan komitmen,
tidak hanya oleh pemerintah, tetapi dukungan dunia usaha dan partisipasi
masyarakat, terkait dengan pelaksanaan :
RAD MDG`s Provinsi Jawa Tengah
tentang tujuh dari delapan tujuan
pembangunan milenium.
RAD Pangan dan Gizi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan.
Dan pelaksanaan kebijakan pangan baik melalui (1) swasembada beras,
(2)
swasembada gula; (3) swasembada daging
Catatan Penutup
Membuat keputusan yang tepat sangatlah berarti, misalnya, bahwa kita sengaja
memilih makanan yang memiliki dampak lingkungan yang rendah, seperti :
a.
Mengkonsumsi makanan organik yang tidak menggunakan bahan kimia
dalam proses produksinya.
b.
Memilih untuk membeli pangan lokal juga bisa berarti bahwa makanan
tidak perlu diterbangkan dari seluruh dunia yang karenanya kita bisa
mengurangi emisi.
c.
Mengkonsumsi yang kita butuhkan saja, berarti menghemat.
Kini saya, Anda dan kita semua mungkin baru menyadari bahwa pada sebutir
nasi yang kita makan ada air yang dipakai untuk membuat padi tumbuh dan
memasaknya
menjadi
nasi.
So, jangan sia-siakan makanan kita, walaupun hanya sebutir nasi. Karena
keberkahan nasi yang sebutir terletak pada usaha kita untuk mengurangi
dampak lingkungan yang buruk yang membahayakan keberadaan planet bumi.
5