Laporan Praktikum Kimia Fisika 2 Energi
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA 2
“Energi Kestimbangan Fasa”
Tanggal Praktikum : 8 April 2014
DISUSUN OLEH :
RIZKY HARRY SETIAWAN
1112016200069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ENERGI KESETIMBANGAN FASA
Oleh : Rizky Harry Setiawan (1112016200069)
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda no. 95 Ciputat 15412
Tujuan : Menggambarkan diagram fasa system Terner. Sistem Terner yang dimaksud adalah
system yang membentuk sepasang zat cair yang bercampur sebagian yaitu campuran
klorofom-air dan asam asetat.
ABSTRAK
Fasa adalah bagian serba sama dari suatu system,yang dapat dipisahkan secara mekanik;serba
sama dalam hal komposisi kimia dan sifat-sifat fisika.jadi suatu system yang mengandung
cairan dan uap masing-masing mempunyai bagian daerah yang serba sama.Dalam
fasa uap kerapatannya serba sama di semua bagian pada uap tersebut. Dalam fase cair
kerapatannya serba sama di semua bagian pada cairan tersebut.Pada penelitian ini dilakukan
uji kesetimbangan Fasa denagan menggunakan sistem Terner/ tiga komponen Dengan
sampel sepasang zat cair yang bercampur sebagian yaitu campuran klorofom-air dan asam
asetat.Hasilnya, pada percobaan yang menggunakan system Terner / tiga komponen ini didapat
.
INTRODUCTION
Untuk system tiga komponen, derajat kebebasan,f = 3 - p + 2 = 5 + p. untuk p =1 ,ada 4
derajat kebebasan. Tak mungkin menyatakan system seperti ini dalam bentuk grafik yang
lengkap dalam tiga dimensi, apalagi dalam dua dimensi. Oleh karena itu biasanya system
dinyatakan pada suhu dan tekanan yang tetap,dan derajat kebebasannya menjadi f =3-p ; jadi
derajat kebasaannya paling banyak adalah dua,dan dapat dinyatakan dalam suatu bidang. Pada
suhu dan tekanan yang tetap,variable yang dapat digunakan untuk menyatakan keadaan system
tingggal komposisi yakni Xa,Xb dan Xc yang dihubungkan melalui Xa+ Xb+Xc = 1. Komposisi
salah satu komponen sudah tertentu jika dua komponen lainnya diketahui (IJANG & SRI, 2000).
Dalam satu fase membutuhkan dua derajat kebasaan untuk menggambarkan system
secara sempurna,dan untuk dua fase dalam kesetimbangan,satu derajat kebasaan.Jadi dapat
mengggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan system
tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga.Kosentrasi dapat
dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi mol. Puncak –puncak dihubungkan ke titik tengah
dari sisi yang berlawanan,yaitu Aa,Bb,Cc. titik nol mulai dari titik – titik a,b c dan titik A,B,C
menyatakan komposisi adalah 100% atau satu. Jadi garis-garis Aa,Bb.Cc merupakan kosentrasi
komponen A,B,C. lebih lanjut,segitiga adalah sama sisi,jumlah jarak-jarak garis tegak lurus,dari
sembarang titik dalam segitiga ke sisi-sisi adalah konstan dan sama dengan panjang garis tegak
lurus antara sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan,yaitu 100% atau satu ( SK DOGRA & S
DOGRA,2009).
Gaya tarik pada komponen-komponen fluida yang membasahi permukaan ,dan energy
bebas system tersebut dapat diminimalkan jika komponen-komponen semacam ini berkumpul di
batas permukaan.Dalam system-sistem tertentu dalam kondisi khusus.lapisan adsorpsinya
mungkin hanya setebal satu molekul,tetapi yang lebih lazim adalah molekul-molekul teradsorpsi
tersebut akan menahan molekul-molekul lain sehingga pada akhirnya mereka akan menumpuk
membentuk satu lapisan multimolekul. Gaya yang berperan dalam adsorpsi tergantung pada sifat
dasar kimia permukaan dan struktur spesies teradsorpsi (R.A. DAY, JR. & A.L.
UNDERWOOD, 2002).
Tekanan dan temperatur menentukan keadaan suatu materi kesetimbangan fasa dari materi yang
sama. Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus memenuhi syarat berikut :
a. Sistem mempunyai lebih dari satu fasa meskipun materinya sama
b. Terjadi perpindahan reversibel spesi kimia dari satu fasa ke fasa lain
c. Seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan temperatur sama
Sistem tiga komponen yang paling umum adalah :
1.
Sistem 3 komponen terdiri dari zat cair yang sebagian saling campur
2.
Sistem 3 komponen tediri dari dua komponen padat dan satu cair.
Diagram fase merupakan cara mudah menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan tekanan.
Contoh khas diagram fasa tiga komponen air, kloroform dan asam asetat .
Kesetimbangan fasa dikelompokan menurut jumlah komponen penyusunnya yaitu sistem
satu komponen, dua komponen dan tiga komponen Pemahaman mengenai perilaku fasa
berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Sedangkan persamaan Clausius dan persamaan
Clausius Clayperon menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan dan perubahan suhu
pada sistem satu komponen (ENDANG WIDJAJANTI,2008).
MATERIALS & METHODS
Materials
1) Buret 50mL
2) Statif dan klem
3) Labu Erlenmeyer 250mL
4) Gelas Ukur
5) Botol Semprot
6) Batang Pengaduk
7) Neraca O’Hauss / Neraca Analitik
8) Piknometer 250 mL
9) Corong
1) Kloroform
2) Asam Asetat Glacial
3) Aquades
Methods
A.Pengukuran massa Jenis
1.
2.
3.
4.
Membersihkan Piknometer dan Mengeringkannya dalam Oven.
Mengukur berat kosong piknometer.
Memasukkan air dalam piknometer sampai penuh dan kemudian menimbangya.
Mengulangi kegiatan diatas dengan mengganti air dengan Kloroform dan Asam
Asetat glacial.
B.Sistem Tiga Komponen
1. Menyediakan buret yang bersih dan mongering ,mengisi masing-masing dengan
akuades dan Asam asetat Glasial.
2. Menyediakan labu Erlenmeyer 5 buah,masing-masing diisi dengan 3 ml,4 ml,6ml
dan 7ml kloroform,mengerjakan satu-persatu mengingat kloroform menguap dan
toksik.
3. Menambahkan masing-masing 5 mL aquades,mengocok sebentar,campuran akan
membentuk dua lapisan.
4. Menitrasi dengan asam asetat glacial sampai ke-2 lapisan membentuk satu
fasa ,memcatat volume asam asetat glacial yang ditambahkan “ Menitrasi
sebanyak 3 kali (Triplo)
5. menglangi untuk labu Erlenmeyer kedua dan seterusnya.
6. Membuat diagram fasa terner.
RESULT & DISCUSSION
Ø Tabel Hasil Pengamatan
A.Pengukuran massa Jenis
zat
Perlakuan
Piknometer kosong
Aquades
Kloroform
Asam Asetat Glasial
Massa total
Massa zat
Menimbang Piknometer kosong 25 mL
23,15 gram
Menimbang Piknometer + Aquades
46,55 gram
23,40 gram
Menimbang Piknometer + Kloroform
58,10 gram
34,95 gram
Menimbang Piknometer + Asam Asetat 48,80 gram
25,65 gram
Glasial
B.Sistem Tiga Komponen
v Dengan 3 ml Kloroform
Erlenmeyer
V CHCl3
V H2O
V CH3COOH
E1
3 mL
5 mL
11 mL
E2
3 mL
5 mL
10,9 mL
E3
3 mL
5 mL
11 mL
V H2O
V CH3COOH
v Dengan 4 ml Kloroform
Erlenmeyer
V CHCl3
E1
4 mL
5 mL
10 mL
E2
4 mL
5 mL
9,8 mL
E3
4 mL
5 mL
9,9 mL
V H2O
V CH3COOH
v Dengan 7 ml Kloroform
Erlenmeyer
V CHCl3
E1
7 mL
5 mL
8 mL
E2
7 mL
5 mL
8,1mL
E3
7 mL
5 mL
8 mL
Ø Perhitungan
∗
∗
Pengukuran massa Jenis
ρ
H2O
: 23,40 gram / 24,9 mL = 0,94 g/mL
ρ
CHCl3
: 34,95 gram / 24,9 mL = 1.403 g/mL
ρ
CH3COOH
: 25,65 gram / 24,9 mL = 1.03 g/mL
Sistem Tiga Komponen
Rumus
m= ρ x V
A. Massa masing-masing komponen
∗
Dengan 3 ml Kloroform
Massa Air
:
0,94 g/mL X 5mL = 4,7 gram
Massa kloroform
:
1.403 g/mL X 3mL = 4,21 gram
Rata” volume Astetat Glasial : (11+10,9+11) : 3 = 10,967 mL
Massa Astetat Glasial :
1.03 g/mL X 10,967 mL = 11,3 gram
∗
Dengan 4 ml Kloroform
Massa Air
:
0,94 g/mL X 5mL = 4,7 gram
Massa kloroform
:
1.403 g/mL X 4mL = 5,61 gram
Rata” volume Astetat Glasial : (10+9,8+9,9) : 3 = 9,9 mL
Massa Astetat Glasial :
1.03 g/mL X 9,9 mL = 10,2 gram
∗
Dengan 7 ml Kloroform
Massa Air
:
0,94 g/mL X 5mL = 4,7 gram
Massa kloroform
:
1.403 g/mL X 7mL = 9,82 gram
Rata” volume Astetat Glasial : (8+8,1+8) : 3 = 8,033 mL
Massa Astetat Glasial :
1.03 g/mL X 8,033 mL = 8,27 gram
B. %W/W = (berat zat terlarut : Berat Larutan total) X 100%
Dengan 3 ml Kloroform
Massa Total
:
%W/W Air
:
%W/W kloroform
:
%W/W Astetat Glasial:
4,7 + 4,21 + 11,3 = 20,21 gram
(4,7 gram / 20,21 gram) X 100 %
(4,21 gram / 20,21 gram) X 100 %
(11,3 gram / 20,21 gram) X 100%
= 23,25 %
= 20,83 %
= 55,92 %
Dengan 4 ml Kloroform
Massa Total
:
%W/W Air
:
%W/W kloroform
:
%W/W Astetat Glasial:
4,7 + 5,61 + 10,2 = 20,51 gram
(4,7 gram / 20,51 gram) X 100 %
(5,61 gram / 20,51 gram) X 100 %
(10,2 gram / 20,51 gram ) X 100%
= 22,91 %
= 27,35 %
= 49,74 %
Dengan 7 ml Kloroform
Massa Total
:
%W/W Air
:
%W/W kloroform
:
%W/W Astetat Glasial:
4,7 + 9,82 + 8,27 = 22,79 gram
(4,7 gram / 22,79 gram) X 100 %
(9,82 gram / 22,79 gram) X 100 %
(8,27 gram / 22,79 gram) X 100%
= 20,62 %
= 43,09 %
= 36,29 %
C. %V/V = (Volume zat terlarut : Volume Larutan total) X 100%
Dengan 3 ml Kloroform
Volume Total
:
%V/V Air
:
%V/V kloroform
:
%V/V Astetat Glasial :
5+ 3 + 10,967 = 18,967 mL
(5 mL/ 18,967mL) X 100 %
(3 mL / 18,967mL) X 100 %
(10,967 mL / 18,967mL) X 100%
= 26,36 %
= 25,82 %
= 57,82 %
Dengan 4 ml Kloroform
Volume Total
:
%V/V Air
:
%V/V kloroform
:
%V/V Astetat Glasial :
5+ 4 + 9,9 = 18,9 mL
(5 mL/ 18,9 mL) X 100 %
(4 mL / 18,9 mL) X 100 %
(9,9 mL / 18,9 mL) X 100%
= 26,46 %
= 21,16 %
= 52,38 %
Dengan 7 ml Kloroform
Volume Total
:
%V/V Air
:
%V/V kloroform
:
%V/V Astetat Glasia l:
D. Diagram Grafik
5+ 7+ 8,033 = 20,033 mL
(5 mL/ 20,033 mL) X 100 %
(7 mL / 20,033 mL) X 100 %
(8,033 mL / 20,033 mL) X 100%
= 24,96 %
= 34,94 %
= 40,10 %
PEMBAHASAN
Sistem tiga komponen dipelajari pada suhu dan tekanan konstan, sehingga derajat
kebebasan F= 3-P. Variabel yang dinyatakan yaitu XA + Xb + XC = 1. Air dan asam asetat dapat
tercampur sempurna demikian juga dengan kloroform hanya bercampur sebagian.
Pada percobaan ini bertujuan untuk memberikan data kelarutan 3 komponen yang
digambarkan pada digram segitiga. Hal pertama yang dilakukan adalah mencampurkan air dan
kloroform dalam 3 erlenmeyer dengan perbandingan volume yang berbeda. Kemudian campuran
ini di titrasi dengan zat titran yang berbeda. titrasi dengan menggunakan Asam asetat Glasial
sebagai titran. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik akhir titrasi yaitu kekeruhan tidak akan
hilang pada saat pengocokan. Dengan volume tertentu, didapatkan titik akhir titrasi. Begitu juga
dengan akuades sebagai titran. Asam asetat dan kloroform dapat melarut secara sempurna. Asam
asetat memiliki bagian polar dan non polar. Bagia non polar dari asam asetat akan berikatan
dengan CHCL3, dan bagian polar akan berikatan dengan H2O.
Untuk grafik diagram tiga komponen yang misalnya diagram fasa Asam asetat glasial
sebagai titran (% w/w) didapatkan fraaksi mol asam asetat air dengan volume masing – masing
yaitu sebesar :
1. 23,25 ; 20,83 ; 55,92 ------à 0,23 : 0,2 ; 0,5
2. 22,91 ; 27,35 ; 49,74 ------à 0,23 ; 0,27 ; 0,5
3. 20,62 ; 43,09 : 36,29 ------à 0,2 ; 0,43 ; 0,36
Dari grafik terlihat bahwa fraksi mol CH3COOH lebih kecil dengan meningkatnya H2O yang
digunakan akan berakibat pada penggunaan CHCL3.Pada grafik titik tengan menyatakan
komposisi 100% dari campuran CH3COOH + H2O + CHCL3
CONCLUTION
Berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan penentuan Energi Kesetimbangan Fasa, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ketika akuades dicampur dengan kloroform akan melarut sempurna, namun setelah
ditambahkan asam asetat akan larut dengan air.
2. Penambahan zat titran menyebabkan terbentuknya 2 fasa.
3. Data yang didapat dengan perbandingan volume yang telah ditentukan untuk asam asetat
glacial.
REFERENSI
Dogra,SK & Dogra,S.2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal.Jakarta : UI press
R,Ijang & M,Sri.2000.Common Text Book Edisi Revisi KIMIA FISIKA 1. Bandung : UPI press
Underwood A.L,JR. R.A.Day. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
Tim Dosen Kimia Fisik UNNES.2012.Bahan Paparan Kimia Fisik 2. http://kimia.unnes.ac.id/
kasmui/ebook/Bahan-Paparan-KF2-2012.pdf (diakses pada tanggal 13 April 2014 pukul 20:35
WIB)
Endang Widjajanti LFX.2008.Kesetimbangan Fasa. http://staff.uny.ac.id/system/files/
pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kesetimbangan-fasa.pdf (diakses pada tanggal 14 April
2014 pukul 15: 25 WIB)
Sudaryatno Sudirham.2013.Sistem Multifasa.http://sudaryn.files.wordpress.com/2013/08/iii-2sistem-multifasa.pdf(diakses pada tanggal 14 April 2014 pukul 17 :37 WIB)
KIMIA FISIKA 2
“Energi Kestimbangan Fasa”
Tanggal Praktikum : 8 April 2014
DISUSUN OLEH :
RIZKY HARRY SETIAWAN
1112016200069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ENERGI KESETIMBANGAN FASA
Oleh : Rizky Harry Setiawan (1112016200069)
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda no. 95 Ciputat 15412
Tujuan : Menggambarkan diagram fasa system Terner. Sistem Terner yang dimaksud adalah
system yang membentuk sepasang zat cair yang bercampur sebagian yaitu campuran
klorofom-air dan asam asetat.
ABSTRAK
Fasa adalah bagian serba sama dari suatu system,yang dapat dipisahkan secara mekanik;serba
sama dalam hal komposisi kimia dan sifat-sifat fisika.jadi suatu system yang mengandung
cairan dan uap masing-masing mempunyai bagian daerah yang serba sama.Dalam
fasa uap kerapatannya serba sama di semua bagian pada uap tersebut. Dalam fase cair
kerapatannya serba sama di semua bagian pada cairan tersebut.Pada penelitian ini dilakukan
uji kesetimbangan Fasa denagan menggunakan sistem Terner/ tiga komponen Dengan
sampel sepasang zat cair yang bercampur sebagian yaitu campuran klorofom-air dan asam
asetat.Hasilnya, pada percobaan yang menggunakan system Terner / tiga komponen ini didapat
.
INTRODUCTION
Untuk system tiga komponen, derajat kebebasan,f = 3 - p + 2 = 5 + p. untuk p =1 ,ada 4
derajat kebebasan. Tak mungkin menyatakan system seperti ini dalam bentuk grafik yang
lengkap dalam tiga dimensi, apalagi dalam dua dimensi. Oleh karena itu biasanya system
dinyatakan pada suhu dan tekanan yang tetap,dan derajat kebebasannya menjadi f =3-p ; jadi
derajat kebasaannya paling banyak adalah dua,dan dapat dinyatakan dalam suatu bidang. Pada
suhu dan tekanan yang tetap,variable yang dapat digunakan untuk menyatakan keadaan system
tingggal komposisi yakni Xa,Xb dan Xc yang dihubungkan melalui Xa+ Xb+Xc = 1. Komposisi
salah satu komponen sudah tertentu jika dua komponen lainnya diketahui (IJANG & SRI, 2000).
Dalam satu fase membutuhkan dua derajat kebasaan untuk menggambarkan system
secara sempurna,dan untuk dua fase dalam kesetimbangan,satu derajat kebasaan.Jadi dapat
mengggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan system
tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga.Kosentrasi dapat
dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi mol. Puncak –puncak dihubungkan ke titik tengah
dari sisi yang berlawanan,yaitu Aa,Bb,Cc. titik nol mulai dari titik – titik a,b c dan titik A,B,C
menyatakan komposisi adalah 100% atau satu. Jadi garis-garis Aa,Bb.Cc merupakan kosentrasi
komponen A,B,C. lebih lanjut,segitiga adalah sama sisi,jumlah jarak-jarak garis tegak lurus,dari
sembarang titik dalam segitiga ke sisi-sisi adalah konstan dan sama dengan panjang garis tegak
lurus antara sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan,yaitu 100% atau satu ( SK DOGRA & S
DOGRA,2009).
Gaya tarik pada komponen-komponen fluida yang membasahi permukaan ,dan energy
bebas system tersebut dapat diminimalkan jika komponen-komponen semacam ini berkumpul di
batas permukaan.Dalam system-sistem tertentu dalam kondisi khusus.lapisan adsorpsinya
mungkin hanya setebal satu molekul,tetapi yang lebih lazim adalah molekul-molekul teradsorpsi
tersebut akan menahan molekul-molekul lain sehingga pada akhirnya mereka akan menumpuk
membentuk satu lapisan multimolekul. Gaya yang berperan dalam adsorpsi tergantung pada sifat
dasar kimia permukaan dan struktur spesies teradsorpsi (R.A. DAY, JR. & A.L.
UNDERWOOD, 2002).
Tekanan dan temperatur menentukan keadaan suatu materi kesetimbangan fasa dari materi yang
sama. Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus memenuhi syarat berikut :
a. Sistem mempunyai lebih dari satu fasa meskipun materinya sama
b. Terjadi perpindahan reversibel spesi kimia dari satu fasa ke fasa lain
c. Seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan temperatur sama
Sistem tiga komponen yang paling umum adalah :
1.
Sistem 3 komponen terdiri dari zat cair yang sebagian saling campur
2.
Sistem 3 komponen tediri dari dua komponen padat dan satu cair.
Diagram fase merupakan cara mudah menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan tekanan.
Contoh khas diagram fasa tiga komponen air, kloroform dan asam asetat .
Kesetimbangan fasa dikelompokan menurut jumlah komponen penyusunnya yaitu sistem
satu komponen, dua komponen dan tiga komponen Pemahaman mengenai perilaku fasa
berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Sedangkan persamaan Clausius dan persamaan
Clausius Clayperon menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan dan perubahan suhu
pada sistem satu komponen (ENDANG WIDJAJANTI,2008).
MATERIALS & METHODS
Materials
1) Buret 50mL
2) Statif dan klem
3) Labu Erlenmeyer 250mL
4) Gelas Ukur
5) Botol Semprot
6) Batang Pengaduk
7) Neraca O’Hauss / Neraca Analitik
8) Piknometer 250 mL
9) Corong
1) Kloroform
2) Asam Asetat Glacial
3) Aquades
Methods
A.Pengukuran massa Jenis
1.
2.
3.
4.
Membersihkan Piknometer dan Mengeringkannya dalam Oven.
Mengukur berat kosong piknometer.
Memasukkan air dalam piknometer sampai penuh dan kemudian menimbangya.
Mengulangi kegiatan diatas dengan mengganti air dengan Kloroform dan Asam
Asetat glacial.
B.Sistem Tiga Komponen
1. Menyediakan buret yang bersih dan mongering ,mengisi masing-masing dengan
akuades dan Asam asetat Glasial.
2. Menyediakan labu Erlenmeyer 5 buah,masing-masing diisi dengan 3 ml,4 ml,6ml
dan 7ml kloroform,mengerjakan satu-persatu mengingat kloroform menguap dan
toksik.
3. Menambahkan masing-masing 5 mL aquades,mengocok sebentar,campuran akan
membentuk dua lapisan.
4. Menitrasi dengan asam asetat glacial sampai ke-2 lapisan membentuk satu
fasa ,memcatat volume asam asetat glacial yang ditambahkan “ Menitrasi
sebanyak 3 kali (Triplo)
5. menglangi untuk labu Erlenmeyer kedua dan seterusnya.
6. Membuat diagram fasa terner.
RESULT & DISCUSSION
Ø Tabel Hasil Pengamatan
A.Pengukuran massa Jenis
zat
Perlakuan
Piknometer kosong
Aquades
Kloroform
Asam Asetat Glasial
Massa total
Massa zat
Menimbang Piknometer kosong 25 mL
23,15 gram
Menimbang Piknometer + Aquades
46,55 gram
23,40 gram
Menimbang Piknometer + Kloroform
58,10 gram
34,95 gram
Menimbang Piknometer + Asam Asetat 48,80 gram
25,65 gram
Glasial
B.Sistem Tiga Komponen
v Dengan 3 ml Kloroform
Erlenmeyer
V CHCl3
V H2O
V CH3COOH
E1
3 mL
5 mL
11 mL
E2
3 mL
5 mL
10,9 mL
E3
3 mL
5 mL
11 mL
V H2O
V CH3COOH
v Dengan 4 ml Kloroform
Erlenmeyer
V CHCl3
E1
4 mL
5 mL
10 mL
E2
4 mL
5 mL
9,8 mL
E3
4 mL
5 mL
9,9 mL
V H2O
V CH3COOH
v Dengan 7 ml Kloroform
Erlenmeyer
V CHCl3
E1
7 mL
5 mL
8 mL
E2
7 mL
5 mL
8,1mL
E3
7 mL
5 mL
8 mL
Ø Perhitungan
∗
∗
Pengukuran massa Jenis
ρ
H2O
: 23,40 gram / 24,9 mL = 0,94 g/mL
ρ
CHCl3
: 34,95 gram / 24,9 mL = 1.403 g/mL
ρ
CH3COOH
: 25,65 gram / 24,9 mL = 1.03 g/mL
Sistem Tiga Komponen
Rumus
m= ρ x V
A. Massa masing-masing komponen
∗
Dengan 3 ml Kloroform
Massa Air
:
0,94 g/mL X 5mL = 4,7 gram
Massa kloroform
:
1.403 g/mL X 3mL = 4,21 gram
Rata” volume Astetat Glasial : (11+10,9+11) : 3 = 10,967 mL
Massa Astetat Glasial :
1.03 g/mL X 10,967 mL = 11,3 gram
∗
Dengan 4 ml Kloroform
Massa Air
:
0,94 g/mL X 5mL = 4,7 gram
Massa kloroform
:
1.403 g/mL X 4mL = 5,61 gram
Rata” volume Astetat Glasial : (10+9,8+9,9) : 3 = 9,9 mL
Massa Astetat Glasial :
1.03 g/mL X 9,9 mL = 10,2 gram
∗
Dengan 7 ml Kloroform
Massa Air
:
0,94 g/mL X 5mL = 4,7 gram
Massa kloroform
:
1.403 g/mL X 7mL = 9,82 gram
Rata” volume Astetat Glasial : (8+8,1+8) : 3 = 8,033 mL
Massa Astetat Glasial :
1.03 g/mL X 8,033 mL = 8,27 gram
B. %W/W = (berat zat terlarut : Berat Larutan total) X 100%
Dengan 3 ml Kloroform
Massa Total
:
%W/W Air
:
%W/W kloroform
:
%W/W Astetat Glasial:
4,7 + 4,21 + 11,3 = 20,21 gram
(4,7 gram / 20,21 gram) X 100 %
(4,21 gram / 20,21 gram) X 100 %
(11,3 gram / 20,21 gram) X 100%
= 23,25 %
= 20,83 %
= 55,92 %
Dengan 4 ml Kloroform
Massa Total
:
%W/W Air
:
%W/W kloroform
:
%W/W Astetat Glasial:
4,7 + 5,61 + 10,2 = 20,51 gram
(4,7 gram / 20,51 gram) X 100 %
(5,61 gram / 20,51 gram) X 100 %
(10,2 gram / 20,51 gram ) X 100%
= 22,91 %
= 27,35 %
= 49,74 %
Dengan 7 ml Kloroform
Massa Total
:
%W/W Air
:
%W/W kloroform
:
%W/W Astetat Glasial:
4,7 + 9,82 + 8,27 = 22,79 gram
(4,7 gram / 22,79 gram) X 100 %
(9,82 gram / 22,79 gram) X 100 %
(8,27 gram / 22,79 gram) X 100%
= 20,62 %
= 43,09 %
= 36,29 %
C. %V/V = (Volume zat terlarut : Volume Larutan total) X 100%
Dengan 3 ml Kloroform
Volume Total
:
%V/V Air
:
%V/V kloroform
:
%V/V Astetat Glasial :
5+ 3 + 10,967 = 18,967 mL
(5 mL/ 18,967mL) X 100 %
(3 mL / 18,967mL) X 100 %
(10,967 mL / 18,967mL) X 100%
= 26,36 %
= 25,82 %
= 57,82 %
Dengan 4 ml Kloroform
Volume Total
:
%V/V Air
:
%V/V kloroform
:
%V/V Astetat Glasial :
5+ 4 + 9,9 = 18,9 mL
(5 mL/ 18,9 mL) X 100 %
(4 mL / 18,9 mL) X 100 %
(9,9 mL / 18,9 mL) X 100%
= 26,46 %
= 21,16 %
= 52,38 %
Dengan 7 ml Kloroform
Volume Total
:
%V/V Air
:
%V/V kloroform
:
%V/V Astetat Glasia l:
D. Diagram Grafik
5+ 7+ 8,033 = 20,033 mL
(5 mL/ 20,033 mL) X 100 %
(7 mL / 20,033 mL) X 100 %
(8,033 mL / 20,033 mL) X 100%
= 24,96 %
= 34,94 %
= 40,10 %
PEMBAHASAN
Sistem tiga komponen dipelajari pada suhu dan tekanan konstan, sehingga derajat
kebebasan F= 3-P. Variabel yang dinyatakan yaitu XA + Xb + XC = 1. Air dan asam asetat dapat
tercampur sempurna demikian juga dengan kloroform hanya bercampur sebagian.
Pada percobaan ini bertujuan untuk memberikan data kelarutan 3 komponen yang
digambarkan pada digram segitiga. Hal pertama yang dilakukan adalah mencampurkan air dan
kloroform dalam 3 erlenmeyer dengan perbandingan volume yang berbeda. Kemudian campuran
ini di titrasi dengan zat titran yang berbeda. titrasi dengan menggunakan Asam asetat Glasial
sebagai titran. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik akhir titrasi yaitu kekeruhan tidak akan
hilang pada saat pengocokan. Dengan volume tertentu, didapatkan titik akhir titrasi. Begitu juga
dengan akuades sebagai titran. Asam asetat dan kloroform dapat melarut secara sempurna. Asam
asetat memiliki bagian polar dan non polar. Bagia non polar dari asam asetat akan berikatan
dengan CHCL3, dan bagian polar akan berikatan dengan H2O.
Untuk grafik diagram tiga komponen yang misalnya diagram fasa Asam asetat glasial
sebagai titran (% w/w) didapatkan fraaksi mol asam asetat air dengan volume masing – masing
yaitu sebesar :
1. 23,25 ; 20,83 ; 55,92 ------à 0,23 : 0,2 ; 0,5
2. 22,91 ; 27,35 ; 49,74 ------à 0,23 ; 0,27 ; 0,5
3. 20,62 ; 43,09 : 36,29 ------à 0,2 ; 0,43 ; 0,36
Dari grafik terlihat bahwa fraksi mol CH3COOH lebih kecil dengan meningkatnya H2O yang
digunakan akan berakibat pada penggunaan CHCL3.Pada grafik titik tengan menyatakan
komposisi 100% dari campuran CH3COOH + H2O + CHCL3
CONCLUTION
Berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan penentuan Energi Kesetimbangan Fasa, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ketika akuades dicampur dengan kloroform akan melarut sempurna, namun setelah
ditambahkan asam asetat akan larut dengan air.
2. Penambahan zat titran menyebabkan terbentuknya 2 fasa.
3. Data yang didapat dengan perbandingan volume yang telah ditentukan untuk asam asetat
glacial.
REFERENSI
Dogra,SK & Dogra,S.2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal.Jakarta : UI press
R,Ijang & M,Sri.2000.Common Text Book Edisi Revisi KIMIA FISIKA 1. Bandung : UPI press
Underwood A.L,JR. R.A.Day. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
Tim Dosen Kimia Fisik UNNES.2012.Bahan Paparan Kimia Fisik 2. http://kimia.unnes.ac.id/
kasmui/ebook/Bahan-Paparan-KF2-2012.pdf (diakses pada tanggal 13 April 2014 pukul 20:35
WIB)
Endang Widjajanti LFX.2008.Kesetimbangan Fasa. http://staff.uny.ac.id/system/files/
pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kesetimbangan-fasa.pdf (diakses pada tanggal 14 April
2014 pukul 15: 25 WIB)
Sudaryatno Sudirham.2013.Sistem Multifasa.http://sudaryn.files.wordpress.com/2013/08/iii-2sistem-multifasa.pdf(diakses pada tanggal 14 April 2014 pukul 17 :37 WIB)