Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah el (1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/280533506

Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah
elektronika: Studi kasus kota Surabaya
Conference Paper · September 2014
DOI: 10.13140/RG.2.1.3807.1927

CITATIONS

READS

0

1,288

3 authors, including:
Dino Rimantho

Pancasila University

12 PUBLICATIONS 1 CITATION

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Electronic Waste Management in DKI Jakarta, Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Dino Rimantho on 28 July 2015.
The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.

Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014

Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah elektronika:
Studi kasus kota Surabaya
Adinda Sandra Rosalinda1, Dino Rimantho2, Masriel Djamaloes3
1

Fakultas Teknik Universitas 45 Surabaya

(adinrosalidra@gmail.com)
2


Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jakarta
3
Program Pasca Sarjana Untag Surabaya
ABSTRAK

Pengelolaan limbah elektronika merupakan masalah yang cukup serius di hampir semua kota bahkan negara di
dunia ini. Makalah ini merupakan studi kasus dari pengelolaan limbah elektronika di kota Surabaya. Dengan
menggunakan desain penelitian kualitatif yang menggunakan metode SWOT dapat diaplikasikan pada studi
partisipasi masyarakat di kota Surabaya. Penelitian secara kualitatif ini lebih fokus pada keterbatasan sumber
daya pemerintah daerah dalam memberikan fasilitas yang tepat pada pelayanan pengelolaan limbah elektronika.
Aplikasi SWOT digunakan guna merumuskan rencana aksi strategis pengelolaan limbah elektronika untuk
mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya masyarakat serta stakeholder yang terkait. Ini akan mendorong
kerjasama yang lebih baik antar stakeholder di kota Surabaya melalui pendekatan partisipatif. Berdasarkan
aplikasi SWOT memungkinkan para stakeholder untuk mengeksplorasi berbagai potensi metode dan sarana yang
terkait dengan ancaman, peluang dan merubah kelemahan menjadi kekuatan dalam kaitannya dengan
pengelolaan limbah elektronika. Melalui makalah ini, rencana implementasi strategis dapat dikembangkan pada
setiap stakeholder untuk peningkatan pengelolaan limbah elektronika di kota Surabaya.
Kata kunci: SWOT, limbah elektronika, managemen strategi, stakeholder , Surabaya
1.


PENDAHULUAN

Pengelolaan limbah elektronik merupakan salah
satu permasalahan di hampir seluruh negara di dunia
pada akhir-akhir ini.
Perkembangan teknologi
digital yang sangat pesat berpotensi menyebabkan
seluruh peralatan elektronika menjadi cepat usang
dan berakhir di tempat penampungan akhir dan juga
dapat memberikan dampak bagi penurunan
kesehatan manusia dan kualitas lingkungan. Daur
hidup produk-produk elektronika secara signifikan
menjadi lebih pendek, ditambah dengan gencarnya
pemasaran
produk-produk
tersebut
yang
mempengaruhi konsumen untuk memperoleh
produk-produk elektronika baru tersebut. Sebagai

contoh, studi yang dilakukan oleh Widmer et al.,
(2005) melaporkan bahwa usia komputer menjadi
lebih pendek dimana pada tahun 1992 sekitar 4,5
tahun menurun menjadi 2 tahun pada tahun 2005
sehingga mendorong volume aliran limbah
elektronika menjadi lebih besar. Lebih lanjut, di Uni
Eropa dilaporkan sekitar terdapat sekitar 8,9 juta ton
dan 4,0 juta ton limbah elektronika yang dihasilkan
oleh Negara Jepang pada tahun 2010 (Zoeteman et
al., 2010). United Nation Environment Programme
(UNEP) menyatakan bahwa pada tahun 2020 China
akan menghasilkan limbah elektronik lebih besar
dibandingkan dengan Amerika Serikat (UNEP,
2007). Yu et al., (2010) menggarisbawahi bahwa
negara-negara berkembang akan menghasilkan
limbah komputer pribadi sebesar dua kali lipat
dibanding dengan negara-negara maju pada sekitar
tahun 2030. UNEP (2005) juga telah memperkirakan
V-92


bahwa limbah elektronika akan meningkat sekitar
3%-5% tiap tahunnya dan ini merupakan aliran
limbah tercepat yang sedang dihadapi oleh semua
negara di dunia.
Permasalahan yang dihadapi oleh beberapa
negara berkembang sepertinya tidak seperti yang
dihadapi oleh negara-negara maju. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti jumlah
timbulan limbah elektronika yang dihasilkan masih
dianggap lebih kecil, usia pakai produk-produk
elektronika dapat diperpanjang, masalah ekonomi
dalam hal daur ulang baik pada tingkat daerah
maupun skala nasional. Permasalahan utama yang
dihadapi oleh negara berkembang justru muncul dari
adanya limbah elektronika atau produk elektronika
yang sudah bukan lagi produk elektronika up to
date, kurang ramah lingkungan yang diimpor dari
negara-negara industri (Hicks et al., 2005). Masalah
yang cukup serius pada kesehatan manusia dan
lingkungan yang ditimbulkan oleh impor limbah

elektronika dan produk-produk elektronika di negara
berkembang disebabkan beberapa hal seperti
terbatasnya
undang-undang
perlindungan,
penegakan dan kebijakan mengenai pembuangan
yang lebih aman. Beberapa studi yang telah
dilakukan oleh para peneliti di China menunjukkan
laporan yang sama bahwa dampak pembuangan
limbah elektronik pada kesehatan manusia
merupakan hal yang sangat serius dan penting (Chan
et al, 2007; Huo et al, 2007; Qu et al, 2007).
Keprihatinan yang timbul tidak hanya
disebabkan karena kuantitas dari volume limbah
elektronika yang diimpor, tetapi juga terhadap

Adinda Sandra Rosalinda, Dino Rimantho, Masriel Djamaloes, Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah ...

Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014


kandungan zat kimia yang berpotensi beracun dan
berbahaya yang terdapat pada limbah elektronika.
Sejumlah peneliti telah membuktikan bahwa
kandungan logam berat dan
polychlorinated
biphenyls (PCB) serta bifenil diphenyl ethers
(PBDE) yang terdapat dapat dilepaskan limbah
elektronika melalui proses daur ulang sehingga
mendorong potensi risiko terhadap kesehatan
manusia dan menurunnya kualitas lingkungan
(Czuczwa and Hites, 1984; Robinson, 2009).
Windmer et al., (2005) menyampaikan bahwa
munculnya masalah kesehatan manusia, lingkungan
dan sosial yang disebabkan dari pengelolaan impor
limbah elektronika mendorong beberapa negara
seperti China, India dan beberapa negara di Asia
merubah dan memperbaiki perundang-undangan
yang terkait dengan pengelolaan limbah elektronika.
Disamping itu, pembuangan limbah elektronika
secara aman dengan menggunakan teknologi yang

lebih canggih mulai dilakukan oleh beberapa
produsen produk-produk elektronika di negara maju
maupun berkembang (Kiddee et al., 2013,)
Limbah elektronika adalah salah satu aliran
limbah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, gagasan untuk menghilangkan
atau mengurangi limbah elektronika merupakan
praktik yang sangat sulit, apa hal yang paling
realistis dalam pengelolaan limbah elektronika
secara efektif, yang secara ilmiah dibutuhkan dan
disepakati dalam pembangunan yang lebih ramah
lingkungan dan berkelanjutan. Dalam pembangunan
yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan
memerlukan strategi pencegahan dan pengurangan
sebagai integrasi dari efektifitas pengelolaan limbah
elektronika yang lebih ilmiah. Penurunan kualitas
lingkungan dan munculnya konflik sosial dapat
muncul karena stakeholder dan sumber daya yang
tersedia tidak dimasukkan dalam pengelolaan
tersebut. Furedy (1991) menyatakan bahwa

pendekatan
partisipatif
dalam
pengelolaan
lingkungan dapat menjadi promosi strategi yang
efektif. Tren masa depan dan strategi manajemen
dalam pengelolaan lingkungan dari limbah
elektronika sudah seharusnya mempertimbangkan
analisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) dalam
strategi manajemen.
Setiap program, proyek, rencana pengembangan
dan pengelolaan biasanya memiliki kekuatan
dan kelemahan, peluang dan ancaman. Mengingat
hal tersebut, maka seorang koordinator proyek dapat
menangani secara efektif pada masalah-masalah
yang mungkin muncul, dan melihat cara dan sarana
untuk mengubah ancaman menjadi peluang, dan
pengaturan kelemahan terhadap kekuatan. Analisis
ini dapat dilakukan pada setiap ide, organisasi,

orang, produk, program atau proyek (Johnson et al.,
1989).
Dalam makalah ini, metode SWOT diaplikasikan
untuk mengembangkan rencana aksi untuk mencapai

keberhasilan pelaksanaan inisiatif baru pengelolaan
limbah elektronika. Dengan kata lain, metode
SWOT ini dilakukan untuk mengembangkan aksi
strategis pengelolaan limbah elektronika di kota
Surabaya. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor positif dan negatif, serta faktor-faktor
internal dan eksternal, yang mungkin berpotensi
pada program pengelolaan limbah elektronika yang
diusulkan. Metode SWOT pada program ini dan
komponennya (masyarakat dan perusahaan daerah
kota) dimaksudkan untuk memaksimalkan kekuatan
dan peluang, meminimalkan ancaman eksternal,
mengubah kelemahan yang diidentifikasi menjadi
kekuatan dan memanfaatkan peluang serta
meminimalkan baik kelemahan internal dan

ancaman eksternal (Saaty, 1987).
SWOT adalah suatu metode yang dirancang
untuk diaplikasikan pada tahap awal pengambilan
keputusan di satu sisi dan sebagai pendahulu untuk
perencanaan manajemen strategis di sisi lain. Ini
harus dilakukan oleh pengguna individu dan juga
dalam kelompok. Analisis kelompok-bijaksana
sangat efektif dalam memberikan informasi faktor,
tujuan utama, kejelasan. Oleh karena itu, fokus ke
semua diskusi mengenai formulasi strategi mengenai
program pengelolaan limbah elektronika yang
diusulkan (Johnson et al., 1989).
Dalam SWOT, sumber daya yang tersedia dan
pemanfaatan potensi mereka dipelajari dari sudut
pandang keberlanjutan ekonomi, ekologi dan sosial.
Namun, tujuan utamanya dalam proses perencanaan
adalah untuk mendapatkan dukungan keputusan
yang akan digunakan dalam pemilihan strategi yang
akan ditindaklanjuti. Dalam studi-teori keputusan,
keputusan dianggap sebagai pilihan antara dua atau
lebih langkah-langkah alternatif. Secara umum,
pengambil keputusan secara rasional akan memilih
alternatif
yang
memaksimalkan
utilitas,
penentuannya didasarkan pada informasi yang
tersedia pada alternatif keputusan. Untuk
mendukung keputusan, maka diperlukan beberapa
faktor seperti informasi yang dihasilkan pada situasi
keputusan, pada pilihan alternatif tindakan dan
konsekuensinya dan lain-lain. Sebuah model
keputusan yang lengkap merupakan dasar untuk
pendukung keputusan. Bradshaw dan Boose, (1990)
menyatakan bahwa tiga kriteria keputusan terdiri
dari alternative yang ada, informasi tentang
konsekuensi yang terkait dengan alternative dan
preferensi antara konsekuensi.
Setiap aspek
informasi harus merupakan yang akurat sehingga
alternatif terbaik dapat dipilih. Dengan demikian,
SWOT digunakan untuk menganalisis lingkungan
internal dan eksternal untuk mencapai pendekatan
yang sistematis dan dukungan untuk situasi yang
menentukan. Jika digunakan dengan benar, dapat
memberikan dasar yang baik bagi perumusan
strategi yang berhasil.
Schmoldt and Peterson, (2000) menggaris
bawahi bahwa analisis SWOT dapat memberikan

Adinda Sandra Rosalinda, Dino Rimantho, Masriel Djamaloes, Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah ...

V-93

Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014

kerangka kerja untuk menganalisis situasi dan
mengembangkan strategi serta taktik yang sesuai;
sebagai dasar untuk menilai kemampuan dan
kompetensi inti; sebagai bukti, dan kunci, perubahan
dan keberhasilan dan juga menyediakan stimulus
untuk berpartisipasi dalam kelompok pengalaman.
Lebih lanjut, Anselin et al., (1989) menyampaikan
bahwa pemanfaatan lebih lanjut dari SWOT
biasanya didasarkan pada analisis kualitatif dan
kuantitatif dari faktor internal dan eksternal, serta
pada kemampuan dan keahlian orang-orang yang
terlibat dalam proses perencanaan.
Sebuah analisis SWOT harus dapat bersifat
fleksibel. Situasi berubah terhadap waktu dan
analisis diperbarui harus dibuat secara berkala.
Selanjutnya, kita dapat menyimpulkan bahwa
SWOT adalah metode yang sederhana atau
memakan
waktu
tetapi
efektif
karena
kesederhanaannya (Schmoldt et al., 1994). Makalah
ini mencoba untuk menjelaskan kekuatan dan
kelemahan dari stakeholder , serta peluang dan
ancaman dalam lingkungan eksternal untuk
pengelolaan limbah elektronika. Tujuannya adalah
untuk mengembangkan rencana aksi untuk
meningkatkan strategi perencanaan pengelolaan
limbah elektronika melalui pemangku kepentingan
yang didasarkan pada analisis SWOT dengan tujuan
agar kota Surabaya menjadi lebih bersih dan sehat.
2.

LIMBAH ELEKTRONIKA DAN
DAMPAKNYA

Limbah elektronik dapat didefinisikan sebagai
semua jenis produk elektrik dan elektronika yang
telah tidak digunakan lagi oleh pemiliknya
(Khetriwal et al., 2006).
Sebuah studi oleh Widmer et al. (2005) menganggap
bahwa limbah elektronik merupakan produk yang
mempunyai nilai ekonomis dan produk yang tahan
lama yang biasanya dapat ditemui pada produkproduk pengolahan data, telekomunikasi atau
hiburan di rumah tangga dan bisnis. Sementara
Luther (2009) mendefinisikan limbah elektronik
sebagai istilah yang digunakan secara umum pada
perangkat elektronik yang usang, rusak atau tidak
dapat diperbaiki.
Menurut Direktif Uni Eropa (yang dikutip dalam
UNEP, 2007), limbah elektronik terdiri dari sepuluh
kategori besar seperti (i) peralatan rumah tangga
besar, (ii) peralatan rumah tangga kecil, (iii)
peralatan IT dan telekomunikasi, (iv) peralatan
konsumen, (v) peralatan pencahayaan, (vi) mainan
dan olahraga, (vii) peralatan medis, (viii) instrumen
monitoring dan kontrol, (ix) dispenser otomatis dan
(x) alat-alat listrik dan elektronik.
Joseph (2007) menyatakan bahwa limbah
elektronik berpotensi menghasilkan bahan beracun
dan berbahaya serta tidak berbahaya kemungkinan
dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan
lingkungan. Sebagai contoh, timbal yang merupakan

V-94

salah satu jenis logam berat yang tergolong
komponen sangat beracun dan berbahaya yang
terdapat pada monitor komputer dan tabung sinar
katoda televisi yang terbukti dapat membuat
kerusakan pada sistem saraf pusat dan perifer, sistem
kardiovaskular dan ginjal dan logam kadmium yang
menyebabkan kanker, ginjal, penyakit tulang serta
kerusakan saraf (Ramachandra dan Varghese, 2004).
Oleh karena itu, banyak peneliti menyadari bahwa
perhatian yang lebih besar harus dititikberatkan pada
pengelolaan limbah elektronika (Khetriwal et al,
2006;. Nnorom dan Osibanjo, 2007).
3.

METODOLOGI

Makalah ini menggunakan metode wawancara
(Fryer et.al., 2012) dan analisis SWOT (Weihrich,
1982) untuk mengevaluasi strategi pengelolaan
limbah elektronika di kota Surabaya.
Wawancara adalah salah satu metode yang
menggunakan pertanyaan secara tidak terstruktur,
dilaksanakan secara langsung, dan akses ke masingmasing personal responden yang dianggap mampu
memberikan informasi guna dapat mengungkapkan
masalah yang didasarkan pada keyakinan,
pengetahuan, dan sikap (Fryer et.al., 2012).
Diskusi kelompok dan wawancara dapat
digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang
isu dalam studi eksplorasi. Wawancara sebagai
diskusi kelompok jarang digunakan (Marry and
Defrance, 2012). Sebagai contoh, eksplorasi dari
wawancara pada target pelanggan pada sebuah
produk dapat menggunakan interview. Dalam
beberapa proses, para peniliti akan mengeliminasi
responden yang bersifat membela diri dari suatu
pertanyaan, dengan menggunakan berbagai metode
yang terkait dengan variasi kalimat, pernyataan dan
ketrampilan memainkan peranan.
Analisis SWOT lebih umum digunakan pada
analisis organisasi atau individu, di mana status quo
dari keuntungan dan kerugian memberikan situasi
terbaru bagi para manajer sebagai arah strategis
untuk dalam dasar pengambilan bagi perusahaan
pada masa mendatang (Susan et al., 2003). Proses ini
akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Kekuatan: organisasi dan individu yang
memiliki keahlian dan pengalaman.
2. Kelemahan: lemahnya organisasi dan individu.
3. Peluang: peluang dan pengembangan dari
lingkungan eksternal.
4. Ancaman: tekanan operasional masa depan dari
lingkungan eksternal.
Pertimbangan terutama dari pemikiran internal
yang kondusif bagi kekuatan dan kelemahan
program. Persaingan, peluang dan ancaman
eksternal untuk lingkungan bagi program untuk
mengeksplorasi pengembangan strategi manajemen
akan digunakan untuk mengeksplorasi situasi masa
depan program.

Adinda Sandra Rosalinda, Dino Rimantho, Masriel Djamaloes, Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah ...

Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014

Analisis ini harus mencoba untuk menentukan
kondisi yang dapat memfasilitasi analisis. Weihrich
mengusulkan
matriks
SWOT
untuk
mengembangkan strategi akomodasi pemikiran
(Weihrich, 1982).
Keuntungan dalam dengan
mempertimbangkan kompetensi inti program akan
dapat dianggap sebagai kerugian atau kelemahan
pada program tersebut atau, pada lingkungan
eksternal. Kesempatan dapat mengasumsikan produk
atau program strategi yang terbaru; sementara
ancaman
merupakan
asumsi
untuk
mempertimbangkan arah strategi dari para pesaing.
Secara singkat, strategi pengelolaan program
sebagaimana diatur dalam lingkungan program
sangat terkait erat dengan dampak dari tata kelola
program yang baik, dimana memungkinkan program
untuk lebih berkonsentrasi pada keuntungan dan
menemukan kesempatan yang tepat untuk
mendapatkan profitabilitas program.
Analisis SWOT pada kekuatan dan kelemahan
dari lingkungan internal, lingkungan eksternal,
peluang dan ancaman, lingkungan internal
perusahaan merupakan program pengelolaan
lingkungan mengacu pada organisasi merupakan
faktor yang berpengaruh. Susan et al., (2003)
menyatakan bahwa proses manajemen strategi

adalah analisis strategis, perusahaan dalam analisis
dan perencanaan SWOT perusahaan lebih
memahami peluang sekarang atau masa depan,
ancaman, kekuatan dan kelemahan, mampu
memahami dan memelihara pengelolaan keuntungan
perusahaan.
4.

HASIL DAN DISKUSI

Makalah ini menggunakan diskusi literatur
mengenai managemen strategi, mempelajari sumber
daya internal seperti kekuatan, kelemahan dan
peluang di dimensi eksternal lingkungan. Ancaman
dan pengelolaan keuntungan mempunyai hubungan
yang cukup signifikan dimana hubungan lebih jauh
dari analisis SWOT dapat membantu upaya
interprestasi (Weihrich, 1982).
Pemahaman dasar teoritis utama pada analisis
SWOT adalah untuk menguji pengelolaan strategi
internal untuk menjawab sumber daya internal dan
variabel lingkungan eksternal. Model kuantitatif
yang dibuat oleh para stakeholder sebagai referensi
dalam menggali informasi melalui interview.
Adapun kerangka pemikiran dalam makalah ini
ditunjukkan dalam gambar 1 di bawah ini:

Kekuatan

Pengelolaan
limbah elektronika

Analisa
SWOT

Kelemah
an
Peluang

Analisis dan
penemuan
managemen strategi

Ancaman

Gambar 1 Kerangka pemikiran analisis SWOT
Setiap dimensi dalam analisis SWOT menggunakan
variabel operasional untuk diteliti dan dianalisis
guna mengindentifikasikan faktor lingkungan
internal dan lingkungan eksternal dari strategi
keuntungan manajemen.
Faktor-faktor yang diteliti sebagai kekuatan
program antara lain:
1. Beberapa kelompok dan organisasi masyarakat
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan
pembangunan baik yang menggunakan metode
formal maupun informal.
2. Generasi muda sebagai sumber daya manusia
yang energik, antusias dan produktif yang
terdapat dalam masyarakat melalui partisipasi
aktif masyarakat.
3. Keterlibatan ibu rumah tangga, pelajar dan
mahasiswa untuk dapat mendukung program
ini.
4. Laju timbulan limbah elektronika yang
dihasilkan oleh masyarakat.

5.

6.
7.
8.

Pemerintah masih merupakan sumber utama
finansial dan memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan tata kelola administrasi
Perencanaan top-down yang kuat (jika bekerja
pada lingkungan yang positif)
Kekuatan untuk membuat regulasi dan
perundang-undangan yang baru
Terdapatnya hirarki pemerintahan, birokrasi dan
infrastruktur organisasi

Sementara untuk faktor-faktor kelemahan
diperoleh:
1. Lemahnya kesadaran masyarakat untuk
memilah sampah di sumber
2. Lemahnya kesediaan masyarakat untuk
bekerjasama
dan
berpartisipasi
dalam
pengelolaan limbah elektronika
3. Masyarakat cenderung menunggu aksi atau
tindakan dari pemerintah daerah dalam hal
pengelolaan limbah elektronika
4. Belum tersedianya pola pengumpulan dan
sarana transportasi limbah elektronika di kota
Surabaya

Adinda Sandra Rosalinda, Dino Rimantho, Masriel Djamaloes, Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah ...

V-95

Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014

5.

6.

7.

Masih lemahnya kesadaran, pengetahuan dan
sikap peduli lingkungan terkait pengelolaan
limbah elektronika
Kurangnya informasi, komunikasi, pendidikan
terhadap potensi risiko yang dapat ditimbulkan
oleh limbah elektronika
Belum adanya pendekatan dan sistem yang
terpadu pada pengelolaan limbah elektronika

Mengenai peluang, faktor-faktor yang diamati
adalah:
1. Mobilisasi dan peningkatan kapasitas gengerasi
muda dari kelompok perguruan tinggi sebagai
motor kunci untuk pengelolaan limbah
elektronika.
2. Tersedianya lapangan pekerjaan alternatif
berupa daur ulang limbah elektronika yang
merupakan usaha mikro pada organisasi yang
berbasis
masyarakat
sehingga
dapat
memberikan kontribusi dalam pembangunan
dan pengembangan pengelolaan limbah
elektronika.
3. Promosi pembagian kegiatan yang mengadopsi
strategi pengelolaan limbah elektronika
sehingga kelompok-kelompok masyarakat dan
pemangku
kepentingan
lainnya
dapat
memberikan dukungan dan memperkuat basis
program menjadi lebih baik.
4. Peraturan perundang-undangan yang dapat
diberlakukan agar dapat mempromosikan
pengelolaan limbah elektronika yang lebih
tepat.
5. Memaksimalkan kemandirian dan swadaya
bersama antara para pemangku kepentingan.
6. Mendorong pertumbuhan usaha kecil dan
organisasi
berbasis
masyarakat
sebagai
pendukung utama untuk memperkuat standar
ekonomi
pekerja
pengelolaan
limbah
elektronika.
7. Pembentukan kemitraan masyarakat-swastapemerintah
dalam
pengelolaan
limbah
elektronika
8. Mengadopsi
perencanaan
bottom-up
pengelolaan limbah elektronika untuk kota
Surabaya
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
sebagai ancaman untuk program pengelolaan limbah
elektronika antara lain:
1. Lemahnya koordinasi lintas sektoral antara
masyarakat, para pemangku kepentingan dan
stakeholder lainnya.
2. Kurangnya
kemitraan
masyarakat-swastapemerintah.
3. Pemerintah belum memberikan fasilitas yang
cukup bagi masyarakat.
4. Pemerintah, masyarakat dan sektor swasta
secara umum memiliki ide dan ideologi yang
berbeda

V-96

Sebagai langkah berikutnya agar dapat
digunakan sebagai efektifitas pengelolaan limbah
elektronika dengan masih memperhatikan secara
keseluruhan faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman, antara lain:
1. Pemerintah menyediakan sumber daya finansial
untuk mendukung inisiatif pengelolaan limbah
elektronika berbasis organisasi kemasyarakatan.
2. Kerjasama antara semua stakeholder dalam
perencanaan dan implementasi pengelolaan
limbah elektronika
3. Desentralisasi pelayanan pengelolaan limbah
elektronika.
4. Meningkatkan komunikasi yang baik dan
membangun kemitraan antara pemerintah,
masyarakat dan stakeholder lainnya pada
pengelolaan limbah elektronika.
5. Peningkatan dukungan terhadap usaha mikro
daur ulang limbah elektronika berbasis
organisasi kemasyarakatan
6. Meningkatkan respon pemerintah terhadap isuisu yang terkait pengelolaan limbah elektronika
7. Mencari konsensus yang terbaik mengenai
solusi untuk adopsi pengelolaan limbah
elektronika yang lebih baik.
Sebagaimana
yang
telah
disampaikan
sebelumnya bahwa analisis SWOT merupakan
prosedur yang tepat untuk mengeksplorasi beberapa
kemungkinan dan cara-cara untuk memulai dan
meraih keberhasilan dalam pelaksanaan program
pengelolaan limbah elektronika. Dalam makalah ini,
melalui sudut pandang yang berbeda, analisis SWOT
melihat keberhasilan skenario yang berbeda dengan
penerapan pendekatan intropeksi yang sistematis
baik positif maupun negatif mengenai kekuatiran
pengelolaan limbah elektronika melalui partisipasi
masyarakat. Apapun hasil keputusan yang diambil,
seyogyanya dalam pengambilan keputusan tetap
mengandung beberapa unsur-unsur penting untuk
membuat strategi perencanaan pengelolaan yang
baik seperti membangun kekuatan, meminimalkan
kelemahan, menjajaki peluang dan mencegah
datangnya
ancaman.
Strategi
yang
telah
diindentifikasikan dan dirumuskan dalam matrik
SWOT terkait dengan peningkatan partisipasi
masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya
pada pengelolaan limbah elektronika di kota
Surabaya.
Strategi peningkatan partisipasi masyarakat
dalam program pengelolaan limbah elektronika
digunakan untuk meningkatkan partisipasi pemuda
termasuk ide-ide, pemahaman dasar, ketrampilan
dan pengalaman dalam mengadopsi program
pengelolaan limbah elektronika yang tepat;
meningkatkan pengetahuan lingkungan yang terdiri
dari pelatihan pada masyarakat mengenai
pengelolaan
limbah
elektronika,
kampanye
kesadaran dan pengembangan materi pengetahuan
lingkungan yang sesuai; pengembangan sumber

Adinda Sandra Rosalinda, Dino Rimantho, Masriel Djamaloes, Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah ...

Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014

daya manusia yang berbasis program pendidikan
lingkungan
untuk
meningkatkan
partisipasi
masyarakat, dimana hal ini terkait dengan adanya
kebutuhan partisipasi yang lebih baik dalam
pengelolaan
limbah
elektronika
dan
mempromosikan pemilahan dari sumbernya di
rumah tangga dan penguatan lembaga swadaya
masyarakat serta usaha mikro daur ulang limbah
elektronika terhadap kemandirian masyarakat.
Sedangkan strategi yang dapat dilakukan oleh
kewenangan pemerintah antara lain: membangun
kerjasama antar stakeholder dan organisasi
pendukung; desentralisasi pengelolaan daur ulang
limbah elektronika; peningkatan proses demokrasi
dalam pengambilan keputusan dan kebijakan
perumusan strategi pengelolaan limbah elektronika;
penguatan perencanaan bottom-up dengan inisiatif
berbasis
masyarakat;
peningkatan
responsif
pemerintah; peningkatan komunikasi yang tepat dan
logis antara pemerintah dan stakeholder ; mendorong
pertumbuhan organisasi berbasis masyarakat dan
usaha daur ulang limbah elektronika mikro
menengah.
5.

KESIMPULAN

Limbah elektronika merupakan salah satu
masalah dalam pengelolaan limbah di hampir semua
kota di dunia ini. Gagasan untuk menghilangkan
atau mengurangi limbah elektronika merupakan
praktik yang sangat sulit, apa hal yang paling
realistis dalam pengelolaan limbah elektronika
secara efektif, yang secara ilmiah dibutuhkan dan
disepakati dalam pembangunan yang lebih ramah
lingkungan
dan
berkelanjutan.
Dengan
menggunakan analisis SWOT, sumber daya yang
tersedia dan pemanfaatan potensi mereka dipelajari
dari sudut pandang keberlanjutan ekonomi, ekologi
dan sosial. Berdasarkan analisis yang telah
didiskusikan maka pengetahuan, kesadaran dan
partisipasi seluruh stakeholder perlu ditingkatkan
melalui implementasi beberapa strategi pengelolaan
yang dapat dilakukan oleh seluruh stakeholder
dalam rangka mengurangi potensi kerusakan
lingkungan dan meningkatkan pembangunan
lingkungan hidup yang berkelanjutan. Penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan dan rincian mengenai
karakteristik limbah elektronika dan penggunaannya
serta dampak terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anselin, A., Meire, P., Anselin, L., 1989.
Multicriteria
techniques
in
ecological
evaluation: an example using the analytical
hierarchy process. Biological Conservation 49,
215–229.

[2] Bradshaw, J.M., Boose, J.H., 1990. Decision
analysis techniques for knowledge acquisition:
combining information and preferences using
Aquinas and Axotl SWOT. International Journal
of Man-Machine Studies 32, 121–186.
[3] Chan, J.K.Y., Xing, G.H., Xu, Y., Liang, Y.,
Chen, L.X., Wu, S.C., Wong, C.K.C., Leung,
C.K.M., Wong, M.H., 2007. Body loadings and
health risk assessment ofpolychlorinated
dibenzo-p-dioxins and dibenzofurans at an
intensive electronic waste recycling site in
China. Environmental Science & Technology
41, 7668–7674.
[4] Czuczwa,
J.M.,
Hites,
R.A.,
1984.
Environmental fate of combustion-generated
polychlorinated
dioxins
and
furans.
Environmental Science & Technology 18, 444–
450.
[5] Fryer C., Mackintosh S., Stanley M., and
Crichton J., 2012, "Qualitative studies using indepth interviews with older people from
multiple language groups: methodological
systematic review," Journal of Advanced
Nursing, vol. 68, no. 1, pp. 22–35.
[6] Furedy, C., 1991. Emerging concepts of citizen
participation, cooperation and education for
responsive solid waste management in Asian
cities. Resource Paper UNCRD Conference in
Bandung, Indonesia.
[7] Hicks, C., Dietmar, R., Eugster, M., 2005. The
recycling and disposal of electrical and
[8] electronic waste in China-legislative and market
responses. Environmental Impact Assessment
Review 25, 459–471.
[9] Huo, X., Peng, L., Xu, X., Zheng, L., Qui, B.,
Qi, Z., Zhang, B., Han, D., Piao, Z., 2007.
Elevated blood lead levels of children in Guiyu,
an electronic waste recycling town in China.
Environmental Health Perspectives 115, 1113–
1117.
[10] Johnson, G., Scholes, K., Sexty, R.W., 1989.
Exploring Strategic Management. Scarborough,
Prentice-Hall, Ontario, p. 345
[11] Joseph K. 2007, Electronic waste management
in India—issues and strategies. In: Sardinia,
editor. 11th international waste management
and landfill symposium;.
[12] Khetriwal DS, Widmer R, Schluep M, Eugster
M, Wang X, Lombard R, et al., 2006,
Legislating e-waste management: progress from
various countries. Environmental Law Network
International ;1(2).
[13] Kiddee P., Naidu R., Wong MH., 2013,
Review-Electronic
waste
management
approaches: An overview, Waste Management
33; 1237–1250
[14] Luther L., 2009, Managing electronic waste:
issues with exporting e-waste. CRS Report for
Congress.

Adinda Sandra Rosalinda, Dino Rimantho, Masriel Djamaloes, Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah ...

V-97

Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014

[15] Marry S., and Defrance, J., 2012, "Analysis of
the perception and representation of sonic
public spaces through on site survey, acoustic
indicators and in-depth interviews," Applied
Acoustics, February 2012.
[16] Nnorom IC, Osibanjo O., 2007, Electronic
waste
(e-waste):
material
flows
and
management practices in Nigeria. Waste
Management;28:1472–9.
[17] Qu, W., Bi, X., Sheng, G., Lu, S., Fu, J., Yuan,
J., Li, L., 2007. Exposure to polybrominated
diphenyl ethers among workers at an electronic
waste dismantling region in Guangdong, China.
Environment International 33, 1029–1034.
[18] Ramachandra TV, Varghese SK., 2004,
Environmentally sound options for e-wastes
management. Journal of Human Settlements.
[19] Saaty, R.W., 1987. The analytic hierarchy
process and SWOT analysis– what it is and how
it is used. Mathematical Modeling 9, 161–178.
[20] Schmoldt, D.L., Peterson, D., Silsbee, D.G.,
1994. Developing inventory and monitoring
programmes
based
on
multiple
objectives.Environmental Management 28,
707–727.
[21] Susan, E., Jackson, A.J., and Niclas, L.E., 2003,
Recent Research on Team and Organizational
Diversity: SWOT Analysis and Implications,
Journal of Management, vol. 29, no. 6, pp. 801–
830, 2003.
[22] UNEP, 2005.E-waste, the hidden side of IT
equipment’s manufacturing and use.In:Chapter
5 - Early warning on emerging environmental
threats. www.grid.unep.ch.
[23] UNEP. E-waste volume II: e-waste management
manual. Osaka: Division of Technology,
Industry
and
Economics,
International
Environmental Technology Centre; 2007.
United Nations Environment Programme
(UNEP).
[24] Weihrich H., 1982, The SWOT Matrix-A Tool
for Situational Analysis, Long Range Planning,
vol. 15, no. 2, pp. 54-66.
[25] Widmer, R., Oswald-Krapf, H., SinhaKhetriwal, D., Schnellmann, M., Boni, H.,
2005.Global
perspectives
on
e-waste.
Environmental Impact Assessment Review
25,436–458.
[26] Yu J, Williams E, Ju M, Yang Y. Forecasting
global generation of obsolete personal
computers. Environ SciTechnol 2010;44:3232–
7.
[27] Zoeteman BCJ, Krikke HR, Venselaar J.
Handling WEEE waste flows: on the
effectiveness of producer responsibility in a
globalizing world. Int J AdvManufTechnol
2010;47:415–36.

V-98

View publication stats

Adinda Sandra Rosalinda, Dino Rimantho, Masriel Djamaloes, Aplikasi SWOT pada pengelolaan limbah ...

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22