TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL SIGMUND freud

Disusun oleh :

Donna Novalinda
46114120071
Nadine Dhenita Astrie 4611412011
Ricky Pratama Nasari 46114120091
Restya Puspa Pertiwi 46114120132

TAHAPan
TAHAPan
PERKEMB
PERKEMB
ANGAN
ANGAN
SIGMUND FRE
PSIKOSEK
PSIKOSEK

Dalam Perspektif PSIKOANA

Teori psikoanalisa

dipelopori oleh Sigmund
Freud. Freud lahir di Freiberg,
Moravia pada tahun 1856 dan
meninggal pada tahun 1939
di London pada usia 83
tahun.
Freud membagi struktur
kepribadian kedalam tiga
komponen yaitu id, ego dan
super ego.
Perilaku seseorang
merupakan hasil interaksi
antara ketiga komponen
tersebut. Id berorientasi pada
prisip kenikmatan, ego

Selain teorinya tentang
struktur kepribadian, Freud
juga mengembangkan teori
perkembangan psikoseksual.

Freud berpendapat bahwa
perkembangan kepribadian
manusia sebagian besar
ditentukan oleh
perkembangan
psikoseksualnya.
Freud membagi
perkembangan psikoseksual
kedalam lima tahap, yaitu
tahap oral, anal, phalik,
laten, dan genital. Tahapan
perkembangan psikoseksual
akan memberikan dampak

Jika tahap-tahap psikoseksual selesai
dengan sukses, hasilnya adalah
kepribadian yang sehat. Jika masalah
tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang
tepat, fiksasi dapat terjadi. Fiksasi adalah
fokus yang gigih pada tahap awal

psikoseksual. Sampai konflik ini
diselesaikan, individu akan tetap “terjebak”
dalam tahap ini.

ORAL
ORAL
STAGE
STAG

Fase
Oral
Fase oral

adalah fase pertama yang
berlangsung pada perkembangan
(usia 0 – 18
individu. Pada fase ini, daerah erogen
bulan)
yang paling penting dan paling peka
adalah mulut, yakni berkaitan

dengan pemuasan kebutuhan dasar
akan makanan dan minuman. Stimulasi
atau perangsangan atas mulut
merupakan

FIKSASI Fase
Oral

Pada fase oral ini, peran Ibu penting untuk
memberikan kasih sayang dengan memenuhi
kebutuhan bayi secepatnya. Jika semua
kebutuhannya terpenuhi, bayi akan merasa
aman, percaya pada dunia luar. Jika pada fase oral
ini bayi merasakan kekecewaan yang mendalam,
pada waktu dewasa akan mengalami gangguan
tingkah laku seksual misalnya kepribadian oral
sadistik yang dimanifestasikan dalam
penyimpangan seksual sadisme, yaitu kepuasan
seks yang dicapai bila didahului atau disertai
tindakan yang menyakitkan. Sebaliknya, bila bayi

mendapat kepuasan yang berlebihan maka dalam

ANAL
ANAL
STAGE
STAG

Fase
anal
(usia
<
3th)
Pada fase ini energy libidal dialihkan dari mulut ke
daerah dubur, serta kesenangan dan kepuasan
diperolah dengan tindakan mempermainkan atau
menahan BAB. Freud percaya bahwa pengalaman
positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang
untuk menjadi orang dewasa yang kompeten,
produktif dan kreatif. Jika orang tua terlalu ketat
atau mulai toilet training terlalu dini, maka kepribadian

kuat-anal berkembang dimana individu tersebut

FIKSASI Fase
ANAl

Jika terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat
mengembangkan sifat-sifat tidak konsisten,
kerapian, keras kepala, kesengajaan, kekikiran
yang merupakan karakter anal yang berasal dari
sisa-sisa fungsi anal. Jika pertahanan terhadap
sifat-sifat anal kurang efektif, karakter anal
menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan,
kurang rapi, suka menentang, kasar dan
cenderung sadomsokistik (dorongan untuk
menyakiti dan disakiti. Penyelesaian fase anal
yang berhasil, menyiapkan dasar untuk
perkembangan kemandirian, kebebasan,
kemampuan untuk menentukan perilaku sendiri

PHALLIC

PHALLIC
STAGE
STA

Fase
phalik
(usia 3-6th)

Pusat kenikmatan adalah
alat kelamin, ketika
anak menemukan bahwa
manipulasi diri/self
manipulation dapat
memberikan kenikmatan.
Pada fase ini
terjadilah Oedipus
Complex. Menurut
Freud, saat fase ini anak
perempuan mulai
menyadari bahwa ia tidak

memiliki phallus, dan
mereka menyadari
bahwa phallus lebih
hebat dari anatominya
sendiri. Hal ini

Fase
phalik
(usia 3-6th)

Oleh karena keinginan
memiliki phallus yang
kuat maka anak
perempuan lebih
mengembangkan
kedekatan dengan
ayahnya. Pada usia 5-6
tahun anak mulai
menyadari bahwa orang
tua yang berjenis

kelamin sama
dengannya dapat
menghukum mereka atas
keinginan incest anak.
Untuk mengurangi hal
ini, anak mulai
mengidentifikasikan diri

FIKSASI Fase
Phalik

Jika fase phalik tidak dapat diselesaikan
dengan baik, anak akan mengembangkan
sifat phalik yang menonjol yaitu persaingan
dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa
malu karena kehilangan kontrol. Jika fase ini
dapat diselesaikan dengan baik, maka anak
akan mengembangkan persaingan sehat,
yang menimbulkan rasa bangga akan
kemampuan diri. Anak laki-laki meniru dan

membandingkan dengan ayahnya.
Penyelesaian konflik phalik merupakan awal
dari identitas gender dan identifikasi

LATENCY
LATENCY
STAGE
STA

Fase
LATEn
si
(usia
>
6th)
Berlangsung sekitar usia 6 tahun hingga pubertas. Anak
mulai menekan keinginan seksnya dan
mengembangkan keterampilan sosial dan
intelektualnya. Pada fase ini anak menyalurkan
energinya ke bidang emosional yang menolong


mengatasi konflik phalik.

FIKSASI Fase
LATENSI

Dari teman-teman sejenisnya anak-anak juga
menerima informasi tentang seksualitas yang
sering menyesatkan. Keterbukaan dengan
orangtua dapat meluruskan informasi yang
salah dan menyesatkan itu. Pada fase ini
dapat terjadi gangguan hubungan
homoseksual pada laki-laki maupun wanita.
Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan
kurang berkembangnya kontrol diri sehingga
anak gagal mengalihkan energinya secara
efisien pada minat belajar dan
pengembangan ketrampilan.

GENITAL
GENITAL
STAGE
STA

Fase
GENIT
AL
(usia > 12th)

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu
mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan
jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya
pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan
orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya
telah selesai dengan sukses, individu akan seimbang,
hangat dan peduli. Kegagalan dalam fase ini
mengakibatkan kekacauan identitas.

Itulah fase-fase

psikoseksesual
yang akan dialami
oleh tiap-tiap
individu. Dengan
mengetahui akibatakibat yang
ditimbulkan bila
gagal ataupun
berhasil dalam
melewati tiap fase,
maka hendaknya
orangtua dan para
pendidik dapat
mengambil
manfaatnya,

Thank you . . .