Pengertian Pelatihan dan Pengembangan SD

1. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, lembaga,
atau bahkan dalam instansi pendidikan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan
sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang
dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu jauh dalam instansi pendidikan, pelatihan dan
pengembangan sering dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang
dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan
masyarakat dalarn pendidikan. Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja pendidikan mungkin sudah
memenuhi syarat administarasi pada pekerjaanya, tapi secara aktüal para pekerja pendidikan harus
mengikuti atau mengimbangi perkembangan pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang
akan dijabatnya. Hal ini yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk memfasilitasi pelatihan dan
pengembangan karir para tenaga kerja pendidikan guna mendapatkan hasil kinerja yang baik. [1]
Dalam instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak
didukung dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang
ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir. Dengan melalui pelatihan dan
pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya.
Pelatihan (training) adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisir sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis
untuk tujuan tertentu. Pelatihan kerja menurut undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal I ayat 9. adalah
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi
kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai

dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan
Menurut Marzuki Pelatihan adalah pengajaran atau pemberian pengalaman kepada seseorang untuk
mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap) agar mencapai sesuatu yang diinginkan.
Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan
semakin baik, sesuai dengan standar.[2]
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan
dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job
oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu
dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan (development) merupakan fungsi operaasional kedua dari manajemen personalia,
pengembangan karyawan baru / lama perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan Program
pengembangan karywan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode
ilmiah serta berpedoman pada ketrampilan yang dibutuhkan perusahaan atau suatu instansi pendidikan
saat ini maupun untuk masa depan. Setiap personil perusahaan/ intansi pendidikan dituntut agar dapat
bekerja secara efektif, efisien, kualitas, dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing sebuah
perusahaan/ instansi pendidikan semakin besar.

Jadi definisi pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual ,
dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan latihan.

[3]Selain itu pengembangan (development) juga dapat diartikan sebagai penyiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga
atau instansi pendidikan. Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan
individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa direncanakan (unplened
change) atau perubahan yang direncanakan (planed change). Dari pengertian ini menunjukkan bahwa
fokus pengembangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja. Pengembangan lebih
difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan
manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan
pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
Menurut Hani Handoko pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training)
dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai ruang lingkup
lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan
sifat-sifat kepribadian.
Menurut Mariot Tua Efendi H latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang
terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai.
Selanjutnya mariot Tua menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama,

yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.[4] Tetapi, dilihat dari
tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada
peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan
lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan
datang.[5]
1. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan SDM
Tujuan diselenggarakan pelatihan dan pengembangan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan.
Adapun tujuannya sebagai berikut :

1. Tujuan Pelatihan SDM


Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi.



Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif
menggunakan teknologi-teknologi baru.




Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.



Membantu memecahkan persoalan operasional.

Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi[6]
2. Tujuan Pengembangan SDM


Meningkatkan produktivitas.



Meningkatkan mutu tenaga kerja




Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM



Meningkatkan semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program
pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.



Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik



Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja



Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growht).

Adapun perbedaan Tujuan antara pelatihan dan pengembangan secara umum

1. Pelatihan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Sasaran: Peningkatan
kinerja jangka pendek. Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan
karir relatif rendah.
2. Pengembangan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran:
Peningkatan kinerja jangka panjang. Orientasi: Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana.
Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.[7]

1. Jenis Pelatihan dan Pengembangan SDM
2. Pelatihan dan Pengembangan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program
pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli.
kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap
penilaian.

2. Pelatihan dan Pengembangan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan
kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik

manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet
3. Pelatihan dan Pengembangan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan
aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4. Pelatihan dan Pengembangan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan
demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5. Pelatihan dan Pengembangans Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari.
Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang
berdasar pada penilaian rasional dan. [8]

1. Teknik-teknik pelatihan dan pengembangan
Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk meningkatkan perestasi kerja,
mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok
program pelatihan dan pengembangan manajemen.
1. Metode praktis (on the job training)
2. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)
Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau pengetahuan dan/atau
keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk dugunakan pada program

pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik:
metode tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
1. Efektivitas biaya.
2. Isi program yang dikehendaki
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas
4. Preferensi dan kemampuan peserta

5. Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih
6. Prinsip-prinsip belajar
Teknik-teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih
tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya
karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut:
1. Rotasi jabatan
2. Latihan instruksi pekerjaan
3. Magang (apprenticeships)
4. Coaching
5. Penugasan sementara
Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima representasi tiruan
(articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan sebenarnya.
Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap,

konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode yang bisa digunakan adalah:
1. Metode studi kasus
2. Kuliah
3. Studi sendiri
4. Program computer
5. Komperensi
6. Presentasi
Implementasi program pelatihan dan pengembangan berfungsi sebagai proses transformasi. Pata tenaga
kerja (karyawan) yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-karyawan yang berkemampuan dan
berkulitas dalam bekerja, sehingga dapat diberikan tanggungjawab lebih besar.[9]

1. Tahapan Proses Pelatihan dan Pengembangan SDM
Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kabutuhan akan hal itu perlu dianalisis lebih dahulu. Hal
demikian disebut sebagai langkah/tahapan penilaian dari proses pelatihandan pengembanga. beberapa
tahapan berikutnya:
1. Penilaian kebutuhan pelatihan.



Penilaian kebtuhan perusahaan




Penilaian kebutuhan tugas



Penilaian kebutuhan karyawan.

2. Perumusan tujuan pelatihan.
Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input, output, outcome, dan impact dan
pelatihan itu sendiri.
3. Prinsip-prinsip pelatihan.


Partisipasi



Pendalaman




Relevansi



Pengalihan



Umpan balik



Suasana nyaman



Memiliki kriteria

4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan


Pelatihan instruksi pekerjaan



Perputaran pekerjaan



Magang dan pelatihan



Kuliah dan presentasi



Permainan peran dan pemodelan perilaku



Studi kasus



Simulasi



Studi mandiri dan pembelajaran program



Pelatihan laboratorium



Pembelajaran aksi [10]

Dalam tahapan ini menurut Gomes terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam pelatihan dan
pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan pelatihan, desain program pelatihan, evaluasi program
pelatihan.
1. Penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Adalah lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada daripada
mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi kedua-duanya sama. Tujuan penentuan
kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna
mengetahui dan atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
Dalam tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan yaitu:
a). General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu
klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seseorang pegawai tertentu.
b). Oversable performance discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang didasarkan
pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan, dan
evaluasi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk mengawasi sendiri hasil
kerjanya sendiri.
c). Future human resources neeeds, yaitu jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan ketidak
sesuaian kinerja, tetapi Iebih berkaitan dengan sumberdaya manusia untuk waktu yang akan datang.

2. Mendesain program pelatihan dan pengembangan
Sebenarnya persoalan performansi bisa disiatasi melalui perubahan dalam system feedback, seleksi atau
imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan melakukan pemecatan terhadap
pegawai selama masa percobaannya.
Jika pelatihan dan pengembangan merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus
memutuskan program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan. Ada dua metode dan
pririsip bagi pelatihan:
1. Metode .
Metode pelatihan dan pengembangan yang tepat tergantung kepada tujuannya. Tujuan atau sasaran
pelatihan dan pengembangan yang berbeda akan berakibat pemakaian metode yang berbeda pula.
1. Prinsip umum bagi metode pelatihan dan pengembangan
Terlepas dari berhagai metode yang ada, apapun bentuk metode yang dipilh, metode tersebut harus
rnemenuhi prinsip – prinsip seperti:
1 .Memotivasi para peserta pelatihan.

2. Memperlihatkan ketrampilan-ketrampilan.
3. Harus konsisten dangan isi pelatihan.
4. Peserta berpartisipasi aktif.
5. Memberikan kesempatan untuk perluasan ketrampilan.
6. Memberikan feedback.
7. Mendorong dari hasil pelatihan ke pekerjaan.
8. Harus efektif dari segi biaya.
9. Evaluasi efektifitas program
Supaya efektif, pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi, yakni
bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan. Untuk
meningkatkan usaha belajarnya,para pekerja harus menyadari perlunya perolheanb informasi baru atau
mempelajari keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan. Apa
saja standar kinerja yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus dikecewakan oleh pelatih yang
menuntut terlalu banyak atau terlalau sedikit.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai
sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan. Ini menghendaki identifikasi dan pengembangan kriteria
tertentu, diantaranya:

1) Tipe-tipe efektifitas program pelatihan dan pengembangan.
Program pelatihan dan pengembangan bisa dievaluasi berdasarkan informasi yang bisa diperoleh pada
lima tingkatan:
1. reactions: Ukuran mengenai reaksi ini didesain untuk mengetahui opini dari para peserta
mengenai program pelatihan. Usaha untuk mendapatkan opini para peserta tentang pelatihan
ini, terutama didasarkan pada beberapa alasan utama, seperti: untuk mengetahui sejauh mana
para peserta merasa puas dengan program untuk maksud diadakannya bebrapa revisi atas
program pelatihan, untuk menjamin agar para peserta yang lain bersikap represif untuk
mengikuti program pelatihan.
2.

Learning: Informasi yang ingin diperoleh melalui jenis evaluasi ini adalah mengetahi seberapa
jauh para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan, keterampilan-keterampilan yang
diberikan selama pelatihan.

3. Behaviors: Perilaku dari para peserta, sebelum dan sesudah pelatihan, dapat dibandingkan guna
mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap perubahan performansi mereka. Langkah ini
penting karena sasaran dari pelatihan adalah untuk mengubah perilaku atau performansi para
peseerta pelatihan setelah diadakan program pelatihan.
4. Organizational result: tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji
dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan.
5. Cost effectivity: ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang dihabiskan bagi program
pelatihan, dan apakah besarnya biaya untuk pelatihan tersebut terhitung kecil atau besar
dibandingkan biaya yang timbul dari permasalah yang dialami oleh organisasi.
2) Model-model penilaian effektifitas pelatihan dan pengembangan.
Proses evaluasi itu sendiri bisa mendorong para pegawai untuk meningkatkan produktifitasnya. Untuk
mengetahui dampak dari pelatihan itu secara keseluruhan terhadap hasil atau performansi seseorang
atau suatu kelompok tertentu, umumnya terdapat dua pilihan model penilaian dan pengembangan
yaitu: 1. Uncontrolled model. 2. Controlled model.
Model pertama ini bisanya tidak memakai kelompok pembanding dalam melakukan penilaian damapak
pelatihan terhadap hasil dan/atau performansi kerjanya. Sedangkan model kedua adalah model yang
dalam melakukan penilaian efektivitas program pelatihan menggunakan sestem membanding yaitu
membandingkan hasil dari orang atau kelompok yang tidak mengikuti pelatihan.
Menurut Dessler Program pelatihan terdiri dari lima langkah:
Pertama: Langkah analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan kerja spesifik yang dibutuhkan,
menganalisa keterampilan dan kebutuhan calon yang akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan
khusus yang terukur serta tujuan perestasi.
Kedua: Merancang instruksi, untuk memutuskan, menyusun, dan menghasilkan isi program pelatihan,
termasuk buku kerja, latihan dan aktivitas.
Ketiga: lagkah validasi, yaitu program pelatihan dengan menyajiakn kepada beberapa orang yang bisa
mewakili.
Keempat: menerapkan program itu, yaitu melatih karyawan yang ditargetkan.
Kelima: Langkah evaluasi dan tindak lanjut, dimana manejemen menilai keberhasilan atau kegagalan
program ini.[11]
Adapun dalam proses tahapan pengembangan dan pelatihan yang diterapkan perlu diukur apakah baik
atau tidak. Pengembangan dan pelatihan dapat dikatakan baik jika mencapai sasaran sesuai yang
diinginkan, yaitu dapat meningkatkan kualitas karyawan dalam mengerjakan pekerjaanya. Dengan
pengukuran ini kita dapan menarik kesimpulan apa perlu diganti atau hanya perlu disempurnakan saja.

Indikator –indikator pengembangan dan pelatihan SDM yang diterapkan antara lain, sebagaimana
berikut:


Prestasi kerja karyawan, apabila prestasi kerja atau produktifitas kerja karyawan setelah
mengikuti pengembangan dan pelatihan, baik kualitas maupun kuantitas kerjanya meningkat
maka berarti pengembangan dan pelatihan yang dilakukan cukup baik, tetapi jika prestasi
kerjanya tetap, maka pengembangan dan pelatihan yanag dilakukan kurang baik dan perlu
adanya perbaikan



Kedisiplinan karyawan, jika kedisiplinan karyawan setelah mengikuti pengembangan dan
pelatihan semakin baik, maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik,
akan tetapi jika kedisiplinan tidak meningkat berarti pengembangan dan pelatihan yang
dilakukan kurang baik



Absensi karyawan, kalau absensi karyawan setelah mengikuti pengembangan dan pelatihan
meningkat maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik, sebaliknya
apabila pengembangan dan pelatihan yang diterapkan kurang baik



Kalau tingkat kerusakan produksi, alat mesin, setelah karyawan mengikuti pengembangan dan
pelatihan berkurang maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik,
sebaliknya jika tetap maka maka pengembangan dan pelatihan kirang baik



Tingkat kecelakaan karyawan harus berkurang setelah mereka mengikuti program
pengembangan dan pelatihan, jika tidak berkurang berarti pengembangan dan pelatihan yang
dilakukan perlu disempurnakan lagi



Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga, dan waktu, berkurang atau efisiensi semakin baik
maka pengembangan dan elatihan yang dilakukan sudah baik, sebaliknya jika tetap berarti
pengembangan dan pelatihan yang dilakukan itu kurang baik



Tingkat kerjasama karyawan harus semakin serasi, harmonis, dan baik setelah mereka mengikuti
pengembangan dan pelatihan, jika tidak ada perbaiakan kerjassama maka pengembangan dan
pelatihan yang dilakukan itu kurang baik



Tingkat upah insentif karyawan meningkat setelah mengikuti pengembangan maka
pengembangan dan pelatihan yang dilakukan itu baik, sebaliknya jika tetap maka pengembangan
dan pelatihan itu kurang baik



Prakarsa karyawan harus meningkat setelah mengikuti pengembangan dan pelatihan, jika tidak
meningkat atau tetap berarti pengembangan dan pelatihan kurang baik. Dalam hal ini karyawan
diharapkan dapat bekerja mandiri serta bisa mengembangkan kreatifitasnya



Kepemimpinan atau keputusan- keputussan yang ditetapkan oleh manajer setelah dia mengikuti
pengembangan dan pelatihan harus semakin baik, kerjasama semakin serasi, sasaran yang
dicapai semakin besar, ketegangan- ketegangan berkurang serta kepuasan kerja karyawan

meningkat , kalauu hal di atas tercapai maka pengembangan dan pelatihan yang dilakukan baik,
sebaliknya jika hal diatas tidak tercapai berarti pengembangan dan pelatihan yang dilakukan
kurang baik[12]
1. Syarat- syarat Pelatih dalam Pengembangan
Seorang pelatih atau instruktur hendaknya memiliki syarat- syarat tertentu agar supaya bisa
berhasil dalam melakukan pengembangan terhadap karyawan, diantaranya yaitu:
1. Teaching Skills , seorang pelatih harus mempunyai kecakapan intuk mendidik atau mengajarkan,
membimbingkan, memberi petunjuk, dan mentransfer pengetahuannyakepada peserta
pengembangan. Ia harus dapat memberikan semangat, membina dan mengembaangkan agar
peserta mampu untuk bekerja mandiri serta dapat menumbuhkan kepercayaan pada dirinya
2. Comunications skills, seorang pelatih harus mempunyai kecakapan komunikasi baik lisan,
maupun tulisan secara efektif. Jadi suaranya jelas, tulisannya baik, dan kata-katanya mudah
dipahami peserta pengembangan
3. Personality autholity, seorang pelatih harus memiliki kewibawaan terhadap peserta
pengembangan. Ia harus berperilaku baik, sifat, dan kepribadiannya disenangi, kemampuan dan
kecakapannya diakui
4. Social skills, seorang pelatih harus mempunyai kemahiran dalam bidang sosial agar terjamin
kepercayaan dan kesetiaan dari para peserta pengembanga. Ia harus suka menolong, obyektif,
dan senang jika anak didiknya maju serta dapat menghargai pendapat orang lain
5. Technical competent, seorang pelatih harus berkemampuan teknis, kecakapan teoritis, dan
tangkas dalam mengambil suatu keputussan
6. Stabilitas esmosi, seorang pelatih tidak boleh berprasangkajelek terhadap anak didiknya, tidak
boleh cepar marah, mempunyai sifat kepapakan, keterbukaan, tidak pendendam, serta memberi
nilai yang objektif
1. G. Kendala- Kendala Pelatihan dan Pengembangan
Kendala pengembangan (development) yang dilaksanakan selalu ada dan kita harus berusaha
membanahi pengaruh kendala-kendala tersebut. Kendala- kendala pengembangan akan menghambat
lancarnya pelaksanaan latihan dan pendidikan sehingga sasaran yang tercapai kurang memuaskan.
Kendala- kendala pengembangan berkaitan dengan peserta, pelatih atau anstruktur, fasilitas
pengembangan, kurikulum, dan dana pengembangan.
1. Peserta pengembangan dan latihan mempunyai latar belakang yang tidak sama, atau heteroge,
seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan usianya. Hal ini akan menyulitkan dan
menghambat kelancaran pelaksanaan latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan
daya nalar mereka terhadap pelajaran yang diberikan berbeda

2. Pelatih atau instruktur yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannyakepada para peserta
latihan dan pendidikan sulit didapat. Akibatnya sasaran yang diinginkan tidak tercapai. Misalnya,
ada pelatih yang ahli dan pintar tetapi tidak dapat mengajar dan berkomunikasi secara efektif
atau teaching skill– nya tidak efektif, jadi dia hanya pintar serta ahli untuk dirinya sendiri
3. Fasilitas pengembangan dan prasarana yang dibutuhkan untuk latihan dan pendidikan sangat
kurang atau tidak baik. Misalnya buku- buku atau alat-alat dan mesin- mesin, yang akan
digunakan untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat
lancarnya pengembangan dan pelatihan
4. Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang serta tidak sistematis
untuk mendukung sasaran yang diinginan oleh pekerjaanatau jabatan peserta bersangkutan,
untuk menetapkan kirikulum dan waktu mengajarkannya yang tepat sangat sulit
5. Dana pengembangan, dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbata, sehingga
seringdilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan
1. Manfaat pelatihan dan pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa
manfaat nyata dari program pelatihan dan pengembangan adalah:
1. Manfaat Umum


Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas



Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat
diterima



Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.



Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia



Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.



Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

2. Manfaat Bagi Perusahaan


Mengarahkan kemampulabaan dan atau lebih bersikap positif terhadap orientasi pada
keuntungan



Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat perusahaan



Membantu orang mengidentifikasi tujuan perusahaan



Membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih baik



Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan

3. Manfaat bagi individual


Membantu individu dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan pemecahan masalah yang
efektif.



Melalui pelatihan dan pengembangan, perubah motivasi dari pengakuan, prestasi,
pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan diinternalisasikan dan dilaksanakan.



Membantu dalam mendorong dan mencapai pengembangan dan kepercayaan diri.



Membantu seseorang dalam mengatasi stress, tensi, kekecewaan dan konflik.



Menyediakan informasi untuk memperbaiki pengetahuan kepemimpinan, keterampilan
berkomunikasi dan sikap.

4. Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan


Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual



Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan pekerjaan baru melalui
pengalihan atau promosi



Menyediakan informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati



Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal



Memperbaiki kebijakan, aturan dan regulasi perusahaan yang dapat dilaksanakan[13]

(https://ahmadartkhoiri.wordpress.com/2015/02/03/pelatihan-dan-pengembangan-sumber-dayamanusia/)

Cara Membangun Sistem Manajemen SDM
Berbasis Kompetensi
Untuk meningkatkan sumber daya manusia sebuah perusahaan sudah selayaknya jika
perusahaan memperhatikan kualitas sumber dayanya dalam hal ini adalah kualias
pegawainya, sehingga dapat diperoleh kualitas pegawai yang berdaya saing tinggi.

Secara umum hal ini dikatakan sebagai Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Kompetensi.
Kompetensi dalam arti sebuah konsep yang mengandung arti untuk menggabungkan
SPKJ yaitu penggabungan antara Skill (Ketrampilan), Personal`s Atribut (Atribut
Perseorangan), Knowledge ( ilmu pengetahuan) dan tercermin dari Job Behaviour
(Perilaku Kinerja) yang terukur, dapat diamati sehingga dapat dievaluasi.
Boleh dibilang kompetensi sendiri adalah sebuah faktor yang dapat menentukan
keberhasilan kinerja seseorang. Jadi titik perhatian yang utama dari sebuah kompetensi
adalah sebuah perbuatan yang merupakan perpaduan dari ketrampilan, atribut
perseorangan dan ilmu pengetahuan.
Pemicu Utama – Pemicu utama timbulnya manajemen berbasis kompetensi adalah
karena adanya sebuah keinginan untuk menempatkan posisi seorang karyawan pada
tempat atau jabatan yang sesuai dengan kualitas kemampuan karyawan tersebut istilah
kerennya The Right Man on The Right Place.
Jadi penjabaran secara lebih detail dari sebuah Manajemen Sumber Daya Berbasis
Kompetensi adalah sebuah proses untuk merencanakan, mengorganisasi,
melaksanakan serta mengendalikan semua aktifitas seorang tenaga kerja yang dimulai
sejak proses rekruitmen, pengembangan diri, perencanaan karier, evaluasi kerja,
rencana suksesi, maupun sistem renumerasi hingga memasuki masa pensiun tenaga
kerja tersebut, dimana semua proses untuk mengambil sebuah keputusan didasari
pada sebuah informasi akan kebutuhan dari kompetensi sebuah jabatan, serta
kompetensi setiap individu guna menggapai tujuan perusahaan atau sebuah organisasi.
Tujuan – Sebuah Manajemen Sumber Daya Berbasis Kompetensi bertujuan untuk
menghasilkan hasil akhir yang diselaraskan dengan tujuan serta sasaran perusahaan/
organisasi dengan menerapkan standar kinerja yang sesuai denagn ketentuan yang
telah ditetapkan.

Download Kumpulan SOP Lengkap Bagian
SDM, Katalog KPI Lengkap Semua Fungsi
dan Tabel SALARY GRADE disini
Jenis Kompetensi – Ada dua macam kompetensi, yaitu :
1. Soft Competency atau Kompetensi Manajerial, yakni sebuah kompetensi yang
berhubungan dengan kemampuan mengelola pegaewai, serta membangun hubungan
dengan orang lain., seperti kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan
memimpin, dan kemampuan untuk membangun komunikasi.
2. Hard Competency atau Kompetensi Teknis, yakni sebuah kompetensi yang
berhubungan dengan kapasitas fungsional sebuah pekerjaan yang berkaitan dengan
keteknisan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakoni., seperti kemampuan
pemasaran/ marketing, akuntansi, dll.

Karakteristik Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi adalah selalu
fokus pada tujuan perusahaan/ organisasi, sehingga seluruh karyawan sebuah
perusahaan/ organisasi dapat mencapai hasil seperti yang sudah direncanakan dan
diharapkan di awal waktu, dengan mereferensikan karyawan yang memiliki etos kerja
yang berkualitas kepada karyawan yang lain sehingga tercipta persaingan yang sehat.
Jika ada karyawan yang belum bisa mencapai seperti yang diharapkan , maka
karyawan tersebut harus mengikuti trainning peningkatan kemampuan, yang telah
direncanakan sehingga diharapkan melalui pelatihan ini akan membuat semua
karyawan dapat memiliki standar kerja dan kemampuan yang sepadan.
Area lingkup MSDMBK – Area lingkup sebuah pengelolaan Kompetensi meliputi :
1. Organisasi/ perusahaan itu sendiri berikut semua orang yang menduduki jabatan
dalam perusahaan / organisasi itu.
2. Pengelolaan kompetensi dengan melibatkan kompetensi teknis yang dikombinasikan
dengan kompetensi manajerial.
3. Mengelola data semua jabatan, sehingga kebutuhan dari kompetensi setiap jabatan,
hingga menentukan tingkat kebutuhan kompetensi jabatan.
4. Mengelola data semua karyawan/ anggota maupun kompetensi perseorangan.
5. Mengeterapkan prinsip mengisi celah yang kosong dengan sebuah persaingan
kompoetensi yang sehat.
6. Mengaplikasikan sistem dalam merencanakan karier yang meliputi tata cara
pencapaian sebuah karir, rotasi jabatan, pengajuan promosi jabatan dan suksesi
kepemimpinan.
7. Menghaplikasikan sistem dari manajemen sebuah kinerja.

17 Materi Presentasi SDM yang
Cetar Membahana dan Top
Markotop. Download sekarang.
Langkah yang diperlukan – Untuk mencapai Manajemen Sumber Daya Manusia
Berbasis Kompetensi diperlukan beberapa hal seperti :
1. Pengidentifikasian posisi
2. Analisa kegiatan dan pekerjaan.
3. Pengenalan dan penelusuran secara terperinci sebagai sebuah kebutuhan pertama
4. Pengenalan dan penelusuran kompetensi yang diperlukan untuk sebuah posisi.
5. Prioritas kompetensi dengan memakai sistem peringkat dan kualitas yang paling
baik.

6. Membuat sebuah standar kinerja yang paling minim sehingga dapat dijadikan
sebagai acuan sebuah kompetensi.
7. Mengidentifikasikan kandidat yang berpotensi
8. Perbandingan antar kandidat, dengan prinsip penerapan standar kinerja minimum
yang telah ditetapkan.
Demikian sekilas yang dapat diuraikan sehingga dapat dicapai kualitas karyawan
sebuah perusahaan yang lebih baik, atau kualitas anggota sebuah organisasi sehingga
hasil yang masksimal dapat diperoleh sesuai besaran hasil yang telah diprediksi dan
direncanakan.
(http://pakarkinerja.com/cara-membangun-sistem-manajemen-sdm-berbasis-kompetensi/)

PERANAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN DALAM
PENGEMBANGAN SDM
ditengah persaingan yang ketat serta mampu menjadi solusi ditengah
permasalahan yang ada.
1.

1.

2.

TUJUAN

3.

RUMUSAN MASALAH

Tujuan dari makalah ini adalah agar kita mengetahui informasi akan
pentingnya peranan pendidikan dan pelatihan dalam membentuk sumber
daya manusia yang mempu bersaiang dan menjadi solusi ditengah
maraknya permasalahan yang muncul ditenagh kehidupan ini, serta semoga
dapat dijadikan bekal dalam mengarungi kehidupan yang semakin maju
yang terus berkembang tanpa hentinya.

Dari latar belakang dan tujuan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
makalah ini adalah sejauh mana peranan pendidikan dan pelatihan dalam
pengembangan sumber daya manusia?

BAB II

PERANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA

1.

A.
1.

Pengertian Pendidikan Dan Pelatihan
1.
Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sistematik yang disengajakan,yang dibuat oleh
sesuatu masyarakat untuk menyampaikan pengetahuan, nilai, sikap dan
kemahiran kepada ahlinya, usaha memperkembangkan potensi individu dan
perubahan yang berlaku dalam diri manusia.
Zais (1986:317) mengemukakan bahwa pendidikan bahwa pendidikan dapat
diartikan sebagai proses memperluas kepedulian dan keberadaan sesorang
menjadi dirinya sendiri atau proses mendefinisikan dan mendefinisikan
keberadaan diri sendiri di tengah-tengah lingkungannya.
1.

2.

Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah Menurut Nitisemito (1996:35), mendefinisikan pelatihan
atau training sebagai suatu kegiatan yangbermaksud untuk memperbaiki
dan mengembangkan sikap, tingkah laku ketrampilan, danpengetahuan dari
karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan. Menurut Carrell dan
Kuzmits (1982:282) mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematis
dimanakaryawan mempelari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill),
kemampuan (ability) atauperilaku terhadap tujuan pribadi dan
organisasi.Menurut Drummond (1990:63), “pelatihan berarti menuntun dan
mengarahkan perkembangan daripeserta pelatihan melalui pengetahuan,
keahlian dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi standartertentu.Menurut
Simamora (1999:345), pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang
untukmeningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau
perubahan sikap seseorang.Mangkuprawira (2003:135) berpendapat bahwa
pelatihan bagi karyawan adalah sebuah prosesmengajarkan pengetahuan
dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin trampil danmampu
dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai
dengan standar.Ddefinisi lebih lanjut.Mangkuprawira memberikan perbedaan
pada pengertian pelatihan dan pendidikan. Pelatihan lebihmerujuk pada
pengembangan keterampi alam lan bekerja (vocational) yang dapat
digunakan dengansegera, sedangkan pendidikan memberikan pengetahuan
tentang subyek tertentu, tetapi sifatnyalebih umum, terstruktur untuk jangka
waktu yang jauh lebih panjang.Moekijat (1991:2) mendefinisikan pelatihan
merupakan usaha yang bertujuan untuk menyesuaikanseseorang dengan
lingkungannya, baik itu lingkungan di luar pekerjaan, maupun lingkungan
didalamnya.Tujuan dan Manfaat Pelatihan :Menurut Carrell dan Kuzmits
(1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area:1. Untuk
meningkatkan ketrampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.

1.

3.

Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang
dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih
dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu
organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM
harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau
(MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan
psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh
ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah
bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber
daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau
organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human
Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar
sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan,
dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan
sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai
investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
1.

B.

PERANAN PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN SDM

Secara sfesifik pelaksanaan pendidikan dapat memberikan sumbangan
nyata pada proses pembangunan baik dalam skala maksro dan mikro dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1.

1.

Segi Sasaran Pendidikan

Pendiikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar
menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
Tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang
dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi. Tujuan
pendidikan menurut Prof Dr. Slamet Imam Santoso yaitu menghasilkan
manusia yang baik yaitu manusia yang dapat mempengaruhi lingkungan
dimana dia berada.
1.

2.

Segi Lingkungan Pendidikan

Peran pendidikan dalam berbagai lingkungan kehidupan terkait dengan
lingkungan keluarga (informal), lingkungan Sekolah (formal) dan lingkungan
masyarakat (non formal) ataupun dalam sistem pendidikan pra-jabatan dan
dalam jabatan.

a)
Lingkungan keluarga (pendidikan informal) adalah merupakan peletak
dasar pertama dalam proses pendidikan dimana dilatihkan berbagai
kebiasaaan positif tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kecekatan,kesopanan dan moralitas. Mereka juga ditanamkan keyakinan
dan hal-hal yang bersifat religius. Hal ini dilakukan pada masa kanak-kanak
sebelum perkembangan rasio mendominasi prilakunya. Kebiasaan yangbaik
dan positif seerta keyakinan penting untuk ditanamkan agar dapat menjadi
filter untuk dapat eksis terhadap setiap perubahan sebagai akibat dari
proses pembangunan
b)
Lingkungan Sekolahatau pendidikan formal dimana peserta didik
dibimbing untuk mendapatkan bekal yang telah diperoleh dari pendidikan
informal dalam keluargabai berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Ketiga komponen tersebut dikembangkan sedemkian rupa melalaui proses
pendidikan formal yang berjenjang dari SD sampai pada perguruan Tinggi
yang outpuntnya diharapkan dapat memeberikan sumbangan besar
terhadapa pelaksanaan pembangunan
c)
Lingkungan masyarakatatau pendidikan non formal dimana pesera
didik memeperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pendidikan, khususnya
mereka yang tidak dapat melanjutkan pendidikan melalaui jalur formal. Di
Indonesia sistem pendidikan non formal mengalami kemajuan drastis
sebagai konsekuensi logisdari semakin terbukanya peluang di sektor swasta
yang menunjang pembangunan. Selain itu disis lain menjadi peluang untuk
mengurangi tingkat pengangguran dengan semakin tersedianya lapangan
pekerjaan di sektor informal yang dapat mempertinggi jumlah angkatan
kerja yang tertampung di sektor informal terebut. Dan hal t ini tentu dapat
mempertinggi kestabilan nasional.
1.

3.

Segi Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan Dasar, Menengah danjenjang pendidikan tinggi
memeberikan bekal kepada anak didik secara berkesinambungan.
Pendidikan dasar merupakan “basic Education” yang memberikan bekal
dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan
tinggi berkualitas jika pendidikan menengahnya berkualitas dan pendidikan
menengah berkualitas jika pendidikan dasanya berkualitas. Dengan demikian
maka basic educarion pada pendidikan dasar juga diartikan bahwa
pendidikan dasar memeberikan bekal dasar kepada warga negara yang tidak
sempat melanjutkan pendidikan untuk dapat melibatkan diri dalam proses
laju pertumbuhan pembanguan yang sedang berlangsung.
Sedangkan pendidikan pada tingkat menengah memberikan dua macam
bekal yaitu membelkali peserta didik yang ingin melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi (SMU dan menadi bekal kerja bagi peserta didik
yang tidak melanjutkan pendidikannya. Sementara pendidikan tinggi
diarahkan pada pemberian bekal kerja dan keahlian pada bidang tertentu.

1.

4.

Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan

Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain bidang
ekonomi, hukum, sosial, politik, keungan, perhubungan dan komunikasi,
pertanian, pertambangangan, pertahanan dan sebagainya. Pembangunan
sektor kehidupan diartikan sebagai aktivitas pembinaan, pengembangan
dan pengisian bidang-bidang kerja agar dapat memenuhi hajat hidup warga
negara sebagai suatu bangsa sehingga tetap jaya dalam kancah kehidupan
antara bangsa-bangsa di dunia.
Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya dikerjakan jika
diisi orang-orang yang memeiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan . Jadi
1.

5.
Peran Pendidikan dalam peningkatan Kualitas SDM dalam
pembangunan

Pembangunan dapat disimpulkan antara lain Pertama;
pendidikan menyiapkan manusia sebagai sumber daya pembagunan,
kemudian manusia selaku sumber daya pembangunan membangun
lingkungannya, Kedua; manusia menjadi kunci pembangunan. Kesuksesan
pembangunan sangat tergantung pada manusianya. Ketiga; pendidikan
memegang peranan penting karena merekalah yang mencitakan manusia
pencipta pembangunan.
1.

C.

PERANAN PELATIHAN DALAM PENGEMBANGAN SDM

Training atau pelatihan atau Learning adalah kegiatan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan baik dalam
kelas maupun diluar kelas pada seseorang atau sekelompok orang bertujuan
untuk menghilangkan GAP atau perbedaan antara kemampuan yang
sekarang dimiliki dengan kemampuan standard yang ditetapkan. Proses
pelaksanaannya ialah mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti
standard acuan tertentu atau prosedur sehingga menjadi kebiasaan yang
pada hasilnya nanti terlihat adanya perubahan, perbaikan ditempat kerja.
Banyak cara orang dalam belajar untuk memahami sesuatu. Pertama ialah
belajar sendiri tanpa didampingi instruktur atau mentor dengan cara
membaca buku dan dokumen tertentu, memutar video ataupun melalui
internet. Kedua ialah belajar dengan disertai instruktur dilakukan di Kelas (indoor), di tempat kerja atau On Job Training (OJT) ataupun diluar ruangan
kelas (out door) semisal kegiatan out bound training. Ketiga ialah mencoba
melakukan sendiri di tempat kerja baik dengan tanpa instruktur, in-door
maupun out-door.
Adapun mengapa pelatihan penting sekali kita lakukan dalam sebuah
perusahaan atau dalam sebuah pekerjaan karena ada beberapa hal yang
memang perlu dan penting kita ketahui dalam kegiatan tersebut, yaitu :

1.
2.

Karena karyawan tidak mempelajari hal-hal yang sesuai kehendak kita
Mereka tidak mempelajari cara-cara yang terbaik yang kita kehendaki dalam
melaksanakan tugas
3.
Mereka perlu diingatkan setiap saat tentang cara kerja dan sikap prilaku yang
benar.

Kemudian pelatihan tidak serta merta dilakukan setiap saat, pelatihan
dilakukan bila:
1.
2.
3.
4.
5.

Adanya karyawan baru
Adanya penerapan sistem dan teknologi baru
Prestasi kerja dibawah standar
Perlu mengadakan penyegaran
Rencana perluasan organisasi

Manfaat pelatihan baik bagi karyawan, maupun perusahaan
Bagi karyawan :
1.
2.
3.
4.
5.

Mengurangi waktu yang digunakan untuk belajar
Pengetahuannya naik juga keterampilannya
Meningkatkan rasa percaya diri
Meningkatkan kepuasan kerja
Lebih termotivasi untuk meraih prestasi

Bagi perusahaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Meningkatkan produktivitas kerja
Mengurangi biaya karena waktu yang terbuang akibat kesalahan-kesalahan
Meningkatkan mutu hasil kerja
Meningkatkan keuntungan
Mempunyai karyawan yang senantiasa termotivasi dan merasa memiliki
perusahaan sehingga membantu peningkatakan image positif perusahaan.

BAB III
PENUTUP
1.

A.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan dan
pelatihan sangatlah penting dalam menunjang kualitas serta potensi yang
dimiliki oleh seseorang dalam melakukan sesuatu sehingga dengan potensi
tersebut akan menumbuhkan rasa percaya diri. Sehingga peranan
pendidikan dan pelatihan tersebut sangat urgen dalam mengembangkan
sumber daya manusia, berikut akan saya uraikan kesimpulan dari
pembahasan diatas.
1.

Peranan Pendidikan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia

Peranan pendidikan dapat dilihat dari beberapa aspek serta tujuan dari
pendidikan itu sendiri, yaitu:
1.

Segi sasaran pendidikan

Pendiikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar
menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
Tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang
dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.
1.

Segi lingkungan pendidikan

Lingkungan pendidikan sangat berdampak signifikan terhadap
perkembangan sumber daya manusia itu sendiri, kepribadian seseorang

akan ttercermin dari lingkungan dimana dia tinggal, maka disini peran
lingkungan pendidikan sangatlah urgen, mulai dari lingkungan formal
(sekolah), informal (keluarga), dan lingkungan non formal (masyarakat).
1.

Segi Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan Dasar, Menengah danjenjang pendidikan tinggi
memeberikan bekal kepada anak didik secara berkesinambungan.
Pendidikan dasar merupakan “basic Education” yang memberikan bekal
dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan
tinggi berkualitas jika pendidikan menengahnya berkualitas dan pendidikan
menengah berkualitas jika pendidikan dasanya berkualitas.
1.

Segi Pembidangan Kerja atau Sektor kehidupan

Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain bidang
ekonomi, hukum, sosial, politik, keungan, perhubungan dan komunikasi,
pertanian, pertambangangan, pertahanan dan sebagainya. Pembangunan
sektor kehidupan diartikan sebagai aktivitas pembinaan, pengembangan
dan pengisian bidang-bidang kerja agar dapat memenuhi hajat hidup warga
negara sebagai suatu bangsa sehingga tetap jaya dalam kancah kehidupan
antara bangsa-bangsa di dunia.
1.

Peran Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas SDM dalam Pembangunan.

Peran Pendidikan dalam pembangunan dapat kita dalam tiga tujuan yaitu :
Pertama; pendidikan menyiapkan manusia sebagai sumber daya
pembagunan, kemudian manusia selaku sumber daya pembangunan
membangun lingkungannya,
Kedua; manusia menjadi kunci pembangunan. Kesuksesan pembangunan
sangat tergantung pada manusianya.
Ketiga; pendidikan memegang peranan penting karena merekalah yang
mencitakan manusia pencipta pembangunan.
1.

Peranan Pelatihan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia

Training atau pelatihan atau Learning adalah kegiatan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan baik dalam
kelas maupun diluar kelas pada seseorang atau sekelompok orang bertujuan
untuk menghilangkan GAP atau perbedaan antara kemampuan yang
sekarang dimiliki dengan kemampuan standard yang ditetapkan. Proses
pelaksanaannya ialah mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti
standard acuan tertentu atau prosedur sehingga menjadi kebiasaan yang
pada hasilnya nanti terlihat adanya perubahan, perbaikan ditempat kerja.

Adapun yang menjadi alasan tentang perlunya pelatihan adalah :
1.
2.

Karena karyawan tidak mempelajari hal-hal yang sesuai kehendak kita
Mereka tidak mempelajari cara-cara yang terbaik yang kita kehendaki dalam
melaksanakan tugas
3.
Mereka perlu diingatkan setiap saat tentang cara kerja dan sikap prilaku yang
benar.

Pelatihan sangat diperlukan bgi setiap orang, baik bagi karyawan yang
bekerja diperusahaan maupun bagi orang yang menjadi guru, karena dengan
adanya pelatihan akan membawa manfaat bagi setiap komponen-komponen
yang terlibat didalamnya baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan atau
instansi-instansi yang terkait .
Manfaat pelatihan bagi karayawan yaitu
1.
2.
3.
4.
5.

Mengurangi waktu yang digunakan untuk belajar
Pengetahuannya naik juga keterampilannya
Meningkatkan rasa percaya diri
Meningkatkan kepuasan kerja
Lebih termotivasi untuk meraih prestasi

Adapun manfaat bagi perusahaan atau instansi-instansi yang terkait:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.

Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Meningkatkan produktivitas kerja
Mengurangi biaya karena waktu yang terbuang akibat kesalahan-kesalahan
Meningkatkan mutu hasil kerja
Meningkatkan keuntungan
Mempunyai karyawan yang senantiasa termotivasi dan merasa memiliki
perusahaan sehingga membantu peningkatakan image positif perusahaan

B.

SARAN DAN KRITIK

Demikian pema

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24